Buku
1
Buku 4
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas Survei Penyempurnaan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani 2012
BADAN PUSAT STATISTIK
Kata Pengantar
Buku Pedoman Teknis BPS Provinsi/BPS Kabupaten/Instruktur Nasional ini adalah buku pedoman teknis yang ditujukan bagi Kepala BPS Provinsi/Kepala Bidang/Kasie/Instruktur Nasional. Buku pedoman ini memuat petunjuk/acuan tentang pelaksanaan lapangan Survei Penyempurnaan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani (SPDT NTP) 2012. Kegiatan SPDT NTP yang dilaksanakan pada tahun 2012, terdiri dari persiapan sampai pelaksanaan lapangan dan entri data. Sedangkan proses pengolahan, tabulasi dan penyusunan diagram serta penghitungan NTP dilakukan pada tahun berikutnya. Mengingat kualitas data sangat ditentukan oleh keberhasilan pengumpulan data di lapangan, untuk itu diperlukan petugas yang mempunyai kualifikasi yang sangat baik, sehingga diperlukan kejelian dan kesungguhan dalam rekrutmen petugas. Saya berharap kepada seluruh Instruktur Nasional Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP dapat menyampaikan materi pelatihan dengan sungguhsungguh dan cermat kepada para petugas agar pelaksanaan lapangan SPDT NTP 2012 dapat berjalan lancar dan data yang dihasilkan berkualitas. Demikian dan saya ucapkan terima kasih. Selamat bekerja.
Jakarta, Juli 2012 Kepala Badan Pusat Statistik
Dr. Suryamin, M.Sc.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………
i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………......
iii
I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………...
1
1.1. Latar Belakang ...………………………………………………………………
1
1.2. Landasan Hukum ……………………………………………………………...
2
1.3. Tujuan …………………………………………………………………………
2
1.4. Ruang Lingkup ………………………………………………………………..
3
1.5. Buku Pedoman dan Jenis Dokumen ………………………………………...
3
1.6. Jadwal …………………………………………………………………….........
5
II. ORGANISASI SURVEI…………………………………………………………....
6
2.1. Penanggung Jawab Pelaksanaan Survei …...………………………………….
6
2.2. Tugas Pemeriksa (PMS) ……………………………………………………....
6
2.3. Tugas Pencacah (PCS) ………………………………………………………..
6
2.4. Hubungan Antara PCS dan PMS ……..……………………………………....
7
2.5. Alur Dokumen ………………………………………………………………… 7 III. METODOLOGI …………………………………………………………….……..
9
3.1. Metode Pengambilan Sampel …………………………………………………. 9 3.2. Cakupan Rumah Tangga ………………………………………………………
9
3.3. Tata Cara Berwawancara ……………………………………………………11 IV. Tugas Instruktur Nasional ………….………………………………………….......12 4.1. Persyaratan Instruktur Nasional ……………………………………………...12 4.2 Tugas Instruktur Nasional ……………………………………………….……12 4.3. Persiapan Mengajar …………………………..………………………………12 4.4. Materi yang Diajarkan ………………………………………………………..13 4.5. Cara Mengajar yang Baik ……………………………………….………….. 13 4.6. Pembuatan Laporan ……………………….……….…………………..…….14 LAMPIRAN .…………….………………………………………………………………......15
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
iii
BAB I 1.1.
Latar Belakang Hampir setengah dari jumlah penduduk Indonesia bergantung hidup pada sektor pertanian dimana sekitar 36 persen (Sakernas Agustus 2011) distribusi tenaga kerja diserap oleh sektor tersebut. Hal ini mencerminkan bahwa sektor pertanian sesungguhnya masih menjadi tumpuan bagi penduduk Indonesia dan sekaligus sebagai penyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi sekalipun dalam keadaan resesi. Pelaku sektor pertanian, khususnya petani, adalah masyarakat yang umumnya tinggal atau menetap di wilayah Perdesaan. Sedikit ironis bahwa disatu sisi sektor pertanian sebagai pemberi sumbangan yang berarti terhadap perekonomian namun disisi lain tingkat kesejahteraan para petani yang berusaha pada sektor pertanian pada umumnya (diduga) berada disekitar garis kemiskinan. Sehubungan dengan itu, maka diperlukan suatu indikator yang secara akurat dapat mengukur kemampuan daya beli petani. Ukuran ini disajikan sebagai bentuk perhatian dan kepedulian pemerintah yang berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan dan keberpihakan kepda petani agar mereka tetap bersemangat dalam mengelola usaha pertanian. Salah satu indikator untuk memproxy tingkat kesejahteraan petani di daerah perdesaan adalah indikator Nilai Tukar Petani (NTP). Dimana NTP merupakan perbandingan indeks harga yang diterima oleh petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Salah satu bahan dasar dalam penghitungan NTP adalah diagram timbang dan paket komoditi dimana diagram timbang dan paket komoditi didapat dari hasil survei penyempurnaan diagram timbang. Untuk saat ini penghitungan NTP masih menggunakan diagram timbang tahun dasar 2007. Seiring dengan perkembangan teknologi, perubahan iklim/cuaca, perubahan pendapatan petani dan perubahan akan permintaan komoditi serta perubahan sikap masyarakat atas komoditi yang dihasilkan petani dapat mengubah pola tanam dan konsumsi petani. Oleh karena paket komoditi dan diagram timbang NTP tahun dasar 2007 diperkirakan sudah tidak sesuai lagi untuk menggambarkan keadaan sekarang secara tepat yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan tersebut.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
1
Pada tahun 2008-2011 BPS RI dan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI telah melakukan survei penyusunan diagram timbang subsektor perikanan tangkap (NTPI) dan perikanan budidaya (NTPI). Oleh karena itu, untuk survei penyempurnaan diagram timbang kali ini untuk subsektor perikanan tidak diikut sertakan, sehingga untuk kali ini Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012 hanya mencakup subsektor tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan rakyat dan peternakan di 32 provinsi di Indonesia. Dengan jumlah sampel keseluruhan sebanyak 46.000 rumah tangga di daerah perdesaan.
