IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS SENTRA DALAM PENGEMBANGAN SIKAP KREATIF BAGI ANAK USIA DINI DI TK ISLAM TUNAS HARAPAN SALATIGA
Oleh: Amin Sabi’ati NIM: 1520431007
TESIS Diajukan Kepada Program Magister (S2) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan KalijagaUntuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Program Studi Pendidikan Guru Raudlatul Athfal Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
YOGYAKARTA 2017
PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:
Amin Sabi’ati, S.Pd.I.
NIM
:
1520431007
Jenjang
:
Magister (S2)
Program Studi
:
Pendidikan Guru Raudhatul Athfal
Menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Yogyakarta, 20 Maret 2017 Saya yang menyatakan,
Amin Sabi’ati, S.Pd.I. NIM: 1520431007
ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
:
Amin Sabi’ati, S.Pd.I.
NIM
:
1520431007
Jenjang
:
Magister (S2)
Program Studi
:
Pendidikan Guru Raudhatul Athfal
Menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan benar-benar bebas dari plagiasi. Jika di kemudian hari terbukti melakukan plagiasi, maka saya siap ditindak sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Yogyakarta, 20 Maret 2017 Saya yang menyatakan,
Amin Sabi’ati, S.Pd.I. NIM : 1520431007
iii
PENGESAHAN Nomor : B.742/Un.02./DT/PP.01.1/05/2017 Tesis berjudul
:
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS SENTRA DALAM PENGEMBANGAN
SIKAP
KREATIF
BAGI
ANAK USIA DINI DI TK ISLAM TUNAS HARAPAN SALATIGA Nama
:
Amin Sabi’ati, S.Pd.I.
NIM
:
1520431007
Program Studi
:
Pendidikan Guru Raudhatul Athfal
Telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan.
Yogyakarta, Mei 2017 Dekan
Dr. Ahmad Arifi, M.Ag NIP.196611211992031002
iv
PERSETUJUAN TIM PENGUJI UJIAN TESIS
Tesis berjudul
:
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS SENTRA DALAM PENGEMBANGAN
SIKAP
KREATIF
BAGI
ANAK USIA DINI DI TK ISLAM TUNAS HARAPAN SALATIGA Nama
:
Amin Sabi’ati, S.Pd.I.
NIM
:
1520431007
Program Studi
:
Pendidikan Guru Raudhatul Athfal
Telah disetujui tim penguji ujian munaqosah Ketua
: Dr. Mahmud Arif, M.Ag.
( ……… )
Sekretaris
: Dr. Maemonah, M.Ag.
( ……… )
Pembimbing/penguji : Zulkipli Lessy, M.Ag., M.S.W., P.hD. ( ……… ) Penguji
: Dr. Hj. Erni Munastiwi, MM.
( ……… )
Diuji di Yogyakarta pada 5 April 2017 Waktu
: 12.30 – 13.30 WIB
Hasil/ Nilai
: 9,50/A-
Predikat
: Memuaskan/ Sangat Memuaskan/ Cumlaude
v
NOTA DINAS PEMBIMBING
Kepada Yth. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan tesis yang berjudul: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS SENTRA DALAM PENGEMBANGAN SIKAP KREATIF BAGI ANAK USIA DINI DI TK ISLAM TUNAS HARAPAN SALATIGA Yang ditulis oleh: Nama
:
Amin Sabi’ati, S.Pd.I.
NIM
:
1520431007
Jenjang
:
Magister (S2)
Program Studi
:
Pendidikan Guru Raudhatul Athfal
Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada Program Magister (S2) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Wassalamu’alaikum wr. Wb.
Yogyakarta, 20 Maret 2017 Pembimbing
Zulkipli Lessy, M.Ag., M.S.W., Ph.D. NIP. 196812082000031001
vi
MOTTO Cermin adalah cara untuk memandang diri dari sudut pandang orang lain, karena hidup tidak hanya mengenai diri sendiri. Sesungguhnya kebahagiaan sejati adalah ketika kita mampu melihat kebahagiaan orang lain dari apa yang kita lakukan.
vii
ABSTRAK AMIN SABI’ATI, Implementasi Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Sentra Dalam Pengembangan Sikap Kreatif Bagi Anak Usia Dini di TK Islam Tunas Harapan Salatiga. Tesis. Yogyakarta: Program Studi: Pendidikan Guru Radhatul Athfal Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2017. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap implementasi pembelajaran tematik-integratif berbasis sentra dalam pengembangan sikap kreatif bagi anak usia dini di TK Islam Tunas Harapan Salatiga. Akhir-akhir ini, pembelajaran tematik-integratif dan pembelajaran sentra diyakini sebagai model pembelajaran yang efektif karena mampu mengakomodasi dan menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik di dalam kelas atau di lingkungan sekolah. Dengan peran serta guru, dan orang tua, serta pihak-pihak pengambil kebijakan maka pelaksanaan model pembelajaran ini pun terbukti secara empirik berhasil memacu pengembangan sikap kreatif bagi anak usia dini. Selain itu, model pembelajaran tematik-integratif berbasis sentra relevan untuk mengakomodasi perbedaan-individu yang ada, hingga mampu menginspirasi anak untuk memperoleh dan membangun pengalaman belajar mereka, sebagai bekal pengetahuan pada jenjang pendidikan selanjutnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam metode penelitian ini peneliti menggunakan tekhik pengumpulan data lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan trianggulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan pengintegrasian tema dalam pembelajaran yang dilaksanakan dengan berbasis sentra merupakan model pembelajaran yang menitikberatkan bermain pada saat pembelajaran. Adapun kriteria pembelajaran tematik integratif berbasis sentra yang dilaksanakan di TK Islam Tunas Harapan Salatiga meliputi: semua yang dipelajari anak haruslah bermakna, anak belajar dari lingkungan kehidupannya, guru mengaitkan semua tema dalam setiap sentra dan menekankan pada keterampilan yang membantu anak mendapatkan pengetahuan melalui aktivitas bermain seraya belajar, ada sumber informasi atau buku-buku yang mendukung topik dalam pemilihan tema, dan ada minat anak serta kreativitas guru dalam menyajikan materi agar anak tidak bosan. Selanjutnya guru hanya menyiapkan pijakan sehingga anak lebih asyik bermain untuk menjelajah dalam menemukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan di TK ini benar-benar dapat mengembangkan sikap kreatif anak usia dini yang terlihat dari aktivitas yang dilakukan dalam setiap kegiatan bermain di berbagai sentra. Kata kunci : Implementasi pembelajaran tematik integratif, pendekatan sentra, pengembangan sikap kreatif, anak usia dini
viii
ABSTRACT
AMIN SABI'ATI, The Implementation of thematic-Integrative Learning Based on Beyond Centre and Circle Time(BCCT) for Creative Attitude in the Development of Early Childhood in Islamic Preschool of Tunas Harapan Salatiga. Thesis. Yogyakarta: Study Program: Teacher Education Raudhatul Athfal Tarbiyah and Teaching Faculty of UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta in 2017. This study aimed to uncover the implementation of thematic learningbased integrative centers in the development of creative attitude for young children in Islamic Preschool of Tunas Harapan Salatiga. Lately, thematicintegrative and Beyond Centre and Circle Time learning are believed to be a model for effective learning because it is able to accommodate an integrated dimension of emotional, physical, and academic in the classroom or in the school environment. With the participation of teachers and parents, third parties, as well as policy makers, thematic-integrative learning based on BCCT have also proved empirically and managed to spur the development of creative attitude for young children. In addition, thematic-integrative based on BCCT is relevant to accommodate individual differences. It is expected to inspire learners to acquire and build their learning experience as the stock of knowledge on further education. This research use desciptive qualitative approach. In this research method the researcher uses the data collection techniques that emphasize the meaning of the generalization. Methods of data collection used are: observation, interview, and documentation. Data analysis was done by using source triangulation. The results showed that integration of the theme-based learning centers implemented a learning model that emphasizes play during the learning. The criteria for thematic integrative learning based centers held at Islamic Preschool of Tunas Harapan Salatiga include: all children learn to be meaningful, the child learns from his environment, teacher associate all the themes in each center and the emphasis on skills that help children gain the knowledge with learn through play, no resources or books that support the selection of topics within a theme, and there is a child's interest and creativity of teachers in presenting the material that children do not get bored. Furthermore, teachers are preparing scaffolding so that children are more eager to play to venture in to find the knowledge, skills, and attitudes. It can be concluded that the study carried out in the preschool really can develop a creative attitude early childhood as seen from the activities involved in each activity play in various centers. Keywords: Thematic integrative learning, BCCT approach, the development of creative attitude, early childhood.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin kalimat syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis ini dapat menyelesaikan penulisan tesis ini, meskipun dalam prosesnya banyak sekali halangan dan hambatan. Namun demikian, penulis ini sadari dengan sepenuh hati bahwa ini adalah benar-benar pertolongan Allah SWT. Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW Sebagai teladan bagi seluruh umat. Akhirnya setelah melalui proses panjang dan tidak lepas dari bantuan, petunjuk, serta bimbingan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi besar membantu dalam penyusunan tesis ini. Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1.
K. H. Yudian Wahyudi, Ph.D. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta. 2.
Dr. Ahmad Arifi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3.
Dr. Muhammad Arif selaku Ketua Jurusan Program Studi dan Dr. Maemaunah M.Ag. selaku Sekretaris Program Studi Magister Pendidikan Guru Raudhatul Athfal Universitas Negeri Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta.
x
4.
Zulkipli Lessy, M.Ag., M.S.W. Ph.D. selaku pembimbing yang telah begitu bersabar untuk meluangkan waktu dan pemikirannya demi membimbing penulis yang masih penuh dengan keterbatasan hingga tesis ini selesai.
5.
Hj. Erni Munastiwi, MM. selaku penguji yang telah memberikan saran dan berbagai masukan hingga tesis ini dapat selesai.
6.
Seluruh Guru Besar, Dosen, dan Karyawan Program Magister Pendidikan Guru Roudhotul Athfal Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga yang telah memberikan begitu banyak ilmu dan inspirasi kepada penulis, sehingga tesis ini dapat selesai.
7.
Bunda Dwi Arti Khomsaniati, S.Pd. (Bunda Nunuk) selaku Kepala Sekolah di TK Islam Tunas Harapan Salatiga, Bunda Uswatun Hasanah S.Ag (Bunda Us) selaku Guru Kelas dan semua anak-anak di kelas Berlian 1, bunda Diyah dan bunda Novi selaku pegawai Tata Usaha (TU) di TK Islam Tunas Harapan, anak-anak kelompok Berlian 1, serta seluruh wali murid di TK Islam Tunas Harapan Salatiga, yang telah bersedia membantu penulis ini dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan hingga tesis ini dapat diselesaikan.
8.
Alm. Bp. H. Ahmad Shidiq, dengan segala kerinduan tesis ini saya persembahkan untuk ayahanda tercinta yang semoga selalu bahagia di sana.
9.
Ibunda tercinta, ibu Hj. Sri Suwarni, dan Ibu Nasmi, serta Bp. M. Zaelani yang selalu bahagia melayani, merawat, dan menjaga cucu-cucunya ketika bundanya harus meninggalkan mereka.
xi
10. Mas Taufiqurrohman, suami yang luar biasa yang dengan kebesaran hati dan kesabarannya selalu memotivasi penulis untuk dapat menyelesaikan tesis ini. 11. Fadhel Abdillah Rahman dan Ghaniy Ardhi Rahman, yang dengan keceriaan dan juga rengekannya selalu mejadi penyemangat bagi penulis untuk bisa menyelesaikan tesis ini. 12. Seluruh teman-teman kelas PGRA non-regular angkatan 2015 yang dengan keceriaan, kelucuan, dan kehebohan baik di dalam maupun di luar kelas telah memberi warna baru dalam persahabatan kita. Semoga silaturrahmi ini akan terus terjalin walaupun kita harus terpisah jarak dan waktu. Kepada mereka semua penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga. Tiada kata dan makna yang lebih berarti untuk penulis mampu ucapkan selain terimakasih yang sedalam-dalamnya. Semoga amal dan jasa baik yang telah diberikan dapat dicatat sebagai amal kebaikan oleh Allah SWT, dan semoga Allah selalu memudahkan urusan kita dari dunia sampai akhirat. Amiiin. Akhirnya penulis ini menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan sebagai pertimbangan perbaikan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi pembaca.
Yogyakarta, 20 Maret 2017 Penulis,
Amin Sabi’ati, S.Pd.I. NIM.1520431007
xii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PENGESAHAN DEKAN ................................................................... …… DEWAN PENGUJI………………………………………………………. ABSTRAK .................................................................................................. KATA PENGANTAR ................................................................................ DAFTAR ISI……………………………………………………………. .. DAFTAR TABEL………………………………………………………. .. DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….. DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ BAB I: PENDAHULUAN .......................................................................... A. Latar Belakang Masalah ............................................................. B. Rumusan Masalah ...................................................................... C. Tujuan Penelitian ........................................................................ D. Manfaat Penelitian ...................................................................... E. Kajian Pustaka ............................................................................ BAB II: KERANGKA TEORI DAN KONSEP ....................................... .. A. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini ...................................... B. Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini .......................................... C. Pembelajaran Tematik Integratif Bagi Anak Usia Dini ............. D. Pembelajaran Sentra ................................................................... E. Konsep Pendekatan Sentra di TK Islam Tunas Harapan Salatiga F. Sikap Kreatif Bagi Anak Usia Dini ............................................ BAB III: METODE PENELITIAN ........................................................... A. Jenis Penelitian ........................................................................... B. Populasi dan Sampel................................................................... C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 1. Metode Observasi ................................................................ 2. Metode Wawancara ............................................................. 3. Metode Dokumentasi........................................................... D. Trianggulasi Data ....................................................................... E. Pengecekan Keabsahan Data ...................................................... BAB IV: PEMBAHASAN ......................................................................... A. Implementasi dan Keberhasilan Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Sentra Di TK Islam Tunas Harapan Salatiga ....................................................................................... B. Faktor-faktor Pendukung Dan Peluang dalam Implementasi Pembelajaran Tematik Integratif di TK tersebut………… ........
xiii
iv v viii x xiii xv xvi xvii xviii 1 1 11 11 12 12 19 19 20 22 32 37 39 51 51 52 53 53 54 56 57 60 62
62 74
C. Dampak Pembelajaran Terhadap Pengembangan Sikap Kreatif Bagi Anak Usia Dini di TK tersebut…………………………... BAB V : PENUTUP .................................................................................. A. Kesimpulan ................................................................................. B. Saran ........................................................................................... DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
77 111 111 112 116
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Kegiatan Perencanaan Pembelajaran ………………………
86
Table 2. Tabel Hubungan Antara Pengembangan Sikap Bloom Dengan Kreativitas Anak …………………………………………………
xv
103
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pengembangan tema- subtema- topic pembahasan …………….
24
Gambar 2. Prinsip-prinsip pemilihan tema…………………………………
31
Gambar 3. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Sentra………………….
35
Gambar 4. Tiga Prinsip Penanaman Sikap bagi Anak Usia Dini………….
