III. METODE KAJIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel
pemerintah
kabupaten/kota, secara purposif yaitu Kota Bogor yang mewakili kota kecil dan Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November 2007 . Pemilihan Kota dan Kabupaten Bogor ini berdasarkan pada : 1.
Kedua daerah tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dalam melaksanakan peningkatan pendidikan guru SD baik yang dilaksanakan sebelum otonomi maupun saat otonomi.
2.
Kedua
wilayah
ini
memiliki
anggaran
yang
diprioritaskan
untuk
melaksanakan pembangunan pendidikan yang berbeda. 3.
Kedua daerah juga memiliki perbedaan yang mencolok dilihat dari APBD dan pendapatan asli daerah (PAD)
yang diklasifikasikan besar untuk
Kabupaten Bogor dan kecil untuk Kota Bogor.
3.2. Sumber dan Cara Pengumpulan Data Sumber data yang digunakan untuk menganalisis identifikasi kondisi pendidikan guru dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan pemerintah daerah dalam meningkatkan pendidikan guru SD di Kota dan Kabupaten Bogor berasal dari data sekunder. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur yang berkaitan dengan APBD dan sumber lain yang relevan yang menjabarkan bagaimana anggaran dan semua informasi yang berhubungan dengan pendidikan guru SD digunakan untuk mengembangkan suatu kebijakan dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan di Kabupaten dan Kota Bogor.
Sedangkan untuk menganilisis alternatif dalam memilih sistem pendidikan yang sesuai untuk peningkatan pendidikan guru di Bogor, digunakan data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung untuk memperoleh informasi mengenai bagaimana perhatian pembuat kebijakan terhadap peningkatan pendidikan guru SD, dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi dalam memutuskan suatu kebijakan. Sasaran utama dari wawancara untuk memperoleh informasi ini adalah guru SD di Kota dan Kabupaten Bogor sebagai subjek yang akan ditingkatkan atau dikembangkan pendidikannya. Karena menyangkut kebijakan maka sasaran pendukung utama yang diwawancarai harus berhubungan dengan pemerintah daerah kota dan kabupaten yang diwakili oleh Dinas Pendidikan, DPRD komisi D yang membidangi bidang pendidikan, dan Kepala Sekolah sebagai pelaksana teknis dalam membina pengembangan pendidikan guru SD di sekolah yang dipimpinnya. Sampel Guru SD diambil satu dari sejumlah guru yang ada di Kota dan Kabupaten Bogor. Seorang guru dapat dianggap mewakili keseluruhan guru yang memiliki pendidikan belum S1 dan berkeinginan untuk meningkatkan pendidikannya.
Responden
lainnya
adalah
Kepala
Sekolah
dan
Dinas
Pendidikan yang diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Bidang Pendidikan Dasar yang mengelola secara teknis peningkatan pendidikan guru di setiap wilayah. Dari anggota DPRD diwakili oleh Ketua Komisi D.
3.3.
Analisis Data Kajian untuk memilih alternatif sistem pendidikan yang sesuai dalam
peningkatan pendidikan guru SD di Kota dan Kabupaten Bogor merupakan suatu studi yang bersifat deskriptif eksploratif. Untuk mengidentifikasi kondisi
pendidikan guru SD, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam peningkatan pendidikan guru SD dilakukan dengan memasukkan data yang diperoleh dalam tabulasi sederhana, untuk memudahkan dalam membaca dan dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Pengolahan data untuk pemilihan alternatif sistem pendidikan yang dapat digunakan dalam peningkatan pendidikan guru SD di Kabupaten dan Kota Bogor dilakukan dengan menggunakan
metode analitical hirarchy process (AHP),
suatu metode yang didesain untuk menangkap secara rasional persepsi orang yang berhubungan erat dengan permasalahan tertentu melalui prosedur yang didesain untuk sampai pada skala preferensi di antara berbagai alternatif. Langkah-langkah dalam analisis data menggunakan pendekatan AHP adalah sebagai berikut. (Falatehan, 2006). 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusinya Definisi masalah dilakukan dengan mempelajari masalah yang berhubungan dengan pendidikan guru SD, apa yang menjadi masalah utama, siapa pelaku yang berperan dalam menentukan peningkatan pendidikan guru SD, dan kendala yang dihadapi dan alternatif sistem pendidikan yang memungkinkan untuk meniadakan kendala serta sesuai dengan kondisi yang ada dalam meningkatkan pendidikan guru SD di Kota dan Kabupaten Bogor. 2. Membuat struktur hierarki Hirarki dibentuk dengan memiliki level-level yang menunjukkan faktor-faktor yang saling berkaitan yang hendak diteliti. Hierarki disusun berdasarkan sasaran utama yang akan dicapai, pelaku yang berperan, kendala yang dihadapi dan faktor yang pengaruhinya serta terkahir adalah alternatif yang sesuai yang dapat dipilih, seperti Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 4. Hirarki pada Metoda AHP
3. Membuat matriks perbandingan atau komparasi berpasangan (Tabel 1), untuk menggambarkan pengaruh setiap elemen terhadap tujuan yang setingkat di atasnya. Penentuan tingkat kepentingan pada hirarki dilakukan dengan teknik perbandingan
berpasangan
berdasarkan
pendapat
dari
individu
dan
gabungan individu. Tabel 2 adalah skala banding secara berpasangan dalam AHP Tabel 1. Matriks Perbandingan Berpasangan C
A1
A1
I
A2 ... An
A2
...
