BAB V KESIMPULAN
Dari data-data yang ada dapat dihitung ty tiap-tiap 1apisan isobar, sehingga dapat refraktivity rata-rata bu1anan setiap tiap sampe1 daera.h tropis.
tahun
refraktivi dibuat tabe1 untuk
Adapun variasi harga
vity tiap-tiap lapisan untuk : Jakarta, Ujung Pandang dan Manado, dengan periode tahun 1978 sampai tahun 1983, dapat
tiap
refrakt~
Surabaya, Medan, pengamatan dari
dilihat
pada
tabe1
XII sampai dengan tabe1 XXXIX. A. HARGA REFRAKTIVITY SEBAGAI FUNGSI
KETINGGIAN TERHADAP
PERMUKAAN BUMI UNTUK DAERAH TROPIS Gambar 10, 11, 12, 13 dan 1Lt, ada1ah hasil tan model eksponensie1 dari refraktivity
sebagai
pendek~
fungsi
ketinggian, untuk masing-masing sampe1 daerah tropis.
89
90 Dari gambar tersebut terlihat bahwa, untuk
daerah
tropis, penurunan harga refraktivity adalah linier sampai ketinggian sekitar 3 km dari permukaan Bumi.
Hal
-
ini me
nunjukkan, bahwa daerah tropis khususnya Indonesia,
meme
·.
nuhi ~tandar Atmosfer, yaitu penurunan harga refraktivity sampai ketinggian 3 km adalah linier. ~~:
B. HARGA
~EFRAKTIVITY
PERMUKAAN UNTUK DAERAH 'rROPIS
Harga refraktivity permukaan rata-rata bulanan tuk daerah tropia, khususnya Indonesia adalah
un
bervariasi
antara 361,16 N-unit sampai 407,36 N-unit. Sebagai perbag dingan adalah daerah-daerah lain yang ditunjukkan oleh ta bel XLVI.Untuk lebih jelasnya harga refraktivity an rata-rata
sampel
daerah
sebagai
perba!!
dingan adalah daerah-daerah lain yang ditunjukkan
gambar
bul~;~.nan,
untuk masing-masing
permuke
tropis, ditunjukkan oleh gambar 20.
Dan
21. Dari gambar 20 dan 21, terlihat bahwa untuk daerah tropis khusustiya Indonesia, bentuk grafiknya mendekati ti pe VI, yaitu Isothermal Equatorial. Daerah tersebut bil pengamatan daratan Canton dan lautan Pasific,
diam... dengan
kedudukan stasiun antara 20° lintang utara dan 20°lintang selatan.
91
TABEL XLVI KARAKTERISTIK DARI TIPE-TIPE CLIMAT~ 29)
Tnle
l,.acat.lon
L Mldl&Utadecc.:u.a.L D. Snbtroplc:al.. 8&•&D.DL
N!!:~.t
Annual mu.u N.
the sea or ln J.o,.·h:mds on
lUes anc:l .rivers, In latnude belts bet.wteA 2U" aod $11'.
Lowland lt&t.Jons between 30"N
&D4
~·e.
ooeaa.
n.vdy tar from the
Nv.aUa 300LOMO
AD.Dual.
ranceotN. Nv.•U.. 30LoCIO
Cb.vaet.trl.stJcl
Otnerally aubr.roplel.l wtth m.a.rtne or ~od..l·
D.od m&ri.De cllmau. 3~Ho400
30toCIO
DeOntte n.lny and dry ~M tLplca,l ol
s.....IAll. cl mu.a.
UL MoDJOiliDo SudaD.
MOil5oOOn-cent'ftlly between ~ &Dd 40"N, Suda.n- aero." cencn.lA!rieatrom ur to 20"N
~to-tOO
IV. Semlarld·
In datrt aod blgb steppe rtatlons .., wdl u mounl.ainous re&.Ions above .3,000 ft.;
210 to!())
ot.om
Yeat•f'OW)d d.r7 clla:late
In middle latitudes and polar rer'ons.. (Medlt~rranf'an cU·
300L03Ml
0 Lo 30
Moderate or low ann
340to 400
oto ao
Monot.onow raJnr
m.oa:attiQ
y. Cont.lnellt.ll}>aJar.
maLo1
GO to 100
SeuQnal exr.remes ot
ratnran .a.o4 pen t.l.\rL
e.re 1ncludt'd I!C'UUif of
tiiD·
mea.u t.emperatwes,.
