HUBUNGAN ANTARA SENAM LANSIA DENGAN KEMANDIRIAN MELAKUKAN AKTIFITAS DASAR SEHARI HARI DI DESA BULUSPESANTREN Proposal Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Sarjana S1 Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan
Disusun Oleh: RENI DWI HARDIANTI NIM: A10900542
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2013
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah
satu
ciri
kependudukan
abad
21
adalah
meningkatnya
pertumbuhan penduduk lansia yang sangat cepat. Pada tahun 2000 jumlah penduduk lansia di seluruh dunia mencapai 426 juta atau sekitar 6,8 % total populasi. Jumlah ini diperkirakan akan mencapai peningkatan lipat dua pada tahun 2025 dimana terdapat 828 lansia yang menempati 9,7 % populasi (Bustan, 2000). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2007, jumlah lansia di Indonesia mencapai 18,96 juta orang. Dari jumlah tersebut 11,16% di antaranya berada di Provinsi Jawa tengah atau peringkat nomor dua daerah paling tinggi jumlah lansianya setelah Yogyakarta. Penduduk lansia merupakan salah satu kelompok penduduk yang potensial menjadi masyarakat rentan, sehingga perlu diciptakan suatu kondisi fisik maupun nonfisik yang kondusif untuk pembinaan kesejahteraannya. Pada hakikatnya, kaum lansia di berbagai negara termasuk Indonesia tidak hanya diharapkan berumur panjang, namun juga dapat menikmati masa tuanya dengan sehat, bahkan berdayaguna bagi pembangunan. Oleh sebab itu, perlu suatu strategi khusus untuk menangani mereka sejak dini. (Hutapea, 2005). Penurunan progresif pada massa tulang total terjadi sesuai proses penuaan. Beberapa kemungkinan penyebab dari penurunan ini meliputi ketidakaktifan fisik, perubahan hormonal, dan resorpsi tulang aktual. Efek 1
2
penurunan tulang adalah makin lemahnya tulang, vertebra lebih lunak dan dapat tertekan (Lueckenotte, 2007). Jadi, mereka yang berusia 40 tahun ke atas memerlukan informasi pengetahuan tentang kegiatan olahraga atau kesegaran jasmani (Hardywinoto, 2005). Mereka yang berusia lebih dari 60 tahun perlu mempertahankan kebugaran jasmani untuk memelihara dan mempertahankan kesehatan di hari tua. Salah satu komponen kebugaran jasmani yang dapat dilatih adalah kelenturan (flexibility) yang merupakan kemampuan untuk menggerakkan otot dan sendi pada seluruh daerah pergerakannya. (Depkes, 2006). Aktivitas olahraga akan membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal, dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh, dengan perkataan lain mempunyai kesegaran jasmani yang baik bila jantung dan peredaran darah baik sehingga tubuh seluruhnya dapat menjalankan fungsinya dalam waktu yang cukup lama. (Sumosardjuno, 2008). Senam bugar lansia (SBL) termasuk senam aerobic low impact (menghindari gerakan loncat-loncat), intensitas ringan sampai sedang, bersifat menyeluruh dengan gerakan yang melibatkan sebagian besar otot tubuh, serasi sesuai gerak sehari-hari dan mengandung gerakan-gerakan melawan beban badan dengan pemberian beban antara bagian kanan dan kiri secara seimbang dan berimbang. Manfaat gerakan-gerakan dalam senam bugar lansia yang diterapkan dapat meningkatkan komponen kebugaran kardio-respirasi,
3
kekuatan dan ketahanan otot, kelenturan dan komposisi badan seimbang. (Suhardo, 2011). Manfaat gerakan-gerakan dalam senam bugar lansia dikuatkan oleh penelitian afifka Dyah Ayu dengan judul “Pemberian intervensi senam lansia pada lansia dengan nyeri lutut”. Hasil penelitian menunjukkan senam lansia ini efektif mengatasi nyeri lutut diharapkan senam lansia ini dapat membantu masyarakat atau lansia untuk mengurangi nyeri sendi lutut. Manfaat gerakan-gerakan dalam senam bugar lansia juga dikuatkan oleh penelitian Rinajumita dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kemandirian Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampasi Kecamatan Payakumbuh Utara Tahun 2011”. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kondisi kesehatan, kondisi ekonomi, kehidupan beragama dan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia. Disarankan kepada lansia agar dapat melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan teratur serta melaksanakan senam lansia Dari studi pendahuluan didapatkan jumlah lansia yang tinggal di Desa Buluspesantren, berjumlah 112 orang. Senam bugar lansia yang digunakan di Posyandu Lansia di Desa Buluspesantren adalah senam bugar yang memenuhi kaidah senam aerobik dengan intensitas sedang dan merupakan senam badan, kaya dengan gerakan yang melawan gaya gravitasi sehingga memberi tahanan pada otot. Senam Bugar Lansia dilakukan 4 kali dalam 1 minggu. Senam tidak dapat diikuti oleh semua lansia di Desa Buluspesantren karena adanya kelemahan fisik atau menderita penyakit kardio-respirasi dan menderita
4
penyakit akut yang serius. Selain Senam Bugar Lansia, setiap pagi dilakukan olahraga atau latihan fisik seperi jalan santai dan jogging yang dilaksanakan pada hari Jum’at. Dari hasil wawancara dengan 5 orang lansia yang mengikuti senam 4 orang rutin mengikuti dan 1 orang tidak rutin dalam mengikuti Senam Bugar Lansia. Dari 5 lansia tersebut, 4 orang mengungkapkan setelah megikuti Senam Bugar Lansia badannya tambah bugar dan 1 orang mengungkapkan setelah mengikuti Senam Bugar Lansia badannya lemas dan capek.
