Saiful Bahri Komparasi Kemandirian Siswa Berlandaskan Jiwa Entrepreneurship
Komparasi Kemandirian Siswa Berlandaskan Jiwa Entrepreneurship di SMK N 2 Mataram SAIFUL BAHRI Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kemandirian siswa yang berlandaskan jiwa entrepreneurship berdasarkan kategori gender, jenis pekerjaan orang tua, jumlah penghasilan dan program keahlian kelas XII di SMK Negeri 2 Mataram. Desain penelitian ini adalah expost facto dengan jenis penelitian komparatif. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dan uji beda. Hasil uji beda kemandirian siswa yang berlandaskan jiwa entrepreneurship menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan antara siswa laki-laki dan perempuan (P.Sig(2-tailed)=0,000 < α=0,05); (2) tidak terdapat perbedaan antara jenis pekerjaan orang tua siswa wiraswasta dan bukan wiraswasta (P.Sig(2-tailed)=0,759 > α=0,05); (3) tidak terdapat perbedaan antara jumlah penghasilan orang tua siswa 0-2 juta, 2-3 juta, dan >3juta (P.Sig(2-tailed)=0,798 > α=0,05); (4) terdapat perbedaan antara siswa program keahlian administrasi perkantoran, pemasaran, rekayasa perangkat lunak, dan usaha perjalanan wisata (P.Sig(2-tailed)=0,000> α=0,05). Kata kunci: kemandirian, siswa, jiwa entrepreneurship Abstract This research aims to know the difference of students’ autonomy based on entrepreneur spirit regarding the category of gender, type of parent’s occupation, parents’ income, and skill program of grade XII at SMK N 2 Mataram. This research employed exspost-facto design with comparative approach. The collected data were analysed using descriptive analysis techniques and diffetrence testa. The results of the difference tests based on entrepreneur spirit show that (1)there is a difference among female and male students (P.sig(2-tailed)=0.000<α = 0.05); (2) there isn’t a difference regarding the parent’s occupation of businessmen and non- businessmen (P.sig(2-tailed)=0.759>α=0.05); (3) parents’ income does not have differences (P.sig(2-tailed)=0.798>α = 0.05); (4) there is a difference of accounting, marketing, software engineering, and tourism skill programs students (P.sig(2tailed)=0.000<α = 0.05). Keywords: autonomy, student, enterpreneurship spirit
33
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 33-51
PENDAHULUAN
Rauner (2008:57) mengungkapkan
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
bahwa:
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
“A large and diverse educational enterprise, spanning both secondary and postsecondary education. …[it] encompasses a tremendous number of programs designed to prepare students for employment and for living.
Pasal
3,
menyatakan
pendidikan
nasional
bahwa berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
mengembangkan
potensi
peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman
dan
bertakwa
kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Fungsi dan tujuan di atas, menunjukkan bahwa pendidikan di setiap
satuan
pendidikan
harus
diselenggarakan secara sistematis guna
mencapai
Permasalahannya
tujuan adalah
tersebut. apakah
pendidikan di masing-masing satuan pendidikan telah diselenggarakan dengan baik, dan mencapai hasil seperti yang diharapkan. Menurut Scott & Wircenski (1996) sebagaimana dikutip oleh
Hal tersebut berarti sebuah lembaga pendidikan yang besar dan beragam, mencakup pendidikan baik menengah
dan
atas.
Meliputi
sejumlah
besar
program
yang
dirancang
untuk
mempersiapkan
siswa untuk pekerjaan dan untuk hidup.
Output
pendidikan sumber
dari
adalah
daya
lembaga
kemampuan
manusia
untuk
memperoleh pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh pada saat dibangku sekolah. Selanjutnya
deklarasi
Bonn
UNESCO-UNEVOC pada tanggal 28 Oktober 2004 sebagaimana dikutip oleh Gough (2010:ix), menyatakan bahwa: “Since education is considered the key to effective development strategies, technical and vocational education and training must be the master key that can alleviate poverty, promote peace, conserve the environment, improve the quality of life for all and
Saiful Bahri Komparasi Kemandirian Siswa Berlandaskan Jiwa Entrepreneurship
pelatihan terpimpin dalam bisnis,
help achieve sustainable development. (The Bonn Declaration. UNESCOUNEVOC: Bonn, 28 October 2004).
industri, serikat buruh, non-profit dan organisasi-organisasi sukarela,
Deklarasi tersebut menegaskan
dan pelayanan publik.
bahwa, karena pendidikan dianggap sebagai
kunci
untuk
Berkaitan dengan pencapaian
strategi
tujuan pendidikan nasional terutama
efektif,
yang mengarah pada pembentukan
pendidikan teknik dan kejuruan dan
sikap dan perilaku wirausaha sangat
pelatihan
penting dilakukan dalam program
pembangunan
yang
harus
menjadi
kunci
master yang dapat mengentaskan
pemecahan
kemiskinan,
mempromosikan
tentang
perdamaian,
melestarikan
pengangguran. Berdasarkan realita,
lingkungan, meningkatkan kualitas
menurut badan pusat statistik (2013:
hidup untuk semua dan membantu
1), tingkat pengangguran terbuka
mencapai
(TPT) pada Februari tahun 2013
pembangunan
masalah
nasional
ketenagakerjaan
berkelanjutan. Maka dari itu negara-
mencapai
negara anggota UNESCO menegaskan
sebanyak 70.000 orang. Sementara
Deklarasi Bonn dan menyerukan
jumlah angkatan kerja di Indonesia
negara-negara anggota UNESCO dan
pada Februari 2013 mencapai 121,2
mitra
untuk
juta orang. Menurut Mulia Ginting
mengembangkan dan memperluas
Munthe sebagaimana yang dikutip
kemitraan Education for Sustainable
oleh
Development
Network
lembaga
(ESD)
untuk
5,92
Majalah
persen,
dan
UKM
yaitu
Indonesia
(2013:18)
Untuk
mengintegrasikan ESD ke dalam
mengurangi angka pengangguran,
pelatihan, pendidikan kejuruan dan
salah satu cara yang bisa dilakukan
pembelajaran
adalah
di
tempat
kerja
perlu
dikembangkannya
dengan melibatkan masyarakat sipil,
karakter
sektor publik dan swasta, LSM, dan
mungkin, karena indikator suatu
mitra
pembangunan.
