Implementasi Algoritma Blowfish dan Vigenere Chiper pada Aplikasi SMS Berbasis Android Kusnadi1, Muhammad Hatta2, Nanang Sanjaya3 1,3
2
Teknik Informatika, Sistem Informasi, STMIK CIC Cirebon, Indonesia E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
anak sampai orang dewasa, smartphone digunakan bukan hanya untuk berkomunikasi saja, smarphone juga dapat digunakan untuk mengakses informasi dengan mudah, cepat dan murah. Selain itu smartphone juga dapat digunakan sebagai sarana edukasi untuk anak-anak. Salah satu faktor semakin banyak orang menggunakan smartphone karena banyak fitur yang dianggap dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan efisien. Berbagai perangkat lunak untuk mengembangkan aplikasi ponselpun bermunculan, diantaranya yang cukup dikenal luas adalah android. Android merupakan sistem operasi yang dirilis oleh Google. Pengguna android saat ini kian meningkat karena terdapat berbagai aplikasi yang dapat unduh secara gratis. Keunggulan lain dari android adalah sifatnya yang gratis dan open source dibandingkan smartphone dengan sistem operasi lain. Walaupun android memiliki berbagai fitur, fitur lama yang masih ramai digunakan adalah SMS, karena biaya yang relatif murah dan mudah untuk digunakan. Namun SMS tidak menjamin kerahasiaan dan keamanan pesan yang disampaikan. Saluran komunikasi yang tidak dilindungi menjadi celah keamanan dalam pengiriman pesan. Pesan yang tersimpan dalam ponsel juga dapat dibaca oleh orang lain. Keamanan isi pesan SMS diberikan untuk memberikan perlindungan pada isi pesan SMS agar tidak dapat dibaca oleh orang yang tidak dikehendaki atau hanya dapat dibaca oleh orang tertentu saja. Beberapa ancaman keamanan pesan dalam SMS antara lain SMS snooping, SMS spoofing. SMS Spoofingmerupakan pengiriman sms di mana nomor pengirim yang tertera bukanlah nomor pengirim yang sebenarnya, masalah berikutnya adalah SMS Snoopinglebih sering terjadi karena kelalaian pengguna telepon seluler. Contohnya saat ponsel hilang, tertinggal atau ketika seseorang meminjamkan ponsel kepada orang lain, yang bisa saja dengan sengaja atau tidak sengaja membuka isi pesan yang kemudian mencuri isi pesan tersebut.
Abstrak - Smartphone digunakan bukan hanya untuk berkomunikasi saja, smartphone juga dapat digunakan untuk mengakses informasi dengan mudah, cepat dan murah. Salah satu sistem operasi yang terkenal untuk smartphone yaitu android.. Keunggulan dari android adalah gratis dan open source dibandingkan smartphone dengan sistem operasi lain. Walaupun android memiliki berbagai fitur, fitur lama yang masih ramai digunakan adalah SMS, karena biaya yang relatif murah dan mudah untuk digunakan. Kelemahan dari SMS yaitu tidak menjamin kerahasiaan dan keamanan pesan yang disampaikan. Saluran komunikasi yang tidak dilindungi menjadi celah keamanan dalam pengiriman pesan dimana pesan dapat dibaca oleh orang lain. Keamanan isi pesan SMS diberikan untuk memberikan perlindungan pada isi pesan SMS agar tidak dapat dibaca oleh orang yang tidak dikehendaki atau hanya dapat dibaca oleh orang tertentu saja. Diperlukan pengamanan isi pesan untuk menjaga kerahasiaan isi pesan. Pengamanan isi pesan SMS melalui aplikasi ponsel dengan cara melakukan penyandian (enkripsi) dengan algoritma blowfish dan vigenere chiper. Dengan aplikasi enkripsi dan dekripsi pesan ini diharapkan mampu memaksimalkan pengamanan isi pesan terhadap ancaman terhadap pembacaan isi pesan oleh orang yang tidak diinginkan atau tidak memiliki hak dalam pembacaan isi pesan. Kata Kunci :Keamanan, SMS, Andorid, Enkripsi, Dekripsi, Blowfish, Vigenere Chiper.