B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “adakah hubungan antara senam lansia dengan kemandirian melakukan aktifitas dasar sehari hari di desa Buluspesantren ? C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara senam lansia dengan kemandirian melakukan aktifitas dasar sehari hari di desa Buluspesantren 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik responden umur dan pekerjaan di desa Buluspesantren b. Mengetahui kemandirian melakukan aktifitas dasar sehari hari pada kelompok peserta senam lansia di desa Buluspesantren c. Mengetahui kemandirian melakukan aktifitas dasar sehari hari pada kelompok bukan peserta senam lansia di desa Buluspesantren
5
d. Mengetahui kemandirian melakukan aktifitas dasar sehari hari pada lansia di desa Buluspesantren D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Lansia Dapat menambah pengetahuan tentang pengertian dan manfaat senam lansia dapat meningkatkan kebugaran pada lansia di Desa Buluspesantren. 2. Bagi Posyandu Lansia Penelitian ini diharapkan memberi masukan pada posyandu lansia, untuk menginformasikan manfaat senam lansia dan mengajarkan senam guna meningkatkan kemandirian melakukan aktifitas dasar sehari hari pada lansia 3. Bagi Institusi Pendidikan Menambah kepustakaan khususnya tentang hubungan antara senam lansia dengan kemandirian melakukan aktifitas dasar sehari hari dan sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa yang akan dan sedang praktek keperawatan komunitas. E. Keaslian Penelitian 1. Desyi (2010) melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Kemampuan Aktivitas Sehari-hari pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Medan. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat kemampuan aktivitas sehari-hari pada
6
lansia dengan penyakit kronis di Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Medan. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah sampel 64 orang dan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner aktivitas seharihari (KAS). Hasil penelitian menunjukkan tingkat kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari tergolong kategori tingkat ketergantungan sedang (56,2%). Aktivitas dengan persentasi tertinggi dari keseluruhan aktivitas, yang dapat dilakukan lansia dengan mandiri adalah aktivitas transfer (82,8%) sedangkan aktivitas terendah dari keseluruhan aktivitas, yang dapat dilakukan lansia dengan mandiri adalah aktivitas naik turun tangga (9,4%). Persamaan yang dilakukan oleh Desyi dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu membahas tentang kemampuan aktivitas sehari-hari pada lansia, sedangkan perbedaannya penelitian yang dilakukan oleh Desyi hanya mengkaji kemampuan aktivitas sehari-hari pada lansia, sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti menambahkan keikutsertaan lansia dalam senam lansia sebagai variable bebasnya. Selain itu jenis penelitian juga berbeda, peneliti merencanakan jenis penelitian case control. 2. Eko (2010) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Keikutsertaan Senam Lansia Di Perumahan Sinar Waluyo Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan keikutsertaan senam lansia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non experimental dengan
7
studi korelasional dan pendekatan yang digunakan adalah desain Retrospective. Instrumen berupa kuesioner dukungan keluarga. Subyek penelitian adalah semua lansia usia 60-82 tahun di Perumahan Sinar Waluyo Semarang dengan sample sebanyak 81 orang. Untuk pengolahan dan analisa data uji Continuity Correction. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap keikutsertaan senam lansia, didapatkan hasil uji Continuity Correction dengan significancy = 0,030 pada a = 0,05. Persamaan yang dilakukan oleh Eko dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu membahas tentang keikutsertaan senam lansia, sedangkan perbedaannya penelitian yang dilakukan oleh Eko yaitu pada tempat, dan subyek penelitian. Selain itu jenis penelitian juga berbeda, peneliti merencanakan jenis penelitian case control.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori 1. Lanjut Usia a. Batasan lansia Batasan lansia (lanjut usia) menurut WHO meliputi, usia pertengahan (middle age) yaitu usia antara 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (eldery) yaitu usia antara 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old) yaitu usia antara 76 sampai 90 tahun, dan usia sangat tua (very old) yaitu usia diatas 90 tahun (Depkes, 2004). b. Perubahan yang dialami lansia Menurut Bustan (2005) perubahan pada lansia meliputi perubahan
fisik-biologis/jasmani,
mental-emosional/jiwa,
dan
kehidupan seksual. Perubahan fisikbiologis/jasmani meliputi: 1) Kekuatan fisik secara menyeluruh dirasakan berkurang, merasa cepat capek dan stamina menurun. 2) Sikap badan yang semula tegap menjadi membongkok, otot-otot mengecil, hipotrofis, terutama di bagian dada dan lengan. 3) Kulit mengerut dan menjadi keriput, garis-garis pada wajah di kening dan sudut mata. 4) Rambut memutih dan pertumbuhan berkurang. 5) Gigi mulai rontok.