1.2. Landasan Hukum Pelaksanaan Survei Penggantian Tahun Dasar dan Inflasi Perdesaan 2012 dilandasi oleh: a. Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik. b. Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik. c. Keputusan Presiden No. 3 Tahun 2002 Jo Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Fungsi, Kewenangan, dan Susunan Organisasi Lembaga Pemerintah Non Departemen.
1.3. Tujuan Tujuan dari survei ini adalah: a. Memperoleh nilai produksi dan jenis komoditi pertanian yang banyak dihasilkan petani dan persentase marketed surplusnya. b. Memperoleh nilai konsumsi dan biaya produksi serta komoditi yang banyak di gunakan oleh rumah tangga pertanian, baik untuk keperluan rumah tangga maupun digunakan dalam proses produksi pertanian. c. Menyusun struktur input untuk setiap komoditi serta rasio biaya produksi terhadap total produksi. d. Sebagai bahan untuk menyusun paket komoditi diagram timbang Nilai Tukar Petani (NTP).
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
2
1.4. Ruang Lingkup Kegiatan survei dilakukan di 32 provinsi di Indonesia, kecuali DKI Jakarta. Respondennya adalah rumah tangga pertanian terpilih di 4 (empat) subsektor yang meliputi: rumah tangga pertanian Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR), dan Peternakan. Materi pencacahan meliputi pendapatan petani dari penjualan hasil produksi, pengeluaran rumah tangga petani untuk keperluan produksi, penambahan barang modal dan konsumsi.
1.5. Buku Pedoman dan Jenis Dokumen a. Buku 1, buku ini digunakan sebagai pedoman teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas. b. Buku 2, buku ini digunakan sebagai pedoman pencacahan konsumsi rumah tangga. c. Buku 3, buku ini digunakan sebagai pedoman pencacahan hasil produksi pertanian. d. Buku 4, buku ini digunakan sebagai pedoman pengawasan/pemeriksaan. e. Buku 5, buku ini digunakan sebagai pedoman pengolahan. f. Daftar SPDT12-TP, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Tanaman Pangan. g. Daftar SPDT12-TH, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Tanaman Hortikultura. h. Daftar SPDT12-TPR, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat. i. Daftar SPDT12-TRK, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Peternakan. j. Daftar SPDT12-K, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan keterangan rumah tangga dan pengeluaran konsumsi rumah tangga yang berasal dari pembelian, tidak termasuk pemberian dari pihak lain maupun produksi sendiri. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
3
k. Daftar SPDT12-LKK, daftar ini digunakan untuk membantu atau sebagai lembar kerja pengumpulan data pengeluaran konsumsi rumah tangga selama seminggu. l. Daftar SPDT12-LKP, daftar ini digunakan sebagai lembar kerja untuk membantu pengumpulan data produksi yang dihasilkan petani dan produksi yang dijual selama setahun.
