IV Biara OSC di Pacet TAHUN 1948 - 1962 Biara Alverna Cicurug yang telah hancur ditinggalkan oleh para suster. Mereka menuju daerah Cipanas untuk mencari tempat tinggal baru. Atas penyelenggaraan Tuhan, para suster mendapat kemurahan hati bruder-bruder Santo Aloysius untuk memakai rumah peristirahatan mereka selama 2 tahun. Tanggal 16 November 1948, para suster dengan resmi pindah dari Sukabumi menuju Pacet Sindanglaya. Setelah menempati rumah peristirahatan bruder-bruder Santo Aloysius, para suster mulai mencari-cari tempat lain yang cocok dijadikan biara baru. Mereka menemukan sebuah rumah di desa Cimacan. Rumah itu dibeli dan dua suster ditugaskan untuk merawat rumah tersebut, yaitu Suster Paula Christiaanse dan Suster Mechtildis Rutten. Tetapi akhirnya rumah itu dijual lagi karena pada tanggal 20 Juli 1949, pesta Santo Yakobus, para suster membeli rumah peristirahatan bruder-bruder Santo Aloysius. Rumah peristirahatan tersebut harus diperbaiki dan dirombak agar memenuhi syarat menjadi biara kontemplatif. Sebagian tanah dijual untuk membiayai perbaikan tersebut. Kehidupan para suster berjalan kembali dan semakin berkembang. Terlebih dengan keluarnya surat ijin dari Roma tanggal 29 Maret 1950 untuk membuka novisiat dan menerima para pemudi yang ingin menggabungkan diri dengan OSC. Pembangunan dan perbaikan biara sudah selesai dengan pemasangan trali dan kisi-kisi di dalam kapel dan di ruang tamu. Bangunan biara diberkati dan diresmikan pada tanggal 8 Desember 1955 dengan nama Biara Santa Clara. Upacara pemberkatan dipimpin oleh Prefek Apostolik Sukabumi, Mgr. M. Geise OFM didampingi oleh R. Schneider OFM, Pater Superior. Banyak tamu yang hadir untuk memberi dukungan kepada para suster, antara lain para saudara dina, suster Ursulin dari Jakarta dan Sukabumi, suster OSF dari Jakarta, suster FMM dari Bogor, juga para handai taulan; bahkan ada yang datang dari Jawa Tengah. Pada tahun 1962, Gereja Katolik mengadakan Konsili Vatikan II. Hasil Konsili merupakan angin segar dan baru dalam Gereja. Perubahan-perubahan juga terjadi di biara Santa Clara Pacet. Misalnya: Pelaksanaan doa ofisi berkala dalam bahasa Indonesia; kisi-kisi dan terali di ruang tamu dan kapel biara dibongkar; juga dihimbau agar biara-biara kontemplatif mencoba mencari penghidupannya sendiri, dan tidak lagi berkeliling meminta derma.
TAHUN 1964 - 1970 Pada tanggal 23 September 1964, pembangunan gedung baru untuk novisiat dimulai. Sebagian tanah dekat kolam bawah (kira-kira 852 meter persegi) dijual kepada Bapak Whie Soei Hong dari Bandung dengan harga Rp. 1000 per meter persegi pada tanggal 2 Januari 1965. Pater van der Laan sebagai rektor baru suster Claris datang ke Pacet untuk bertemu para saudari dan merayakan Perayaan Ekaristi bersama pada tanggal 6 Maret 1965.
Pada tanggal 24 Januari 1966, Hostiebakkery dibuka di gudang Novisiat. Pada bulan Mei, tibalah surat ijin dari Roma bagi para suster untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam doa Ofisi. Surat dari Roma itu juga memberi ijin kepada suster yang bertugas di bagian luar untuk boleh memegang kunci pintu besar dan dapat keluar masuk sesuai keperluan tugasnya. Pada tanggal 18 ]uli 1966 setelah mengadakan perundingan hasil angket dengan pater kustos dan para pater di Bogor maka dipilihlah 3 saudari untuk mengikuti kursus teologi di Belanda, yaitu Sr. Gabriel, Sr. Paula, dan Sr. Bernardine. Ditetapkan juga bahwa para novis dan postulan boleh ikut rekreasi dengan para saudari yang sudah berkaul. Pada tanggal 21 September 1966, Istri Sultan Hamengkubuwono IX bersama orang tua dan anak-anaknya datang mengunjungi biara diantar oleh Ibu Bong. Pada tanggal 27 November 1966, para suster mengadakan beberapa perubahan jadwal doa bersama: pada hari Rabu dan Sabtu doa Matutina tidak dilakukan pada tengah malam melainkan didoakan pada pukul 18.00. Laudes tetap dilakukan pada pagi hari. Tertia ditiadakan, sedangkan Sexta dan None dijadikan satu. Pada tanggal 1 Desember, dimulailah doa Ofisi Matutina dalam bahasa Indonesia. Pada tanggal 25 Desember 1966, bahasa Indonesia digunakan untuk pertama kalinya dalam Perayaan Ekaristi di biara Claris Pacet. Pada tanggal 17 Maret 1967, untuk pertama kalinya para suster menyanyikan lagu-lagu bahasa Indonesia dalam ibadat Lof. Pada tanggal 9 April, para suster mengambil hosti dari pinggan perak dengan tangan kanan dalam Perayaan Ekaristi. Pada tanggal 10 April, Abbas Dom Willibrord van Dijk OCSO dan Pater Frans Hardjawiyata OCSO dari Pertapaan Trapist Rawaseneng datang mengunjungi para suster untuk berkenalan dan memberikan ceramah tentang klausura, cara bekerja di luar biara bila hal ini diperlukan, juga tentang liturgi. Pada tanggal 15 Mei, para suster telah mengambil keputusan untuk membuka ―tempat istirahat‖ bagi para religius (suster-suster) dari ordo atau konggregasi lain. Mereka bebas untuk mengikuti acara doa para suster. Keputusan ini akan dibicarakan dalam Pertemuan IBSI di Bandung. Pada tanggal 30 Juni, diadakan pesta perpisahan