42
Gambar 5. Piramida Bloom Tentang Pengembangan Sikap Kreatif ………
43
Gambar 6. Teknik Analisis data Model Analisis Interaktif Miles & Huberman ……………………………………………………
60
Gambar 7. Anak Pada Saat Posisi Melingkar ………………………………
78
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Profil TK Islam Tunas Harapan Salatiga
Lampiran 2
Daftar Siswa Kelompok Berlian 1, Daftar guru, serta Diklat yang Pernah Diikuti
Lampiran 3
SOP, Program Pengembangan Pembelajaran Kurikulum 2013 PAUD
Lampiran 4
Perangkat Pembelajaran (PROTA, PROSEM, RPPM, RPPH)
Lampiran 5
Pedoman dan Hasil Penelitian (Wawancara, Observasi, Dokumentasi)
Lampiran 6
Foto-foto Kegiatan, Proses, dan Hasil Kreativitas Anak .
xvii
dan
Muatan
DAFTAR SINGKATAN
B BCCT
: Bahasa : Beyond Centre And CircleTime
FM KB KI KMP NAM PAUD PROTA PROSEM RA RPPH RPPM SE SN SPS TAA TK TPA TU WA
: Fisik Motorik : Kelompok Bermain : Kompetensi Inti : Kelompok Mata Pelajaran : Nilai Agama dan Moral : Pendidikan Anak Usia Dini : Program Tahuna : Program Semester : Raudhatul Athfal : Rencana Program Pembelajaran Harian : Rencana Program Pembelajaran Mingguan : Sosial Emosional : Seni : Satuan PAUD Sederajat : Taman Asuh Anak : Taman Kanak-Kanak : Taman Penitipan Anak : Tata Usaha : Whats Up
xviii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Setiap anak tidak hanya dilahirkan menjadi cerdas menurut fitrahnya namun juga akan dibekali dengan kreativitas, baik yang diwariskan secara genetik maupun melalui latihan dan pendidikan. Di sisi lain, alam, lingkungan, dan keluarga memberikan keleluasaan bagi setiap anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen sampai pada tahapan dimana anak dapat menemukan dan memahami segala hal yang dicari dan dibutuhkan dalam kehidupan. Karena itu, dengan bekal kecerdasan dan kreativitas tersebut, anak dapat memiliki kecakapan hidup. Ini belum cukup, pendidikan sebaiknya benar-benar dapat menambah sisi-sisi baik perkembangan kreativitas anak, sehingga dengan itu ia dapat mencapai tujuan hidupnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat menjadikan persaingan sumber daya manusia semakin tajam. Sedangkan ketersediaan sumber daya alam semakin menipis bahkan mungkin akan habis, Sehingga dibutuhkan manusia-manusia kreatif yang menghasilkan inovasiinovasi untuk meningkatkan kualitas hidup bersama dengan tetap menjaga keseimbangan kehidupan antara manusia dan alam. Diharapkan kehadiran orang-orang kreatif ini dapat menjadi problem solver atas permasalahanpermasalahan kehidupan. Selain itu juga mampu membuat terobosan untuk mengelola budaya dan sumber daya alam secara arif, menghasilkan karya yang
dibutuhkan,
berguna
bagi
kehidupan,
sekaligus
bijak
dalam
2
menggunakan sumber daya alam yang ada. Kreativitas tidak dapat begitu saja dimiliki oleh seseorang, melainkan harus dikembangkan sedini mungkin, melalui pendidikan yang fokus pada kekuatan diri anak. Manusia
kreatif
lahir
dari
pembelajaran
yang
menghargai
keistimewaan setiap anak. Oleh karena itu, pendidikan memiliki makna dasar, memanusiakan manusia, membuat manusia kembali pada fitrahnya. Salah satunya adalah dengan mengembalikan manusia menjadi cerdas dan kreatif, guna mencapai perkembangan hidup yang penuh nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan hendaknya selalu berupaya untuk mendorong anak didik berani menghadapi problematika kehidupan. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi sedemikian penting karena pendidikan manusia pada lima tahun pertama sangat menentukan kualitas hidup selanjutnya.1 Pendidikan Anak Usia Dini sebagai jenjang yang paling dasar menjadi pondasi kuat untuk memaksimalkan tumbuh-kembang anak supaya mampu hidup mandiri serta bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
2
Melihat
demikian penting peranan PAUD, maka sudah seharusnya setiap guru menyadari tugas utamanya yaitu mendidik dan mengasuh anak usia dini serta membekali diri dengan kecakapan sebagai pendidik. Guru harus meyakini bahwa hakikatnya semua anak kreatif dan menjadi tugas guru untuk menjaga dan mengembangkan kreativitas tersebut. 1 Fidesrinur, dkk., Pedoman Penanaman Sikap Anak Usia Dini, (Jakarta: Direktorat Jenderal PAUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015), hlm. 29. 2 Bukik Setiawan, Anak Bukan Kertas Kosong; Panduan Eksplorasi, Belajar, Berkarya di Zaman Kreatif, (Jakarta: Panda Media, 2015), hlm. 45.
3
Hal di atas membuktikan bahwa pendidikan di masa mendatang tidak cukup hanya membekali anak dengan pengetahuan semata. Namun, yang paling penting adalah pengembangan karakter yang kuat, tangguh, gigih, dan kreatif. Karena alasan tersebut, maka pemerintah menetapkan bahwa pendidikan di setiap jenjang harus mengembangkan kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dengan komposisi yang berbeda dan proporsional. Semakin awal jenjang pendidikan maka semakin besar potensi pengembangan kompetensi sikap, seperti penanaman kecerdasan, moral, kemandirian, tanggung jawab, percaya diri, dan keterampilan.3 Pengembangan sikap-sikap ini harus direncanakan secara matang dan mendalam,
dilaksanakan
kebiasaan,
selanjutnya
secara menjadi
terus-menerus sikap
positif
sehingga dan
membentuk
karakter
baik.
Pengembangan kompetensi sikap memerlukan proses yang konsisten dan berlanjut. Namun dalam pelaksanaannya harus tetap disesuaikan dengan cara belajar anak usia dini, yaitu melalui kegiatan yang menyenangkan, bermakna, dan sederhana. Ketika ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang, bersama itu pula profesi-profesi baru muncul akibat inovasi , seperti social media experts, web designer, game designer, bidang desain grafis, bidang advertising atau pengusaha di bidang ekonomi kreatif. Daniel Pink dalam A Whole New Mind, dikutip dalam Bukik Setiawan, menyatakan masa depan adalah milik orang dengan pemikiran yang sangat berbeda, para pencipta dan orang yang 3
Fidesrinur, dkk., Pedoman Penanaman Sikap…, hlm. 1.
4
empatik yang mampu mengenali pola dan membuat makna. 4 Ini artinya bahwa pengembangan kreativitas bagi anak usia dini adalah keharusan. Anak usia dini khususnya anak yang sedang berada dalam jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak adalah anak dalam rentang usia 4 sampai 6 tahun. Anak usia ini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial, moral, atau budaya, sekaligus merupakan masa yang paling penting bagi kehidupan anak, untuk pembentukan kepribadian. Selain itu, anak juga memiliki keingintahuan besar untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Anak usia ini suka untuk mengamati secara detail, seperti meraba, mencium, dan bahkan menjilat benda baru, yang pertama kali dilihat. Anak tidak peduli apakah aktivitas yang dilakukan menjadikan kotor, basah, panas, bahkan walaupun harus merasa sakit. Hal tersebut menjelaskan bahwa seorang anak sedang membangun pengetahuan terhadap sesuatu melalui sebuah pengalaman. Tetapi para orang tua dan guru seringkali tidak mengerti dimana letak kehebatan dan keanehan benda yang dikagumi oleh anak itu.5 Mereka berfikir bahwa benda-benda yang digunakan oleh anak tersebut hanyalah sebatas mainan yang mereka beli untuk kesenangan semata, dan bukan memaknainya sebagai alat yang dapat memberikan pengetahuan baru bagi anak itu sebagai penunjang dalam kegiatan belajar. Bahkan sebagian orang tua tidak suka atau marah ketika anak-anak mengutak-atik, 4
Bukik Setiawan, Anak Bukan Kertas Kosong …, hlm. 27. Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 38-39. 5
5
membongkar, terlebih lagi, jika kemudian merusak mainan yang baru saja dibelikan tersebut. Ketidaktahuan orang dewasa terhadap apa yang dilakukan oleh anak tanpa disadari dapat menghambat dan mematikan sifat alamiah anak. Sifat alamiah tersebut dapat hilang oleh larangan atau aturan yang tidak perlu, seperti sikap terlalu melindungi yang merugikan serta kasih sayang yang tidak pada tempatnya, bahkan juga kemarahan yang tanpa alasan. Rasa ingin tahu anak terhadap sesuatu merupakan sifat dasar kreativitas. Kegagalan menumbuhkan kreativitas di masa anak-anak akan mempersulit dalam pengembangannya jika dilakukan ketika anak mulai beranjak remaja. Hal ini disebabkan karena, pada masa remaja, kemampuan rasio anak sudah cukup berkembang.
6
Tetapi alasan yang rasional adalah lebih mudah untuk
menanamkan pengetahuan sejak dini dan ini lebih efektif daripada ketika sudah dewasa. Sedemikian penting usia tersebut maka memahami karakteristik anak usia dini menjadi mutlak. Melalui PAUD diharapkan perkembangan anak dapat berlangsung secara optimal dan menyeluruh melalui tema-tema dalam program pembelajaran yang dikemas sesuai dengan kebutuhan anak.
7
Pengajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, bahasa, konsep sosial, dan moral agama dapat diintegrasikan bersama dari sebuah tema yang dipilih.8 6 Primadi Tabrani, Proses Kreasi-Gambar Anak-Proses Belajar, (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 7. 7 Mirroh Fikriyati, Perkembangan Anak Usia Emas (Golden Age), (Yogyakarta: Laras Media Prima, 2013), hlm. 18. 8 Yazid Bustomi, Panduan Lengkap PAUD (Melejitkan Potensi dan Kecerdasan Anak Usia Dini), (Jakarta: Citra Publising, 2012), hlm. 90.
6
Pemahaman yang dimiliki oleh guru dan model pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi keberhasilan dalam pengembangan sikap kreatif anak secara optimal. Dalam Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 4 dikatakan bahwa guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan perannya. Mulyasa sebagaimana dikutip oleh Arifin dan Fardana menyatakan bahwa sebagai agen pembelajaran (learning agent) peran guru antara lain sebagai fasilitator (facilitator), pemotivasi (motivator), pemacu, dan perekayasa pembelajaran (to drive of instructional engineering), serta pemberi inspirasi belajar (inspiring learning) bagi anak, yang berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.9 Sedangkan, model pembelajaran merupakan suatu desain yang menggambarkan proses secara rinci dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak itu. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam Permendikbud No 137 Tahun 2014 dalam Bab I tentang Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 13 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antar-anak, antara anak dan pendidik atau guru dengan melibatkan orangtua, serta sumber belajar pada suasana belajar dan bermain di satuan program seperti PAUD.10 9 Ar-Raisul Karama Arifin, dan Nur Ainy Fardana, Peran Pendidik PAUD dalam Mengimplementasikan Pendidikan Karakter Melalui Metode Pembelajaran Sentra dan Lingkaran, Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan: Volume 3, No. 3, Desember 2014, hlm. 190. 10 Himpaudi, Suplemen Materi, Seminar Nasional Kurikulum PAUD, Sportorium UMY, 2015, hlm. 2.
7
Adapun komponen model pembelajaran meliputi konsep, tujuan pembelajaran, tema, langkah-langkah/prosedur, metode, alat/sumber belajar, dan teknik penilaian. 11 Dengan prinsip ini diharapkan model pembelajaran yang diciptakan sesuai dengan tujuan pembelajaran, yaitu merangsang seluruh aspek kecerdasan anak melalui bermain yang terarah, menciptakan seting pembelajaran yang merangsang anak untuk saling aktif, kreatif, dan terus berpikir dengan menggali pengalamannya sendiri (bukan sekedar mengikuti perintah, meniru, atau menghafal). Dengan menggunakan standar operasional yang baku, yang berpusat di sentra- sentra kegiatan, dan saat anak berada dalam lingkaran bersama guru dapat menciptakan suatu kegiatan pembelajaran yang memungkinkan anak bergerak (moving) dari satu aktivitas pembelajaran ke aktivitas pembelajaran lain. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Dalam model pembelajaran ini, seorang guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar anak. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antarmata-pelajaran akan membentuk skema, sehingga anak akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, penerapan pembelajaran tematik akan sangat membantu 11
anak
dalam
memahami
nilai
dan
dapat
membentuk
Rosyid Ridho, dkk., Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) di KB “Cerdas” Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal, Jurnal Penelitian Humaniora: Vol. 16, No. 2, Agustus 2015, hlm. 59-69.
8
pengetahuannya, karena sesuai dengan tahap perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).12 Selain tematik, pembelajaran pada anak usia dini juga dilaksanakan dengan berbagai kegiatan, saling berkait atau terpadu (integratif) antara satu dan yang lain. Ini berarti bahwa pola stimulasi perkembangan anak tidak boleh parsial yang hanya menekankan pada satu aspek perkembangan saja.13 Pembelajaran integratif memiliki karakteristik sebagai berikut: dilakukan melalui kegiatan yang memberikan pengalaman langsung, sesuai dengan kebutuhan dan minat anak, memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan potensi pemikirannya, menggunakan permainan sebagai wahana belajar, menghargai perbedaan individu, dan melibatkan orangtua atau keluarga untuk mengoptimalkan pembelajaran.14 Program pembelajaran PAUD sebagaimana Permendikbud No 146 Tahun 2014 Pasal 8 menjelaskan bahwa: pertama, program pengembangan PAUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 1 dilakukan melalui serangkaian proses pemberian rangsangan pendidikan oleh pendidik atau guru, respon anak, intervensi pendidik atau guru, dan penguatan oleh pendidik atau guru. Kedua, program pengembangan PAUD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diorganisasikan secara psiko-pedagogis dan terintegrasi dalam kegiatan anak. Ketiga, pengorganisasian secara psiko-pedagogis 12
Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik; Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Awal SD/MI, (Jakarta: Prenamedia Grup, 2015), hlm. 157. 13 Suyadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini dalam Kajian Neurosains, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 28. 14 Muchtar Latif, dkk, Orientasi Pendidikan Anak Usa Dini: Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 113.
9
sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diwujudkan dalam bentuk belajar melalui bermain.
Keempat, pengorganisasian secara terintegrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat 2 diwujudkan dalam bentuk integrasi antarprogram pengembangan.
15
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran pada PAUD adalah upaya pemberian rangsangan pendidikan yang terencana oleh guru kepada anak, dilaksanakan dengan kegiatan bermain,
dan
diwujudkan
dalam
bentuk
integrasi
antar
program
pengembangan. Dalam hal ini peneliti ini memilih TK Islam Tunas Harapan Salatiga sebagai salah satu lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Salatiga karena di TK ini para pendidik atau guru dibekali dengan pemahaman mengenai adanya perbedaan minat dan bakat dari setiap individu yang ada. Dengan model pembelajaran tematik integatif yang dilaksanakan di TK ini, para guru dapat membimbing dan mengembangkan potensi anak dengan tepat. Model pembelajaran ini mengakomodasi pengenalan nilai agama dan moral, alam, kehidupan, manusia, budaya, serta simbol melalui kegiatan yang integratif dan kontekstual. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan kematangan selaras dengan lingkup perkembangan, sehingga kreativitas anak dapat berkembang dengan optimal. Pendidikan pengembangan
Taman
sikap
kreatif
Kanak-kanak anak.
berperan
Penyelenggaraan
penting
dalam
pendidikan
ini
memerlukan pendekatan yang tepat agar dapat mengoptimalkan seluruh 15
Himpaudi, Suplemen Materi, Seminar Nasional…, hlm. 44.
10
perkembangan anak. Ada beberapa pendekatan dalam pendidikan di TK, diantaranya adalah “beyond centre and circle time” atau yang sering disebut dengan sentra. Sentra merupakan model pembelajaran yang menitikberatkan bermain pada saat pembelajaran. Bermain pada sentra merupakan kegiatan yang dirancang di dalam atau di luar kelas. Terdiri dari berbagai kegiatan bermain, dengan bahan-bahan yang dibutuhkan, disusun berdasarkan kemampuan anak, sesuai dengan tema yang dirancang dan kemudian dikembangkan. Sentra memungkinkan anak untuk melakukan manipulasi terhadap berbagai obyek, terlibat dalam role playing saling bercakap-cakap dengan teman, bereksplorasi, berinteraksi secara fisik, emosional, sosial, kognitif, serta kegiatan variatif menarik lainnya. Dan, salah satu lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak di Kota Salatiga yang telah menggunakan pendekatan sentra dalam pembelajaran adalah TK Islam Tunas Harapan Salatiga. TK Islam ini selalu berbenah diri agar pembelajaran yang diberikan dapat menerapkan konsep belajar sambil bermain. Salah satu strategi yang digunakan di sini adalah penerapan konsep belajar sambil bermain dengan menggunakan pendekatan sentra.
16
Melalui pendekatan sentra, belajar
menjadi hal yang menyenangkan karena selalu memperhatikan kebutuhan dan keunikan dari masing-masing individu. Oleh karena itu, pembelajaran tematik integratif berbasis sentra yang dilaksanakan di TK Islam ini bertujuan untuk 16
Bunda Uswatun Hasanah, Wawancara Langsung dengan guru kelompok Intan 1 (A1) TK Islam Tunas Harapan Salatiga , tanggal 22 April 2016.
