Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia – ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398 Vol. 2, No 8 Agustus 2017
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL, KEPEMIMPINAN, DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP PROFESIONALITAS PEGAWAI RUMAH SAKIT PELABUHAN CIREBON Endang Pujiastuti STIBA INVADA Cirebon
[email protected] Abstrak Profesionalitas, komunikasi interpersonal, kepemimpinan, serta iklim organisasi merupakan empat hal yang kerap dikaitkan satu dengan yang lain. Ketiga hal selain profesionalitas disinyalir sebagai pendorong dan/atau hal yang mempengaruhi profesionalitas seorang karyawan. Dalam penelitian ini penulis mencoba mengkaji lebih dalam mengenai pengaruh yang ditimbulkan ketiganya atas profesionalitas. Tempat penelitian menggunakan RS Pelabuhan Cirebon yang dipilih melalui perhitungan yang tepat. Populasi penelitian berjumlah 231 karyawan dibagian medis dan administrasi. Sedangkan sampel penelitian berjumlah 98 untuk bagian yang sama. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa t hitung > t tabel (2,577 > 1,985), artinya terdapat pengaruh komunikasi interpersonal dengan profesionalitas karyawan dengan jumlah signifikansi sebesar 0,012 atau < 0,05. Sedangkan untuk variabel lain didapat t hitung > t tabel (2,719 > 1,985) artinya terdapat hubungan antara kepemimpinan dan profesionalitas karyawan dengan nilai signifikansi berjumlah 0,036 atau < 0,05. Untuk variabel iklim organisasi t hitung > t tabel (12,024 > 1,985) artinya terdapat hubungan antara iklim organisasi dan profesionalitas karyawan dengan nilai signifikansi sebesar 0,011 atau < 0,05. Dengan demikian, penulis berkesimpulan bahwa komunikasi interpersonal, kepemimpinan serta iklim organisasi sama-sama memberi pengaruh atas profesionalitas karyawan di RS Pelabuhan Cirebon Jawa Barat. Kata Kunci: Profesionalitas Pegawai, Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan Pendahuluan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H dan Undang-Undang Dasar Nomor 23/1992 tentang kesehatan, telah menetapkan bahwa kesehatan menjadi hak setiap warga yang paling mendasar. Oleh sebab itu maka setiap warga masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.
16
Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan, Dan Iklim Organisasi
Dimulai dengan pengembangan Program Jaring Pengaman Sosial (JPS-BK) tahun 1998-2001, Program Dampak Pengurangan Subsidi Energi (PDPSE) tahun 2001, program Kompensasi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM) tahun 2002-2004, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM) tahun 2004-2007, Jaminan Kesehatan
Masyarakat
perencanaan
(JAMKESMAS)
tahun
2008-2009.
Program-program
tersebut diatas berbasis pada ‘provider’ kesehatan (supply oriented),
dimana dana disalurkan langsung ke Puskesmas dan Rumah Sakit. Dari uraian di atas maka diperlukan perencanaan tenaga professional yang merupakan salah satu tahapan dalam manajemen rumah sakit yang sangat penting. Tanpa perencanaan, tugas manajemen yang lain tidak dapat dilakukan karena perencanaan merupakan tahapan awal dari proses menajemen. Perencanaan yang baik akan menjadikan tugas organisasi dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan dapat tercapai. Demikian juga dengan RS Pelabuhan Cirebon sebagai institusi pelayanan kesehatan, perencanaan terutama perencanaan tenaga professional pegawai pengelola Rumah sakit yang merupakan kunci dari keberhasilan dalam menunaikan tugastugasnya. RS Pelabuhan Cirebon sendiri merupakan salah satu rumah sakit yang berada di Kota Cirebon Jawa Barat. Rumah sakit tersebut cukup diperhitungkan. Hal tersebut terlihat dari masih tingginya antusias masyarakat terhadap rumah sakit tersebut. Namun sebagaimana institusi pelayanan masyarakat yang lain, RS Pelabuhan Cirebon wajib meningkatkan pelayanannya pada masyarakat. Adapun cara yang dapat dilakukan RS Pelabuhan Cirebon untuk mengarah ke sana adalah dengan memperhatikan beberapa hal, dan salah satu hal yang harus sangat diperhatikan adalah sikap profesionalitas pegawai. Dalam pengertian sempit, profesionalitas adalah sikap yang timbul dari masingmasing
individu
profesionalitas
untuk
bertindak
secara
profesional.
