KAJIAN HADITS
Oleh: Ust. Dr. H. M. Nursikin, S. Ag., M.Si 081 826 3748
[email protected]
Kajian Hadist 2016 1
KODIFIKASI HADITS “Larangan Penulisan Hadits (Masa Nabi Saw 13 SH -11 H)” Pada masa Nabi Saw perhatian para sahabat lebih dikonsentrasikan pada Al-Qur’an. Diantara para sahabat yang telah pandai catat mencatat ditugasi nabi untuk menulis Al-Qur’an dan kemudian disimpan dirumah ‘Aisyah sebagai dokumentasi Kondisi hadits pada saat itu secara umum tidak tercatat bahkan secara umum dilarang oleh Rasulullah untuk menulisnya
Kajian Hadist 2016 2
Larangan penulisan Hadits Diantara Hadits yang nabi melarang penulisan hadist, seperti periwayatan Abi Sa’id Al-Khudri ra. Bahwa Rasulullah Saw bersabda: ال تكتبوا عنى ومن كتب عنى غير القران فليمحه رواه مسلم Artinya: “Janganlah engkau tulis dari padaku, barang siapa menulis dari padaku selain AlQur’an, maka hapuslah.” (HR Muslim)
Kajian Hadist 2016
3
Perintah Penulisan Hadits Pada saat nabi fathul Mekkah, beliau berdiri dan berkhutbah. Kemudian ada seorang lakilaki dari Yaman berdiri bernama Abu Syah dan bertanya: “Tuliskanlah aku?” Maka Rasulullah bersabda: اكتبوا ﻷ بى شاة رواه البخارى وابو داود Artinya:” Tuliskanlah untuk Abu Syah” (HR Bukhari dan Abu Daud)
Kajian Hadist 2016
4
Masa Pembatasan Periwayatan (AlKhulafa Al-Rasyidin 12-40 H) Pro dan kontra tentang penulisan hadist masih terasa pada masa sahabat (Khulafaur-Rasyidin), karena keinginan mereka untuk menyelematkan AlQur’an dan sunah. Diantara mereka ada yang benci menulis hadist, karena Al-Qur’an belum dikodifikasikan dan dikhawatirkan perhatian mereka tersita atau berpaling dari Al-Qur’an.
Kajian Hadist 2016
5
Lanjutan...... “Urwah Ibn Al-Zubayr, bahwa Umar Ibn AlKhathab bersama para sahabat setelah bermusyawarah dan disepakati beliau istikharah kepada Allah selama satu bulan, kemudian berkata: sesungguhnya aku ingin menulis sunah dan aku telah menyebutkan suatu kaum sebelum kalian yang menulis beberapa buku kemudian mereka sibuk dengannya dan meninggalkan kitab Allah. Demi Allah sesungguhnya aku tidak akan mencampurkan kitab Allah dengan sesuatu selamanya.” Kajian Hadist 2016
6
Lanjutan... Pada masa Ali ra, timbul perpecahan di kalangan umat Islam akibat konflik politik antara pendukung ‘Ali dan Mu’awiyah. Umat Islam terpecah menjadi tiga golongan: Khawarij, golongan pemberontak yang tidak setuju dengan perdamaian, dua kelompok yang bertikai. Syi’ah sangat fanatik dan mengkultuskan ‘Ali Jumhur umat Islam yang tidak termasuk golongan pertama dan kedua diatas. Diantara mereka ada yang mendukung pemerintahan ‘Ali,ada yang mendukung pemerintahan Mu’awiyah, dan ada pula yang netral tidak mau melibatkan diri dalam kancah konflik.
Kajian Hadist 2016
7
Lanjutan--------------------Akibat perpecahan ini mereka tidak segansegan membuat Hadis palsu (mawdhu’) untuk mengklaim bahwa dirinya yang paling benar diantara golongan atau partai-partai diatas untuk mencari dukungan dari umat Islam.
Seperti hadist palsu... Pemimpin/kholifah itu harus keturunan dari bangsa quraisy..
Kajian Hadist 2016
8
Masa Perlawatan Hadits (akhir abad 1 H) Masa ini awal berkembangnya periwayatan dan perlawatan ke kotakota besar untuk mencari hadits dari para sahabat dan tabi’in senior yang telah pindah ke kota-kota lain atau daerah-daerah lain setelah masa perluasan ekspansi wilayah Islam. Masa ini disebut masa rihlah ilmiyah/rihlatul hadist. Kajian Hadist 2016
9
Masa Pengkodifikasian Hadist Pada akhir abad ke 1 H, khalifah Umar bin Abdul Aziz (99-101 H) menganggap perlu sekali adanya penghimpunan dan pembukuan Hadist, karena beliau khawatir lenyapnya ajaran-ajaran Nabi dengan wafatnya para ulama baik dikalangan sahabat atau tabi’in tabi’it. kemudian beliau menginstruksikan kepada para gubernur di seluruh wilayah negeri Islam agar para ulama dan ahli agama untuk menghimpun dan membukukan Hadis.
