53
INTEGRASI MANAJEMEN RISIKO DAN MANAJEMEN KINERJA DI BANK BJB Oleh : Hadi Purwanto Manajemen Risiko Universitas Katolik Parahyangan Email:
[email protected] Abstract The Board of directors or senior management company are expected to build sustainable performance; create value at the acceptable risk level over time. Therefore, management requires a clear view of the performance and the organization's risk. One way to do is integrate risk to performance. There are numerous studies on the integration of performance and risk management show that integration gives benefits to enhance success probability. Although those studies showed the benefits of integration, many companies have not implemented it. This study aimed to show the key factors success, integration step and show the different of the implementation in management report. Integration use balanced scorecard as performance management framework and Enterprise Risk Management based on ISO 31000; 2009 as risk management framework. The integration used risk assessment technique, risk control self-assessment (RCSA). The case studies were conduct in PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten. Tbk with the object of the research is commercial loans unit. Keyword:
A.
performance management, risk management, Enterprise Risk Management, Balanced Score Card, Risk Control SelfAssessment(RCSA)
PENDAHULUAN
Asal usul krisis keuangan selalu menjadi perdebatan namun penyebab utama tertuju pada penerapan manajemen risiko (Paul et al, 2011).Banyak pemimpin perusahaan yang mengambil risiko berlebihan tanpa mempertimbangkan kewajaran dan kinerja jangka panjang (PWC, 2008).PWC menyebutkan bahwa sekitar 60% perusahaan gagal menanggapi risiko bisnis dan strategis dalam pencapaian tujuan dan kinerja.
54
Manajemen perusahaan diharapkan dapat membangun kinerja yang berkelanjutan yaitu dengan penciptaan nilai pada level risiko yang dapat diterima dari waktu ke waktu (Calandro and Lane, 2006). Hal tersebut menyebabkan manajemen perusahaan harus memperoleh gambaran jelas tentang eksposur risiko pada setiap pencapaian dan kinerjanya. Cara yang dapat ditempuh adalah dengan menghubungkan risiko kepada manajemen kinerja karena menghubungkan risiko kepada proses manajemen kinerja dapat menumbuhkan pemahaman yang lebih baik terhadap eksposur risiko secara keseluruhan dan meningkatkan kinerja (Palermo, 2011). Integrasi tersebut memberikan banyak keuntungan pada perusahaan namun banyak perusahaan yang belum menerapkannya. PWC (2008) menyebutkan bahwa baru 37% perusahaan di Amerika yang menghubungkan risiko kepada kinerjanya dan 63% perusahaan yang tidak menghubungkan risiko kepada kinerjanya. Perusahaan yang tidak menghubungkan risiko kepada kinerjanya beranggapan bahwa bisnis mereka tidak berisiko dan terdapat kesulitan untuk melakukan hal tersebut yaitu informasi yang dibutuhkan sangat besar. Pada industri perbankan, tidak terkecuali di Indonesia, penerapan manajemen risiko dan kinerja merupakan suatu kewajiban.Pada industri perbankan Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan mengeluarkan peraturan tentang kewajiban menerapkan praktik manajemen risiko dan manajemen kinerja yang diatur pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK).Meskipun kedua peraturan tersebut merupakan suatu kewajiban, namun belum ada kewajiban untuk mengintegrasikan manajemen risiko dan kinerja. Melihat pada dampak positif integrasi manajemen risiko dan manajemen kinerja, sedikitnya jumlah perusahaan yang menggunakannya serta belum adanya kewajiban integrasi tersebut pada industri perbankan Indonesia merupakan suatu peluang bisnis yang bermanfaat untuk menanggulangi risiko bisnis dan meningkatkan probabilitas keberhasilan pencapaian tujuan.Oleh karena itu, penelitian tentang integrasi manajemen risiko dan manajemen kinerja perlu dilakukan agar dapat menelusuri faktor sukses pengintegrasian. Dengan mengetahui faktor kunci keberhasilan integrasi tersebut diharapkan dapat
55
