KAITAN EMOSI DAN AKTIVITAS BERMAIN ANAK USIA DINI Tawil Dosen Universitas Muhammadiyah Magelang
BSTRACT Emotion and mintl are rv'ofacttors thar influence aclivities a-person. If the emotion Fnwer is strong, lhe nind pov'er is v'eak. On the conlrary, iJ'the mind pou'er is strong, the emolion p(nt,er becomes v'eak. In general, early agp children have impulsive, strong, spontaneous and original emotion power and it is easily changed. And usually the activities of children are greatly influenced by emotion. Positive emolion inlluences lou'ards positive activilies of childrcn. I! means happy, prcud and satis.factoryfeelingi gives pasitive influence tovards playing activities of the children. On the conlrary, if the children have negative -feelinE4 such as sad, unsatis-factory and angry, it vill i4fluence the playing o.f
activities of the children. They beconte lazy, angry, etc. As Wrents and teachers of early age children, they musl be able to htow thefeeling of the children and its causes. They must also be able to ask them to change a negative.feeling into a posilive one. It means, if the children do as they like, keep silent, and become melancolic, they may be influenced by their feeling. It needs special and serious atlention, takefor example t,e talk to them, ask them, etc. It x'ill make thent to be happy and forget thei r problem
s.
Keyt'ord: Emotion power, playing dctivities
42
o.f the
children.
Kailen Enosi dan Aktivltes Bcrmak Anak Ilsia Diai (Towil)
A. PENDAHULUAN. Siryakah anak usia dini itu ? Secara global tak ada perbedaan dari berbagai pendapat terkait dengan pengertian, namun secara rinci rentang usia ada beberapa perbedaan; Misalnya menurut UU no. 2012003 tentang Sistem Pendidikan Nasional memberi batasan bahwa anak usia dini adalah anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun; Sedangkan Morrison (198s) menyebut anak usia dini
adalah anak yAng baru lahir sampai dengan usia 8 tahun.
Apa keistimewaan anak usia dini dan kemudian perlu mendapat perhatian dan kajian khusus ? Santrock (2002) mengemukakan bahwa anak usia drni sebagai masa kreatif, bebas dan penuh imajinasi. Jalal (2005) mengatakan bahwa sekitar 50 persen kapabilitas kecerdasan orang dewasa telah terbentuk pada saat anak usia 4 tahun. Gormley (2005) mengatakan bahwa program
pra Taman Kanak-Kanak (TK) berpengaruh positif terhadap perkembangan kognitif anak. Gutama (2002) rnenl,itir pendapat S. Freud balrwa anak adalah ayah dari orang dewasa (The child is ./arher of man). Dari sanalah maka pendidik, orangtua dan guru perlu memahami kondisi perasaan anak, memberikan perlakuan, pengkondisian yang berpengaruh positif terhadap perasaan anak, berpengaruh positif terhadap aktivitas anak, demi perkembangan loebih lanjut yang positif pula. B.
AKTIVITAS BERNTAIN ANAK USIA DINI
Pepatah mengafakan bahwa dunia anak adalah druria bermain, bagi anak tiada hari tanpa berma:a bagi anak belajar adalah bermain,
dan banyak lagr ungkapan yang intinya bahwa aktivitas bermain adalah milik anak, khmtunya anak rsia dini. oleh sebab itu urgkapan penjual mainan tntuk anak, agardagangannya laris mereka sering
43
VoL 26 No.