8
9
6) Perubahan pada mata : pandangan dekat berkurang, adaptasi gelap melambat, lingkaran putih pada kornea dan lensa menjadi keruh 7) Pendengaran, daya cium, dan perasa mulut menurun. 8) Pengapuran pada tulang rawan, seperti tulang dada sehingga rongga dada menjadi kaku dan sulit bernafas Sedangkan perubahan mental-emosional/jiwa meliputi: 1) Daya ingat menurun, terutama peristiwa yang baru saja terjadi. 2) Sering lupa/ pikun; sering sangat mengganggu dalam pergaulan dengan lupa namaorang. 3) Emosi berubah, sering marah-marah, rasa harga diri tinggi, dan mudah tersinggung. c. Masalah pada lansia Masalah-masalah pada lansia antara lain, mudah jatuh, mudah lelah, kekacauan mental akut, nyeri dada, sesak nafas pada waktu melakukan kerja fisik, berdeba-debar, pembengkakan kaki bagian bawah, nyeri punggung bawah atau pinggang, nyeri pada sendi pinggul, berat badan menurun, mengompol, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan tidur, keluhan pusing, keluhan dingin dan kesemutan, serta mudah gatal. Beberapa karakteristik lansia yang perlu diketahui untuk mengetahui keberadaan masalah kesehatan lansia salah satunya jenis kelamin. Terdapat perbedaan kebutuhan dan masalah kesehatan yang berbeda antara lansia laki-laki dan perempuan.
10
Misalnya lansia laki-laki sibuk dengan hipertropiprostat, maka perempuan mungkin menghadapi osteoporosis (Bandiyah, 2009). 2. Senam Lansia a. Pengertian Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut. (Santosa, 2010) b. Manfaat olahraga Menurut Margatan (2007) manfaat senam lansia diantaranya: 1) Perbaikan serta terpeliharanya kesegaran jantung dan sistem pernafasannya. 2) Perbaikan serta terpeliharanya otot, daya tahan dan kelenturannya. 3) Pengaturan metabolism serta kenaikan berat badannya dapat terkendali. 4) Tekanan darahnya dapat bertahan stabil. 5) Mencegah terjadinya kehilangan massa tulang. 6) Turunnya kadar lemak dalam dara, sehingga dapat mengurangi kemungkinan timbulnya serangan penyakit jantung. 7) Dapat memperbaiki kesehatan jiwanya, serta dapat memperbaiki kepercayaan diri 8) Pembuluh darahnya lebih elastis, tidak cepat menebal atau menyempit.
11
9) Dapat terpeliharanya bahkan dapat terjadi perbaikan dari pengambilan oksigen secara maksimal. 10) Lebih terpeliharanya gula darah. c. Gerakan senam lansia Menurut Depkes (2004), latihan senam dilakukan secara bertahap. Pada awal latihan setiap gerakan dilakukan 2-3 kali. Bila sudah lancar dapat ditingkatkan menjadi 8-10 kali untuk setiap gerakan. 1) Latihan kepala dan leher a) Putar kepala ke samping kiri, kemudian ke kanan, sambil melihat ke bahu. b) Miringkan kepala ke bahu sebelah kanan, lalu ke kiri 2) Latihan bahu dan lengan a) Angkat kedua bahu ke atas mendekati telinga, kemudian turunkan kembali perlahan-lahan. b) Tepukkan kedua telapak tangan dan regangkan lengan ke depan setinggi bahu. Pertahankan bahu tetap lurus dan kedua tangan bertepuk kemudian angkat lengan ke atas kepala. c) Dengan satu tangan menyentuh bagian belakang dan leher, raihlah punggung sejauh mungkin yang dapat dicapai. d) Letakkan tangan di pinggang, kemudian coba meraih ke atas sedapatnya.
