HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAP MORALITAS PADA REMAJA (RELATIONSHIP BETWEEN AUTHORITATIVE PARENTING AND ADOLESCENT’S MORALITY) Feri Mayasari Fakultas Psikologi Universitas Semarang
Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada hubungan antara pola asuh demokratis orang tua terhadap moralitas pada remaja. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang positif antara pola asuh demokratis orang tua terhadap moralitas pada remaja. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Rejosari RW XIV, Semarang. Jumlah subjek penelitian ini sebanyak 68 remaja. Pengumpulan data penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan Skala Moralitas dan Skala Pola Asuh Demokratis Orang Tua. Analisis data menggunakan korelasi Product Moment. Hasil analisis data menunjukkan skor rxy= -0,569 dan p= 0,000 (p < 0,01) menunjukkan bahwa ada hubungan yang negatif antara pola asuh demokratis orang tua dengan moralitas remaja. Sumbangan efektif variabel pola asuh demokratis orang tua terhadap moralitas pada remaja yaitu 32,4%, dan sisanya 67,6% ditentukan oleh faktorfaktor lain. Kata kunci: Moralitas dan Pola Asuh Demokratis Orang Tua.
Abstract The purpose of this study was to examine whether there is a relationship between Authoritative Parenting of morality in adolescents. The hypothesis of this study is a positive relationship between Authoritative Parenting of morality in adolescents. The research was conducted in the Village Rejosari RW XIV, Semarang. The number of subjects of this study were 68 adolescents. Data collection conducted quantitative research using Morality Scale and Authoritative Parenting Scale. Data analysis using Product Moment Correlation. Results of data analysis showed scores rxy = -0.569 and p = 0.000 (p <0.01) showed negative relationship between Authoritative Parenting with teenage morality. Effective contribution variables Authoritative Parenting of morality in adolescents is 32.4%, and the remaining 67.6% was determined by other factors. Keywords: Morality and Authoritative Parenting.
267
Minat
Pendahuluan Moralitas adalah segala hal
utama
menurut
masyarakat
Mulder
terletak
barang
jawa dalam
yang berurusan dengan sopan santun,
lingkungan
nonmaterial
segala sesuatu yang berhubungan
seperti agama, kerohanian, moralitas,
dengan etiket atau sopan santun.
dan lingkungan simbolis.
Moralitas bisa berasal dari sumber
Lebih lanjut, Brooks (2011:
tradisi atau adat, agama atau sebuah
13) menyatakan bahwa orang tua
ideologi,
membawa
atau
gabungan
dari
serangkaian kebutuhan
beberapa sumber Sjarkawi (2011:34).
dan kualitas kompleks dalam proses
Furter (dalam Sunarto dan
pengasuhan, tidak seperti anak-anak
Hartono, 2008: 171) menyatakan
yang menjalani proses pengasuhan
bahwa kehidupan moral merupakan
dalam keadaan baru dan tanpa
problematik yang pokok dalam masa
pengalaman, orang tua memiliki
remaja, maka perlu kiranya untuk
sejarah
meninjau perkembangan moralitas
tanggung
ini mulai dari waktu anak dilahirkan,
mempengaruhi
untuk dapat memahami mengapa
orang tua.
justru pada masa remaja hal tersebut menduduki
tempat
yang
sangat
penting.
hubungan
dan
jawab
lainnya
perilaku
Berdasarkan kuesioner
terbuka
dengan yang sebagai
hasil
dari
yang
telah
dilaksanakan pada tanggal 30 April
Niels
(dalam
sampai 13 Mei 2013, dengan jumlah
Budiningsih 2008: 9) menyatakan
subjek 37 anak atau remaja, dapat
bahwa kehidupan orang-orang jawa
ditarik kesimpulan bahwa moralias
terletak dalam tingkatan-tingkatan
anak atau remaja mayoritas banyak
sosial dan alam simbolis yang halus.
anak
Alam
membolos atau cabut dari sekolah,
dan
hubungan
Mulder
manusia sosial.
mempunyai
Sukar
atau
remaja
yang
suka
untuk
suka merokok, bahkan juga minum-
mengambil sikap secara positif dan
minuman keras, bahkan juga suka
objektif untuk melihat masyarakat,
kekerasan seperti bertengkar atau
sehingga dimensi-dimensi di luar
tawuran, tidak menjalankan ibadah
paham sosial tidak banyak dikenal.
sesuai dengan agamanya masing268
masing,
sering
mendapatkan
Moralitas
hukuman, karena masalah melanggar aturan
yang
sekolah
ada
menyatakan
bahwa
28)
moralitas
mempunyai arti yang pada dasarnya
Sedangkan kuesioner tentang pola
sama dengan moral, tetapi kata
asuh
ditarik
moralitas mengandung makna segala
kesimpulan bahwa rata-rata para
hal yang berkaitan dengan moral.