I, I5 Februai
ZN)t :12-53
menjajakan dagangannya dengan mengatakan "sayang anak-syang
anak", dengan maksud jika orangfua sayang anak, maka perlu
membelikan
untukanak. Menurut Morrison (1988) mengatakan bahwa proses belajar anak adalah melalui bermain. Artinya tanpa kesempatan bermain maka proses belajar anak terhambat; Sebab memang dengan bermain anak dapat melalokan eksplonasi, manipulasi, membangun
kreativitis, melatih motorik, mengembangkan daya nalar, mengembangkan kemampuas berbahas4 mengembangkan sikap sosioal,moral, dsb. Menunrt Moeslichatoen (1995) mengatakan bahwa melalui bermain dapat mengembangkan berbagar aspeh meliputi ( 1 ) pisik, (2) kognitif, (3) bahasa, (4)emosi, (5) sosial, dan (6) moral' Aspek pisik dapat dikembangkan melalui bermain, baik pengambangan
pisik secara halus maupun secara kasar. Kita perhatikan saja manakala anak-anak bennain sarnbil lari, lompat, berputar-putar, menendang, menggendong, memanjat, bergelay.rt dan sebagainya dapat mengembangkan pisik atau motorik kasar. Pada saat anak mewarnai gambar, menggunting, mengeler; menempel, menghias dll. adalah contoh pengembangan motorik pisik secara halus. Aspek
kognitif atau pikir juga dapat dikembangkan melalui bermain; Misalnya dengan bermain balok beraneka bentuk dan ukuran, anak dapat membedakan bertagai bentuk dan bidang. Dengan bermain memudahkan anak mehgenal bilangan, mengenal angka" mengenal tulisaq mengoral istila[ mengenal simbol, dapat membedakan antara besar dngan kecil, tinggi dengan rendah, panjang dengan pendek, jauh dengan dekat, kasar dengan halus.dll. Aspek bahasa dapat dikembangkm melalui bennain; Misalnya dengan bermain anak dapat
mengenal nama-nama benda sekitag baik lewat bertutur kata, mendengar, membaca ataumenulis, bernyanyi dll. Aspek emosi,
44
Kaitan Ennsi daa
AHIfitu Bernsin Anali
Usia
Dini (TawiQ
aspek sosial, dan aspek moral juga dapat dikembangkan melalui bermain. Misalnya dengan bermain di arena lalulintas, anak dapat mengembangkan nilai-nilai beranhi membeli karcis, dapat bersosial dengan teman-teman dalam interaksi secara bebas, lewat bermain anak dapat senang, gembir4 prras, dm atausebalikrmya yang berarti pengembangan aspek emosi.
Menunrt aliran behavioris menyatakan bahwa semua perilaku manusia merupakan hasil belajar, semua perilaku manusia dapat
dikondisikan. Artinya melalui perlakuan yang dibiasakan terhadap anak dapat membentuk pola pikir, pola sikap, dan pola tindak manusia. Adapun pendapat teori belajar sosial mengatakan bahwa belajar dapat terjadi melalui proses observasi atau pengamatan (Semiawan: 2002). Oleh sebab itu lingt-ungan sanga berpengaruh terhadap anak,; Betapa pentingnya lingkungan dan bermain bagi anak, makapermainan, bermain, dan alat permainan memiliki arti yang sngat strategis bagikehidupan anak. Oleh sebab itu hta hams pandai-pandai memilih alat permainan apa yang dapat membenkan pengarulr positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Bottini (2005) mengatakan bahwa terdapat duacara
penting dalam proses belajar anak, yakni . (l ) Learning centers, dan (2) Teaching centers. Dalam cara leamrng centers, anak perlu di berikan fasi I itas untuk bermain, bereksplorasi, berek sperimen, kesempatan memban gun pengetahuan, ke sempatan bersosialisasi, membtnt pilihan, latihan bertanggung j awab, latihan memecahkan
masalah, kesempatan bergerak dan berkreasi. Sedangkan cara teaching centers, disamping diperlukan fasilatas agar anak berkembangjuga diperlukan ketrampilan guru untuk menerangka, bercerit4 menghibur, membangkitkan heativitas, memberi dorongan untuk melalarkan sesuatu, dll. Dalam realita pelaksaan pendidikan bagi anak usia dini, bahwa bermain, permainan dan alat permainan
45
YoL
26 No.
I,
15 Februai 200E
:12'53
yang memberikan nilai pendidikan, bermanfaat bagi pengembangan segala aspek p€rkembangan anak sangat dibutuhkan.
C. EMOSIANAKUSIADINI
I. Pengertian Emosi Apakah emosi itu ? Emosi berasal dari bahasa l-ainmovere yang artinja bergerak atau nenggerakkan. Maksudnya emosi dapat diartikan sbagai dorongan mtuk bertindak adalah aktivitas badaniah secara baik yang menyenangkan sesuatu terhadap aksternal , atau ekspresi atatpun tidak menyenangkan. Menurut tnzarus (1991) emosi adalah suatu keadaan yang kompleks pada diri organisme, yang meliputi
Menuntlewis (2000) emosi
perubahan secara badaniah seperti detak jantung, bernafas, perubahan kelenjar, dan kondisi mental seperti keadaan rnenggembirakan yang ditandai dengan perasaan yang kuat dan biasanya disertai dargan dorongan yang mengacu pada suatu bentuk
tingkah laku. Jika emosi terjadi sangat intens, biasanya akan mengganggu fi.mpr rrtelektual. Yangpada giliranruryaJugkrpengaruh terhadap aktivitas seseorang, Tak terkecuali bagi anak usia dinipun
bahwa keadaan emosi sangat erat kaitannya dengan aktivitas seseorang, termasuk aktivitas bermain bag anak usia dini. Menurutlazarus (I99I) menyatakan bahwa variabel emosi dibedakan menjadi dua bentuk yakni ( I ) action atau perilaku, dan (2) physiologicol reaction atau reaksi pisik. Bentuk action daapat berupa perilaku menyerang, menghindar, mendekat atau menjauh dari sesuatu, menangis, cemberut, tertawa, melotot, melambaikan tangan atau yang lainnya. Sedangkan benhrk physiologrcal reoction dapat berupa aktivitas otak, aktivitas sistem syaraf, dan sekresi hormonal.
