LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (RPHJP) KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) GULARAYA TAHUN 2014-2023 DI KECAMATAN BUKE KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA I.
DASAR PELAKSANAAN 1. Surat Keputusan Kepala KPHP Gularaya Provinsi Sulawesi Tenggara No. 04/SK/KPH.G tentang Penunjukan Panitia Penyelenggara, Narasumber dan Moderator Kegiatan Sosialisasi RPHJP KPHP Gularaya Tahun 2014 – 2023.
II.
PANITIA PELAKSANA KEGIATAN, MODERARTOR DAN NARASUMBER 1. Nama Jabatan 2. Nama Jabatan 3. Nama Jabatan 4. Nama Jabatan 5. Nama Jabatan 6. Nama Jabatan 7. Nama Jabatan Haluoleo)
III.
: : : : : : : : : : : : : :
Ir. H. Fajar Sudrajat Penanggung Jawab Kegiatan Sosialisasi di Kec. Buke Syahlan, S.Hut Ketua Panitia Yuliana, SE Sekretaris Panitia Muhammad Irfan Anggota Panitia Risman Mangidi, S.Sos. Moderator (kepala Camat Buke) Syahlan, S.Hut Narasumber 1 (Staf KPHP Gularaya) Dr.Ir. Anas Nikoyan M.Si. Narasumber 2 (Pakar/Dosen Kehutanan Universitas
PESERTA KEGIATAN Peserta kegiatan berjumlah 30 orang terdiri dari Kepala Desa Se Kecamatan Buke, Ketua Kelompok Tani Hutan, Tokoh Masyarakat, Warga Desa. Desa yang mengikuti sosialisasi yaitu Desa Adakajaya, Desa Adayu Indah, Desa Anggokoti, Desa Asembu, Desa Mulya, Desa Awalo.
IV.
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN a. Waktu Pelaksanaan sosialisasi RPHJP Gularaya dilaksanakan pada hari kamis pada tanggal 11 Juni 2015. Mulai jam 09.00 s/d selesai. b. Tempat pelaksanaan di Aula pertemuan Kantor Camat Buke Kab. Konawe Selatan.
1
V.
MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN a. Maksud dari kegiatan ini ialah tercapainya program sosialisasi Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Gularaya tahun 2014-2023 di Kecamatan Buke. b. Tujuan kegiatan sosialisasi ialah tersosialisasinya RPHJP KPHP Gularaya dan terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan sesuai dengan arahan pencapaian tujuan pengelolaan hutan yang ditetapkan dalam RPHJP Gularaya tahun 2014 – 2023.
VI.
SUSUNAN ACARA KEGIATAN SOSIALISASI 1. Pembukaan (09.00 – 09.10 Wita) oleh Siti salmiatin,S.Hut 2. Pembacaan Doa (09.10 Wita) oleh Syahlan, S.Hut 3. Sambutan sekaligus membuka acara oleh Camat Buke oleh Bapak Risman Mangidi,
S.Sos. (09.15 Wita) 4. Coffe Break (09.30 Wita) oleh Panitia 5. Penyampaian Materi oleh Narasumber (10.00 – 10.20 Wita) a. Pemateri I oleh Bapak Dr. Nur Arafah, S.P., M.Si. (Pakar/Dosen Kehutanan Unhalu) b. Pemateri I oleh Bapak Alamsyah, S.Hut. M.Si. (Pakar/Dosen Kehutanan Unhalu) 6. Diskusi Sesi I (11.00 – 12.00 Wita) 7. ISHOMA 8. Diskusi Sesi II (13.30 – 14.30 Wita) 9. Penyampaian Kesimpulan dan Penutup(15.00 – 15.30 Wita) VII.
PENYAMPAIAN MATERI OLEH NARASUMBER 1. Materi ke-1 disampaikan oleh Bpk. Syahlan S.Hut. Judul : Rencana Strategis Bisnis KPHP Gularaya Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan mengamanahkan pembangunan Kehutanan diselenggarakan berdasarkan azas manfaat dan lestari, kerakyatan, kebersamaan, keterbukaan dan keterpaduan dengan tujuan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan. Tujuan Pembangunan Kehutanan Menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang proporsional; mengoptimalkan aneka fungsi hutan dan ekosistem termasuk perairannya yang meliputi fungsi konservasi, lindung dan produksi kayu dan non kayu, jasa lingkungan untuk mencapai manfaat lingkungan sosial, budaya dan ekonomi yang seimbang dan lestari; meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai; mendorong peran serta masyarakat dan menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan. salah satu target pengelolaan KPH adalah mengembangkan sektor bisnis KPH melalui kemitraan dengan perusahaan swasta. Dan pengembangan hutan tanaman baru berdasarkan karakteristik KPHP Gularaya. Mekanisme silvikultur yang baik untuk diterapkan pada proyek hutan tanaman industri, meliputi pemilihan tempat tumbuh (tapak), pemilihan bahan tanaman dari genetika unggul, penanaman, pengelolaan tegakan, serta kegiatan perlindungan tanaman. Ketiga, rekomendasi mengenai rotasi tebang antara lain: (1) Rotasi pendek (10 tahun) untuk memproduksi kayu gergaji dari varietas yang sudah dikembangkan, (2) Rotasi menengah (15 tahun) untuk kayu yang berasal dari bibit lokal yang bagus, dan (3) Rotasi 20 tahun untuk 2