dengan Suster Bonifacia yang akan mengikuti kursus Teologi selama 2 tahun di Belanda. Beliau berangkat tanggal 2 Juli. Kesempatan ini diberikan berhubung kembalinya Suster Gabriel ke Pacet untuk menjalankan tugas baru sebagai Abdis. Pada tanggal 3 Oktober dilakukan pelepasan pintu kisi-kisi di antara Altar dan koor. Keputusan penghapusan kisi-kisi telah diambil bersama-sama pada waktu Kongres di Rawaseneng. Tetapi karena belum ada biaya untuk membongkar semuanya maka langkah pertama yang dibuat adalah melepas pintu tersebut. Pada tanggal 2 November, para suster mengutus Sr. Gabriel, Sr. Immaculata dan Sr. Gaudentia untuk mengadakan aksi panggilan di Bogor selama 3 hari. Ini merupakan promosi panggilan yang pertama kalinya diikuti oleh OSC, sesuai dengan hasil pertemuan para suster tentang hal pingitan yaitu, bahwa para suster Claris boleh turut serta mengadakan hari panggilan, dan utusan tidak harus suster bagian luar, tetapi sesuai kebijaksanaan Abdis dan dewan. Pada tanggal 24 Desember, para suster semuanya mulai memakai ’habijt’ (jubah) baru dalam doa Vesper I hari Raya Natal. Sebelumnya selama 2 bulan telah dilakukan percobaan pemakaian ’habijt’ (jubah) baru tersebut oleh beberapa saudari. Pada tanggal 1 Ianuari 1968, berhubung semakin sedikitnya jumlah tenaga suster yang ada dan pada umumnya para suster merasa tidak mampu lagi untuk bangun tengah malam berdoa Matutinum, maka jam doa diubah menjadi pukul 18.10 WIB. Kebiasaan askesis
―mempersalahkan diri‖ masih dilakukan pada waktu menjelang hari-hari besar saja. Tugas untuk membersihkan kamar mandi, wc dan serambi diserahkan kepada para karyawan agar para suster dapat memiliki waktu luang untuk menjahit dan studi pribadi. Pekerjaan mencuci pakaian dilakukan bersama-sama. Kunjungan ke keluarga hanya boleh dilakukan pada waktu orang tua sedang dalam keadaan kritis, sakit keras atau umur lanjut sesuai kebijaksanaan Abdis. Kurang lebih pada tahun ini juga, sesuai dengan ―Perfectae Caritatis‖ dan ―Venite Seorsum‖ para suster mulai membuka sebagian (ruangan) kompleks dari biara untuk melayani para tamu yang ingin mencari Tuhan di lingkungan biara yang hening dan tenang. Maka pada tanggal 13 Februari, dilakukan pembongkaran kisi-kisi di ―ruang bicara‖ dan dilanjutkan dengan pembongkaran kisi-kisi di kapel. Untuk sementara ruang kapel dipindah ke refter (ruang makan) pada tanggal 17 Februari. Akhirnya perbaikan kapel selesai dan ruang kapel dapat digunakan lagi pada tanggal 5 April. Pada tanggal 22 September, para suster mempertimbangkan dan memutuskan bahwa ada beberapa aturan harian yang dihapus, antara lain: mencium lantai, meminta ijin dengan tangan dan membunyikan lonceng pada pagi hari tanda mulai bekerja. Pada tanggal 14 Januari 1969, para suster mulai mempertimbangkan untuk membuka biara cabang dalam mengatasi krisis panggilan. Telah ada dua tempat yang diusulkan untuk menabur benih panggilan yaitu daerah Flores dan Mlati-Yogyakarta. Akhirnya setelah perundingan maka diputuskan akan membuka biara di Mlati. Juga dibicarakan untuk menambah kamar-kamar tidur dan tembok pembatas di rumah retret serta dipertimbangkan untuk menambah karyawan dari luar untuk membantu para suster di rumah retret. Pada 1 Agustus, pembangunan dan perbaikan rumah retret telah selesai sehingga sudah dapat digunakan bagi mereka yang mau retret. Pada tanggal 8 Oktober 1969, para suster mengunjungi bekas biara OSC yang pada waktu lalu dinamai biara Alverna di Cicurug. Pada tanggal 24 Oktober, para suster yang mengikuti kursus di Belanda telah menyelesaikan kursusnya dan pulang kembali ke Indonesia. Mereka dijemput oleh Sr. Agnes, Sr. Immaculata dan Bapak Whie. Pada 30 November, rombongan retret pertama yang menggunakan fasilitas rumah retret adalah para bruder Fransiskan (14 orang) dan 2 frater dari Yogyakarta. Retret dipimpin oleh P. Van der Laan. Pada tanggal 1 Januari 1970, Sr. Bernardine berangkat ke Yogyakarta bersama Sr. Paula. Sr. Bernardine akan menambah ilmu di AKKI, sedangkan Sr. Paula akan mengunjungi bapaknya di Somawana (Ambarawa). Sr. Bernardine mengikuti test ujian masuk selama 3 hari dan berhasil dengan baik dan mulai kuliah pada tanggal 15 Januari. Pada tanggal 27 Januari, Sr. Bonifacia dan Sr. Paula mulai memberi pelajaran kepada para suster di Pacet. Pada tanggal 2 Februari pukul 07.00 WIB, Romo Kardinal Darmoyuwono datang ke biara atas undangan para suster yang sangat mengharapkan ijin resmi untuk membuka biara cabang. Beliau datang dengan Romo Dijkstra SJ dan Bapak Slamet. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Adanya jaminan bimbingan rohani; 2. Ada jaminan untuk hidup sehari-hari; 3. Karya. Pada pukul 08.00 WIB Romo Kardinal meninggalkan biara. Pada pukul 09.00 WIB, para suster mengadakan pertemuan untuk membentuk sebuah tim (komisi) khusus agar segala rencana untuk membuka biara cabang ini dapat berjalan dengan lancar. Dan tak lama kemudian ijin resmi secara tertulis dari Kardinal telah tiba dan tempat yang dipilih adalah daerah Medari.
