KAJIAN APLIKASI BATIK PADA DESAIN INTERIOR KANTOR GOOGLE DI JAKARTA Oleh:
Tunjung Atmadi SP Universitas Mercu Buana Jakarta Kata Kunci: Aplikasi Batik, Desain Interior
Ringkasan Awal adanya batik adalah berbahasa budaya. Ketika itu batik dikenal hanya sebagai selembar kain bermotif yang mengandung filosofi tinggi. Tiap-tiap motif batik mengandung maknanya masing-masing sesuai nama yang disematkan padanya. Berdasar makna desain tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sebuah karya desain bukanlah hal yang tercipta begitu saja, tetapi melalui proses pemikiran dan pertimbangan banyak hal. Jika sebuah produk seni sudah memasuki ranah industri interior, tidak lagi hanya berbicara pada keterbatasan jumlah, material, warna dan motif. Capaian sebuah karya desain menjangkau lebih luas, untuk kepentingan yang lebih luas pula. Meski begitu produk desain dalam proses produksinya tetap selalu memperhitungkan aspek fungsi dan estetika sebagai satu-kesatuan. Jika batik sudah masuk dalam cakupan desain, maka aplikasi batik tidak hanya terbatas pada sehelai kain saja. Dengan kata lain, aplikasi batik tidak sekedar untuk kebutuhan sandang saja atau hanya dikerjakan secara manual. Itulah makna batik dalam bahasa industri yang sesungguhnya. Hal ini bisa merambah pada aplikasi batik di dunia desain interior, Dalam desain interior, batik dapat digunakan untuk pelengkap furnishing interior (bantalan kursi, partisi, dan lain-lain).
Summary Beginning of the batik is speaking culture. When it was known simply as batik patterned cloth containing high philosophy. Each motif contains the meaning of each name pinned to her suit. Based on the meaning of the design, it can be concluded that a design work is not just created, but through a process of thought and consideration a lot of things. If a product has entered the realm of industrial art interior, is no longer just talking on the limited quantity, material, colors and motifs. The achievement of a work reach a wider design, for the benefit of the wider anyway. Even so the product design in the manufacturing process remains always take into account the aspect of function and aesthetics as a single-entity. If the batik has been included in the scope of the design, then the application is not just limited to the batik cloth only. In other words, the application of batik is not just for clothing only, or just doing it manually. That is the meaning of batik in the actual language
of the industry. This can be extended to the application of batik in the world of interior design, in interior design, batik can be used to complement the interior furnishings (chair pads, partitions, etc.).
A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Apabila kita membicarakan batik yg telintas dibenak kita adalah busana, baik itu baju, kebaya maupun aksesoris dengan warna dan motif batik yg unik dan sangat bervariasi. Tetapi saat ini untuk menikmati Batik tidak hanya terbatas pada dunia fashion, kerena dunia interior mulai mengadopsi motif batik. Aplikasi batik sekarang menjadi sebuah terbosan pada desain interior kantor. Banyak lahir produk interior bermotif batik mulai dari pajangan, pernak-pernik, panel dinding atau partisi. Keindahan dari batik dapat menjadi elemen desain interior yg menawan untuk dihadirkan di kantor. Lewat penempatan yg tepat, motif batik dapat memberi 'warna' pada partisi sebuah ruang kantor. Batik cukup fleksibel untuk diaplikasikan pada desain interior kantor, baik kontemporer maupun tradisional. Batik tidak hanya serasi dalam interior rumah di mana unsure kayu beserta ukirannya dominan digunakan. Tetapi juga dapat diterapkan di kantor disesuaikan dengan materi yg dipakai serta pengolahannya. Penerapan sentuhan batik dalam interior rumah tak sekadar memberi penyegaran, tetapi juga akan menghadirkan kesan etnik. Dalam bahasa seni rupa, kiprah batik seolah hanya sebatas perkara perkembanganperkembangan motif batik terkini yang lebih mengedepankan faktor ekonomis. Hal ini berdampak pada munculnya motif baru NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK-UMB | 15
