KEBERADAAN BAKTERI PATOGEN Salmonella sp. PADA PERMANDIAN PANTAI KOTA MAKASSAR SAAT PASANG DAN SURUT
SKRIPSI
Oleh : Muhammad Esa Damar Sagara L11111278 Pembimbing 1: Prof. Dr. Akbar Tahir., M. Sc. Pembimbing 2: Dr. Ir. Arniati Massinai., M.Si.
DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016
1
ABSTRAK Muhammad Esa Damar Sagara. Keberadaan Bakteri Patogen Salmonella sp. di Permandian Kota. Di bawah Bimbingan Akbar Tahir sebagai Pembimbing Utama dan Arniati Massinai sebagai Pembimbing Anggota. Perairan yang digunakan untuk tujuan rekreasi harus bebas dari bahaya mikrobiologis demi keselamatan dan kesehatan pengguna. Khususnya mikrobiologis, yaitu bakteri patogen Salmonella sp. Peniltian bertujuan untuk melihat keberadaan bakteri patogen Salmonella sp. di permandian Kota Makassar yaitu Perairan POPSA, Tanjung Bayang, Akkarena. Inokulasi bakteri dilakukan dengan metode saring, air sampel disaring sebanyak 50 mL kemudian ditanam pada medium selektif Bismuth Sulfite Agar inkubasi suhu 37oC selama 48 jam. Perhitungan koloni jumlah bakteri dilakukan dengan metode hitungan cawan. Perbedaan antara jumlah Salmonella sp. pada saat pasang dan surut dimasing lokasi penelitian dilakukan analisis regresi uji Student (t). Hasil yang didapatkan 1 Terdapat bakteri Salmonella sp. pada tiga permandian yang berada di Kota Makassar 2Jumlah Salmonella sp. di Perairan POPSA dan pantai Akkarena tidak berbeda pada saat pasang dan surut, sedangkan di Tanjung Bayang jumlahnya lebih tinggi pada saat dibandingkan dengan pada pada saat surut. Kata Kunci: Salmonella sp, Pasang dan Surut, Pantai Kota Makassar
2
KEBERADAAN BAKTERI PATOGEN Salmonella sp. PADA PERMANDIAN PANTAI KOTA MAKASSAR SAAT PASANG DAN SURUT
SKRIPSI Oleh : Muhammad Esa Damar Sagara L11111278
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu Kelautan Departemen Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin
DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016 3
HALAMAN PENGESAHAN
i
RIWAYAT HIDUP Penulis
Muhammad
Esa
Damar
Sagara
lahir
di
Makassar pada tanggal 21 Juni 1993. Anak pertama dari 6 bersaudara. Lahir dari pasangan bapak Abdul Jurlan dan ibu Musyarofah. Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar di SDN Galla Raya Mandalle, pangkep pada tahun 2005. Sekolah menengah pertama sederajat di PonPes DDI AD Mangkoso MTs. Tonronge, Barru pada tahun 2008 & sekolah menengah atas di SMAN 15 Makassar. pada tahun 2011. Pada tahun yang sama di tahun 2011 penulis melanjutkan jenjang pendidikan di Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan & Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Selama berstatus mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan akademik diantaranya pernah menjadi asisten pada mata kuliah yakni Pemetaan SDHL (20132014) & asisten laboratorium penangkaran Fakultas Ilmu Kelautan dan perikanan. Selain
kegiatan
Akademik
Penulis
juga
aktif
dalam
kegiatan
lembaga
kemahasiswaan diantaranya pernah menjabat sebagai pengurus lembaga tingkat jurusan sebagai Badan Pengawas Organisasi (BPO) Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan (HMIK FIKP-UH) pada periode 2012-2013 & aktif dalam Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Tingkat Universitas Sepak Bola Universitas Hasanuddin (UKM SB-UH).
ii
KATA PENGANTAR
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Segala puja dan puji serta kesyukuran kepada sang Maha mengetahui dan Maha bijaksana Allah SWT atas limpahan rahmat karunia dan izin-NYA sehingga penulis mampu menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shalawat dan salam kepada Nabi Allah Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan yang baik bagi seluruh umat manusia di jagat raya dan sebagai tauladan dalam menimba ilmu pengetahuan. Tulisan ini merupakan salah satu dalam penyelesaian studi di Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan Perikanan Universitas Hasanuddin “Keberadaan Jumlah Bakteri Patogen Salmonella sp. di Permandian Pantai Kota Makassar Pada Saat Pasang dan Surut”. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan sumbangsihnya baik berupa ide, materil, doa serta dukungan, diantaranya : a) Terkhusus ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis bapak ABDUL JURLAN dan ibu MUSYAROFAH atas doa dan dukungannya sehingga penulis mampu menyelesaikan studi pada jenjang strata 1 di jurusan Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin. b) Kepada Prof. Dr. Akbar Tahir, M.Sc selaku pembimbing utama yang tetap memberikan ide dan ilmu yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
iii
c) Kepada Dr. Ir. Arniati Massinasi, M.Si selaku pembimbing anggota yang tidak henti-hentinya memberikan ide, nasehat, memberikan petunjuk, memberi bimbingan, saran, dan juga menjadi orang tua bagi penulis. d) Kepada Prof. Dr. Ir. H. Ambo Tuwo, DEA dan bapak Drs. Sulaiman Gosalam, M.Si serta ibu Ir. Esther Sanda Manapa, MT.Dr.Pd. selaku penguji atas kritik dan saran yang membangun sehingga penulis mampu menyelesaikan studi. e) Kepada seluruh Dosen Departemen Ilmu Kelautan & staf pengajar FIKP atas segala ilmu dan keakraban yang telah diberikan. Semoga ilmu yang bapak/ ibu berikan bermanfaat bagi penulis. f)
Kepada saudara & saudari “Suci Rahmadani Kartika, S.Kel, Huyyirnah, S.P., M.P, Fajaria Sari Sakaria, S.kel, Widyastuti, S.kel, Annisa Suriansyah, Asirwan, Nur Issatul Mukminin, Hardin Lakota, Abu Naim, Asgar Saputra, Rooby Nimzet, Riska Adriana, Turissa Pragunanti, Niar, Permas, Samson, Bowo, Sheryl,
Mutahhara
Fahrunnisa
dan
Fuad Tassanrae”
yang
memberikan semangat dan membantu dalam penelitian. g) Kepada
saudara
seperjuangan
ombak
kelautan
dua
ribu
sebelas
(KEDUBES) atas dukungan dan kerjasamanya selama kita menimba ilmu di kelautan. h) Kepada saudara-saudara senasib sepenanggungan serta seperjuangan dalam membentuk Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan atas tekad dan konsistennya sehingga himpunan kita ini masih tetap berlayar dan mengibarkan panji-panji yang telah diikrarkan. Karena masa lalu adalah sejarah & jalan panjang berliku untuk mencapai hari esok yang gemilang.
iv
i)
Kepada kanda dan dinda yang masih bergelut dan berjuang di bangku kuliah Jurusan Ilmu Kelautan atas saran dan dukungannya selama penulis menempuh pendidikan di Jurusan Ilmu Kelautan.
j)
Kepada teman-teman UKM-SB Unhas atas kerjasamanya dalam latihan maupun dalam pertandingan sehingga penulis menyadari bahwa hidup tanpa kerjasama akan sulit dilakukan.
v
DAFTAR ISI Hal. HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... i ABSTRAK ..................................................................................................................... 2 Kata pengantar ............................................................................................................iii DAFTAR ISI ................................................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ......................................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. x I.
