Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 HKI-Kaltim
ISBN: 978-602-19421-0-9
KAJIAN KUALITAS UDARA KOTA SAMARINDA DITINJAU DARI ASPEK AKTIVITAS KENDARAAN BERMOTOR AIR QUALITY STUDY IN SAMARINDA FROM NUMBER OF VEHICLES ACTIVITIES ASPECT Bohari Yusuf, Kaspianoor, Finqo Aprianto Program Studi Kimia FMIPA Universitas Mulawarman Jalan Barong Tongkok No. 4 Kampus Gunung Kelua Samarinda , 75123 ABSTRACT Declining air quality and increasing number of vehicles at Samarinda City indicating that there is strong relationship between both. Research was done to understand current air pollution level in Samarida as ISPU Criteria and relat ionship air pollutant level with nu mber o f vehicles activities. Research was done by counting number of vehicles and collecting air samples at five cro wded traffic intersection. Air samples tested in laboratory for ISPU specified air pollutant level, which are CO, NO 2 , SO2 , O3 and dust (PM 10). Analysis of correlat ion was conducted to understand relationship between numbers of vehicles and air pollutant level. Average level of air pollutant and their ISPU value were CO 2803ug/m3 (28.03; Good), NO2 47.9ug/m3 (-; Good), SO2 53.0ug/m3 (33.12; Good), O3 31.3ug/ m3 (13.04; Good) and Dust 36.1ug/ m3 (36.1; Good). There was positive correlation between numbers of vehicles and air pollutant level with coefficient >0.9. Therefo re, limit nu mbers of vehicles before limit air pollutant level passed could be predicted. Prediction of limit numbers of vehicles based on CO level were 31217 units, NO 2 level were 54186 units, SO2 level were127692 units, O3 level were 48672 units and dust level were 26371 units. Levels of CO, NO2 , SO2 , O3 and dust (PM 10) at Samarinda City still co mp ly PP No. 41 year 1999 with Good as ISPU criteria average. Increase in nu mber of vehicle will increase air pollutant levels too. Keywords: Air, Level, Pollutant, ISPU, Quality A. PENDAHULUAN Pencemaran udara didefinisikan sebagai masuknya atau dimasukannya zat, energi dan atau komponen lain ke dalam udara o leh keg iatan manusia atau kegiatan alam sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara tidak dapat memenuhi fungsinya (Wahyudi, 2000). Pencemaran udara banyak tidak disadari oleh banyak orang. Padahal telah mengakibatkan sekitar 15% kemat ian bayi, bahkan di Jakarta pencemaran udara menempati u rutan kedua sebagai akibat kemat ian bayi. Selain itu, pencemaran udara memberi dampak serius terhadap menurunnya intelegensi anak (Sutjahjo, 2008 ). Pencemaran udara akibat kegiatan transportasi kendaraan bermotor merupakan sumber pencemar utama di daerah daerah perkotaan yaitu dengan dihasilkannya: TSP (Total Suspended Particulate) atau Debu Tersuspensi di udara, SO2 , NO2 , Hidrokarbon, CO, dan timbal. Banyak su mber pencemar udara yang disebabkan aktivitas oleh manusia, kendaraan bermotor (transportasi) merupakan sumber pencemar utama terhadap t erjadinya pencemaran udara yaitu (75%), sedangkan 25% lagi dihasilkan oleh sumber pencemar lain (Wardana, 2004). Peningkatan ju mlah kendaraan di Kalimantan Timu r khususnya Kota Samarinda memberikan dampak pada kegiatan transportasi yang pada akhirnya akan meninbulkan tingkat kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi. Dengan peningkatan jumlah dan tingginya kepadatan lalu lintas pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan aktivitas kendaraan bermotor sehingga berdampak pula pada peningkatan kadar pencemar d i udara. Bervariasi dan mulai t ingginya kadar pencemar udara di Kota Samarinda , memungkinkan berdampak pada peningkatan Nilai Indek Standar Pencemaran Udara (ISPU) udara Kota Samarinda, dampak lain dari peningkatan kadar pencemar di udara dapat mengganggu kesehatan manusia, terutama penyakit penyakit yang berhubungan dengan saluran pernapasan (ISPA). Menurut data Dinas Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2012, sepuluh penyakit terbesar yang diderita warga Samarinda adalah Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Literatur yang ada menyatakan bahwa konsentrasi bahan pencemar d i udara di perkotaan menunjukan korelasi yang positif dengan kegiatan transportasi (aktiv itas kendaraan bermotor) terutama kepadatan lalu lintas (Slamet, 1996). Berdasarkan latar belakang di atas dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya di kota Samarinda, maka Peneliti tertarik untuk meneliti dan mengkaji pencemaran lingkungan terutama keadaan kualitas udara yang disebabkan oleh aktifitas kendaraan bermotor dan kadar pencemar d i udara berdasarkan parameter Indek Standar Pencemaran udara (ISPU) di Kota Samarinda dengan cara pengamatan aktivitas kendaraan bermotor dan pengukuran terhadap udara yaitu dengan menganalisa kadar pencemar udara di laboratoriu m parameter SO 2 , NO2, O3 ,CO dan debu di Kota Samarinda.