memiliki
orientasi
pada
komitmen
Dalam anggota
pendapat profesi
lain untuk
mengembangkan perilaku profesionalnya serta meningkatkan berbagai strategi guna memaksimalkan pekerjaan sesuai profesinya (Djam’an Satori: 2007). Sedangkan dalam pengertian lain profesionalitas merupakan tindak tanduk yang menggambarkan suatu profesi. Jika merujuk pada dua pengertian di atas penulis berkesimpulan bahwa
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
17
Endang Pujiastuti
profesionalitas adalah komitmen seorang individu dalam membangun sikap profesionalnya sebagai seseorang yang memiliki profesi. Terdapat beberapa hal yang sangat mempengaruhi profesionalitas pegawai, beberapa yang paling menonjol adalah komunikasi interpersonal, kepemimpinan serta iklim organisasi. Ketiga hal tersebut memiliki peran penting dalam membangun dan menumbuhkan sikap profesional pegawai. Komunikasi interpersonal sendiri adalah komunikasi
yang melibatkan
pertukaran informasi yang dilakukan oleh dua orang yang secara langsung. Dalam pengertian lain Arni Muhammad (2009) menerangkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan proses bertukarnya informasi antara komunikator dan komunikan, yang dalam prosesnya pertukaran informasi dilakukan secara langsung dan didapat feedback secara cepat. Secara lebih terang Hafied Cangara (2006) menegaskan bahwa komunikasi interpersonal atau bernama lain komunikasi antar pribadi adalah pertukaran informasi yang dilakukan dua orang atau lebih secara langsung atau tatap muka. Kepemimpinan kerap dikaitkan dengan kemampuan. Dalam pengertian sederhana, kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mempengaruhi anggota agar mengikuti apa yang Ia instruksikan. Sebab diartikan sebagai sebuah kemampuan, kemimpinan tidak selamanya dimiliki oleh seorang pemimpin, sebab tidak semua pemimpin mampu mengarahkan bawahan dengan baik. Faktor terakhir yang mempengaruhi profesionalitas pegawai adalah iklim organisasi. Iklim organisasi adalah kondisi dan/atau situasi yang terdapat dalam organisasi. Organisasi beriklim baik akan memungkinkan anggota berkreasi lebih. Sedang organisasi beriklim buruk memiliki kecenderungan menyempitkan kreasi anggota. Hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat kenyamanan anggota. Dimana anggota yang merasa nyaman akan senantiasa menumpahkan kreasinya dengan mudah, sedangkan anggota yang merasa tidak nyaman akan kesulitan menumpahkan kreasinya. Oleh karenanya, untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas anggota, organisasi diharapkan memiliki iklim yang baik. Tidak terkecuali dengan organisasi kesehatan semisal rumah sakit. Dalam temuanya peneliti mengidentifikasi beberapa hal seperti minimnya komunikasi interpersonal antar pegawai maupun atasan, kepemimpinan RS Pelabuhan Cirebon yang jauh dari harapan para karyawan, iklim organisasi RS Pelabuhan Cirebon
18
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan, Dan Iklim Organisasi
yang masih belum maksimal, profesionalitas pegawai yang juga belum optimal, serta disiplin pegawai yang masih jauh dari aturan yang telah ditetapkan. Hal-hal di atas kemudian membuat penulis berkeinginanu untuk melihat seberapa jauh pengaruh komunikasi interpersonal, kepemimpinan, dan iklim organisasi terhadap profesionalitas pegawai di RS Pelabuhan Kota Cirebon.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan korelasional. Metode penelitian ini berkerja atas pengalian data yang dilakukan untuk memperoleh data yang faktual dari gejala-gejala yang ada dan mencari keteranganketerangan secara faktual, baik tentang lembaga sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nazir: 1988). Pendekatan korelasional dilakukan untuk mencari pengaruh
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Model hubungan
antara keempat variabel penelitian ini dapat digambarkan dalam bentuk gambar di bawah ini. Gambar 1 Model Hubungan antar variabel
X1
X2
Y
X3
Keterangan: X1 = Komunikasi Interpersonal X2 = Kepemimpinan
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
19
Endang Pujiastuti
