KEEFEKTIFAN MEDIA BELAJAR BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Rahmawati Baharudin Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Abstract : This article describes the existence of information, technology and communication-based media. It becomes an important element in the process of learning. Accelerating the development of information, technology and communication has given significant influences in the world of education. Learning media are presented in various formats and types. In practical terms, the effectiveness of information, technology and communication-based media for instruction depends on the ability and willingness of teachers. Therefore, teachers' skills in using media and information, technology and communication-based learning are crucially necessary. Kata kunci : pembelajaran, media belajar, teknologi informasi, internet
Pendahuluan Guru merupakan unsur sangat menentukan bagi keberhasilan pendidikan. Karena itu, profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran (menyangkut materi atau bahan ajar, media dan sumber belajar serta metode belajar) adalah sesuatu yang dirasa perlu terus dikembangkan. Berbagai teori seputar guru ideal atau guru profesional banyak diperbincangkan oleh para pakar pendidikan. Menurut Suhartian dan Ida A.S. setidaknya ada sepuluh kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional; (1) kemampuan menguasai bahan pelajaran yang disajikan; (2) kemampuan mengelola program mengajar; (3) kemampuan mengelola kelas; (4) kemampuan menggunakan media/sumber belajar; (5) kemampuan menguasai landasanlandasan kependidikan; (6) kemampuan mengelola interaksi pembelajaran; (7) kemampuan menilai prestasi siswa untuk kependidikan dan pembelajaran; (8) kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan; (9) kemampuan mengenal dan
Rahmawati Baharudin
menyelenggarakan administrasi sekolah; dan (10) kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian kependidikan guna keperluan pembelajaran.1 Dari sepuluh komponen kompetensi dasar mengajar di atas kemampuan guru dalam mengelola media sebagai salah satu sumber belajar merupakan masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini. Makna Media Belajar Media secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar, dengan makna sebagai wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.2 Media dalam makna yang lebih luas dapat juga diartikan dengan sumber belajar. Dalam kegiatan pembelajaran peserta didik diharapkan menyerap berbagai nilai dan pengetahuan tidak hanya semata dari guru sebagai pengelola tunggal pembelajaran tapi juga dari berbagai sumber lainnya yang ada dalam lingkungan subjek pebelajar atau siswa. Arsyad mengelompokkan sumber-sumber belajar ke dalam lima kategori yaitu: manusia, buku/perpustakaan, media massa, alam lingkungan baik lingkungan terbuka, alam lingkungan sejarah atau lingkungan manusia, dan media pendidikan.3 Sedikit berbeda, Hamalik menyatakan bahwa sumber-sumber belajar adalah: manusia, bahan (materials), lingkungan yang disetting, alat dan perlengkapan (tool and equipment), aktivitas yaitu aktivitas pengajaran berprogram, simulasi, karyawisata dan sistem pengajaran model.4 Sementara itu menurut Yusuf Hadi sumber-sumber belajar bisa berupa manusia: keluarga, sekolah, dan masyarakat, buku/perpustakaan; mass media: majalah, surat kabar, radio, TV; alat pelajaran: buku pelajaran, peta, gambar, kaset, papan tulis, kapur tulis, spidol dll; dan museum.5 Association of 1Piet
A. Suhartian dan Ida A.S, Supervisi Pendidikan (Jakarta; Rineke Cipta, 1990), hlm. 32. 2Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Pembelajaran (Jakarta; Rineke Cipta, 2002), hlm. 21. 3Arsyad, A. Media Pembelajaran, edisi 1 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm . 42. 4Hamalik, Media Pendidikan, cetakan ke-7. (Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, 1994), hlm. 23. 5Yusufhadi, Media Instruksional (Jakarta : Pusat TKPK, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan), hlm. 32.