Satu rumah tangga sampel hanya dicacah dengan satu daftar SPDT12-K dan salah satu daftar SPDT12 yang sesuai dengan kegiatan subsektor yang diusahakan.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
4
1.6. Jadwal KEGIATAN
JADWAL
1. Persiapan - Penyusunan Kerangka Daftar Sampel
Maret - April 2012
-
Penyusunan Daftar Isian dan Buku Pedoman
April - Mei 2012
-
Penyusunan Program Tabulasi
Juni - Agustus 2012
-
Pencetakan Dokumen
Juli - Agustus 2012
-
Pengiriman Dokumen
September 2012
2. Pelatihan dan Pelaksanaan Lapangan -
Workshop Intama
September 2012
-
Pelatihan Instruktur Nasional
September 2012
-
Pelatihan Petugas Lapang
-
Pencacahan dan Pengawasan
16 Oktober - 15 November 2012
-
Supervisi Pencacahan
16 Oktober - 15 November 2012
1-15 Oktober 2012
3. Pelatihan dan Pengolahan - Pelatihan Editor dan Petugas Entri
16 Oktober - 23 Oktober 2012
-
Editing Coding dan Entri Data
24 Oktober - 31 November 2012
-
Pengiriman hasil entri data
1 Desember - 20 Desember 2012
-
Pengolahan Tabel dan Kompilasi Data
-
Finalisasi Diagram Timbang NTP
4. Penyusunan Publikasi 5. Penghitungan NTP Tahun Dasar 6. Release NTP Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
Januari - Februari 2013 Maret 2013 April 2013 Mei 2013 Juni - Juli 2013 5
BAB II 2.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan Survei Penanggung jawab Pusat
: Direktur Statistik Harga
Penanggung jawab Daerah
: Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten terpilih.
Pengawas/Pemeriksa (PMS)
: Staf BPS Kabupaten atau Kepala Seksi Statistik Distribusi.
Pencacah (PCS)
: Koordinator Statistik Kecamatan (KSK)/Mitra.
2.2 Tugas Pemeriksa (PMS) a. Mengikuti pelatihan petugas survei. b. Mengatur pendistribusian dokumen dan perlengkapan pencacah (PCS) yang menjadi tanggung jawabnya. c. Mengawasi jalannya pelaksanaan pencacahan apakah sudah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. d. Mengatasi masalah teknis yang dihadapi oleh petugas pencacah. e. Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan semua dokumen serta hasil pencacahan yang dilakukan PCS. f. Mengisi kode jenis komoditas. g. Menyerahkan semua dokumen yang telah diperiksa kepada BPS Kabupaten. h. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.
2.3 Tugas Pencacah (PCS) a. Mengikuti pelatihan petugas survei. b. Melakukan pencacahan dengan menggunakan daftar SPDT12 ke rumah tangga sampel. c. Mencatat seluruh permasalahan dan informasi penting dalam blok catatan. d. Memeriksa kelengkapan isian hasil pencacahan. e. Menyerahkan Daftar SPDT12 yang telah diisi kepada PMS secara bertahap tanpa menunggu selesainya seluruh beban tugas yang menjadi tanggung jawabnya. f. Memperbaiki isian daftar pertanyaan yang dinyatakan salah oleh PMS. g. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
6
2.4 Hubungan Antara PCS dan PMS a. PMS harus membantu, memeriksa dan memberikan bimbingan kepada pencacah/PCS. b. PCS dan PMS bersama-sama mendiskusikan dan memutuskan kesulitan yang dijumpai selama melaksanakan pencacahan. Apabila tidak dapat memecahkan permasalahan, harus segera melaporkan kepada Kepala BPS Kabupaten.
2.5 Alur Dokumen 1. PCS menyerahkan dokumen hasil pencacahan kepada PMS 2. PMS meneliti kelengkapan isiannya. Jika belum lengkap atau ada isian yang meragukan, dokumen tersebut dikembalikan ke PCS untuk dilengkapi dan diperbaiki. 3. Seluruh dokumen yang sudah bersih dari kesalahan, dikirimkan oleh Kepala Seksi Statistik Distribusi ke BPS Provinsi cq Bidang Statistik Distribusi, setelah dilakukan pemeriksaan. 4. Sebelum proses entri dokumen dilakukan editing coding terlebih dahulu oleh petugas. 5. Setelah proses data entri selesai, seluruh hasilnya segera dikirimkan via email ke BPS RI cq Subdit Statistik Harga Perdesaan.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
7
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
8
BAB III
3.1. Metode Pengambilan Sampel Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012 dilaksanakan di seluruh provinsi di wilayah Indonesia, kecuali provinsi DKI Jakarta. Dari sisi materi, survei ini mencakup produksi dan konsumsi rumah tangga petani yang dibedakan menurut empat subsektor yaitu Subsektor Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, dan Peternakan. Kecamatan yang dicakup dalam kegiatan ini adalah semua kecamatan di wilayah kabupaten. Rancangan sampel yang digunakan dalam Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012 adalah rancangan sampel dua tahap. Masing-masing tahapan pemilihan sampel adalah sebagai berikut: -
Tahap I: di masing-masing provinsi dipilih kabupaten-kabupaten yang memiliki potensi untuk suatu komoditas tertentu berdasarkan besaran produksi komoditas tersebut.