Pada tanggal 29 Pebruari ada 6 suster yang bersedia diutus ke Medari yaitu Sr. Gabriel, Sr. Ancilla, Sr. Yosepha, Sr. Assumpta, Sr. Yacinta dan Sr. Bonifacia. Beberapa hari kemudian, pada tanggal 2 Maret, ada partemuan di Bogor yang dihadiri oleh Mgr. N. Geise, Pater Kustos, Sr. Bonifacia dan Sr. Immaculata tentang masalah klausura. Akhirnya keputusan diambil bahwa biara Klaris Pacet mengukuhkan panggilannya sebagai suster Klaris Kontemplatif. Pada tanggal 17 Maret Sr. Bonifacia (wakil Medari) dan Sr. lmmaculata (wakil Pacet) berangkat ke Yogyakarta untuk melihat lokasi tanah di Medari. Sementara itu pada tanggal 1 April, terjadi pemindahan jam Perayaan Ekaristi pada sore hari dengan alasan agar para suster dapat beristirahat lebih lama di pagi hari. Ada usul dari Sr. Agnes untuk mengelilingi meja Altar selama Perayaan Ekaristi, karena Sr. Gabriel suka bercerita tentang hal ini yang juga dilakukan di Bandungan. Semua suster menyetujui usul tersebut. Lalu Sr. Paula juga mengusulkan agar para suster bergiliran memberi renungan (homili) dalam Perayaan Ekaristi itu, agar bila imamnya berhalangan maka para suster sudah siap dan terlatih memberi homili. Hal ini mulai dilaksanakan pada tanggal 2 April, juga para suster menyambut komuni dalam dua rupa, anggur dan roti. Pada hari ini juga Sr. Yosepha dan Sr. Yacinta memulai kursusnya di KSED di Bandungan selama 4 minggu. Pada tanggal 9 Desember, para suster melakukan pembicaraan bersama tentang tamu-tamu yang menginap pada hari-hari raya besar. Hasilnya adalah, bahwa tamu boleh diterima untuk menginap dengan syarat tidak makan di biara, karena para suster mau merayakan hari raya tersebut dengan tenang tanpa banyak kesibukan. Hal ini merupakan usaha untuk mewujudkan kebersamaan dalam hidup persaudaraan.
TAHUN 1971 — 1980 Pada tanggal 1 April 1971, mulai diadakan Perayaan Ekaristi Sabtu sore yaitu pukul 17.00 WIB. Pada tanggal 28 Agustus, terjadi pertemuan para suster untuk membicarakan tentang penundaan berdirinya biara cabang di Jawa Tengah karena masih ada pertimbanganpertimbangan yang harus dipikirkan. Pada tanggal 5 Oktober, para suster memutuskan untuk meminta seorang saudara dina menjadi Delegatus Klaris, dan surat permohonan dikirim kepada Minister provinsi Saudara-Saudara Dina. Kemudian pada tanggal 26 November, surat permohonan kedua akan kebutuhan seorang Delegatus dikirimkan lagi kepada pimpinan Dewan Saudara Dina. Pada tanggal 15 Januari 1972, Sr. Agnes dan Sr. Paula bertemu Pater van den Berg dan Pater Wahjo untuk membicarakan tentang Delegatus dan hal-hal lainnya. Pada tanggal 19 Januari, datanglah surat dari P.Wahjo tentang pengangkatan P. Vicente, OFM sebagai visitator dan delegatus dengan kuasa penuh selama persiapan dan berlangsungnya Kapitel Claris. Dan pada tanggal 28 Januari, komunitas menerima P. Vicente, OFM sebagai visitator dan delegatus untuk sementara. Pada 24 April 1973, Pater Visitator datang ke Pacet untuk mengadakan pembicaraan tentang biara cabang bersama Pater Delegat dan seluruh komunitas. Pada tanggal 9 Februari 1975, terjadi gempa bumi (Gunung Gede) tetapi biara hanya mengalami kerugian sedikit (ada dinding biara yang roboh). Pada tanggal 3 s.d. 10 Desember, diadakan pekan doa untuk suster-suster aktif yang diatur oleh Dewan Religius Bandung. Turut serta juga 6 imam OSC dan 1 Bruder. Pekan doa ini diberikan oleh Rm. Yohanes
O.Carm. Kepada para suster Klaris juga diberikan tawaran untuk mengikuti pekan doa tersebut. Pada tanggal 19 Januari 1976, diadakan pertemuan urituk membicarakan tentang biara cabang. Suster pimpinan berkurrjurig ke Yogyakarta. Sr.Yacinta mengikuti kursus di Roncalli, Salatiga. Pada bulan April, P. Vicente mendapat tugas baru di Flores, maka sebagai pengganti delegatus adalah P.Cletus Groenen OFM. Pada tanggal 10 April 1977, Sr. Gabriel mengikuti kursus di Roncalli, Salatiga