HKI-Kaltim
B. METODOLOGI P ENELITI AN 2.1. Teknik Pengumpulan Data Data diku mpulkan melalu i dua cara, yaitu untuk mendapatkan data yang sifatnya primer dan data yang sifatnya sekunder. Data primer d i dapat dengan observasi langsung di lapangan yaitu dengan cara menghitung ju mlah kendaraan bermotor yang bergerak selama waktu pengambilan sampel kualitas udara dengan menggunakan kalkulator dan kamera digital. Disamping itu data primer juga didapatkan dari hasil uji laboratoriu m yang didapatkan dari hasil analisa udara untuk mendapatkan banyaknya kandungan bahan pencemar di udara seperti CO, NO 2 , SO2 , O3 dan debu di laboratoriu m lingkungan dengan menggunakan metode tertentu sesuai dengan bahan pencemarnya dan dinyatakan dalam satuan tertentu, Yaitu : 1. Penentuan kadar CO di udara Maka langkah yang dilaku kan adalah: udara d iambil dengan menggunakan bahan penyerap khusus CO kemudian hasil serapannya dianalisis di laboratoriu m dengan menggunakan metode NDIR dengan menggunakan peralatan NDIR Analyser untuk penentuan kadar CO Misal didapatkan kadar O3 = 45000 ug/ m3 Artinya: Didalam 1 (satu) Meter kubik udara terdapat 4500 M ikrogram kandu ngan CO 2. Penentuan kadar NO2 di udara Maka langkah yang dilakukan adalah: udara diamb il dengan menggunakan bahan penyerap khusus NO2 kemudian hasil serapannya dianalisis di laboratoriu m dengan menggunakan metode Salt zman dengan menggunakan peralatan spektrofotometer untuk penentuan kadar NO2 Misal didapatkan kadar NO2 = 50 ug/m3 Artinya: Didalam 1 (satu) Meter kubik udara terdapat 50 mikrogram kandungan NO2 3. Penentuan kadar SO2 di udara Maka langkah yang dilakukan adalah: udara diamb il dengan menggunakan bahan penyerap khusus SO2 kemudian hasil serapannya dianalisis di laboratoriu m dengan menggunakan metode Pararosaniline dengan menggunakan peralatan spektrofotometer untuk penentuan kadar SO 2 Misal didapatkan kadar SO2 = 60 ug/m3 Artinya: Didalam 1 (satu) Meter kubik udara terdapat 60 Mikrogram kandungan SO 2 4. Penentuan kadar O3 di udara Maka langkah yang dilaku kan adalah : udara diamb il dengan menggunakan bahan penyerap khusus O3 kemudian hasil serapannya dianalisis di laboratoriu m dengan menggunakan metode Chemilu minescence dengan menggunakan peralatan Gas kro motografi untuk penentuan kadar O3 Misal didapatkan kadar O3 = 25 ug/ m3 Artinya: Didalam 1 (satu) Meter kubik udara terdapat 25 Mikrogram kandungan SO 2. 5. Penentuan kadar Debu di udara Maka langkah yang dilakukan adalah : debu di udara diamb il dengan menggunakan ala t po mpa vaku m kemudian hasil sedotan/serapannya diukur di laboratoriu m dengan menggunakan metode gravimetri Misal didapatkan kadar Debu (PM10) = 150 ug/m3 Artinya: Didalam 1 (satu) Meter kubik udara terdapat 150 M ikrogram kandungan Debu. Untuk data sekunder di dapat dari data hasil laporan/arsip Badan Lingkungan Hidup Kota samarinda tahun 2009 dan seterusnya tentang kualitas udara Kota Samarinda. Disamp ing itu data sekunder juga didapatkan dari hasil uji laboratoriun terhadap kadar pencemar di udara parameter berdasarkan ISPU. 2.2.