orang tua menggunakan pola asuh
Ditinjau dari segi bahasa, moralitas
yang demokratis, karena mayoritas
dapat
orang tua memberikan kepercayaan
kemoralan yang berarti segala hal
kepada anaknya, mau mendengarkan
yang
pembicaraan
Moralitas adalah sistem nilai tentang
orang
juga
atau
(2011:
lingkungan.
akibat
dan
dirumah
Sjarkawi
tua
dapat
anak,
setiap
menjelaskan
perbuatan
yang
disamakan
berkaitan
bagaimana
dengan
dengan
seseorang
kata
moral.
bagaimana
dilakukan, orang tua bisa menjadi
seharusnya hidup secara bai sebagai
seperti
sahabat,
manusia. Moralitas ini terkandung
anaknya.
dalam aturan hidup bermasyarakat
teman
mendukung
atau
kegiatan
Apabila diurutkan atau diranking
dalam
pola asuh orang tua, maka urutan
wejangan, peraturan, perintah dan
yang
asuh
semacamnya yang diwariskan secara
demokratis orang tua, pola asuh
turun temurun melalui agama atau
otoriter, pola asuh permisif, dan pola
kebudayaan tertentu. Isi ajarannya
asuh
dapat
adalah tentang bagaimana manusia
disimpulkan bahwa, para orang tua
harus hidup secara baik agar menjadi
yang tinggal di Kelurahan Rejosari
manusia yang baik dan bagaimana
selain
asuh
manusia harus menghindari perilaku
demokratis juga menggunakan pola
yang tidak baik. Moralitas adalah
asuh otoriter.
seluruh kualitas perbuatan manusia
pertama
penelantar,
yaitu
pola
sehingga
menggunakan
pola
bentuk
petuah,
nasihat,
yang dikaitkan dengan nilai baik dan buruk.
269
Menurut Hasan (2008: 261)
a. Perkembangan Kognitif Umum.
moralitas memiliki tiga komponen,
Penalaran moral yang tinggi
yaitu:
(advanced)
a. Komponen
Afektif
atau
Emosional Terdiri perasaan
berbagai
(seperti
jenis
perasaan
yang
dalam mengenai hukum moral dan
dari
penalaran
nilai-nilai
luhur
seperti
kesetaraan, keadilan, hak-hak asasi manusia.
bersalah atau malu, perhatian
b. Penggunaan Rasio dan Rationale
terhadap perasaan orang lain,
Anak remaja lebih cenderung
dan sebagainya).
memperoleh
b. Komponen Kognitif Merupakan
dalam
moral
ketika
perkembangan
pusat
seseorang
manfaat
dimana melakukan
memikirkan kerugian fisik dan emosional
yang
konseptualisasi benar dan salah,
perilaku-perilaku
dan membuat keputusan tentang
terhadap orang lain.
bagaimana
seseorang
berperilaku.
ditimbulkan tertentu
c. Isu dan Dilema Moral Anak berkembang secara moral
c. Komponen Perilaku Mencerminkan
ketika menghadapi suatu dilema bagaimana
seseorang
sesungguhnya
moral yang tidak dapat ditangani secara
memadai
dengan
berperilaku ketika mengalami
menggunakan
godaan untuk berbohong, curang
penalarannya pada saat itu.
atau melanggar aturan moral lainnya.
tingkat
d. Perasaan Diri Anak remaja lebih cenderung
Ormrod
139)
terlibat dalam perilaku moral
yang
ketika mereka berpikir bahwa
berhubungan dengan perkembangan
mereka sesungguhnya mampu
penalaran dan perilaku moral, antara
menolong orang lain. Dengan
lain:
kata lain, ketika anak memilki
menyatakan
(2008:
bahwa
faktor
efikasi diri yang tinggi mengenai
270
kemampuan
membuat
suatu
perbedaan.
1) Pola Asuh Otoriter. 2) Pola Asuh Permisif 3) Pola Asuh Demokratis.