12
3) Latihan tangan a) Letakkan telapak tangan tertelungkup di atas meja. Lebarkan jari-jari dan tekan ke meja. b) Balikkan telapak tangan. Tarik ibu jari sampai menyentuh jari kelingking, kemudian tarik kembali. Lanjutkan dengan menyentuh tiap-tiap jari. c) Kepalkan tangan sekuatnya kemudian regangkan jari-jari selurus mungkin. 4) Latihan punggung a) Dengan tangan disamping, bengkokkan badan ke satu sisi kemudian ke sisi yang lain. b) Letakkan tangan di pinggang dan tahan kedua kaki, putar tubuh dengan melihat bahu ke kiri lalu ke kanan. c) Posisi tidur terlentang dengan lutut dilipat dan telapak kaki datar pada tempat tidur. Regangkan kedua lengan ke samping. Tahan bahu pada tempatnya dan jatuhkan kedua lutut ke samping kiri dan kanan. d) Tepukkan kedua tangan ke belakang kemudian regangkan kedua bahu ke belakang. 5) Latihan paha dan kaki a) Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri tegak atau dengan posisi tidur. Lipat satu lutut sampai dada, lalu kembali lagi. Bergantian dengan yang lain.
13
b) Regangkan kaki ke samping sejauh mungkin kembali lagi. Kerjakan satu per satu. c) Duduklah dengan satu kaki lurus ke depan. Usahakan lutut tidak bengkok. d) Pertahankan kaki tetap lurus tanpa membengkokkan lutut, kemudian tarik/tegangkan telapak kaki kea rah badan dan kemudian lepaskan kembali. e) Tekuk dan regangkan jari-jari kaki tanpa menggerakkan/ membengkokkan lutut. f) Pertahankan lutut tetap lurus, putar telapak kaki ke dalam sehingga permukaannya saling bertemu, kemudian kembali ke posisi semula 6) Latihan muka a) Kerutkan muka sedapatnya, kemudian tarik alis mata ke atas b) Tutup kedua mata kuat-kuat, kemudian buka lebar-lebar. c) Kembungkan pipi semampunya, kemudian hisap ke dalam d) Tarik bibir ke belakang sedapatnya, kemudian ciutkan dan bersiul. 7) Latihan pernafasan Duduk dengan punggung bersandar pada bahu rileks. Letakkan kedua telapak tangan pada tulang rusuk bawah. Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan, jangan mengangkat bahu,
14
maka dada akan merasa mengembang. Kemudian keluarkan nafas perlahan-lahan. Jika sudah merasa bisa melakukan dengan benar, tidak perlu lagi menahan tulang rusuk bawah dengan tangan. Lakukan berulangulang sampai minimal 10 kali. Latihan ini dapat pula untuk membantu relaksasi pada saat istirahat dalam melakukan latihan lainnya. 8) Latihan relaksasi Latihan relaksasi ini berguna untuk mengendorkan otot-otot yang tegang dan mengendurkan ketegangan pikiran serta mengurangi kecemasan. Posisi tubuh duduk di kursi atau berbaring di lantai. Caranya adalah sebagai berikut : a) Kepalkan kedua telapak tangan, kencangkan otot-otot lengan selama 10 hitungan dan kemudian bukalah genggaman tangan serta kendurkan otot-otot selama 30 hitungan. b) Kerutkan dahi ke atas dan pada saat yang sama kepala didongakkan ke belakang, kemudian kepala diputar searah jarum jam secara perlahan-lahan sebanyak 2 putaran, kemudian kepala diputar. c) Kerutkan otot muka, mata ditutup dengan kuat, mulut dimonyongkan ke depan, lidah ditekan ke langit-langit dan bahu ditekukkan ke depan. Pertahankan selama 10 hitungan kemudian kendorkan semua otot-otot.
15
d) Tarik kaki dan ibu jari ke belakang mengarah ke muka, tahan selam 10 detik, kemudian kendorkan. e) Selanjutnya ibu jari sambil mengencangkan betis dan paha selama 10 hitungan kemudian kendurkan selama 10 hitungan. f) Tariklah nafas secara perlahan-lahan dan sedalam mungkin, pertahankan selama 10 hitungan kemudian keluarkan udara seperlahan mungkin (Arifin, 2003) d. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Aktivitas Sehari-Hari Dengan melakukan olahraga seperti senam lansia dapat mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional. Bahkan dari berbagai penelitian menunjukan bahwa latihan/olah raga seperti senam lansia dapat mengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan. (Darmojo 2006).