Kajian Hadist 2016
10
Masa Pengkodifikasian Hadist surat Umar bin Abdul Aziz berbunyi: “mereka perintah kepada ahli ilmu agar bertebaran ke masjid-masjid karena sunnah telah mati.” Beliau mengalokasikan bagi ahli ilmu sebagian dana dari bayt al-mal untuk memenuhi hajat mereka agar lebih dapat konsentrasi dalam mengajar dan menyebarkan ilmu. Beliau pun menulis kepada penduduk Madinah: انظروا حديث رسول هللا صلى هللا عليه وسلم فا كتبوه فا ئنى خفت دروس العلم وذها ب ﺃهله Artinya: “Lihatlah Hadis Rasulullah kemudian tulislah, sesungguhnya aku khawatir hilangnya ilmu dan wafatnya para ulama.” (HR Ad-Dailami)
Kajian Hadist 2016
11
lanjutan... Diantara daerah yang telah dikuasai Islam adalah Syam dan Irak , Mesir, Persia, Samarkand dan Spanyol dsb... Misalnya yang dilakukan Jabir bin Abdullah yang pernah melakukan rihlah ke Syam dalam waktu satu bulan dengan menjual seekor unta untuk ongkos perjalanan hanya ingin mendapatkan satu hadits yang belum pernah ia dengar. Dari Abdullah bin Unays tentang Hadis يخشر الناس عراة عزال بهما رواه البخارى احمد االطبرانى البيحاقى “ Manusia digiring pada hari kiamat telanjang tidak berpakaian, berwarna hitam” (HR Bukhari, Ahmad, at-Thabrani, al-bayhaqi) 12
lanjutan... Abu Ayyub al-Anshari yang tinggal di Madinah pergi ke Mesir untuk menemui ‘Uqbah bin Amir al-Juhari untuk menanyakan sebuah hadis yang belum pernah ia dengar, yaitu sabda Nabi: من ستر مؤمنا فى الدنيا على كربته سترهللا يوم القيامة رواه البيحا قى “ Barang siapa yang menutupi kesukarankesukaran orang mukmin di dunia, maka Allah akan menutupinya pada hari kiamat” (HR Al-Bayhaqi) 13
Sahabat Yang Banyak Meriwayatkan Hadits
1. Abu Hurairah sebanyak 5.374 buah hadist dan ia mengambilnya lebih dari 300 orang sahabat. 2. Abdullah bin Umar bin Al-Khathab sebanyak 2.635 buah hadist 3. Anas bin Malik sebanyak 2.286 buah hadist 4. ‘Aisyah Ummi Al-Mukminin sebanyak 2.210 buah hadist 5. Abdullah bin Abbas sebanyak 1.660 buah hadist 6. Jabir bin Abdullah sebanyak 1.540 buah hadist
Kajian Hadist 2016
14
Kejayaan Kodifikasi Hadis ( Abad III H ) Pada abad ini disebut “Azha ushur al-sunnah alNabawiyyah” (masa keemasan sunah), karena pada masa ini kegiatan rihlah mencari ilmu dan sunah serta pembukuannya mengalami puncak keberhasilan yang luar biasa. Maka lahirlah buku-buku Hadis Musnad, buku induk Hadis enam, buku Hadis Sunan, dan Shahih yang dipedomani oleh umat Islam.
Kajian Hadist 2016
15
Lanjutan.... kitab-kitab Hadist yang dijadikan pedoman dan referensi
para ulama Hadist: al-Jami’ al-Shahih al-Bukhari (194-256 H) al-Jami’ al’Shahih li Muslim (204-261 H) kedua kitab ini disebut “al-Shahihayn” atau “Muttafaq alaih”. Sunan al-Nasa’I (215-303 H) Sunan Abu Dawud (202-276 H) Jami’ Al-Turmudzi (209-269 H) Sunan Ibn Majah (209-276 H) (Masa ini juga disebut “ashr al-jami’ wa al-Takhsish” (masa pembukuan dan penyaringan) Kajian Hadist 2016
16
Perkembangan pembukuan Hadist pada mutaakhirin...
Musnad, yaitu menghimpun semua Hadis dari tiap-tiap sahabat tanpa memperhatikan masalah atau topiknya dan dinilai ada yang shahih, hasan, dan dhaif. Misalnya semua hadis Nabi yang diperoleh seorang periwayat melalui Aisyah dikelompokkan pada Hadis-hadis Aisyah.