112
Tadrîs. Volume 5. Nomor 1. 2010
Keefektifan Media Belajar
Education and Communication Technology (AECT) mengelompokkan enam sumber belajar (learning resources) yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan belajar, yaitu; people, message (informasi yang disampaikan oleh komponen lain dalam bentuk ide, data, fakta), materials (bahan dalam bentuk software seperti TV, tape, radio), divice (alat dalam bentuk hardware yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terdapat dalam materials, seperti OHP, tape recorder, komputer), technique (prosedur dan langkah-langkah tertentu yang dipakai untuk menyampaikan pesan), dan milieu (lingkungan fisik dan non-fisik).6 Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar termasuk di dalamnya media belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan belajar dapat diperoleh. Kehadiran media sebagai sumber belajar diharapkan dapat menjembatani kesulitan yang dihadapi guru dalam menyampaikan materi atau bahan ajar kepada siswa. Karakteristik bahan ajar yang tidak bisa diurai secara baik akan bisa teratasi jika guru memanfaatkan media belajar. Dengan demikian, media belajar memiliki banyak fungsi. Menurut Nana Sudjana, setidaknya terdapat enam fungsi pokok media belajar, yaitu: 1. Penggunaan media dalam proses pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tapi memiliki fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan sistuasi pembelajaran yang selektif. 2. Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan situasi belajar. Ini berarti bahwa media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang dikembangkan guru. 3. Sebagai media pembelajaran, penggunaannya integral dengan tujuan dari isi pelajaran. Fungsi ini mengandung arti bahwa penggunaan media harus melihat tujuan dan isi pelajaran. 4. Penggunaan media dalam pembelajaran bukan semata-mata sebagai alat hiburan. Artinya media bukan dimaksudkan hanya untuk menarik perhatian siswa. 6Sudjarwo
S., Beberapa Pengembangan Sumber Belajar (Jakarta : Mediyatama Sarana Perkasa, 1989), hlm. 141-143. Sumber belajar oleh AECT dimaknai sebagai all of the resourses which may be used by the learner in isolation or combination to fasilitate learning (semua sumber yang bisa dimanfaatkan oleh pembelajar baik secara sendiri-sendiri maupun kombinasi, untuk memfasilitasi belajar mereka).
Tadrîs. Volume 5. Nomor 1. 2010
113
Rahmawati Baharudin
5. Penggunaan media dimaksudkan lebih pada mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa menangkap makna yang diberikan guru. 6. Penggunaan media diutamakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Ini mengandung makna bahwa dengan media, hasil belajar yang dicapai siswa lebih tahan lama dalam ingatannya sehingga memiliki nilai tinggi.7 Fungsi media dalam pembelajaran juga dijelaskan oleh Sadiman, dkk sebagai berikut : 1. Dapat memperjelas penyajian pesan sehingga tidak terlalu verbalistis. 2. Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti objek yang terlalu besar dapat diganti dengan gambar, film bingkai atau model. Begitu pula objek kecil dapat dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau model. 3. Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif dan kejemuan anak didik, sehingga dalam hal ini media dapat menumbuhkan kegairahan dalam belajar di samping memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan realitas sekitarnya. 4. Penggunaan media dapat memberikan rangsangan, pengalaman belajar serta persamaan persepsi pada diri siswa yang berasal dari berbagai latar belakang lingkungan dan karakteristik.8 Berbagai pendapat tentang fungsi media dalam pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran menjadi suatu keharusan dan harus menjadi pertimbangan yang matang bagi guru dalam mempersiapkan pembelajarannya. Di samping itu, dapat juga dikatakan bahwa penggunaan media yang tepat akan membantu dalam pencapaian hasil belajar sesuai dengan tujuan materi itu sendiri.
7Nana
Sudjana, Dasar-Dasar Proses Pembelajaran (Bandung; Sinar Baru, 1991), hlm. 12. S. Sadiman, R. Rahardjo, dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya (Jakarta; Raja Grafindo, 2006), hlm. 22. 8Arief
114
Tadrîs. Volume 5. Nomor 1. 2010
Keefektifan Media Belajar
Sejarah Perkembangan Media Belajar Bila dilihat dari perkembangannya, awalnya media dalam dunia pendidikan hanya dianggap sebagai alat bantu bagi guru dalam mengajar (teaching aids). Alat bantu yang dimaksud berupa alat bantu visual, seperti gambar, model, objek dan alat bantu lainnya yang dapat memberikan pengalaman konkret pada siswa. Namun kehadiran alat bantu inipun dirasakan kurang optimal dalam fungsinya sebagai perantara pesan di dalam pembelajaran. Hal ini, seperti yang disinyalir oleh Sadiman, disebabkan oleh ketiadaan pemikiran terhadap aspek desain media itu sendiri dalam pengembangan pembelajaran,9 begitu pula tindakan evaluasi terhadap pemanfaatannya. Namun pada tahap selanjutnya dengan perkembangan di bidang teknologi informasi, alat bantu visual semakin dapat dikonkretkan dengan alat audio yang kemudian dikenal dengan alat audio visual (audio visual aids ). Di samping itu, media sebagai alat bantu belajar pada masa lalu sangat didukung oleh Teori Edgar Dale yang mengklasifikasikan pengalaman mulai dari tahap yang konkret pada tahap abstrak. Pengklasifikasian ini dalam dunia pendidikan kemudian dikenal dengan kerucut pengalaman Edgar Dale (cone of experience), yaitu dari pengalaman langsung kemudian semakin mengerucut pada observasi, partisipasi, demonstrasi, wisata, TV, film, radio, visual, simbol visual, dan terakhir berujung pada verbal. Baru pada akhir tahun 1950 kesadaran akan fungsi media, di samping sebagai alat bantu juga sebagai penyalur pesan dan informasi belajar, mulai dipikirkan pengembangannya dalam pembelajaran. Namun pertimbangan terhadap kebutuhan siswa sebagai salah satu komponen penting dalam kegiatan belajar belum menjadi perhatian khusus, masih terbatas pada pemilihan media dalam belajar.10 Pada perkembangan selanjutnya dalam rentang waktu 1960-1965 dengan munculnya pemikiran seputar teori-teori belajar, komponen siswa sudah menjadi subjek yang penting dalam proses pembelajaran.