PENDAHULUAN............................................................................................... 1 A.
Latar Belakang .................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
C.
Tujuan dan Kegunaan ....................................................................................... 3
D.
Ruang Lingkup .................................................................................................. 3
II.
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 4 A.
Salmonella di Perairan Laut .............................................................................. 4
B.
Salmonella Merupakan Pencemar Biologis ...................................................... 4
C.
Karakteristik Bakteri Umum Salmonella ........................................................... 5
E.
Metode Inokulasi dan Perhitungan Bakteri Salmonella sp. .............................. 7
F.
Program SPSS .................................................................................................. 8
G.
Pengamatan Morfologi Koloni dan Perhitungan Bakteri .................................. 8
H.
Permandian Pantai Kota Makassar .................................................................. 9
III.
METODOLOGI ................................................................................................ 11
A.
Waktu dan Tempat .......................................................................................... 11
B.
Alat dan Bahan ................................................................................................ 12
C.
Prosedur Kerja ................................................................................................ 13
D.
Analisis Data ................................................................................................... 16
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 17
vi
A.
Gambaran Umum Lokasi Permandian Pantai Makassar ............................... 17
B.
Parameter Kualitas Air .................................................................................... 17
C.
Morfologi Koloni dan Sel Salmonella sp. yang Berasal dari Permandian Pantai Kota Makassar ..................................................................................... 20
D.
Jumlah Salmonella Pada Permandian Pantai Kota Makassar....................... 21
V.
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 26 A.
Kesimpulan ...................................................................................................... 26
B.
Saran ............................................................................................................... 26
vii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Koloni akteri Salmonella sp. pada Medium Bismuth Sulfite Agar (BSA) (Sumber: Manual User Control Quality BD, 2016). ................................... 6 Gambar 2. Morfologi koloni bakteri (Sumber: Cappuccino dan Sherman, 1987). ....... 9 Gambar 3. Peta lokasi penelitian. ............................................................................... 11 Gambar 4. Morfologi koloni bakteri Salmonella sp. yang berasal dari permandian pantai Kota Makassar pada medium pertumbuhan BSA a. Salmonella typhimurium b. Salmonella typhi (Bismuth Sulfite Agar). ........................ 20 Gambar 5. Pengamatan bentuk sel bakteri Salmonella sp di bawah mikroskop pembesaran 100x dari hasil pewarnaan Gram. ...................................... 21 Gambar 6. Rata-rata jumlah koloni bakteri patogen Salmonella sp. (cfu/100 mL) di permandian Kota Makassar. .................................................................... 22
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data parameter kualitas air yang terukur pada lokasi permandian di Kota Makassar saat pasang dan surut.................................................................... 19 Tabel 2. Rata-rata jumlah bakteri cfu/mL Salmonella sp. pada setiap titik sampling di tiga lokasi permandian pantai Kota Makassar. ............................................... 22 Tabel 3. Pedoman kualitas sanitasi untuk rekreasi perairan laut. ............................. 23 Tabel 4. Hasil analisis uji T jumlah bakteri Salmonella pada saat pasang dan surut di Perairan POPSA. ............................................................................................ 24 Tabel 5. Hasil analisis uji T jumlah bakteri Salmonella pada saat pasang dan surut di Pantai Akkarena. ............................................................................................. 24 Tabel 6. Hasil analisis uji T jumlah bakteri Salmonella sp. pada saat pasang dan surut di Tanjung Bayang. .............................................................................. 25
ix
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel di permandian pantai Kota Makassar. ..... 30 Lampiran 2. Titik lokasi pengambilan sampel air di permandian pantai Kota Makassar. .............................................................................................. 31 Lampiran 3. Nilai rata-rata kecepatan arus dan arah arus......................................... 33 Lampiran 4. Nilai Rata-Rata Kecepatan Arus dan Arah Arus Pada Saat Surut. ....... 33 Lampiran 5. Rata-rata jumlah bakteri Salmonella sp. pada tiga lokasi penelitian. .... 34 Lampiran 6. Hasil uji t perbandingan bakteri pada saat pasang dan surut Perairan Popsa. .................................................................................................... 34 Lampiran 7. Hasil uji t perbandingan bakteri pada saat pasang dan surut Pantai Akkarena. ............................................................................................... 35 Lampiran 8. Hasil uji t perbandingan bakteri pada saat pasang dan surut Tanjung Bayang. .................................................................................................. 36
x
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perairan yang digunakan untuk tujuan rekreasi harus bebas dari bahaya bahanbahan kimia, fisis dan mikrobiologis demi keselamatan dan kesehatan pengguna. Khusus untuk mikrobiologis, penilaiannya terhadap batas jumlah organisme indikator dan kehadiran patogen. Organisme indikator yang sering digunakan adalah fecal streptococci, dan coliform, untuk bakteri patogen Salmonella, Shigella dan Clostridium (The Minister of National Health and Welfare, 1992). Salmonella sp. merupakan bakteri patogen yang sering mengkontaminasi makanan
atau
minuman,
dan
apabila
mengkontaminasi
manusia
dapat
menyebabkan penyakit tipes, dan diare (Widodo, 2007 dalam Suswati dan Juniarti, 2011). Secara alami Salmonella terdapat dalam perairan laut namun jumlahnya relatif sedikit (Morinigo, 1990). Keberadaannya di lingkungan laut dalam jumlah banyak berasal dari daratan melalui limbah rumah tangga seperti tinja, sisa makanan yang terkontaminasi dengan bakteri Salmonella sp. masuk lewat kanal, aliran sungai dan menuju ke laut. Banyaknya Salmonella sp. di lingkungan laut itu disebabkan keberadaan sumber pertumbuhannya seperti bahan organik yang melimpah di lingkungan (Sutiknowati, 2014). Kontaminasi Salmonella di perairan rekreasi dapat terjadi kontak langsung dengan manusia melalui air. Belum ada batas yang diusulkan untuk konsentrasi Salmonella di perairan rekreasi, namun direkomendasikan bahwa Salmonella dapat digunakan sebagai parameter untuk membantu dalam menafsirkan hasil survei sanitasi dan mikrobiologi. Karena hampir semua spesies Salmonella bersifat patogen (The Minister of National Health and Wealfare, 1992).
1
Wisata perairan pantai merupakan salah satu tempat yang banyak digemari oleh penduduk Kota Makassar. Pantai di Makassar ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal dan non lokal. Di antara beberapa pantai yang dikunjungi adalah perairan di sekitar POPSA (Persatuan Olahraga Perahu Motor dan Ski Air) yang banyak dijadikan sebagai tempat berendam untuk terapi, Pantai Akkarena menjadi lokasi wisata pantai yang sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun non lokal, dan Tanjung Bayang yang merupakan tujuan wisata relatif murah yang pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat setempat. Permandian POPSA, Pantai Akkarena, dan Tanjung Bayang merupakan tempat wisata yang ramai dikunjungi masyarakat Kota Makassar dikarenakan lokasi dari ke tiga tempat wisata pantai relatif dekat yang memudahkan penduduk Kota Makassar untuk mencapainya. Melihat dekatnya tiga tempat wisata pantai dengan Kota Makassar, sehingga limbah akhir seperti tinja baik dari bangunan perkantoran, perniagaan atau rumah tangga di sekitar wisata pantai tersebut
mengalir
memasuki
wilaya
perairan,
yang
akan
berkonsekuensi
terdapatnya pencemaran tinja di perairan pada lokasi-lokasi wisata pantai tersebut. Keberadaan pencemaran tinja di perairan wisata pantai dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia, karena mengandung mikroba patogen seperti Salmonella typhi yang menyebabkan deman tipoid. Berdasarkan uraian di atas, pada umumnya Salmonella sp. patogen terhadap manusia dan dapat terkontaminasi apabila mandi atau berenang di perairan yang mengandung Salmonella sp. Olehnya penelitian tentang keberadaan bakteri patogen Salmonella sp. di permandian pantai Kota Makassar penting untuk dilakukan.