-
Tahap II: dari kabupaten terpilih, dipilih kecamatan yang memiliki potensi untuk komoditas yang telah ditentukan besaran sampelnya. Dari kecamatan tersebut dipilih sampel rumah tangga tani secara purposif bersyarat sesuai usaha utama yang telah ditentukan komoditasnya.
3.2. Cakupan Rumah Tangga Responden dalam survei ini adalah rumah tangga tani Subsektor Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, dan Peternakan.
Satu rumah tangga tani hanya bisa menjadi responden pada satu subsektor pertanian.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
9
Bila suatu rumah tangga tani telah menjadi responden pada suatu subsektor, maka rumah tangga tersebut tidak bisa menjadi responden pada subsektor yang lain. Rumah tangga dibedakan menjadi dua macam: 1. Rumah tangga biasa 2. Rumah tangga khusus Dalam kegiatan ini yang dicakup hanya rumah tangga biasa. Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Yang dimaksud makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama menjadi satu. Rumah tangga tani adalah rumah tangga biasa yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya berusaha di sektor pertanian. Petani adalah orang yang mengusahakan/mengelola usaha pertanian baik pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan yang bertujuan sebagian atau seluruh hasil produksinya untuk dijual. Namun yang dicakup dalam survei ini hanya petani yang mengusahakan usaha pertanian subsektor tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, dan peternakan. Petani yang dimaksud adalah petani penggarap baik sebagai pemilik lahan pertanian, penyewa maupun bagi hasil. Dengan demikian, orang yang bekerja disawah/ladang orang lain dengan menerima upah (buruh tani) bukan petani. Begitu juga dengan orang yang mengembalakan ternak, tukang memberi makan ternak milik orang lain dengan menerima upah, bukanlah peternak. Syarat rumah tangga tani yang dapat menjadi responden survei ini bila: a. Jumlah anggota rumah tangganya lebih dari 1 dan kurang dari 11 (1<jumlah ART<11). b. Salah satu anggota rumah tangga mengusahakan komoditas utama pertanian terpilih. c. Penghasilan rata-rata per bulan rumah tangga dari sektor pertanian harus lebih dari 50 persen dari total penghasilan rumah tangga. d. Komoditas jenis usaha sektor pertanian harus memenuhi syarat Batas Minimal Usaha (BMU).
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
10
e. Komoditas yang diusahakan sudah menghasilkan dan dijual selama referensi waktu survei. Referensi waktu survei ini adalah 12 bulan kalender sebelum pencacahan. f. Hasil produksi komoditas jenis usaha subsektor pertanian minimal 11 persen dari produksi normal. g. Rumah tangga berdomisili di wilayah sampel minimal 1 tahun. h. Usaha sektor pertanian tidak berbadan hokum.
3.3. Tata Cara Berwawancara 1. Pada saat berkunjung hendaknya berpakaian yang wajar dan sopan. 2. Sebelum memasuki rumah untuk mengadakan wawancara, mintalah ijin dahulu dengan mengucapkan salam, mengetuk pintu atau dengan cara lain yang biasa berlaku. 3. Awali wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan pencacah. Bila perlu tunjukkan surat tugas dan tanda pengenal petugas. 4. Pada saat melakukan pencacahan, banyak ditemui berbagai macam sikap dan tingkah laku responden, gunakan kecakapan, kesabaran, keramahan selama berwawancara. 5. Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang menyimpang dari pelaksanaan survei, kembalikan pembicaraan secara bijaksana ke arah daftar isian. 6. Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban yang diberikan dan jangan kehilangan kesabaran. Bersikaplah tenang dalam menghadapi suasana yang tidak diinginkan. 7. Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu responden dan jawablah pertanyaan responden dengan tepat dan jelas. 8. Setelah selesai melakukan pencacahan, jangan lupa mengucapkan terima kasih dan memberitahukan tentang kemungkinan kunjungan ulang bila masih ada keterangan yang diperlukan. 9. Lakukan kunjungan ulang jika diperlukan. Hal ini mungkin terjadi jika pada kunjungan pertama keterangan yang diperlukan tidak berhasil diperoleh.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
11
BAB IV 4.1.
Persyaratan Instruktur Nasional
Calon Instruktur Nasional berasal daerah, dan diutamakan adalah: 1. Kepala Seksi Statistik Harga Produsen dan Keuangan/ Kepala Seksi Pengolahan/Kepala Seksi Statistik Distribusi/PLH Kepala Seksi di Bidang Statistik Distribusi 2. Sudah berpengalaman menjadi Instruktur Nasional atau Daerah 3. Mampu berkomunikasi dan Mengajar
4.2.