hlm. 24. N. S. Media Pembelajaran. Dalam kumpulan makalah PEKERTI (Pengembangan Keterampilan Instruktur) untuk Quantum Teaching, 2001. Makalah tidak diterbitkan. 9Ibid.,
10Degeng,
Tadrîs. Volume 5. Nomor 1. 2010
115
Rahmawati Baharudin
Teori behaviorism dengan tokohnya Thomas Watson dan B. F. Skinner sebagai contoh, memandang komponen siswa sebagai subjek yang harus diubah perilakunya melalui belajar dengan metode pembiasaan. Perilaku belajar tersebut harus terus dibiasakan sehingga menjadi hasil belajar yang menetap pada diri siswa. Untuk mencapai hasil perilaku yang diinginkan peranan media sebagai perantara dan alat bantu sangat diperlukan. Begitupun dengan teori belajar cognitive-field Kurt Lewin yang mengutamakan pemahaman siswa dari apa yang dia alami dari lingkungan sekitarnya, baik itu dari orang-orang yang dia jumpai, objek material yang dihadapi serta hasil dari fungsi-fungsi kejiwaan yang dia miliki. Peranan media sebagai sumber belajar sangat membantu pemahaman siswa memperoleh pengetahuan juga menjadi keharusan dalam proses belajar. Akhirnya pada tahun 1965 hingga kini pendekatan sistem (system approach) juga menunjukkan pengaruhnya dalam pendidikan dan pembelajaran. Media dipandang sebagai bagian yang integral dalam pembelajaran. Penggunaan media sebagai sumber belajar harus direncanakan sedemikian rupa memerhatikan aspek kebutuhan dan pertimbangan kepada karakteristik siswa yang beragam. Keahlian guru dalam membuat perencanaan serta menetapkan tujuan belajar dengan memformat media yang sesuai merupakan kunci sukses keberhasilanya dalam tugas sebagai agent of transferring knowledge pada siswa. Pada tahap yang lebih ideal keberadaan media sumber belajar tidak hanya berfungsi sebagai alat perantara atau penyalur pesan tapi sekaligus juga sebagai penerima pesan. Ini mengandung makna bahwa media di samping digunakan oleh guru tapi juga dapat dimanfaatkan oleh siswa. Sehingga dalam proses belajar kehadiran guru secara fisik ke dalam kelas pada kondisi tertentu dapat terwakili oleh media. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Percepatan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberi pengaruh yang signifikan pada media pendidikan. Media pendidikan hadir dalam format dan jenis yang beragam seperti dalam bentuk modul cetak, film, televisi, film bingkai, film rangkai, program radio, komputer dan bentuk lainnya. Semua bentuk media ini tentu memiliki kemampuan serta ciri khas tersendiri. Untuk itu perlu dilakukan penataan terhadap berbagai jenis dan bentuk media 116
Tadrîs. Volume 5. Nomor 1. 2010
Keefektifan Media Belajar
tersebut sesuai dengan kesamaan dan perbedaan yang ada masingmasing media. Berdasarkan karakteristik dan jenis media, maka seorang guru harus melakukan pertimbangan tertentu sebelum media itu digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajarannya. Hal ini dimaksudkan agar media yang telah dipilih dapat secara efektif dan efisien serta dengan optimal dapat digunakan guna mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Beberapa faktor yang dimaksudkan bisa berupa pertimbangan terhadap tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik siswa atau sasaran, jenis rangsangan belajar yang diinginkan, keadaan latar atau lingkungan, kondisi setempat dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani. Dalam pemilihan media setidaknya menurut Arif S. Sadiman harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: 1. Apakah media yang bersangkutan relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai? 2. Apakah ada sumber informasi, katalog, dan sumber informasi lainnya mengenai media bersangkutan? 