TAHUN 1981-1990 Pada tanggal 1 Januari 1981, pembangunan ruang hosti telah selesai dan mulai digunakan pada tanggal 7 Januari. Pada tanggal 21 Mei dilakukan pemugaran (pembongkaran) bagian sayap depan rumah biara. Pada tanggal 1 Juni Pan Hosti yang baru telah tiba di Pacet dan mulai dipasang tanggal 5 Juni dan mulai dipakai pada tanggal 9 Juni. Pada tanggal 13 September, perbaikan rumah bagian sayap depari (kiri) telah selesai. Pada tanggal 14 September, perbaikan bagian sayap dalam (kanan) dan gudang mulai dikerjakan. Pada tanggal 8 Maret 1982, mesin giling untuk hosti telah siap digunakan, 7 Oktober: Sr. Bonifacia selama bulan Oktober pada pertengahan minggu akan selalu pergi ke Jakarta urituk memperkenalkan Ordo Santa Clara. Pada awal bulan Oktober ini juga kapel biara diperbaiki dan pada pertengahan bulan terjadi kesulitan air karena sumber air semakin berkurang dan semakin dalam jangkauannya. Pada tanggal 13 November, Sr.Paula dan Sr. Rosa memulai kunjungan ke paroki-paroki keuskupan Purwokerto untuk memperkenalkan OSC kepada umat. Pada tanggal 14 November kapel biara selesai diperbaiki dan sudah dapat digunakan. Pada tanggal 10 Januari 1983, para suster mulai melaksanakan ibadat ofisi yang disesuaikan dengan petunjuk-petunjuk dari buku pedoman Liturgi. Pada tanggal 16 Juni, Sr. Oliva OSC.Cap dari Singkawang datang ke biara Pacet untuk beristirahat dan juga belajar menjahit pakaian perlengkapan Misa. Sudah lama terjalin relasi antara Suster-Suster Klaris Kapusin (Kalimantan dan Sumatera) dengan Suster Klaris (Pacet dan Yogyakarta). Pada tanggal 4 Maret 1984, P. Michael Angkur OFM, Minister Provinsi OFM datang ke biara untuk memberitahukan kepada Abdis bahwa P. Groenen OFM sebagai Delegatus Klaris telah berakhir masa tugasnya setelah berdirinya Provinsi OFM Indonesia (29 November 1983). Visitasi dan Kapitel Ordo II pada bulan Mei akan dipimpin oleh Minister Provinsi sendiri. Para suster dari Yogyakarta datang pada tanggal 5 Desember untuk berkumpul di Pacet untuk merayakan 50 tahun OSC di Indonesia. Perayaan bersama umat Paroki (Perayaan Ekaristi dan santap bersama) dilakukan tanggal 8 Desember. Perayaan bersama keluarga religius di Keuskupan Bogor dilakukan pada tanggal 10 Desember. Pada tanggal 6 Januari 1985, para suster melakukan upacara penerimaan busana bagi Sdri. Evi (Sr. Beatrice) dan Sdri. Rita (Sr. Caecilia) dengan mengikuti aturan-aturan yang sesuai dengan Hukum Gereja yang baru. Upacara ini hanya dihadiri oleh para suster (anggota Ordo) dan diadakan di luar Perayaan Ekaristi. Pada tanggal 12-13 Januari, Ibu Abdis (Trapistin) dari Itali bersama Sr. Rahayu (suster angkatan I Trapistin Indonesia) dan didampingi oleh Romo F. Hardjawiyata OCSO, Abbas Rawaseneng, datang berkunjung ke biara Pacet. P. Martin Harun OFM datang ke biara pada tanggal 26-27 Januari untuk mewawancarai beberapa suster
sebagai bahan laporan untuk majalah Variant (Belanda) tentang perkembangan OSC selama 50 tahun di Indonesia. Pada tanggal 5 Maret, ada pemberkatan patung Bunda Maria untuk gua Maria Novisiat. Pada bulan April 1985, sesudah Paskah ada pembongkaran (pemugaran) bagian dalam bangunan biara (rumah retret dan kapel) yang dapat diselesaikan pada bulan Oktober. Pada pertengahan bulan ]uli 1987, dilakukan perluasan ruangan Hosti. Pada tanggal 21 Agustus, Sr. Martha OCSO dan Sr. Martina OCSO dari Gedono datang berkunjung ke biara Pacet untuk melihat cara pembuatan hosti. Pada tanggal 8 Juli 1988, para karyawati biara mulai menempati tempat tinggal yang baru di dekat kolam besar (ASRI). Tanggal 29 November 1988 Sr. Paula berangkat ke negeri Belanda untuk menjadi anggota komunitas klaris di Megen. Sr. Bonifacia, Sr. Angeline dan Sr. Bernardine turut serta mengantarnya ke bandara Cengkareng. Pada tanggal 27 