Tugas Instruktur Nasional Calon Instruktur Nasional yang memenuhi syarat akan ditugaskan untuk melatih petugas
di pusat pelatihan yang telah ditentukan. Instruktur Nasional mempunyai tugas sebagai berikut: a. Mengajarkan semua materi yang diterima selama mengikuti pelatihan Instruktur Nasional kepada peserta pelatihan dengan sebaik-baiknya. b. Koordinator pelaksanaan lapangan Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012. c. Membuat laporan pelatihan.
4.3.
Persiapan Mengajar
a. Menanyakan apakah dokumen dan perlengkapan latihan sudah diterima dengan lengkap. Instruktur Nasional hendaknya menyebutkan satu persatu kegunaan dan isi setiap dokumen. Jika ada dokumen/perlengkapan petugas yang belum diterima oleh peserta, minta kepada panitia pelatihan untuk melengkapinya. b. Membacakan ralat dan penegasan (jika ada) secara jelas dan perlahan agar dapat diikuti oleh semua peserta pelatihan. Instruksikan kepada peserta untuk memindahkan ralat-ralat tersebut pada dokumen yang dipakai dalam pelatihan. c. Membacakan tata tertib dan jadwal materi. d. Membuat formulir biodata peserta. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
12
4.4.
Materi yang Diajarkan Materi yang diajarkan kepada petugas pada dasarnya sama dengan materi yang diajarkan
pada waktu pelatihan Instruktur Nasional.
Materi yang harus dijelaskan antara lain : a. Hal-hal yang berhubungan dengan Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012: 1. Latar Belakang. 2. Maksud dan Tujuan. 3. Ruang lingkup. 4. Metodologi. 5. Jenis dokumen dan jadwal latihan. 6. Organisasi lapangan. b. Hal-hal yang berhubungan dengan pencacahan Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012: 1. Tata cara pelaksanaan pencacahan. 2. Konsep/definisi dan tata cara pengisian daftar. 3. Tata cara pemeriksaan dokumen. 4. Jadwal Pencacahan.
4.5.
Cara Mengajar yang Baik
a. Sistematika mengajar harus tetap dijaga. b. Usahakan volume suara dapat didengar oleh semua peserta pelatihan. c. Berikan kesempatan bertanya untuk setiap peserta. d. Berikan penjelasan sebaik-baiknya sehingga semua peserta pelatihan ikut memahami masalah yang dibicarakan. e. Berikan pertanyaan kepada setiap peserta pelatihan tentang berbagai kasus. Sebaiknya pertanyaan yang diajukan ditulis di papan tulis. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
13
f. Gunakan berbagai cara pendekatan agar suasana pelatihan cukup hidup. g. Usahakan untuk memperhatikan partisipasi setiap peserta. h. Ulangi setiap pertanyaan yang diajukan setiap peserta pelatihan. i. Dalam menjawab pertanyaan, usahakan tetap berorientasi kepada konsep/definisi dari pedoman yang ada. j. Apabila ada waktu, berikan tambahan contoh-contoh atau ”role playing” pada peserta pelatihan. k. Gunakan peralatan yang disediakan secara optimal.
4.5.
Pembuatan Laporan Setiap selesai melakukan pelatihan petugas di sebuah ”Pusat Pelatihan”, Instruktur
Nasional diwajibkan membuat laporan pelatihan per kelas/gelombang yang menjadi tugasnya. Pada laporan tersebut harus dilampirkan : a. Daftar petugas dan nilainya. b. Biodata peserta. c. Masalah yang dihadapi dan pemecahannya. d. Daftar fasilitas belajar dan akomodasi/konsumsi.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
14
Lampiran 1 ALOKASI SAMPEL DAN JUMLAH PETUGAS SURVEI PENYEMPURNAAN DIAGRAM TIMBANG NTP 2012 Petugas
Provinsi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau Jawa Barat Jawa Tengah Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tengara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimanatan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Jumlah