memudahkan proses integrasi yang diharapkan membantu dalam merencanakan penanganan risiko pada setiap sasaran yang telah ditetapkan pada saat penetapan rencana kerja Identifikasi Masalah Penelitian ini mengekplorasi bagaimana caramengintegrasikan manajemen risiko dan manajemen kinerja di PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten.Tbk, terutama pada faktor kunci kesuksesan dan langkah efektif yang dapat digunakan. Berdasarkan hasil ekplorasi tersebut, faktor kesuksesan,langkah pengintegrasian dan hasil pengintegrasian akanditemukan. Tujuan Penelitian Menganalisis faktor keberhasilan integrasi, langkah-langkah efektif dan menunjukan perbedaan dari pelaksanaan integrasi manajemen risiko dan manajemen kinerja.Hasil akhir (output) yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah menunjukan proses integrasi manajemen risiko dan manajemen kinerja dalam suatu laporan manajemen perusahaan secara utuh. Kerangka Penelitian Gambar 1 Integrasi Manajemen Risiko dan Manajemen Kinerja
Sumber: www.crmsindonesia.org
56
Kerangka pemikiran diatas menjelaskan tentang pola pikir penulis dalam melaksanakan penelitian. Manajemen kinerja dan manajemen risiko merupakan salah alat bantu direksi dalam mengelola perusahaan. Manajemen kinerja merupakan alat bantu direksi dalam penetapan dan evaluasi pencapaian sasaran sedangkan manajemen risiko merupakan alat bantu manajemen dalam mengelola risiko yang melekat pada setiap sasaran. Teori yang digunakan yang mendukung dalam topik tersebut yaitu manajemen kinerja, manajemen risiko serta kesamaan faktor sukses manajemen risiko dan manajemen kinerja. B.
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen Kinerja Waal (2007) mendefinisikan manajemen kinerja sebagai sebuah proses pengelolaan organisasi melalui misi, strategi dan sasaran yang terdefinisi secara sistematis sehingga dapat diukur melalui faktor keberhasilan kritis dan indikator kerja kunci yang bertujuan untuk mengambil tindakan korektif dalam upaya menjaga kelangsungan organisasi. Dengan kata lain, manajemen kinerja adalah sebuah proses manajemen kompehensif yang dilakukan dengan cara memastikan bahwa setiap orang memahami posisi organisasi dan posisi yang diharapkan oleh stakeholder (Institute of Management Accountants and Arthur Andersen LLP, 1998). Tujuan utama manajemen kinerja adalah untuk mencapai kinerja perusahaan yang berkelanjutan. Balance scorecard (BSC) merupakan kerangka manajemen dan pengukuran kinerja yang diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton (1992, 1993, 1996a,b,c, 2000). BSC menyediakan pandangan yang beraspek keuangan dan non keuangan yaitu financial, customer, internal business process dan learning & growth. Keempat perspektif tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya.Selain itu, BSC menyediakan indikator keberhasilan kunci yang dikenal dengan key performance indicator (KPI).
57
Gambar2. BSC Sebagai Manajemen Kinerja
Sumber: Translating into Strategy
Manajemen Risiko Dalam upaya pencapaian tujuan, individu maupun organisasi menghadapi berbagai risiko.Risiko adalah dampak ketidakpastian pada pencapaian sasaran (ISO 31000: 2009). Kesadaran mengenai pentingnya manajemen risiko telah menghasilkan berbagai standar mengenai manajemen risiko di berbagai Negara, seperti Australia dan New Zealand AS/NZS 4360:2004, Canada CAN/CSA Q850-97; Jepang JIS Q2001; Amerika Serikat NFPA 1600 dan COSO-ERM Integrated Framework (Susilo dan Kaho, 2009). Selain kerangka manajemen risiko tersebut, Internasional Standar Organisation menyusun sebuah standar manajemen risiko ISO: 31000 Risk Management – Guidelines on principles and implementation of risk management yang diluncurkan pada tahun 2009. ISO 31000: 2009 merupakan standar manajemen risiko yang dapat digunakan pada berbagai industri atau organisasi karena ISO 31000: 2009 merupakan standar
58
generik (Susilo dan Kaho, 2011).Organisasi yang dapat menggunakan standar ini dapat berupa organisasi keuangan maupun non-keuangan. Kerangka ERM ISO 31000: 2009 terbagi menjadi 3 bagian yaitu Prinsip, Kerangka dan Proses. Ketiganya merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Gambar 3.Kerangka ISO 31000: 2009
Sumber: ISO 31000 : 2009 Enterprise Risk Management (ERM) mengalami pekembangan yang pesat sebagaimana terlihat bermunculan teknik dan alat pengukuran risiko.Salah satunya adalah Risk Control Self Assessment (RCSA) dan Key Risk Indicator (KPI).KPI adalah metrik yang digunakan oleh organisasi untuk menyediakan isyarat dini tentang peningkatan eksposure risiko diseluruh organisasi (COSO, 2010).