X3 = Iklim Organisasi Y = Profesionalitas Pegawai Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga perencana Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon dan unit unit kerja yang berkaitan dengan perencanaan pelayanan kesehatan masyarakat. Sedangkan sampel penelitian diambil melalui metode Cluster Stratified Proporsional Random Sampling di mana sampel diambil secara random dari masingmasing unit populasi dan tingkatan golongannya dengan jumlah yang proporsional. Populasi penelitian berjumlah 231 yang terdiri dari 192 tenaga medis dan 39 tenaga administrasi. Sedangkan jumlah sampel populasi adalah 99 orang yang terdiri dari 83 tenaga medis dan 16 tenaga administrasi. Tabel 1 Kriteria Penilaian Skala Likert Kriteria Penilaian Bobot Nilai Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Kurang Setuju (KS) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Tabel 2 Kisi Kisi instrumen Profesionalitas Pegawai Rumah sakit Pelabuhan Cirebon No. Dimensi Indikator Saya memiliki rencana kerja yang Memiliki keahlian kontinu, baik rencana harian, maupun 1 sebagai perencana bulanan dengan target kerja yang relevan dengan tugas saya Saya bersedia lembur bekerja ketika 2 Bertanggung jawab jumlah pasien yang harus ditangani meningkat Saya bersedia membantu rekan kerja 3 Memiliki inisiatif, ketika kesulitan, meskipun pekerjaan tersebut bukan tugas saya Saya lebih menyukai bekerja dalam Dapat bekerja dalam 4 sebuah tim dibandingkan bekerja tim sendiri Saya melaksanakan perintah dari 5 Terbuka pada kritik pimpinan dengan tulus meskipun usia pimpinan lebih muda Saya menolak jabatan yang bergaji besar jika saya merasa tidak memiliki 6 Bersikap rasional kompetensi yang memadai dalam jabatan tersebut
20
No. Butir 1,2,3,4,5
6,7,8,9,10
11,12,13,14,15
16,17,18,19,20
21,22,23,24,25
26,27,28,29,30
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan, Dan Iklim Organisasi
Jumlah
30
Kriteria yang digunakan untuk uji validitas butir adalah dengan membandingkan rbutir dengan rtabel dimana rtabel dengan n = 30 pada = 0,05 adalah sebesar 0,361. Jika rbutir > rtabel (0,361) maka butir dianggap valid, sebaliknya jika rbutir rtabel maka butir dianggap tidak valid dan selanjutnya di drop atau tidak digunakan. Tabel 3 Kisi-Kisi instrumen Komunikasi Interpersonal No. 1
Dimensi Kepercayaan
2
Keterbukaan
3
Kedekatan
4
Pengaruh
5
Intensitas
Indikator Pimpinan memiliki kepercayaan kepada anda terhadap arah dan pesan yang disampaikan Pegawai dan pimpinan sering melakukan komunikasi pribadi Pimpinan mengadakan konseling secara berkala kepada para pegawai Komunikasi yang terbuka dengan rekan kerja berpengaruh positif terhadap pelayanan kepada pasien Diskusi selalu dilakukan dengan rekan kerja dan pimpinan dalam menghadapi pasien dalam konsidi khusus
Jumlah
No. Butir 1,2,3,4,5,
6,7,8,9,10,11,12 ,13,14,15, 16,17,18,19,20 21,22,23,24,25,
26,27,28,29,30
30
Kriteria yang digunakan untuk uji validitas butir adalah dengan membandingkan rbutir dengan rtabel dimana rtabel dengan n = 30 pada = 0,05 adalah sebesar 0,361. Jika rbutir > rtabel (0,361) maka butir dianggap valid, sebaliknya jika rbutir rtabel maka butir dianggap tidak valid dan selanjutnya di drop atau tidak digunakan Tabel 4 Kisi Kisi instrumen Kepemimpinan No. Dimensi Indikator No. Butir 1 Pemotivasian Pimpinan selalu memberikan motivasi untuk 1,2,3,4,5, meningkatkan kinerja baik dalam tim kerja maupun secara personal 2 Koordinasi Pimpinan melakukan koordinasi secara periodik 6,7,8,9,10, dan menyeluruh kepada karyawan medis dan non medis 3 Inspirasi Pimpinan terbuka akan ide baru dan saran dari 11,12,13,14, para pegawai 15
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
21
Endang Pujiastuti
4
Pengambilan keputusan
5
Penyelesaian masalah
6
Evaluasi Jumlah
Untuk permasalahan yang bersifat umum dan 16,17,18,19, terbuka, pimpinan mengambil keputusan dengan 20 mengajak pegawai bermusyawarah bersama Pimpinan mau mendengarkan permasalahan 21,22,23,24, yang dihadapi pegawai dan memberikan solusi 25 atas permasalahan tersebut Evaluasi kinerja pegawai dilakukan secara 26,27,28,29, objektif oleh pimpinan 30 30
Kriteria yang digunakan untuk uji validitas butir adalah dengan membandingkan rbutir dengan rtabel dimana rtabel dengan n = 30 pada = 0,05 adalah sebesar 0,361. Jika rbutir > rtabel (0,361) maka butir dianggap valid, sebaliknya jika rbutir rtabel maka butir dianggap tidak valid dan selanjutnya di drop atau tidak digunakan.