2
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka muncul permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat bakteri patogen Salmonella sp. pada tiga lokasi permandian pantai Kota Makassar. 2. Berapa jumlah bakteri patogen Salmonella sp. pada saat pasang dan surut pada tiga lokasi permandian pantai Kota Makassar. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui keberadaan bakteri patogen Salmonella sp. di beberapa permandian pantai di Kota Makassar saat pasang dan surut. 2. Menganalisis jumlah bakteri patogen Salmonella sp. di beberapa permandian pantai di Kota Makassar saat pasang dan surut. Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi keberadaan jumlah bakteri Salmonella sp. pada tiga lokasi permandian pantai Kota Makassar. D. Ruang Lingkup Penelitian ini mencakupi: isolasi bakteri Salmonella sp., perhitungan jumlah koloni, pewarnaan Gram dan pengamatan parameter lingkungan yaitu arus, BOT, suhu, dan salinitas.
3
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Salmonella di Perairan Laut Kehadiran Salmonella di perairan laut itu disebabkan transmisi bahan yang telah terkontaminasi oleh bakteri Salmonella sp. (Wray & Wray, 2000). Keberadaanya di lingkungan laut dalam jumlah banyak berasal dari daratan melalui limbah rumah tangga seperti tinja, sisa makanan yang terkontaminasi dengan bakteri Salmonella sp. memasuki aliran kanal, aliran sungai dan menuju ke laut. Banyaknya Salmonella sp. di lingkungan laut itu dikarenakan sumber pertumbuhannya seperti bahan organik melimpah di lingkungan (Sutiknowati, 2014). Menurut Altug (2012), seorang peneliti berkebangsaan Turki, Salmonella sp., adalah salah satu jenis bakteri patogen yang memasuki lingkungan laut sebagai akibat dari pengaruh kegiatan antropogenik dan pemanfaatan wilayah, terutama keberadaan kegiatan rekreasi di wilayah pesisir. Hasil dari peniltian ini juga didukung oleh penelitian Sutiknowati (2014), yang menyatakan bahwa, adanya bakteri Salmonella sp. di perairan laut itu menandakan terjadinya kontak langsung perairan dengan buangan limbah rumah tangga seperti tinja manusia atau sisa bahan makanannya lainnya yang terkontaminasi. B. Salmonella Merupakan Pencemar Biologis Keberadaan Salmonella di perairan laut akan berdampak buruk pada organisme atau biota laut, ketika Salmonella masuk ke dalam tubuh organisme yang dijadikan inangnya sebagai sumber nutrisi dalam pertumbuhan Salmonella (Urtaza dkk., 2004).
4
Kehadiran Salmonella sp. di daerah laut Turki (pesisir Mediterania bagian Timur, Laut Hitam bagian barat, Muara Golden Horn (Istanbul), Laut Marmara, Laut Aegea bagian utara) berdampak buruk bagi biota laut seperti terdapatnya Salmonella pada kerang dan ikan. Kehadiran Salmonella sp. pada kerang dan ikan sebagai biota yang dikonsumsi memiliki potensi tertular pada konsumen. Melimpahnya Salmonella sp. yang ditemukan pada daerah pesisir pantai dibandingkan lepas pantai itu disebabkan tingginya aktivitas manusia pada daerah pesisir seperti membuang limbah (tinja dan sisa makanan) yang terkontaminasi oleh bakteri Salmonella (Altug, 2012). C. Karakteristik Bakteri Umum Salmonella Salmonella adalah bakteri berbentuk batang lurus, Gram negatif, tidak berspora, bergerak dengan flagel peritrik, berukuran 2-4 µm dan Salmonella sp. bersifat aerob dan anaerob fakultatif. Salmonella adalah organisme yang mudah tumbuh pada medium sederhana namun hampir tidak pernah memfermentasikan laktosa dan sukrosa. Selain itu, organisme ini membentuk asam dan kadang-kadang gas dari glukosa dan manosa serta biasanya akan menghasilkan H 2S. Salmonella sp. bisa bertahan dalam air yang membeku untuk periode yang lama. (Brooks, 2004). Berdasarkan manual user control quality BD (2016), bahwa bakteri Salmonella sp. dapat tumbuh dengan baik pada medium Bismuth Sulfit Agar dengan penampakan
morfologi
warma
koloni
hitam
mengkilat
adalah
Salmonella
typhimurium dan warna hitam di sekitarnya metalik adalah Salmonella typhi (Gambar 1).
Munculnya warna hitam pada medium diakibatkan oleh adanya reaksi
metabolisme sulfit oleh bakteri dengan melepaskan hydrogen sulfide (H2S).
5
Klasifikasi Salmonella sp. Kingdom : Bakteria Phylum : Eubacteria Classis : Prateobacteria Ordo : Eubacteriales Familia : Enterobacteriaceae Genus : Salmonella Species : Salmonella sp.
Gambar 1. Koloni akteri Salmonella sp. pada Medium Bismuth Sulfite Agar (BSA) (Sumber: Manual User Control Quality BD, 2016).
D. Lingkungan Hidup Bakteri Salmonella Salmonella umumnya berada pada saluran pencernaan hewan maupun manusia. Kehadiran Salmonella di habitat lain itu dikarenakan transmisi bahan yang telah terkontaminasi oleh bakteri Salmonella masuk ke dalam (air, makanan, lingkungan alam) (Wray, 2000).
6
(Ferreira et al., 2003). menyatakan salah satu sumber penyebaran bakteri Salmonella berada di lingkungan itu berawal dari peternakan, sehingga anak ayam yang dipelihara dalam kondisi komersial sangat rentan terhadap infeksi Salmonella karena mikroflora yang ada di dalam usus lambat berkembang sehingga kalah bersaing jika ada serangan bakteri patogen enterik. Anak ayam ini jika tidak sakit akan bertindak sebagai carrier, dan menjadi sumber kontaminan pada rantai produksi makanan (transportasi, rumah potong unggas, industri pengolahan makanan) dan pasar. Secara alami Salmonella terdapat dalam perairan laut namun jumlah relatif sedikit (Morinigo, 1990). Keberadaanya di lingkungan laut dalam jumlah banyak berasal dari daratan melalui limbah rumah tangga seperti tinja, sisa makanan yang terkontaminasi dengan bakteri Salmonella sp. masuk lewat kanal, aliran sungai dan menuju ke laut. Banyaknya Salmonella sp. di lingkungan laut itu dikarenakan sumber
pertumbuhannya
seperti
bahan
organik
melimpah
di
lingkungan
(Sutiknowati, 2014). E. Metode Inokulasi dan Perhitungan Bakteri Salmonella sp. Inokulasi bakteri dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain metode tuang, sebar dan saring.