menjadi
bagian
kewirausahaan
sedini
ESD
harus
bangsa akan maju apabila jumlah
integral
dari
wirausahanya minimal 2%, jumlah
35
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 33-51
wirausahawan di Singapura ada
Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah
sebesar
Menengah Pertama (SMP) ternyata
7,2%,
Amerika
Serikat
2,14%, Indonesia saat ini telah
memiliki
memiliki 1,56 persen atau sekitar
tinggi.
3.707.205 wirausaha dari jumlah
pengangguran
populasi penduduk Indonesia.
jumlah
Data di lapangan menunjukan bahwa
jumlah
pengangguran
persentase Seperti
yang
halnya di
tingkat
kota
pengangguran
lebih
Mataram mencapai
6,53% orang dari 69,38 Jumlah penduduk usia kerja (BPS,2012).
terdidik masih tinggi. Adapun data
Pengangguran
pengangguran dari BPS disajikan
karena kebanyakan orang masih
pada :
mengharapkan kerja pada instansi
Tabel 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Penidikan tertinggi yang Ditamatkan Pendidikan tertinggi yang ditamatkan < SD SMP SMA SMK Diploma I/II/III UniverSitas Jumlah
2011 Feb
2012
Agust
Feb
Agust
3,37 7,83 12,17 10,00
3,56 8,37 10,66 10,43
3,69 7,80 10,34 9,51
3,64 7,75 9,60 9,87
11,59
7,16
7,50
6,21
9,95
8,02
6,95
5,91
6,80
6,56
6,32
6,41
Sumber: BPS Kota Mataram tahun 2012 Data di atas menunjukan bahwa jumlah pengangguran lulusan SMK masih tinggi yaitu dilihat pada bulan Febuari 2011 terdapat 10,43% bulan Agustus 2010 terdapat 11,87% bulan Febuari 2011 terdapat 10,00% dan
pada
bulan
Agustus
2011
terdapat 10,43. Data tersebut apabila dibandingkan
dengan
tamatan
tersebut
yang tidak memiliki
terjadi
resiko tinggi
seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun
instansi
yang
mampu
memberikan gaji setiap bulannya, sedangkan untuk pekerjaan yang memiliki
resiko
berwirausaha
tinggi
mereka
seperti kurang
tertarik. Berdasarkan kenyataan yang ada, pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih perlu ditingkatkan, guna menciptakan progres yang positif, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat. Pendidik masih kurang
memperhatikan
penumbuhan karakter dan perilaku wirausaha peserta didik, baik di sekolah-sekolah kejuruan, maupun di sekolah menengah umum. Sekolah
Saiful Bahri Komparasi Kemandirian Siswa Berlandaskan Jiwa Entrepreneurship
menengah, pada umumnya hanya
antar kabupaten dan propinsi inilah
fokus
yang menjadi pertimbangan dalam
menyiapkan
calon
tenaga
kerja. Untuk itu, perlu dicari jalan
pengembangan
keluarnya agar pendidikan dapat
menjadi kota pariwisata (BPS kota
berperan untuk mengubah generasi
Mataram, 2012:2).
muda yang memiliki karakter dan keterampilan
wirausaha.
Untuk
yang perlu diberikan kepada peserta
Status pekerjaan
didik agar memiliki karakter dan perilaku
wirausaha
yang
Berwirausaha Buruh/karya wan Pekerja bebas Pekerja keluarga
tangguh, sehingga diharapakan akan tumbuh generasi penerus bangsa yang inovatif, gigih, tekun, ulet dalam segala
bidang
keilmuan
yang
Total
ditekuninya. provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
jasa,
saat
ini
Keberadaan
Kemiski nan Pendudu k miskin (%) Jumlah pendudu k miskin (%)
berbagai
fasilitas penunjang seperti fasilitas seperti
Bandara
Internasional
Selaparang
sebagai
49.54
38.46
45.37
14.25
3.40
10.16
2.71
12.79
6.51
100.0 0
100.00
100.0 0
Tabel 3. Penduduk Miskin di Kota Mataram Tahun 2007-2011
tengah
perhubungan
45.35
2011.
dikembangkan untuk menjadi kota pariwisata.