I.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dalam beberapa tahun ini sangat cepat, salah satunya adalah teknologi ponsel. Mulai dari ponsel yang hanya digunakan untuk telepon dan SMS sampai ponsel pintar atau smartphone. Saat ini smartphone sudah banyak digunakan oleh masyarakat, mulai dari anak-
15
Dengan adanya beberapa contoh ancaman keamanan isi pesan, maka diperlukan keamanan isi pesan untuk menjaga kerahasiaan isi pesan. Untuk mengamankan SMS terdapat dua cara yaitu melindungi jaringan komunikasi dalam pengiriman SMS dan melalui aplikasi ponsel tersebut. Dalam hal ini penulis berfokus untuk mengamankan isi pesan SMS melalaui aplikasi ponsel dengan melakukan penyandian (enkripsi) terlebih dahulu, dengan algoritma vigenere chiper dan blowfish. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik membuat aplikasi pengaman isi pesan SMS dengan judul “Implementasi Algoritma Blowfish Dan Vigenere Chiper Pada Aplikasi SMS Berbasis Android”. Diharapkan nantinya aplikasi ini dapat membantu dalam pengamanan isi pesan SMS yang bersifat pribadi, sehingga orang lain tidak dapat mengetahui isi dari pesan tersebut.
II. LANDASAN TEORI A. Short Messaging Service (SMS) Short Message Service (SMS) adalah sebuah layanan yang digunakan untuk mengirim atau menerima pesan pendek dalam format teks pada handphone. Karakter pesan yang dapat dikirim dan diterima pada layanan SMS antara lain huruf, angka dan symbol dengan panjang maksimal 160 karakter dari Mobile Station(MS). Kapasitas maksimal ini tergantung alphabet yang digunakan, untuk alphabet latin maksimal 160 karakter, sedangkan untuk alfabet arab atau china maksimal 70 karakter. 1) Cara Kerja Short Messaging Service (SMS) ; Pada saat kita mengirim pesan SMS dari handphone, maka pesan SMS tersebut tidak langsung dikirim ke handphone tujuan, akan tetapi terlebih dahulu dikirim ke SMS Center (SMSC) dengan prinsip Store and Forward, setelah itu baru dikirimkan ke handphone yang dituju. Proses pengiriman SMS dapat dilihat pada Gambar 2.1. dibawah ini.
A. Identifikasi Masalah Beberapa identifikasi masalah yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut: 1. Adanya ancaman dalam pengiriman sebuah pesan SMS berupa spoofing dan snooping. 2. Belum maksimalnya pengamanan isi pesan pada fitur SMS diperangkat mobile. 3. Bagaimana mengimplementasikan algoritma vigenere chiper dan blowfish untuk enkripsi dan dekripsi isi pesan SMS pada ponsel berbasis android?
Pengirim
B. Batasan masalah
1. 2. 3. 4.
C.
BTS
Batasan masalah yang ditetapkan untuk membatasi ruang lingkup dari pengerjaan aplikasi, diantaranya: Pesan yang dikirim berupa pesan text. Kata kunci yang digunakan oleh pengirim dan penerima adalah kata kunci yang sama dan telah disepakati. Pembuatan aplikasi menggunakan Eclipse dan ADT(Android Development Tools). Aplikasi hanya dapat dijalankan oleh smartphone android dengan versi minimal 4.0 atau ice cream sandwich.
SMSC
Penerima
BTS
Gambar 2.1. proses pengiriman sms
Dengan adanya SMSC, kita dapat mengetahui status dari SMS yang dikirim, apakah telah sampai atau gagal diterima oleh handphone tujuan. Apabila handphone tujuan dalam keadaan aktif dan menerima SMS yang dikirim, ia akan mengirim kembali pesan konfirmasi ke SMSC yang menyatakan bahwa SMS telah diterima. Kemudian SMSC mengirimkan kembali status tersebut kepada si pengirim. Tetapi jika handphone tujuan dalam keadaan mati atau diluar jangkauan, SMS yang dikirimkan akan disimpan pada SMSC sampai periode validitas terpenuhi, Jika periode validitas terlewati maka SMS itu akan dihapus dari SMSC dan tidak dikirimkan ke handphone tujuan. Disamping itu juga SMSC akan mengirim pesan Informasi ke nomor pengirim yang menyatakan pesan yang dikirim belum diterima atau gagal.
Tujuan
Adapun tujuan dari perancangan dan pembuatan aplikasi ini antara lain: 1. Membuat aplikasi untuk mengamankan isi pesan dengan algoritma vigenere chiper dan blowfish untuk enkripsi dan dekripsi isi pesan SMS. 2. Mengurangi pembacaan isi pesan SMS yang bersifat pribadi oleh orang yang tidak berhak. 3. Meningkatkan kerahasiaan dan keamanan pesan SMS yang dikirim dan diterima.