Metode saring (Membrane Filter Method) merupakan
metode yang mudah dan cepat untuk mendapatkan bakteri, khususnya metode ini sangat baik digunakan pada sampel air. Metode saring menggunakan kertas saring porositas berukuran 0,45 µm dengan diamater berukuran 47 mm. Sampel air di masukkan ke dalam botol filtrasi yang telah dilapisi dengan kertas saring. Setelah itu sampel disaring menggunakan pompa vakum hingga habis, hasil saringan yang terdapat pada kertas saring dipindahkan ke atas cawan petri selanjutnya dimasukkan ke dalam inkubator hingga agak mengering, setelah itu di pindahkan
7
kedalam cawan petri yang telah terisi medium dan dimasukkan ke dalam inkubator untuk mendorong pertumbuhan bakteri. Perhitungan jumlah koloni bakteri dilakukan dengan metode hitungan cawan. Mengambil cawan yang ditumbuhi oleh bakteri lalu dihitung secara manual pada koloni yang terlihat, selanjutnya bakteri dihitung dengan menggunakan rumus (EPA, 1978) :
Jumlah Salmonella sp. per 100 ml =
X 100 = cfu/100 mL
F. Program SPSS SPSS merupakan program komputer statistik yang berfungi untuk membantu dalam memproses data-data statistik secara tepat dan cepat, serta menghasilkan berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan. Statistik dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data, meringkas
atau
menyajikan
data
kemudian
menganalisis
data
dengan
menggunakan metode analisis tertentu seperti analisis One Away Anova, Independent Samples T- Test, dan Paired Samples T-Tes (Dataolah.blogspot.co.id, 2015) G. Pengamatan Morfologi Koloni dan Perhitungan Bakteri Pengamatan morfologi koloni melihat bentuk koloni bakteri Salmonella,bentuk (form), pinggiran (intire), ketinggian (elavation), dan warna bakteri (Cappuccino dan Sherman, 1978)
8
Gambar 2. Morfologi koloni bakteri (Sumber: Cappuccino dan Sherman, 1987).
H. Permandian Pantai Kota Makassar 1. Tanjung Bayang Pantai Tanjung Bayang adalah salah satu pantai favorit masyarakat Kota Makassar. Pantai Tanjung Bayang terletak di kelurahan Barombong, kecamatan Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan. Jarak pusat kota ke pantai Tanjung Bayang hanya berjarak sekitar 4 km. Kelebihan utama pantai Tanjung Bayang karena lokasinya yang menghadap ufuk barat di selat Makassar. Hal itu membuat pengunjung bisa memandangi keindahan sunset, ombak pantai Tanjung Bayang sangat landai, pengunjung bisa memanfaatkan pantai ini untuk bermain dan berenang sepuasnya. Bibir pantai Tanjung Bayang dan musim liburan selalu disesaki warga dan wisatawan yang ingin memanfaatkan waktu luang untuk bersenda gurau dengan keluarga ataupun melalukan photo session. Setiap pengunjung hanya dikenai Rp 5.000/motor, sedangkan untuk mobil Rp 10.000 Sementara fasilitas penginapan dapat disewa dengan harga Rp 30.000 sampai Rp 150.000 per malam (Lampiran 1) (http://travel.detik.com, 2013).
9
2. Akkarena Akkarena terletak di daerah sekitaran pantai Kota Makassar, lebih tepatnya di depan Mall GTC (Global Trade Center) Makassar, hanya sekitar 10 menit dari pusat kota dengan menggunakan kendaraan pribadi. Pantai Akkarena merupakan pantai berpasir hitam, menjadikan pantai ini sebagai pilihan yang tepat untuk rekreasi bersama keluarga. Pantai Akkarena menawarkan berbagai sarana untuk bersantai, bermain serta berolahraga bagi seluruh keluarga. Pantai Akkarena menawarkan berbagai fasilitas, antara lain sarana bermain, restoran serta taman, dengan tarif sebesar Rp 15.000 untuk masuk dan Rp 10.000 untuk parkir mobil sedangkan untuk tarif parkir motor yaitu Rp 5000 (Lampiran 2) (http://Utiket, 2013.). 3. Perairan POPSA Perairan POPSA terletak di depan Benteng Roterdam Makassar, berdampingan dengan dermaga dan pelabuhan. POPSA merupakan singkatan dari Persatuan Olahraga Perahu Motor dan Ski Air, masyarakat setempat memberikan nama permandian itu POPSA dikarenakan lokasi permandian berdekatan dengan markas Popsa. Beberapa pengunjung datang ke permandian POPSA untuk berenang dan berendam (terapi kesehatan). Pengelolaan permandian POPSA tidak ada, jadi biaya masuk yang dikenakanpun tidak ada (Lampiran 3).
10
III.
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus – September 2016. Pengambilan sampel bakteri Salmonella sp. dilakukan pada waktu pasang naik dan pasang turun di tiga lokasi permandian pantai Kota Makassar, yaitu Tanjung Bayang, Akkarena dan Perairan POPSA. Selanjutnya pengamatan sampel bakteri dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Laut Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unversitas Hasanuddin. Pengukuran suhu, salinitas, arus dilakukan secara in situ, sedangkan untuk analisis konsentrasi bahan organik Total dilakukan di Laboratorium Oseanografi Kimia, Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unversitas Hasanuddin.
Gambar 3. Peta lokasi penelitian.
11
B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini ialah sebagai berikut; Alat yang digunakan dalam penelitian ini: botol sampel 125 ml sebagai wadah sampel, GPS untuk menentukan titik koordinat sampling, Termometer Meter untuk mengukur suhu, handrefractometer untuk mengukur salinitas, stopwatch untuk pengamatan waktu, layang-layang arus digunakan dalam pengukuran arus, cool box sebagai wadah untuk menyimpan alat-alat. Adapun alat-alat yang digunakan untuk pengamatan bakteri di laboratorium ialah cawan petri sebagai wadah medium bakteri, pipet tetes untuk mengambil larutan, pinset sebagai alat untuk memindahkan suatu benda, LAF (Laminary Air Flow) sebagai alat untuk melakukan pekerjaan secara septik dan steril, autoklaf berfungsi mensterilkan alat-alat dalam steril basah, bunsen untuk mensterilkan alat dengan panas, gloves sebagai pelindung tangan, masker untuk menghindari kontaminasi selama pengamatan, beaker glass dan Erlenmeyer sebagai wadah, hot plate dan stirrer berfungsi sebagai alat pemanas dan pelarut larutan, loop sebagai alat untuk membantu dalam proses pengamatan (kaca pembesar), labu semprot digunakan dalam proses sterilisasi, inkubator sebagai alat inkubasi dengan pengatur suhu, pompa vakum digunakan dalam proses filterisasi, timbangan analitik untuk menimbang medium yang akan digunakan. Bahan yang digunakan dalam pengambilan sampel di lapangan yaitu es kristal digunakan untuk membantu mempertahankan kualitas sampel air, aluminium foil digunakan untuk membungkus alat yang digunakan pada proses sterilisasi. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam proses pengamatan dilaboratorium yaitu kertas saring porositas berukuran 0,45 µm dengan diamater berukuran 47 mm. digunakan sebagai membran dalam proses filterisasi, akuades steril untuk
12
pengenceran medium, alkohol untuk membersihkan alat, medium BSA sebagai media pertumbuhan sampel bakteri, spiritus sebagai bahan bakar bunsen, label untuk memberikan tanda pada sampel, dan tissu untuk membersihkan kotoran. C. Prosedur Kerja 1. Penetapan Lokasi Sampel Air di Permandian Pantai Kota Makassar Penetapan lokasi sampel air di permandian pantai Kota Makassar yaitu Perairan POPSA, Pantai Akkarena, dan Tanjung Bayang. Melihat dekatnya tiga tempat permandian pantai dengan Kota Makassar, sehingga limbah akhir seperti tinja baik dari bangunan perkantoran, perniagaan bangunan atau rumah tangga di sekitar permandian pantai tersebut dapat mengalir di perairain, yang akan berkonsekuensi pada melimpahnya bahan organik di perairan yang dapat menjadi sumber pertumbuhan bagi bakteri Salmonella di perairan (Sutiknowati, 2014). Penentuan titik pengambilan sampel air pada tiap-tiap lokasi ada tiga, berdasarkan keterwakilan daerah tiap lokasi. Pengambilan sampel air di permandian POPSA titik pertama pada daerah penyeberangan pulau-pulau Makassar, titik kedua daerah belakang cafe POPSA, dan titik ketiga daerah markas POPSA (tempat berendam). Permandian Pantai Akkarena mempunyai bentuk daerah semi tertutup (semi enclosed), pengambilan sampel air pada titik pertama yaitu di bagian daerah dermaga yang berdekatan dengan laut lepas, titik kedua bagian tengah permandian Pantai Akkarena (depan kafe Akkarena), dan titik ketiga bagian tertutup permandian Pantai Akkarena. Pengambilan sampel air di permandian Tanjung Bayang pada titik pertama yaitu pada daerah depan pohon mangrove dan pemukiman penduduk, pada titik kedua di daerah dekat pemukiman penduduk, dan ketiga bagian daerah bersandarnya kapal yang juga relatif dekat dengan pemukiman penduduk.