dimana pada prinsipnya sudah berbeda jalur dengan motif-motif yang berfilosofi tinggi yang lazim disebut sebagai motif klasik. Motif-motif yang muncul menjadi sangat variatif, meski harus diakui pada akhirnya yang menjadi tujuan hanyalah keindahan visual saja. Demikian pula pada aplikasi batik untuk furniture, pilihan-pilihan motif batik yang digunakan dan penempatannya juga seharusnya diperhitungkan. Filosofi penerapan motif parang rusak tidak boleh digunakan pada jok kursi yang diduduki, yang lebih cocok adalah motif Sidomukti karena mengandung makna tentang kedudukan, kepangkatan, kehormatan dan kekuasaan. Ketika sudah merambah ranah industri, kedudukan batik tidak semata-mata sebagai craft tetapi sudah berbicara tentang desain. Dalam pengertian The American College Dictionary seperti disampaikan Agus Sachari lewat bukunya, Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa, membatik mengandung arti merencanakan dan memberi sentuhan artistik, dan dikerjakan dengan kepakaran tinggi. Jika batik sudah masuk dalam cakupan desain maka pengaplikasiannya tidak hanya terbatas pada sehelai kain. Dengan kata lain, penerapannya tidak sekadar untuk kebutuhan sandang dan hanya dikerjakan secara manual. Itulah makna sesungguhnya batik dalam bahasa industri karena batik juga berarti bisa merambah pada desain interior, desain produk, dan arsitektur. Mungkin masih banyak orang yang belum tahu bahwa raksasa mesin pencari Google memiliki kantor cabang di Indonesia. Kantor Google Indonesia tersebut sebenarnya berada di Kota Jakarta tepatnya di Gedung Sentral Senayan II lantai 28 Jakarta Pusat. Kantor baru Google Indonesia dirancang agar dapat memberikan kenyamanan seperti rumah bagi para karyawan. “Ada racikan rahasia bagi karyawan kami,” ungkap Rudy Ramawy (Country Head, Google Indonesia), “yaitu menghilangkan batasan sehingga karyawan dapat fokus melakukan hal yang mereka suka di dalam maupun di luar pekerjaan.” 16 | Volume 2 Edisi 1, 2015
Upaya membangun atmosfer kerja yang tanpa batas dan serba terbuka ini terlihat dari desain kantor Google Indonesia. Berlokasi di lantai teratas gedung Sentral Senayan II, Jakarta, kantor ini menampilkan keunikan interior khas Google yang berpadu dengan kearifan lokal Indonesia.Ruangan kerja diisi meja-meja minim sekat yang mempermudah kolaborasi. Seluruh karyawan memperoleh meja dengan ukuran yang sama, tak peduli jabatannya. Jadi, staf bisa melihat bosnya langsung. Pilar dan dinding pun bebas untuk dicoret-coret bila karyawan mendadak ingin berdiskusi atau menemukan ide baru. Ruang rapat dinamai istilah khas Indonesia, seperti Alun-alun, Gelora Asmara, dan Gudang Rezeki, serta dihiasi ilustrasi wayang, batik, dan angkot. 2. Masalah Penelitian Perkembangan teknik dan aplikasi batik ini pun lalu menjadi sebuah terobosan dalam desain interior. Banyak lahir produk interior bermotif batik mulai dari pajangan atau pernak-pernik, perangkat makan, atau panel dinding dari kayu. Sebagai produk tekstil, batik juga sebelumnya digunakan sebagai benda pakai lain untuk dekorasi interior seperti pajangan dinding, penyekat ruang, sarung bantal, dan taplak meja. Tetapi seiring dengan dukungan teknologi, aplikasinya kini semakin berkembang luas. Dengan keindahannya, batik memang dapat menjadi elemen dekorasi interior yang menawan untuk dihadirkan di dalam kantor. Lewat penempatan yang tepat, motif batik dapat memberi 'warna' pada sebuah ruang. Berdasarkan hal tersebut diatas dalam kajian ini maka Bagaimana corak batik cap maupun tulis dapat diaplikasikan di dalam ruangan kantor secara tepat dan menawan. 3. Rumusan Masalah Desain interior kantor adalah ruangan yang di desain untuk menjalankan aktivitas sebuah perusahaan atau instansi. Ruang kantor yang nyaman tentunya membuat produktivitas konsentrasi dalam bekerja semakin baik dan kenyamanan sebuah kantor juga mempengaruhi psikologi orang yang