2) Ancaman Dalam SMS:Ancaman yang sering muncul dalam penerimaan maupun pengiriman SMS adalah Spoofing dan Snoofing. Spoofing adalah ancaman SMS dimana nomor pengirim bukan nomor
16
sesungguhnya yang digunakan untuk mengirim pesan. Snoofing adalah ancaman pesan yang biasanya terjadi karena kelalaian pemilik ponsel, dimana isi pesan dapat dibaca oleh orang lain.
encryption of data at-rest mengacu pada enkripsi dokumen yang disimpan di dalam storage. 3) Tujuan Kriptografi : Ada empat tujuan dari ilmu kriptografi ini yang juga merupakan aspek keamanan informasi yaitu:
B. Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua suku kata yaitu kripto dan graphia. Kripto artinya menyembunyikan, sedangkan graphia artinya tulisan. Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari teknikteknik matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan informasi, seperti kerahasiaan data, keabsahan data, integritas data, serta autentikasi data.Untuk melakukan kriptografi digunakan algoritma kriptografi. Algoritma kriptografi terdiri dari dua bagian, yaitu fungsi enkripsi dan dekripsi. Enkripsi adalah proses untuk mengubah plaintext menjadi ciphertext, sedangkan dekripsi adalah kebalikannya yaitu mengubah ciphertext menjadi plaintext. Terdapat dua jenis algoritma kriptografi berdasar jenis kuncinya, yaitu : a. Algoritma Simetri,:adalah algoritma yang menggunakan kunci enkripsi yang sama dengan kunci dekripsinya. Algoritma standar yang menggunakan prinsip kunci simetri antara lain OTP, DES, RC2, RC4, RC5, RC6, IDEA, Twofish, Blowfish, dan lain lain. b. Algoritma Asimetri : adalah algoritma yang kunci untuk enkripsi dan dekripsinya jauh berbeda. Algoritma standar yang termasuk algoritma asimetri adalah ECC, LUC, RSA, EI, Gamal dan DH.
1. Kerahasiaan adalah layanan yang digunakan untuk menjaga isi dari informasi dari siapapun kecuali yang memiliki otoritas atau kunci rahasia untuk membuka/mengupas informasi yang telah disandi. 2. Integritas data adalah berrhubungan dengan penjagaan dari perubahan data secara tidak sah. Untuk menjaga integritas data, sistem harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi manipulasi data oleh pihak-pihak yang tidak berhak, antara lain penyisipan, penghapusan, dan pensubsitusian data lain kedalam data yang sebenarnya. 3. Autentifikasi adalah berhubungan dengan identifikasi atau pengenalan, baik secara kesatuan sistem maupun informasi itu sendiri. Dua pihak yang saling berkomunikasi harus saling memperkenalkan diri. Informasi yang dikirimkan melalui kanal harus diautentikasi keaslian, isi datanya, dan waktu pengiriman. 4. Non-repudiasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya penyangkalan terhadap pengiriman suatu informasi oleh yang orang mengirimkan atau membuat.
1) Plaintext dan Ciphertext : Pesan adalah data atau informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Nama lain untuk pesan adalah plainteks atau teks yang dapat dibaca dengan jelas. Pesan dapat berupa data atau informasi yang dikirim atau yang disimpan di dalam media perekaman. Pesan yang tersimpan tidak hanya berupa teks, tetapi dapat berbentuk gambar, suara/bunyi, dokumen, dan video. Agar pesan tidak dapat dimengerti maknanya oleh pihak lain, maka pesan perlu disandikan kebentuk lain yang tidak dapat dipahami. Bentuk pesan yang tersandi disebut cipherteks. Cipherteks harus dapat diubah kembali menjadi plainteks semula agar pesan yang diterima bisa dibaca.