13
2. Sampling Sampling dilakukan pada waktu pasang dan surut untuk melihat keberadaan jumlah bakteri pada waktu pasang dan surut di tiga lokasi, masing-masing lokasi terdiri atas tiga titik sampling dan masing-masing titik tiga kali pengulangan. Selanjutnya mencatat koordinat pada tiap titiik lokasi dengan melihat GPS, mengukur kualitas air menggunakan termometer untuk mengukur konsentrasi oksigen dan suhu, hand refractometer untuk mengukur salinitas, setelah itu mengukur arus menggunakan layang-layang arus dibantu stopwatch untuk pengamatan kecepatan waktu arus dan kompas untuk mengetahui arah arus, selanjutnya pengambilan sampel air menggunakan botol sampel berukuran 125 ml dimasukkan sekitar 10 cm meter di bawah permukaan air dengan posisi botol yang dimiringkan ke arah horizontal sekitar 45 º. Pada saat pengambilan sampel air tersebut diusahakan tidak diisi secara penuh untuk memudahkan dalam proses menghomogenkan sampel air sebelum difiltrasi. 3. Sterilisasi Pada tahapan ini sterilisasi alat seperti cawan petri dan botol sampel 125 ml dilakukan dengan menggunakan autoklaf yang sebelumnya alat yang akan disterilisasi basah terlebih dahulu dibungkus menggunakan aluminium foil. Selanjutnya proses sterilisasi dilakukan dengan memasukkan 1 sampai 2 liter air ke dalam autoklaf dengan tekanan 2 atm selama 15-20 menit. 4. Inokulasi bakteri dengan metode saring Sebelum melakukan penyaringan sampel, terlebih dahulu membuat medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri Salmonella sp. medium BSA (Bismuth Sulfite Agar) dengan komposisi enzymatic inti sari dari kasein 5gr, enzymatic intisari dari jaringan hewan 5gr, ekstrak daging sapi 5 gr, dekstrosa 5gr,
14
dinatrium fosfat 4gr, ferrous sulfate 0,3gr, bismuth sulfite indokator 8 g, brilliant green 0,025 gr, agar 20 gr. Pembuatan medium dilakukan dengan menimbang 13 g kemudian ke dalam gelas piala 500 mL yang mengandung aquades steril sebanyak 250 mL. Selanjutnya memanaskan dan dihomogenkan di atas hot plate, setelah itu diaduk menggunakan magnetic stirrer hingga medium tampak jernih. Inokulasi
bakteri
dengan
metode
saring
(Membrane
Filter
Method),
menggunakan kertas saring porositas berukuran 0,45 µm dengan diamater 47 mm. Sampel air dimasukkan ke dalam botol filtrasi yang telah dilapisi dengan kertas saring, tutup dan saring dengan bantuan
pompa vakum. Kertas saring yang
mengandung isolat bakteri diinokulasi dalam cawan petri yang berisi medium BSA. Selanjutnya diinkubasi suhu 37°C selama 2 x 24 jam. 5. Pengamatan morfologi koloni dan perhitungan bakteri Pengamatan morfologi koloni melihat bentuk koloni bakteri Salmonella, bentuk (form), pinggiran (intire), ketinggian (elavation), dan warna bakteri (Cappuccino dan Sherman, 1978) Perhitungan jumlah koloni bakteri dilakukan dengan metode hitungan cawan. Mengambil cawan yang ditumbuhi oleh bakteri lalu dihitung secara manual memakai spidol untuk menandai yang telah terhitung agar tidak terjadi pengulangan perhitungan. Selanjutnya jumlah koloni dalam cawan dihitung menggunakan dengan rumus (EPA, 1978) :
Jumlah Salmonella sp. Per 100 ml =
X 100= cfu/100 mL
15
6. Pewarnaan Gram Pewarnaan Gram dilakukan untuk melihat bentuk sel dalam pengamatan morfologi bentuk sel. Prosedur kerja pewarnaan Gram pertama, mengambil gelas objek yang telah steril dan ditetesi dengan aquades menggunakan pipet tetes. Setelah itu mengambil sampel bakteri di dalam cawan petri yang telah ditumbuhi bakteri menggunakan ose bulat yang telah di panaskan dengan bunsen (steril) dan dioleskan pada bagian tengah permukaan gelas objek hingga merata. Gelas objek yang terisi sampel dikeringkan memakai bunsen (pengeringan jangan terlalu lama, agar sel bakteri tidak rusak. Pewarnaan Gram menggunakan empat larutan yaitu krystal violet, lugol atau iodine, alkohol, dan safranin. Sampel bakteri di gelas objek di tetesi dengan krystal violet, didiamkan selama 1 menit dan bilas dengan air mengalir, diteteskan dengan larutan iodine, lalu didiamkan selama 1 menit dan di bilas air mengalir, kemudian ditetesi alkohol 95% didiamkan selama 20 detik dibilas, kemudian diteteskan safranin didiamkan selama 45 detik dan dibilas dengan air mengalir Selanjutnya dikeringkan menggunakan kertas serap hingga kering, pengamatan dilakukan di bawah mikroskop.
D. Analisis Data Data morfologi koloni, morfologi sel dan perhitungan jumlah bakteri Salmonella pada setiap lokasi dianalisis secara deskriptif dengan bantuan tabel dan gambar. Untuk melihat perbedaan antara jumlah Salmonella sp. pada saat pasang dan surut di masing lokasi penelitian dilakukan analisis regresi uji Student (t). Pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 16.