No. 1
Dimensi Kontinuan
2
Normatif
3
Afektif
Tabel 5 Kisi Kisi instrumen iklim Organsiasi Indikator Komunikasi antara pimpinan dan bawahan berjalan baik Terdapat struktur organisasi yang jelas dalam lingkungan kerja Interaksi sosial antar pegawai berlangsung dengan baik
Jumlah
No. Butir 1,2,3,4,56,7,8,9, 10 11,12,13,14,15, 16,17,18,19,20 21,22,23,24,25, 26,27,28,29,30 30
Kriteria yang digunakan untuk uji validitas butir adalah dengan membandingkan rbutir dengan rtabel dimana rtabel dengan n = 30 pada = 0,05 adalah sebesar 0,361. Jika rbutir > rtabel (0,361) maka butir dianggap valid, sebaliknya jika rbutir rtabel maka butir dianggap tidak valid dan selanjutnya di drop atau tidak digunakan. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan instrumen yang berbentuk kuesioner untuk keempat variabel yaitu profesionalitas Pegawai Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon terkait, variabel komunikasi interpersonal, kepemimpinan dan iklim organisasi.
22
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan, Dan Iklim Organisasi
Penelitian ini menerapkan beberapa pengujian yang saling terkait satu dengan yang lain. Adapun pengujian yang dimksud adalah: 1. Uji Validitas
rxy
nX
n(XY ) (XY ) 2
(X 2 ) nY 2 (Y ) 2
(Sumber Husen Umar, 2003:190) Keterangan : r
= Nilai korelasi
n
= Jumlah Responden
x
= Skor nilai pertanyaan
y
= Jumlah skor pertanyaan tiap responden
2. Uji Reliabilitas 2 k b r11 1 t2 k 1 Sumber : Husein Umar (2003:207)
Dimana: r
=
reliabilitas instrumen
k
=
banyak butir pertanyaan
b2
=
jumlah varians butir
t2
=
varians total
3. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik statistik pada bab ini berkaitan dengan output yang dihasilkan oleh analisis regresi. 4. Uji Normalitas
Zskewness
Skewness 6/ N
Sumber: Imam Ghozali (2011:163) Dimana N adalah jumlah sample. jika nilai Z hitung > Z tabel, maka distribusi tidak normal.
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
23
Endang Pujiastuti
jika Z hitung < Z tabel maka distribusi normal.
5. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas dapat juga dilihat dari (1) nilai Tolerance: (2) Variance Inflation Factor (VIF ). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independent manhakah yang dijelaskan oleh variabel independent lainya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independent yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independent lainya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance ). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. 6. Analisis Regresi Sederhana
Sumber : Sugiyono (2006:237) Keterangan : Y = Subjek/nilai dalam variabel dependent (variabel terikat) yang diprediksikan X = Subjek pada variabel independent (variabel bebas) a = Nilai Intercept (konstan) b = Koefisien Arah Regresi Kriteria pengujinya adalah sebagai berikut : -
Jika nilai Thitung > Ttabel , maka mempunyai pengaruh yang signifikan.
-
Jika nilai Thitung > Ttabel ,maka tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.
7. Analisis Regresi Linier Berganda +
+e
Sumber : Sugiyono (2006:243)
Keterangan :
24
Y
=
Subyek dalam variabel dependen (loyalitas pelanggan)
a
=
Harga Y bila X = 0 (harga konstanta)
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan, Dan Iklim Organisasi
b1X1 =
Koefisien regresi variabel dependen
x1X2 =
Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Kriteria pengujianya adalah sebagai berikut : -
Jika nilai f hitung > ftabel , maka mempunyai pengaruh yang signifikan
-
Jika nilai f hitung > ftabel , maka tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.
8. Uji Hipotesis t
( n 2)
r
(1 r 2 )
Sumber : Sugiyono (2006:216) Dimana : t = Distribusi t r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah sampel Untuk menghitung apakah Ho ditolak atau diterima yaitu dengan membandingkan thitung dengan ttabel. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : -
Jika nilai thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima,artinya secara statistik variabel X mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
-
Jika nilai thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya secara statistik adalah variabel X tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
9. Uji F
Sumber : Sugiyono (2006:223) Keterangan : F
= Uji signifikan
R
= Koefisien korelasi ganda
K
= Jumlah variabel independent
YN
= Jumlah anggota sampel
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
25
Endang Pujiastuti
Untuk menghitung apakah Ho ditolak atau diterima yaitu dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Adapun criteria pengujiannya adalah sebagai berikut : -
Jika nilai Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara statistik variabel X mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y
-
Jika Nilai Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya secara satatistik adalah variabel X tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian 1.
