http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA DI PESISIR SUNGAI MAHAKAM SAMARINDA Besse Asniwaty (Staf Pengajar Jurusan Adiminstrasi Bisnis Politeknik Negeri Samarinda) Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1).mengetahui dan mengkaji lebih dalam tentang karakteristik pedagang kaki lima dipesisir Sungai Mahakam (2) analisis beberapa masalah yang dapat ditimbulkan oleh keberadaan pedagang kaki lima dipesisir Sungai Mahakam dan (3) sebagai bahan informasi bagi yang ingin mengkaji lebih dalam terhadap obyek tersebut. Penelitian ini menggunakan data primer dari populasi usaha kecil di pesisir Sungai Mahakam, dengan jumlah sample 48 responden,dan dianalisis dengan menggunakan analisis diskriptif. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa (1) Karakterikstik pedagang kaki lima dipesisir Sungai Mahakan umumnya dikelola oleh perempuan dan rata-rata memiliki umur yang masih sangat produktif walaupun tingkat pendidikan mereka sangat rendah. (2) Karakteristik usaha yang ada dipesisir Sungai Mahakan yaitu dari berbagai jenis usaha umumnya memiliki modal awal yang sangat kecil, tenaga kerja yang digunakan lebih dari satu orang, tingkat pendapatatan yang diperoleh diatas rata-rata UMR dengan waktu yang digunakan antara 5-7 jam perhari dan umumnya mereka telah menempati lokasi bersebut antara 4-6 tahum. Kata kunci: Karakteristik, Pengelola Usaha, Usaha Kecil
PENDAHULUAN Struktur usaha kecil yang nyaris tidak terbirokratisasi memungkinkan secara cepat menangkap informasi karena posisinya tidak jauh dengan pelanggan atau pasar. Produksi yang dihasilkan sesuai dengan permintaan dan dengan mudah dapat dijangkau oleh pelanggannya, situasi ini menyebabkan mekanisme produksi dan pemasaran menjadi efesien, sebagaimana dikemukakan oleh Scarborough (1992) bahwa faktor-faktor utama yang mendukung kesuksesan dan keuntungan usaha kecil adalah (1) greater flexibility, (2) more personal attention to customer and employees, (3) lower fixed cost (4) greater entrepreneurial and innovative fervor, (5) greater motivation of the owner. Hasil penelitian tersebut menguatkan kenyataan yang terjadi pada salah satu area di wilayah kota Madya Samarinda yaitu di Pesisir Sungai mahakan.
JURNAL EKSIS Vol.6 No.2, Agusutus 2010: 1440 – 1605
Pesisir sungai mahakam seolah-olah menjadi magnit bagi para pencari nafkah, yang jumlahnya semakin hari semakin bertambah, hal ini akan menjadi asset bagi pemerintah daerah apabila dikelola dengan baik misalnya menyediakan lapangan kerja, menjadikan daya tarik wisata dan ikut membayar pajak tetapi sebaliknya akan menimbulkan bebagai masalah apabila keberadaannya tidak dikelola sedini mungkin misalnya saja akan menimbulkan kemacetan lalu lintas, kesehatan lingkungan, serta mengurangi keindahan kota. Scarborough juga mencatat sejumlah kelemahan yang melekat pada diri pengusaha kecil yaitu (1) poor management skills and depth, (2) Inadeguate Financing. Sedangkan Broom and Longenecker (2001) mengemukakan adanya masalah khas yang selalu dapat ditemui dalam manajemen usaha kecil yang sekaligus merupakan faktor penyebab kegagalan yaitu (1) Lack of management skills and depth, (2) personal lack and misuse time. (3) financing. Pendapat tersebut tidak hanya berdampak pada
Riset / 1440