46
Kalan Emosi dan AHMtas
knuin
Anak Ilsia Dini (Tav,iD
Lazarus (l 991 ) juga membedakar kondisi emosi morjadi dua ( I ) emosi negati{ dan (2) emosi positif Emosi negatif
kategon yakni
berasal dari kondisi yang menyakitkan atau hubungan yang mengancam, tak mengenakkan. Sedangkan emosi positif berasal dari kondisi yang men$mtungkan, puas, terpenuhi kebutuhan. 2.
Faktoryang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak
Menurut Hurlock ( I 99 I ) terda[pat dua faktor penting yang dapat mempengamhi perkembangan emosi anak yal,rri : (a) Faktor belajar atau leaming,dan (2) Faktor kematangan atau moruration. Namun Hurlock lebih menekankan penhngnya pengaruh berajar bagr perkernbangan emosi anak, karena belaj ar merupakan faktor van g
dapat dikendalikan Dan dalam belajar bahwa lingkungan berpengaruh besar bagi perkembangan emosi anak, khususnya lingkungan yang setiap dekat drngan anak sepertiayalr- ibu, anggota keluarga, keadaan rumah dan seisi rumah; Atau g'ru beserta isi dan
kondisi sekolah. Serta warga sekitar, kondisidn situasi lingkrurgan anak
D. KAITAN EMOSI DENGANAKTIVITAS Realita kehidupan sehari-hari membuktikan bahwa aLtivitas manusia sangat dipengaruhi oleh kondisi emosi, baik emosipositif maupun emosi negatif. Banyak orang berani berkorban, merelakan segalanya karena didorong fasa ingin yang tinggi,terhadap sesuaftldan sebaliknya banyak orang yang enggan melakukan sesuatu walau harus dibayar mahal sebab I
.
tidak ada ingin terhadapuatu itu.
Emosi Negatifdan EmosiPositif
Emosi negatif seperti marah, sedih, takut, yang dilami seseorang biasanya akan mengganggu dan menghambat proses
47
VoL
26 No.
I,
15 Febraari 2N)E :42-53
berpikir seseorang, sehingga mengganggu dalam mengambil kepdusan dan cendeenurg membuat kepdusan yang tidak rasional , keputusan yang tidak tepat. Dan kernudian pada saat sadar ia akan manyesali keputman itu. Akibat emosi negatif seseorang tidak bisa berpikir panjang, maka tak ayal jika gara-gara hal yang sepele seseorang tega membturuh sadara kandung,. Emasi positif sepetti gembira, rel4 pras, dll. berpenganrh pula
dalam pr6ses berfikir seseorang; Emosi positif mengarah pada
berpikir kreatif" inovatif, rnudah mengingat, dan banyak mendatangkar pencerahan dalam berpikir. Seniman, fi losof, pernikir, dll. seringmendapatkan intuisi, inspirasi, ide, pada saa-saat hening, fresh, rela, kesemuanya dalan kondisi emosi positif.
2. Kaitan Emosi
dengan Memori
Emosi mempunyai kaitan eratdengan memori. daya ingat, dan daya berpikir seseorang. Artinya kondisi emosi seseorang akan berpengaruh dalam prosese berpikir, kernampuan mengingat, dan daya manori seseorang.