33.50
miskin di kota Mataram tahun 2007-
pemerintahan,
pendidikan, perdagangan, industri dan
Perem puan (%)
data kondisi masyarakat Penduduk
merupakan pusat berbagai aktifitas pusat
Lakilaki (%)
Lakilaki dan Perem puan (%) 37.96
Sumber : BPS Kota Mataram tahun 2011 Selanjutnya berikut proyeksi
Kota Mataram sebagai ibukota
seperti
Mataram
Tabel 2. Persentase Penduduk Kota Mataram yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan
mencapai tujuan tersebut bekal apa
atau
Kota
200 7
200 8
200 9
201 0
201 1
9,6 7
16, 13
15, 41
14, 44
13, 38
35, 91
61, 17
60, 63
58, 27
53, 73
pintu masuk Lombok melalui udara,
Sumber : BPS Kota Mataram tahun
pusat
2012
perbelanjaan,
dan
jalur
transportasi yang menghubungkan
37
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 33-51
Dalam konteks pembangunan
tersebut. Laki-laki, misalnya pada
manusia masalah kemiskinan dapat
umumnya
menjadi akar dari permasalahan
menggunakan
sosial dalam suatu daerah. Kota
berpikir, bertindak, dan bersikap
Mataram
terhadap suatu objek. Hal ini berarti
dengan
kepadatan
lebih
penduduk yang cukup tinggi rawan
ciri-ciri
akan hal ini.
wirausaha
SMK pendidikan
sebagai yang
dominan
rasio
dominan
dalam
dalam
pada
cara
seorang
seperti
yang
lembaga
dikemukakan oleh Meredith (2002)
menghasilkan
lebih dimiliki oleh laki-laki daripada
lulusan siap kerja adalah salah satu
perempuan.
bentuk kebijakan pemerintah untuk
diduga kuat bahwa antara siswa laki-
menanggulangi pengangguran, yang
laki dan siswa perempuan berbeda
terkoordinasi di dalamnya adalah
dalam hal jiwa kewirausahaan dan
kementrian
minat berwirausahanya (Mubadi &
kementrian
pendidikan koperasi
dan
dan
UKM.
Dengan
demikian
Laurentius Saptono, 2005:20).
Proses pendidikan di SMK mengacu
Selain gender, faktor lain yang
pada pelatihan dan pelaksanaan
memiliki peran dalam memandirikan
praktis dari berbagai jenis jurusan
siswa
yang disediakan.
entrepreneurship
Kesiapan dalam kemandirian
yang
berlandaskan adalah
jiwa jenis
pekerjaan orang tua. Peran keluarga
berwirausaha didukung oleh banyak
juga
faktor. Beberapa diantaranya yaitu
menumbuhkan minat berwirausaha
pertama berkaitan dengan gender,
bagi
Jenis kelamin juga mempengaruhi
berwirausaha
dalam
sejak usia dini dalam lingkungan
minat
berwirausaha
sangat para
penting
dalam
siswa.
Pendidikan
dapat
berlangsung
seseorang dan sering menyebabkan
keluarga.
perbedaan seseorang dalam hal jiwa
Having a mother or father who is selfemployed provides a strong inspiration for the entrepreneur. The independent nature and flexibility of self-employment is ingrained at an early age” (Hisrich et al., 2008:65).
kewirausahaan. disebabkan
Hal
adanya
tersebut karakteristik
yang melekat pada klasifikasi gender
Saiful Bahri Komparasi Kemandirian Siswa Berlandaskan Jiwa Entrepreneurship
Memiliki seorang ibu dan ayah yang
berwirausaha
dihadapi sejak masa kecil inilah yang turut berkonstribusi bagi terbentuknya jiwa kewirausahaan seseorang”. Berdasarkan teori tersebut,
memberikan
inspirasi kepada anak untuk menjadi wirausahawan. kemandirian
Fleksibilitas dari
dan
latar belakang ekonomi keluarga
wirausahawan
siswa yang melanjutkan ke SMK
telah mendarah daging pada anak
adalah rendah. Hal ini karena adanya
sejak dini. Anak terinspirasi untuk berwirausaha
karena
dorongan
melihat
ibunya
atau
setelah lulus. Sementara siswa yang memiliki latar belakang ekonomi
terinspirasi karena memang dilatih
yang cenderung baik lebih memilih
sejak kecil, diminta membantu mulai
untuk melanjutkan pendidikan ke
dari pekerjaan yang ringan atau
SMA karena sudah cenderung untuk
mudah sampai yang rumit dan
melanjutkan
komplek. Terlatih dan terinspirasi
Pada
dalam berwirausaha.
entrepreneurship,
hal
pedidikan
di
SMK
dalam kurikulum sejak tahun 1999.
dalam
Bahkan
menumbuhkan kemandirian siswa berlandaskan
ke
kewirausahaan telah terstruktur di
Jumlah penghasilan orang tua
yang
pendidikan
perguruan tinggi.
sehingga mempengaruhi minatnya
peran
dan
ke SMK akan dapat bekerja segera
menghasilkan keuntungan. Anak juga
memiliki
tua
bahwa jika melanjutkan pendidikan
orangtuanya
berusaha dengan kegigihan yang
juga
orang
persepsi awal masyarakat umum
kesungguhan dan kerja keras ayah dan
dari
jiwa ini
Kementerian
Pendidikan
Nasional
melalui
Direktorat
Pendidikan
Menengah
Kejuruan
meluncurkan suatu program khusus
diungkapkan oleh Susanto (2007:
yaitu
17) bahwa
Program
(Munzirnet,
”Banyak wirausahawan yang pada mulanya terutama pada masa kecilnya, adalah orang-orang yang hanya memiliki sedikit uang serta pendidikan yang relatif tidak terlalu tinggi, justru tantangan yang
kelas
2010).
wirausaha
Program
in
dikembangkan di SMK sesuai dengan program masing.
keahliannya Sehingga
masing-
masing-masing
sekolah dapat memilih program 39
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 33-51
keahlian yang menjadi unggulan
perangkat lunak (RPL), serta usaha
yang paling memungkinkan untuk
perjalanan wisata (UPW).
mengembangkan potensi wirausaha pada siswa.
