1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar.
Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan
pertanyaan,
menggolongkan
dan
menafsirkan
data,
serta
mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah
2
informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.
Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang Biologi, Fisika, Kimia dan pengetahuan pendukung lainnya (Depdiknas, 2006).
Kondisi saat ini, beberapa kendala yang dihadapi dalam memberikan pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains
pada siswa, antara lain
keterbatasan alat pendukung untuk melihat makhluk atau benda yang berukuran sangat kecil dan tidak terlihat oleh mata, melihat organ-organ dalam tubuh, prosesproses Biologi dalam metabolisme tubuh, interaksi berbagai komponen baik biotik maupun abiotik yang sulit diamati di lingkungan atau alam sekitar, dan lain sebagainya.
Di sisi lain, selama ini ada kecenderungan pada proses pembelajaran sains termasuk Biologi, siswa dituntut untuk lebih banyak mempelajari konsep-konsep dan prinsipprinsip sains secara verbalistis, sehingga menyebabkan kejenuhan pada siswa. Dengan demikian belajar sains hanya diartikan sebagai pengenalan sejumlah konsepkonsep dan peristilahan dalam sains saja. Dengan menerapkan konsep pembelajaran
3
seperti ini, akan menyebabkan pembelajaran menjadi tidak bermakna, karena yang dipelajari hanya sebatas pemahaman konsep dan peristilahan saja.
Pada proses pembelajaran, selain penggunaan metode pembelajaran yang perlu dipertimbangkan secara selektif karena ketepatan metode akan mempengaruhi bentuk strategi pembelajaran,
media juga termasuk sarana pendidikan yang ikut
mempengaruhi hasil belajar. Perkembangan sains dan teknologi yang sangat pesat sekarang ini khususnya teknologi informasi. harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kreativitas guru dalam membuat media pembelajaran yang mampu menumbuhkan minat belajar siswa.
Beberapa temuan yang diperoleh dari penelitian pendahuluan, ternyata masih sangat minimnya media pembelajaran di sekolah-sekolah, terutama media berupa video atau animasi yang sangat diperlukan untuk medukung proses pembelajaran, sehingga perlu adanya inovasi untuk mengembangkan media pembelajaran.
Proses pembelajaran seringkali ditandai dengan adanya unsur tujuan, bahan, media, metode, dan alat, serta evaluasi. Keempat unsur tersebut saling berinteraksi dan berinterelasi. Metode dan media merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari unsur pembelajaran yang lain. Metode dan alat, yang dalam hal ini adalah media pembelajaran berfungsi untuk menyampaikan materi pelajaran agar sampai kepada tujuan.
4
Media pembelajaran adalah suatu alat yang dapat membantu siswa supaya terjadi proses belajar. Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan siswa akan dapat memperoleh berbagai pengalaman nyata, sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap dengan mudah dan lebih baik.
Penggunaan media dalam pembelajaran didasarkan pada konsep bahwa belajar dapat ditempuh melalui berbagai cara, antara lain: mengalami secara langsung (melakukan dan berbuat), mengamati orang lain, dan dengan membaca serta mendengar. Kedudukan media dalam pembelajaran sangat penting bahkan sejajar dengan metode pembelajaran, karena metode yang digunakan dalam proses pembelajaran biasanya akan menuntut media apa yang dapat diintegrasikan dan diadaptasikan dengan kondisi yang dihadapi. Jika kembali kepada paradigma pembelajaran sebagai suatu proses transaksional dalam menyampaikan pengetahuan, sikap
dan psikomotor,
maka posisi media juga berfungsi sebagai saluran proses komunikasi.
Proses komunikasi minimal melibatkan beberapa komponen, antara lain komunikator, pesan, dan komunikan. Pesan akan lebih efektif diterima oleh komunikan apabila ada saluran media sebagai sara pendukung, hal ini sesuai dengan pendapat Susilana dan Riyana (2008:2), bahwa dalam proses pembelajaran terdapat komunikasi yang merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat beberapa komponen, diantaranya komunikator, komunikan, channel, message, feedback dan noise atau barrier.
5
Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, maka perlu didukung oleh media yang baik, sehingga diharapkan dapat membantu terjadinya interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa, guru dan bahan ajar. Guru merupakan figur penting yang diharapkan dapat membimbing dan membantu siswa agar mencapai hasil belajar optimal. Untuk itu guru diharapkan dapat mengatasi setiap masalahmasalah yang timbul sehingga dapat mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diharapkan.
Selain kendala dalam hal sarana pendukung, dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah, siswa seringkali dihadapkan dengan bermacam-macam kendala, antara lain sulitnya memahami materi Biologi yang sifatnya abstrak dan bagian-bagian yang secara nyata tidak dapat dilihat oleh mata. Beberapa materi biologi tersebut anntara lain; struktur sel, struktur jaringan, struktur organ, sistem pencernaan makanan, sistem pernapasan, sistem ekskresi, sistem regulasi, sistem reproduksi, sistem gerak , sistem peredaran darah, dan proses-proses dalam metabolisme tubuh. Untuk mengatasi kendala tersebut juga diperlukan media yang bisa menjembatani daya imajinasi siswa.