beraktivitas di dalam ruang tersebut, selain itu interior kantor yang tepat tentunya bisa membuat kita betah di ruangan tersebut. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka pokok permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimana mengaplikasikan batik pada desain interior kantor secara tepat dan menawan. 2) Bagaimana menerapkan batik pada interior kantor agar ruangan terlihat elegan dan nyaman 3) Bagaimana menampilkan batik pada interior kantor terlihat mewah dan modern. 4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Penelitian ini ingin menunjukkan bahwa batik masih bisa di kembangkan ke dalam berbagai elemen interior termasuk di dalam ruangan kantor. Selain itu keberadaan batik bisa menambah ciri khas budaya sehingga bisa lebih di ketahui oleh masyarakat luas. 5. Tinjauan Pustaka Pengertian batik: kata “batik” berasal dari bahasa Jawa, dari kata “amba” yang berarti menggambar dan “tik” yang berarti kecil. Seperti misalnya terdapat dalam kata-kata Jawa lainnya yakni “klitik” (warung kecil), “bentik” (persinggungan kecil antara dua benda), “kitik” (kutu kecil) dan sebagainya (Teguh Suwarto, dkk, 1998: 8). Pengertian lain dari batik menjelaskan bahwa batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup lilin untuk membentuk corak hiasannya, membentuk sebuah bidang pewarnaan, sedang warna itu sendiri dicelup dengan memakai zat warna bisaa (Endik S, 1986: 10). Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa batik merupakan suatu seni menghias kain dengan menggambar pola-pola tertentu di atas kain dengan menggunakan malam. Berbicara masalah batik maka tidak dapat dipisahkan dengan permasalahan motif pada batik. Peranan motif pada batik khususnya batik klasik akan sangat menentukan visualisasi batik secara
keseluruhan. Motif pada batik dapat menunjukan latar belakang budaya dan perkembangannya. Seiring dengan perkembangan jaman yang mempengaruhi perkembangan budaya yang telah mempengaruhi perkembangan batik dalam hal bentuk, teknik dan fungsi menjadi karya seni sekaligus komoditas pasar yang sangat diandalkan. Tugas dan kewajiban seorang desainer tidak hanya harus bertahan, akan tetapi desainer ada amanah untuk perkembangan desain yang memiliki wawasan budaya nusantara. SDunarni menyebutkan pada dfesaain sebenarnya terdapat teknologo dan kebudayaan. Pada desain sebenarnya terdapat citra diri bangsa, karena desain dapat memolokan perilaku manusia (Sunarni, 2005: 45). B. Metode Penelitian Dalam penyusunan ini penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut : 1. Studi literatur Mencari dan mempelajari buku referensi yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Kegunaan metode ini adalah diharapkan dapat mempertegas teori serta keperluan analisis dan mendapatkan data yang sesungguhnya untuk diolah lebih lanjut sehingga menghasilkan informasi. 2. Studi pustaka Studi pustaka dilakukan dengan membaca referensi-referensi dan artikel yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi untuk menunjang penelitian dan pembuatan laporan. 3. Mengumpulkan Foto Memfoto aplikasi batik yang telah dijabarkan dengan menggunakan kamera. C. Hasil Dan Pembahasan Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK-UMB | 17
adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Batik sebagai produk tekstil, juga dapat digunakan sebagai benda pakai lain untuk dekorasi interior seperti pajangan dinding, penyekat ruang, sarung bantal, taplak meja. Bahkan alat cap batik dapat digunakan sebagai pajangan batik. Berbagai fungsi batik di atas menunjukkan kemampuan batik beradaptasi dengan fleksibel, sehingga timbul harapan kalau bangsa Indonesia akan mampu mengembangkan motif-motif batik klasik di atas materi-materi baru untuk pendukung desain interior. Bukankah bangsa ini memiliki banyak institusi desain dan desainer? Tinggal bagaimana industri mau bekerjasama dengan desainer & institusi desain untuk menciptakan produk interior dengan nafas batik. Apakah kita hanya mau menjadi penonton yang menyaksikan ragam hias batik klasik kita digunakan oleh desainer-desainer negara lain untuk dipatenkan sebagai hak cipta mereka? Atau kita sendiri yang mengembangkan ragam hias batik klasik kita dalam berbagai elemen dekorasi interior. Bukan tidak mungkin suatu saat ragam hias motif batik klasik muncul dalam kertas pelapis dinding, lantai keramik, keramik dinding, kain penutup sofa, kain gorden, karpet, list gipsum, lampu gantung. Dengan nafas batik dalam sentuhan seorang desainer Indonesia, batik akan menjadi identitas bangsa Indonesia dengan interpretasi baru yang lebih modern sehingga dapat diterima oleh masyarakat umum dan generasi muda khususnya.