59
C.
METODE DAN OBJEK PENELITIAN
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tentang bagaimana melakukan integrasi manajemen risiko dan manajemen kinerja. Proses penelitian diawali dengan menentukan fokus penelitian, menentukan topik dan memilih objek penelitian. Fokus penelitian ini adalah integrasi manajemen risiko dan manajemen kinerja, topik penelitian adalah integrasi manajemen risiko dan manajemen kinerja dengan menggunakan ISO 31000: 2009 dan balanced scorecard (BSC) serta objek penelitian adalah bank bjb. Teknik Pengumpulan Data Beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu kuisioner, pemeriksaan dokumen dan observasi 1. Wawancara Wawancara secara mendalam dilaksanakan dengan menghadapkan masing-masing responden wawancara pada pertanyaan sesuai dengan bidang kerja atau peran dalam manajemen risiko dan manajamen kinerja setelah itu pertanyaan dikembangkan berdasarkan jawaban yang dihasilkan untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci.Responden atau pegawai kunci pada proses wawancara adalah manajerdi Divisi Manajamen Risiko, Divisi Perencanaan Strategis dan Divisi Kredit Komersial 2. Pemeriksaan Dokumen Pemeriksaan dokumen dilakukan untuk memperoleh data yang valid.Data yang diperiksa pada pelaksanaan dan pelaporan manajemen kinerja, pengukuran kinerja, manajemen risiko. 3. Kuisioner Pemahaman mendalam tentang proses manajamen kinerja dan manajemen risiko diperlukan guna mendukung penelitian. Teknik yang digunakan adalah dengan observasi dilaksanakan pada divisi perencanaan dan manajemen risiko. Observasi bertujuan untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang proses manajemen risiko dan manajemen kinerja.
60
4. Observasi Pemahaman mendalam tentang proses manajamen kinerja dan manajemen risiko diperlukan guna mendukung penelitian. Teknik yang digunakan adalah dengan observasi dilaksanakan pada divisi perencanaan dan manajemen risiko. Objek Penelitian ini akan dilakukan pada industri perbankan karena industri perbankan telah diwajibkan untuk menerapkan manajemen kinerja dan manajemen risiko dalam menjalankan aktivitasnya.Objek penelitian adalah PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten karenaPT. Bank Pembangunan Daerah Jawa barat dan Banten. Tbk telah menerapkan manajemen kinerja dan manajemen risiko namun pelaksanaannya belum dilakukan pada saat penetapan rencana bisnis. Teknik analisis Model analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. D.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Mandat dan Komitmen Direktur PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten.Tbk(bank bjb) memiliki komitmen untuk melaksanakan manajemen risiko dan manajemen kinerja.Pelaksanaan manajemen risiko secara enterprise dimandatkan kepada Divisi Manajemen Risiko dan Pelaksanaan manajemen
serta
pengukuran
kinerja
dilaksanakan
oleh
Divisi
Perencanaan Strategis dan Divisi Change Management Office. 1) Divisi Perencanaan membantu unit kerja dalam menyusun rencana kerja setiap unit kerja.menggunakan kerangka balanced scorecard (BSC) pada seluruh unit kerja di bank bjb yang dilakukan setiap tahun.Rencana kerja setiap unit kerja terdiri dari perspektif, strategic objective (SO) dan Key Performance Indicator (KPI). Proses evaluasi
61
kinerja dilakukan setiap tiga bulanan dan disampaikan kepada manajemen bank bjb. 2) Divisi
Change
Management
Office
bertugas
untuk
melakukanpengukuran kinerja berbasis BSC dan menyampaikan laporan tersebut kepada direktur setiap tiga bulan (triwulan). 3) Divisi Manajemen Risiko melakukan risk assessment menggunakan teknik risk control self assessment (RCSA) pada seluruh unit kerja di bank bjb yang dilakukan setiap tiga bulan (triwulan). Proses risk assessment tersebut bertujuan untuk mengetahui key risk indicator bank bjb.Key Risk Indicator tersebut disampaikan kepada manajemen bank bjb. 2. Manajemen Kinerja Divisi Kredit Komersial 1. Divisi Kredit Komersial memiliki empat perspektif keuangan yaitu financial, customer, internal business process dan learning& growth. Perspektif financial terdiri dari enam SO dan delapan KPI, perspektif customer memilikitiga SO dan lima KPI, perspektif internal business process memiliki delapan SO dan sembilan KPI serta perspektif learning & growth terdiri dari lima SO dan delapan KPI. 2. Pengukuran kinerja divisi kredit komersial dilakukan olehdivisi change management office.Secara umum, kinerja divisi kredit komersial melebihi target yang telah ditetapkan.Pencapaian tersebut tergambarkan dalam bentuk nilai prosentase pencapaian. 