16
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Permandian Pantai Makassar Perairan pantai di Kota Makassar yang banyak dikunjungi adalah pantai Akkarena, Tanjung Bayam dan Perairan POPSA. Perairan POPSA ini terletak di depan Benteng Rotterdam, di sekitarnya terdapat pelabuhan rakyat dan pelabuhan nasional. Perairan POPSA ini sangat jarang digunakan sebagai tempat wisata tetapi digunakan sebagai tempat berendam untuk terapi berbagai macam penyakit. Pantai Akkarena terletak di Kelurahan Tanjung Merdeka, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Pantai ini merupakan pantai yang dikelola oleh perusahaan swasta. Pantai ini digunakan sebagai tempat mandi dan renang. Pengunjung mencapai 47.872 per bulan, untuk keamanan pengunjung telah dibuat penghalang ombak breakwater. Breakwater ini berfungsi untuk meminimalkan arus kencang yang datang ke arah pantai, sehingga jumlah sampah yang terbawa arus untuk masuk ke Pantai Akkarena ini menjadi berkurang. Tanjung Bayang terletak di kelurahan Barombong, kecamatan Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan, jarak pusat kota dengan pantai ini hanya berjarak sekitar 4 km (http://travel.detik.com, 2013). Berdasarkan laporan pengelola pantai tersebut setiap bulannya memiliki sekitar 6000 pengunjung/ wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri (Wawancara pribadi, 2016). B. Parameter Kualitas Air Pengukuran beberapa parameter kualitas air pada ketiga lokasi penelitian dilakukan pada saat pasang dan surut. Parameter kualitas air yang diukur adalah salinitas, suhu, dan bahan organik total.
Data rata-rata parameter kualitas air
disajikan pada Tabel 1. Pada Perairan POPSA rata-rata nilai salinitas saat pasang
17
(33 ppt) dan saat surut (33 ppt), suhu saat pasang 31°C dan saat surut 27°C, dan untuk BOT saat pasang (76 ppm) dan saat surut (80 ppm). Untuk nilai rata-rata parameter kualitas air pada Pantai Akkarena rata-rata nilai salinitas saat pasang (33 ppt) dan saat surut (35 ppt), suhu saat pasang 31oC dan saat surut 30oC, dan untuk BOT saat pasang (79 ppm) dan saat surut (36 ppm). Selanjut nilai rata-rata kualitas air pada Tanjung Bayang rata-rata nilai salnitas saat pasang (33 ppt) dan saat surut (35 ppt), suhu saat pasang 30oC dan saat surut 27oC, dan untuk BOT saat pasang (79 ppm) dan saat surut (36 ppm). Selanjutnya nilai rata-rata parameter kualitas air pada Tanjung Bayang rata-rata nilai salinitas saat pasang (33 ppt) dan saat surut (37 ppt), suhu saat pasang 31oC dan saat surut 27oC, dan untuk BOT saat pasang (79 ppm) dan saat surut (36 ppm). Selanjutnya nilai rata-rata kualitas air pada Tanjung Bayang rata-rata nilai salnitas saat pasang (33 ppt) dan saat surut (35 ppt), suhu saat pasang 30oC dan saat surut 27oC, dan untuk BOT saat pasang (87 ppm) dan saat surut (36 ppm). Berdasarkan nilai yang didapatkan dari nilai rata-rata parameter kualitas air yang didapatkan pada perairan Perairan POPSA, Pantai Akkarena, dan Tanjung Bayang cocok untuk kehidupan bakteri Salmonella sp. Menurut Syabil (1998) salinitas yang baik dalam pertumbuhan bakteri laut adalah 25 ppt - 40 ppt. Salmonella sp. akan tumbuh di suhu 35oC-43oC (ICMSF, 1996). Konsentrasi BOT di lokasi perairan permandian Kota Makassar berkisar antara 30 – 80 mg/L. Bahan organik mengandung karbon, nitrat, fosfat, sulfur, amonia, dan beberapa mineral yang merupakan nutrien bagi pertumbuhan bakteri (Sidharta, 2000).
18
Tabel 1. Data parameter kualitas air yang terukur pada lokasi permandian di Kota Makassar saat pasang dan surut.
Lokasi Pengambilan Sampel Parameter Kualitas Air
POPSA
Akkarena
Tanjung Bayang
Pasang
Surut
Pasang
Surut
Pasang
Surut
Salinitas (ppt)
33
33
33
35
33
37
Suhu (˚C)
31
27
34
30
31
27
BOT (ppt)
76
80
79
36
87
36
0.03
0.04
0.02
0.01
0.06
0.04
Arus (m/dtk)
Tabel 1 menunjukkan nilai salinitas pada 3 lokasi permandian Kota Makassar pada waktu pasang dan surut berkisar antara 33-37 ppt. Syabil (1998), mengatakan bahwa salinitas optimal yang baik untuk pertumbuhan bakteri laut adalah antara 2540 ppt. Nilai suhu yang diperoleh dalam pengukuran pada waktu pasang kisaran 3134˚C dan surut 27-30˚C dengan nilai suhu yang di peroleh dalam pengukuran, Salmonella sp. akan tumbuh dengan baik. Informasi ICMSF (1996), bahwa Salmonella sp. akan tumbuh di kisaran suhu minimal 5,2˚C optimalnya 35-43˚C dan maksimum di suhu 45˚C. Strawn dan Dayluk (2010), menunjukkan bahwa Salmonella sp. dapat bertahan hidup pada mangga beku dan pepaya yang disimpan pada suhu -20°C selama minimal 180 hari. Nilai BOT (bahan organik total) yang di peroleh pada waktu pasang di lokasi permandian pantai Makassar yaitu POPSA 76 mg/L, Akkarena 79 mg/L dan Tanjung bayang 87 mg/L. Sedangkan waktu surut POPSA terdapat BOT dengan nilai 80 mg/L, Akkarena 36 mg/L dan Tanjung Bayang 36 mg/L. Dengan banyaknya BOT (bahan organik total) di perairan dapat memberikan sumber pertumbuhan bagi bakteri Salmonella sp. dan memungkinkan
19
keberadaan jumlah Salmonella sp. di lingkungan perairan akan ikut melimpah (Sutiknowati, 2014). C. Morfologi Koloni dan Sel Salmonella sp. yang Berasal dari Permandian Pantai Kota Makassar Sampel air yang berasal dari ketiga lokasi penelitian, Tanjung Bayang, Pantai Akkarena dan Perairan POPSA yang telah diinokulasi pada medium Bismuth Sulfite Agar bertumbuh dengan baik. Adapun ciri-ciri morfologi koloni yang tumbuh adalah berwarna hitam mengkilat dan di sekitarnya berwarna metalik, bentuk bulat, elevasi cembung, pinggiran bulat utuh (Gambar 5) a
b
Gambar 4. Morfologi koloni bakteri Salmonella sp. yang berasal dari permandian pantai Kota Makassar pada medium pertumbuhan BSA a. Salmonella typhimurium b. Salmonella typhi (Bismuth Sulfite Agar).
Berdasarkan manual user control quality BD (2016) bahwa bakteri Salmonella dapat tumbuh dengan baik pada medium bismuth sulfit agar dengan tampakan morfologi warna koloni hitam mengkilat adalah Salmonella typhimurium dan warna hitam di sekitarnya metalik adalah Salmonella typhi. Hasil pengamatan morfologi koloni menurut Srianta dan Rinihapsari E (2003), bahwa bentuk koloni Salmonella sp. pada medium BSA (Bismuth Sulifite Agar) koloni berwarna hitam, bentuk bulat bulat, tepi utuh, dan kenaikan permukaan melengkung. Sedangkan pada medium
20
SSA (Salmonella Shigella Agar) koloni berwarna keruh atau tanpa hitam di tengah, bentuk bulat, tepi utuh, dan kenaikan permukaan melengkung. Hasil pewarnaan Gram memperlihatkan bahwa Salmonella sp. mampu menyerap warna merah (Gambar 6). Menurut Cappuccino dan Sherman (1987), bakteri yang mampu menyerap warna merah pada pewarnaan Gram termasuk golongan bakteri Gram negatif. Hal ini sesuai dengan pernyataan Brooks (2005), bahwa bakteri Salmonella sp. adalah bakteri Gram negatif. Hasil pengamatan bentuk sel di bawah miroskop dengan pembesaran lensa okuler 4x dan lensa objektif 100x didapatkan berbentuk batang pendek (rod). Hal yang sama didapatkan oleh Srianta dan Rinihapsari (2003), bahwa bakteri Salmonella sp. memiliki bentuk batang pendek.