Uraian di atas mengemukakan bahwa kemantapan lulusan SMK
Penekanan
program
untuk mandiri berwirausaha dapat
kelas wirausaha (entrepreneurship)
dipengaruhi oleh beberapa faktor
ini adalah pada proses membangun
internal maupun eksternal pada
dan mengambangkan jiwa wirausaha
siswa, yaitu karakter kemandirian
dimana didalamnya para siswa kelas
yang dimiliki. Faktor inklusif dari
III SMK belajar menekuni suatu jenis
kemandirian
usaha
usaha
berlandaskan jiwa entrepreneurship,
masalah,
yakni gender, jenis pekerjaan orang
menemukan kiat-kiat dalam usaha
tua, jumlah penghasilan orang tua,
meraih sukses secara kompetitif.
dan program keahlian yang dapat
Dalam program ini siswa didorong
diidentifikasi dan diukur pada siswa
untuk berani melihat peluang usaha,
SMK Negeri 2 mataram.
dengan
sendiri,
utama
mengelola
mengatasi
siswa
yang
merancang dan mencoba sesuatu jenis usaha yang ingin dibangunnya.
METODE
Untuk
Desain penelitian ini adalah expost
mereaisasikan
gagasannya
dalam membangun bidang usaha. Mengacu dari hal tersebut, sehingga
dikatakan
program
facto karena data diambil apa adanya tanpa ada perlakuan, dengan jenis penelitian
komparatif.
Penelitian
keahlian memiliki peran terhadap
dilaksanakan di Sekolah Menengah
kemantapan kemandirian siswa yang
Kejuruan
berlandaskan jiwa entrepreneurship
Pengambilan sampel menggunakan
di SMK. SMK Negeri 2 Mataram
teknik cluster sampling. Penentuan
sendiri memiliki 5 (lima) program
jumlah sampel menggunakan teknik
keahlian,
aadministrasi
yang dikembangkan oleh Issac dan
perkantoran (AP), akuntansi (AKT),
Michael. Variabel pada penelitian ini
pemasaran
adalah
yakni (PMS),
rekayasa
Negeri
kemandirian
2
Mataram.
siswa
yang
Saiful Bahri Komparasi Kemandirian Siswa Berlandaskan Jiwa Entrepreneurship
berlandaskan jiwa entrepreneurship,
berlandaskan jiwa entrepreneurship
dengan
berdasarkan
untuk kategori gender laki-laki dan
kategori gender, jenis pekerjaan
perempuan keduanya masuk dalam
orang tua, jumlah penghasilan orang
kriteria rendah.
penilaian
tua, dan program keahlian. Pengumpulan
data
Kategori gender kelas XII SMK dalam
Negeri 2 Mataram dapat juga dilihat
penelitian
ini
menggunakan
dalam
kuesioner
dan
dokumentasi.
berikut:
Instrumen
berupa
angket
kuesioner.
Teknik
atau
analisis data menggunakan statistik deskriptif
dan
Uji
beda.
Data
disajikan dalam bentuk tabel dan
batang
74.86
75 67.94
70 65 60
LAKI-LAKI
histogram.
PEREMPUAN
KATEGORI JENIS KELAMIN
Gambar 1. Diagram Batang Skor Rata-Rata Kemandirian Siswa yang Berlandaskan Jiwa Entrepreneurship Berdasarkan Gender
HASIL DAN PEMBAHASAN Data tentang kemandirian siswa yang
Diagram
80
RATA-RATA
Menggunakan
bentuk
berlandaskan
entrepreneurship
yang
jiwa terkumpul
Berdasarkan diagram tersebut
kemudian dikelompokkan menjadi
terlihat adanya kenyataan bahwa
empat kategori sebagai berikut:
walaupun dalam satu sekolah antar
Tabel 4. Interval Skor dan Kriteria Untuk Setiap Kategori Kemandirian Siswa yang Berlandaskan Jiwa Entrepreneurship Interval Skor dan Kriteria Interval Skor 97 – 120 74 – 97 52 – 74 30 – 52
siswa
laki-laki
kemandirian
dan
perempuan
siswa
yang
berlandaskan jiwa entrepreneurship
Kriteria Sangat tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah
memiliki
tingkat
yang
berbeda
walaupun masih dalam trend rendah, sehingga
dapat
menjadi
bahan
pertimbangan guru dalam mengajar Pertama, menunjukkan bahwa kemandirian
siswa
untuk menggunakan metode yang
yang
kreatif agar secara bersama-sama
41
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 33-51
tumbuh kemandirian siswa yang
belakang pekerjaan orang tua siswa
berlandaskan jiwa entrepreneurship
tidak menyumbangkan kemandirian
antara
yang
siswa
laki-laki
dan
perempuan.
berlandaskan
entrepreneurship
Kedua, kemandirian siswa yang
sehingga
jiwa
bagi
siswa,
itu
sekolah
daripada
berlandaskan jiwa entrepreneurship
memiliki tanggung jawab
berdasarkan jenis pekerjaan orang
meningkatkan kemandirian siswa
tua diketahui masuk dalam kriteria
yang
rendah. Kategori jenis pekerjaan
entrepreneurship tersebut melalui
orang tua kelas XII SMK Negeri 2
penyelenggaraan program-program
Mataram dapat juga dilihat dalam
khusus.