Menurut DePorter ( 1999) menyatakan bahwa kondisi emmosi sangat berpenganrh terhadap memori; Pada saat ernosi positif akan meningkatkan daya memori seseofiIng; Sedangkan Goleman ( 1 995) maryatakan bahwa keterlibatan emosi positifakan lebih menggtatkan sard otak sehingga lebih membantu siswa dalam menglngat pelajaran; Demikian pula Gardner ( I 995 ) menyatakan bahwa keadaan positif yang dialami anak, seperti menyukai, menekuni, dan merasa terlibat
dengan apa yang sedang dipelajari, akan dapat rnengembangkan kompetensi yang lebih optimal. Oleh sebab itu perlu dibangrn su:$arul yang menyenangkan sehingga muncul emosi positif, dan pada
gilirannnya dapat menciptakan susana belajar yang kondusif menyenangkan, dan akhirnya membuatkan kegiatan belajar yang produktif.
48
Kaitan
3
. Kaitan Belahan
Emxi dan
Aktivitas Betnain Anak llsia
Dini (Tax,il)
Otak, Emosi, dan Aktivitas
Secara umum otak manusia terbagi marjadi dua baglan yakni
otak kecil dan otak besar; Dilihat dari belahan otak te6agi menjadi duayakni otak belahan kira, dan otak belahan kanan; Dlihat dari
sfirkhnnya otak terbagi menjadi tiga yakni batang otalq si$em limbilq dan neokorteks. Menurut Semiawan (2002) bahwa manusia mernilikimotali yang terdiri dari dua belahan yakni kiri dan kanan. Belahan otak kanan berfungsi menangkap keseluruhan yang bermakna, kreatif, dan imajinatif; Sedangkan belahan otak kiri berfrurgsi mengamati hal-hal yang logis, linier, dan terahn. Kedua belahan tersebut dalam aktivitas kehidupan manusia sebaiknya berfungsi secara seimbang sehinghga memiliki daya nalar, logika, inisiatif, imajinatif dan kreativitas secara seimbang. Menuurut Rose ( I 997) menyatakan bahwa manusia memiliki otak yang terdiri dari tiga bagian yang sangat kompleks yatli : ( l ) Batang otak, (2) Sistem limbik, dan (3) Neokorteks. Batang otak lebih berperan dalam mengonfol fi.rngsi dasar seperti pernafasan, detakjantung; dan aktivitas syaraf otonom. Sistem limbik berperan dalam mengendalikan emosi, dan mengendalikan emosi dalam kaitarurya mernori; Sehingga ketika sesuatu rnelibatlian nemosi yang biasanya akan terekam dalam ingatan. Kerja sistem limbik ini
kut,
erat kaitannya dengan kerja neokorteks. Neokorteks merupakan pusat komando syaraf , sehingga segala ativitas organ manusi dikontrol dan afas pemtah neokorteks. Aktivitas organ rrmusia ihrlah melahirkan aktivitas man usia. Emosi positif akan meningkatkan aliran neurotransrnitter yang memungkinkan terjadinya sambwrgan antar sel-sel otak, sehingga
otak akan berfungsi dan bekerla lebih efisien. Sedangkan emosi negatifakan menghambat per.ryampaian informasi ke neokorteks atau
49
VoL
26 No. I, 15 Februari 2(NE :42-53
bagian omk yang berpikir dan membuat perintah untuk beraktivitas.
Bermain Anak Usia Dini sebagaimana disebutkan terdahulu bahwa karakteristik anak usia dini diantaranya rmik, impulsif, original, spontan, selalu ingin tahu, perhatian pendek. Hal ini menunjukkan bahwa pengendalian
4. Kaitan Emosi denganAktivitas
dot*gan dari dalam diri masih lernah. Makaketerlibatan ini ernosi sdlgat diperlukan dalam beraktivitas.; Dan emosi sendiri
*polr
dun
alonaisikan lewa lingftung4 termasuk ber,main, bernyanyi, mendengarkan cerita, dan aktivitas lainnya. Hal ini dapat diamati aapat
dalam ut ti*ritu. keseharian anak, manakala anak mengalamiemosi negatif seperti marah, sedilr, cemas, atau takut, anak cenderung urhrk *ut^ beraktiviatas, malas bermain, malas belajar dsb. Kondisi ini akan menghambat perkembangan aspek yang lain nya seperti
pikir, kemampuan berbahasa, sosial, dan moral' perkembangan -Sebal;iknya anak yang dalam kondisi emosi positif seperti senang bahagia, cinta, bangga, optimis, dll. akan terdorong untuk suka beraktivitas, suka bermain, mau belajar dengan semangat dan antusias.