Ule low ranate re:sulttnc from ~lc
VI. llotherm...
4lQ Q.ll.tori&L
d.r7
aummus.)
Tropleat ttatlona at low clna· Uons between 20•N and 20G8. &LmosL exclusiTtly alon1 aea· QOII.SLJ or on .bloods.
29 Bean and
Dutton,~·
cit.,p.10;.
cUmat.ea.
m-3:
I'Ti "'0
"' c zen 0 -f
::u
z
mrlS 3:o~ m C> , m-
"'0
0
z
'~:::n
-fm
"''zc:cnC r:::!~ c: -f :rc:.,
BARGA
REF'RAKTIVITY PERMUKAAN UNTUK JAKARTA SURABAYA MEDAN UJUNG PANDANG DAN HANAOO
GAI•1BAR 20
93
TYPE~
SUBTROPCAL ·SAVANNA
MIAMI, FLA.
TYPEm MONSOON -SUOAN JOOPHI,JR. INOlA
3m ~j
l40
3m ~
2lO
400 ,...,....,...,...........~"""""..,....,P""l
TYPE :1 CONTlNENTAL- POLAR QSLO, NORWAY
3&3
300 l40
D
260
240. o.::;~~w..J~:::::::J
JfKAKJJASOIDJ) fMAMJJASOIO·J
JfMAMJJASOIDJ
GAMBAR 21 HARGA REFRAKTIVITY RATA-RATA BULANAN DARI TIPE-TIPE CLIMATE 30)
-
30ibid. ,p.104.
94
C. HARGA GRADIEN REFRAKTIVITY UNTUK Di\.ERAH TROPIS
Pada lapisan terbawah Atmosfer , yaitu
sampai
ke
tinggian kurang lebih 3 km dari permukaan Bumi, penurunan harga· refraktivity adalah linier. Sedangkan harga gradien refraktivitynya bervariasi antara -42,06 N-unit/km sampai
· -68,80 N-unit/km. Untuk lebih je.lasnya, dapat dilihat riasi harga A N dari sampel daerah tropis, yang
v~
di tunj1.1~
kan oleh tabel XLI sampai XLV. D. KORELASI ANT ARA A N DAN N6 UNTUK DAERAH TROPI S
Hal yang penting didalam analisa korelasi an tara AN dan N6
•
korelasi
adalah
Jika telah diketahui lwrelasi
diantaranya, maka dapat juga diperkirakan korelasi AN dan k dengan pendekatan harga AN dan juga k. Korelasi AN dan N8 didapatkan dengan pendekatan regressi linier dan eksPQ nensiel. Dari hasil perhitungan pada halaman 77 sampai
83,
terlihat bahwa untuk Jakarta, pendekatan dengan
regressi
linier dan eksponensiel menghasilkan
korelasi
koefisien
-0,85 dan 0,82. Hasil ini dapat dikatakan tinggi, mendeka ti -1 dan 1. Sehingga korelasi an tara
.0. N
karena dan
dapat diterangkan dengan baik oleh garis regressi itu.
Ns
95 Untuk Surabayae pendekatan
dengan regressi linier
dan eksponensiel menghasilkan koefisien korelasi sebesar -0,70 dan 0,71.
Hasil
ini masih dapat dikatakan tinggi,
sehingga korelasi a·ntara 6.N dan N6 masih dapat
diteran£S
kan dehgan baik oleh garis regressi itu. Sedang untuk Medan,
pendekatan dengan recressi 1!
nier adalah jauh lebih baik
daripada regressi eksponensi
el. Disini terlihat bahwa untuk regressi linier koefisien korelasinya sebesar -0,73, sedang untuk regressi eksponerr siel koefisien korelasinya hanya 0, L~5· Jad:i,. korelasi an tara AN dan Ns di terangkan dengan
jelas
'oahwa
baik
oleh
garis regress:!,. linier. Lain halnya dengan dengan Ujung an dengan regressi linier dan
Pandang,
eksponensiel
pendeka~
menghasilkan
korelasi
sebesar
-0,55 dan 0,56. Oleh karena
itu korelasi antara
AN dan
N6 kurang dapat diterangkan
koef:lsien
dengan baik oleh garis regressi itu. Sedangkan untuk Manado, pendekatan denga.n regressi linier dan eksponensiel
menghasilkan
koefisien korelasi
sebesar -0,44 dan (),45. Sehingga korelasi antara AN N6 tidak dapat diterangkan dencan baik oleh garis
dan
regre§
si itu. Jadi
korelasi
an tara 6 N dan N6 hasil pendekatan
dengan analisa regressi, untuk Ujung Pandang
dan
Manado
96: dikatakan tidak mempunyai arti. hasil daripada
Uju~g
dengan Manado.