Hasil Uji Validitas Kriteria dalam penelitian ini adalah data dinyatakan valid jika memiliki r hitung > r tabel. Besarnya r hitung yang muncul pada output SPSS dibandingkan dengan r tabel. R tabel dicari dengan cara df=n-2. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 99, maka df=99-2 = 97, df = 97 dengan tingkat signifikansi 0,05 diperoleh r tabel sebesar 0,197. Berikut ini merupakan output SPSS hasil uji validitas dengan menggunakan Pearson Corellation. Tabel 6 Hasil Uji Validitas Komunikasi Interpersonal (X1) Pertanyaan X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X1.11 X1.12 X1.13 X1.14
26
rhitung 0,422 0,218 0,632 0,541 0,298 0,229 0,245 0,296 0,225 0,289 0,311 0,238 0,211 0,235
Rtabel 0,197 0,197 0,197 0,197 0,197 0,197 0,197 0,197 0,197 0,197 0,197 0,197 0,197 0,197
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan, Dan Iklim Organisasi
Pertanyaan rhitung Rtabel Kesimpulan X1.15 0,422 0,197 Valid Sumber : output SPSS 18.00
Tabel 7 Hasil Uji Validitas Kepemimpinan (X2) Pertanyaan X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 X2.12 X2.13 X2.14 X2.15
rhitung Rtabel Kesimpulan 0,290 0,197 Valid 0,212 0,197 Valid 0,241 0,197 Valid 0,290 0,197 Valid 0,249 0,197 Valid 0,277 0,197 Valid 0,306 0,197 Valid 0,262 0,197 Valid 0,264 0,197 Valid 0,230 0,197 Valid 0,300 0,197 Valid 0,293 0,197 Valid 0,242 0,197 Valid 0,280 0,197 Valid 0,422 0,197 Valid * Sumber : output SPSS 18.00
Tabel 8 Hasil Uji Validitas Iklim Organisasi (X3) Pertanyaan X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3.9 X3.10 X3.11 X3.12 X3.13 X3.14 X3.15
rhitung Rtabel Kesimpulan 0,235 0,197 Valid 0,225 0,197 Valid 0,240 0,197 Valid 0,241 0,197 Valid 0,287 0,197 Valid 0,493 0,197 Valid 0,541 0,197 Valid 0,560 0,197 Valid 0,297 0,197 Valid 0,406 0,197 Valid 0,414 0,197 Valid 0,398 0,197 Valid 0,335 0,197 Valid 0,555 0,197 Valid 0,506 0,197 Valid * Sumber : output SPSS 18.00
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
27
Endang Pujiastuti
Tabel 9 Hasil Uji Validitas Profesionalitas Pegawai (Y) Pertanyaan Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Y.11 Y.12 Y.13 Y.14 Y.15
rhitung Rtabel Kesimpulan 0,241 0,197 Valid 0,248 0,197 Valid 0,294 0,197 Valid 0,268 0,197 Valid 0,516 0,197 Valid 0,632 0,197 Valid 0,541 0,197 Valid 0,560 0,197 Valid 0,420 0,197 Valid 0,414 0,197 Valid 0,414 0,197 Valid 0,456 0,197 Valid 0,364 0,197 Valid 0,422 0,197 Valid 0,241 0,197 Valid * Sumber : output SPSS 18.00
Pada tabel 4.12 - 4.15 menunjukan bahwa r hitung semua variabel memiliki nilai > dari r tabel, sehingga semua variabel dalam penelitian ini memiliki validitas yang tinggi. 2.
Hasil Uji Reliabilitas Berikut ini merupakan hasil uji reabilitas dari penelitian ini yang disajikan dalam tabel 4.16 Tabel 10 Hasil Uji Reabilitas
* Sumber : output SPSS 18.00 Berdasarkan hasil output pada tabel 4.16 diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar 0,765. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini bersifat realibel karna memiliki nilai cronbach’s alpha > 0,60. 3.