Salah
satu
manfaat
olahraga
adalah
perbaikan
serta
terpeliharanya otot, daya tahan dan kelenturannya. ( Margatan, 2007). Gerakan latihan punggung ada pada senam lansia. (Arifin, 2003). Manfaat dari latihan peregangan adalah mengoptimalkan gerak otot dan sendi, meningkatkan kebugaran jasmani, mengurangi risiko cidera otot dan sendi, dan mengurangi ketegangan dan nyeri otot. (Depkes, 2003) 3. Aktivitas Sehari-hari Aktivitas sehari-hari adalah aktivitas perawatan diri yang harus dilakukan seseorang setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan
16
hidup sehari-hari (Smeltzer & Bare, 2004). Aktivitas sehari-hari terbagi dua yaitu, aktivitas seharihari dasar meliputi membersihkan diri, mandi, berpakaian, berhias, makan, toileting, berpindah dan aktivitas sehari-hari instrumental
meliputi
melakukan
pekerjaan
rumah,
menyediakan
makanan, minum obat, menggunakan telepon (Darmojo, 2006). Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti: bediri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak lepas dari ketidakadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal. Diantaranya dalam sistem saraf, lansia mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam melakukan aktivitas seharihari. Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia mengalami penurunan ( Smeltzer &Bare, 2004). Jenis activity daily living menurut Wilkinson (2006) a) Mandi/Higiene Mandi/Higiene adalah kemampuan untuk melakukan atau memenuhi aktivitas mandi/hygiene. Diantaranya melakukan kegiatan: 1) Mengeringkan badan 2) Mengambil perlengkapan mandi 3) Masuk dan keluar kamar mandi 4) Mendapatkan atau menyediakan air 5) Mengatur suhu dan aliran air mandi 6) Membersihkan tubuh atau anggota tubuh
17
b) Berpakaian/berhias Berpakaian/berhias yaitu suatu kemampuan untuk memenuhi aktivitas berpakaian lengkap dan berhias diri. Diantaranya melakukan kegiatan: 1) Mengenakan pakaian 2) Mengambil atau mengganti pakaian 3) Mengenakan dan melepaskan bagian-bagian pakaian yang penting 4) Memilih pakaian 5) Mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan 6) Mengambil pakaian 7) Mengenakan pakaian pada tubuh bagian bawah 8) Mengenakan pakain pada tubuh bagian atas 9) Mengenakan sepatu 10) Mengenakan kaos kaki 11) Melepaskan pakaian 12) Menggunakan alat bantu 13) Menggunakan risleting c) Makan/minum Makan yaitu kemampuan untuk memenuhi atau mencukupi aktivitas makan/minum. Diantaranya melakukan kegiatan: 1) Menyuap makanan dari piring kemulut 2) Mengunyah makanan 3) Menyelesaiakan makan
18
4) Meletakkan makanan kepiring 5) Memegang alat makan 6) Mengingesti makanan dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat 7) Mengingesti makanan secara aman 8) Mengingesti makanan yang cukup 9) Memanipulasi makanan dimulut 10) Membuka wadah 11) Mengambil cangkir atau gelas 12) Menyiapkan makanan untuk diingesti 13) Menelan makanan 14) Menggunakan alat bantu d) Toileting Toileting yaitu kemampuan untuk melakukan atau melengkapi kegiatan eliminasi. Diantaranya melakukan kegiatan: 1) Pergi kekamar kecil atau melakukan kegiatan eliminasi 2) Duduk atau bangun dari toilet atau kamar mandi 3) Melepas atau memakai pakaian 4) Membersihkan diri sehabis mandi 5) Menyiram toilet atau commodess Dwi Septiani (2011) menuliskan Indeks Activity Daily Living menurut Barthel dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Usia dengan Activity Daily Living pada Lansia di Desa Selokerto dan Sidoharum Kecamatan Sempor” sebagai berikut:
19
Gambar 2.1 Skema activity daily living menurut Indeks ADL Barthel
20
21
B. Kerangka Teori
Lansia
Mengalami penurunan kemampuan dalam melakukan aktifitas dasar sehari hari
Perubahan a. Perubahan fisik b. Perubahan mental
Senam Lansia
Aktifitas Dasar Sehari Hari a. Mengendalikan rangsang pembuangan tinja b. Mengendalikan rangsang berkemih c. Membersihkan diri d. Penggunaan jamban e. Makan f. Berubah sikap dari berbaring ke duduk g. Berpindah/ berjalan h. Memakai baju i. Naik turun tangga j. Mandi
Gambar 2.2 Kerangka Teori Kerangka teori menurut : Depkes (2004), Bustan (2005), Santosa (2010), dan Darmojo (2006).
22
C. Kerangka Konsep
Variabel Bebas Senam Lansia
Variabel Terikat Kemandirian Melakukan Aktifitas Dasar Sehari hari
Variabel Pengganggu a. Perubahan fisik b. Perubahan mental Keterangan: : Diteliti : Tidak Diteliti
23
D. Hipotesis Hipotesis adalah sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiono, 2007). Hipotesis dibedakan menjadi dua yaitu Ho: Tidak ada hubungan antara senam lansia dengan kemandirian melakukan aktifitas dasar sehari hari di desa Buluspesantren Ha: Ada hubungan antara senam lansia dengan kemandirian melakukan aktifitas dasar sehari hari di desa Buluspesantren
24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian
ini
merupakan
penelitian
non-eksperimen
dengan
menggunakan desain kolerasional. Menurut Nursalam (2008), penelitian noneksperimen dilakukan apabila peneliti tidak memberikan perlakuan kepada subjek penelitian, sedangkan penelitian korelasi merupakan penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel serta berarti tidaknya hubungan itu. Ditinjau dari pendekatannya, penelitian ini menggunakan
pendekatan
cross-sectional
(pendekatan
silang),
yaitu
pengukuran variabel tidak terbatas harus tepat pada satu waktu bersamaan, namun mempunyai makna bahwa setiap subyek hanya dikenai satu kali pengukuran, tanpa dilakukan tindak lanjut atau pengulangan pengukuran (Saryono, 2008).