usaha yang mereka jalankan tidak mengalami kemajuan atau bahkan mengalami kerugian tapi juga berdampak pada kesehatan lingkungan dan pelanggaran-pelanggaran yang mereka lakukan secara tidak sadar karena ketidaktahuan dan sebagainya Untuk mendesain pengelolaan usaha kecil dipesisir Sungai Mahakam maka diperlukan kerjasama yang saling menguntungkan kedua bela pihak yaitu pemerintah kota madya Samarinda sebagai pemegang otoritas dan pelaku usaha sebagai obyek pengelolaan. Sehingga kedua belah pihak dapat menjalankan fungsi masing-masing tanpa ada kendala yang berarti oleh karena itu karakteristik pelaku usaha di pesisir Sungai Mahakan merupakan salah satu informasi yang sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak untuk mendukung pengelolaan pesisir Sungai Mahakan agar terjaga pada fungsi utamanya dan tetap memberikan multiplier efek bagi kehidupan masyarakat pada khususnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan mengkaji lebih dalam tentang karakteristik usaha kecil dipesisir Sungai Mahakam. Hal tersebut menjadi urgen untuk dikaji dan dianalisis karena adanya beberapa masalah yang bisa saja ditimbulkan oleh keberadaan pedagang kaki tersebut dan sebagai bahan informasi bagi yang ingin mengkaji lebih dalam terhadap masalah tersebut.
usaha, modal awal, jumlah tenaga kerja, jumlah jam kerja, pendapatan pebulan, dan lamanya mereka menggeluti usaha tersebut. A. Analisis Diskripsi Pengelola Usaha Kecil. Pengelola usaha kecil merupakan hal yang perlu didiskripsikan karena dapat berpengaruh terhadap penilaian interpretasi. Diskripsi pengelola usaha kecil meliputi 3 indikator penilaian yaitu jenis kelamin, umur dan tingkat pendidikan sebagaimana diuraikan sebagai berikut : a. Jenis Kelamin Jenis kelamin pengelola usaha kecil di pesisir Sungai Mahakam. Seperti pada Tabel 1 menunjukkan 54.16 % usaha tersebut dikelola oleh perempuan dan 45.85% dikelola oleh laki-laki, banyaknya pengelola perempuan dipengaruhi oleh faktor kebutuhan akan biaya hidup yang secara langsung dirasakan oleh perempuan sehingga mereka lebih termotivasi bekerja untuk kebutuhan hidup mereka. sejalan dengan temuan Andrew (1993) mengatakan bahwa usaha yang dijalankan oleh wanita lebih cepat tumbuh dibanding dengan usaha yang dijalankan oleh laki-laki.
METODE PENELITIAN Obyek yang menjadi sasaran penelitian ini adalah pedagang kaki lima yang berlokasi dipesisir Sungai Mahakam kota Madya Samarinda yang meliputi Jalan E. Martadinata, Slamet Riadi sampai Jalan Gajah Mada. Untuk menghimpun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka digunakan teknik-teknik pengambilan data melalui pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti, wawancara, kuesioner, dan Studi pustaka. Jumlah sampel yang diambil secara random sebanyak 48 pedagang kaki lima dari kurang lebih 150 pedagang kaki lima.
b. Kelompok Umur Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pengelola usaha kecil di pesisir Sungai Mahakam, adalah kelompok umur antara 31-40 tahun sebanyak 56.25% disusul kelompok umur 41-50 tahun sebanyak 25%. Hanya 12,5% yang berumur 21-30 hal ini berarti usaha pengelola untuk bekerja sebagai pedagang kaki lima dipesisir sungai Mahakam sebagai alternative terakhir dan akhirnya menjadi sumber kehidupan, karena usia tersebut adalah usia produktif pencari kerja.