11
membentuk anak yang berkarakter Islami, mandiri, memiliki kematangan sosial-emosional, aktif dan kreatif. 17 Hal ini menjadi modal dasar bagi kehidupan anak di masa depan. Tetapi dalam implementasinya seorang guru tidak dapat berdiri sendiri, melainkan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak terutama orang tua. Selain itu, hambatan-hambatan dan peluang juga sangat mungkin dihadapi. Sehingga kerjasama yang terjalin diantara guru, orang tua, dan semua pihak yang terkait harus mampu mencari solusi yang tepat demi suksesnya proses pembelajaran hingga terwujudnya generasi bangsa yang diharapkan. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana implementasi pembelajaran tematik-integratif berbasis sentra di TK Islam Tunas Harapan Salatiga? 2. Apa faktor-faktor penghambat dan peluang implementasi pembelajaran tematik-integratif berbasis sentra di TK tersebut? 3. Bagaimana dampaknya terhadap pengembangan sikap kreatif bagi anak usia dini di TK tersebut? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran tematikintegratif berbasis sentra di TK Islam Tunas Harapan Salatiga. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan peluang implementasi pembelajaran tematik integratif di TK tersebut. 17
“Profil TK Islam Tunas Harapan Salatiga”, Dokumen Sekolah Tahun 2016/2017.
12
3. Untuk mengetahui dampaknya dalam pengembangan sikap kreatif bagi anak usia dini di TK tersebut. D. Manfaat Penelitian Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap pengembangan pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini khusunya dalam pengembangan sikap kreatif. Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi orang tua, guru, dan pihakpihak terkait untuk lebih memahami pentingnya pengembangan sikap kreatif bagi anak usia dini. Selanjutnya penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti mengenai pembelajaran tematik integratif berbasis sentra dalam dalam pengembangan sikap kreatif bagi anak usia dini. E. Kajian Pustaka Dalam tesis ini peneliti ini menggunakan beberapa kajian pustaka seperti tesis yang ditulis oleh Taopik Rahman, yang berjudul “Implementasi Pendekatan Beyond Centre and Circle Time (BCCT) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya)”, menyatakan bahwa PAUD dirancang untuk mengembangkan potensi kecerdasan anak, membentuk perilaku, dan mengembangkan kemampuan dasar. Pendekatan BCCT dianggap mampu mengoptimalkan potensi kecerdasan anak melalui bermain. Penelitian tersebut dilakukan untuk mendapatkan gambaran implementasi pendekatan BCCT dalam mengembangkan kecerdasan jamak, khususnya untuk
13
mengungkap informasi empiris mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Tesis ini juga menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan ini diyakini dapat mengembangkan kecerdasan jamak yang
berpusat
pada
berbagai
sentra,
yaitu:
sentra
imtaq
untuk
mengembangkan kecerdasan interpersonal, kinestetis, jasmani, dan intra personal; sentra seni, mengembangkan kecerdasan interpersonal; musikal, dan spasial; sentra persiapan mengembangkan kecerdasan matematis logis, linguistik, dan spasial; sentra bahan alam mengembangkan kecerdasan naturalis, spasial, kinestetis, intrapersonal, dan interpersonal; sentra rumah baca mengembangkan kecerdasan linguistik dan spasial; sentra main peran mengembangkan kecerdasan linguistik, interpersonal, dan musik; dan sentra balok mengembangkan kecerdasan spasial.18 Tesis berjudul “Model Pembelajaran Integratif Mata Pelajaran PKn dan PAI di SD Al-Azhar 29 BSB Kota Semarang,” oleh Ali Imron, menyatakan bahwa model pembelajaran integratif menawarkan sebuah pemahaman yang menyeluruh sebagaimana yang tercantum pada PP no 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa setiap Kelompok Mata Pelajaran (KMP) dilaksanakan secara holistik sehingga pembelajaran
masing-masing
KMP
mempengaruhi
pemahaman
atau
penghayatan peserta didik. Pengombinasian beberapa hal tersebut membentuk 18 Taopik Rahman, Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centre And CircleTime) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Inteeligences) Anak Usia Dini, (Studi Kasus di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013), Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2013.
14
satu kesatuan. Pelaksanan model pembelajaran integratif di SD Al-Azhar 29 BSB Kota Semarang diberlakukan pada kelas 1, 2, dan 3 dengan model tematik; sedangkan pada kelas 4, 5, dan 6 dengan model mata pelajaran namun tetap mengintegrasikan semua mata pelajaran tidak terkecuali PKn dan PAI. Hal ini dilakukan karena ajaran Islam merupakan dasar dan landasan segala aspek dalam kehidupan. 19 Dan, kedua mata pelajaran itu merupakan fondasi pembentuk kepribadian. Dalam tesis yang ditulis oleh Jamilah berjudul “Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Musik Di TKIT Alhamdulillah Bantul Yogyakarta” mendeskripsikan tentang pengembangan kreativitas anak usia dini melalui musik, dan implikasi dari pengembangan kreativitas anak usia dini melalui musik di TKIT Alhamdulillah Bantul Yogyakarta. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengembangan kreativitas melalui musik intra di TKIT tersebut secara umum masih mengikuti kurikulum tematik. Jadi pengembangan kreativitas anak usia dini
melalui
musik intra belum
dilaksanakan dengan metode-metode khusus. Untuk pembelajaran yang mempunyai karakter kreatif sudah dilaksanakan seperti mengucapkan syair diiringi senandung lagunya, bergerak bebas dengan
sesuai lentur
irama
musik,
dan mengekspresikan gerakan bervariasi
dan lincah. Pengembangan kreativitas melalui ekstra
menyanyi masih menggunakan metode klasikal dengan memberikan 19
Ali Imron, Pembelajaran Integratif Mata Pelajaran PKn dan PAI di SD Al-Azhar 29 BSB Kota Semarang, Tesis, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012.
15
pengalaman musik, yaitu penghayatan lagu melalui kegiatan mendengarkan, bernyanyi, menyesuaikan lagu dengan instrumen musik, bergerak mengikuti musik sehingga anak mendapat gambaran tentang ungkapan lagu. Sedangkan pengembangan kreativitas melalui musik ekstra drumband secara umum sudah baik dengan strategi dan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan anak, tanpa harus membaca partitur musik yang rumit. Implikasi dari pengembangan kreativitas melalui musik intra adalah sebagian besar anak berkembang sesuai harapan, dengan indikator anak
dapat
mengucapkan syair lagu diiringi senandung lagunya, bebas
bergerak sesuai musik, dan mengekspresikan diri dengan gerakan bervariasi. Melalui
musik ekstra menyanyi, anak mengenal bermacam-macam lagu
dengan melodi, irama, birama, harmoni, dan tempo yang beragam sehingga pengalaman
musik
yang
kaya
ini akan
mendorong
anak
untuk
menciptakan irama-irama dan melodi-melodi baru mulai dari tingkat yang paling sederhana. Melalui musik ekstra ini anak dapat mengaktualisasikan bakat, intuisi, insting, musikalitas, skill bermain musik secara individu atau teamwork. 20 Selain dari tesis-tesis di atas peneliti ini juga menjadikan jurnal sebagai referensi diantaranya Imam Machali menyatakan bahwa Kurikulum 2013 mengintegrasikan tiga ranah kompetensi, yaitu sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), dan ketrampilan (skill), yang diimplementasikan dalam KI-1 20
Jamilah, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Musik di TKIT Alhamdulillah Bantul Yogyakarta, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015. .
16
(sikap spiritual), KI-2 (sikap sosial), KI-3 (pengetahuan), dan KI-4 (keterampilan). Keempat kompetensi inti ini merupakan satu kesatuan (integrasi) tagihan yang harus terpenuhi, tercapai dan terimplementasikan dalam proses belajar.21 Vera Sardilah menyatakan bahwa usia dini merupakan masa peka bagi anak. Pada masa ini anak mulai sensitif menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi mereka. Karena itu, usia demikian merupakan masa yang tepat untuk memberi dan merangsang kepekaan dengan stimulus dan
penyediaan
kondisi
yang
sesuai
dengan
kebutuhannya
agar
perkembangan anak tercapai secara optimal. Di Indonesia dewasa ini pengembangan dan pembinaan potensi anak usia dini dan prasekolah tidak hanya sebatas tanggung jawab orang tua dan keluarga, namun lebih luas dari itu, program harus mendapat perhatian serius dari sejumlah pihak, khususnya pemerintah dan swasta. Hal ini tergambar pada kepedulian pemerintah dalam mensosialisasikan pendidikan anak melalui program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu pemikiran jernih tentang perumusan suatu pedoman materi pengembangan nilai etika dan estetika ini dalam program PAUD yang akan dirumuskan dalam sebuah kurikulum pembelajaran, mengingat 21 Imam Machali, Pendekatan Integrasi Interkoneksi dalam Kajian Manajemen dan Kebijakan Pendidikan Islam, Jurnal El-Tarbawi, Vol. 3, No. 2, 2015.
17
pendidikan pada anak usia dini merupakan dasar bagi peletakan sikap kreatif.22 Selain dari beberapa jurnal di atas, peneliti ini juga menggunakan buku sebagai kajian pustaka, yaitu Rachmawati yang menyatakan bahwa semua anak memiliki potensi untuk kreatif, meskipun tingkat kreativitasnya berbedabeda.23 Hal ini dapat dijadikan pedoman bagi calon pendidik, terutama bagi mahasiswa calon guru dalam pengembangan sikap kreatif anak-anak didiknya, mengingat kreativitas seperti halnya potensi lain perlu diberikan rangsangan oleh lingkungan untuk dapat berkembang. Kreativitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan orisinalitas dalam berfikir. Selanjutnya Imam Musbikin 24 menyatakan bahwa kreativitas adalah proses “mencipta” sesuatu yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Sedangkan Thomas Alva Edison mengatakan bahwa25 “one part inspiration and 99 parts perception” artinya prestasi kreatif lahir dari 99% kerja keras dan 1% karena ilham. Besarnya dominasi faktor usaha, kerja keras, dan determinasi lingkungan menunjukkan bahwa perilaku kreativitas muncul secara alamiah. Dengan konsep dasar PAUD yang mengedepankan prinsip bermain sambil belajar maka bermain memegang peranan yang penting dalam 22 Vera Sardilah, Implementasi Pengembangan Nilai-Nilai Etika dan Estetika Dalam Pembentukan Pola Perilaku Anak Usia Dini, Jurnal RISALAH: Vol. 26, No. 2, Juni 2015. 23 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan …, hlm. Prakata. 24 Imam Musbikin, Mendidik Anak Kreatif Ala Einstein, (Yogyakarta: MitraPustaka, 2005), hlm. 36. 25 Masnipal, Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional: Pijakan Mahasiswa, Guru, dan Pengelola TK/RA/KB/TPA, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013), hlm. 224.
18
pengembangan sikap kreatif, karena bermain memiliki sifat eksploratif, maka kegiatan bermain berperan membentuk satu wilayah pembelajaran yang penting yakni sikap kreatif. Dari beberapa literatur yang telah dipaparkan di atas, perlu peneliti ini tegaskan bahwa penelitian ini akan mengkaji implementasi pembelajaran tematik integratif berbasis sentra, dan dampaknya dalam pengembangan sikap kreatif bagi anak usia dini. Sebagaimana kita tahu bahwa usia dini merupakan masa peka bagi anak dimana anak mulai belajar mengkomunikasikan ide dan gagasannya kepada orang lain. Oleh karena itu, perlu bimbingan agar ia mampu memahami berbagai hal tentang kehidupan dunia. Salah satu bagian penting yang harus mendapatkan perhatian terkait dengan pendidikan anak sejak usia dini adalah pengembangan sikap kreatif, dengan harapan pada tahap perkembangan selanjutnya, anak mampu mengembangkannya sehingga dapat mengatasi masalah-masalah yang akan dihadapi dimasa depan.
111
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1.
Implementasi pembelajaran tematik integratif berbasis sentra di TK Islam Tunas Harapan dilaksanakan dengan menitikberatkan sentra bermain pada saat pembelajaran. Pemilihan tema berdasarkan kesepakatan antara guru dengan anak. Guru mengaitkan semua tema dalam setiap kegiatan diberbagai sentra dan menekankan pada keterampilan untuk membantu anak menemukan pengetahuan. Melalui aktivitas bermain seraya belajar dalam sentra ini, diperlukan kreativitas guru dalam menyajikan berbagai materi sehingga anak tidak merasa bosan. Selanjutnya guru menyiapkan pijakan agar anak bisa asyik bermain untuk menjelajah dalam menemukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sendiri.
2.
Faktor-faktor
yang
menjadi
penghambat
dan
peluang
dalam
implementasi pembelajaran yang dihadapi diantaranya, perencanaan guru yang kurang matang menyebabkan kurang maksimalnya pengetahuan yang didapatkan oleh anak. Karena tingginya kebutuhan akan bermain untuk menunjang perkembangan anak maka dibutuhkan dana yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh Karena itu dibutuhkan perencanaan pembelajaran yang matang meliputi, SOP, Prota, Prosem, RPPM, RPPH, dan penilaian. Selain perencanaan dalam pelaksanaan pembelajaran, dibutuhkan dana yang cukup untuk menunjang proses stimulasi perkembangan anak melalui kegiatan bermain di setiap sentra.
112
Akan tetapi tidak hanya mengenai dana, kreativitas guru juga berperan penting dalam mengelola dan menciptakan alat atau bahan ajar. Dengan memanfaatkan bahan alam dan bahan bekas yang ada, ini dapat bernilai positif dan lebih berkesan bagi anak bahkan ini dapat menghemat dana sehingga dapat digunakan untuk pengembangan yang lain. 3.
Dampak dari pembelajaran tematik integratif berbasis sentra terhadap pengembangan sikap kreatif bagi anak usia dini di TK ini diantaranya nampak dari kreativitas yang muncul dalam berbagai kegiatan bermain di setiap sentra. Selain guru tentunya peran orang tua dan keluarga juga tidak kalah penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, aman, berusaha untuk selalu memahami karakter anak, dan mengetahui apa yang menjadi keinginan anak.