4) Blowfish : Blowfish merupakan algoritma kunci simetrik cipher blok yang dirancang pada tahun 1993 oleh Bruce Schneier. Blowfish adalah algoritma kriptografi kunci simetrik cipher blok dengan panjang blok tetap sepanjang 64 bit. Algortima tersebut juga menerapkan teknik kunci yang berukuran sembarang. Ukuran kunci yang dapat diterima oleh blowfish adalah antara 32 hingga 448 bit, dengan ukuran standar sebesar 128 bit. Blowfish memanfaatkan teknik pemanipulasian bit dan teknik pemutaran ulang dan pergiliran kunci yang dilakukan sebanyak 16 kali. Algoritma utama terbagi menjadi dua sub-algoritma utama, yaitu bagian ekspansi kunci dan bagian enkripsi-dekripsi data. Pengekspansian kunci dilakukan pada saat awal dengan masukan sebuah kunci dengan panjang 32 hingga 448 bit, dan keluaran adalah sebuah larik sub-kunci dengan total 4168 bit. Bagian enkripsi-dekripsi data terjadi dengan memanfaatkan perulangan sebanyak 16. Setiap perulangan terdiri dari permutasi dengan masukan adalah kunci, dan substitusi data. Semua operasi
2) Enkripsi dan Dekripsi : Proses menyandikan plainteks menjadi cipherteks disebut enkripsi. Sedangkan proses mengembalikan cipherteks menjadi plainteks semula dinamakan dekripsi. Enkripsi dan dekripsi dapat diterapkan baik pada pesan yang dikirim maupun pada pesan tersimpan. Istilah encryption of data in motion mengacu pada enkripsi pesan yang ditransmisikan melalui saluran komunikasi, sedangkan istilah
17
dilakukan dengan memanfaatkan operasi xor dan penambahan. Operasi penambahan dilakukan terhadap empat larik lookup yang dilakukan setiap putarannya.
yakni pada tanggal 22 Oktober 2008 telah dirilis ponsel bersistem operasi Android yang bernama HTC Dream. Mulailah semenjak perilisan ponsel tersebut, banyak vendor lain yang merilis ponsel dengan platform Android tersebut.
5) Vigenere cipher :Vigenere cipher merupakan salah satu algoritma klasik dengan teknik substitusi. Nama vigenere diambil dari seorang yang bernama Blaise de Vigenere. Vigenere cipher menggunakan suatu kunci yang memiliki panjang tertentu. Panjang kunci tersebut bisa lebih pendek ataupun sama dengan panjang plainteks. Jika panjang kunci kurang dari panjang plainteks, maka kunci yang tersebut akan diulang secara periodik hingga panjang kunci tersebut sama dengan panjang plainteksnya. Kriptografi Vigenere ini dikenal sebagai polialphabet substitusi cipher, karena enkripsi terhadap satu huruf yang sama bisa menghasilkan huruf yang berbeda. Teknik dari subsitusi Vigenere bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu:
III. PERANCANGAN SISTEM A. Analisa Masalah Analisa masalah merupakan penguraian dalam pengiriman dan penerimaan pesan. Penguraian masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Adanya ancaman dalam pengiriman sebuah pesan SMS. 2. Belum adanya pengamanan isi pesan pada fitur SMS diperangkat mobile. 3. Bagaimana mengimplementasikan algoritma vigenere chiper dan blowfish untuk enkripsi dan dekripsi isi pesan SMS pada ponsel berbasis android?
1. Angka Teknik Vigenere dengan angka dilakukan dengan menukarkan huruf dengan angka (hampir sama dengan kode geser).
B. Analisa Algoritma Analisa algoritma digunakan untuk mengetehui alur dalam penggunaan algoritma yang digunakan dalam aplikasi. Algoritma yang digunakan dalam aplikasi ini adalah algoritma blowfish dan algoritma vigenere chiper.