Maret 1989, mulai dibangun ruang konferensi untuk rombongan retret. Pater Delegat bersama para suster claris membahas surat pengantar untuk Konstitusi Umum yang baru dari P. Minister General pada tanggal 27-28 Juni. Pada tanggal 11 Juli, Bapak Achmadireja membawa surat IMB untuk biara. Dan pada tanggal 6 Agustus, gedung konferensi yang baru sudah mulai dipakai. P Visitator General OFM mengusulkan P. Nico Syukur Dister OFM sebagai Delegat Klaris pada tanggal 6 Oktober dan para suster menyetujui usulan beliau ini. Pada tanggal 10 Oktober ada kesempatan bagi biarawan/wati dan para seminaris untuk bertemu dengan Bapa Suci Yohanes Paulus II di gereja Katedral Jakarta. Sr. Gabriel, Sr. Beatrice dan Sr. Angeline diutus untuk menghadiri pertemuan tersebut. Peletakan batu pertama rumah rektor Klaris oleh P. van der Laan OFM dilakukan pada tanggal 9 Juni 1990. Dan pada tanggal 20 Juli, dua pan hosti yang baru mulai dipakai. Pada tanggal 15 Agustus, ada kunjungan P. Minister General OFM, John Vaughn OFM didampingi P. Cormac N OFM (Definitor General), P. Nico Dister OFM (Delegat Klaris), dan Br. Albert Sudarsono OFM (Definitor Prov. Indonesia) ke biara Pacet. Pada tanggal 30 Oktober, Pater Rektor, P. van der Laan OFM menempati rumah baru (rektorat).
TAHUN 1991 - 2000 Pada tanggal 11 Agustus 1991, KANESTA (Keluarga Fransiskan/Fransiskanes Jakarta) berkunjung ke biara Pacet untuk bertemu dengan para suster Claris. Rumah P. Rektor dilempari batu untuk kesekian kalinya pada tanggal 3 September. Pada tanggal 25 Februari 1992, Pater Delegat, P. Nico Dister OFM tiba-tiba datang untuk menjelaskan surat Pater General kepada para Claris yang akan mengadakan pertemuan di Australia. Pada tanggal 1 Maret, kapel biara selesai diperbaiki dan segera bisa dipakai untuk upacara profesi sementara Sr. Elisabeth. Dan ada pemasangan sound system di kapel pada tanggal 15 April yang merupakan sumbangan dari KOMSOS KWI. Pada tanggal 16 April, hari Kamis dalam Pekan Suci, sesudah ofisi pagi, para suster beramai-ramai ke ruang pelajaran untuk mengadakan Kapitel Kesalahan. lni untuk yang pertama kali dilakukan atas keinginan komunitas setelah sekian lama tidak dilakukan. Menurut rencana hal ini akan dilaksanakan pada saat menjelang hari raya Natal, Paskah, Santa Clara (11 Agustus), dan Santo Fransiskus (4 Oktober). Pada tanggal 22 April, Sr. Rosa dan Sr. Margaretha berangkat ke Australia diantar oleh Sr. Bonifacia, Sr. Ancilla dan Gerard (karyawan biara). Pertemuan suster klaris Asia-Oceania berlangsung di Betlehem Monastery, yang dimulai pada tanggal 25 April. Kedua suster
kembali ke Pacet pada tanggal 12 Mei. Pada tanggal 15 September, ada penarnbahan ruangan untuk hosti (dua kamar tidur dibongkar dan dijadikan satu ruangan). Pada tanggal 19 - 23 Desember, ada kunjungan perkenalan P. Minister Provirisi (P. Leo Laba Ladjar OFM) ke biara Pacet. Masing-masing suster diberi kesempatan untuk bertemu dan berbicara secara pribadi dengan beliau. Pada tanggal 14 April 1993, Pater Rektor Claris, P. van der Laan diketemukan telah meninggal di kamar tidurnya. Para Klaris membuka 15 tahun Jubile (800 tahun) kelahiran Santa Clara pada tanggal 15 Agustus. Ada 2 keputusan penting dalam pertemuan para suster pada tanggal 20 Januari 1994, terlebih bagi perkembangan hidup rohani para suster Claris yaitu: 1. Penetapan bapa pengakuan Biara Klaris - Pacet dengan melakukan pemungutan suara. Pilihan jatuh kepada P. Guido Brod OFM. Pengakuan dosa akan dilakukan setiap bulan sekali (berdasarkan hasil pembicaraan para suster) yaitu pada hari Sabtu pagi pekan III dalam bulan. 