Hal
Disini
terlihat
Pandang masih lebih ini
disebabkan
jumlah data yang ada. Adapun
baik
karena
bahwa
dibanding sedikitnya
jumlah data rata-rata bula;;
44 data,
an untuk Ujung Pandang adalah
sedangkan
untuk
Hanado hanya ada 35 data. Selanjutnya hasil ini dapat pula dibandingkan deni
-
an hasil penyelidikan oleh Ben Sutanto3l), yang mengambil daerah pengamatan Jakarta, dengan periode
pengamatan
ta
hun 1960 sampai tahun 1971, yaitu 1. Regressi linier
AN =. -0; 36
+ 82
N6
dengan koef'isien korelasi r
= -0;64
2~ Regressi eksponensiei: C. N
= -4,35
0,0067
N
e
6
dengan koefisien korelasi r
= 0,62
Pengamatan yang dilakukan oleh Wahono Daryanto 32 ) untuk stasiun Surabaya; periode tahun 1961
sampai ·tahun
1971, adalah : 31Ben Sv.tanto, "The Radio Refractive Index of the Atmoephe re Indonesia.",· Telecommunication Journal, XXXVI ( 1969) ,542-546. "" $ '
I
41!
(
.
f
r
$
32wahono Da.ryanto, "Statistical .Analysis and Correlation with Surface lata. of the k Factor, for Sura.l::aya. Region" ( Tuga.s Akhir Sa.rjana yang tak di terbi tka.n, Fakul tas Teknik Elfaktro Inati tut Teknologi Sepuluh Nopember Su~baya., 197 4) ,p.4;. -
97 1. Regressi 1inier 6. N
= -0,23
Ns + 28,5
dengan koefisien korelasi r
= -0,56
2. Regressi ekeponensiel 1:::.
N
= -12, .5
e
0,0040 N6
1<:
dengan koefisien korelasi r
= 0,56
Sedangkan pengamatan yang di1akukan o1eh Udaharian toro33) untuk stasiun Surabaya, periode tahun 1973 sampai tahun 1977, adalah 1·. Regressi linier AN
= -0,10
N
6
-
18,08
dengan koefisien korelasi r
= -0,38
2. Regressi eksponensie1 1::::.
0,0039 N6 N = -4,81 e
dengan koefisien korelasi r
= 0,51
34Jdaha.riantoro 1 "Investigation into Sta tistica.l Properti. ee of k Fa.ctor11 (Tugaa Akhir Sa.rjana. yang ta.k diterbitka.n,Fa.kl,llta.e Teknik: Elektro Inatit11t Teknologi Sepul11h Nopember Sllra.ba.ya., 1979) 1
p.56.
98 Hasil perbandin'gan untu.k Jakarta dengan pengamatan yang dilakukan oleh Ben sutanto, menunjukkan
bahwa hasil
evaluasi ini adalah lebih baik. Hal ini ditunjukkan besarnY,a
koefisi~n
korelasi yang lebih besar
dari
oleh hasil
pengamatan Ben Sutanto. Untuk Surabaya, hasil perbandingan dengan pengamat an oleh Wahono Daryanto menunjukkan bahwa hasil
evaluasi
ini adalah lebih baik. Dilihat dari besarnya koefisien ko relasi hasil pengamatan Wahono Daryanto,
tampak bahwa kQ
relasi antara 4 N dan N8 kurang berarti. Sedangkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
Ud~
hariantoro untuk Surabaya, bahwa korelasi an tara !::. N dan N6 dengan pendekatan regressi eksponensiel berarti, karena besar koefisien korelasinya Untuk pendekatan dengan regressi linier
adalah kurang hanya
korelasi
0,51. antara
AN dan N6 dapat dikatakan tidak berarti, karena harea ko efisien korelasinya hanya -0,38.