B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah seluruh lansia dengan jenis kelamin wanita di desa Buluspesantren sejumlah 41 lansia.
24
25
2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah 41 lansia dengan jenis kelamin wanita di desa Buluspesantren. Adapun kriteria penelitian ini adalah : a. Kriteria inklusi : 1) Responden yang berusia diatas 65 tahun (lansia). 2) Berjenis kelamin wanita 3) Bertempat tinggal di desa Buluspesantren b. Kriteria eksklusi : 1) Responden yang dalam keadaan sakit parah/kronis. 2) Tidak berada di tempat saat penelitian berlangsung
C. Variabel penelitian Menurut Notoatmodjo (2005), "Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep penelitian tertentu”. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu : 1. Variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya / hubungan dependent variable yang mempengaruhi stimulasi, input
26
(Sugiyono,
2007).
Variabel
bebas
dalam
penelitian
ini
adalah
keikutsertaan dalam senam lansia 2. Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas dan variabel ini sering disebut respon, out put (Sugiyono, 2007).. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemandirian melakukan aktifitas dasar sehari hari.
D. Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini adalah Variabel
Definisi operasional
Senam lansia Keikutsertaan lansia dalam kegiatan Senam lansia yang merupakan serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga
Alat ukur Di ukur dengan wawancara terhadap lansia dengan alternative jawaban “ya” dan ” tidak”
Hasil ukur
Skala Data
Apabila jawaban “ya” dberi skor 1 (mengikuti senam lansia), dan”tidak” diberi skor 0 (tidak mengikuti senam lansia)
Nominal
27
Kemandirian melakukan aktifitas dasar sehari hari.
Aktivitas seharihari adalah aktivitas perawatan diri yang harus dilakukan seseorang setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari yang meliputi 1. Mengendalikan rangsangan pembuangan tinja 2. Mengendalikan rangsangan berkemih 3. Membersihkan diri (membersihkan muka, sisir rambut, sikat gigi) 4. Penggunaan jamban, masuk dan keluar (melepaskan, memakai celana, membersihkan, menyiram) 5. Makan 6. Berubah sikap dari berbaring ke duduk 7. Berpindah/berja lan 8. Memakai baju 9. Naik turun tangga 10. Mandi
Indeks ADL Dikategorikan Barthel (BAI) menjadi: 1. >23: mandiri 2. 18-23: ketergantunga n ringan 3. 12-17: ketergantunga n sedang 4. 6-11: ketergantunga n berat 5. 0-5: ketergantunga n total
Ordinal
28
E. Instrumen penelitian Dalam mengumpulkan data dengan cara apapun, selalu diperlukan suatu alat yang disebut instrumen pengumpulan data. Instrumen penelitian merupakan
alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data dalam
melaksanakan penelitian (Basirun, 2009). 1. Instrumen untuk mengukur kemandirian melakukan aktifitas dasar sehari hari menggunakan Indeks ADL Barthel (BAI). Indeks ADL Barthel (BAI) yaitu aktivitas perawatan diri yang harus dilakukan seseorang setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari yang meliputi mengendalikan rangsangan pembuangan tinja; mengendalikan rangsangan berkemih; membersihkan diri (membersihkan muka, sisir rambut, sikat gigi); penggunaan jamban, masuk dan keluar (melepaskan, memakai celana, membersihkan, menyiram); makan; berubah sikap dari berbaring ke duduk; berpindah/berjalan; memakai baju; naik turun tangga; dan mandi. Di ukur dengan wawancara terhadap lansia dengan alternative jawaban “ya” dan ” tidak”. Dikategorikan menjadi: >23: mandiri; 18-23: ketergantungan
ringan;
12-17:
ketergantungan
sedang;
6-11:
ketergantungan berat; 0-5: ketergantungan total. Instrumen Indeks ADL Barthel (BAI) diujikan pada 2 kelompok lansia yang mengikuti senam lansia dengan lansia yang tidak mengikuti senam lansia. 2. Instrumen untuk mengukur keikutsertaan dalam senam lansia digunakan cheklist lembar observasi didasarkan atas data yang ada di Posyandu
29
Lansia Desa Buluspesantren. Dikategorikan menjadi mengikuti senam lansia, dan tidak mengikuti senam lansia. F. Uji Validitas dan Reliabilitas Peneliti tidak melakukan uji validitas dan reabilitas karena isntrumen menggunakan angket yang diadaptasi dari model kuesioner baku Barthel Index of Activities of Daily Living yang diadposi dari penelitian Collin C, Wade DT, Davies S, Horne V. The Barthel ADL Index: a reliability study. Int Disabil Stud. 1988. Angket tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas dikarenakan Barthel Index of Activities of Daily Living merupakan skala baku untuk mengukur kemandirian melakukan aktifitas dasar sehari hari yang sudah diukur nilai validitas dan reliabilitasnya.