Jumlah sampel Pencacah Pengawas
Jumlah
Editor/Entri Data
Innas
1.625
65
26
91
9
3
2.800
112
40
152
16
5
1.300
52
19
71
7
3
1.025
41
16
57
6
2
1.100
44
16
60
6
2
1.500
60
22
82
8
3
875
35
13
48
5
2
1.625
65
24
89
9
3
600
24
9
33
3
1
500
20
8
28
3
1
2.875
115
43
158
16
6
4.625
185
68
253
26
9
700
28
10
38
4
2
4.925
197
74
271
28
10
750
30
11
41
4
2
1.050
42
15
57
6
2
1.150
46
16
62
7
2
2.225
89
35
124
13
4
1.450
58
22
80
8
3
950
38
14
52
5
2
1.400
56
22
78
8
3
925
37
14
51
5
2
925
37
15
52
5
2
1.200
48
17
65
7
2
2.475
99
38
137
14
5
1.100
44
16
60
6
2
625
25
10
35
4
1
600
24
9
33
3
1
875
35
14
49
5
2
800
32
13
45
5
2
900
36
12
48
5
2
825
33
14
47
5
2
46.,300
1,852
695
2,547
261
93
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
16
Lampiran 2 ALOKASI SAMPEL PER SUBSEKTOR Subsektor
Provinsi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau Jawa Barat Jawa Tengah Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tengara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimanatan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Jumlah
Tanaman Tanaman Tanaman Perkebunan Pangan Hortikultura Rakyat
Ternak
Jumlah
254
897
242
232
1.625
287
1.403
521
589
2.800
169
693
221
217
1.300
153
556
108
208
1.025
166
382
195
357
1.100
158
848
221
273
1.500
94
517
93
171
875
223
897
248
257
1.625
68
350
58
124
600
58
244
68
130
500
387
1.572
435
481
2.875
558
2.117
971
979
4.625
113
333
97
157
700
532
2.843
570
980
4.925
71
416
123
140
750
147
571
140
192
1.050
108
607
260
175
1.150
331
1.229
334
331
2.225
203
696
215
336
1.450
133
555
120
142
950
197
740
191
272
1.400
120
461
146
198
925
118
527
120
160
925
197
484
241
278
1.200
382
1.080
592
421
2.475
185
535
134
246
1.100
123
272
118
112
625
72
342
91
95
600
165
460
113
137
875
135
393
149
123
800
108
505
156
131
900
106
451
103
165
825
6.121
23,976
7.394
8.809
46.300
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
17
Lampiran 3
SURVEI PENYEMPURNAAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 2012 BATAS MINIMUM USAHA JENIS TANAMAN, TERNAK DAN UNGGAS TANAMAN PADI/PALAWIJA Nama Tanaman PADI Padi sawah irigasi Padi sawah tanpa irigasi Padi ladang (gogo) PALAWIJA Jagung Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Ubi kayu Ubi jalar Sorgum Talas Gembili Ganyong Irut Lainnya CATATAN Untuk padi dan palawija tidak ada BMU
TANAMAN HORTIKULTURA TAHUNAN Nama Tanaman BUAH-BUAHAN Alpukat Anggur Apel Belimbing Cempedak Duku Durian Jambu air Jambu biji Jeruk Kedondong Kesemek Lengkeng/leci Mangga Manggis Markisa Nangka Nenas
BMU
TANAMAN HORTIKULTURA SEMUSIM Nama Tanaman
BMU
25 20 10 10 15 10 3 40 40 18 30 25 3 4 3 20 25 100
pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon rumpun
SAYURAN Bawang daun Bawang merah Bawang putih Bayam Buncis Bloomkol/Kembang kol Brokoli Cabe hijau Cabe merah Cabe rawit Gambas/Oyong Gude Jamur Kacang panjang Kacang merah Kapri Kangkung Kecipir
400 600 250 100 250 250 250 600 500 350 200 250 100 250 250 250 100 250
m² m² m² m² m² m² m² m² m² m² m² m² m² m² m² m² m² m²
Pepaya
35
pohon
Kentang
200
m²
Pisang
12
rumpun
Ketimun
500
m²
2
pohon
Komah
250
m²
20 10 80 70 **
rumpun pohon pohon pohon
10 25 20 10 20 **
pohon pohon pohon pohon pohon
Kratoh Kubis Labu siam Lobak Paprika Petsai/sawi Rebung Selada Seledri Terung Tomat Waluh/labu kuning Wortel Lainnya
250 300 200 400 200 300 250 300 250 900 800 20 300 **
m² m² m² m² m² m² m² m² m² m² m² are m²
Rambutan Salak Sawo Sirsak Strawberry Lainnya SAYURAN Jengkol Kluwih/timbul Mlinjo Petai Sukun Lainnya
Nama Tanaman
BMU