Teknik Analisis Data Data yang didapatkan dari tiap variabel baik hasil observasi terhadap jumlah kendaraan dan uji laboratoriu m tentang kualitas udara dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif serta disajikan dalam bentuk tekstuler, tabulasi, tabel distribusi frekuensi dan grafik, kemudian diinterpertasikan dalam bentuk narasi (Riduan, 2006). C. HASIL P ENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1. Kuali tas Udara Kota S amarinda B erdas ark an Kri teri a IS PU Berdasarkan h asil analis is d i labo rato riu m terh adap 30 samp el udara yang d i amb il p ada 5 t empat penelit ian d idap at kan kadar y ang berv arias i (Tabel 1 ). Has il yang d idap at kan mas ih jauh d i bawah dari n ilai maks imu m yang d iperbo leh kan o leh Pemerintah untu k kelima paramet er deng an acuan PP No. 41 Tahun 1999. Acuan lain yang d igu nakan adalah Kriteria ISPU. Meto de semi -kuant it at if in i d apat ment ransfo rmas i n ilai has il analis is men jad i beberap a kelo mpo k berdasarkan kemung kinan d amp ak negat if yang d apat terjad i. Dari has il p erh itungan ISPU t erhadap kad ar pen cemar ud ara tersebut d iket ahu i b ah wa Kriteria ISPU untuk kadar pencemar NO2 , SO2 , O3 , d an Debu masih berkisar antara rentang 0 s/d 50 dengan klas ifikas i Baik. Hal in i berart i bah wa t ing kat ku alitas udara u ntu k paramet er tersebut mas ih aman dan t id ak memberikan efek terh adap keseh atan manus ia at au h ewan , bangun an atau n ilai estet ika .
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 HKI-Kaltim
ISBN: 978-602-19421-0-9
Sement ara untu k p arameter CO, terdap at satu tempat penelit ian d engan krit eria ISPU Sedang y aitu simpang emp at Lembuswana d engan krit eria ISPU berkisar antara 51 s/d 100 . Berd asarkan tat a cara perh itungan dan pelap oran ISPU maka y ang d iamb il d alam pelapo r an ISPU adalah Nilai p aling t ingg i u ntu k tiap n ilai p arameter yang bervarias i, maka krit eria ISPU un tu k parameter CO adalah kriteria Sed ang yaitu berkisar antara 51 s/d 100. Hal in i berart i bah wa t ing kat kualit as udara untu k paramet er CO t idak berpeng aruh pada kesehatan manus ia ataupun hewan , tetap i berpeng aruh pada t u mbuh an yang sens it if dan n ilai estet ika, sepert i makin cepatny a berwarna kun in g d edaun an y ang tu mbuh d isekitar jalan tersebut . Tabel 1
Data rata-rata ju mlah kendaraan bermotor, hasil analisis laboratoriu m kadar pencemar udara dan Kriteria ISPU d i lima tempat penelit ian.
No
Tempat Penelitian
Jumlah Kendaraa n (Buah)
1
Simpang empat Lembuswan a
5681
2
Simpang empat Air Hitam
4270
3
Simpang tiga Hotel Mesra
2998
4
Simpang empat Imam Bonjol
1329
5
Simpang empat SCP
1277
Rata-rata
3111
Kadar CO 3 (ug/m ) Nilai ISPU Kriteria ISPU 5420.2 54,202 Sedang 3882.3 38.82 Baik 2430.5 24.30 Baik 1207.2 12.07 Baik 1075.7 10.76 Baik 2803.2 28.03 Baik
Kadar NO2 3 (ug/m ) Nilai ISPU Kriteria ISPU 65.2 * Baik 54.8 * Baik 51.3 * Baik 35.0 * Baik 33.0 * Baik 47.9 * Baik
Kadar SO2 3 (ug/m ) Nilai ISPU Kriteria ISPU 69.5 43.44 Baik 60.3 37.69 Baik 56.3 35.19 Baik 40.7 25.44 Baik 38.3 23.94 Baik 53.0 33.12 Baik
Kadar O3 3 (ug/m ) Nilai ISPU Kriteria ISPU 42.7 17.79 Baik 36.0 15.00 Baik 29.3 12.21 Baik 26.7 11.12 Baik 21.7 9.04 Baik 31.3 13.04 Baik
Kadar Debu 3 (ug/m ) Nilai ISPU Kriteria ISPU 48.7 48.7 Baik 41.3 41.3 Baik 35.0 35.0 Baik 28.3 28.3 Baik 27.2 27.2 Baik 36.1 36.1 Baik
* Tidak ada Kriteria yang dilaporkan pada kadar NO2 dibawah 1130 ug/m3 3.2 .