3. Apakah perlu dibentuk tim untuk mereview yang terdiri dari calon pemakai? 4. Apakah ada media di pasaran yang telah divalidasikan? 5. Apakah media yang bersangkutan boleh direview terlebih dahulu? 6. Apakah tersedia format review yang sudah dibakukan?11 Henich and Molenda mengemukakan setidaknya ada beberapa pertanyaan lagi yang dijadikan pertimbangan dalam menentukan media yaitu: (1) apakah ada ketersediaan sumber setempat, jika tidak, apa yang harus dibeli atau dibuat sendiri?; (2) jika harus membeli atau memproduksi sendiri apakah ada yang tersedia dana, tenaga dan fasilitasnya?; (3) apakah media sudah cukup luwes, praktis dan mudah digunakan kapanpun serta apa tahan lama jika digunakan dalam waktu yang lama?; (4) apakah efektivitas biaya dalam jangka waktu panjang juga sudah tidak masalah?12
11Rahardjo,
dkk, Media Pendidikan, hlm. 45. Molenda, Russel, Instructional Media and The New Technologies of Instruction (New York, 1982), hlm. 79. 12Heinich,
Tadrîs. Volume 5. Nomor 1. 2010
117
Rahmawati Baharudin
Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah jadi pertimbangan bagi guru dalam memilih media ajar, maka langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan untuk menentukan media mana yang cocok untuk diproduksi. Mc. Connel seperti dikutip oleh R. Rahardjo menyatakan “if the medium fits, use it!”13 Namun menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai ada hal tertentu lainnya yang juga sangat penting diperhatikan dalam penentuan media ini yaitu apakah guru dapat menggunakan dengan baik dan optimal.14 Ini mengandung makna bahwa sebagus apapun media yang tersedia, jika tidak dipakai secara maksimal tentu akan dapat mengurangi fungsi utama media tersebut. Dengan demikian guru juga harus memiliki keterampilan yang baik melalui latihan mengunakan media yang ada sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan kriteria yang lainnya adalah apakah media yang digunakan sesuai dengan taraf berpikir siswa. Penggunaan media yang rumit dipahami seperti penyajian data dalam bentuk tabel-tabel persentase bagi murid sekolah dasar tentu tidak akan bermakna maksimal dibanding dengan penyajian dalam bentuk gambar atau poster. Begitupun sebaliknya pengunaan media yang sangat sederhana dan selalu berulang-ulang tentu akan menjemukan dan tidak bernilai guna bagi mahasiswa yang sudah memiliki taraf berpikir tingkat abstrak. Sementara itu untuk melihat sejauh manakah efektif media yang sudah digunakan, menurut Heinich, dkk harus dilakukan evaluasi terhadap media tersebut. Setidaknya ada beberapa kriteria yang dijadikan tolok ukur di sini yaitu: sesuai dengan tujuan materi ajar; bersifat ekonomis; bersifat praktis, dan sederhana; mudah didapat; luwes dan fleksibel; dan sesuai dengan karakteristik pemakai. 15 Pada akhirnya pertimbangan pemilihan media merupakan keharusan bagi guru dalam mendukung/mempermudah tugas kependidikannya. Karena dengan kehadiran faktor media sebagai sumber belajar, mutu atau kualitas pengajaran akan dipastikan bisa ditingkatkan. Kegiatan belajar mengajar yang berkualitas adalah kegiatan
13Ibid. 14Nana
Sudjana dan Ahmad Riva’i, Media Pengajaran (Bandung : Sinar Baru, 1991), hlm. 31. 15Heinich, et.all, Instructional Media, hlm. 80.