Metode analisis yang digunakan adalah kajian diskriptif, yakni mengkaji dan meneliti suatu keadaan dengan tujuan membuat diskripsi dan gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta di lapangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran umum pedagang kaki lima yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu beberapa hal yang berpengaruh terhadap interpretasi dan penilaian hasil penelitian yang dideskripsikan dalam pembahasan, meliputi karaktristik pengelola pedagang kaki lima yang berkaitan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, sedangkan karakteristik usaha kecil yaitu jenis
Riset / 1441
c. Tingkat Pendidikan Profil pengelola usaha berdasarkan tingkat pendidikan pada Tabel 3 menunjukkan bahwa 77.08% pengelola usaha memiliki tingkat
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.2, Agustus 2010: 1450 – 1605
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id pendidikan tidak tammat/tammat SD, 16,66% dengan pendidikan SLTP/sederajat selanjutnya 6.25% yang memiliki tingkat pendidikan SLTA/sederajat. Rendahnya tingkat pendidikan pedagang kaki lima merupakan salah satu alasan utama untuk menekuni pekerjaan tersebut.
Selain dari karakteristik pedagang kaki lima dipesisir Sungai Mahakan yang telah diuraikan tersebut juga akan diuraikan karakteristik usaha yang mereka kelola sebagainama yang akan diuraikan dalam analisis diskriptif sebagai berikut: B. Analisis Diskripsi Usaha Kecil. Profil usaha kecil merupakan hal yang perlu didiskripsikan karena berpengaruh terhadap penilaian dan interpretasi. Diskripsi usaha kecil meliputi jenis usaha, modal awal, jumlah tenaga kerja yang dgunakan, jam kerja, tingkat pendapatan dan lamanya mengeluti usaha di lokasi tersebut, akan diuraikan sebagai berikut .
b. Modal Awal Modal awal yang rendah bahkan dibawah Rp.100.000, seperti yang terlihat pada Tabel 5 dibawah ini, memicu pelaku usaha untuk lebih mudah memasuki usaha tersebut sehingga diprediksi lokasi ini akan dipenuhi oleh pedagang kaki lima dimasa yang akan datang.
c. Jumlah Tenaga Kerja yang Digunakan Secara keseluruhan jumlah tenaga kerja yang terserap pada sampel penelitian adalah 123 tenaga kerja seperti yang terlihat pada Tabel 6 dengan demikian apabila dirata-ratakan maka setiap pedagang kaki lima akan mempekerjakan kurang lebih 3 tenaga kerja.
a. Jenis Usaha Pada Tabel 4 menunjukkan 19 jenis usaha yang ada di pesisir Sungai Mahakan. Banyaknya variasi usaha menunjukkan kreatifitas pelaku usaha untuk mengurangi tingkat persaingan mereka. Tabel 4. Profil Usaha Berdasarkan Jenis Usaha d. Jam Kerja Yang Digunakan Rata-rata jumlah jam kerja yang digunakan adalah 6-7 jam perhari dengan demikian, mereka hanya menggunakan 1/3 waktu mereka yang tersedia. Oleh karena itu pekerjaan yang mereka lakukan tidak memberatkan, sehingga kesempatan kerja yang mereka ciptakan sendiri lebih fleksible dari segi waktu, mereka masih punya waktu untuk keluarga dan aktivitas sosial lainnya.
JURNAL EKSIS Vol.6 No.2, Agusutus 2010: 1440 – 1605
Riset / 1442
e. Pendapatan Perbulan Tingkat pendapatan rata-rata paling rendah antara Rp.1500.000 – 3.000.000 seperti yang terlihat pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hanya 37,5% yang memiliki tingkat pendapatan paling rendah, hal tersebut menimbulkan motivasi bagi pengelola yang lainnya untuk menempati lokasi yang sama, dengan demikian akan menimbulkan kepadatan pedagang kaki lima dimasa datang. Hal ini perlu diantisipasi sebelum menimbulkan masalah baru.
f.