3. Manajemen Risikodi Divisi Kredit Komersial Divisi manajemen risiko dengan menggunakan teknik risk control self assessmentpada setiap perspektif dengan hasil pelaksanaan sebagai berikut; 1) Divisi Kredit Komersial memiliki75 risiko yang termasuk kedalam 41 risk indicatorpada setiap strategic objective dan key performance indicator. 2) Divisi Kredit Komersial memiliki 2 risiko kategori Low, 24 risiko Low To Moderate, 39 Moderate, 9 Moderate To High dan 1 High.
62
4. Laporan Manajemen Kinerja dan Manajemen Risiko Laporan pencapaian manajemen kinerja dan manajemen risiko dilakukan secara pandangan umum. Namun jika integrasi dilakukan maka laporan tersebut
dapat
memberikan
informasi
kinerja
dan
risiko
secarakomprehensif dan jelas dimana tingkat dan keseuaian risk indicatorsesuai
dengan
strategic
objective
dan
key
performance
indicatormanajemen kinerja divisi kredit komersial E.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh kesimpulan bahwa; 1. Bank bjb telah memiliki faktor kunci keberhasilan integrasi manajemen risiko dengan manajemen kinerja. Faktor kunci utama adalah adanya mandat dan komitmen manajemen dalam penerapan manajemen kinerja dan risiko dimana direksi telah menetapkan serta memberikan kebijakan dan instruksi kepada divisi khusus untuk mengelola manajemen kinerja dan risiko secara enterprise. Adapun Divisi beserta tugasnya antara lain; (1) Divisi Perencanaan Strategis membantu unit kerja lain dalam membangun dan menerapkan manajemen kinerjanya menggunakan kerangka Balanced Score Card (BSC), (2) Divisi Change Management Office merupakan unit kerja yang membantu dalam pengukuran kinerja seluruh unit di bank bjb dan menyampaikan kepada direktur secara berkala. (3) Divisi manajemen risiko melakukan proses manajemen risiko yaitu risk assessment secara kontinu dan berkala pada seluruh unit kerja dengan menggunakan teknik risk control self assessment(RCSA).Hasilrisk assement tersebut disampaikan secara berkala kepada direktur. 2. Langkah – langkah efektif yang dapat digunakan oleh bank bjb dalam proses integrasi manajemen kinerja dan manajemen risiko adalah (1)
63
Divisi Perencanaan membantu unit kerja lain dalam membuat manajemen kinerja setiap unit kerja (2) Divisi Manajemen Risiko melakukan risk assessment dengan menggunakan teknik risk control self assessment pada sasaran yang tercantum pada manajemen kinerja yang telah ditetapkan pada BSC unit kerja. (3) Divisi Manajemen Risiko memetakan risiko yang memiliki tingkat risiko yang melebihi risiko terhadap risk indicatordan menetapkan risiko tersebut merupakan keyrisk indicator. (4) Divisi change management office melakukan pengukuran kinerja dengan menyampaikan berkala kepada divisi management risiko. (5) Divisi Risk Management menyusun dan menyampaikan laporan hasil integrasi manajemen kinerja dan manajemen risiko kepada direktur. 3. Integrasi manajemen risiko dan manajemen kinerja memberikan Informasi yang lebih komprehensif bagi senior manajemen tentang hubungan kinerja dan risiko dibanding dengan pelaksanaan kedua manajemen yang tidak diintegrasikan. Informasi tersebut antara lain ketepatan informasi risiko pada setiap sasaran yang telah ditetapkan. Saran 1. Bank bjb dapat meningkatkan pengendalian perusahaan dengan melakukan integrasi manajemen risiko dan manajemen kinerja pada seluruh unit kerja.Langkah yang dapat ditempuh oleh bank bjb adalah sebagaimana tercantum pada poin 2 di kesimpulan di atas. 2. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan tema dampak integrasi manajemen risiko dan manajemen kinerja terhadap perusahaan.Hal tersebut untuk memberikan bukti empirik dampak dari integrasi manajemen risiko dan manajemen kinerja.