SKOR RATA-RATA
bentuk Diagram batang berikut:
berlandaskan
jiwa
Ketiga, kemandirian siswa yang berlandaskan jiwa entrepreneurship
71.45
71.6 71.4 71.2 71 70.8
dalam
berdasarkan
71.12
jumlah
penghasilan
orang tua diketahui bahwa nilai rataWIRASWASTA
rata untuk siswa dengan jumlah
BK. WIRASWASTA
KATEGORI JENIS PEKERJAAN ORANG…
penghasilan orang tua 0-2 juta sebesar 71,37, 2-3 juta sebesar 70,75
Gambar 2. Diagram Batang Skor Rata-Rata Kemandirian Siswa yang Berlandaskan Jiwa Entrepreneurship Berdasarkan Jenis Pekerjaan Oramg Tua Berdasarkan tersebut
terlihat
kemandirian
diagram bahwa siswa
2
tingkat yang
berlandaskan jiwa entrepreneurship
dan
>3
juta
berdasarkan
sebesar
pada
72,04,
tabel
3
menunjukkan bahwa kemandirian siswa
yang
berlandaskan
entrepreneurship jumlah keduanya
untuk
penghasilan masuk
kategori
orang
dalam
jiwa tua
kriteria
rendah.
tidak terpaut berbeda walaupun
Kategori jenis pekerjaan orang
masih dalam trend rendah, sehingga
tua kelas XII SMK Negeri 2 Mataram
dapat menjadi bahan pertimbangan
dapat juga dilihat dalam bentuk
sekolah
Diagram batang berikut:
bahwa
apapun
latar
RATA-RATA
Saiful Bahri Komparasi Kemandirian Siswa Berlandaskan Jiwa Entrepreneurship
72.5 72 71.5 71 70.5 70
nilai rata-rata untuk siswa dengan
72.04
program keahlian akuntansi masuk
71.37 70.75
dalam
kriteria
rendah
(71,48),
pemasaran masuk dalam kriteria 0-2 Juta
2-3 Juta
> 3 Juta
rendah (68,94), rekayasa perangkat
KATEGORI JUMLAH PENGHASILAN…
lunak masuk dalam kriteria rendah Gambar 3. Diagram Batang Skor Rata-Rata Kemandirian Siswa yang Berlandaskan Jiwa Entrepreneurship Berdasarkan Jumlah Penghasilan Orang Tua
(69,50), usaha perjalanan wisata masuk
dalam
(69,50),
kriteria
dan
rendah
administrasi
perkantoran masuk dalam kriteria tinggi (76,34).
Berdasarkan diagram 3 terlihat bahwa tingkat kemandirian siswa
Kategori program keahlian kelas XII
yang
jiwa
SMK Negeri 2 Mataram dapat juga
terpaut
dilihat dalam bentuk Diagram batang
berlandaskan
entrepreneurship
tidak
berikut:
berbeda. Dan ketiganya masih dalam trend rendah, sehingga pihak sekolah
RATA-RATA
80
dapat meningkatkan kemandirian siswa
yang
berlandaskan
entrepreneurship signifikan
menjadi
melalui
jiwa
melalui
kewirausahaan membelajarkan dapat
yang
siswanya
AKT
PMS
RPL
UPW
Gambar 4. Diagram Batang Skor Rata-Rata Kemandirian Siswa yang Berlandaskan Jiwa Entrepreneurship Berdasarkan Program Keahlian
akan untuk
merasakan
Berdasarkan diagram 4 tersebut terlihat bahwa tingkat kemandirian
Keempat, kemandirian siswa berlandaskan
68.94 69.5 69.12
KATEGORI PROGRAM KEAHLIAN
pembelajaran
langsung
entrepreneurship
70
pemanfaatan
aktif
71.48
AP
keuntungan dari berwirausaha. yang
75
65
lebih
business center (BC) yang tersedia, karena
76.34
siswa
jiwa
yang
berlandaskan
jiwa
entrepreneurship kategori program
berdasarkan
keahlian
program keahlian diketahui bahwa
masuk
dalam
kriteria
rendah, kecuali program keahlian
43
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 33-51
administrasi perkantoran. Hal ini
melalui uji independent sample t-tes
menjadi pedoman untuk sekolah
antara
agar
menunjukkan
membenahi
kewirausahaan
pembelajaran
disekolah,
karena
dari lima program keahlian yang ada, hanya satu program keahlian yang
laki-laki
dan
perempuan
nilai
probability
signifikansi sebesar 0,000, atau lebih kecil dari koefisien α= 0,05. Hasil ini didukung oleh hasil
memiliki tingkat kemandirian yang
penelitian
berlandaskan jiwa entrepreneurship
Hoogendoorn, Oosterbeek & Praag
yang tinggi, guna menjadikan SMK
(2013) yang berjudul The impact of
Negeri 2 Mataram yang memiliki
Gender Diversity on The Performance
kualitas output siswa yang baik,
of Business Team.
maka harus dilakukan penanganan
Dalam
maksimal
untuk
kemandirian
meningkatkan siswa
yang
dilakukan
penelitian
oleh
ini
mengungkapkan bahwa “Gender mix
yang
perform better than individual team
berlandaskan jiwa entrepreneurship.
of sales and profits”. Hal tersebut berarti
Komparasi yang
Kemandirian
Siswa
Berlandaskan
Entrepreneurship
Jiwa
Berdasarkan
campuran
berperforma
jenis kelamin, lebih
dibandingkan
tim
baik
individu
jenis
kelamin terpisah pada penjualan dan
Gender
keuntungan.