118
Tadrîs. Volume 5. Nomor 1. 2010
Keefektifan Media Belajar
yang dapat memberikan kepuasan pelayanan kependidikan bagi kedua belah pihak, guru/dosen di satu sisi sebagai motivator atau penggerak jalannya kegiatan belajar serta siswa/mahasiswa pada sisi lain sebagai subjek pebelajar yang mendapat pelayanan pendidikan. Media Belajar Berbasis Teknologi Informasi Istilah teknologi informasi (information technology) pada dekade terakhir ini sudah bukan hal yang baru lagi. Hal ini disebabkan oleh perkembangannya yang sedemikian pesat serta pemanfaatan information technology itu sendiri yang sudah merambah pada semua sektor kehidupan masyarakat modern. Baik itu dalam bidang sosio-ekonomi, teknologi, farmasi, organisasi, dan tak terkecuali dalam bidang pendidikan. Sehingga bukan hal yang aneh lagi jika banyak institusi pendidikan di Indonesia mulai berlomba-lomba mememanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk pendidikan dengan membangun infrastruktur hardware, jaringan internet, pengadaan sofware dan lain sebagainya, yang semua itu dilakukan dalam usaha memenuhi kebutuhan akan metode pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Pelatihan-pelatihan dengan pemanfaatan aplikasi komputer pun sering diselenggarakan seperti; Intelligent Tutoring System (ITS), Computer Basad Training (CBT), dan e-Learning System.16 Sebelum menganalisa media belajar berbasis teknologi informasi ada baiknya penulis paparkan juga secara ringkas apa itu teknologi informasi dan bagaimana sejarahnya hingga dekade sekarang. Hakikat Teknologi Informasi Teknologi informasi merupakan perkembangan sistem informasi dengan menggabungkan antara teknologi komputer dengan telekomunikasi. Sebagai contoh produk perkembangan sistem ini yaitu dengan adanya implementasi internet, electronic commerce, electronic data interchange, virtual office, telemedicine, intranet dan lain sebagainya yang telah menerobos batas-batas sekat antara benua. Data atau informasi yang dulunya diolah sebelum dikirim ke belahan dunia lain memakan waktu berhari-hari atau malah bulanan sekarang dapat diproses hanya dalam hitungan detik. 16SP
Hariningsih, Teknologi Informasi (Yogyakarta; Graha Ilmu, 2005), hlm. 45.
Tadrîs. Volume 5. Nomor 1. 2010
119
Rahmawati Baharudin
Produk-produk Teknologi Informasi Produk-produk informasi teknologi, sebagaimana dijelaskan S.P. Hariningsih, meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras meliputi :17 a. Komputer, yang terus berkembang dalam bentuk minicomputer, mainframe, PC (Personal Computer), Laptop, Palmtop, PDA (Personal Digital Assistant). b. Jaringan Komunikasi, yaitu sebuah sistem yang mampu menghubungkan dan menggabungkan beberapa titik komunikasi menjadi satu kesatuan yang mampu berinteraksi satu sama lain. Di antara jaringan tersebut adalah: ISDN (Integrated Service Digital Network) yaitu jaringan komunikasi khusus yang menggunakan jaringan telepon yang tidak hanya memproses suara tapi juga mampu menyimpan data berupa teks, gambar, video, dan faximile; jaringan komunikasi lainnya: faximile, telephone, faximile, fiber optik yaitu jaringan komunikasi yang mentransmisi data dalam frekuensi tinggi lewat cahaya, leased line/private line yaitu jaringan telepon tetap yang dioperasikan tanpa alat pengalih (switching), wireless yaitu jaringan komunikasi nirkabel dengan menggunakan gelombang radio/frekuensi sebagai penghantar informasi. Jaringan ini juga menggunakan pemancar, penguat, dan penerima gelombang yang berisi data tersebut. c. Jaringan Komunikasi dengan satelit yaitu jaringan komunikasi tanpa kabel tapi dengan menggunakan satelit sebagai pemancar, penerima dan penguat data. Di antara jaringan yang termasuk kategori ini adalah: antena, televisi dan radio, komunikasi seluler, dan VSAT (Very Small Aperture Terminal) yaitu microstation murah yang memiliki antene 1 meter dan membutuhkan daya sekitar 1 watt. d. Net Tools (Alat Komunikasi Jaringan) yaitu alat yang dapat mempermudah hubungan melalui internet. Di antaranya: server yaitu alat mengatur jalur informasi dalam jaringan komputer, client yaitu sebuah PC dalam sebuah jaringan komunikasi yang memiliki kemampuan memproses data dan meminta data pada server, router yaitu alat yang digunakan dalam jaringan yang mampu mengirim 17Ibid.