64
Daftar Pustaka Alijoyo, A. (2011). Memadukan balanced scorecard (BSC) dan enterprise risk management (ERM). Arena, M., & Arnaboldi, M. (2014). Risk and performance management: are they easy partner? Management Research Review, 37, 152-166. Beasley, M. S., Branson, B. C., & Hancock, B. V. (2010, Desember). How key risk indicator can sharpen focus on emerging risks. Beasley, M., Chen, A., Nunez, K., & Wright, L. (2006). Working hand in hand: balanced scorecard and enterprise risk management. Strategic Finance, 87, 49-55. Bessis, J. (2002). Risk Management In Banking (2 ed.). New York: John Wiley & Sons. Calandro, J., & Lane, S. (2006). Insight from the balanced scorecard - An Introduction to the enterprise risk scorecard. Measuring Bussiness Excellence, 10, 31-40. Coopers, P. W. (2009). Seizing opportunity lingking risk and performance. Retrieved from www.pwc.com/us/managing risk COSO. (2004). Enterprise Risk Management – Integrated Framework. COSO. Demidenko, E., & McNutt, P. (2010). The ethics of enterprise risk management as a key component of corporate governance. International Journal of Social, 37(10), 802-815. Greiling, D. (2010). Balanced scorecard implementation in German non-profit organisations. International Journal of Productivity and Performance Management, 59, 534-554. Gunaratne, K. A., & Plessis, A. J. (2007). Performance management system: a powerful tool to achieve organisational goal. Journal of Global Business and Technology. Kaho, V. R., & Susilo, L. J. (2011). manajemen risiko berbasis ISO 31000 untuk industri non perbankan. PPM. Kang, M. (2009). Retail therapy: a qualitative investigation and scale development. Dissertation. Minnesota: Faculty of The Graduate School of The University of Minnesota.
65
Kaplan, R. S., & Norton, D. P. (1996). Translating Strategy Into Action The Balanced Scorecard. Boston, Massachusetts: Harvard Business School Press. Mark, S. B., Bruce, C. B., & Bonnie, V. H. (2010). Developing Key Risk Indicator to Strengthen Enterprise Risk Management. Organization, I. S. (2009). Principles and guidines Risk Management. International Standarization Organization. Palermo, T. (2011). Integrating risk and performance in management reporting. Management Accountant, 7(5). Politowski, R., & Smith, D. (2013). Managing Risk the ISO 31000 Way. London: British Standar Institution. Verweire, K., & Berghe, L. V. (2004). Integrated Performance. London: SAGE. Waal, A. d. (2007). Strategic Performance Management, a Managerial an Behavioural Approach. London: Palgrave Macmillan. Waal, A. d., Goedegebuure, R., & Geradts, P. (2011). The impact of performance management on the results of a non-profit organization. International Journal of Productivity and Performance Management, 60, 778-796. Yin, R. K. (2003). Case Study Research: Design Methods. Thousand Oaks CA: Sage.