Hubungan Kenaikan Akti vitas Kendaraan Bermotor terhadap Kualitas Udara Kota Samarinda Kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil menghasilkan emisi gas buang. Beb erapa gas yang dihasilkan ini merupakan pencemar udara yang dapat menurunkan kualitas dari udara itu sendiri. Dalam penelit ian in i telah diteliti bagaimana hubungan kenaikan akt ivitas kendaraan bermotor terhadap kadar beberapa pencemar udara, yaitu CO, NO2 , SO2 , O3 dan PM 10. Hasil analisis korelasi antara ju mlah kendaraan dan kadar CO, NO2 , SO2 , O3 dan PM 10 d i udara menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat dan positif antara keduanya. Seperti ditunjukkan oleh Grafik 1 - 5, koefisien korelasi dari hubungan ini hampir mendekati 1. Sehingga dapat dipastikan bahwa peningkatan ju mlah kendaraan akan men ingkatkan pula emisi CO, NO2 , SO2 , O3 dan PM 10 ke alam. Dari persamaan garis yang didapatkan, dapat diprediksi ju mlah kendaraan bermotor yang dapat menyebab kan terlampauinya nilai ambang batas yang ditetapkan pemerintah. Maka, ketika ju mlah kendaraan telah mencapai tit ik merah dalam Grafik 1-5 diperkirakan kadar CO, NO2 , SO2 , O3 dan PM 10 d i udara berkisar pada Nilai A mbang Batas yang ditetapkan oleh Pemerintah.
31000
30500
30000
29500
29000 30000
Grafik 1
HKI-Kaltim
Korelasi ju mlah kendaraan dengan kadar CO di udara
30500
31000
31500
32000
420
410
400
390
380 53000
Grafik 2
53500
54000
54500
55000
126500
127000
127500
128000
47500
48000
48500
49000
25500
26000
26500
27000
Korelasi ju mlah kendaraan dengan kadar NO2 di udara
920
910
900
890
880 126000
Grafik 3
Korelasi ju mlah kendaraan dengan kadar SO2 di udara
255
245
235
225
215 47000
Grafik 4
Korelasi ju mlah kendaraan dengan kadar O3 di udara
170
160
150
140
130 25000
Grafik 5
Korelasi ju mlah kendaraan dengan kadar debu di udara
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 HKI-Kaltim
ISBN: 978-602-19421-0-9
D. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa: 1. Kadar CO, NO2 , SO2 , O3 dan Debu (PM 10) d i Kota Samarinda masih memenuhi PP No. 41 tahun 1999. Kadar ratarata CO, NO2 , SO2 , O3 dan Debu (PM 10) adalah sebesar 2803.2 ug/m3 ; 47.9 ug/m3 ; 53.0 ug/m3 ; 31.3 ug/ m3 dan 36.1 ug/m3 berturut-turut. Kadar NO2 , SO2 , O3 dan Debu (PM 10) berkategori Baik, sementara kadar CO berkategori sedang menurut ISPU. 2. Kenaikan akt ivitas kendaraan bermotor akan men ingkatkan kadar CO, NO 2 , SO2 , O3 dan Debu (PM 10) di udara. Aktivitas sekitar 26371 kendaraan bermotor selama 1 jam pada suatu tempat dapat menyebabkan kualitas udara menurun hingga tidak dapat memenuhi PP No. 41 tahun 1999. DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda, 2012. Buku Kualitas Udara A mb ien. Samarinda 2. Berleana, 2002. Hubungan Lama Kerja Dengan Kadar Pb Dalam Darah Pada Operator SPBU di Samarinda 3. BLH Kota 2008. Samarinda. Bu ku Kualitas Udara A mb ien 4. Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Kan isius Jogyakarta 5. Furqon, Statistik Terapan Untuk Penelit ian. Alfabeta Bandung 6. Ghalib,D, 2008. Makalah Kursus Amdal. Un mul 7. Hasan, I. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Bu mi Angkasa Jakarta 8. Imamkhasani,S, 2008. Tekn ik Samp ling Kualitas Udara. LIPI Bandung 9. Kementrian Lingkungan Hidup. 2006. Himpunan Peraturan Bidang L ingkungan Hidup 10. Pempov Kalt im. 2012. Kalt im Dalam Angka. 11. Riduwan, 2006. Dasar Dasar Stat istik. A lfa beta Bandung 12. Sastrawijaya, A.T.2000. Pencemaran lingkungan. Rineka Cipta Jakarta 13. Slamet, J.S. 1996 Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada Univ 14. Soemirat, J.Slamet.1996. Kesehatan Lingkungan. Universitas Gajah Mada 15. Standar Nasional Indonesia, 2005, Penentuan Titik Sanplin g Udara. 16. Sugiono, 2007, Statistik untuk Penelitian. A lfabeta Bandung 17. Suharto,2011. Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air. Andi Yogyakarta 18. Sutjahyo,H. Susanto,G,2008. Pemanasan Global. Penebar Swadaya. Depok 19. Wahyudi, 2000. Bimbingan Tekn is Pemantauan Mutu Udara. Pusarpedal Bandung 20. Wardhana, W.A..2004.Dampak Pencemaran Lingkungan.Yogyakarta: Andi. 21. Waskito AA, 2005. Kamus Inggris Indonesia. Agro Media Pustaka. Tangerang
HKI-Kaltim