120
Tadrîs. Volume 5. Nomor 1. 2010
Keefektifan Media Belajar
data kepada jaringan lain lebih cepat dan efisien, modem (modulator demudolator) yaitu alat yang memungkinkan PC dan minicomputer menerima dan mengirim data dalam bentuk digital melalui saluran telepon, repeater yaitu alat yang digunakan untuk menerima sinyal dari satu segmen kabel LAN dan memancarkannya kembali dengan kekuatan yang sama dengan sinyal asli kepada segmen kabel lainnya, bridge yaitu alat yang menghubungkan jaringan dengan metode trasmisi berbeda atau medium access control yang berbeda. Sedangkan perangkap lunak (software) terdiri atas beberapa program, yaitu ; aplikasi, metode, dan sistem yang dikembangkan berbasis komputer untuk memenuhi beberapa kebutuhan di antaranya; DSS (Decision Support System) yaitu sistem pendukung yang menyediakan informasi pemecahan masalah maupun kemampuan komunikasi dalam memecahkan masalah semi-terstruktur, e-commerce yaitu sistem berbasis internet yang menyediakan layanan berupa belanja lewat internet, bisnet lewat internet, e-banking yaitu sistem berbasis internet yang memberikan layanan transaksi perbankan, GIS (Geographical Information System) yaitu sistem yang khusus menangani data atau mengenai informasi geografi suatu wilayah, expert system (sistem pakar) yaitu suatu sistem berbasis pengetahuan yang mencoba mewakili pengetahuan dari pakar manusia dalam bentuk heuristic, OA (Office Automation) yaitu sistem eloktronik formal atau informal terutama terkait dengan informasi informal dari atau ke orang perorang di dalam maupun di luar prusahaan seperti voice-mail, video-conference dan lain sebagainya. Internet Internet merupakan dunia maya jaringan komputer (interkoneksi) yang terbentuk dari milyaran komputer seluruh dunia. Teknologi informasi jenis ini muncul pada pertengahan tahun 1970-an dan semakin menjamur pada tahun 1994 ketika interface grafis dan konten mulai dapat digunakan oleh masyarakat luas. Perkembangan internet telah mampu merubah beberapa aspek kehidupan manusia. Seperti dalam aspek sosial, sumber-sumber informasi menjadi lebih beragam dan luas, jarak dan waktu sudah bukan penghalang, muncul sistem pembayaran on-line, dapat mengadakan rapat jarak jauh dalam waktu Tadrîs. Volume 5. Nomor 1. 2010
121
Rahmawati Baharudin
bersamaan, perubahan dalam hukum dan perundangan begitupun proses pertukaran dan asimilasi budaya berlangsung lebih cepat seperti carding, hacker dan cracker. Berdasarkan paparan dari berbagai perangkat perkembangan sistem informasi di atas dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan media pendidikan berbasis IT adalah segala media pendidikan yang digunakan dengan memanfaatkan sistem yang sudah ada dalam jaringan teknologi informasi baik dengan media komputer, laptop, miniframe, LCD dan lainnya sebagai perangkap keras, maupun dengan aplikasi berbagai program komputer; MS word, MS power point, MS Acces, sebagai perangkap lunak serta dengan jaringan internet sebagai produk teknologi informasi yang paling menakjubkan. Perkembangan TI bagaimanapun sangat berkaitan dengan sistem informasi. Sistem informasi itu sendiri merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai tujuan dan menyajikan informasi. Komponenkomponen tersebut adalah: a. Hardware, yang terdiri dari komputer, periferal, dan jaringan b. Software, yaitu kumpulan dari perintah atau fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melakukan tugas tertentu. c. Manware, yaitu manusia terlibat dalam opearional komputer seperti operator, pemimpin sistem operator dan sistem informasi. d. Data, yaitu komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih lanjut untuk menghasil informasi. e. Prosedur, yaitu dokumen prosedur proses sistem, buku penuntun operational dan teknis. Adapun proses kegiatan informasi mencakup hal-hal sebagai berikut: a. Input, yaitu kegiatan menyediakan data untuk diproses. b. Process, yaitu mengambarkan bagaimana suatu data diproses untuk menghasilkan informasi yang bernilai. c. Output, yaitu kegiatan untuk menghasilkan informasi dari data. d. Penyimpanan, yaitu kegiatan menyimpan dan memelihara data. e. Kontrol, yaitu kegiatan menjamin bahwa sistem informasi tersebut berjalan sesuai prosedur.