Pengujian Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu dilakukan dua pengujian asumsi klasik terlebih dahulu yang meliputi:
28
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan, Dan Iklim Organisasi
normalitas, heterokedastisitas, multikolinearitas dan autokorelasi. Menurut Imam Ghozali (2001:160) mengemukakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam metode regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Menurut Imam Ghozali (2011:99) uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variabel). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Jika variabel independent sama dengan nol. 4. Hasil Uji Normalitas Tabel 11 Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
* Sumber : output SPSS 18.00 4. Hasil Analisis Regresi Sederhana Berikut ini merupakan data hasil analisis regresi sederhana antara variabel X1 Komunikasi Interpersonal dengan variabel Y Profesionalitas Pegawai:
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
29
Endang Pujiastuti
Tabel 12 Hasil Analisis Regresi Sederhana antara X1 dengan Y
* Sumber : output SPSS 18.00 Berdasarkan data pada tabel 12 persamaan regresinya sebagai berikut: Y = a + bX Y = 38,032 + 0,403 X
Angka-angka ini dapat diartikan sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar 38,032; artinya jika Komunikasi Interpersonal (X) nilainya adalah 0, maka Profesionalitas Pegawai (Y) nilainya positif yaitu sebesar 38,032. 2. Koefisien regresi variabel Komunikasi Interpersonal (X) sebesar 0,403; artinya jika
Komunikasi
Interpersonal
mengalami
kenaikan
1
point,
maka
Profesionalitas Pegawai (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,403 point. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Komunikasi Interpersonal (X) dengan Profesionalitas Pegawai, semakin naik Komunikasi Interpersonal (X) maka semakin meningkatkan Profesionalitas Pegawai. Berikut ini merupakan data hasil analisis regresi sederhana antara variabel Kepemimpinan (X2) dengan variabel Y Profesionalitas Pegawai. Tabel 13 Hasil Analisis Regresi Sederhana antara X2 dengan Y
* Sumber : output SPSS 18.00
30
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan, Dan Iklim Organisasi
Berdasarkan data pada tabel 13 persamaan regresinya sebagai berikut: Y = a + bX Y = 43,225 + 0,273 X Angka-angka ini dapat diartikan sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar 43,225; artinya jika Kepemimpinan (X) nilainya adalah 0, maka Profesionalitas Pegawai (Y) nilainya positif yaitu sebesar 43,225. 2. Koefisien regresi variabel Kepemimpinan (X) sebesar 0,273; artinya jika Kepemimpinan mengalami kenaikan 1 point, maka Profesionalitas Pegawai (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,273 point. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Kepemimpinan dengan Profesionalitas Pegawai,
semakin
naik
Kepemimpinan
maka
semakin
meningkatkan
Profesionalitas Pegawai. Berikut ini merupakan data hasil analisis regresi sederhana antara variabel Iklim Organisasi (X3) dengan variabel Y Profesionalitas Pegawai.
Tabel 14 Hasil Analisis Regresi Sederhana antara X3 dengan Y
* Sumber : output SPSS 18.00 Berdasarkan data pada tabel 14 persamaan regresinya sebagai berikut: Y = a + bX Y = 18,693 + 0,705 X Angka-angka ini dapat diartikan sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar 18,693; artinya jika Iklim Organisasi (X) nilainya adalah 0, maka Profesionalitas Pegawai (Y) nilainya positif yaitu sebesar 18,693. 2. Koefisien regresi variabel Iklim Organisasi (X) sebesar 0,705; artinya jika Iklim Organisasi mengalami kenaikan 1 point, maka Profesionalitas Pegawai (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,705 point. Koefisien bernilai positif artinya
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
31
Endang Pujiastuti
terjadi hubungan positif antara Iklim Organisasi dengan Profesionalitas Pegawai, semakin naik Iklim Organisasi maka semakin meningkatkan Profesionalitas Pegawai. 5.
Analisis Regresi Berganda Berikut ini merupakan data hasil analisis regresi berganda antara variabel Komunikasi Interpersonal (X1) dan Kepemimpinan (X2), Iklim Organisasi (X3) dan Profesionalitas Pegawai (Y):
Tabel 15 Hasil Analisis Regresi Berganda
* Sumber : output SPSS 18.00 Berdasarkan data pada Tabel 4.23, persamaan regresinya sebagai berikut: Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3 Y = 1,290 + 0,158 X1 + 0,214 X2+ 0,663 X3 Keterangan: Y
= Profesionalitas Pegawai
a
= konstanta
b1,b2,b3
= koefisien regresi
X1
= Komunikasi Interpersonal
X2
= Kepemimpinan
X3
= Iklim Organisasi
Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar 1,290; artinya jika Komunikasi Interpersonal (X1), Kepemimpinan (X2) dan Iklim Organisasi (X3) nilainya adalah 0, maka Profesionalitas Pegawai (Y) nilainya adalah 1,290.
32
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan, Dan Iklim Organisasi
2. Koefisien regresi variabel Komunikasi Interpersonal (X1) sebesar 0,158; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Komunikasi Interpersonal mengalami kenaikan 1, maka Profesionalitas Pegawai (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,158. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Komunikasi Interpersonal dengan Profesionalitas Pegawai, semakin naik Komunikasi Interpersonal maka semakin naik pula Profesionalitas Pegawai. 3. Koefisien regresi variabel Kepemimpinan (X2) sebesar 0,214 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Kepemimpinan (X2) mengalami kenaikan 1, maka Profesionalitas Pegawai (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,214. Koefisien bernilai positif, artinya terjadi hubungan positif antara Kepemimpinan (X2) dengan Profesionalitas Pegawai (Y), semakin naik Kepemimpinan maka semakin meningkatkan Profesionalitas Pegawai (Y). 4. Koefisien regresi variabel Iklim Organisasi (X3) sebesar 0,663 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Iklim Organisasi (X3) mengalami kenaikan 1, maka Profesionalitas Pegawai (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,663. Koefisien bernilai positif, artinya terjadi hubungan positif antara Iklim Organisasi (X3) dengan Profesionalitas Pegawai (Y), semakin naik Iklim Organisasi maka semakin meningkatkan Profesionalitas Pegawai (Y). 6.