Berdasarkan hasil diskusi dengan guru Biologi di beberapa sekolah wilayah Bandar Lampung dan Lampung Timur, mata pelajaran Biologi memang pelajaran yang paling mudah memanfaatkan alam sebagai laboratoriumnya. Namun materi-materi
6
tertentu tidak bisa mengambil contoh dari alam sekitar dan perlu media yang bisa menjembatani, sehingga obyek yang abstrak bisa menjadi seolah-olah nyata.
Dari hasil observasi yang dilakukan di Lampung Timur, diperoleh data bahwa semua guru yang diobservasi belum pernah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media interaktif, pembelajaran masih didominasi dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi.
Beberapa sekolah sudah ada yang memanfaatkan media
berbantuan computer, namun belum ada yang menggunakan media yang bersifat interaktif.
Padahal dari hasil analisis kebutuhan pada penelitian pendahuluan,
menggunakan instrumen analisis kebutuhan yang dibagikan kepada 20 guru biologi di Lampung Timur, diperoleh data bahwa mayoritas guru sudah memiliki komputer dan sudah bisa mengoperasikan komputer, serta mengatakan bahwa materi yang sifatnya abstrak, sulit dibelajarkan ke anak dan memerlukan media perantara berupa media interaktif berbasis animasi.
Selain itu, dari hasil penelitian pendahuluan pada 20 responden yang merupakan siswa SMA Negeri/swasta di kecamatan Bandar Sribhawono, diperoleh hasil bahwa semua responden
mengatakan sudah bisa mengoperasikan komputer walaupun
belum mahir, sebelumnya belum pernah menerima pembelajaran dengan multimedia interaktif, dan semua mengatakan bahwa multimedia interaktif berbasis animasi sangat diperlukan.
7
Dari hasil penelitian pendahuluan tersebut, pada intinya media pembelajaran biologi dengan animasi dan bersifat interaktif sangat diperlukan, terutama untuk materimateri tertentu yang bersifat abstrak atau sulit dilihat contoh secara nyata di lingkungan sehari-hari.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka telah dikembangkan media pembelajaran, sehingga dapat membantu siswa maupun guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas, maka telah dilakukan suatu penelitian yang berjudul ” Pengembangan Media Interaktif Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XI IPA Berbasis Animasi Menggunakan Adobe Flash”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah 1.
Salah satu kendala yang dihadapi siswa SMA adalah sulitnya memahami materi Biologi yang sifatnya abstrak dan bagian-bagian yang secara nyata di lingkungan tidak dapat dilihat oleh mata.
2.
Guru masih sulit membelajarkan materi-materi yang sifatnya abstrak dan sulit dicari contoh nyata di lapangan.
3.
Media animasi pembelajaran Biologi masih belum banyak dikembangkan di kalangan guru, untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
8
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana mengembangkan
media interaktif pembelajaran biologi SMA
berbasis animasi dengan menggunakan adobe flash? 2. Bagaimana karakteristik media interaktif mata pelajaran biologi SMA berbasis animasi dengan menggunakan adobe flash? 3. Bagaimana efektivitas media interaktif berbasis animasi dengan menggunakan adobe flash dalam pembelajaran biologi di SMA? 4. Bagaimana
kemenarikan
media
interaktif
berbasis
animasi
dengan
menggunakan adobe flash?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran animasi biologi di SMA dan untuk: 1. Mengetahui cara mengembangkan
multimedia berbasis animasi dengan
menggunakan adobe flash. 2. Mengetahui karakteristik media interaktif mata pelajaran biologi SMA berbasis animasi dengan menggunakan adobe flash. 3. Mengetahui efektivitas media interaktif mata pelajaran biologi SMA berbasis animasi dengan menggunakan adobe flash.
9
4. Mengetahui kemenarikan media interaktif mata pelajaran biologi SMA berbasis animasi dengan menggunakan adobe flash.
1.5 Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoretis Penelitian ini termasuk pada kawasan pengembangan terutama pengembangan teknologi media pembelajaran berbasis TIK yang mampu memberikan kemudahan layanan bagi pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran.
Produk hasil pengembangan ini masuk pada kawasan
pemanfaatan.
Pendidik dan peserta didik dapat memanfaatkan media ini
secara maksimal.
Bagi sekolah, diharapkan media interaktif ini dapat mengatasi masalah proses pembelajaran yang ada di sekolah, dan dapat dijadikan koleksi untuk melengkapi Pusat Sumber Belajar (PSB) yang ada di sekolah.
Bagi pendidik dan peserta didik, media ini akan memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran, indikator, dan materi-materi pembelajaran tentang sistem pencernaan makanan, sistem ekskresi dan sistem reproduksi, serta diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dalam bidang Teknologi, Infoemasi dan Komunikasi (TIK).
10
b. Kegunaan Praktis
Penelitian ini dapat menghasilkan sebuah sebuah media animasi pembelajaran biologi dengan menggunakan adobe flash, yang diharapkan bermanfaat bagi: 1. Siswa Siswa akan mendapat informasi yang lebih rinci dan mudah memahami materi ajar yang sebelumnya sulit dibayangkan, karena bersifat abstrak atau sulit dilihat contohnya secara nyata. 2. Guru Penggunaan media animasi flash dalam mata pelajaran Biologi diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran Biologi di sekolah, dapat melaksanakan pembelajaran efektif, efisien dan memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran, serta dapat dijadikan jembatan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 3. Sekolah Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran Biologi di sekolah.