Tabel 2.1. Vigenere dengan angka A 0
B 1
C 2
D 3
E 4
F 5
G 6
N 1 3
O 1 4
P 1 5
Q 1 6
R 1 7
S 1 8
T 1 9
H 7 U 2 0
I 8 V 2 1
J 9
K 10 W 2 2
X 2 3
L 11
M 12
Y 2 4
Z 2 5
1) Algoritma Blowfish : Pada algoritma blowfish alur yang digunakan adalah dengan mengulang kunci sebanyak 16 kali putaran. Input adalah elemen 64-bit, X untuk alur algoritma enkripsi dengan metode Blowfish dijelaskan sebagai berikut: a. Sebelum melakukan enkripsi, algoritma blowfish akan menghitung subkey yang akan digunakan. Inisialisai P-array dan S-array dengan string yang sudah pasti yang terdiri dari digit hexadecimal Pi. Π (pi) merupakan bilangan misteri yang sampai sekarang belum jelas asalnya dari mana. S-box yang dibuat dari bilangan Pi ini didesain oleh NSA (National Security Agency), seperti algoritma DES yang S-box-nya dibuat oleh NSA. NSA merahasiakan proses pembuatan deretan bilangan hexadecimal pada P-array dan S-array agar keamanan algoritma tersebut aman dan tidak mudah dipecahkan oleh cryptanalyst. b. Setelah inisialisasi, XOR Pi dengan 32 bit kunci pertama, XOR P2 dengan 32 bit kunci kedua. Seterusnya hingga P18. c. Plaintext yang akan dienkripsi diasumsikan sebagai masukan, Plaintext tersebut diambil sebanyak 64bit, dan apabila kurang dari 64-bit maka kita tambahkan bitnya, supaya dalam operasi nanti sesuai dengan datanya. d. Hasil pengambilan tadi dibagi 2, 32-bit pertama disebut XL, 32-bit yang kedua disebut XR.
2. Huruf Vigenere cipher dikenal mudah dipahami dan diimplementasi. Vigenere Cipher menggunakan bujursangakaruntuk melakukan enkripsi dan dekripsi. Kolom paling kiri dari bujursangkar menyatakan huruf kunci, sedangkan huruf dibagian atas menyatakan huruf plainteks. Setiap baris dalam bujursangkar menyatakan huruf cipherteks yang diperoleh dengan Caesar cipher, dengan jumlah pergesaran huruf plainteks ditentukan nilai numerik huruf kunci tersebut. C. Android Pada awalnya, Android ini dikembangkan oleh perusahaan Android Inc. Namun, Google memberikan dukungan finansial dan membelinya pada tahun 2005. Kemudian pada tahun 2007, Sistem operasi robot hijau tersebut secara resmi diluncurkan beriringan dengan didirikannya Open Handset Alliance yang merupakan konsorsium dari perusahaan-perusahaan teknologi, produsen perangkat seluler, operator nirkabel, serta produsen chipset yang bertujuan untuk mengembangkan standar terbuka bagi perangkat seluler. Hingga pada akhirnya ponsel pertama yang menggunakan sistem operasi Android pun diluncurkan,
18
e. Selanjutnya lakukan operasi XL = XL xor Pi dan XR = F(XL) xor XR. f. Hasil dari operasi diatas ditukar XL menjadi XR dan XR menjadi XL. g. Lakukan sebanyak 16 kali, perulangan yang ke-16 lakukan lagi proses penukaran XL dan XR. h. Pada proses ke-17 lakukan operasi untuk XR = XR xor P17 dan XL = XL xor P18. i. Proses terakhir satukan kembali XL dan XR sehingga menjadi 64-bit kembali.
32 Bit P
32 Bit 1
P
2
+
Plainteks 64 Bit
32 Bit
+
F
x = karakter pada pesan n = karakter pada kunci Rumus dekripsi vigenere chiper : D(c) = (c - n) mod 26 Keterangan: D(c) = dekripsi karakter c x = karakter pada pesan n = karakter pada kunci c = karakter pada chipertext Setiap huruf tersebut diwakilkan dengan bilangan 025 yang masing-masing merupakan enumerasi dari abjad A-Z. Jika cipher ini kita terapkan pada karakter ASCII, maka bilangan pembagi adalah 256 sesuai banyak bilangan ASCII. Representasi huruf juga diubah menjadi 0-255. 3) Enkripsi dan Dekripsi Proses enkripsi pesan dilakukan menggunakan dua algoritma dengan kunci yang sama. Pada enkripsi pesan, proses pertama menggunakan algoritma blowfish kemudian menggunakan algoritma vigenere chiper untuk menghasilkan chiperteks. Sedangkan untuk proses dekripsi, algoritma yang digunakan pertama adalah vigenere chiper kemudian menggunakan algoritma blowfish. Berikut gambar alur proses enkripsi dan dekripsi algoritma blowfish dan vigenere chiper.
32 Bit
32 Bit
+
+
F
13 Iterasi Lanjutan
Plainteks P
16
P18
+ +
F
P 17
32 Bit
+ +
Kata Kunci
Algoritma Blowfish
32 Bit 64 Bit Chiperteks
Algoritma Vigenere Chipper
Gambar 3.1. Alur proses enkripsi Blowfish
Chiperteks
Untuk proses dekripsi, langkah sama dengan proses enkripsi, hanya urutan Pbox yang digunakan dengan urutan terbalik.