2. Pelajaran Kitab Suci dari P. Martin Harun OFM dilakukan pada setiap hari Sabtu pertama dalam bulan, selama 2 jam, dan hal ini akan dimulai pada bulan Februari 1994. Pada tanggal 22 Februari telah diputuskan oleh para suster untuk memilih P. Michael Angkur OFM sebagai Delegat Suster Claris. Juga akan ada pelajaran Fransiskanisme dari P. Vicente Kunrath OFM. Pada tanggal 1 Agustus ada kursus para saudara muda OFM bersama Rm. Ignatius Marga MSF selama 5 hari, dan atas ijin beliau maka 3 suster Claris yaitu Sr. Bernadette, Sr. Elisabeth dan Sr. Immaculata boleh mengikuti kursus ini. Pada tanggal 13 Agustus ada kunjungan dari Pater Minister General, Herman Schaluck OFM ke biara Pacet didarnpingi P. Brod (Gardian), P. Martin Harun, P. Vicente, P. Marcel dan Pater Urbanus selaku Provinsial. Penutupan tahun Yubileum St. Clara dan peringatan 60 tahun OSC di Indonesia dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober. Pada bulan Maret 1995, para bapak tukang bangunan mulai menempati tempat baru mereka. Mereka segera pindah dari belakang kapel yang selama ini ditempati. Pada tanggal 9 April, para penghuni Novisiat secara resmi menempati tempat baru yaitu di belakang kapel (sayap kanan biara). Pada tanggal 14 ]uli 1996, Sr. Margaretha dan Sr. Bernardine berangkat bersama Sr. Rosa Arel OSC Cap dan Sr. Serafin OSC Cap (dari Singkawang) menuju Sukabumi untuk mengikuti Kursus Kepemimpinan lokal yang diselenggarakan oleh IBSI bersama Staf EAPI. Ruang Fransiskus II yang dibongkar (untuk dipasang pintu) telah selesai perbaikannya dan para suster beramai-ramai membersihkannya pada tanggal 22 Agustus. Ada acara ―selamatan‖ oleh para pegawai pria (bangunan dan kebun) pada tanggal 16 September, dalam rangka penyelesaian tempat jemuran bagian tamu (luar). Pada tanggal 4 November, ―bekas rol‖ telah dijadikan tempat cuci piring dan dapur untuk bagian tamu. Pada tanggal 24 Februari 1997, dimulailah pembongkaran jendela kapel bagian umat karena sudah rusak akibat panas dan air hujan. Pada tanggal 26 Februari, P. Alex Sugiarto, OFM datang ke biara Pacet untuk menjelaskan tentang cara membuat pembukuan. Panti Imam di kapel yang dibongkar sejak tanggal 28 April untuk diganti dengan lantai permanen telah selesai dikerjakan pada tanggal 3 Mei, sehingga diharapkan kekhidmatan dan kekhusukkan dalam Perayaan Ekaristi akan lebih mudah diwujudkan. Pada tanggal 15 November, Sr. Caecilia berangkat ke Yogyakarta untuk mengikuti pengarahan bagi para pendamping postulan dan novis yang mengikuti kursus Pengolahan Hidup Rohani oleh Rm. Mardi Prasetya SJ.
Pada tanggal 14 Januari 1998, ada pelajaran bahasa Inggris yang mulai diberikan kepada para suster oleh Ibu Yanita Marso seminggu sekali. Ada 2 kelompok belajar yaitu: 1. Pukul 08.00 - 09.00 WIB, kelompok Novisiat. 2. Pukul 09.00 - 10.00 WIB, kelompok suster-suster. Pada tanggal 21 Januari, ada pemberkatan Asrama Putri (pegawai) oleh P.Gunadi OFM pukul 17.30 WIB yang dihadiri oleh semua suster dan anak asrama. Bangunan baru ini mulai ditempati tanggal 23 Januari. Puncak Club mulai dihidupkan kembali dan tempat pertemuan dilaksanakan secara bergilir. Untuk kali ini dilaksanakan di biara Pacet pada tanggal 16 Februari dan Sr.Bonifacia turut hadir dalam pertemuan ini. Pada tanggal 7 ]uli, Sr. Helena berangkat ke Wisma Retret Sukabumi (SFS) untuk mengembangkan ketrampilan memasak selama 2 minggu. Pada bulan Oktober telah dipasang sebuah pipa ledeng untuk mengalirkan air dari sumur bekas asrama pegawai putra ke bagian tamu tanpa memakai pompa listrik. Bila musim kemarau tiba dan ada banyak tamu (rombongan retret) maka pompa listrik akan digunakan. Telah diputuskan dalam pertemuan para suster pada tanggal 1 Januari 1999 bahwa untuk meningkatkan ketrampilan menyanyi khususnya lagu-lagu Gregorian, maka akan diundang Saudara Bintang Prakoso dari Jakarta untuk melatih para suster. Pada tanggal 9 Februari, ada pemasangan kamera televisi di bagian plafon kapel untuk merekam Perayaaan Ekaristi bagi umat yang ada di serambi kapel dan ruang Lourdes.