B. Saran Saat ini pemerintah terus berusaha dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini, hal ini dapat dirasakan dari adanya dana yang dianggarkan melalui bantuan operasional pendidikan (BOP), bantuan sarpras, pemberian insentif untuk guru-guru PAUD, dan bantuan-bantuan lainnya. Selain itu perhatian juga nampak dari kebijakan kurikulum yang diambil oleh pemerintah sedikit banyak sudah mengakomodasi kebutuhan anak usia dini, walaupun masih perlu terus dikembangkan, karena perubahan pola kehidupan masyarakat yang dinamis dan tuntutan zaman yang terus berkembang. Menyikapi fenomena tersebut, maka dirasa perlu untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dinamis dan siap menghadapi perubahan. Hal ini
113
dimulai dari pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi terciptanya manusia yang berkarakter gigih dan kreatif untuk hidup dimasa depan. Ketika pondasi tersebut kuat maka bangunan diatasnya pun akan kuat pula. Namun pemerintah tidak dapat berdiri sendiri melainkan membutuhkan dukungan dari pihak swasta untuk dapat lebih meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kepala sekolah adalah penanggung jawab dalam pengimplementasian kurikulum pada lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Sehingga kepala sekolah berwenang dalam pengambilan keputusan dan perencanaan program sekolah diantaranya program pembelajaran. Kepala sekolah harus selalu menjalin kerjasama yang baik dan berkesinambungan dengan guru, orang tua, pengurus, dan semua pihak yang berwenang untuk menyusun perencanaan program tersebut. Selain itu kepala sekolah hendaknya memberikan keleluasaan
kepada
guru
dalam
menyusun/
merencanakan,
serta
mengembangkan pembelajaran agar lebih bermakna bagi anak. Sedangkan dana yang sudah diberikan baik oleh pemerintah, swasta, maupun pihak lain yang peduli akan pendidikan sudah seharusnya dikelola dengan baik, transparan, dan sebesar-besarnya dimanfaatkan untuk kepentingan belajar anak. Guru dan orang tua sebagai perancang, pelaksana, dan evaluator dalam proses belajar anak memiliki peran yang sangat penting. Guru dan orang tua harus mampu merancang pembelajaran yang dapat menarik minat belajar anak, dan melaksanakan pembelajaran dengan memberi kesempatan seluas-
114
luasnya bagi anak untuk memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan. Misalnya dalam pelaksanaan puncak tema, guru dan orang tua dapat memanfaatkannya sebagai kegiatan belajar bersama anak dengan kegiatan yang menarik seperti, orang tua dan anak melakukan berkebun bersama, mengolah hasi kebun menjadi kreasi atau olahan makanan yang mereka ciptakan sendiri. Hal ini selain menarik juga dapat memberikan pengalaman yang luar biasa bagi anak. Selanjutnya guru melakukan penilaian untuk dapat mengukur sejauh mana perkembangan anak dicapai. Mengingat pentingnya penilaian tersebut, sedangkan banyak aspek perkembangan yang harus dinilai oleh guru, maka perlu strategi dalam pelaksanaannya. Dalam observasi guru perlu menyiapkan catatan kecil pada kertas warna-warni misal, hijau untuk anak yang sudah berkembang sangat baik, kuning untuk anak yang masih membutuhkan sedikit bantuan, dan merah untuk anak yang masih membutuhkan banyak bantuan. Hal ini memudahkan guru dalam melakukan penilaian, sehingga guru dapat melakukan penilaian setelah pembelajaran selesai atau bahkan ketika anak-anak sudah pulang. Penilaian ini dijadikan pedoman bagi guru dalam mempersiapkan rencana kegiatan selanjutnya. Ketika kita berfikir bahwa kita tidak akan pernah tahu pengetahuan dan keterampilan apa yang akan dibutuhkan oleh anak di masa depan, mungkin itu tidak sepenuhnya benar. Karena sesungguhnya kita dapat mengetahui apa yang dibutuhkan anak sebagai bekal hidup di masa yang akan datang ketika kita mau berusaha untuk
115
mendengarkan apa yang menjadi keinginan anak dan selalu mendukung dalam pengembangannya. Dukungan ini dapat diwujudkan dengan
cara
mendiskusikan bersama anak mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan sehari-hari. Dengan begitu anak akan lebih semangat dalam melaksanakan kegiatan, karena sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Paa saat anak menjalani harinya dengan penuh keceriaan dan semangat, sudah semestinya hal itu menjadi penyemangat bagi guru dan orang tua untuk terus berfikir dan memacu diri agar dapat selalu memberikan pengalaman belajar yang terbaik bagi anak-anak yang kelak menjadi generasi penerus bangsa ini. Dengan selalu fokus memikirkan sesuatu hal, maka kita akan menemukan ide-ide baru dan segar mengenai hal yang kita fikirkan. Hal ini tidak mudah akan tetapi juga bukan hal mustahil, karena sesungguhnya dengan kita terus fokus dalam memandang sisi baik dan kekuatan yang dimiliki anak, maka hal itu dapat menjadi solusi dalam pengembangan diri anak dengan baik. Dari tangan guru dan orang tua kreatif akan melahirkan anak yang kreatif, sedangkan anak kreatif akan menggenggam dunia ditangannya.
116
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Ar-Raisul Karama, dan Nur Ainy Fardana, Peran Pendidik PAUD dalam Mengimplementasikan Pendidikan Karakter Melalui Metode Pembelajaran Sentra dan Lingkaran, JURNAL Psikologi Pendidikan dan Perkembangan: Volume 3, No. 3, Desember 2014. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Asfandiyar, Andi Yudha, Creative Parenting Today, .Bandung: Kaifa Mizan Pustaka, 2012. Bustomi, Yazid, Panduan Lengkap PAUD; Melejitkan Potensi dan Kecerdasan Anak Usia Dini, Jakarta: Citra Publising, 2012. Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: Rosda Karya, 2005. Fidesrinur, dkk, Pedoman Penanaman Sikap Anak Usia Dini, Jakarta: Direktorat Pembianaan PAUD, 2015. Fikriyati, Mirroh, Perkembangan Anak Usia Emas (Golden Age), Yogyakarta: Laras Media Prima, 2013. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Opset, 1994. Harjaningrum, Agnes Tri, dkk., Peranan Orang Tua dan Praktisi dalam Membantu Tumbuh kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori dan Tren pendidikan, Jakarta : Prenada, 2007. Himpaudi, Suplemen Materi Seminar Nasional Kurikulum PAUD, Yogyakarta: Sportorium UMY, 2015. Holt, John, Belajar Sepanjang Masa, Terj. Bagaskoro, Yogyakarta: Diglossia, 1989. Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak Jilid 2, terj. Meitasari Tjandrasa, Jakarta: Erlangga, 1978. Miles, M. B., & Huberman, A. M., Analisis Data Kualitatif, terj. Tjetjep Rohendi Rohidi, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992. Imron, Ali, Pembelajaran Integratif Mata Pelajaran PKn dan PAI di SD Al-Azhar 29 BSB Kota Semarang, Tesis, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012. Ismail, Andang, Education Games, Yogyakarta, Pro-U Media, 2009.
117
Jamilah, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Musik Di TKIT Alhamdulillah Bantul Yogyakarta, Tesis, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015. Kapp, Karl M., William F. Latham, Hester Ford-Latham, Integrated Learning for ERP Success; A Learning Requirements Planning Approach, Florida: CRC PressLLC, 2001. Khasanah, Ismatul dan Venty, Model Pembelajaran Terpadu Berbasis Sentra Pada PAUD Rumah Kita Semarang, Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan dan Pengajaran: Volume 8. No. 2 Desember, 2014 Latif, Muchtar, dkk, Orientasi Pendidikan Anak Usia Dini, Teori dan Aplikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013. Machali, Imam, Pendekatan Integrasi Interkoneksi dalam Kajian Manajemen dan Kebijakan Pendidikan Islam, Jurnal El-Tarbawi, Vol. 3, No. 2. 2015. Masnipal, Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional; Pijakan Mahasiswa, Guru, dan Pengelola TK/RA/KB/TPA), Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013. Moeslichatoen, Metode Pengajaran di TK, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004. Moleong J, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Mosley, Jenny, Circle Time for Young Children, London and New York: Routledge, 2005 Munandar, Utami, Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat, Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Musbikin, Imam, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2005. Mustofa, Bisri, Metode Menulis Tesis, Yogyakarta: Optimus, 2008. Noorlaila, Iva, Buku Panduan Lengkap Mengajar PAUD, Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2010. Olson, Robert W., Seni Berpikir Kreatif, Jakarta: Erlangga, 1996. Phillips, Diane, Sarah Burwood & Helen Dunford, Project With Young Learners, Berlin: Oxford University Press, 1999. Prasetyono, Dwi Sunar, Membedah Psikologi Bermain Anak, Yogyakarta: Think, 2007.
118
Raharjo, Daryanto Muljo, Model Pembelajaran Inovatif, Yogyakarta: Gava Media, 2012. Rahman, Taopik, Pendekatan BCCT (Beyond Centre And CircleTime) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Inteeligences) Anak Usia Dini, (Studi Kasus di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmaaya Tahun Ajaran 2012/2013), Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013. Rachmawati, Yeni, dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak, Jakarta: Kencana, 2010. Ridho, Rosyid, Dkk, Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di KB “Cerdas” Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal, Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 16, No. 2, Agustus 2015 Riyanto, Theo, dan Handoko, Martin, Pendidikan Anak Usia Dini Tuntunan Psikologis danPedagogis bagi Pendidik dan Orang Tua, (Jakarta: Grasindo, 2004). Riyanto, Yatim, Metodologi Penelitian Pendekatan Kualitatif, Surabaya: Unesa University Press, 2007. Rozi, Nova, Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika Anak Melalui Permainan Berhitung Menggunakan Papan Telur di TK Aisyah 7 Duri, Jurnal Pesona PAUD, Volume. I, No. 1. 2011. Rusman, Model-Model Pembelajaran, Depok: Rajagrafindo Persada, 2012. Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2003. Sardilah, Vera, Implementasi Pengembangan Nilai-Nilai Etika Dan Estetika Dalam Pembentukan Pola Perilaku Anak Usia Dini, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurnal RISALAH,Vol. 26, No.2, Juni 2015. Semiawan, Conny R, Kreativitas Keberbakatan: Mengapa, Apa dan Bagaimana, Jakarta: Indeks, 2010. Setiawan, Bukik, Anak Bukan Kertas Kosong, Panduan Eksplorasi, belajar, berkarya di zaman kreatif, Jakarta: PandaMedia, 2015. Shahib, M. Nurhalim, Pembinaan Kreativitas Anak Guna Membangun Kompetensi, Bandung: Alumni Bandung, 2010. Soedjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: EGC, 1995.
119
Sternberg, Robert J. James C. Kaufman & Elena L. Grigorenko, Applied Intelligence Kecerdasan Terapan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2011. Sujiono, Bambang dkk, Metode Pengembangan Fisik, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007. Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004. Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008. Suminah, Enah, dkk, Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Apa, Mengapa, dan Bagaimana, Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2015. Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito, 1994. Suyadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini dalam Kajian Neurosains. Bandung: PT. Remaja Rosdkarya, 2014. Suyanto, Slamet, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005. al-Tabany Ibnu Badar, Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik;Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Awal SD/MI, Jakarta: Prenamedia Group, 2015. Tabrani, Primadi, Proses Kreasi-Gambar Anak-Proses Belajar, Jakarta: Erlangga, 2014. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa DepDikBud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988. Widyasari, Choiriyah, Kreativitas dan Keberbakatan, Surakarta: UMS, 2010. Yuliani, Dwi, Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-kanak, Jakarta: Indeks, 2010. Yusuf, Farida, dkk, Pedoman Pengelolaan Kelas Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2015. Yusuf, Muri, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, Jakarta: Paramedia, 2014.
120
DAFTAR INFORMAN: Bunda Uswatun Hasanah, Guru Kelompok Berlian 1 (B1 ) TK Islam Tunas Harapan Salatiga, Wawancara langsung, tanggal 24 Nopember 2016 dan 19 Januari 2017. Bunda Dwi Arti Kh. (bunda Nunuk), Kepala Sekolah TK Islam Tunas Harapan Salatiga, Wawancara langsung, 17 Januari 2017. Bunda Diyah Pusporini, Pegawai Tata Usaha TK Islam Tunas Harapan Salatiga, wawancara langsung, 19 Januari 2017 Ibu fatma Ismawati, ibu Bunga Ayu P, mama Tika, bapak Dwi Prabowo, bapak Wildan, ibu Mudrikah, bapak Arifin, ibu Riyanti, dan Ibu Linda Putriningsih, Wali murid TK Islam Tunas Harapan Salatiga, wawancara langsung, 19 Januari 2017
121
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Amin Sabi’ati
TTL
: Kab. Semarang, 12 Agustus 1979
Alamat
: Desa Giling Rt: 02 Rw: 01 Kec. Pabelan Kab. Semarang Jawa Tengah
Nama/Alamat RA : RA Masyithoh Pabelan. Jl. Wijaya Kusuma Dsn Ploso Rt: 01 Rw: 03 Ds. Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang Jawa Tengah Email
:
[email protected]
No. Hp
: 085950540009
A. Riwayat Pendidikan Formal 1. MI Tarbiyatul Aulad Giling 1991 2. MTs Tarqiyatul Himmah Kauman Lor, 1994 3. SMK PGRI 2 Salatiga, 1998 4. Tadris Pendidikan Bahasa Inggris, STAIN Salatiga, 2005 5. Program Studi PGRA, Program Magister FITK UIN Sunan Kalijaga B. Riwayat Pekerjaan 1. Guru Raudhatul Athfal 2003-sekarang 2. Guru Bahasa Inggris MTs Darul Ulum Suruh 2009-2012 C. Workshop dan Pelatihan 1. Pelatihan Akbar 9 Pilar Karakter Indonesia Heritage Foundation, 2016 2. Seminar dan Workshop Hypnoparenting, 2016 3. Training Hypnosis dan Hypnotherapy, 2017 D. Publikasi Ilmiah 1. Membangun Karakter Anak Usia Dini Dalam Pengembangan Nilai Agama dan Moral di RA Masyithoh Pabelan Kabupaten Semarang (Jurnal Al Athfal, Vol. 2 No. 1, 2016) 2. Parenting Insight to Shape An Anti-Aggressive Behavior (IJIECE, Vol. 1, Number 1, 2016)
LAMPIRAN-LAMPIRAN
YAYASAN TUNAS HARAPAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ISLAM TUNAS HARAPAN (Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak) Jl. Soekarno Hatta 104, Kec. Argomulyo, Kota Salatiga, Prop. Jateng, /Fax. (0298) 313035
LAMPIRAN 1
VISI
PROFIL TK : Wahana pembentukan karakter dan menciptakan generasi muslim yang bertaqwa, berakhlaq mulia, serta berilmu.
MISI
: a. Memberi kesempatan anak belajar sambil bermain b. Membekali anak dengan nilai-nilai Al-Qur’an sedini mungkin agar terbentuk kepribadian yang islami c. Menanamkan nilai-nilai keimanan, ketaqwaan, berbudi luhur serta amal soleh sesuai dengan taraf perkembangan yang dilalui anak d. Membantu perkembangan fisik, psikis, intelektual, serta jiwa sosial anak
TUJUAN : Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Nomor 20 tahun 2003 bab 1 pasal 1 ayat (14) bahwa : Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui
pemberian
rangsangan
pendidikan
untuk
membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, maka tujuan PAUD Islam Tunas Harapan adalah : 1. Menghasilkan tamatan yang mempunyai karakter Islami. 2. Menghasilkan tamatan yang mempunyai sikap kemandirian dan kematangan sosial emosional yang diperlukan untuk memasuki jenjang pendidikan dasar. 3. Menghasilkan tamatan yang aktif dan kreatif sesuai usia dan tahaptahap perkembangannya.
YAYASAN TUNAS HARAPAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ISLAM TUNAS HARAPAN ( Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak ) Jl. Soekarno Hatta 104, Kec. Argomulyo, Kota Salatiga, Prop. Jateng, /Fax. (0298) 313035 LAMPIRAN 2: DAFTAR SISWA KELOMPOK BERLIAN 1, DAFTAR GURU, DAN DIKLAT YANG PERNAH DIIKUTI
No
DAFTAR SISWA KELOMPOK BERLIAN 1 TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 Nama NIS L P Panggilan
Keterang an
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Ammar Maulana Khaizan Allif Putra Bintang Pradana Azzam Nazhmi Safi Callista Winona Veata Setyawan Dhimas Andika Putra Diva Jingga Permata Facichata L Ummata Irtifa Safitri Jesica Anisa Salma Kenzie Achyar Andhika Kyla Zhafif Adelia Muhammad Alif Hanafi Muhammad Haidar Raffasya Muhammad Husein Al Fachry Nesha Syaqilla Assiba Rahma Aprilina Putri Ramania Aruri Zimam Bagus Satrio Jumlah
L 656
Iza L
671 602
Allif Azzam
L P
684 634 688 692 613 697 700 664 714
L P P P P L P L L
603
Callista Dhimas Jingga Tata Fafa Jesica Kenzy Kyla Alif Raffa
L 635 717 574 642 577
P P P L 9
Fahri Nesha Rahma Rania Rio
9
Mengetahui, Kepala PAUD
Salatiga, 15 Juli 2016 Guru Kelas
Dwi Arti Khomsaniyati, S.Pd
Uswatun Hasanah, S.Ag
DATA GURU/DIKLAT
No
Nama Guru
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Sunarni, S.Pd Kustito Rahayu Dwi Arti K Siti Chairunisak Zuhrotun Nisak Uswatun Hasanah Mustika P Puji Rahayu Saryati Mamad Duwoh H Sunarti Sutrisno Siti Utami Alfi Jauhar Fitri Dwi I Widya Ningrum Anisa Nandya Sri Partini Sriyani Kumala Candra Diyah Pusporini
Jumlah Pendidik yang mengikuti diklat Kota Lembaga Kec Provinsi Nasional /Kab 7 1 54 20 30 7 1 10 5 1 7 1 8 5 7 7 7 4 17 14 6 12 8 4 18 10 3 22 4 6 6 3 4 11 8 2 3 5 4 2 2 3 2 1 2 2 1 1 2 2 3 -
Jmh 112 24 21 21 35 26 32 29 15 23 5 11 2 5 3 3 1 7
LAMPIRAN 3: SOP, PROGRAM PENGEMBANGAN SOP (Standar Operasional Prosedur) Nama Lembaga PAUD ISLAM TUNAS HARAPAN
Judul: PERSIAPAN Sub Judul: CUCI TANGAN
Pengertian
Membersihkan tangan dengan air bersih dan sabun untuk menghilangkan kuman penyakit.