Gambar 3.2. Proses Enkripsi Chiperteks
2) Algoritma Vigenere Chiper: Vigenere chiper menggunakan suatu kunci yang memiliki panjang tertentu. Panjang kunci tersebut bisa lebih pendek ataupun sama dengan panjang plainteks. Jika panjang kunci kurang dari panjang plainteks, maka kunci yang tersebut akan diulang secara periodik hingga panjang kunci tersebut sama dengan panjang plainteksnya. Vigenere chiper dapat menggunkan rumus sebagai berikut :
Kata Kunci
Algoritma Vigenere Chiper
Algoritma Blowfish
Plainteks
Rumus enkripsi vigenere chiper : E(x) = (x+n) mod 26…………(1) Keterangan: E(x) = Enkripsi karakter x
Gambar 3.3. Proses Dekripsi
19
Berikut adalah contoh enkripsi dari algoritma blowfish dan algoritma vigenere chiper sebelum dan sesudah dilakukan penggabungan dua algoritma.
2)
Activity Diagram Activity Diagram merupakan aktivitas yang dikerjakan oleh aktor yang merupakan pengguna. a. Activity Pesan baru
Tabel 3.1 Enkripsi Blowfish dan Vigenere Chiper Blowfish ke Kata Plainteks Blowfish Vigenere kunci Chiper i7GvGTJEM7Og s7ZvQT5EW7 MAHASIS KATA 4z3u9AUFwA= %gWA = zbu'A,f$Al= byGglEpncgWF CIREBO d$XkmS6pkxlG STMIK CIC nDjNVxrARQ= N 4QlV;4sO9Saj = h5Pmv2pkJgD3 JAWA h7<,v4>=Jh7JV AB12 VKVUKShZ8w BARAT LcCKT^H8xsT ==
C. Perancangan Sistem 1) Use Case Diagram : Use case diagram menggambarkan aksi yang dilakukan actor terhadap aplikasi. Use case juga berfungsi untuk mengidentifikasi kebutuhan sistem yang dibuat. Gambar 3.6. activity pesan baru b.
Activity Pesan Masuk
Gambar 3.4. Use Case Diagram pengirim
Gambar 3.5. use case diagram penerima Gambar 3.7. Activity Pesan Masuk 3) Sequence Diagram: a. Sequence Diagram Pesan Baru: Pengguna memilih menu pesan baru kemudian akan muncul form pesan baru dan pengguna dapat memasukkan nomor tujuan dan juga isi pesan. Untuk melalukan enkripsi pesan pengguna harus memilih menu enkrip kemudian akan muncul form kata sandi untuk diisi oleh pengguna. Setelah selesai input kata sandi pengguna menekan tombol enkrip dan akan muncul hasil enkripsi pesan.
20
A. Kebutuhan Implementasi 1) Kebutuhan Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras yang digunakan untuk membangun aplikasi SecureSMS seperti pada tabel.
No 1 2
Tabel 4.1. Tabel Perangkat Keras Yang Digunakan Perangkat keras Deskripsi Prosesor Intel Celeron 1.50 GHz Komputer RAM 4 GB Harddisk 320 GB Smartphone Advan S4A
2) Kebutuhan Perangkat Lunak Perangkat lunak yang digunakan untuk membangun aplikasi SecureSMS, menggunakan software sebagai berikut :
Gambar 3.8. Sequence Diagram Pesan Baru
b. Sequence Diagram Pesan Masuk: Pengguna memilih menu pesan masuk kemudian akan muncul form pesan masuk. Untuk melalukan deskripsi pesan pengguna harus memilih menu dekrip kemudian akan muncul form kata sandi untuk diisi oleh pengguna. Setelah selesai input kata sandi pengguna menekan tombol enkrip dan akan muncul hasil dekrisi pesan.