Gambar 1: Ruang Receptionis
18 | Volume 2 Edisi 1, 2015
Dalam aplikasi interior, batik sering diidentikan dengan gaya etnik (mengadopsi ciri khas kebudayaan daerah tertentu), namun saat ini justru banyak dipakai untuk menghidupkan suasana ruangan bergaya modern. Mengingat motif batik yang cenderung ramai dan beraneka jenis serta warnanya. Motif batik sebaiknya digunakan pada benda atau bidang tertentu dalam skala kecil pada ruangan, sehingga dapat ditonjolkan sebagai eye catching ruang. Asal disesuaikan fungsi dan tema warna ruang, serta cermat mengatur komposisi batik, anda sudah bisa menciptakan desain ruangan yang harmonis. Agar diperoleh hasil yang maksimal maka perlu pertimbangan tertentu untuk proses perancangan maupun desain untuk aplikasi interior. Langkah awal untuk perancangan batik sebagai aplikasi interior yang harus dilakukanadalah: 1) Mengidentifikasi ruang 2) Menentukan jenis/corak yang dibutuhkan sesuai kebutuhan ruang 3) Menentukan bentuk dan ukuran yang akan dipilih/diterapkan. Berikut hasil pembahasan sbb: Tampilan Batik di Kantor Google Adalah salah satu ide untuk menegaskan identitas para karyawan Google di kantornya. “Usulannya adalah meletakkan cetakan batik di logo Google di bagian resepsionis,” Ternyata ada alasan tersendiri di balik gagasan tersebut. Dengan demikian, Google Indonesia pun tampil dengan cetakan batik. Makna simbolisnya, Indonesia adalah “sumber” dari kain batik. “Kalau tidak ada cetakan, kan tidak ada batiknya,” Tentu, batik
Gambar 2: Cetakan batik
Gambar 3: Gambar “GeloraAsmara”= Ruang Diskusi
sejati dibuat dengan teknik melukis malam, tetapi agaknya canting kurang praktis untuk ditempelkan di tembok. Dari skema yang terpampang di lokasi, kantor Google memiliki cubicle berjumlah 82 buah. Aplikasi cetakan batik cap pada ruang receptionis tidak mendominasi secara quantity (jumlah). Harmonisasi motif dan warna batik dengan tema ruangan serta penempatannya dalam skala kecil justru menjadi eye catching yang menghidupkan suasana ruang. Kantor ini (gambar 3) baru selesai direnovasi, suasananya sengaja dibuat agar memudahkan tim-tim kecil dalam Google untuk berdiskusi, tanpa harus menunggu dipanggil oleh bos. Kolaborasi batik dengan warna cerah dan kontras pada sofa, menghidupkan suasana ruang bergaya modern yang kaku. Gambar Artwork Wayang Punakawan Sebagai perwakilan di Indonesia, tak aneh jika Google berusaha menyertakan elemen-elemen budaya Indonesia dalam desain kantornya. Hal tersebut antara lain
terwujud dalam gambar tokoh wayang Punakawan, yaitu Semar, Petruk, Bagong, dan Gareng yang mejeng di panel kaca besar salah satu ruang rapat. D. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Raksasa mesin pencari ini dikenal memiliki budaya kerja unik, di samping royal menebar berbagai macam fasilitas untuk karyawannya agar betah berkarya.Dari semua perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi, kantor Google mungkin adalah salah satu yang paling menarik, mereka mendesain logo di kantor dengan elemen kain batik,Cetakancetakan batik cap aneka pola menghiasi logo Google di kantornya di Indonesia Dengan demikian, Google Indonesia pun tampil dengan cetakan batik. Makna simbolisnya, Indonesia adalah "sumber" dari kain batik. "Kalau tidak ada cetakan, kan tidak ada batiknya,". Tentu, batik sejati dibuat dengan teknik melukis malam, tetapi agaknya canting kurang praktis untuk ditempelkan di tembok. NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK-UMB | 19
Gambar 4: Gambar Artwork Wayang Punakawan
2. Saran Salah satu Ide yang sangat bagus untuk dikembangkan di kantor-kantor atau institusi pendidikan di Indonesia, karena mengaplikasikan batik ke dalam desain interior akan memberikan pemahaman arti dan makna nama-nama batik tersebut agar mereka lebih mengenal dan melestarikan budaya Indonesia. E. Daftar Pustaka Departemen Perdagangan RI, 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia Furnesia © 2014 - Interior Design and Furniture, Jakarta Hamidin, Aep S, 2010, Batik Warisan Budaya asli Indonesia Yogyakarta: Penerbit Narasi Sri Puji Astuti SSn MT, 2012, Batik Berbahasa Industri, Teknologi Batik Universita Pekalongan (Unikal). Suswanto, Sewan.1980, Seni Kerajinan Batik di Indonesia. Jakarta: Departemen
20 | Volume 2 Edisi 1, 2015