Tujuan
1.2 Terbiasa menjaga kebersihan diri 2.1 Memiliki perilaku mencerminkan hidup sehat
Dokumen
Prosedur Kerja
Catatan perkembangan anak 1. Membuat antrian dengan rapi 2. Membuka kran dan membasahi tangan dengan air 3. Mengambil sabun 4. Mengusapkan sabun pada telapak tangan 5. Membersihkan punggung jari, selah-selah jari, ujung-ujung jari, ibu jari 6. Bilas sabun dengan air mengalir 7. Menutup kran dengan punggung jari 8. Mengeringkan tangan dengan lap bersih/tissue
SOP (Standar Operasional Prosedur) Nama Lembaga PAUD ISLAM TUNAS HARAPAN
Judul: PIJAKAN SETELAH BERMAIN Sub Judul: ISTIRAHAT
Pengertian
Kegiatan yang dilakukan setelah bermain
Tujuan
3.6, 3.7, 3.8, 3.9 Mengenal berbagai konsep pengetahuan (matematika, sosial, alam, sains, bahasa, alat/teknologi) 4.15 Mengembangkan ketrampilan membuat karya dengan berbagai alat dengan ide sendiri 2.14 Membiasakan untuk berkata santun (menggunakan kata terima kasih, maaf, tolong) 2.10 Membiasakan untuk menghargai hasil karya diri dan teman 4.11 Mengembangkan ketrampilan berkomunikasi 2.5 Mengembangkan sikap percaya diri 2.12 Membiasakan untuk bertanggungjawab
Dokumen
Catatan perkembangan anak
Prosedur Kerja
1. Melakukan (pengamatan) dan membuat catatan perkembangan anak 2. Memberikan waktu bermain selama (45-1jam) 3. Memberikan pijakan dengan menggunakan kalimat bertanya yang terbuka secara tepat. Contoh: bagaimana caramu menemukan warna ini? Bangunan apa yang sedang dibangun? 4. Pijakan yang diberikan harus sesuai dengan perkembangan anak 5. Dorong anak untuk bermain dalam kelompok kecil selain bermain secara mandiri 6. Anak diberi kesempatan untuk membuat karya dengan idenya sendiri 7. Anak diberi kesempatan untuk mencoba alat dan bahan main dengan caranya sendiri 8. Anak didukung untuk bekerja sampai tuntas
9. Anak didukung untuk saling berbagi alat main 10. Anak didukung untuk mau membantu guru dan temannya 11. Anak didukung menemukan konsep pengetahuan ( matematika, sosial, alam, sains, bahasa, alat/teknologi) melalui alat dan bahan yang dimainkannya. 12. Membangun kepercayaan diri anak dengan memberi kesempatan untuk mengemukakan gagasannya melalui alat dan bahan main yang digunakannya 13. Mengingatkan pada anak sisa waktu bermain 14. Mengajak anak untuk membereskan alat sesuai dengan tempat dan jenisnya
SOP (Standar Operasional Prosedur) Nama Lembaga PAUD ISLAM TUNAS HARAPAN
Judul: PIJAKAN SEBELUM MAIN Sub Judul: PEMBUKA
Pengertian
Kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk senantiasa mengembangkan pemahaman/pengetahuan anak dalam mengikuti kegiatan sehari
Tujuan
4.1 Membiasakan untuk berdoa sebelum melakukan kegiatan. 3.11 Mengembangkan kemampuan berbahasa (kosakata baru, mengungkapkan bahasa). 2.5 Mengembangkan sikap percaya diri. 2.10 Mengembangkan sikap menghargai orang lain yang berbicara 2.2 Mengembangkan kemampuan mengamati, menanya, mencoba untuk mencari tahu Mengenalkan konsep pengetahuan sesuai dengan tema dan RPPH yang disusun 2.12 Mengembangkan kemampuan fokus pada tema dan kegiatan yang dilakukan 2.6 Membiasakan anak disiplin mengikuti aturan 2.2, 2.5 Membiasakan berani melakukan tantangan baru 2.14, 3.2 Membiasakan untuk berkata santun (menggunakan kata terimakasih, maaf, tolong) 2.5 Mengembangkan kemampuan menentukan pilihan sendiri
Dokumen
Catatan perkembangan anak
Prosedur Kerja
1. Anak duduk dalam membentuk lingkaran atau duduk merapat tetapi dalam suasana tidak berdesakan, posisi guru di depan menghadap keanak, menanya anak untuk melakukan kegiatan. 2. Anak berdoa sebelum melakukan kegiatan. 3. Bertanya kepada anak tentang hal-hal yang dilakukan hari
4. 5.
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
kemarin. Menanyakan perasaan anak hari ini untuk mengenal perasaan anak. Memberitahukan bila ada sesuatu yang tidak biasa terjadi hari ini, misal : ada tamu, ada guru yang tidak masuk sehingga diganti oleh guru lainnya. Mengenalkan tema dan konsep hari ini dan mempersilahkan anak mengamati, bertanya tentang tema yang dikenalkan. Siapkan buku yang sesuai dengan tema agar anak bisa mencari informasi dan menanya yang terkait dengan tema. Membacakan buku sesuai dengan tema untuk membangun ide bermain. Mengembangkan kosa kata dan menanyakan pendapat anak tentang arti kata yang dimaksud. Mendiskusikan ide bermain apa yang akan dibuat anak dengan alat dan bahan yang dimaksud. Memberikan contoh secara tepat untuk kegiatan baru yang belum dimengerti anak. Membangun aturan main bersama anak. Mengulang kembali aturan sentra. -
Pilih kegiatan
-
Selesai kegiatan
-
Perlihatkan hasil karya anak pada pendidik
-
Merapikan alat yang sudah digunakan
- Pilih kegiatan lain 14. Anak memilih mainan sesuai dengan minatnya. 15. Mengelola kegiatan pemilihan mainan dengan menerapkan permainan yang menarik. 16. Mempersiapkan anak mulai bermain.
SOP (Standar Operasional Prosedur) Nama Lembaga PAUD ISLAM TUNAS HARAPAN
Judul: PIJAKAN SETELAH BERMAIN Sub Judul: PENUTUP
Pengertian
Kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk senantiasa mengembangkan pemahaman/pengetahuan anak dalam mengikuti kegiatan sehari
Tujuan
2.5 Mengembangkan sikap percaya diri 2.7 Mengembangkan sikap menghargai orang lain yang berbicara 2.14 Membiasakan untuk berkata santun (menggunakan kata terimakasih, maaf, tolong). 4.1 Membiasakan untuk berdoa sesudah melakukan kegiatan 4.11 Mengembangkan kemampuan berbahasa ( kosakata baru, mengungkapkan bahasa). 1. Menguatkan konsep pengetahuan sesuai dengan tema RPPH 2. Mengembangkan kemampuan bahasa ekspresif
Dokumen
Catatan perkembangan anak
Prosedur Kerja
1. Mengajak anak untuk duduk melingkar dan menanyakan perasaan setelah bermain. 2. Menanyakan kegiatan bermain yang sudah dilakukan anak (recalling). 3. Anak diberi kesempatan untuk menunjukkan hasil karya, bisa bentuk gambar, tulisan, bercerita. 4. Memperkuat kembali konsep pengetahuan yang sudah didapat anak selama bermain. 5. Memberikan penghargaan seperti ucapan terimakasih terhadap perilaku anak yang sudah sesuai dengan aturan. 6. Membahas apa yang seharusnya dilakukan bila ada anak yang belum mematuhi aturan. 7. Menyampaikan kegiatan berikutnya dan perilaku yang diharapkan pada anak untuk mengikuti kegiatan berikutnya.
SOP (Standar Operasional Prosedur) Judul: PIJAKAN SETELAH BERMAIN Sub Judul: KEGIATAN MAKAN ANAK
Nama Lembaga PAUD ISLAM TUNAS HARAPAN Pengertian
Kegiatan yang dilakukan oleh guru dan anak untuk senantiasa bersyukur atas nikmat Allah yang sudah diberikan.
Tujuan
2.1 Membiasakan untuk mencuci tangan 3.6 Pengenalan matematika (berhitung, konsep satu ke satu, bentuk, warna, rasa, dll) 2.9 Membiasakan untuk berbagi 1.2 Membiasakan untuk bersyukur pada Tuhan (doa) 2.6 Membiasakan untuk tertib
Dasar Hukum
1. Permendiknas No. 146 Tahun 2014 2. Visi, misi, tujuan lembaga
Dokumen
Catatan perkembangan anak
Prosedur Kerja
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Mencuci tangan dengan bersih dan benar Menyiapkan alat makan Berdoa sebelum makan Makan dengan baik dan benar Berdoa setelah makan Merapikan alat makan Membersihkan tempat makan Mencuci tangan dan gosok gigi setelah makan
SOP (Standar Operasional Prosedur) Nama Lembaga PAUD ISLAM TUNAS HARAPAN
Judul: PERSIAPAN UPACARA Sub Judul: PELAKSANAAN UPACARA BENDERA
Pengertian
Pencerminan dari nilai-nilai budaya bangsa yang merupakan salah satu pancaran peradaban bangsa yang ditata dengan tertib dan disiplin.
Tujuan
2.5 Senang ikut serta dalam kegiatan bersama 2.6 Terbiasa mengikuti aturan
Dasar Hukum
1. Pancasila 2. UUD 1945 (tentang sistem pendidikan nasional) 3. INPRES No. 14 Th. 1981 (tentang urutan upacara bendera)
Dokumen
Catatan perkembangan anak
Prosedur Kerja
1. Menyiapkan peralatan upacara (bendera, peluit, teks pancasila, teks ikrar TK, tape dan mic) 2. Persiapan barisan oleh komandan upacara 3. Penghormatan kepada pembina upacara dipimpin oleh komandan upacara 4. Pelaksanaan upacara (petugas upacara) : pemimpin upacara, menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan teks pancasila, pembacaan ikrar TK 5. Istirahat (pesan-pesan dari pembina upacara) 6. Menyanyikan lagu wajib 7. Penutup (semua peserta membaca hamdalah) 8. Barisan dibubarkan
SOP (Standar Operasional Prosedur) Judul: PROSES Sub Judul: KEGIATAN INTI/PIJAKAN SAAT MAIN
Nama Lembaga PAUD ISLAM TUNAS HARAPAN Pengertian
Kegiatan observasi yang dilakukan oleh pendidik pada saat main siswa di kelas
Tujuan
1. Menstimulasi anak untuk mengungkapkan ide dan gagasan siswa. 2. Mengetahui perkembangan siswa melalui kegiatan observasi. 3. Membangun komunikasi antara pendidik dan siswa, serta antar siswa dengan siswa
Dasar Hukum
1. Permendiknas No. 146 Tahun 2014
Dokumen
Catatan perkembangan anak
Prosedur Kerja
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Menjelaskan kegiatan/tugas main yang akan dilaksanakan Mengingatkan kembali peraturan main Mempersilahkan anak memilih teman main Menuju tempat tugas main yang diinginkan Lapor guru bisa selesai main Rapikan alat main sebelum pindah tugas ke tugas main yang lain
SOP (Standar Operasional Prosedur) Nama Lembaga PAUD ISLAM TUNAS HARAPAN
Judul: PROSES Sub Judul: RECALLING
Pengertian
Kegiatan anak yang dilakukan anak setelah pijakan bermain
Tujuan
3.2 Tata cara berbicara dengan sopan 2.3 Selalu optimis 2.7 Sikap mau menunggu giliran, mau mendengarkan ketika orang lain Berbicara 2.10 Menghargai pendapat teman, mau berbagi, mendengarkan dengan sabar pedapat teman 3.11 Bercerita tentang apa yang sudah dilakukan
Dasar Hukum
1. Permendiknas No. 146 Tahun 2014
Dokumen
Catatan perkembangan anak
Prosedur Kerja
1. Mengajak anak duduk melingkar dikarpet 2. Melakukan bercakapan tentang kegiatan yang telah dilakukan/dimainkan 3. Memberikan reward atau pujian pada anak yang telah melakukan kegiatan dengan baik 4. Memberikan semangat pada anak yang masih kurang/belum selesai dalam mengerjakan tugas.
YAYASAN TUNAS HARAPAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ISLAM TUNAS HARAPAN (
Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak ) Jl. Soekarno Hatta 104, Kec. Argomulyo, Kota Salatiga, Prop. Jateng, /Fax.(0298) 313035
Program Pengembangan dan Muatan Pembelajaran Kurikulum 2013 PAUD Islam Tunas Harapan Program Kompetensi yang Dicapai Materi Pembelajaran Pengembangan Nilai Agama 1.1 Mempercayai adanya Mengetahui sifat Tuhan dan Moral Tuhan melalui sebagai pencipta, mengenal Ciptaannya ciptaan-ciptaan Tuhan, membiasakan mengucapkan kalimat pujian terhadap ciptaan Tuhan 1.2 Menghargai diri Terbiasa saling menghormati sendiri, orang lain, dan (toleransi) agama, lingkungan sekitar mengucapkan keagungan sebagai rasa syukur Tuhan sesuai agamanya, kepada Tuhan merawat kebersihan diri, tidak menyakiti diri atau teman, menghargai teman (tidak mengolok-olok), hormat pada guru dan orang tua, menjaga dan merawat tanaman, binatang peliharaan dan ciptaan Tuhan Kognitif 2.2 Memiliki perilakuyang Membiasakan eksploratif mencerminkan sikap Cara bertanya ingin tahu Cara mendapatkan jawaban 2.3 Memiliki perilaku yang Pemahaman tentang kreatif mencerminkan sikap Membiasakan kerja secara kreatif kreatif 3.5 Mengetahui cara Cara mengenali masalah memecahkan masalah Cara mengetahui penyebab sehari-hari dan masalah berperilaku kreatif Cara mengatasi masalah 4.5 Menyelesaikan masalah Menyelesaikan kegiatan sehari-hari secara dengan berbagai cara untuk kreatif mengatasi masalah 3.6 Mengenal benda-benda Bentuk dua dimensi (persegi, disekitarnya (nama, segitiga, bulat, segi panjang)
4.6
4.7
3.8
4.8
warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciriciri lainnya) Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda di sekitar yang dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciriciri lainnya) melalui berbagai hasil karya
Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibdah, budaya, transportasi) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan gerak tubuh Mengenal lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batubatuan,dll) Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batubatuan,dll) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan gerak tubuh
Bentuk tiga dimensi (kubus, balok, limas, tabung) Pengelompokkan (berdasarkan warna, bentuk, ukuran, fungsi, warna-bentuk, warna-ukuran, ukuran-bentuk, warna ukuran-bentuk) Mencocokkan lambang bilangan dengam jumlah bilangan Hubungan satu ke satu, satu ke banyak, kelompok ke kelompok Lambang bilangan Mencocokkan Kegiatan orang-orang (di pagi/sore hari, dst) Pekerjaan (petani, buruh, guru, dll)
Hewan misalnya; jenis (nama, ciri-ciri, bentuk) Kelompok hewan berdasarkan makanan (herbivora, omnivora, karnivora) Kelompok hewan berdasarkan manfaat (hewan ternak/peliharaan/buas) Tanaman dikenalkan dengan jenis (tanaman darat/air, perdu/batang, buah/hias/kayu, semusim/tahunan) Bermacam bentuk dan warna daun, bermacam akar Berkembang biak (biji/stek/cangkok/ beranak/membelah diri/daun)
3.9
4.9
Sosial Emosional
2.5
2.6
2.9
Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll) Menggunakan teknologi sederhana untuk menyelesikan tugas dan kegiatannya (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll) Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau membantu jika diminta bantuannya 2.10 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kerja sama
Cara merawat tanaman, dst Gejala alam (angin, hujan, cuaca, siang malam, mendung, siklus air, dst) tanah, batu, sebab akibat kejadian ,dst) Nama benda Bagian-bagian benda Fungsi Cara menggunakan secara tepat, dan cara merawat. Alat dan benda yang dimaksud dapat berupa peralatan sekolah, perabot rumah tanga, perkakas kerja, peralatan elektronik, barang-barang bekas pakai. Cara memberi salam pada guru atau teman Cara untuk berani tampil di depan teman, guru, orang tua dan lingkungan sosial lainnya Cara menyampaikan keinginan dengan santun Aturan bermain Aturan di satuan PAUD Cara mengatur diri sendiri misalnya membuat jadwal atau garis waktu Cara mengingatkan teman bila bertindak tidak sesuai aturan Cara menawarkan bantuan pada teman atau guru
Perilaku anak yang menerima perbedaan teman dengan dirinya Cara menghargai karya teman Cara menghargai pendapat
teman, mau berbagi, mendengarkan dengan sabar pendapat teman 2.11 Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri
2.12 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap tanggung jawab
3.13 Mengenal emosi diri dan orang lain 4.13 Menunjukkan reaksi emosi diri secara wajar
3.14 Mengenali kebutuhan, keinginan, dan minat diri 4.14 Mengungkapkan kebutuhan, keinginan dan minat diri dengan cara yang tepat
Bahasa
2.13 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
Kegiatan transisi Cara menghadapi situasi berbeda Cara menyesuaikan diri dengan cuaca dan kondisi alam Cara merapihkan/membereskan mainan pada tempat semula Mengerjakan sesuatu hingga tuntas Mengikuti aturan yang telah ditetapkan walaupun sekalikali masih harus diingatkan Senang menjalankan kegiatan yang jadi tugasnya (misalnya piket sebagai pemimpin harus membnatu menyiapkan alat makan, dst) Cara menghadapi orang yang tidak dikenal Penyebab sedih, marah, gembira, kecewa, atau mengerti jika ia mengganggu temannya akan marah, jika ia membantu temannya akan senang, mengendalikan emosi secara wajar Cara mengungkapkan apa yang dirasakannya (lapar ingin makan, kedinginan memerlukan baju hangat, perlu payung agar tidak kehujanan, kepanasan, sakit perut perlu obat). Membuat karya sesuai dengan gagasannya, dst. Cara berbicara secara santun, menghargai teman dan orang
rendah hati dan santun kepada orang tua, pendidik, dan teman
yang lebih tua usianya. Pemahaman sikap rendah hati. Contoh perilaku rendah hati dan santun.
