III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2014 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Pembuatan akan ekstrak dilakukan di Laboratorium Kimia Dasar Jurusan Kimia Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas ukur berfungsi sebagai tempat untuk mengukur seberapa banyak hasil ekstraksi yang diperoleh, bejana kaca sebagai tempat pembuatan ekstrak, pengaduk berfungsi untuk meratakan rendaman, kertas saring yang berfungsi untuk memisahkan ekstrak dengan filtratnya, vacum rotary evaprator yaitu alat yang berfungsi untuk memekatkan hasil ekstraksi, nampan plastik berfungsi sebagai tempat penetasan telur hingga menjadipupa, gelas plastik berfungsi sebagai wadah untuk meletakkan larva, pipet tetes berfungsi untuk memindahkan larva dari nampan ke gelas plastik dan berfungsi untuk mengambil ekstrak daun cengkeh dari gelas ukur, dan stopwatch berfungsi sebagai alat pencatat waktu pengamatan.
27
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun cengkeh tua dengan berat 1500 gram dikering-anginkan dalam ruangan sampai didapat berat kering daun cengkeh sebesar 749,2 gram, nyamuk Aedes aegypti dewasa berumur 2-3 hari sebagai bahan uji, etanol 96% sebagai pelarut sebanyak 6000 mL, akuades sebagai pengencer ekstrak daun cengkh, dan dog food sebagai pakan larva.
C. Rancangan Percobaan Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Percobaan ini menggunakan perlakuan tunggal yang terdiri dari lima konsentrasi, yaitu; 10%; 20%; 30%; 40%; dan 50% ekstrak daun cengkeh, dan dengan dua kontrol yaitu, kontrol negatif yang berisi aquades, kontrol positif yang berisi tranflutrin12,38g/l. Fungsi kontrol positif adalah sebagai pembanding apakah ekstrak daun cengkeh bisa berefek sama dengan obat nyamuk buatan pabrik yang digunakan sebagai kontrol positif. Sedangkan fungsi kontrol negatif adalah untuk mengetahui apakah aquades yang digunakan mempunyai efek terhadap nyamuk uji, sehingga ada 7 taraf pengujian sebagai perlakuan, dengan 4 ulangan sebagai kelompok. Setiap perlakuan dilakukan pengamatan terhadap jumlah nyamuk yang mati setiap 5, 10, 20, 40, 60, 120, 240, 480, dan 1440 menit setelah perlakuan.
28
D. Variable Pengamatan
Variable yang diamati adalah persentase Kematian Ae. aegypti setelah menit ke-5, menit ke-10, menit ke-20, menit ke-40, menit ke-60, menit ke-120, menit ke-240, menit ke-480 dan menit ke-1440. setelah diberi perlakuan ekstrak daun cengkeh.
E. Prosedur Pecobaan
1. Pembuatan Larutan Uji
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi atau perendaman (Depkes RI, 2000). Daun cengkeh yang sudah dikeringkan dengan cara dianginanginkan selama beberapa hari dipotong kecil-kecil agar memudahkan dalam proses perendaman. Daun cengkeh sebanyak 1,5 kg yang sudah dipotong kecil-kecil direndam selama 24 jam dengan pelarut etanol sebanyak 6 liter, dengan tujuan untuk memisahkan senyawa yang kita inginkan dengan residunya. Rendaman tersebut disaring dengan kertas saring guna mendapatkan ekstrak yang diinginkan.
Ekstrak yang sudah disaring kemudian dipekatkan dengan menggunakan alat vacum rotary evaporator sehinggga di peroleh hasil berupa ekstrak daun cengkeh dengan kosentrasi 100%. Hasil ekstraksi yang diperoleh tersebut dengan kosentrasi 100% kemudian diencerkan dengan aquades sebanyak lima kali pengenceran dengan masing-masing konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50% dengan menggunakan rumus M1xV1=M2xV2.
29
Untuk membuat berbagai konsentrasi yang diperlukan dapat digunakan rumus M1 x V1 = M2 x V2 (Gunawan dan mulyani, 2004) , dimana: V1= volume larutan yang akan diencerkan (ml), M1= konsentrasi ekstrak daun cengkeh yang tersedia (%), V2= volume larutan (air + ekstrak) yang diinginkan (ml), M2= konsentrasi ekstrak daun cengkeh yang akan dibuat (%).
2. Preparasi Bahan Uji
Pada penelitrian ini telur Ae. aegypti diperoleh dari Loka Litbang Pemberantasan Penyakit Bersumber Pada Binatang (P2B2) Ciamis. Telur Ae. aegypti menempel pada kertas saring yang kemudian kertas tersebut dimasukan dalam nampan yang berisikan air. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari.
3. Uji Efektifitas
Larutan uji yang digunakan adalah ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum L) dengan koonsentrrasi 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Uji efektifitas ini dilakukan untuk menentukan nilai LC50 ,LC90 serta LT50
30
LT90 dan kosentrasi yang paling efektif sebagai insektisida terhadap Ae. aegypti dewasa. Ekstrak daun cengkeh (S. aromaticum L) dengan berbagai kosentrasi tersebut dibuat dengan cara elektrik cair dan masingmasing ekstrak di masukan kedalam kandang uji. Percobaan dilakukan dengan menggunakan beberapa buah kotak kardus berdinding plastik berbentuk bujur sangkar yang diletakkan diruang penelitian Laboratorium Zoologi. Nyamuk Ae. aegypti diambil dari tempat penangkaran dengan menggunakan aspirator sederhana, kemudian dimasukkan dalam paper cup. Nyamuk Ae. aegypti yang diambil dalam keadaan kenyang gula dan sehat. Kemudian nyamuk yang terdapat pada paper cup di masukan ke dalam kandang uji yang sebelumnya sudah berisi masing-masing ekstrak. Kandang 1 menggunakan Larutan uji berisi tranflutrin 12,38g/l (kontrol positif), kandang 2 menggunakan aquades 45 ml (kontrol negatif), kandang 3 menggunakan larutan uji berisi larutan ekstrak daun cengkeh 10%, kandang 4 menggunakan larutan uji berisi larutan ekstrak daun cengkeh 20%, kandang 5 menggunakan larutan uji berisi larutan ekstrak daun cengkeh 30%, kandang 6 menggunakan larutan uji berisi larutan ekstrak daun cengkeh 40%, kandang 7 menggunakan larutan uji berisi larutan ekstrak daun cengkeh 50%,
Masing-masing perlakuan berisi 20 ekor nyamuk Ae. aegypti dewasa dengan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali berdasarkan pada WHO (2005). Selanjutnya dinyatakan bahwa pengukuran pada kelompokkelompok dilakukan dalam 24 jam dengan interval waktu 5, 10, 20, 40, 60,
31
120, 240, 480 dan 1440 menit. Pengukuran berakhir pada menit ke-1440 dengan cara menghitung Ae. aegypti yang mati ditiap patokan waktu.
F. Analisis data
Hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan ANOVA, agar dapat mengetahui adanya perbedaan rata-rata kematian nyamuk di setiap perlakuan yang diberikan. Kemudian dilakukan uji lanjut dengan BNT (Beda Nyata Terkecil) karena ada perbedaan kematian nyamuk pada setiap perlakuan.
Dilakukan uji dengan menggunakan analisis Probit untuk mengetahui nilai Lethal Concentration (LC50 dan LC90) dan Lethal Time (LT50 dan LT90) dari ekstrak daun cengkeh (S. aromaticum L).