99 E. HARGA FAKTOR k
UN~UK
Harga faktor k
DAERAH TROPIS rata-rata bulanan untuk setiap sa!
XLV.
pel daerah tropia ditunjukkan oleh tabel XLI sampai Dari ·tabel terEiebut bahwa harga faktor k,
untuk
tropia berkisar antara 1,43 sampai 1,76. Sedangkan standar Atmosfer daerah California
kearah
harga k adalah 4/3 atau 1,33. Adapun
harga
untuk masing-masing sampel daerah tropia,
daerah untuk
selatan jauh, rata-ratanya dapat
dilihat
pada tabel XL. Selanjutnya
hasil
ini
dapat
pula
dibandingkan
dengan hasil penyelidikan oleh Ben Sutanto34), harga tor k untuk Jakarta adalah 1,52. Pengamatan
yang
fak
-
dilaku
kan oleh YVahono Daryanto35), ha~ga faktor k Surabaya
ada
lah 1,575. Sedangkan pengamatan yanG dilakukan oleh Udah! riantoro3 6 >, harga faktor k untuk Surabaya adalah 1,55. Hasil perbandingan
tersebut
untuk Jakarta, hasil
pengamatan Ben Sutanto, diperoleh hasil yang dapat dikata... kan sama, Sedang untuk Surabaya juga diperoleh hasil yang sama, dengan pengamatan yang dilakukan Wahono Daryanto.
3~en Sutanto, -.....-loc. cit. 35 Wahono +aryanto, ~· cit.,p.48. '
'
}6
...,...._
· Vdatariantoro, £,E. cit. ,:p. 53.
100 Perbandingan ha.z-ga faktor k yang keci1 yaitu dengan pengamatan yang d11akukan
0,03
Udahariantoro tersebut,
karena jum1ah data yang tidak sama banyak. Pada
evaluasi
ini, jum1ah data rata-rata bulanan untuk Surabaya
adalah
52 data. Sedang pengamatan Udahariantoro jumlah data rate rata bulanan hanya 38 data. Je1as bahwa jum1ah data yang 1ebih banyak akan
di~~pat
hasil yang 1ebih berarti.
Penentuan harga k dapat pula digunakan grafik ngan antara AN dank, yang ditunjukkan oleh Denl,;an mengetahui harga AN, maka sebut dapat
dit~ntukan
enggunakan
gambar
hub~
22.
grafik ter
besarnya faktor k.
Hasil perhitungan faktor
k
tersebut
menunjukkan
bahwa untuk studi mengenai propagasi, malta jari-jari Bumi effektif untuk daerah tropia, khususnya Indonesia kurang 1ebih 10.000 km.
ada1ah
101
!
l [:1
I
, •• 1
I
I'
,.: I
I I ·l·til ·'''1 '
1·.,!
GAMBAR 22 GRAFIK HUBUNGAN ANTARA 6. N DAN k
/
102
Dari aeluruh
~eaimpulan
dari tugaa
akhir
nunjukkan oahwa l.).ntuk maaing-masing aampel banyak terdapat keaamaan-keaamaannya.
me
daerah tropia
Walaupun
perbedaan-perbedaan, namun perbedaan itu
ini
terdapat
kecil
sehingga
tidak ada artinya. Perbedaan-perbedaan tersebut
penyebab
·.
utamanya adalah jumlah data yang tidak aama banyak. atasiun tertentu yang terua aktip
melakukan
pengukuran,
dan ad.a pula stasiun yang tidak aktip melakukan an karena
kondisi
peralatan
yang
Dalam hal ini data yang terkumpul
tidak paling
Ada
penguku;::
memungkinkan. oanyak
atasiun Jakarta. Sedangkan stasiun yang kurang
adalah
aktif
me
lakukan pengukuran adalah stasiun Manado. Jadi untuk daerah tropia
khuausnya
tiap staaiun yang diamoil aampel tersebut
Indonesia, se pada
dapat mewakili kondiai daerah tropia. Sedang
daaarnya
dalam tugas
akhir ini; atasiun yang paling aktip melakukan pengukuran sehingga paling baik dan akurat untuk dapat mewakili disi daerah tropia adalah atasiun Jakarta.
kon...