Uji Hipotesis
a.
Uji t Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1, X2,…..Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y).
1) Pengujian variabel Komunikasi Interpersonal (X1): Berdasarkan hasil output SPSS untuk uji partial t Komunikasi Interpersonal terhadap Profesionalitas Pegawai pada Tabel 4.20 dan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho : Secara parsial tidak ada pengaruh antara Komunikasi Interpersonal dengan Profesionalitas Pegawai.
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
33
Endang Pujiastuti
Ha : Secara parsial ada ada pengaruh antara Komunikasi Interpersonal dengan Profesionalitas Pegawai. Pengujian secara partial t Komunikasi Interpersonal terhadap Profesionalitas Pegawai ini menggunakan tingkat signifikansi = 5% diperoleh t hitung sebesar 4,550. Kemudian tabel distribusi t dicari pada = 5% dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 99-3-1 = 95 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian diperoleh untuk t tabel sebesar 1,985. Oleh karena nilai t hitung > t tabel (4,550 > 1,985) maka Ho ditolak, artinya secara
parsial
ada
pengaruh
antara
Komunikasi
Interpersonal
dengan
Profesionalitas Pegawai. 2) Pengujian variabel Kepemimpinan (X2): Berdasarkan hasil output SPSS untuk uji partial t Kepemimpinan terhadap Profesionalitas Pegawai pada Tabel 4.21 dan dengan hipotesis sebagai berikut : Ho :
Secara parsial tidak ada pengaruh antara Kepemimpinan dengan Profesionalitas Pegawai.
Ha :
Secara
parsial
ada
ada
pengaruh
antara
Kepemimpinan
dengan
Profesionalitas Pegawai. Pengujian secara partial t Kepemimpinan terhadap Profesionalitas Pegawai ini menggunakan tingkat signifikansi = 5% diperoleh t hitung sebesar 2,129. Kemudian tabel distribusi t dicari pada = 5% dengan derajat kebebasan (df) n-k1 atau
99-3-1 = 95 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel
independen). Dengan pengujian diperoleh untuk t tabel sebesar 1,985. Oleh karena nilai t hitung > t tabel (2,129 > 1,985) maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh antara Kepemimpinan dengan Profesionalitas Pegawai. 3) Pengujian variabel Kepemimpinan (X3): Berdasarkan hasil output SPSS untuk uji partial t Iklim Organisasi terhadap Profesionalitas Pegawai pada Tabel 4.22 dan dengan hipotesis sebagai berikut : Ho :
Secara parsial tidak ada pengaruh antara Iklim Organisasi dengan Profesionalitas Pegawai.
Ha :
Secara parsial ada ada pengaruh antara Iklim Organisasi dengan Profesionalitas Pegawai.
34
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan, Dan Iklim Organisasi
Pengujian secara partial t Iklim Organisasi terhadap Profesionalitas Pegawai ini menggunakan tingkat signifikansi = 5% diperoleh t hitung sebesar 8,039. Kemudian tabel distribusi t dicari pada = 5% dengan derajat kebebasan (df) n-k1 atau
99-3-1 = 99 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel
independen). Dengan pengujian diperoleh untuk t tabel sebesar 1,985 (Lihat pada lampiran). Oleh karena nilai t hitung > t tabel (8,039 > 1,985) maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh antara Iklim Organisasi dengan Profesionalitas Pegawai. b.
Uji F Berikut ini merupakan output SPSS dari hasil Uji F untuk mengetahui pengaruh Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan dan Iklim Organisasi terhadap Profesionalitas Pegawai: Tabel 16 Hasil Penghitungan Uji F
* Sumber : output SPSS 18.00 Uji simultan F dalam penelitian ini menggunakan hipotesis sebagai berikut: Ho :
Tidak ada pengaruh antara Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan dan Iklim Organisasi secara bersama-sama terhadap Profesionalitas Pegawai.
Ha :
Ada pengaruh antara Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan dan Iklim Organisasi secara bersama-sama terhadap Profesionalitas Pegawai. Berdasarkan tabel
diperoleh F hitung sebesar 36,372. Dengan
menggunakan tingkat keyakinan 95%, = 5%, df 1 (jumlah variabel–1) = 1, dan df 1 (n-k-1) atau 99-3-1 = 95 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen), hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 8,555 (dihitung menggunakan Mc.Excel).
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
35
Endang Pujiastuti
Karena F hitung > F tabel (36,372 > 8,555), maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh antara Kualitas Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan dan Iklim Organisasi secara bersama-sama terhadap Profesionalitas Pegawai. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa antara ada pengaruh antara Kualitas Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan dan Iklim Organisasi secara bersama-sama terhadap Profesionalitas Pegawai.