3.10 Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca) 4.10 Menunjukkan kemampuan berbahasa reseptif (menyimak dan membaca)
Cara menjawab dengan tepat ketika ditanya. Cara merespon dengan tepat saat mendengar cerita/buku yang dibacakan guru. Melakukan sesuai yang diminta dengan beberapa perintah. Ceritakan kembali apa yang sudah didengar. Mengungkapkan keinginannya, menceritakan kembali, bercerita tentang apa yang sudah dilakukannya, mengungkapkan perasaan emosinya dengan melalui bahasa secara tepat. Menggunakan buku untuk berbagai kegiatan
3.11 Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal) 4.11 Menunjukkan kemampuan berbahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal) 3.12 Mengenal keaksaraan awal melalui bermain Seni
Hubungan angka dan bilangan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis
Cara menjaga kerapihan diri Cara menghargai hasil karya baik dalam bentuk gambar, lukisan, pahat, gerak, atau bentuk seni lainnya
3.15 Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni 4.15 Menunjukkan karya dan aktifitas seni dengan menggunakan berbagai media
Membuat berbagai hasil karya dan aktivitas seni gambar dan lukis, seni suara, seni musik, karya tangan dan lainnya Menampilkan hasil karya seni
2.4
LAMPIRAN 4:
PERANGKAT PEMBELAJARAN, PROGRAM TAHUNAN (PROTA), PROGRAM SEMESTER (PROSEM), RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM), RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
YAYASAN TUNAS HARAPAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ISLAM TUNAS HARAPAN ( Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak ) Jl. Soekarno Hatta 104, Kec. Argomulyo, Kota Salatiga, Prop. Jateng, /Fax.(0298) 313035
PROGRAM TAHUNAN (PROTA) NO 1
TEMA Diriku
2
Lingkungan dan Kebutuhan
3
Binatang
4
Tanaman
5
Kendaraan
6
Alat Komunikasi
7
Alam Semesta
8
Tanah Airku
SUB TEMA Tubuhku Indentitasku Keluargaku Kesukaanku Makanan Pakaian Rumah Sekolah Katak Kupu-kupu Sapi Kucing Sayuran Buah-buahan Bunga Tanaman keras Desaku / Kotaku Angkutan Darat Angkutan Laut Angkutan Udara Telepon / HP Televisi Koran Radio Benda Bumi Gunung Laut Benda Langit Lambang Negara Bendera dan Lagu Kebangsaan Lagu Daerah Rumah dan Pakaian adat
YAYASAN TUNAS HARAPAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ISLAM TUNAS HARAPAN ( Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak ) Jl. Soekarno Hatta 104, Kec. Argomulyo, Kota Salatiga, Prop. Jateng, /Fax.(0298) 313035
PROGRAM SEMESTER (PROSEM) KOMPETENSI DASAR
- 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 (NAM) - 3.1 3.3 4.3 3.4 4.4 (FM) - 2.3 3.4 3.6 3.12 4.12 (K) - 3.3 4.3 3.8 3.10 4.10 3.11 4.11 3.12 4.12 3.15 4.15 (B) - 2.6 2.7 2.10 2.12 2.13 (SE) - 3.15 4.15 (SN)
TEMA
Diriku Lingkungan dan Kebutuhan Binatang Tanaman
SUB TEMA
Sayuran Buah Bunga Tanaman Keras
ALOKASI WAKTU
1 1 1 1
minggu minggu minggu minggu
YAYASAN TUNAS HARAPAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ISLAM TUNAS HARAPAN ( Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak ) Jl. Soekarno Hatta 104, Kec. Argomulyo, Kota Salatiga, Prop. Jateng, /Fax.(0298) 313035
Perencanaan Program Pembelajaran Mingguan (RPPM) Semester I Kelompok Berlian 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 Tema : Tanaman Sub Tema : Tanaman Keras Minggu ke : 15 Pokok Pengembangan Materi Pembelajaran Rencana Kegiatan Bahasan NAM 1.1 1. Allah sebagai - Mengenal macamAl-Kholiq macam tumbuhan 2. Mengenal ciptaan Allah ciptaan Allah - Bersyukur atas nikmat 3. Bersyukur atas yang diberikan oleh karunia Allah Allah 4. Merawat - Terbiasa merawat kebersihan diri kebersihan diri 5. Menjaga dan - Menjaga dan merawat merawat tanaman ciptaan Allah tanaman ciptaan Allah FM
F 3.3
12. Gerakan melatih motorik kasar 13. Mengikuti gerakan senam
Fisik motorik halus
K
2.3
5. banyak gagasan
- Menirukan orang menggergaji - Menyanyikan lagu bagian-bagian pohon - Memanjat dan bergelantung - Gerak lagu naik-naik ke puncak gunung -
Usap abur Menggunting Menggambar bermacam-macam tanaman keras - Meremas daun - banyak ide
36
B
SE
6. aktif melakukan sesuatu 4. Memiliki daya cipta 12. Selalu optimis 16. Mengetahui penyelesaian masalah 21. tekstur 23. pengelompokan
- Aktif dalam bermain - percaya diri dalam melakukan pekerjaan - tahu masalah yang sedang dihadapi
- Meraba daun dan membedakan tekstur - Mengelompokkan daun berdasar bentuk - Membedakan jenis tanaman (keras, lunak)
38
38.jenis tanaman
39
42. nama 43. bagian 44. fungsi
3.10
4. menceritakan, menjawab dengan tepat
3.11
6. menceritakan
- Menceritakan kembali yang pernah dilakukan
3.12
9. membaca gambar, symbol
- Membaca buku cerita yang ada gambar, simbolnya - Menaati aturan yang telah disepakati - Tidak marah ketika diingatkan - Sabar menunggu giliran - Mengerjakan tugas hingga tuntas
26
7.Mengikuti aturan 8. lapang dada
27
12. mau menunggu giliran 13. tidak mudah mengeluh
2.10
30. mudah bergaul
2.13
43. Memilih mainan
- Nama-nama/ macammacam tanaman keras - Bagian-bagian tanaman - Fungsi masing-masing bagian tanaman (akar, daun, batang, dll) - Menceritakan kembali - Menjawab pertanyaan dengan tepat
- Mau berteman dengan siapa saja - Dapat memilih mainan
2.19 Sn
3.15
Mengetahui Kepala TK Tunas Harapan
Dwi Arti Kh, S.Pd
28. tidak ingin menang sendiri 5. menghargai hasil karya
yang disediakan - Tidak ingin menang sendiri dalam bermain - Balok. Membangun rumah/ membuat bendabenda berbahan kayu - Mp. Menanam singkong - BAS.Menggambar macam-macam tanaman keras
Salatiga, 14 Nopember 2016 Guru Kelas
Uswatun Hasanah S.Ag
YAYASAN TUNAS HARAPAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ISLAM TUNAS HARAPAN ( Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak ) Jl. Soekarno Hatta 104, Kec. Argomulyo, Kota Salatiga, Prop. Jateng, /Fax.(0298) 313035
Perencanaan Program Pembelajaran Harian (RPPH) Kelompok Berlian 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 Semester/ bulan/ minggu Hari/ tanggal Tema/ Subtema Sentra Materi N.1.1 1.2 F.3.3 K.2.3
B.3.11 SE.2.6 2.7 Sn.3.15
: I/ Nopember/ 15 : Senin, 21 Nopember 2016 : Tanaman, Tanaman Keras : Balok
(2) Tanaman keras ciptaan Allah (8) Menjaga dan merawat tanaman ciptaan Allah (11) menirukan gerakan orang menggergaji kayu (13) gerak dan lagu naik-naik ke puncak gunung (5) banyak gagasan (4) memiliki daya cipta (12) selalu optimis (6) bercerita tentang kegiatan yang baru saja dilaksanakan (7) mengikuti aturan (8) tidak marah ketika diingatkan (12) mau menunggu giliran (5) menghargai karya tangan membangun/ membuat benda-benda yang berbahan kayu
Alat dan Bahan - Balok - Karpet kecil sebagai alas - Buku gambar Pembukaan - Salam - Asma‘ul Husna - Absensi - Diskusi tentang macam-macam tanaman keras - Diskusi tentang kegunaan kayu Inti - Membangun rumah atau membuat benda-benda berbahan dasar kayu.
Recalling - Mengulas kegiatan yang telah dilakukan - Pemberian reward/ pujian atas karya yang sudah dihasilkan Penutup - Berdiskusi tentang kegiatan esok hari - Pesan-pesan - Berdo’a masuk dan keluar kamar mandi Istirahat - Cuci tangan - Berdo’a - Makan bersama bekal anak - Gosok gigi Kegiatan Ekskul - Komputer - Simpoa Doa Pulang Mengetahui
Salatiga, Nopember 2016
Kepala TK TH
Guru Kelas
Dwi Arti Kh. S.PD
Uswatun Hasanah, S.Ag
YAYASAN TUNAS HARAPAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ISLAM TUNAS HARAPAN ( Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak ) Jl. Soekarno Hatta 104, Kec. Argomulyo, Kota Salatiga, Prop. Jateng, /Fax.(0298) 313035
Perencanaan Program Pembelajaran Harian (RPPH) Kelompok Berlian 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 Semester/ bulan/ minggu Hari/ tanggal Tema/ Subtema Sentra Materi N.1.1 1.2 F.3.3 K.2.3
B.3.11 SE.2.6 2.10 2.7 Sn.3.15
: I/ Nopember/ 15 : Selasa, 22 Nopember 2016 : Tanaman, Tanaman Keras : Main Peran
(2) Tanaman keras ciptaan Allah (8) Menjaga dan merawat tanaman ciptaan Allah (11) menirukan gerakan orang mencangkul (13) Menyanyikan lagu bagian-bagian pohon (5) banyak gagasan (4) memiliki daya cipta (16) tahu masalah yang sedang dihadapi (6) bercerita tentang kegiatan yang baru saja dilaksanakan (7) mengikuti aturan (30) mudah bergaul (13) tidak mudah mengeluh (5) menghargai hasil karya
Alat dan Bahan - Batang Singkong - Karpet kecil sebagai alas - Buku gambar Pembukaan - Salam - Asma‘ul Husna - Absensi - Diskusi tentang macam-macam tanaman keras - Diskusi tentang manfaat singkong Inti - Main peran menanam singkong, menyiram tanaman, membuat api unggun dari batang dan daun singkong kering.