TAHUN 2004 - 2009 Pada tanggal 22 Maret 2004 sesudah ibadat sore, para suster yang sudah berkaul meriah mengikuti lokakarya Spiritualitas Hati selama satu minggu bersama Sr. Caroline PBHK dengan metode Indokrip (belajar langsung). Tujuan lokakarya ini adalah agar para suster semakin mengenal diri sendiri dan mengenal sesama saudari. Pada tanggal 3 Juni ada pembicaraan bersama tentang keputusan Pater Provinsial yang menetapkan P. Aegidius sebagai Bapa Pengakuan para Claris menggantikan P. Tono yang sudah lanjut usia. Juga tentang hasil rapat Dekenat bahwa yang melayani perayaan Ekaristi di Claris adalah tetap dari pihak OFM. Pada tanggal 11 sampai 25 Juli ada Kursus Kepemimpinan yang diselenggarakan di Sukabumi oleh IBSI. Sr.Caspara dan Sr. Bernadette diutus untuk mengikuti kursus tersebut. Pada tanggal 2 Maret 2005, P. Alfons Suhardi OFM mulai memberikan pelajaran kepada para suster Klaris. Pada tanggal 8 Maret, Sr. Bernardine dan Sr. Margaretha pergi ke Jakarta (ke RAPTIM) untuk mengurus visa ke Papua New Guinea (PNG). Dan pada tanggal 25 Maret mereka berangkat ke Jayapura untuk menuju ke perbatasan negara PNG. Mereka akan mengikuti pertemuan Asosiasi Claris tanggal 3 - 6 Mei yang berlangsung di Aitape, PNG. Dan pada tanggal 13 Mei, kedua suster sudah tiba kembali di Pacet dengan selamat setelah menempuh perjalanan yang panjang dari Papua (Sentani). Sejak tanggal 15 Juli bacaan sebelum makan siang di refter ditiadakan tetapi setiap hari jumat sebelum makan malam ada bacaan yang dibawakan oleh suster novis tahun kedua. Pada tanggal 8 Desember 2005 biara Santa Clara Pacet genap berusia setengah abad sebagai biara kedua sesudah biara Alverna — Cicurug.
Pada tanggal 23 Mei 2006, sesudah ibadat sore para suster bertemu dengan para Saudara Dina yang menjadi anggota SAAOC. Mereka sedang mengadakan pertemuan di Via Renata. Para suster mengikuti kursus liturgi tentang TPE baru yang diberikan oleh Rm. Harimanto OSC pada tanggal 29 — 30 Mei. Kursus Liturgi ini dilanjutkan lagi pada tanggal 19 September yang membahas tentang ―Busana dan Seni‖ dalam liturgi. Ada dua Imam yang memberikan kursus ini, yang pertama tentang seni menghias dan yang kedua tentang busana liturgi. Sr. Caroline PBHK mulai memberi kursus Spiritualitas Hati kepada novis dan yunior pada tanggal 14 Januari 2007, Ada juga kegiatan senam Tai Chi sebagai selingan untuk sustersuster yang mau ikut bergabung dengan peserta I kursus. Sr. Grace OSC dari PNG tiba di Pacet pada tanggal 9 Agustus untuk tinggal bersama para Claris selama enam bulan. Ada renovasi ruangan hosti dan jendela-jendela kapel pada tanggal 7 Oktober. Para suster mengadakan pertemuan dengan Sr. Grace yang memberikan penjelasan tentang Asosiasi pada tanggal 21 Oktober. Kemudian pada tanggal 7 November, Sr. Grace bersarna Sr. Caecilia berangkat ke Yogyakarta dan akan tinggal selama seminggu di biara Santren. Pada tanggal 9 Desember, ada pertemuan para suster untuk memilih Delegat dan Bapa Pengakuan yang baru, dan yang terpilih adalah P. A. Sunarko OFM sebagai Delegat dan P. Martin Harun sebagai Bapa Pengakuan, dan hasil ini akan diberitahukan kepada Minister Provinsi OFM. Pada tanggal 16 Desmber para suster mengambil keputusan untuk mau bergabung sebagai anggota Asosiasi Klaris Asia-Oceania. Tanggal 5 April 2008 adalah hari Sabtu pertama dalam bulan, di mana untuk pertama kalinya perayaan ekaristi sore ditiadakan di kapel biara Santa Clara Pacet. Jadi perayaan ekaristi harian dengan umat dari hari Senin sampai Sabtu dan hari Minggu dilaksanakan pada pukul 06.00 WIB. Para suster diijinkan untuk mengikuti rekoleksi kelompok koor Aeternum Bogor pada tanggal 12 - 13 April. Rekoleksi ini mengambil tema tentang Liturgi dan diberikan oleh Rm. Fabianus, Pr. Setelah melewati proses selama kurang lebih 19 tahun, atas bimbingan Roh Kudus, akhirnya komunitas Claris Pacet dan Yogyakarta berani bergabung dengan Asosiasi Claris AsiaOcenia, dan surat-surat persyaratan telah dibereskan pada tanggal 4 April. Sekarang tinggal menanti pengakuan dari Roma - Vatikan. Pada tanggal 29 April, ada visitasi tahunan yang untuk pertama kalinya dilakukan oleh Pater Delegat yang baru, P. A. Sunarko OFM. Visitasi berlangsung sampai tanggal 4 Mei, hari Minggu. Keesokan harinya, tanggal 5 Mei, kedua suster yaitu Sr. Caecilia dan Sr. Bernardine berangkat ke Taiwan untuk mengikuti pertemuan Asosiasi, dan mereka kembali pada tanggal 17 Mei. Sekembalinya dari Taiwan, kedua suster membawa banyak oleh-oleh dan cerita. Pada tanggal 22 Mei, ada kursus singkat dari Saudara Trimur OFM tentang pembuatan pupuk organik yang diikuti oleh beberapa suster dan karyawan bagian kebun. Pada tanggal 11 Juni, Sr. Bernadette dan Sr. Magdalena pergi ke Sukabumi atas undangan P. Yan Ladju, OFM untuk memberi ceramah tentang ―Doa‖ kepada umat yang sekaligus juga dalam rangka hari Panggilan. Pada tanggal 31 Agustus yang merupakan Hari Minggu Kitab Suci Nasional, para suster mengisinya dengan mengadakan sharing ―Emaus‖ dengan membentuk kelompok yang terdiri dari tiga suster. Pada bulan Oktober tahun ini, ada perbaikan di kapel biara berhubung adanya sarang musang di langitlangit kapel.