Terdapat perbedaan kemandirian
dikelas antara siswa laki-laki dan
siswa
perempuan
yang
berlandaskan
jiwa
Walaupun
entrepreneurship secara signifikan
kewirausahaan
antara
penerimaan
siswa
perempuan
di
laki-laki SMK
dan
Negeri
2
Mataram. Hal
dibuktikan
dengan
berdasarkan hasil analisa komparasi kemandirian
siswa
yang
berlandaskan jiwa entrepreneurship
sama-sama
belajar
tetapi
secara
pembelajaran
masih
bersifat masing-masing, karena tidak melibatkan
ini
memang
keduanya
dalam
pembelajaran praktis kewirausahaan seperti menjual produk. Berdasarkan data tersebut juga mengindikasikan
bahwa
kategori
Saiful Bahri Komparasi Kemandirian Siswa Berlandaskan Jiwa Entrepreneurship
jenis kelamin perempuan lebih tinggi
siswa perempuan daripada siswa
kemandirian yang berlandaskan jiwa
laki-laki.
entrepreneurship dengan
dibandingkan
laki-laki,
hal
ini
Dari
sesuai
pembahasan
diharapkan guru dapat memberikan
dengan data yang rilis oleh BPS kota
pembelajarn yang tepat
Mataram
serta
tahun
2011,
diatas,
tentang
efektif
guna
sasaran menggali
persentase penduduk yang bekerja
kemandirian
menurut status pekerjaan, dimana
berlandaskan jiwa entrepreneurship
laki-laki
yang nantinya dapat dikembangkan
hanya
persentase
menunjukkan
sebanyak
33,50,
siswa
yang
menjadi sikap wirausaha, sehingga
sedangkan untuk perempuan jumlah
dapat
memunculkan
persentase sebanyak 45,35. Dalam
usaha, menciptakan peluang bisnis,
kurun waktu 3 tahun sampai dengan
atau mengembangkan produk yang
saat ini (2014), trend tersebut masih
ada
berlaku hal ini mengindikasikan laki-
berdaya guna oleh siswa maupun
laki lebih menginginkan menjadi
siswi SMK.
dengan
inovasi
semangat
yang
lebih
buruh/karyawan daripada berusaha sendiri (berwirausaha).
Komparasi
Selain itu secara praktis siswa perempuan
di
sekolah
yang
maupun
Kemandirian
Berlandaskan
Entrepreneurship
Siswa Jiwa
Berdasarkan
diluar sekolah lebih aktif daripada
Jenis Pekerjaan Orang Tua
siswa laki-laki dalam hal mencari
Tidak
uang saku tambahan, di sekolah
kemandirian
sendiri siswa perempuan banyak
berlandaskan jiwa entrepreneurship
yang
elektrik,
secara
berjualan
dengan
berjualan
assesoris,
kue
pulsa hingga
terdapat
perbedaan
siswa
signifikan
antara
pekerjaan
orang
yang siswa tua
pakaian online, walaupun masih
wiraswasta dan bukan wiraswasta di
dalam skala kecil namun hal tersebut
SMK Negeri 2 Mataram.
bisa
menumbuhkan
kemandirian
Hal ini di ditunjukkan dengan nilai probability signifikansi sebesar
45
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 33-51
0,759, atau lebih besar dari koefisien
yang terbentuk akibat dari setelah
α= 0,05. Dengan hasil perhitungan
melakukan
ini menunjukkan bahwa meskipun
kewirausahaan
siswa
latar
Berdasarkan data BPS kota Mataram
tua
yang dirilis tahun 2011 tentang
tingkat
tentang persentase penduduk yang
yang
bekerja menurut status pekerjaan,
berlandaskan jiwa entrepreneurship
jumlah penduduk kota Mataram
yang ada pada diri masing-masing
yang
siswa tersebut tidak jauh berbeda
wirausahawan
antarkelompok. Dengan kata lain,
persen, sedangkan penduduk kota
pembelajaran kewirausahaan yang
mataram
siswa dapati di sekolah serta dengan
wirausahawan
asumsi bahwa siswa dengan latar
buruh/karyawan, pekerja bebas, dan
belakang pekerjaan orang tua bisa
pekerja keluarga berjumlah 62.04
membantu menumbuhkembangkan
persen, ini mengindikasikan jumlah
kemandirian secara umum tidak
pekerja dikota mataram didominasi
berdampak
oleh
berbeda
belakang
dalam
pekerjaan
hal orang
masing-masing,
namun
kemandirian
siswa
pada
kemandirian
siswa
tingginya
pembelajaran itu
sendiri.
berstatus
sebagai
sebanyak
yang
37.96
berstatus baik
masyarakat
bukan
itu
sebagai
dengan
jenis
yang
pekerjaan bukan wiraswasta, hal
berlandaskan jiwa entrepreneurship
tersebut membuktikan bahwa untuk
yang terbentuk.
mempengaruhi
Hasil
anak-anak
oleh
penelitian
orang tuanya diyakini tidak mungkin
mengindikasikan bahwa kemadirian
karena pekerjaan bukan wirausaha.
siswa untuk berwirausaha masih
Wirausaha tidak mendapat porsi
rendah, terlepas dari background
yang banyak dihati masyarakat kota
orang tua yang memiliki peran dalam
Mataram. Selain itu di masyarakat
kemandirian
mereka,
masih membudaya pola pikir bahwa
tingkat
bekerja itu identik dengan menjadi
disini
anak-anak
peneliti
kemandirian
melihat siswa
yang
pegawai,
jadi
berlandaskan jiwa entrepreneurship
pegawai
berarti
belum belum
menjadi bekerja
Saiful Bahri Komparasi Kemandirian Siswa Berlandaskan Jiwa Entrepreneurship
walaupun
sebenarnya
seseorang
belakang Jumlah Penghasilan Orang
tersebut memiliki usaha yang bisa
tua masing-masing, namun tingkat
menjadi
kemandirian
sumber
pendapatannya.