B. Pembahasan Hasil pengujian masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya dapat dianalisis sebagai berikut: 1. Pengaruh Komunikasi Interpersonal (X1) terhadap Profesionalitas Pegawai (Y) Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS menunjukan hasil bahwa Komunikasi Interpersonal berpengaruh terhadap Profesionalitas Pegawai pelanggan. Hasil ini ditunjukan melalui pengujian secara parsial antara Komunikasi Interpersonal dengan Profesionalitas Pegawai, dimana nilai t hitung > t tabel (4,550 > 1,985) maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh antara Komunikasi Interpersonal dengan Profesionalitas Pegawai. 2. Pengaruh Kepemimpinan (X2) terhadap Profesionalitas Pegawai (Y) Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS menunjukan hasil bahwa Kepemimpinan berpengaruh terhadap Profesionalitas Pegawai pelanggan. Hasil ini ditunjukan melalui pengujian secara parsial antara Kepemimpinan dengan Profesionalitas Pegawai, dimana nilai t hitung > t tabel (2,129 > 1,985) maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh antara Kepemimpinan dengan Profesionalitas Pegawai. 3. Pengaruh Iklim Organisasi (X3) terhadap Profesionalitas Pegawai (Y) Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS menunjukan hasil bahwa Iklim Organisasi berpengaruh terhadap Profesionalitas Pegawai pelanggan. Hasil ini ditunjukan melalui pengujian secara parsial antara Iklim Organisasi dengan Profesionalitas Pegawai, dimana nilai t hitung > t tabel (8,039 > 1,985) maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh antara Iklim Organisasi dengan Profesionalitas Pegawai.
36
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan, Dan Iklim Organisasi
4. Pengaruh Komunikasi Interpersonal (X1), Kepemimpinan (X2), dan Iklim Organisasi (X3) terhadap Profesionalitas Pegawai (Y) Karena F hitung > F tabel (36,372 > 8,555), maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh antara Kualitas Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan dan Iklim Organisasi secara bersama-sama terhadap Profesionalitas Pegawai. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa antara ada pengaruh antara Kualitas Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan dan Iklim Organisasi secara bersama-sama terhadap Profesionalitas Pegawai. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada Bab IV, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan pengujian hipotesis secara partial antara Komunikasi Interpersonal dengan Profesionalitas Pegawai diperoleh hasil nilai t hitung > t tabel (2,577 > 1,985) maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh antara Komunikasi Interpersonal dengan Profesionalitas Pegawai dengan tingkat signifikansi sebesar 0,012 atau <0,05. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial Komunikasi Interpersonal berpengaruh terhadap Profesionalitas Pegawai, sebesar 17,6 % . 2. Berdasarkan pengujian hipotesis secara partial antara Kepemimpinan dengan Profesionalitas Pegawai diperoleh hasil nilai t hitung > t tabel (2,719 > 1,985) maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh antara Kepemimpinan dengan Profesionalitas Pegawai dengan tingkat signifikansi sebesar 0,036 atau <0,05. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial Kepemimpinan berpengaruh terhadap Profesionalitas Pegawai, sebesar 14,5%. 3. Berdasarkan pengujian hipotesis secara partial antara Iklim Organisasi dengan Profesionalitas Pegawai diperoleh hasil nilai t hitung > t tabel (12,024 > 1,985) maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh antara Iklim Organisasi dengan Profesionalitas Pegawai dengan tingkat signifikansi sebesar 0,011 atau <0,05. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial Iklim Organisasi berpengaruh terhadap Profesionalitas Pegawai, sebesar 13,5%.
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
37
Endang Pujiastuti
4. Berdasarkan pengujian hipotesis secara simultan antara Kualitas Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan dan Iklim Organisasi secara bersama-sama terhadap Profesionalitas Pegawai diperoleh F hitung sebesar 36,372. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, = 5%, df 1 (jumlah variabel–1) = 1, dan df 1 (n-k-1) atau 99-3-1 = 95 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen), hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 8,555 (dihitung menggunakan Mc.Excel). Karena F hitung > F tabel (36,372 > 8,555), maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh antara Kualitas Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan dan Iklim Organisasi secara bersama-sama terhadap Profesionalitas Pegawai, sebesar 67,70%.
38
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Kepemimpinan, Dan Iklim Organisasi
BIBLIOGRAFI Arni, Muhammad. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 (edisi kelima). Semarang: Universitas Diponegoro. Nazir. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Satori, Djam’an. 2007. Metode Penelitian Kualitatitf (Mata Kuliah Analisis Penelitian Kualitatif). Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta Umar, Husein. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017
39