ISLAMISASI NUSANTARA Materi Ke 2
HIKMATULLOH, M.PdI
Kompetensi Dasar Memahami islamisasi dan terbentuknya institusi-institusi Islam
Indikator • Dapat menjelaskan proses Islamisasi di Indonesia • Dapat menjelaskan perkembangan institusi Islam dari masa ke masa
Konsep Semua usaha untuk menjadikan orang di luar Islam agar memeluk Islam, dan untuk meningkatkan kualitas keislaman orang-orang yang telah memeluk Islam dinamakan dengan: •Islamisasi •Pribumisasi •Santrinisasi •Reislamisasi Istilah yang lain adalah "kemapanan Islam" (the establishment of Islam)
Kapan, Siapa Penyebarnya dan Negara Perantara atau Asal Pengambilan Islam? Ada tiga teori Islamisasi yang menjelaskan persoalan ini: Teori Gujarat Teori Mekkah Teori Persia
TEORI GUJARAT Teori Gujarat merupakan teori tertua yang menjelaskan tentang masuknya Islam di Nusantara. Dinamakan teori Gujarat karena bertolak dari pandangan yang mengatakan, bahwa Islam masuk ke nusantara berasal dari Gujarat pada abad ke-13 M. Pelakunya adalah pedagang India Muslim. Snouck Hurgronje diduga sebagai peletak dasar teori ini.
CHRISTIAAN SNOUCK HURGRONJE
Snouck merupakan penasihat pemerintah Hindia Belanda dalam masalah yang berkaitan dengan Islam dan kaum pribumi. Ia memiliki pengetahuan yang mendalam tentang Islam sampai ada yang memberinya gelar sebagai Syaikhul Islam Tanah Jawi. Tetapi banyak juga yang menganggap bahwa ia seorang orientalis yang pura-pura masuk Islam dan mempelajari perilaku orang-orang Islam untuk kepentingan Belanda. Bahkan menurut Van Koningsveld, keislaman Snouck Hurgronje hanyalah tipu muslihat.
ALASAN TEORI GUJARAT Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam proses islamisasi Adanya hubungan dagang antara India – Nusantara yang telah lama terjalin Inskripsio tertua tentang Islam yang terdapat di Sumatera yang menggambarkan hubungan Sumatera dan Gujarat
HAMKA • Haji Abdul Malik Karim Amrullah -
TEORI MAKKAH Teori ini dicetuskan HAMKA dalam pidatonya pada : Dies Natalis PTAIN ke-8 di Yogyakarta (1959) sebagai antitesis teori gujarat, dan Seminar Sejarah Masuknya Agama Islam di Indonesia (1963),
ALASAN TEORI MAKKAH Alasan-alasan: Peranan bangsa Arab Sebagai pembawa Agama Islam ke Indonesia, kemudian diikuti oleh orang Persia dan Gujarat. Gujarat dinyatakan sebagai tempat singgah semata, dan Makkah sebagai pusat, atau Mesir sebagai tempat pengambilan ajaran islam Berdirinya suatu kekuatan politik Islam di nusantara pada abad ke-7M atau abad pertama Hijriyah Pengamatan tentang madzhab Syafi’i sebagai madzhab istimewa di Makkah yang mempunyai pengaruh terbesar di Indonesia
TEORI PERSIA Hoesein Djajadiningrat sebagai pencetus teori ini berpendapat bahwa Agama Islam masuk ke Nusantara dari Persia singgah di Gujarat pada abad ke-13. Teori ini menitik beratkan tinjauannya terhadap kebudayaan di kalangan masyarakat Islam Indonesia, yang dirasakan memiliki persamaan dengan Persia.
ALASAN TEORI PERSIA Peringatan 10 Muharam atau Asyura’ sebagai peringatan syi’ah atas syahidnya Husain di Minang kabau disebut baluan Hasan-Husein serta upacara tabut yang diperingati di Sumatera tengah Persamaan ajaran Syaikh Siti Jenar dengan ajaran aliran su Al Hallaj Penggunaan istilah bahasa Iran dalam mengeja huruf arab Nisan makam Malik Saleh (1297) dan Malik Ibrahim (1419) di pesan dari Gujarat (sama dengan Teori Gujarat) Pengakuan umat Islam Indonesia terhadap Madzhab Syafi’i
Tahap-tahap Perkembagan Islam • Kehadiran pedagang Muslim (7-12 M) Terjadi kontak budaya antara pedagang Muslim dengan penduduk setempat • Terbentuknya kerajaan Islam (13-16) Dua kekuasaan Islam yang terbentuk pada periode ini yaitu Samudera Pasai dan Demak • Pelembagaan Islam 17- dst)
Faktor-faktor yang mempercepat proses peyebaran Islam di Nusantara • Karena Ajaran islam melaksanakan prinsip ketauhidan • Islam tidak terdapat kasta. • Karena daya lentur (fleksibilitas) ajaran Islam • Islam adalah agama damai • Islam dianggap sebagai institusi yang sangat dominan untuk menghadapi dan melawan ekspansi pengaruh barat yang mengobarkan penjajahan dan menyebarkan agama kristen
Cara Islamisasi 1. Melalui dakwah para mubaligh luar Indonesia 2. Melalui peranan kaum pedagang 3. Peranan bandar di Nusantara 4. Melalui perkawinan 5. Melalui (wali) ulama Nusantara 6. Melalui pondok pesantren 7. Melalui kesenian 8. Melalui kekuasaanpolitik