Gambar 5. Pengamatan bentuk sel bakteri Salmonella sp di bawah mikroskop pembesaran 100x dari hasil pewarnaan Gram.
D. Jumlah Salmonella Pada Permandian Pantai Kota Makassar Isolasi bakteri Salmonella sp. dilakukan dengan cara filter (saring), volume air sampel yang disaring sebesar 50 mL. Berdasarkan hasil perhitungan Salmonella sp. didapatkan bahwa rata-rata jumlah Salmonella sp. per 100 mL air sampel pada Perairan POPSA, Pantai Akkarena dan Tanjung Bayang pada saat pasang dan surut disajikan pada (Tabel 2) dan (Gambar 7).
21
Tabel 2. Rata-rata jumlah bakteri cfu/mL Salmonella sp. pada setiap titik sampling di tiga lokasi permandian pantai Kota Makassar.
Gambar 6. Rata-rata jumlah koloni bakteri patogen Salmonella sp. (cfu/100 mL) di permandian Kota Makassar.
Gambar 7 menunjukkan bahwa pada Perairan Popsa dan Tanjung Bayang jumlah Salmonella sp. lebih tinggi pada saat pasang dibanding pada saat surut, namun pada Pantai Akkarena jumlah Salmonella sp. lebih tinggi saat pasang dibandingkan dengan pada saat surut. Tingginya jumlah Salmonella sp. pada saat
22
surut di pantai Akarena diperkirakan adanya penahan ombak di sekitar tempat pengambilan sampel. Pada saat pasang air dari laut lepas tidak dapat melampaui penahan ombak, dan pada saat surut aliran air yang berasal dari daratan yang mengandung Salmonella tertahan di lokasi tersebut. Sedangkan Perairan Popsa dan Tanjung Bayang tidak ada pelindung sehingga pada saat pasang air meluap mencapai bibir pantai dan pada saat surut air mengalir ke arah laut lepas. Nilai ratarata jumlah bakteri Salmonella sp. pada Perairan POPSA pada saat pasang (658 cfu/100 mL) dan pada saat surut (126 cfu/100 mL). Berdasarkan hasil uji T jumlah bakteri Salmonella sp. pada saat pasang dan surut tidak berbeda nyata dengan nilai P value : P > 0,05 (Tabel 4). Hal ini kemungkinan disebabkan bahan organik pada Perairan POPSA nilai konsentrasi bahan organik tidak berbeda jauh antara pasang dengan surut (76 ppm dan 80 ppm). KLH
(Kementrian
Lingkungan
Hidup)
belum
mengeluarkan
Salmonella sp. untuk tujuan rekreasi perairan laut.
konsentrasi
Namun Organisasi EEC
(European Economic Community) dalam Dionisio et al. (2002), menetapkan pedoman sanitasi untuk rekreasi perairan laut (Tabel 3). Tabel 3. Pedoman kualitas sanitasi untuk rekreasi perairan laut.
23
Tabel 4. Hasil analisis uji T jumlah bakteri Salmonella pada saat pasang dan surut di Perairan POPSA.
Bahan organik mengandung elemen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk berkembang biak seperti elemen-elemen yang terdapat dalam bahan organik seperti karbon, nitrat, fosfat, amonia, dan beberapa mineral yang merupakan nutrien bagi pertumbuhan mikroba (Sidharta, 2000). Rata-rata jumlah bakteri Salmonella sp. pada Pantai Akkarena lebih tinggi pada saat surut (1221 cfu/100 mL). Relatif rendah pada saat pasang (276 cfu/100 mL) dibanding dengan pada saat surut (Berdasarkan hasil uji T jumlah bakteri Salmonella sp. pada saat pasang dan surut tidak berbeda nyata dengan nilai P > 0,05 (Tabel 5). Tabel 5. Hasil analisis uji T jumlah bakteri Salmonella pada saat pasang dan surut di Pantai Akkarena.
24
Jumlah Salmonella sp. pada saat pasang dan surut tidak berbeda nyata itu kemungkinan disebabkan oleh breakwater yang terpasang di depan Pantai Akkarena yang berfungsi untuk memecah ombak dan meminimalkan arus kencang yang datang ke arah pantai, akan tetapi breakwater memungkinkan lokasi permandian Pantai Akkarena tidak dipengaruhi oleh arus pasang dan surut. Selanjutnya nilai rata-rata jumlah bakteri Salmonella sp. pada Tanjung Bayang relatif tinggi pada saat pasang (324 cfu/100 mL) dibanding dengan pada saat surut (24 cfu/100 mL) Berdasarkan hasil uji T jumlah bakteri Salmonella sp. pada saat pasang dan surut tidak berbeda nyata dengan nilai P < 0,05 (Tabel 6). Tabel 6. Hasil analisis uji T jumlah bakteri Salmonella sp. pada saat pasang dan surut di Tanjung Bayang.
Hal ini kemungkinan di pengaruhi arus pasang dan surut. Tingginya jumlah Salmonella sp. pada saat pasang, maka massa air laut akan naik menuju ke perairan pantai Tanjung Bayang yang memungkinkan membawa bakteri Salmonella sp. dari pulau-pulau yang berpenghuni seperti Barrang Lompo, Barrang Caddi dan Lae-Lae. Sedangkan untuk jumlah Salmonella sp. pada saat surut rendah, mungkin disebabkan arus surut massa air yang tertarik keluar menuju laut lepas.
25
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat bakteri Salmonella sp. pada tiga permandian yang berada di Kota Makassar. 2. Jumlah Salmonella sp. di Perairan Popsa dan Pantai Akkarena tidak berbeda pada saat pasang dan surut, sedangkan di Tanjung Bayang jumlahnya lebih tinggi pada saat pasang dibandingkan dengan pada saat surut. B. Saran -
Pemerintah dan stakeholder Kota Makassar serta perlu melakukan monitoring bakteri patogen Salmonella thypi dan Salmonella typhimurium pada tiga permandian pantai Kota Makassar, dan menghimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah organik di perairan pantai.
-
Diperlukan penelitian lanjut tentang jenis (species) atau strain bakteri Salmonella sp. yang ada di permandian pantai Kota Makassar.