Tabel 4.2. Tabel Perangkat lunak yang dibutuhkan No
Perangkat Lunak
1
Sistem Operasi Komputer
2
Sistem operasi smartphone Aplikasi : Java Virtual Machine Editor Android Virtual Machine Emulator
3
Deskripsi Microsoft Windows 10 64 bit Android Jelly Bean JDK 8 Eclipse Mars Android SDK Memu
B. Hasil Implementasi Interface Aplikasi Hasil Implementasi interface aplikasi merupakan hasil implementasi perancangan sistem yang telah dibuat kedalam bahasa pemrograman, berikut adalah hasil tampilan interface aplikasi: 1) Interface Menu Utama : Pada tampilan awal, kita akan dihadapkan pada beberapa pilihan menu yaitu, New Message, Inbox, Outbox, Help. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 3.9. Sequence Diagram Pesan Masuk
IV. IMPLEMENTASI SISTEM Setelah sistem dianalisis dan didesain secara rinci, maka akan ke tahap implementasi. Implementasi sistem merupakan tahap meletakkan sistem sehingga siap untuk dioperasikan. Implementasi bertujuan untuk mengkonfirmasi modul-modul perancangan, sehingga pengguna dapat memberi masukan kepada pengembangan sistem.Setelah melakukan tahap perancangan sistem dan implementasi perangkat lunak, maka tindakan selanjutnya yang dilakukan adalah penerapan hasil perangkat lunak tersebut.
Gambar 4.1. Interface Menu Utama
21
2) Interface New Message : Pada menu New Message pengirim dapat membuat pesan untuk dikirim kepenerima dengan memasukkan nomor tujuan didalam kolom nomor atau memilih dari daftar kontak yang sudah ada dengan menekan icon kontak. Untuk isi pesan dapat diketik pada kolom pesan.Untuk melakukan enkripsi pengguna dapat menggunakan tombol enkripsi disebelah kanan atas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :
DAFTAR PUSTAKA [1] Cruz Zapata, Belén. Android Studio Application Development. Penerbit PACKT. 2013 [2] Elenkov, Nikolay. Android Security Internals. Penerbit No Starch Press, Inc. 2015 [3] Gata Windu, Gata Grace, Sukses Membangun Aplikasi Penjualan dengan Java, 2003 [4] Kadir, Abdul. From Zero to A Pro. Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2013. [5] Kromodilmoeja, Sentot. Teori & Aplikasi Kriptografi. Penerbit SPK IT Consulting, 2009 [6] Lee, Weimeng. Beginning Android 4 Aplication Development. Penerbit John Wiley & Sons, Inc. 2012 [7] Loon Ng, Yu. Short Message Service (Sms) SecuritySolution For Mobile Devices. 2006 [8] Mol P. Santhi. A Survey on Different Protocols for Secure Transmission of SMS. 2015 [9] Munir, Rinaldi. Bahan Kuliah Kriptografi Klasik. [10] Pachón Ruiz, Antonio. Mastering Android Application Development. Penerbit PACKT. 2015 [11] Poonam Mandavkar, Gauri Patil, Chetna Shetty, Vishal Parkar. SMS Security for Android Mobile Using Combine Cryptographic Algorithms. International Journal of Advanced Research in Computer and Communication Engineering. 2014 [12] Pudjo Widodo Prabowo, Herlawati, Menggunakan UML, 2011 [13] Pressman, Roger. S., Software Engineering A Practitioner’s Approach, 2011. [14] Schneier. Bruce. Description of a New VariableLength Key, 64-Bit Block Cipher (Blowfish) (http://schneier.com. Diakses 13 juni 2016) [15] Wibisono Gunawan, Usma Uke Kurniawan dan Dwi Hantono Gunadi, Konsep Teknologi Seluler, Penerbit Informatika, Bandung, 2008.
Gambar 4.2. Interface New Message
V. PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan aplikasi ini adalah: 1. Aplikasi mampu mengamankan isi pesan dengan melakukan enkripsi pesan. 2. Pesan yang dikirim dalam bentuk terenkripsi dengan algoritma Blowfish dan Vigenere Chiper akan terkirim dalam bentuk chipertext. 3. Penggabungan algoritma blowfish dan vigenere chiper untuk enkripsi pesan dapat menghasilkan chipertext yang semakin rumit. 4. Pesan hanya dapat melakukan enkripsi dan dekripsi oleh aplikasi SecureSMS. 5. Tanpa kata kunci yang tepat pesan tidak dapat dibaca dengan jelas. B. Saran Saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya untuk mengembangkan aplikasi adalah sebagai berikut: 1. Aplikasi belum bisa dijadikan aplikasi default untuk menerima dan mengirim pesan. 2. Aplikasi belum bisa memunculkan notifikasi untuk pesan yang baru masuk. 3. Aplikasi dapat ditambahkan pilihan sim card pengiriman pesan apabila smartphone menggunakan dua sim card.
22