Recalling - Mengulas kegiatan yang telah dilakukan - Pemberian reward/ pujian atas karya yang sudah dihasilkan Penutup - Berdiskusi tentang kegiatan esok hari Istirahat - Cuci tangan - Berdoa - Makan bersama bekal anak - Gosok gigi Kegiatan Ekskul - Komputer - Simpoa Doa Pulang Mengetahui Kepala TK TH
Salatiga, Nopember 2016 Guru Kelas
Dwi Arti Kh. S.PD
Uswatun Hasanah, S.Ag
YAYASAN TUNAS HARAPAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ISLAM TUNAS HARAPAN ( Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak ) Jl. Soekarno Hatta 104, Kec. Argomulyo, Kota Salatiga, Prop. Jateng, /Fax.(0298) 313035
Perencanaan Program Pembelajaran Harian (RPPH) Kelompok Berlian 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 Semester/ bulan/ minggu Hari/ tanggal Tema/ Subtema Sentra Materi N.1.1 1.2 F.3.3
K.2.3 3.9
B.3.10 3.11 SE.3.12 Sn.3.15
: I/ Nopember/ 15 : Kamis, 24 Nopember 2016 : Tanaman, Tanaman Keras : Bahan Alam dan Seni Kreativitas
(2) mengenal ciptaan Allah berupa tanaman yang beraneka ragam (4) terbiasa merawat kebersihan diri (12) memanjat dan bergelantung (14) usap abur, menggunting gambar pohon, menggambar bermacammacam tanaman keras, meremas (6) aktif untuk melakukan sesuatu (42) nama-nama pohon (43) bagian-bagian pohon (44) fungsi dari bagian pohon (4) menceritakan kembali apa yang sudah didengar (6) menceritakan apa yang suda dilakukan (38) mengerjakan sesuatu hingga tuntas (5) karya tangan
Alat dan Bahan - Gambar Daun - gunting - Gambar pohon - krayon - Buku gambar - ember, air, daun Pembukaan - Salam - Asma‘ul Husna - Absensi - Diskusi tentang bagian-bagian pohon dan fungsinya - Diskusi macam-macam pohon/ tanaman keras Inti - Usap abur - Menggunting - Menggambar tanaman keras lalu diwarnai
- Meremas daun di dalam air Recalling - Mengulas kegiatan yang telah dilakukan - Pemberian reward pujian atas karya yang sudah dihasilkan Penutup - Berdiskusi tentang kegiatan esok hari - Pesan-pesan - Do’a masuk dan keluar kamar mandi Istirahat - Cuci tangan - Makan bersama bekal anak - Berdo’a - Gosok gigi Kegiatan Ekskul - Bahasa Inggris - musik Doa Pulang Mengetahui
Salatiga, Nopember 2016
Kepala TK TH
Guru Kelas
Dwi Arti Kh. S.PD
Uswatun Hasanah, S.Ag
YAYASAN TUNAS HARAPAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ISLAM TUNAS HARAPAN ( Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak ) Jl. Soekarno Hatta 104, Kec. Argomulyo, Kota Salatiga, Prop. Jateng, /Fax.(0298) 313035
Perencanaan Program Pembelajaran Harian (RPPH) Kelompok Berlian 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 Semester/ bulan/ minggu Hari/ tanggal Tema/ Subtema Sentra Materi N.1.1 1.2 F.3.3 K.3.6 B.3.8 3.10 3.12 SE.2.10 2.13 Sn.3.15
: I/ Nopember/ 15 : Rabu, 23 Nopember 2016 : Tanaman, Tanaman Keras : Persiapan
(1) Allah sebagai al-Kholiq (8) cara menjaga dan merawat tanaman ciptaan Allah (11) menirukan pohon tertiup angin (14) keterampilan motorik halus (membilang dengan tutup botol) (21) tekstur daun (membilang daun) (23) mengelompokkan daun basah dan kering (39) mengenal bermacam bentuk dan warna daun/akar (4) menceritakan kembali apa yang sudah didengar (9) membaca simbol (30) senang berteman dengan siapa saja (43) memilih kegiatan main yang ditawarkan (5) karya seni, menghubungkan angka dan tulisan
Alat dan Bahan - Daun - gambar apel - Buku kotak - krayon, pensil - Buku paket Pembukaan - Salam - Asma‘ul Husna - Absensi - Bercakap-cakap tentang bentuk daun dan akar Inti - Membedakan tekstur daun kemudian membilang daun basah dan kering - Membilang dengan tutup botol - Menghubungkan angka pada gmbar apel lalu diwarnai - Menghubungkan gambar dengan tulisan
Recalling - Mengulas kegiatan yang telah dilakukan - Pemberian reward pujian atas karya yang sudah dihasilkan Penutup - Berdiskusi tentang kegiatan esok hari - Pesan-pesan - Do’a masuk dan keluar kamar mandi Istirahat - Cuci tangan - Berdo’a - Makan bersama bekal anak - Gosok gigi Kegiatan Ekskul - Bahasa Jawa Doa Pulang Mengetahui Kepala TK TH
Dwi Arti Kh. S.PD
Salatiga, Nopember 2016 Guru Kelas
Uswatun Hasanah, S.Ag
LAMPIRAN 5 : PEDOMAN DAN HASIL PENELITIAN (WAWANCARA, OBSERVASI, DOKUMENTASI) PEDOMAN WAWANCARA 1. Untuk Kepala Sekolah (Kondisi Sekolah dan Sikap Pengambil Kebijakan di TK Islam Tunas Harapan Salatiga) a. Sikap kepala sekolah terhadap kebijakan pembelajaran tematik integratif berbasis sentra dalam pengembangan sikap kreatif AUD. b. Kesiapan sekolah dalam memfasilitasi pembelajaran. c. Kerjasama sekolah dengan guru, dan orang tua siswa/ keluarga dalam pengembangan sikap kreatif anak. d. Harapan sekolah terhadap kebijakan pembelajaran tematik integratif berbasis sentra, Usulan apa terhadap pemerintah dalam hal pembelajaran PAUD. e. Analisis Kepala Sekolah terhadap Kemampuan Guru dan orang tua/ keluarga dalam implementasi pembelajaran tematik integratif berbasis sentra dalam pengembangan sikap kreatif 2. Untuk Guru (Kondisi Guru Terkait Dengan Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Sentra Dalam Pengembangan Sikap Kreatif AUD) a. Sikap guru terhadap kebijakan Pembelajaran berbasis sentra b. Kesiapan guru dalam penerapan pembelajaran berbasis sentra c. Keterampilan yang dimiliki guru dalam penerapan pembelajaran berbasis sentra dalam pengembangan sikap kreatif AUD d. Harapan guru terhadap pembelajaran berbasis sentra
e. Faktor penghambat dan pendukung/peluang implementasi pembelajaran tematik integratif berbasis sentra dalam pengembangan sikap kreatif AUD 3. Untuk Orang Tua (Kondisi Orang tua siswa dalam pembelajaran anak dan pengembangan sikap kreatif AUD) a. Sikap orang tua dalam pembelajaran anak di rumah b. Peran serta orang tua dalam pengembangan sikap kreatif AUD c. Harapan orang tua/keluarga dalam pembelajaran sentra dalam pengembangan sikap kreatif AUD, usulan apa terhadap sekolah dan pemerintah dalam hal ini. 4. Untuk Tenaga TU (Kondisi TU terkait pelaksanaan pembelajaran di TK Islam Tunas Harapan Salatiga) a. Persiapan terkait program-program sekolah b. Peran TU terkait pembelajaran di TK
PEDOMAN OBSERVASI
1. Kondisi Guru terkait pembelajaran tematik integratif berbasis sentra dalam pengembangan sikap kreatif a. Perencanaan pembelajaran b. Pelaksanaan pembelajaran c. Penilaian yang dilakukan 2. Kondisi siswa terkait dengan dampak pembelajaran tematik integratif berbasis sentra dalam pengembangan sikap kreatif a. Kemampuan mengingat/ mengetahui hal baik b. Kemampuan menerapkan/ memikirkan sikap baik c. Kemampuan menganalisa/ merasakan manfaat dari sikap/hal baik d. Kemampuan mengevaluasi/ melakukan hal baik e. Kemampuan menciptakan/ membiasakan sikap/hal baik dalam setiap kesempatan
PEDOMAN DOKUMENTASI
1. Dokumen-dokumen Sekolah meliputi: a. Profil sekolah b. Data anak c. Data guru 2. Dokumen-dokumen pembelajaran meliputi: a. Perencanaan: 1) Program Pengembangan dan Muatan Pembelajaran 2) Standar Operasional Prosedur (SOP) 3) Program Tahunan (PROTA) 4) Program Semester (PROSEM) 5) Rencana Program Pembelajaran Mingguan (RPPM) 6) Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH) b. Pelaksanaan: Foto-foto kegiatan anak selama proses pembelajaran c. Penilaian
LAMPIRAN 6: HASIL WAWANCARA Wawancara
: Dwi Arti Khomsaniyati, S.Pd/ Bunda Nunuk
Jabatan
: Kepala TK Islam Tunas Harapan Salatiga
Hari/ Tanggal
: Kamis/ 19 Januari 2017
1. Bagaimana sikap kepala sekolah terhadap kebijakan pembelajaran tematik integratif berbasis sentra dalam pengembangan sikap kreatif AUD? Bunda Nunuk : Sebagai satu-satunya TK Percontohan di Kota Salatiga TK Islam Tunas Harapan sangat mendukung kebijakan pemerintah tentang pelaksanaan pembelajaran tematik integratif berbasis sentra. Karena pembelajaran ini merupakan pendekatan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia dini yaitu bermain sambil belajar. Sedangkan duduk dalam posisi melingkar membuat jarak antara guru dan murid menjadi tidak ada dan bahkan hal ini dapat menjadikan hubungan diantara keduanya menjadi lebih dekat. Sehingga anak merasa lebih nyaman dalam belajar. Selain itu sekolah juga selalu berusaha untuk memenuhi sarana dan prasarana bermain anak baik outdoor maupun indoor. Karena dengan ketersediaan mainan ini akan menjadi daya tarik bagi anak, dan menjadi penyemangat anak dalam belajar.
2. Kesiapan sekolah dalam memfasilitasi pembelajaran tematik integratif berbasis sentra? Bunda Nunuk : Dari tahun 2010 sampai saat ini pembelajaran berbasis sentra dilaksanakan di TK Islam Tunas Harapan Salatiga, bersama dengan itu banyak evaluasi dan perbaikan terus diupayakan. Pada awalnya pembelajaran ini dilaksanakan adalah dengan moving class dalam kegiatannya, namun berjalannya waktu dan dengan berbagai pertimbangan salah satunya adalah untuk lebih mengenal anak didik dan fokus dalam memahami perbedaan setiap individu yang ada, sedangkan pembelajaran berbasis sentra yang dilaksanakan di TK Islam Tunas Harapan Salatiga pun mengalami perubahan dari yang semula moving class menjadi moving activities baik di dalam maupun di luar kelas. Moving activities di sini berarti satu orang guru memegang satu kelas dengan berbagai macam kegiatan 3. Kerjasama sekolah dengan guru, dan orang tua siswa/ keluarga dalam pengembangan sikap kreatif anak? Bunda Nunuk : Kerjasama yang terjalin antara pihak sekolah dengan orang tua diantaranya dalam kegiatan manasik haji anak di mana orang tua juga dilibatkan dalam kepanitiaan, selain itu setiap sabtu pada akhir bulan diadakan pengajian bersama antara guru dengan orang tua, pada awal tahun ajaran juga diadakan kelas orang tua dan anak (parent day) di mana orang tua belajar bersama anak dalam satu kelas di sini guru
akan melihat bagaimana sikap dan cara orang tua dalam membimbing anak dan memberikan motivasi agar anak dapat belajar dan mengembangkan kreativitasnya masing-masing tanpa ada intervensi ataupun paksaan bahkan sekalipun dari orang tua nya sendiri, sekolah mengadakan pertemuan rutin dan parenting minimal dua bulan sekali kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada orang tua bahwa proses belajar anak usia TK adalah dengan bermain dan hal-hal lain yang berhubungan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka sehingga orang tua dapat lebih memahami tentang anak mereka. Sekolah membentuk komite yang berasal dari pihak wali murid., sekolah juga membangun komunikasi tidak hanya sebatas wali murid saja akan tetapi juga wali murid yang sudah lulus, hal ini dilakukan untuk menjaga supaya silaturrahmi yang terjalin dapat terus berlangsung karena mungkin saja mereka memiliki adik atau kerabat usia dini sehingga berpotensi untuk disekolahkan di TK Islam Tunas Harapan ini. Ketika ada anak yang mengalami ketidaknyamanan atau ada keluhan maka orang tua dapat menyampaikan hal tersebut kepada guru kelompok sebagai penanggung jawab anak di kelas. 4. Harapan sekolah terhadap kebijakan pembelajaran tematik integratif berbasis sentra, Usulan apa terhadap pemerintah dalam hal ini? Bunda Nunuk: Selama ini perhatian pemerintah mengenai pendidikan anak usia dini sudah lebih baik dan berharap akan semakin baik di masa-masa mendatang. Mengingat betapa
pentingnya pendidikan bagi anak usia dini dalam usaha meningkatkan sumber daya manusia yang handal di masa yang akan datang, maka pemerintah harus betul-betul serius dalam mempersiapkannya dan ini harus dimulai dari pendidikan anak usia dini. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pada tahap usia dini prinsip belajar anak adalah bermain sambil belajar maka dibutuhkan banyak alat mainan maupun permainan, sehingga untuk menunjang kebutuhan tersebut dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Disinilah peran serta pemerintah sangat dibutuhkan terutama masalah dana, karena biaya operasional bagi pendidikan anak usia dini ini tergolong tinggi maka pemerintah dan pihak-pihak yang berwenang dapat mengalokasikan dana yang tidak sedikit supaya pembiayaan tersebut dapat tercukupi. 5. Analisis Kepala Sekolah terhadap Kemampuan Guru dan orang tua/ keluarga dalam implementasi pembelajaran tematik integratif berbasis sentra dalam pengembangan sikap kreatif? Bunda Nunuk : Dari semua guru yang ada di TK Islam Tunas Harapan 80% nya adalah lulusan S1, dan ini seseuai dengan uu no 20 tentang guru dan dosen. Selain itu semua guru sudah berpengalaman dan memahami tentang anak usia dini hal ini dapat dilihat dari daftar guru yang menyatakan bahwa para guru sudah dibekali dengan pengetahuan tentang anak usia dini baik melalui berbagai pelatihan tingkat daerah, propinsi, maupun nasional. Dalam pengembangan sikap kreatif guru memiliki cara-cara tersendiri dalam menyikapinya, karena mereka sadar bahwa kreativitas anak-anak didik sangat
dipengaruhi oleh bagaimana kreativitas seorang guru. Misal, dalam penggunaan alat main yang sangat penting untuk menunjang kegiatan belajar anak maka selain membeli maka guru dapat memanfaatkan bahan bekas seperti, kardus susu, bijibijian, tutup botol, bungkus minyak goreng, dan masih banyak lagi barang bekas yang dengan ide-ide kreatif baik dari guru maupun anak sehingga barang-barang tersebut dapat dimanfaatkan sebagai alat bermain yang menarik dan bernilai bagi anak. Sedangkan orang tua/ keluarga selama ini cukup responsif dalam menjalin kerjasama dengan sekolah, hal ini dapat dilihat dari kehadiran orang tua yang mencapai lebih dari 80% dalam memenuhi undangan untuk mengikuti program yang diadakan sekolah. Hal ini membuktikan bahwa orang tua memiliki perhatian dan pemahaman yang baik mengenai perkembangan putera-puterinya.Selain itu orang tua juga cukup antusia untuk memfasilitasi anak dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah, seperti, ketika anak-anak diminta oleh guru untuk membawa barang-barang bekas dari rumah, maka orang tua mendukung program tersebut.Selanjutnya ketika sekolah mengadakan kegiatan seperti pentas seni, manasik haji, dan kegiatan lomba yang diadakan sekolah maka di sini orang tua juga bekerjasama dengan sekolah untuk mensukseskan kegiatan-kegiatan sekolah tersebut dan bahkan orang tua yang menjadi panitia pelaksana.
Wawancara
: Uswatun Hasanah/ Bunda Us
Jabatan
: Guru Kelompok Berlian 1
Hari/ Tanggal
: Kamis dan Sabtu/ 24 Nopember 2016 dan 19 Januari 2017
1. Bagaimana sikap guru terhadap kebijakan pembelajaran tematik integratif berbasis sentra? Bunda Us : Sangat mendukung kebijakan pemerintah tersebut, dan sebagai guru akan melaksanakan
kebijakan
tersebut
dengan
sebaik-baiknya.
Karena
dengan
pembelajaran ini anak memiliki kesempatan yang banyak untuk bermain, yang mana bermain merupakan kebutuhan dasar bagi anak usia dini. 2. Bagaimana kesiapan guru dalam penerapan pembelajaran tematik integratif berbasis sentra? Bunda Us : Untuk menerapkan pembelajaran tematik integratif berbasis sentra ini yang harus dilakukan guru adalah menyiapkan perencanaan yang baik (Prosem, Program pengembangan, RPPM, RPPH) dalam merencanakan pembelajaran guru selalu berdiskusi dengan teman sesama guru, orang tua, kepala sekolah, dan juga anak. Model pembelajaran yang dilaksanakn di TK ini adalah area. Namun sebagai TK Percontohan maka TK ini diharuskan untuk melaksanakan pembelajaran berbasis sentra. Dalam pelaksanaannya pembelajaran sentra di TK ini mengalami perubahan dari yang semula moving class menjadi moving activities baik di dalam maupun di
luar kelas. Moving activities di sini berarti satu orang guru memegang satu kelas dengan berbagai macam kegiatan yaitu antara 3 sampai 4 kegiatan. Dalam satu minggu guru membuka empat sentra yang terdiri dari sentra balok, sentra bahan alam dan seni kreativitas, sentra main peran, dan sentra persiapan. Setiap anak dipersilahkan untuk memilih kegiatan yang diinginkan kemudian setelah selesai anak dapat melanjutkan kegiatan lain yang belum dikerjakan. Namun di sini setiap anak tidak diharuskan bisa menyelesaikan semua kegiatan yang disediakan, melainkan hanya kegiatan yang diinginkan saja akan tetapi harus sampai tuntas. Walaupun ada beberapa anak yang mampu menyelesaikan semua kegiatan sampai tuntas. Dan yang dinilai di sini bukan saja hasil akan tetapi lebih menitikberatkan pada proses pada saat anak melaksanakan kegiatan, dan yang terpenting anak melaksanakan kegiatan dengan senang dan tanpa beban atau paksaan. 3. Apa sajakah keterampilan yang harus dimiliki guru dalam penerapan pembelajaran tematik integratif berbasis sentra dalam pengembangan sikap kreatif AUD? Bunda Us : Guru berusaha mengembangkan kurikulum yang ada, karena dalam kurikulum 2013 ini guru mempunyai kesempatan yang luas untuk mengembangkannya disesuaikan dengan kondisi sekolah, kondisi anak, dan sarana prasarana yang mendukung. Selain itu guru selalu berusaha mengembangkan pembelajaran untuk menemukan metode yang dirasa lebih cocok dalam pelaksanaan pembelajaran tematik integratif berbasis sentra ini. Selanjutnya guru juga harus dapat memotivasi anak selama kegiatan
pembelajaran, agar anak melaksanakan kegiatan dengan semangat dan penuh keceriaan, memfasilitasi anak dengan bermacam-macam alat mainan dan kegiatan main. Guru dapat memberikan berbagai macam pijakan untuk membangkitkan dan mengembangkan sikap kreatif anak. selain pijakan guru juga dapat melakukan recalling hal ini dimaksudkan untuk memberi reward dan motivasi untuk anak. Selain itu recalling juga dapat digunakan sebagai media yang tepat dalam mengembangkan sikap kreatif anak karena pada saat recalling setiap anak diberi kesempatan untuk menyampaikan ide/gagasan, serta perasaan (senang, tidak senang, puas, tidak puas, dan lain-lain) selama kegiatan main.Yang tidak kalah penting adalah penilaian, penilaian dilaksanakan untuk mengetahui pencapaian yang dialami anak. penilaian ini dapat dilakukan setiap hari dengan cara melakukan pengamatan selama proses kegiatan main, mendokumentasikan (mengambil foto, merekam) juga merupakan alat penilaian, ini dilakukan terutama ketika kegiatan yang dilakukan tersebut tidak menghasilkan hasil karya yang bersifat permanen. 4. Apa harapan guru terhadap pembelajaran tematik integratif berbasis sentra? Bunda Us : Ingin dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan nyata bagi anak, mengingat anak usia dini memiliki daya tangkap dan kemampuan yang baik, dapat mendukung kemampuan anak untuk mencari tahu pengetahuan yang dibutuhkan anak, selain itu guru juga harus menjunjung tinggi kejujuran karena hal ini akan menjadi pedoman bagi anak untuk bekal hidup mereka selanjutnya.