26
DAFTAR PUSTAKA
Altug, G. 2012. The Occurrence of Salmonella in Various Marine Environments in Turkey, Salmonella - A Dangerous Foodborne Pathogen, Barakat, S. M. Mahmoud (Ed.), ISBN: 978-953-307-782-6. Cappuccino, J.G., and Sherman, N. 1987. Microbilogy : A Laboratary Manual. The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc : California. Dataolah.blogspot.co.id, 2015. Perbedaan Independent Samples T-Test Dengan Paired Samples T-Test. (Diakses pada tanggal 27 November 2016). Dionisio et al. 2002, Microbiological And Sanitary Quality Of Recreational Seawaters Of Southern Portugal. Water, Air, and Soil Pollution 138: 319– 334, 2002. EPA, 1978. Microbiological Methods For Monitoring The Environment Water and Wastes. Environmental Monitoring And Support Laboratary And Development U.S Environmental Protection Agency, EPA-600 8-78-017, Cincinnati, OH 45268. Feliatra. 2002. Sebaran Bakteri Escherichia Coli di Perairan Muara Sungai Bantan Tengah Bengkalis Riau, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru. Jur. Biogen. 1: 178-18. Ferreira, A.J.P., Ferreira, C.S.A., Knobl, T., Moreno, A.M., Bacarro, M.R., Chen, M., Robach, M., and Mead, G.C., 2003. Comparison of Three Commercial Competitive- Exclusion Products for Controlling Salmonella Colonization of Broilers in Brazil. J. Food Prot. 66:409492.http://pkukmweb.ukm.my/ ~danial/Salmonella.html. 2005. Endotoksin. http://travel.detik.com, 2013. Tanjung Bayang, Pantai Sederhana Tapi Luar Biasa di Makassar. (Diakses pada tanggal 31 oktober 2016) http://Utiket, 2013. Obyek Wisata Pantai Makassar. (Diakses pada tanggal 31 Oktober 2016) Klotchko, A., 2011. Salmonellosis. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/228174-overview. [diakses 29 Juli 2016].
27
Morinigo, M.A., Cornax, R., Munoz, M.A., Romero, P., and Borrego, J.J., 1990. Relationships Between Salmonella spp and Indicator Microorganisms in Polluted Natural Waters. Wat. Res 24 (1) : 117-120. Sidharta, B. R., 2000. Pengantar mikrobiologi kelautan. Universitas Atmajaya. Yogyakarta. 122 hal. Srianta dan Rinihapsari, E., 2003. Deteksi Salmonella pada Nasi Goreng yang Disediakan oleh Restoran Kereta Api Kelas Ekonomi. Skripsi. Program Studi Teknologi Pangan. FATETA. Universitas katolik widya mandala Surabaya: Surabaya. 254 Hal. Suswati, I. dan Juniarti, A., 2011. Sensitivitas Salmonella typhi terhadap Kloramfenikol dan Seftriakson di RSUD. Dr. Soetomo Surabaya dan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Tahun 2008-2009. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/.../Vol_3_No_1_F_Sensitivitas (Diakses pada tanggal 14 November 2016). Sutiknowati, L.I. 2014. Kualitas Perairan Tambak Udang Berdasar Parameter Mikrobiologi. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis.6 (1) : 157-170. The Minister of National Health and Walfare. 1992. Guidelines for Canadian Recreational Water Quality. The Minister of National Health and Walfare. Canada. 101 halaman. ISBN 0-660-14239-2. Urtaza J.M., Monsterrat, S., Jacobe, D.N., & Pelayo, P.P. 2004. Influence of Environemntal Factors and Human Activity on the Presence of Salmonella Serovars in a Marine Environment. Applied and Environmental Microbiology 70 (4) : 2089 – 2097. Wawancara Pribadi, 2016. Suvei Lokasi penelitian. Tanjung Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.
Merdeka,
World Health Organization. 1988. Guidelines for monitoring the quality of coastal recreation and shelfish, growing areas. Reference methods for marine pollution studies Vol. 1. UNEP. Nairobi. 36p. Wray, C. and Wray, A., 2000. Salmonella in Domestic Animals. CAB International, New York. 465 halaman. ISBN 0-85199-261-7.
28
L A M P I R A N
29
Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel di permandian pantai Kota Makassar. Tanjung Bayang (Berita Daerah, 2015)
Pantai Akkarena (Sumber, http://Utiket, 2013.)
30
Perairan Popsa
Lampiran 2. Titik lokasi pengambilan sampel air di permandian pantai Kota Makassar.
Lokasi Pengambilan Sampel Air POPSA
31
Lokasi pengambilan sampel di Pantai Akkarena
Lokasi pengambilan sampel di Tanjung Bayang
32
Lampiran 3. Nilai rata-rata kecepatan arus dan arah arus.
Lokasi Tanjung Bayang
Akkarena
Popsa
Sub Stasiun TB1 TB2 TB3 TA1 TA2 TA3 Pos1 Pos2 Pos3
Arah Arus 347˚U 347˚U 347˚U 135˚T 90˚T 180˚S 135˚T 347˚U 180˚S
Waktu (detik) 218 187 124 547 552 455 434 608 217
Kecepatan (m/detik) 0.0459 0.0535 0.0806 0.0183 0.0181 0.0220 0.0230 0.0164 0.0461
Rata-Rata (m/detik) 0.0600
0.0195
0.0285
Lampiran 4. Nilai Rata-Rata Kecepatan Arus dan Arah Arus Pada Saat Surut.
Lokasi Tanjung Bayang
Akkarena
Popsa
Titik Lokasi TB1 TB2 TB3 TA1 TA2 TA3 Pos1 Pos2 Pos3
Arah Arus 282˚ B 275˚ B 255˚ BBD 250˚ B 300˚ BBL 285˚ BBL 220˚ SBD 30˚ UTL 45˚ TL
Waktu (detik) 76 208 143 370 420 393 219 193 471
Kecepatan (m/detik) 0.0658 0.0240 0.0350 0.0081 0.0071 0.0076 0.0457 0.0518 0.0212
Rata-Rata (m/detik) 0.0416
0.0076
0.0396
33
Lampiran 5. Rata-rata jumlah bakteri Salmonella sp. pada tiga lokasi penelitian.
Lokasi
Titik sampling
Pasang
Surut
1
323
151
2
1187
79
3
464
150
1
236
1652
2
261
795
3
331
1187
1
329
23
2
321
15
3
321
34
Perairan POPSA
Pantai Akkarena
Tanjung Bayang
Lampiran 6. Hasil uji t perbandingan bakteri pada saat pasang dan surut Perairan Popsa. Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Popsasrt
126.67
3
41.284
23.835
Popsapsng
658.00
3
463.520
267.614
Paired Samples Correlations N Pair 1
Popsasrt & Popsapsng
Correlation 3
-.990
Sig. .089
34
Paired Samples Test Sig. (2Paired Differences
t
df
tailed)
95% Confidence Interval of the Difference Mean Pair 1
Popsasrt Popsapsng
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
-531.333 504.430
Lower
Upper
291.233 -1784.406
721.740
-1.824
2
Lampiran 7. Hasil uji t perbandingan bakteri pada saat pasang dan surut Pantai Akkarena. Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Akarenasrt Akarenapsng
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
1211.33
3
429.018
247.694
276.00
3
49.244
28.431
Paired Samples Correlations N Pair 1
Akarenasrt & Akarenapsng
Correlation 3
-.301
Sig. .805
35
.210
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Pair 1
Akarenasrt Akarenapsng
Std. Deviation Std. Error Mean
935.333
446.320
Lower
257.683 -173.386
Upper
2044.053
t
df
3.63 0
2
Lampiran 8. Hasil uji t perbandingan bakteri pada saat pasang dan surut Tanjung Bayang. Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Bayangsrt Bayangpsng
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
24.00
3
9.539
5.508
323.67
3
4.619
2.667
Paired Samples Correlations N Pair 1
Bayangsrt & Bayangpsng
Correlation 3
-.091
Sig. .942
36
Sig. (2-tailed)
.068
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Pair 1
Bayangsrt Bayangpsng
-299.667
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
10.970
Lower
6.333 -326.917
Upper
t
-272.417 -47.316
df
Sig. (2-tailed)
2
.000
37