122
Tadrîs. Volume 5. Nomor 1. 2010
Keefektifan Media Belajar
Implementasi Information Technology dalam Pembelajaran Implementasi media berbasis dalam pembelajaran bermakna adanya suatu upaya terhadap penerapan ataupun penggunaan media yang sudah memanfaatkan keunggalan teknologi informasi. Baik berupa produk maupun pemikiran konsep dalam pembelajaran. Upaya ini dilakukan jelas dalam rangka menciptakan pembelajaran yang berkualitas, efektif dan efisien. Adalah hal yang mustahil jika menginginkan hasil pembelajaran berkualitas tanpa diiringi dengan pengadaan fasiltas belajar dan memanfaatkan media dan teknologi. Menurut M. Furqan18 setidaknya ada beberapa keuntungan dari penggunaan media belajar dengan bantuan teknologi informasi: a. Memberikan konstribusi terhadap pengetahuan dan keterampilan siswa. b. Membantu guru dalam mempermudah proses belajar c. Memperjelas materi dengan berapa contoh yang konkrit d. Memfasilitasi interaksi antara antara guru dengan siswa dan sebaliknya. e. Memberi kesempatan praktik pada siswa f. Memberi kesempata evaluasi beragam bentuk media dan teknologi pembelajran. Beberapa media berbasis yang IT yang paling sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran dewasa ini adalah dalam bentuk hardware, software dan internet. Media dalam bentuk hardware meliputi; a. Personal Computer (PC), notebook, dan mainframe. Perkembangan teknologi komputer dewasa ini sangat terkait dengan perkembangan teknologi lainnya. Seperti pengabungan antara teknologi komputer dengan komunikasi berpengaruh terhadap bentuk organisasi system komputer. Saat ini teknologi komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai sarana komputasi dan pengolahan kata (word processor) tetapi juga sebagai sarana belajar multi media yang memungkinkan mahasiswa/dosen/guru membuat desain dan rekayasa suatu konsep dan ilmu pengetahuan. Sajian multimedia berbasis komputer dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan 18M.Furqon
dalam “Teknologi Pendidikan, Prinsip Pengembangan Media Pendidikan sebuah Pengantar” (www.edunet.com)
Tadrîs. Volume 5. Nomor 1. 2010
123
Rahmawati Baharudin
dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi. Dengan tampilan yang dapat mengombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer dapat dirancang dan digunakan sebagai media teknologi yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi perkuliahan yang relevan misalnya rancangan grafis dan animasi. b. Multimedia berbasis computer. Multimedia berbasis komputer dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi. Dengan tampilan yang dapat mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer dapat dirancang dan digunakan sebagai media teknologi yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi perkuliahan yang relevan misalnya rancangan grafis dan animasi. Di samping itu multimedia berbasis komputer dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana dalam melakukan simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu. Misalnya, penggunaan simulator kokpit pesawat terbang yang memungkinkan mahasiswa dalam akademi penerbangan dapat berlatih tanpa menghadapi risiko jatuh. Contoh lain dari penggunaan multimedia berbasis komputer adalah tampilan multimedia dalam bentuk animasi yang memungkinkan mahasiswa pada jurusan eksakta biologi, kimia, dan fisika melakukan percobaan tanpa harus berada di laboratorium. Dengan demikian dapat kita katakan bahwa perkembangan teknologi komputer saat ini telah membentuk suatu jaringan yang dapat memberi kemungkinan bagi praktisi pendidikan untuk berinteraksi dengan sumber belajar secara luas. c. Jaringan Komunikasi, berupa telephone, faximile, fiber optik, dan wireless. d. Jaringan Komunikasi dengan satelit, berupa antena, televisi dan radio, komunikasi seluler/handphone e. Net Tools (alat komunikasi jaringan), berupa router, modem, dan repeater. Media dalam bentuk Software di antaranya adalah Office Automation (OA) yang berkaitan dengan komunikasi informasi orang ke orang di luar perusahaan atau lembaga pendidikan berupa e-mail, voicemail dan video-conference. 124
Tadrîs. Volume 5. Nomor 1. 2010
Keefektifan Media Belajar