siswa
yang
Selama budaya seperti ini terus
berlandaskan jiwa entrepreneurship
berkembang
ke
yang ada pada diri masing-masing
mendapatkan
siswa tersebut tidak jauh berbeda
generasi
maka tidak
peningkatan
generasi
kemampuan
untuk
antar kategori. Dengan kata lain,
mandiri menjadi wirausahawan
pembelajaran kewirausahaan yang siswa dapati di sekolah serta dengan
Komparasi yang
Kemandirian
Siswa
asumsi bahwa siswa dengan latar
Jiwa
belakang Jumlah Penghasilan Orang
Berlandaskan
Entrepreneurship
Berdasarkan
tua
bisa
membantu
Jumlah Penghasilan Orang Tua
menumbuhkembangkan
Tidak
kemandirian secara umum tidak
terdapat
kemandirian
perbedaan
siswa
yang
berdampak
pada
tingginya
berlandaskan jiwa entrepreneurship
kemandirian
secara
berlandaskan jiwa entrepreneurship
signifikan
antara
siswa
dengan penghasilan orang tua 0-2
Keadaan
Negeri 2 Mataram. ini
probability
yang
yang terbentuk.
Juta, 2-3 Juta dan >3 Juta di SMK Hasil
siswa
dimana
tingkat
kemandirian siswa rendah tidak
ditunjukkan
signifikansi
nilai
memiliki beda nyata pada masing-
sebesar
masing
tingkatan
Jumlah
0,798, atau lebih besar dari koefisien
Penghasilan Orang tua disebabkan
α= 0,05, dengan hasil penghitungan
dengan
bahwa tidak terdapat perbedaan
sumber mata pencaharian orang tua
antara
masing-masing
adalah
Jumlah
Penghasilan
Dengan
hasil
menunjukkan siswa
berbeda
kategori
Orang
perhitungan bahwa dalam
Tua.
alasan pegawai,
menjadi
ini
penghasilannya
bahwa dan
rata-rata kalaupun
wirausahawan belum
mampu
meskipun
menaikkan kesejahteraan keluarga,
hal
sehingga terbentuk suatu mindset
latar
47
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 33-51
bahwa anak-anak harus lebih dari
signifikansi sebesar 0,000, atau lebih
keadaan orang tuanya saat ini,
kecil dari koefisien α= 0,05, dengan
sehingga
hasil
orang
tua
mengajarkan
atau
anak-anak
mereka
tidak
penghitungan
terdapat
membimbing
perbedaan antara program keahlian,
menjadi
yakni program keahlian administrasi
wirausahawan, karena yang paling
perkantoran (AP) dengan program
penting adalah anak-anak mereka
keahlian pemasaran (PMS), rekayasa
kelak agar menjadi pegawai, tidak
perangkat
berusaha layaknya orang tua mereka
perjalanan wisata (UPW). Dengan
saat ini.
hasil perhitungan ini menunjukkan
lunak
(RPL),
usaha
bahwa hanya program keahlian yang Komparasi yang
Kemandirian
Siswa
memiliki perbedaan dengan program
Jiwa
keahlian lainnya, meskipun terdapat
Berdasarkan
lima program keahlian di SMK
Berlandaskan
Entrepreneurship Program Keahlian
Negeri 2 Mataram namun hanya
Terdapat perbedaan kemandirian
terdapat satu program keahlian yang
siswa
jiwa
berbeda dengan program keahlian
entrepreneurship secara signifikan
yang lainnya, yakni administrasi
antara
perkantoran (AP), ini berarti tingkat
yang
berlandaskan
siswa
administrasi terhadap
program
keahlian
perkantoran pemasaran
(AP)
kemandirian
siswa
yang
(PMS),
berlandaskan jiwa entrepreneurship
rekayasa perangkat lunak (RPL), dan
yang ada pada kategori program
usaha perjalanan wisata (UPW) di
keahlian administrasi perkantoran
SMK Negeri 2 Mataram.
(AP)
Hal ini di tunjukkan dengan
pada
masing-masing
siswa
tersebut berbeda antar kategori.
hasil program keahlian akuntansi,
Dengan
administrasi
perkantoran,
kewirausahaan yang siswa dapati
perangkat
pada kategori program keahlian
lunak, dan usaha perjalanan wisata
administrasi perkantoran (AP) bisa
menunjukkan
membantu menumbuhkembangkan
pemasaran,
rekayasa nilai
probability
kata
lain,
pembelajaran
Saiful Bahri Komparasi Kemandirian Siswa Berlandaskan Jiwa Entrepreneurship
kemandirian secara umum tidak
tinggi) daripada program keahlian
berdampak
yang lainnya.
pada
kemandirian
tingginya
siswa
yang
Hal ini sesuai dengan hasil
berlandaskan jiwa entrepreneurship
penelitian yang dilakukan oleh Jang
yang terbentuk.
(2013)
Penyelenggaraan
program
dengan
judul
penelitian:
Modeling student entrepreneurship:
keahlian administrasi perkantoran
a
yang besar di SMK Negeri 2 Mataram
menyatakan: “there are other options
masih menggunakan paradigma lama
to practice entrepreneurship, such as
hubungan
starting as joiners of an existing
pendidikan
ketenagakerjaan
Akibatnya
mengungkapkan bahwa ada pilihan
penyelenggaraan program keahlian
lain untuk berlatih kewirausahaan,
administrasi
perkantoran
seperti memulai sebagai joiner dari
memenuhi
tuntutan
gagal efisiensi
an
yang
venture
approach.
as
study,
manpower
requirement
dan
dan
longitudinal
employee”.