An
I I I
4. Menghitung matriks pendapat individu (MPI) 5. Menghitung matriks pendapat gabungan (MPG), untuk membentuk suatu matriks yang dapat mewakili matriks individu yang ada. 6. Pengolahan horizontal, untuk menyusun prioritas elemen keputusan pada hirarki keputusan. Dilakukan dengan menentukan vektor prioritas, uji konsistensi dan revisi bila diperlukan.
7. Revisi pendapat, dilakukan bila nilai CR cukup tinggi (lebih dari 0,1) dengan mencari Rood Mean Square (RMS) dan merevisi pendapat pada baris yang memiliki nilai besar. 8. Pengolahan vertikal, digunakan untuk menyusun prioritas pengaruh setiap elemen pada tingkat hirarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama atau tujuan. Hasil akhirnya adalah bobot prioritas setiap elemen pada sasaran akhir yang dituju. Pengumpulan pendapat responden dilakukan dengan menggunakan kuesioner terstruktur. (Contoh kuesioner pada Lampiran 1) sedangkan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Expert Choice 2000.
Tabel 2. Skala Banding secara Berpasangan Intensitas
Keterangan
1
Kedua elemen sama pentingnya
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen lainnya
5
Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lain
7
Elemen yang satu jelas lebih penting daripada elemen yang lain
9
Elemen yang satu mutlak lebih penting daripada elemen yang lain
2,4,6,8
a. Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan b. Jika untuk aktivitas ke-I mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas ke-j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i.
3.4. Metode Perancangan Program Hasil kajian ini akan digunakan sebagai masukan bagi pemerintah kabupaten/kota dalam memilih alternatif untuk peningkatan pendidikan guru SD dengan menggunakan sistem pendidikan yang paling sesuai dengan tidak meninggalkan tugasnya dan sebagai wujud pelaksanaan otonomi daerah. Sedangkan bagi UT selaku penyelenggara PJJ apa pun pilihannya dapat
digunakan sebagai masukan dalam meningkatkan penyelenggaraan pendidikan jarak jauh yang lebih baik dalam melayani guru SD sebagai mahasiswa. Metoda perancangan yang digunakan adalah dengan menggunakan ANALISIS SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 3. Sedangkan strategi yang dikembangkan dibuat dari perbandingan kondisi internal dan eksternal. yang dilaksanakan dengan melihat hal-hal sebagai berikut: 1.
Lingkungan Internal, adalah apa yang dimiliki oleh suatu organisasi untuk melakukan suatu kegiatan.
Lingkungan internal terdiri dari kekuatan
(Strength) yaitu apa yang menjadi kekuatan utama
atau yang dapat
membantu suatu organisasi dalam mencapai tujuan, dan kelemahan (Weakness) yang merupakan kelemahan internal yang ada pada suatu organisasi yang ada sejak dari dahulu sampai saat ini dapat mengganggu organisasi dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Strengths dan weaknesses intelektual,
dapat dan
terdiri
lokasi),
dari sumber dana/biaya,
daya krativitas
yang
dimiliki(finansial,
(kemampuan
untuk
mengembangkan suatu produk, nilai aset yang dimiliki, kemampuan kompetitif, keuntungan kompetitif, dan lain-lain.
Tabel 3. Analisis SWOT Internal STRENGTHS
WEAKNESSES
Eksternal
OPPORTUNITIES
TRHREATS
Strategi SO: menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO: Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Strategi ST: Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WO: Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
2. Lingkungan eksternal adalah segala sesuatu yang berasal dari luar organisasi yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan suatu organisasi. Lingkungan eksternal terdiri dari
peluang (Opportunity) yaitu kesempatan
eksternal apa yang dapat diperoleh atau dapat membantu pencapaian tujuan suatu organisasi, dan ancaman (Threat) yaitu apakah ancaman eksternal utama yang mungkin dapat mengganggu pencapaian tujuan pada suatu organisasi. Lingkungan eksternal dapat dilihat dari kecenderungan pasar, kondisi politik, ekonomi dan sosial, perkembangan teknologi, harapan publik, kondisi lingkungan global, dan lain-lain sebagainya. 3. Strategi dilaksanakan dengan melihat kesesuaian analisis SWOT dengan hasil kajian, dan perkembangan kebijakan yang ada di lapangan.