G. Data Yang Diperlukan 1. Data Primer Adalah data secara langsung diambil dari obyek atau objek penelitian oleh penelitian perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2008). Data primer penelitian ini yaitu menggunakan Indeks ADL Barthel (BAI). Indeks ADL Barthel (BAI). 2. Data sekunder Adalah data yang didapatkan tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2008). Data sekunder dalam penelitian ini yaitu dari data keikutsertaan senam lansia yang ada di Posyandu Lansia Desa Buluspesantren.
30
H. Teknik Analisa Data 1. Pengambilan Data a.
Kemandirian melakukan aktifitas dasar sehari hari menggunakan Indeks ADL Barthel (BAI). Cara pengumpulan data dari penelitian ini yaitu: 1) Peneliti menemui lansia yang ada di desa Buluspesantren yang bersedia menjadi responden. 2) Peneliti memberikan lembar kuesioner kepada responden, dan meminta untuk mengisinya. 3) Lembar kuesioner yang telah diisi diserahkan kembali kepada peneliti untuk diperiksa kelengkapannya. Agar peneliti langsung bisa meminta data yang belum lengkap kepada responden.
b.
Keikutsertaan dalam senam lansia didasarkan catatan di Posyandu Lansia Desa Buluspesantren. Dikatakan mengikuti senam lansia jika kehadiran > 70 %.
2. Analisa Data Pada penelitian ini analisis data yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Setelah semua data-data berhubungan dengan variabelvariabel yang ada dalam komponen variabel penelitian dikumpulkan. Kemudian dianalisis. a. Analisa univariat (Analisis Deskriptif)
31
Analisa univariat (deskriptif) digunakan untuk menjelaskan atau mendeskriptifkan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : P= ----f---- x 100 % N Keterangan : P = angka presentase F = frekuensi N = banyaknya responden (Sugiyono, 2007) b. Analisa bivariat (Uji Hipotesis) Analisis
bivariat
dilakukan
dangan
membuat
tabel
silang
(contingency) antara variabel bebas dan terikat yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara senam lansia dengan kemandirian melakukan aktifitas dasar sehari hari di desa Buluspesantren. Uji statistik yang digunakan Chi Square, dengan rumus:
Keterangan: X2
= Chi square
F0
= Frekuensi yang diperoleh dari hasil pengamatan sampel
Fh
= Frekuensi
yang
diharapkan
dalam
sampel
sebagai
pencerminan dari frekuensi yang diharapkan dari populasi. Jika Chi Square lebih kecil dari Chi Square Tabel maka H0 atau hipotesis statistik diterima. Jika Chi Square hitung lebih besar dari Chi
32
Square Tabel maka H0 atau hipotesis statistik ditolak. Jika probabilitas (Asym. Sig) lebih kecil dari 0,05 maka H0 atau hipotesis statistik ditolak. Jika probabilitas (Asym. Sig) lebih besar dari 0,05 maka H0 atau hipotesis statistik diterima (Sugiyono, 2007)
I. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007), dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek penelitian adalah manusia, maka penelitian harus memahami hak dasar manusia. 1.
Prinsip Penelitian a. Prinsip Manfaat Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi kepentingan
manusia.
Prinsip
ini
dapat
ditegakkan
dengan
membebaskan dan tidak menimbulkan kekerasan pada manusia. b. Prinsip Menghormati manusia Manusia memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia yang harus dihormati, karena manusia berhak untuk menentukan pilihan antara mau dan tidak untuk menjadi responden. c. Prinsip Keadilan Prinsip ini dilakukan untuk menjungjung tinggi keadilan manusia dengan menghargai hak, adil, menjaga privasi, dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap manusia.
33
2.
Masalah Etika Penelitian a. Informed Consent Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan menjadi responden. Tujuannya adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta
manfaat
penelitian.
Jika
subjek
bersedia
maka
harus
menandatangani lembar persetujuan. b. Anonimity (tanpa nama) Menggunakan subjek penelitian dengan tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan. c. Kerahasiaan (Confidentiality) Menjamin kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah lainnya, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
34
LEMBAR KUESIONER
A. Identitas Responden Nama
: …………………..
Umur
: …………………..
Alamat
: …………………..