Lama Menempati Lokasi Usaha
Berkaitan dengan tingkat pendapatan yang mereka peroleh, maka lamanya mereka menempati lokasi dan tingkat pertambahan pedagang baru dapat dilihat pada tabel 9 bahwa pada 3 tahum terakhir terjadi pertambahan penempatan lokasi sebnyak 35.41% artinya pertambahan pedagang baru stiap tahunnya kurang lebih 12%. Dengan demikian antisipasi pertambahan pedagang perlu mendapat perhatian bagi pemerintah setempat.
lebih kreatif untuk menciptakan pekerjaan untuk diri sendiri dan keluarganya. Karakteristik usaha b. Saran-saran Tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran pedagang kaki lima di pesisir Sungai Mahakam mengganggu kelancaran lalu lintas dan keindahan kota satu sisi untuk itu diperlukan penanganan yang cukup hatihati dan ketegasan para pengambil kebijakan disisi lain hal ini menyangkut hajat hidup orang banyak karena mampu menyerap banyak tenaga kerja. . Apabila pelaku usaha sulit dikendalikatu atau diatasi maka diperlukan penataan yang mampu mengatasi masalah-masalah yang ada dengan cara melakukan penataan dan aturan yang ketat agar lebih menarik sehingga dapat menjadi tempat yang memiliki nilai ekonomi yang memberikan nilai dan manfaat bagi masyarakat dan pemerintah. DAFTAR PUSTAKA Baker.C. 1992. Small Business Success Factor, Credit Management, August, pp 23-24. Broom,H.N., and Longenecker, Justin G. 1979 Small Business Management Sout Westem Publishing Co.Cincinnati, Ohio Garnsey,E 2001 A New Theory of the Growth of the firm. Papers 41st Wold Conference of the Internasional Council of Small Business, Stocholm. June,1996 Harper, S.C. 1995. Guide to Managing Growth in Your Emerging Business. Guidelines for Transforming Your Small Business into an Exceptional Enterprise. McGraw-Hill, Inc.New York.
KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Karakterik pedagang kaki lima di pesisr Sungai Mahakam yaitu pada umumnya perempuan dengan tingkat umur yang masih sangat produktif namun tidak ditunjang dengan tingkat pendidikan yang cukup memadai. Rendahnya tingkat pendidikan mereka menyebabkan tingkat kemampuan untuk memahami suatu peraturan atau kebijakan sangat rendah, yang paling penting bagi mereka adalah bagaimana menyambung hidup dan menghidupi keluarga, tekanan atas kebutuhan itulah yang membuat mereka
Riset / 1443
Ibrahim A.B. and I.R. Goodwin.1986. Preceived Causes of Success in Small Business. American Journal of Small Business. Vol. 11. No.pp.41-50 Liedholm C (2001) Small Scale Industries in Developing Coutries ; Emperical Evidence and Policy Implication MSU International Developing Paper No. 9 Michigan State University Longenecker, Justin G, Carlos G.Moore, 2001, J. William Petty: Small Business Management an Enterpreneurial Emphasis,Thomson Learning Asia, Singapore Ojala J. 2002 Why small Busines Fail? Review of Existing Studies. T.U 91-167 Seminar in
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.2, Agustus 2010: 1450 – 1605
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id Business Business
Strategy
and
International
Sadoko,I.,Maspiyati dan D.Haryadi 1995. Pengembangan Usaha Kecil. Pemihakan Setengah Hati. Yayasan AKATIKA. Bandung. Subanar, H.1994. Manajemen Usaha Kecil BPFE, Yogyakarta Sutojo,Heru, Profil Sektor Usaha Kecil di Indonesia, dalam Ikhsan Muhammad (1994),Profil Usaha Kecil dan Kebijakan Perbankan Kredit Indonesia. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas. Jakarta. Wie, Thee. Kian,1992. Dialog Kemitraan dan Keterkaitan Usaha Besar dan Kecil Dalam Sektor Industri Pengolahan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Zhang.2002 Learning Function and Business Growth. Managerial Journal.Vol.15 No.5.
Small Auditing
JURNAL EKSIS Vol.6 No.2, Agusutus 2010: 1440 – 1605
Riset / 1444