BUAH-BUAHAN Blewah Melon Semangka Timun suri Lainnya
100 100 100 100 **
m² m² m² m²
TANAMAN HIAS Anggrek Dracaena Gladiol Heliconia Krisan Kuping gajah Mawar Melati Pakis Palem Sedap malam
50 100 174 100 100 100 100 100 50 50 400
m² m² m² m² m² m² m² m² m² m² m²
Lainnya
**
TAN. OBATOBATAN Jahe Keji beling Kencur Kunyit Laos/lengkuas Lidah buaya Sambiroto Temu giring Temu ireng Temu kunci Temu lawak Lainnya
100 50 90 100 100 100 100 100 70 70 100 **
JENIS TANAMAN, TERNAK DAN UNGGAS DALAM NAMA DAERAH/LOKAL HARUS DISESUAIKAN DENGAN NAMA NASIONALNYA YANG TERSEDIA DALAM DAFTAR
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
18
m² m² m² m² m² m² m² m² m² m² m²
Lampiran 3
SURVEI PENYEMPURNAAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 2012 BATAS MINIMUM USAHA JENIS TANAMAN, TERNAK DAN UNGGAS TANAMAN PERKEBUNAN TAHUNAN Nama BMU Tanaman Aren/Enau 25 pohon
TANAMAN PERKEBUNAN SEMUSIM Nama BMU Tanaman Abaca/Manila 800 m²
Nama Tanaman Akasia
9
pohon
TERNAK BESAR
Asam jawa
35
pohon
Akar wangi
500
m²
Bambu
10
pohon
Kerbau
Cengkeh
15
pohon
Kapas
1.95
m²
Cemara
9
pohon
Kuda
Gambir
135
pohon
Kenaf
Jambu mete
85
pohon
Rami/Rosela
Jelutung
25
pohon
Kakao
30
**
TANAMAN KEHUTANAN
TERNAK DAN UNGGAS
BMU
Cempaka
2
pohon
Sapi
3.846
m²
Cendana
1
pohon
Sapi perah (sudah laktasi)
Rumput gajah
500
m²
Eucalyptus
9
pohon
pohon
Sereh
500
m²
Gmelina
3
pohon
TERNAK KECIL
25
pohon
Tebu
650
m²
Jati
1
pohon
Babi (umur ≥ 2 bulan)
Kapolaga
700
pohon
Tembakau
1.6
m²
Johar
7
pohon
Domba
Karet
150
pohon
Yute
800
m²
Kamper
2
pohon
Kambing
Kayu manis
250
pohon
Lainnya
Kruing
3
pohon
Kelinci
Kelapa sawit
15
pohon
Maja
3
pohon
Lebah
Kelapa
25
pohon
Mahoni
2
pohon
Rusa
280
pohon
Meranti
5
pohon
15
pohon
Pinus
5
pohon
UNGGAS
Kapok
Kemenyan Kemiri
**
BMU
Nama Tanaman
2 2 2 1
ekor ekor ekor ekor
3 6 6 30 ** 6
ekor ekor ekor ekor
ekor ekor Ekor Ekor Ekor Ekor Ekor Ekor
50
pohon
Rasamala
4
pohon
( umur ≥ 1 bulan kecuali
300
pohon
Rotan
10
pohon
untuk ayam ras pedaging )
Klerek
25
pohon
Sengon
12
pohon
Angsa
Kopi
75
pohon
Sonokeling
2
pohon
Ayam buras/kampung
Lada
15
pohon
Suren
3
pohon
Ayam ras pedaging
Lontar
25
pohon
Sungkai
2
pohon
Ayam ras petelur
Murbai
500
pohon
Tengkawang
3
pohon
Burung dara
Nilam
700
pohon
Lainnya
**
pohon
Burung puyuh
Panili/Vanili
75
pohon
Pala Pandan anyaman Pinang/Jambe
5
pohon
Itik Itik manila
20 30 60 12 30 30 15 15
25
pohon
Ternak/unggas lainnya
**
50
pohon
Sagu
25
pohon
Teh
1
pohon
**
pohon
Kenanga Kina
Lainnya
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
19
ekor
Lampiran 4
JADWAL PELATIHAN INNAS SPDT-2012
Hari/Tanggal
Senin, 17 September 2012
Selasa, 18 September 2012
Rabu, 19 September 2012
Kamis,20.September 2012
Waktu
Kegiatan
14.00 – 15.00
Pembukaan
15.00 – 15.15
ISOMA
15.15 – 17.00
Penjelasan Umum & Metodologi
17.00 – 19.00
ISOMA
19.00 – 21.00
Daftar SPDT12-K dan SPDT12 LKK
08.00 – 10.00
Daftar SPDT12-K
10.00 – 10.15
Istirahat
10.15 – 12.15
Daftar SPDT12-K
12.15 – 13.30
ISOMA
13.30 – 15.45
Daftar SPDT12 –TP dan SPDT12 -LKP
15.45 – 16.00
ISOMA
16.00 – 17.45
Daftar SPDT12-TH dan SPDT12-TPR
08.00 – 10.00
Daftar SPDT12 –TPR dan SPDT12-TRK
10.00 – 10.15
Istirahat
10.15 – 11.30
Pedoman Pengawasan
11.30 – 13.30
ISOMA
13.30 – 15.45
Pendalaman Materi Pelatihan SPDT
15.45 – 16.00
ISOMA
16.00 – 17.45
Pedoman SPDT-Pengolahan
08.00 – 10.00
Pedoman SPDT-Pengolahan
10.00 – 10.15
Istirahat
10.00 – 11.30
Evaluasi dan Penutupan
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
20
Lampiran 5
JADWAL PELATIHAN PETUGAS PENCACAH DAN PENGAWAS SPDT-2012
Hari/Tanggal …./……Oktober 2012
…../…. . Oktober 2012
Waktu
Kegiatan