E. KESIMPULAN 1. Bermain adalah duria anak. Tiada hari tanpa bermain bagi anak Dan lewat bermain itu pula sepla aspek perkembangan anak dapat ditingkatkan, baik perkembangan pisik, pikir, emosi, sosial, sosial dan moral. Oleh sebab iru grru' pendidik dan orantua harus pandaii-pandai memilih permainan, alat permainan" dan arena bermain yang berpenganrh secara positif.
2. Emosi adalah akltivitas badaniah secara aksternal, atau ekspresi terhadap sesuatu baik yang menyenangkan maupun yang tidak menYenangkan.
50
Kaitan Emosi dan Aktlvitas
kn,ah
Anak Ilsia Dinl (Towie
3. Keadaan emosi
sangat berpengaruh terhadap aktivitas anak, termasuk aktivitas bermain. Jika anak dalam kondisi emosi negatifmisalnya sedill marah, kecewa dll, maka semangat bermain akan kendoq malas, bahkan bisangambetq mogot tidak mau beraktivitas. Sebalil,myajika dalam kondisi ernosi positifmisalnya senang, bahagi4 rela, dll. maka anak akan
bersemangat, gairah, antusisa, dan serius. Disamping berpenglnrh terhadap semangat aruk emosi juga berpenganrh terhadap memori dan berpikir seseoftu1g.. Oleh sebab itu gurq
pendidih dan orangfua harus mampu membuat kondisi einosi anak dalam keadaan positif., dengan cara membuat kondisi
4'
lingkungan yang menarik, nyarnan, dan menyenangkan. Guna meningkatkan aktivitas bermain pada anak usia dini,
maka pendidik perlu menkondisikan suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran. Suasana
pembelajaran yang menyenangkan tersebut dapat diciptakan dengan menerapkan cara student center learning, ywrg menekankan pada kebutuhan dan potensi yang dirniliki ana,
dengan harapan dapat rneningkatkan segala aspek perkernbangan anak..
DAF"TAR PUST{KA Bottini, M dan Grossman, S. 2005. Center-Bosed kaching ond Children's Learning, Ihe Effects oJ'Leaming Centers on Youn g C. h i I d re n is G row t h a n d D ev e I op m e nt. Childhood, Education, Academic Research Library, Vol. g l, 5 p g 27 4 DePorter, B., Reardon, M., dan Singer-Nourie, S. 1999. eountum kaching: Orchestrating Student Success. Boston: Allyn &Bacon
51
VoL
26 No.
I, I5 Fcbmai
2008
:42-53
Gardner. Howard., 1993. Multiple Intelligence: The Theory in Practice. NewYork: Basic Books Goleman, D. I 995 E m ot ional Intell igence . (Terjemahan). Jakarta: PTGramedia Gutama. 2002. Pengantar Direhur PADU. Buletin Padu, Jumal Ilmiah Anak Dini Usia Edisi Perdana. Jakarta: Direktorat
PADU Hurlock, E. 1993. Psikologi Perkentbangan. Sebuah Pendekatan Sepanjong Rentang Keh idupan. Edisi Kelima (Te4emahan). Jakarta: Erlangga
1991. Psikologi Perkembangan Anok Jllid I (Terjemahan). Jakarla: Erlangga Lazarus,R. S. 1 99 I . Emot ion and Adaptalion. New York: Oxford
UniversityPress Jalal, F. 2005 Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Tenaga Kependidikan Padu. Makalah Seminar dan Lokakarya Nasional Pendidikan Ananak Usia Dini. Yo gyakarta. Drj en PLS Depdiknas dan UGM Lewia, M. dan Havilaand-Jone. 2000. Handbook of Emotion. Second Edition. New York: The Guilford Press Morrison, GS. 1988. Early Childhood Education Today,4 th Edition. Merlbourne: Merril Publishing Company Moeslichatoen, 1995. Metode Pengajaran di Thman KanakKanak. Malang: IKIP Malang Press Rose, C. dan Nicholl, M.J. 1997. Accelerated Learning for The 21 Century London: Judy Piatkus Santrock, J.W. 2002.Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup, Jilid I (Teryemahan). Jakarta: Erlangga Semiawan, C.R. 2002. Belajar dan Pembelalaron dalam taraf Usia Dini (Pendidikan Pra Sekolah dan SD). Jakarta: PT
52
Kaitan
Enoi
dan Alctivitas
Benub
Aaa* Itsia Drrli eewit)
Prenhalindo
Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sisrem pendidikan Nasional
53