B. Keikutsertaan Senam Lansia Berdasarkan data sekunder keikutsertaan dalam senam lansia Ya Tidak C. Kemandirian melakukan aktifitas dasar sehari hari. Pertanyaan 1. Bagaimanakah Anda buang air besar? a. Memerlukan pencahar (obat perangsang) b. Kadang-kadang tidak terkendali c. Teratur-normal 2. Bagaimanakan Anda buang air kecil? a. Memakai alat bantu/kateter b. Kadang-kadang tak terkendali c. Teratur-normal 3. Bagaimanakah Anda menyeka muka? a. Membutuhkan pertolongan orang lain b. Mampu melakukan sendiri c.
Skor activity daily living menurut BAI 0: Memerlukan pencahar (obat perangsang) 1: Kadang-kadang tidak terkendali 2: Teratur-normal
0: Memakai alat bantu/kateter 1: Kadang-kadang tak terkendali 2: Teratur-normal
0: Membutuhkan pertolongan orang lain 1: Mampu melakukan sendiri
35
4. Bagaimanakah Anda menyisisir rambut? a. Butuh pertolongan orang lain b. Mampu melakukan sendiri 5. Bagaimanakah Anda menyikat gigi? a. membutuhkan pertolongan orang lain b. Mampu melakukan sendiri 6. Bagaimanakah Anda memakai dan melepaskan celana? a. Membutuhkan pertolongan orang lain secara total b. Sebagian membutuhkan pertolongan orang lain c. Mampu melakukan sendiri 7. Bagaimanakah Anda masuk dan keluar kamar kecil/toilet? a. Membutuhkan pertolongan orang lain secara total b. Sebagian membutuhkan pertolongan orang lain c. Mampu melakukan sendiri 8. Bagaimanakah Anda membersihkan jamban/kloset? a. Membutuhkan pertolongan orang lain b. Sebagian membutuhkan pertolongan orang lain c. Mampu melakukan sendiri 9. Bagaimanakah Anda menyiram jamban/kloset? a. Membutuhkan pertolongan orang lain secara total b. Sebagian membutuhkan pertolongan orang lain c. Mampu melakukan sendiri 10. Bagaimanakah Anda makan? a. Membutuhkan pertolongan orang lain secara total b. Sebagian membutuhkan pertolongan orang lain c. Mampu melakukan sendiri
0: Membutuhkan pertolongan orang lain 1: Mampu melakukan sendiri 0: Membutuhkan pertolongan orang lain 1: Mampu melakukan sendiri 0: Membutuhkan pertolongan orang lain secara total 1: Sebagian membutuhkan pertolongan orang lain 2: Mampu melakukan sendiri 0: Membutuhkan pertolongan orang lain secara total 1: Sebagian membutuhkan pertolongan orang lain 2: Mampu melakukan sendiri 0: Membutuhkan pertolongan orang lain secara total 1: Sebagian membutuhkan pertolongan orang lain 2: Mampu melakukan sendiri 0: Membutuhkan pertolongan orang lain secara total 1: Sebagian membutuhkan pertolongan orang lain 2: Mampu melakukan sendiri 0: Membutuhkan pertolongan orang lain secara total 1: Sebagian membutuhkan pertolongan orang lain 2: Mampu melakukan sendiri
36
11. Bagaimanakah Anda jika akan berpindah dari berbaring menjadi duduk? a. Membutuhkan pertolongan orang lain secara total b. Sebagian membutuhkan pertolongan pertolongan orang lain c. Membutuhkan pertolongan orang lain minimal satu orang d. Mampu melakukan sendiri 12. Bagaimanakah Anda berjalan atau berpindah tempat? a. Membutuhkan pertolongan orang lain b. Menggunakan kursi roda c. Membutuhkan pertolongan satu orang d. Mampu melakukan sendiri 13. Bagaimanakah Anda memakai baju? a. Membutuhkan pertolongan orang lain secara total b. Sebagian membutuhkan pertolongan orang lain c. Mampu melakukan sendiri 14. Bagaimanakah Anda naik dan turun tangga? a. Tidak mampu b. Membutuhkan pertolongan orang lain c. Mampu melakukan sendiri 15. Bagaimanakah Anda mandi? a. Membutuhkan pertolongan orang lain b. Mampu melakukan sendiri
0: Membutuhkan pertolongan orang lain secara total 1: Sebagian membutuhkan pertolongan pertolongan orang lain 2: Membutuhkan pertolongan orang lain minimal satu orang 3: Mampu melakukan sendiri
0: Membutuhkan pertolongan orang lain 1: Menggunakan kursi roda 2: Membutuhkan pertolongan satu orang 3: Mampu melakukan sendiri 0: Membutuhkan pertolongan orang lain secara total 1: Sebagian membutuhkan pertolongan orang lain 2: Mampu melakukan sendiri 0: Tidak mampu 1: Membutuhkan pertolongan orang lain 2: Mampu melakukan sendiri 0: Membutuhkan pertolongan orang lain 1: Mampu melakukan sendiri