14.00 – 15.00
Pembukaan
15.00 – 15.15
ISOMA
15.15 – 17.00
Penjelasan Umum & Metodologi
17.00 – 19.00
ISOMA
19.00 – 21.00
Daftar SPDT12-K dan SPDT12-LKK
08.00 – 10.00
Daftar SPDT12-K lanjutan
10.00 – 10.15
Istirahat
10.15 – 12.15
Daftar SPDT12 –TP, SDDT12-LKP dan SPDT12 -TH
12.15 – 13.30
ISHOMA
13.30 – 15.45
Daftar SPDT12 –TPR dan SPDT12-TRK
15.45 – 16.00
ISOMA
16.00 – 17.45
Pedoman Pengawasan
08.00 – 10.00
Pendalaman Materi SPDT12
10.00 – 10.15
Istirahat
10.15 – 11.30
Evaluasi dan Penutupan
12.00
Chek out
…./… .. Oktober 2012
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
21
Lampiran 6
JADWAL PELATIHAN PETUGAS EDITOR/ENTRY DATA SPDT-2012
Hari/Tanggal …./……Oktober 2012
…../…. . Oktober 2012
Waktu
Kegiatan
14.00 – 15.00
Pembukaan
15.00 – 15.15
ISOMA
15.15 – 17.00
PedomanPengolahan SPDT12
17.00 – 19.00
ISOMA
19.00 – 21.00
PedomanPengolahan SPDT12
08.00 – 09.00
PedomanPengolahan SPDT12
09.00 – 10.00
Praktek pengoperasian Program
10.00 – 10.30
Evaluasi dan Penutupan
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
22
Lampiran 7 LAPORAN PELATIHAN SURVEI PENYEMPURNAAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 2012 Hal
: Laporan Pelatihan
..................................2012
Petugas SPTD NTP 2012
Kepada Yang Terhormat: Direktur Statistik Harga, BPS di – Jakarta
Bersama ini kami sampaikan laporan pelaksanaan pelatihan pengawas/pemeriksa dan pencacah Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012 1. Nama
: ..................................................................
2. NIP
: ..................................................................
3. Tempat Pelatihan
: ..................................................................
4. Waktu Pelatihan
: ..................................................................
5. Jumlah Peserta Pelatihan
:
Pemeriksa
: ............... orang
Pencacah
: ............... orang
Jumlah
: ............... orang
6. Jadwal Waktu Pelatihan Petugas 7. Rekapitulasi Biodata Peserta Pelatihan 8. Masalah dan Pemecahan selama Pelatihan 9. Daftar Fasilitas Belajar dan Akomodasi/Konsumsi Demikian laporan yang dapat disampaikan untuk dijadikan bahan evaluasi.
Innas SPDT NTP 2012
(..................................) Tembusan : 1. Yth. Kepala BPS Propinsi ............................... Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
23
Lampiran 8 DAFTAR FASILITAS BELAJAR DAN AKOMODASI/KONSUMSI
A.
Fasilitas Belajar 1. Kapasitas ruang belajar
: .......................... orang
2. a. Penerangan ruang belajar
: Listrik
-1
Lainnya
-2
: Ya
-1
Tidak
-2
b. Cukup terang untuk membaca 3. Papan tulis
: Putih dengan spidol
-1
Lainnya dengan kapur
B.
-2
4. Meja Belajar
: Cukup
-1
Tidak cukup - 2
5. Menggunakan alat pengeras suara
: Ya
-1
Tidak
-2
6. Laptop tersedia
: Ya
-1
Tidak
-2
7. Kepanitiaan
: Ya
-1
Tidak
-2
Tidak
-2
Fasilitas Akomodasi/Konsumsi 1. Lokasi tempat menginap dan tempat belajar sama : Ya
- 1 (langsung ke P.4)
2. Jarak tempat menginap ke tempat belajar : ........................... meter 3. Transportasi lokal
: Ada Tidak
-1
(sebutkan........)
-2
4. Banyaknya orang per kamar
: ............................ orang
5. a. Penerangan kamar
:
Listrik
-1
Lainnya
-2
:
Ya
-1
Tidak
-2
:
Ada
-1
(....... buah/kamar)
Tidak
-2
Ada
-1
Tidak
-2 -1
b. Cukup terang untuk membaca 6. Meja
7. Kursi
:
(....... buah/kamar)
8. Air untuk mandi
:
Leding
9. Makan
:
............................. kali/hari
10. Tempat makan
:
Penginapan - 1
11. Makanan kecil
:
............................. kali/hari
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas
Lainnya
Kelas
-2
-2
24