Internet merupakan gabungan jaringan computer yang berkomunikasi menggunakan sistem pertuturan yang dikenal dengan Transmission Control Protocol/ Internet Protocol (TCP/IP). Yang menyediakan kemudahan di dalam mengakses Telnet yaitu mengakses komputer jarak jauh, IRC chat yaitu berkomunikasi dengan orang di lain benua, mengantar dan menerima e-mail, meminta file antara satu komputer dengan yang lain (ftp) dan akses ke World Wide Web (WWW). Kecanggihan internet dalam sistem informasi dalam hal-hal tertentu telah dapat menggantikan peran media komunikasi tradisional seperti pos, telepon dan fax. Meskipun tidak sepenuhnya dapat menggantikan peran sebagai media informasi karena tidak semua dapat diakses oleh masyarakat luas. Tak terkecuali dalam dunia pendidikan akses terhadap media ini sudah lebih jauh dimanfaatkan oleh praktisi pendidikan. Karena memberikan kontribusi yang sangat penting dalam upaya meningkat kualitas dan efektifitas pembelajaran. Sehingga pemikiran ke arah desain pembelajaran dengan berbasis net/internet banyak digagas oleh para ahli desain pembelajaran. Di antara desain yang dimaksud adalah adanya Web-based Interactive Learning. Beberapa kelebihan dengan desain pembelajaran Web-based Interactive Learning adalah:19 (a) Online learning tidak berzona waktu, lokasi dan jarak bukanlah masalah; (b) Dalam online learning yang bersifat asinkronis (tidak serempak), peserta didik dapat mengakses materi online kapanpun, sementara online learning sinkronis memungkinkan interaksi waktu secara riil antara guru dan siswa; (c) Pebelajar dapat menggunakan internet untuk mengakses materi pembelajaran yang relevan dan mutahir dan dapat berkomunikasi dengan ahli di bidang yang mereka pelajari; (d) Pembelajaran difasilitasi, karena pebelajar dapat menyelesaikan matakuliah online seraya bekerja dan dapat mengkontekstualisasikan pembelajaran. Sementara itu, keuntungan yang didapat oleh seorang pengajar dengan menggunakan media TI adalah: (a) Pembelajaran (tutoring) dapat dilakukan kapanpun dan dari manapun; (b) Materi online dapat diperbarui dan pebelajar dapat melihat perubahannya; (c) Bilamana 19Unit
Pelaksana Teknis Pusat Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional (UPT-P3AI) STSI Surakarta.
Tadrîs. Volume 5. Nomor 1. 2010
125
Rahmawati Baharudin
pebelajar dapat mengakses materi di internet, maka mudah bagi instruktur (pengajar) untuk mengarahkannya pada informasi yang tepat berdasarkan kebutuhannya Jika dirancang secara tepat, sistem online learning dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan dan tingkat keahlian pebelajar dan untuk menugaskan materi yang tepat bagi pebelajar untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Penutup Dari berbagai paparan seputar pemanfaatan media pendidikan berbasis Information Technology di atas dapat kita pahami bahwa adalah suatu kemestian bagi lembaga pendidikan dan penggelolanya (manware) untuk menggunakan media pendidikan khususnya yang sudah digabung dengan teknologi informasi, jika menginginkan pendidikan yang berkualitas yang memenuhi standar kompetensi setiap materi ajar. Wa Allâh a’lam bi al-Shawâb.*
Daftar Pustaka Arief S. Sadiman, R. Rahardjo, dkk. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo, 2006. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Rineke Cipta, 2002. Furqon, M. “Teknologi Pendidikan, Prinsip Pengembangan Media Pendidikan sebuah Pengantar”, 2005, (www.edunet.com) Hariningsih, SP. Teknologi Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005. Heinich, Molenda, Russel. Intructional Media and The New Technologies of Instruction. New York, John Wiley & Sons Inc, 1982. Miyarso, Yusufhadi. Media Instruksional. Pusat TKPK, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Reseir, Robert A and Robert M.Gagne, “Characteristics of Media Selection Models”, dalam Review of Educational Reseach, Winter,1982, vol. 52, No. 4. 126
Tadrîs. Volume 5. Nomor 1. 2010
Keefektifan Media Belajar
Roestiyah. Masalah Pembelajaran Sebagai Suatu Sistem. Jakarta : Bina Aksara, 1989. Sudjana, Nana dan Ahmad Riva'i. Media Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru, 1991. Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru, 1991. Suhertian, Piet. A. dan Ida A.S. Supervisi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1990. Surakhmad, Winarto. Pengantar Interaksi Pembelajaran, Dasar dan Teknik Metodologi Pembelajaran. Bandung : Tarsito, 1990.
Tadrîs. Volume 5. Nomor 1. 2010
127