Kajian Hadist 2016
17
Lanjutan... Al-jami’, yaitu teknik pembukuan hadis yang mengakumulasi 9 masalah yaitu (1) aqa’id, (2) hukum, (3) perbudakan (riqaq), (4) adab makan minum, (5) tafsir, (6) tarikh, (7) sifatsifat akhlaq (syamail), (8) fitnah, dan (9) sejarah (manaqib).
Kajian Hadist 2016
18
lanjutan.... Sunan,
teknik
penghimpunan
Hadis
secara bab perbab seperti fikih, ibadah, muamalah, syariah dsb... setiap bab memuat
beberapa
Hadis
dalam
satu
topik.
Kajian Hadist 2016
19
Periode Abad IV-VI H Ulama yang hidup sebelum abad 4 H disebut ulama mutaqaddimin atau ulama salaf (klasik) “menghimpun Hadis Nabi dengan jalan langsung mendengar dari guru-gurunya kemudian mengadakan penelitian sendiri baik matan dan sanadnya” Ulama yang hidup pada abad ke 4 H dan seterusnya disebut ulama muta’akhirin atau khalaf (modern) “periwayatannya dan pembukuannya bereferensi dan mengutip dari kitab-kitab ulama mutaqaddimin” Kajian Hadist 2016
20
Pengertian Hadits
Hadits secara harfiah berarti perkataan atau percakapan. Dalam terminologi Islam istilah hadits berarti melaporkan/ mencatat sebuah pernyataan dan tingkah laku dari Nabi Muhammad SAW
Kajian Hadist 2016
21
Lanjutan... Menurut istilah ulama ahli hadits, hadits yaitu apa yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapannya (Arab: taqrîr) Nabi Muhammad SAW.
Kajian Hadist 2016
22
Struktural Hadits Secara struktur hadits terdiri atas dua komponen utama yakni sanad/isnad (rantai penutur) dan matan (redaksi). Contoh sanad: Musaddad mengabari bahwa Yahya sebagaimana diberitakan oleh Syu'bah, dari Qatadah dari Anas dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda: "Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia mencintai saudaranya seperti apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri" (hadits riwayat Bukhari) Kajian Hadist 2016
23
Lanjutan..... Sanad ialah rantai penutur/perawi (periwayat) hadits. Sanad terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut dalam bukunya (kitab hadits) hingga mencapai Rasulullah. Sanad, memberikan gambaran keaslian suatu riwayat. Jika diambil dari contoh sebelumnya maka sanad hadits bersangkutan adalah Al-Bukhari > Musaddad > Yahya > Syu’bah > Qatadah > Anas > Nabi Muhammad SAW. Nabi bersabda..... Kajian Hadist 2016
24
Berdasarkan Tingkat Keaslian Hadits
1. 2. 3. 4.
klasifikasi ini terbagi menjadi 4 tingkatan yakni shahih, hasan, dha'if maudu'
Kajian Hadist 2016
25
Hadits Shahih
Hadits Shahih, yakni tingkatan tertinggi penerimaan pada suatu hadits. Hadits shahih memenuhi persyaratan sebagai berikut: “Sanadnya bersambung; Diriwayatkan oleh penutur/perawi yg adil, memiliki sifat istiqomah, berakhlak baik, tidak fasik, terjaga muruah (kehormatan)-nya, dan kuat ingatannya. Matannya tidak mengandung kejanggalan/bertentangan (syadz) serta tidak ada sebab tersembunyi atau tidak nyata yg mencacatkan hadits”.
Kajian Hadist 2016
26
Hadits Hasan Hadits Hasan, bila hadits yang tersebut sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh rawi yg adil namun tidak sempurna ingatannya, serta matannya tidak syadz serta tidak cacat
Kajian Hadist 2016
27
Hadits Dhaif Hadits Dhaif (lemah), ialah hadist yang sanadnya tidak bersambung (dapat berupa mursal, mu’allaq, mudallas, munqati’ atau mu’dal) dan diriwayatkan oleh orang yang tidak adil atau tidak kuat ingatannya, mengandung kejanggalan atau cacat.
Kajian Hadist 2016
28
Hadits Maudu Hadits Maudu, bila hadits dicurigai palsu atau buatan karena dalam rantai sanadnya dijumpai penutur yang memiliki kemungkinan berdusta.
Kajian Hadist 2016
29
KAJIAN HADIST SELANJUTNYA
IN SYA ALLAH KITA AKAN MENKAJI KITAB ARBAIN NAWAWI HADIST 40 YANG DITASHIH DALAM KITAB SHOHIH BUKHORI Kajian Hadist 2016
30
31