varietas yang dikembangkan dalam rangka menghasilkan kayu gergaji yang bermutu tinggi. Internal Rate Return (IRR: tingkat keuntungan internal) diperkirakan mencapai 17 – 24,5% tergantung pada rotasi yang diterapkan. Saat ini program tanaman uggulan yang dimiliki oleh KPHP gularaya adalah jati lokal dan sengon dengan luas tanaman unggulan lokal yang dimiliki adalah 1200 ha. Lebih lanjut bahwa tanaman yang menjadi unggulan masyarakat yang dikecamatan buke adalah sebagai berikut: Desa anggokoti tanaman unggulan: tanaman karet,cengkeh. Desa wulele tanaman unggulan: kelapa sawit,jati putih,sengon Desa wonua marua tanaman unggulan:jati putih Desa pelandia tanaman unggulan: jati, jati putih Desa andayu indah tanaman unggulan: jati dan sengon Materi ke-2 disampaikan oleh Dr. Ir Anas Nikoyan M.Si. Judul : Program Hutan tanaman Rakyat (HTR) Pada PP no 6 tahun 2007 pasal 1 no. 99 disebutkan bahwa Hutan Tanaman rakyat adalah hutan tanaman prouksi yang dibangun oleh kelompk masyarakat untk meningktakan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan system silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan. Saat ini bahwa pengelolaan hutan perlu berfikir di luar dari kebiasan, salah satunya dari yang kebiasaan yang dilakukan adalah peramabahan, menjadi bagaimana memanfaatkan hutan dengan cara memanfaatkan hutan tetapi hutan tidak rusak. Dalam mewujudkan tercapai hutan yang berkelanjutan tentu hal yang perlu terjaga adalah dari aspek secara ekologis, dapat meningkatkan pendapatan ekonomi dan terciptanyan sosial budaya masyarakat yang sejaterah
VIII. DISKUSI SESI I dan SESI II a. Sesi Tanya Jawab : Penanya 1 ; Nama : (Kades Anggokoti ) Dari : Desa Anggokoti -
Bagaimana gambaran bentuk kerja sama antara masyarakat (kecamatan Buke) dengan pihak KPHP Gularaya dalam ha ini mengenai programa yang dicanangkan oleh KPHP Gularaya. Kami dari pihak kemitraan dalam hal ini masyarakat kelompok tani hutan mencoba mengusulkan agar sebaiknya kelola hutan rakyat dikelola melalui BUMDES
3
Jawab : - Pengalaman masalah tersebut perlu adanya perjanjian hitam diatas putih (MoU) - Mengenai bentuk kerja sama akan coba kami (pihak KPHP Gualaraya) buat formula kerja samanya yang tentunya kami akan kembali koordinasikan kepada kepala KPHP gularaya - Untuk BUMDES kami sangat mendukung namun akan coba kami tinjau ulang mengenai program tersebut. Penanya 2.(Kades pelandia ) -
Kawasan kami masuk bagian kawasan HTI, bagaimana dengan hal itu, apakah dapat diikutkan dalam program? Bagaimana dengan jati putih(jati local) apakah bisa diikutkan dalam program pola kemitraan, kareana tanaman tersebut masuk bagian di luar kawasan yang diprogramkan
Jawab : - Kalau masyarakat yang berada diluar kawasan hutan bisa menjadi mitra KPH dengan ijin dari Camat. Walaupun secara administrasi Cuma 4 Desa yang menjadi blok pemanfaatan di Kecamatan Palangga. Warga Desa yang tidak termasuk wilayah KPHP Gularaya tetap bisa mengelola dengan syarat yang tertuang di P.39/2013 tentang Pola Kemitraan. Adapun prinsip kemitraan yakni ada kesepakatan, saling menguntungkan, dan terjalin kepercayaan. - Terkait dana HTR, masyarakat diberi wewenang 30/Ha/Klp atau 2 Ha KK yang sumber dana pinjamannya dari BLU Pusat Kementrian. Penanya 3 (kades Buke) -
Di Desa Watumerembe tersedia lahan seluas + 5 Ha, akan tetapi berada di luar kawasan, apa bisa diadakan bantuan bibit ?
Jawab : -
X.
Untuk masyarakat yang mau menanam, BPDAS Sampara yang ada di Kendari siap menyediakan/membantu dalam pengadaan bibit yang penting ada surat permohonan resmi.
KESIMPULAN DAN SARAN : Adapun kesimpulan dan saran dari warga desa, pemerintah desa, dan narasumber ialah : 1. Pengelolaan hutan ditingkat unit seperti KPH harus lebih jeli melihat problematika sumberdaya secara nyata baik dari segi ekosistem, ekonomi, sosial budaya, dan politik. 2. Sinergitas “percaya“ pemangku kepentingan (Dunia Usaha, KPH dan masyarakat) melalui mekanisme perjanjian kerjasama hitam di atas putih “kontrak/MoU”. 3. Mengutamakan masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan. 4. Kawasan masyarakat desa yang tidak termasuk wilayah KPHP Gularaya tetap bisa mengelola dengan syarat yang tertuang di P.39/2013 tentang Pola Kemitraan. Adapun prinsip kemitraan yakni ada kesepakatan, saling menguntungkan, dan terjalin kepercayaan.
4
5. KPH gularaya sebaiknya mencoba sinergisitaskan tanaman local yang dicanangkan dengan tanaman yang ditanami oleh masyarakat agar nantinya terdapat kecocokan dalam membangun program Bisnis KPHP gularaya XI.
PENUTUP Demikian laporan kegiatan sosialisasi RPHJP KPHP Gularaya tahun 2014 – 2023 di Kecamatan
Buke Kab. Konawe Selatan ini dibuat sebagai bentuk pertanggungjawaban dengan harapan semoga bermanfaat.
Buke,
Juni 2015
Dibuat oleh : 1. Syahlan S.Hut
…………………………………
2. Yuliana SE
…………………………………
3. Muhammad Irfan
…………………………………
5
Lampiran : Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi RPHJP KPHP Gularaya di Kec. Buke Kab. Konawe Selatan
6
7