Jang
usaha yang ada sebagai karyawan.
pendidikan kejuruan/vokasi. Suplay tenaga
kerja
administrasi
SIMPULAN
perkantoran tidak seimbang dengan
Terdapat perbedaan kemandirian
demand dunia kerja administrasi
siswa
perkantoran.
entrepreneurship secara signifikan
lulusan
Sehingga
banyak
program
administrasi
keahlian
perkantoran
antara
tidak
yang
siswa
perempuan
tertampung di dunia kerja.
berlandaskan
di
jiwa
laki-laki SMK
dan
Negeri
2
Mataram. Kesimpulan ini diperoleh
Sementara lulusan jurusan ini
melalui perbedaan skor rata-rata
memiliki etos yang baik dalam
kemandirian siswa laki-laki sebesar
bekerja, sehingga dengan keadaan
67,94 dan siswa perempuan sebesar
seperti
74,86.
itu
administrasi menjadi
banyak
lulusan
perkantoran
wirausawan,
kemandiriannya
berbeda
yang
Berdasarkan
hasil
uji
independent sample t-tes diperoleh
sehingga
nilai
(lebih
49
Thitung
sebesar
-7,362
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 33-51
signifikansi(2-tailed) 0,000 menyatakan
perbedaan
bahwa lebih kecil dari α = 0,05.
kemandirian siswa dengan orang tua
Tidak
terdapat
skor
rata-rata
perbedaan
berpenghasilan 0-2 Juta sebesar
yang
71,37, 2-3 Juta sebesar 70,73 dan >3
berlandaskan jiwa entrepreneurship
Juta sebesar 72,04. Berdasarkan
secara
siswa
hasil uji anova one-way diperoleh
tua
nilai Fhitung sebesar 0,226 lebih kecil
wiraswasta dan bukan wiraswasta di
dari Ftabel sebesar 3,04, serta dengan
SMK Negeri 2 Mataram atau dengan
signifikansi
kata lain hipotesis awal ditolak.
bahwa lebih besar dari α= 0,05.
kemandirian
siswa
signifikan
dengan
antara
pekerjaan
orang
Kesimpulan ini diperoleh melalui perbedaan
skor
rata-rata
0,798
menyatakan
Terdapat
perbedaan
kemandirian
siswa
yang
kemandirian siswa dengan orang tua
berlandaskan jiwa entrepreneurship
wiraswasta sebesar 71,45 dan bukan
secara
wiraswasta
program
sebesar
71.12.
signifikan
antara
keahlian
siswa
administrasi
Berdasarkan hasil uji independent
perkantoran
sample t-tes diperoleh nilai Thitung
pemasaran
sebesar 0,307 lebih kecil dari Ttabel
perangkat lunak (RPL), dan usaha
sebesar
dengan
perjalanan wisata (UPW) di SMK
signifikansi(2-tailed) 0,759 menyatakan
Negeri 2 Mataram. Kesimpulan ini
bahwa lebih besar dari α= 0,05.
diperoleh melalui perbedaan skor
1,960,
Tidak
serta
terdapat
kemandirian
perbedaan
terhadap
(PMS),
rekayasa
kemandirian
siswa
yang
kompetensi keahlian administrasi
berlandaskan jiwa entrepreneurship
perkantoran (AP) sebesar 76,34,
secara
siswa
pemasaran (PMS) sebesar 68,94,
dengan penghasilan orang tua 0-2
rekayasa perangkat lunak (RPL)
Juta, 2-3 Juta dan >3 Juta di SMK
sebesar 69,50 dan usaha perjalanan
Negeri 2 Mataram atau dengan kata
wisata
lain
ditolak.
Berdasarkan hasil uji anova one-way
Kesimpulan ini diperoleh melalui
diperoleh nilai Fhitung sebesar 8,553
signifikan
hipotesis
siswa
rata-rata
(AP)
antara
awal
(UPW)
sebesar
69,12.
Saiful Bahri Komparasi Kemandirian Siswa Berlandaskan Jiwa Entrepreneurship
lebih besar dari Ftabel 2,41, serta dengan
signifikansi
Hoogendoorn, S., Oosterbeek, H., & Praag, M.V. 2013. The impact of gender diversity on the performance of business team: evidence from a field experiment. Management Science, 59, 1514-1528.
0,000
menyatakan bahwa lebih kecil dari α= 0,05. UCAPAN TERIMA KASIH
Jang, Y. 2013. Modeling student entrepreneurship: a longitudinal study. Journal of entrepreneurship education, 16, 93-114.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua
pihak
yang
mendukung
penelitian ini. Selanjutnya kepada redaksi yang memuat artikel ini sehingga dijadikan
hasil
penelitian
salah
satu
Mubadi & Saptono, Laurentius. 2005. Jiwa kewirausahaan siswa SMK: Suatu Survei Pada 3 SMK Negeri dan 7 SMK Swasta di DIY. Jurnal Penelitian Widya Dharma. Vol 16, No. 1. 15-28.
dapat sumber
informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Munzirnet. 2010. Pendidikan kewirausahaan (entrepreneurship) menanamkan jiwa kemandirian siswa. Diambil pada tanggal 12 Agustus 2013, dari http://munzirnet.blogspot.co m/2010/06/pendidikankewirausahaan.html.
DAFTAR PUSTAKA BPS Kota Mataram. 2012. Mataram dalam angka:2012. Mataram: BPS Kota Mataram. BPS Kota Mataram. 2012. Profil kabupaten/kota: kota Mataram. NTB. BPS Kota Mataram. Gough,
Rauner, F. 2008. Handbook of technical and vocational education and training research. Germany: Springer.
S. 2010. Technical and vocational education and training: an investment-based approach. London: Continuum.
Susanto, A.B. Leaderpreneurship pendekatan management kewirausahaan. Erlangga.
Hisrich, R. D, Peters, M. P, & Shepheid, D. A. 2008. Entrepreneurship (International ed.). New York: MC.Graw Hill.
51
2007. strategik dalam Jakarta: