II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Tanaman Gonda Tanaman gonda merupakan tanaman herba aquatic yang termasuk dalam keluarga Sphenocleaceae. Klasifikasi taksonomi dijelaskan sebagai berikut : Divisio
: Spermathophyta
Sub-divisio
: Angiosperme
Clas
: Dicotyledonae
Ordo
: Solanales
Family
: Sphenocleaceae
Genus
: Sphenoclea Gaertn.
Spesies
: Sphenoclea zeylanica Gaertn
Tanaman gonda secara umum dikenal sebagai gulma tanaman padi sawah yang dimanfaatkan sebagai tanaman sayuran. Khasiat lain dari tanaman gonda yaitu untuk menyembuhkan luka memar akibat gigitan serangga (Quatrocchi, 2013) dan memiliki senyawa beta karoten yang merupakan zat antioksidan penangkal radikal bebas (Cintari, dkk. 2013). Organ vegetatif tanaman gonda terdiri dari akar, batang pokok, cabang primer, cabang sekunder, cabang kuarter, cabang tersier, dan daun. Akar berserat, berwarna putih-coklat, batang tanaman gonda bersifat licin, batang bulat-bersegi lima, berongga, tumbuh tegak, dan bercabang. Daun tunggal dengan bentuk bulat-lanset, atau bulat telur-lanset (Deyuan, 1983). Organ generatif berbentuk bulir yang tersusun atas bunga dan buah. Tanaman gonda memiliki bunga hermaprodit berukuran ± 2 mm, kelopak berjumlah 5 helai dan menyatu 4
berbentuk bulat telur - bundar, mahkota menyatu berwarna putih dengan panjang 1,5 mm, dan biji berwarna coklat - kuning (Prosperi, 2007). Tanaman gonda hampir tersebar di seluruh negara di dunia yang memiliki iklim tropis dan sub-tropis, seperti Bangladesh, Bolivia, Plurinasional Serikat, Kamboja, Kosta Rika, Ekuador, India, Indonesia, Iran, Laos, Amerika Serikat, Bolivarian, Vietnam dan Zambia (Mani, 2011). Tanaman gonda awal mulanya berasal dari kawasan Asia, penyebaran secara global berkaitan dengan penyebaran benih padi, di mana benih tanaman gonda merupakan kontaminan benih padi (Carter, 2013). 2.2 Lingkungan Tumbuh Tanaman gonda hampir bisa tumbuh di semua jenis lingkungan di daerah dataran rendah, di antaranya tepi sungai, parit, rawa-rawa, irigasi dan sawah basah (Mani, 2014). Tanaman gonda umumnya tumbuh baik pada daerah dekat dengan pesisir pantai atau daerah yang memiliki ketinggian tempat 0 – 300 m dpl (Prosperi, 2007). Tanaman gonda bisa tumbuh dan berproduksi dengan baik bila ketersediaan air terpenuhi, yaitu seperti kondisi bagian pangkal batang (10 %) tenggelam dan sisanya berada di atas air (emergent) dan semakin muda tanaman gonda maka semakin banyak air yang diperlukan. Jenis dan tekstur tanah merupakan peran penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman gonda. Tanah alluvial dengan tekstur remah dan berpasir dapat memberikan pertumbuhan dan perkembangan yang baik terhadap tanaman gonda, di mana hal tersebut berhubungan dengan daya tembus akar. Lapisan tanah yang berlumpur mudah ditembus akar, sehingga baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena cukup mendapatkan unsur yang diperlukan, seperti air, udara dan unsur hara (Sunarjono, 1989).
Iklim merupakan faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Tajudin, 2007). Faktor iklim yang ikut mengendalikan pertumbuhan suatu tanaman yaitu sinar matahari, temperatur, angin dan curah hujan. Iklim sangat berpengaruh terhadap suhu air dan penetrasi cahaya untuk tanaman aquatic. Tanaman gonda tumbuh di air tawar di mana karakteristik air tawar yaitu cukup sensitif terhadap perubahan iklim, khususnya suhu udara. 2.3 Identifikasi, Morfologi, Agronomi dan, Fenologi 2.3.1 Identifikasi Menurut Widodo (1994), identifikasi adalah determinasi suatu takson berdasarkan persamaan dan perbedaan secara menyeluruh dengan takson yang lain. Pernyataan yang sama menurut Dasuki (1992), identifikasi adalah pemberian atau penentuan nama ilmiah atau takson terhadap spesimen tumbuhan yang belum diketahui namanya dengan menyamakan sifat-sifat dari tumbuhan yang telah lebih dahulu diketahui nama ilmiah atau taksonnya. 2.3.2 Morfologi Menurut Tjitrosoepomo (2001) morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang berasal dari cabang ilmu tumbuhan yang memuat pengetahuan tentang istilah-istilah yang lazim dipakai dalam ilmu tumbuhan, khususnya dalam taksonomi tumbuhan sekaligus juga berisi tuntunan bagaimana cara mendiskripsikan tumbuhan. Dalam perkembangan selanjutnya, morfologi tumbuhan dipisahkan menjadi dua macam yaitu morfologi luar (morphologi in sensu stricto) dan morfologi dalam yang di istilahkan anatomi tumbuhan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa, karakter morfologi mencangkup tentang karakter akar, batang, daun, dan alat perkembangbiakan (bunga, buah, dan biji). 2.3.3 Agronomi
Menurut Jumin (1994), Agronomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari cara pengelolaan tanaman pertanian dan lingkungan guna memperoleh produksi yang maksimum. Cakupan aspek biotik meliputi tanaman (individu dan kelompok) baik yang sejenis maupun berbeda jenis. Cakupan abiotik meliputi semua komponen tidak hidup yang mempengaruhi kehidupan individu yang dipelajari. Selanjutnya dikatakan bahwa agronomi mengandung kerangka acuan yang berisi 3 pengertian yaitu, lapang produksi, pengelolaan dan produksi maksimum. Lapang produksi yang dimaksud yaitu media tumbuh tanaman dan kondisi lingkungan, bisa berupa sebidang tanah, media dalam pot, media air, media buatan dan lain sebagainya. Pengelolaan yaitu kegiatan yang dilakukan untuk proses, penanganan dan perawatan terhadap tanaman dan lingkungan. Produksi maksimum merupakan sasaran tindak agronomi yaitu untuk mengetahui bagaimana dan seberapa titik maksimum produktivitas suatu tanaman. Produksi bisa meliputi organ generatif (buah, biji dan bunga), maupun organ vegetatif (karakter akar, batang, dan daun). 2.3.4 Fenologi Fenologi dalam bidang ilmu pertanian adalah ilmu tentang periode fase-fase yang terjadi secara alami pada tanaman. Berlangsungnya fase-fase tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar, seperti lamanya penyinaran, suhu dan kelembaban udara (Fewless, 2006). Sitompul dan Guritno (1995) menyatakan bahwa, pengamatan fenologi tumbuhan yang seringkali dilakukan adalah perubahan masa vegetatif ke generatif dan panjang masa generatif tumbuhan tersebut. Ini biasanya dilakukan dengan pendekatan akan peristiwa yang terjadi seperti daun mekar, daun gugur, terinduksinya bunga, dan munculnya buah muda. Pengamatan fenologi dapat dilakukan terhadap semua peristiwa yang terjadi selama siklus hidup tanaman.