Pada tanggal 23 Februari 2009, ada pertemuan ketiga Ordo Fransiskan (OFM, OSC dan Ordo Ketiga Reguler dan sekuler) bersama Minister General OFM, P. Jose Rodriguez Carballo OFM di biara Santa Clara. Beliau didampingi oleh P, Ambrose Nguyen Van Si OFM, Minister Provinsi, Sekretaris Provinsi dan Gardian Puncak. Sebelum pertemuan bersama anggota Ordo yang lain, para Claris mengadakan pertemuan dengan Pater Minister General secara khusus. Keesokan harinya, tanggal 24 Oktober ada perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Pater Jose R. Carballo, Pater Paskalis dan Pater Ambrose dalam bahasa Inggris. Pada tanggal 25 April, Sr. Elfrida dan Sr. Laurensia berangkat ke Manado untuk mengikuti kegiatan PTF dalam rangka Perayaan Delapan Abad gerakan fransiskan. Kegiatan berupa retret dan studi bersama itu dipimpin oleh Pater A. Eddy Kristiyanto OFM di biara suster SMSJ, Lotta — Pineleng. Mereka tiba kembali dengan selamat pada tanggal 30 April. Sr. Paula tiba dengan selamat di Pacet pada tanggal 20 Mei. Beliau dijemput oleh Sr. Bernardine dan Sr.Gratiana. Sr.Paula Suwartini OSC datang ke Indonesia dalam rangka cuti sambil memberi retret tahunan kepada para Klaris – Pacet. Beliau adalah suster Claris asal Indonesia yang tinggal di komunitas OSC Megen – Belanda. Para suster mulai mempraktekkan ibadat siang pukul 09,30 WIB pada tanggal 1 Juni sesuai hasil sidang kapitel 2008. Jadi sekarang ada 2 waktu untuk ibadat siang bersama yaitu pukul 09.30 dan 11.45. Pada tanggal 8 - 13 Juni Sr. Paula memberikan retret kepada para suster Klaris - Pacet. Setelah itu Sr. Paula pergi mengunjungi sanak keluarga pada tanggal 14 Juni. Pater Delegat mulai memberi pelajaran kepada para Claris untuk pertama kalinya pada tanggal 26 Juni tentang Teologi Ekaristi. Pada tanggal 6 Juli, Sr. Paula kembali lagi ke Pacet dengan membawa banyak cerita pengalaman. Pada tanggal 8 Juli, Sr. Paula dengan ditemani oleh Sr. Elfrida dan Echa (calon suster Klaris dari Agate) berangkat pada malam hari dengan mobil travel menuju Yogyakarta untuk mengunjungi para suster Klaris di Mrican - Santren. Pada tanggal 13 Agustus, Sr. Paula berangkat ke bandara Soekarno - Hatta diantar oleh Sr. Beatrice dan Sr. Monika. Beliau akan kembali pulang ke Megen - Belanda untuk melanjutkan kehidupan sebagai Puteri Santa Clara. Demikianlah riwayat singkat OSC di Pacet sejak awal berdirinya sampai masa sekarang ini. Para suster yang tinggal di Pacet sekarang ini berjumlah sembilan belas orang suster, yang terdiri atas satu orang novis tahun kedua, tiga orang suster yunior, dan limabelas orang suster berprofesi meriah. Bermacam-macam pekerjaan rumah tangga dilakukan oleh para suster. Di bawah ini tertulis dengan lengkap masing-masing suster dengan tugas yang dipercayakan persaudaraan kepada mereka berdasarkan hasil Kapitel OSC tahun 2008. TUGAS - TUGAS SUSTER CLARIS (2008-2011) 1. Sr. Bonifacia : Pensiun 2. Sr. Ancilla : Pensiun 3. Sr. Assumpta : Pensiun 4. Sr. Immaculata : Perpustakaan, Penulis Kronik 5. Sr. Yacinta : Menjahit, Bangunan 6. Sr. Angeline : Paramentik 7. Sr. Bernardine : Ekonom, Penerima tamu 8. Sr. Beatrice : Kamar cuci, Ketua Tim Statuta 9. Sr. Caecilia : Abdis, Tim Statuta
10. Sr. Elfrida : Magistra, Tim Panggilan, Tim Bina Lanjut 11. Sr. Helena : Hosti, Ketua Tim Liturgi 12. Sr. Caspara : Penerima tamu, Tim Statuta, Socia, Organis, Humas 13. Sr. Bernadette : Menjahit, Bangunan, Tim liturgi, Ketua Tim Panggilan, Tim Bina Lanjut 14. Sr. Elisabeth : Perawat, Paramentik, Tim Liturgi, Tim Bina Lanjut, Tim Statuta 15. Sr. Laurensia : Kosteres, Tim Liturgi 16. Sr. Magdalena : Kebun, Organis 17. Sr. Monika : Dapur, Organis, Tim Panggilan, Humas 18. Sr. Gratiana : Refter, Paramentik, Tim Liturgi