5. Apa sajakah faktor-faktor yang menjadi pendukung/peluang dan penghambat dalam mengiimplementasikan pembelajaran tematik integratif berbasis sentra dan dampaknya dalam pengembangan sikap kreatif AUD? Bunda Us : Faktor pendorong dalam pembelajaran dalam pengembangan sikap kreatif anak, diantaranya guru menstimulus dengan memancing rasa ingin tahu anak seperti memperlihatkan sebuah gambar, dengan ini anak akan merasa penasaran dan lebih bersemangat untuk mencari jawaban dari keingintahuannya. Dengan mengikuti keinginan anak misalnya ketika anak ingin melaksanakan kegiatan di luar kelas, maka hendaknya guru mengikuti apa yang menjadi keinginan anak tersebut diharapkan dengan belajar dengan suasana yang berbeda dapat menghindarkan anak dari rasa bosan. Selain itu pujian dan motivasi juga dapat mendorong pengembangan sikap kreatif anak ini, keberhasilan dalam menyelesaikan atau menciptakan hasil karya juga dapat membuat anak lebih bersemangat untuk membuat hal-hal baru selanjutnya. Sedangkan untuk hambatan biasanya muncul dari internal anak sendiri, terkadang mereka kurang memiliki semangat sehingga guru harus memberikan motivasi lebih untuk membangkitkan semangat dan kreativitas anak, namun jika hal ini belum juga berhasil maka guru sebaiknya memberi kesempatan anak untuk menentukan sendiri kegiatan yang sesuai dengan keinginan anak, selain itu guru juga terus memberikan motivasi kepada anak, sampai anak dapat benar-benar merasa nyaman dan terlindungi. Maka anak akan menemukan sendiri pengetahuan dan halhal baik yang dibutuhkan dalam hidupnya.
Wawancara
: Orang tua/ keluarga
Hari/ Tanggal
: Sabtu/ 19 Januari 2017
1. Bagaimana sikap orang tua dalam pembelajaran anak di rumah? Ibu fatma Ismawati : Mendukung sikap kreatif anak yang sudah mulai berkembang, hal ini nampak ketika sang puteri mulai mampu membuat alat mainannya sendiri, anak juga sudah mampu mengatasi masalahnya sendiri. Ibu Bunga Ayu P : Orang tua selalu berusaha mengamati perkembangan anak yang sudah mulai mampu berimajinasi, dengan menyusun lego menjadi berbagai macam bentuk, rumah, orangorangan, mobil-mobilan, dan lain-lain. Mama Tika
:
Saya selalu bilang/ konsultasi kepada bunda/guru di sekolah ketika dava mengalami kesulitan supaya guru lebih memacu dava untuk berkembang, misal menghafal warna dan setelah itu akhirnya dava sudah bias menghafal warna. Bapak Dwi Prabowo : Saya senang karena anak mengalami perkembangan yang baik termasuk dalam kreativitasnya, anak sudah memiliki keinginan yang tinggi belajar. Bapak Wildan
:
Saya sangat senang karena putera saya mengalami perkembangan yang baik bahkan dalam kreativitas ia malah labih bagus lagi, dia sangat suka nggambar.
Ibu Mudrikah
:
Saya senang sekali ketika pada suatu ketika dia melihat saya menangis, dia bilang kenapa ibu menangis begitu? ibu kan sudah besar jangan nangis? Bapak Arifin
:
Saya sudah puas dengan pembelajaran yang dilaksanakan di TK ini, Ibu Riyanti
:
Saya menuntun cucu saya untuk lebih memahami pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan di sekolah yaitu dengan mengulanginyaketika di rumah. Ibu Ida Putriningsih : Saya sangat puas dengan pembelajaran yang dilaksanakan di TK ini, saya merasa anak saya dapat berkembang dengan baik dalam segala aspek. 2. Bagaimana peran serta orang tua dalam pengembangan sikap kreatif AUD? Ibu fatma Ismawati
:
Selalu mendampingi anak dalam kegiatan belajar, dan menuruti apa yang menjadi keinginan anak. Ibu Bunga Ayu P
:
Selalu mendampingi anak, menjawab rasa ingin tahu anak yang cukup besar, saya menciptakan kompetisi karena kedua anak saya sebaya, itu membuat mereka bersemangat dalam kegiatan belajar di rumah.Kami orang tua ayah dan ibunya selalu menjaga komunikasi yang baik dengan anak.Saya mengkonsultasikan dengan guru/ bunda karena pada awalnya saya merasa kalau anak saya kurang memiliki rasa percaya diri, pendiam, dan tertekan.Hal ini disebabkan karena anak saya sering
mangalami bullying seperti dikatain tasnya jelek lah, penakut lah, dari beberapa temannya. Namun berjalannya waktu sekarang anak saya lebih percaya diri dan memiliki semangat dalam belajar. Untuk pengembangan kreativitasnya, kebetulan anak saya ada dua yng bersekolah di TK ini, yang satu kelompok B yang kecil kelompok A, mereka bisa dikatakan sebaya, jadi mungkin karena itu mereka lebih bersemangat dalam belajar, menciptakan bentuk-bentuk dari lego, membandingbandingkan hasil karya mereka, mereka menciptakan sendiri kompetisi utnuk menjadi yang terbaik, mereka juga suka saling bertukar cerita kegiatan apa saja yang tadi dilakukan di sekolah, bahkan mereka saling membanggakan bunda/guru masingmasing. Mama Tika
:
Karena anak masih susah untuk diajari maka saya harus bisa merayu dava untuk bisa lebih semangat dalam belajar. BapakDwi Prabowo
:
Melihat perkembangan kreativitas anak yang Alhamdulillah sudah baik, saya berusaha untuk menyediakan apa saja yang dibutuhkan anak selama itu bisa mengembangkan kemampuan anak termasuk sikap kreatif. Bapak Wildan
:
Saya sangat mendukung pembelajaran yang dilaksanakan oleh TK Islam Tunas Harapan Salatiga ini.
Ibu Mudrikah
:
Ketika mendapatkan anak saya berbuat kebaikan maka saya puji dia dengan mengatakan wah, pinter sekali kamu, besuk diulangi lagi ya! Bapak Arifin
:
Ketika saya melihat perkembangan anak saya menuju ke arah yang positif maka akan saya dukung, namun jika sebaliknya saya larang supaya tidak melakukannya lagi Ibu Riyanti
:
Saya merangsang cucu saya untuk menjadi lebih kreatif, misalnya pada saat ada surat pemberitahuan dari sekolah, dia minta izin untuk menggunakan kertas bekas itu untuk digunting-gunting. Selain itu saya juga merangsang cucu saya untuk menggunakan kertas tadi untuk meronce. Ibu Ida Putriningsih
:
Saya sangat mendukung perkembangan anak saya, dalam pengembangan kreatif biasanya saya menanyakan apa saja yang tadi dilakukan ketika di sekolah, saya suruh dia bercerita pengalamannya ketika di sekolah. Jika hal itu baik maka saya akan memberikan pujian dan motivasi agar anak saya merasa senang untuk melakukan hal-hal baik. Namun jika saya rasa itu tidak baik maka saya akan alas an mengapa dia melakukan hal itu, misal anak saya tidak mengerjakan salah satu tugas yang diberikan guru sampai selesai, maka saya Tanya mengapa bisa seperti itu? 3. Apa harapan orang tua/keluarga dalam pembelajaran sentra dalam pengembangan sikap kreatif AUD, usulan apa terhadap sekolah dan pemerintah dalam hal ini?
Ibu fatma Ismawati
:
Anak dapat memiliki sikap hidup untuk mampu menjalani hidupnya. Ibu Bunga Ayu P
:
Saya berharap tidak ada pem bullyan yang terjadi di sekolah, guru dapat mengatasi anak yang memiliki perilaku negatif dengan penanganan yang khusus agar tidak menjadi penyebab menurunnya semangat anak dalam belajar. Mama Tika
:
Saya berharap dava kedepannya bisa lebih baik lagi. Bapak Dwi Prabowo
:
Berharap anak saya selalu mendapatkan yang terbaik dalam segala hal. Bapak Wildan
:
Saya berharap TK ini akan terus mengalami perbaikan dalam segala bidang agar anak-anak lebih semangat lagi dalam belajar. Ibu Mudrikah
:
Saya sudah cukup puas dengan TK ini dan berharap semoga pembelajaran di TK Islam Tunas Harapan ini lebih ditingkatkan lagi dalam cara mendidik anaknya. Bapak Arifin
:
Saya sudah puas dengan pembelajaran yang diterapkan di TK ini, dan saya sarankan untuk sekolah yang lain supaya mencontoh TK Islam Tunas Harapan. Dan untuk pemerintah semoga bias lebih memperhatikan pendidikan anak usia dini demi terciptanya generasi penerus bangsa yang beriman, bertakwa, dan berdaya saing.
Untuk mendorong pengembangan sikap kreatif saya biasanya memberi reward berupa iming-iming untuk mengajak anak ke suatu tempat yang anak senangi. Ibu Riyanti
:
Saya berharap sekolah dapat mencetak generasi berjiwa kuat, berakhlak mulia, dan siap untuk menuju jenjang pendidikan selanjutnya. Ibu Ida Putriningsih
:
Harapan saya adalah anak saya bias menjadi anak yang baik, sholihah, berguna bagi nusa, bangsa, dan agamanya. Untuk itu saya juga menitipkan anak saya untuk dididik di sini dengan guru-guru yang hebat.Semoga guru-guru di sini tidak pernah lelah untuk mendidik anak-anak dan selalu mencari inovasi-inovasi baru yang mendukung semangat anak untuk senang belajar.
Wawancara
: Diyah Pusporini, A.Ma
Jabatan
: Bidang Tata Usaha (TU)
Hari/ Tanggal
: Kamis/ 24 Nopember 2016
1. Apa sajakah persiapan yang dilakukan terkait program-program sekolah? Bunda Diyah
:
Menjelang akhir tahun ajaran TU bersama guru dan kepala sekolah dalam merumuskan kebijakan terkait program-program sekolah yang meliputi program tahunan, semester, bulanan, mingguan, dan harian. Setelah merumuskan kebijakan, saya sebagai TU mendokumentasikannya ke dalam arsip sekolah.dan mempersiapkan draft tersebut untuk menjadi bahan musyawarah bersama pengurus, komite, dan wali murid pada awal tahun ajaran.TU juga bertugas untuk membantu menyiapkan administrasi kepala. 2. Bagaimana peran TU terkait pembelajaran di TK? Bunda Diyah
:
Sebagai TU tugas saya diantaranya adalah membantu guru mempersiapkan perangkat pembelajaran (Prosem), sedangkan untuk RPPM dan RPPH disiapkan oleh guru sendiri.Namun kadang-kadang ada sebagian guru yang meminta saya untuk membantu menyiapkan alat peraga juga.
HASIL OBSERVASI
Observasi
: Kegiatan Belajar Mengajar Anak
Hari/ tanggal : Senin- Kamis/ 21-24 Nopember 2016
Observasi ini fokus untuk mengamati kondisi siswa terkait dengan pembelajaran tematik integratif berbasis sentra dalam pengembangan sikap kreatif diantaranya: 1. Kemampuan mengingat/ mengetahui hal baik Setelah memasuki ruangan dengan tertib, anak duduk melingkar dan bersiap untuk kegiatan bermain di sentra persiapan. Sebelum anak-anak bermain, guru menginformasikan tetang aturan main dan prosedur bermain sehingga anak-anak dapat teratur dalam bermain. Aturan yang diberlakukan bertujuan agar anak dapat mengerjakan kegiatan sampai selesai. Berdasarkan observasi yang dilakukan kemampuan mengingat juga tampak pada saat kegiatan di sentra balok. Pada kegiatan di sentra ini sebelum kegiatan bermain dimulai, guru mengajak anak-anak untuk membuat aturan main dalam sentra balok ini, yaitu memainkan balok untuk membangun, membangun di atas alas yang sudah tersedia, mengambil balok secukupnya, melaksanakan kegiatan sampai selesai, dan membereskan setelah selesai bermain. Pada saat pijakan sebelum main di setiap sentra guru selalu menyampaikan aturan-aturan main, dan membuat kesepakatan main dengan anak.
2. Kemampuan menerapkan/ memikirkan sikap baik Pada saat kegiatan bermain di setiap sentra anak-anak benar-benar menunjukkan kemampuan untuk menerapkan aturan yang sudah disepakati pada saat sebelum main. Contohnya, pada saat bermain di sentra balok anak-anak terlihat menggunakan balok untuk membuat bangunan. Di sentra main peran anak-anak menggunakan alat untuk bercocok tanam dengan benar, begitu juga di sentra bahan alam dan seni kreativitas serta sentra persiapan anak-anak terlihat benar-benar memahami setiap alat atau bahan main yang digunakan dan dapat menggunakan sesuai fungsinya. Setelah kegiatan bermain selesai yang selalu dilakukan oleh anakanak adalah membereskan mainan yang digunakan dan mengembalikan ke tempat yang sudah dipersiapkan. 3. Kemampuan menganalisa/ merasakan manfaat dari sikap/hal baik Ketika kegiatan setelah bermain di setiap sentra guru melaksanakan recalling dengan cara, anak diminta untuk menceritakan pengalaman pada saat kegiatan bermain dengan cara bergantian diantaranya mengenai, apa yang sudah dilakukan atau dibuat, mengapa membuat atau melakukan itu, bagaimana perasaannya setelah membuatnya. Seperti yang dikatakan oleh zimam ketika di tanya tentang hasil karyanya dan teman-teman kelompoknya yaitu “kenapa kok bikin rumah yang ada CCTV nya”, dia menjawab “biar kalau ada maling bisa ketahuan”.
4. Kemampuan mengevaluasi/ melakukan hal baik Berdasarkan observasi kemampuan mengevaluasi pada diri anak muncul dalam setiap sentra. Seperti pada saat kegiatan di sentra balok. Anak-anak dalam satu kelompok berdiskusi tentang apa saja yang sudah dibuat. Jingga bersama temanteman dikelompoknya mencoba mengintai melalui menara pengintai yang sudah mereka buat. Ternyata terdapat satu menara yang belum pas posisinya, sehingga Jingga menggeser menara tersebut sehingga benar-benar pada posisi yang sesuai seperti yang diharapkan. Akhirnya jingga dan kawan-kawan dapat mengintai musuh dari posisi masing-masing secara bersama-sama. 5. Kemampuan menciptakan/ membiasakan sikap/hal baik dalam setiap kesempatan Di sentra balok peneliti mengamati anak-anak yang dengan bebasnya memilih balok sesuai dengan yang dibutuhkan anak. Saat kegiatan bermain, anak terlihat bersemangat dan optimis untuk menciptakan bangunan yang telah disepakati dengan teman-teman dalam satu kelompok. Di sentra bahan alam dan seni kreativitas sebagian anak menunjukkan kreativitas mereka yang terlihat misal, pada saat menggambar pohon. Jingga mewarnai gambar pohonnya dengan warna hijau tua di satu sisi dan hijau muda di sisi yang lain, dengan alasan bahwa di sisi pohon yang berwarna hijau muda itu karena terkena sinar matahari sedangkan yang hijau tua tidak terkena matahari langsung. Dan begitu juga dengan Callista selain menggambar pohon ia juga menggambar banyak benda seperti, rumput, awan, dan matahari untuk melengkapi gambar.
HASIL DOKUMENTASI FOTO-FOTO KEGIATAN, PROSES, DAN HASIL KREATIVITAS ANAK
Gambar 1. Aktivitas pada pijakan pengalaman awal main
Gambar. 1 Gerak Dan Lagu, Doa, dan Duduk Dalam Lingkaran Pada Pijakan Lingkungan Main
Gambar. 2 Kegiatan pada Pijakan Sebelum Main Di Sentra Main Peran Dan Sentra Persiapan
Gambar. 3 Pijakan saat main di sentra balok
Gambar. 4 Pijakan Setelah Main
Gambar. 5 Hasil Kreativitas Anak dan Proses Anak Menemukan Pengetahuan
Gambar. 6 Kegiatan Recalling