Pola Asuh Demokratis Orang Tua. Jahja
193)
Dariyo (2004:98) menyatakan
hubungan
bahwa pola asuh demokratis adalah
dengan orang tua atau pengasuhnya
kedudukan orang tua dana anak
merupakan
sejajar. Suatu keputusan diambil
menyatakan
(2011:
4) Pola Asuh Situasional.
bahwa
dasar
bagi
perkembangan emosional dan sosial
bersama
anak. Sejumlah ahli memercayai
mempertimbangakan
bahwa kasih sayang orang tua atau
pihak. Anak diberi kebebasan yang
pengasuh selama beberapa tahun
bertanggung jawab, artinya apa yang
pertama
dilakukan oleh anak
kehidupan
merupakan
dengan kedua
belah
tetap harus
kunci utama perkembangan sosial
dibawah pengawasan orang tua dan
anak, meningkatkan kemungkinan
anak tidak dapat berbuat semena-
anak memiliki kompetensi secara
mena. Anak diberi kepercayaan dan
sosial, dan penyesuaian diri yang
dilatih
baik pada tahun-tahun prasekolah
jawabkan segala tindakannya.
untuk
mempertanggung
dan setelahnya. Salah satu aspek
Ciri-ciri pola asuh demokratis
penting dalam hubungan orang tua
atau authoritative orang tua terhadap
dan anak ialah gaya pengasuhan
perilaku anak, antara lain (Yusuf,
yang diterapkan oleh orang tua.
2009: 51-52):
Gunarsa,1995; Turner,1995;
Helm
Papalia,
Olds
dan dan
Feldman,1998 (dalam Dariyo, 2004: 97) menyatakan bahwa pola asuh dari orang tua amat mempengaruhi kepribadian Baumrind,
dan
perilaku
ahli
a. Sikap
“acceptance”
dan
kontrolnya tinggi. b. Bersikap
responsif
terhadap
kebutuhan anak. c. Mendorong
anak.
menyatakan
psikologi
pertanyaan.
anak pendapat
untuk atau
perkembangan membagi pola asuh orang tua menjadi 3 yaitu: 271
d. Memberikan penjelasan tentang
dan p=0,000 (p < 0,01), sehingga
dampak perbuatan yang baik dan
hipostesis
dalam
penelitian
ini
yang buruk.
ditolak, karena menunjukkan adanya hubungan yang negatif antara pola asuh demokratis orang tua dengan
Metode Penelitian Kelurahan Rejosari terdapat
moralitas pada remaja.
15 RW dengan jumlah RT sebanyak 131.
Adapun
digunakan
populasi
dalam
Apabila uji normalitas untuk
yang
seluruh variabel tidak berdistribusi
ini
normal, maka menurut Seminar
penelitian
adalah warga Kelurahan Rejosari,
Kontroversi
RW XIV, Semarang Timur.
prinsip statistik Fakultas Psikologi
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik
sampling
Cluster Sampling (area sampling). Alat pengumpul data yang digunakan
dalam
penelitian
ini
penggunaan
prinsip-
UGM Bagian Psikologi Umum dan Eksperimen (2010: 3) menyatakan bahwa
kesimpulan
perbedaan
atau
adanya
korelasi
belum
kongklusif, tetapi baru indikatif.
adalah dengan menggunakan skala,
Bersifat
yaitu:
penelitian ini masih memerlukan
1. Skala moralitas.
konfirmasi
2. Skala
pola
asuh
demokratis
indikatif
artinya
dalam
hasil
penelitian-
penelitian selanjutnya.
orang tua.
Piaget dan Kohlberg (dalam
Metode analisis data yang
Dariyo, 2004: 65-66) menyatakan
digunakan untuk melihat hubungan
bahwa orang tua mempunyai peran
antara moralitas pada remaja dan
besar
pola asuh demokratis orang tua
perkembangan moral seorang anak.
digunakan teknik korelasi product
Tanggung jawab orang tua untuk
moment.
menanamkan nilai-nilai moral, etika,
bagi
pembentukan
dan
budi pekerti bahkan nilai religiusitas sejak dini kepada anak-anaknya
Hasil dan Pembahsan Berdasarkan
hasil
analisis
data diperoleh bahwa rxy = -0,569
akan
membekas
sanubarinya.
dalam
Mendidik
hati dan 272
membimbing
anak
merupakan
baik
pula
individu
dalam
sebuah seni tersendiri, tergantung
menerapkan nilai-nilai moral dalam
bagaimana tipe pola asuh yang
kehidupan bermasyarakat.
dipergunakan oleh orang tua dalam
Lestari
(2012: bahwa
49)
membimbing anak-anaknya, apakah
menyatakan
pendekatan
menggunakan pola asuh otoriter,
tipologi menganggap bahwa gaya
permisif,
demokratis
atau
pengasuhan yang paling baik adalah
Demikian
pula,
yang bersifat otoritatif. Orang tua
pendidikan yang telah diterima sejak
mengarahkan perilaku anak secara
masa
rasional,
situasional.
anak-anak
mempengaruhi
pola
akan pikir
dan
dengan
memberikan
penjelasan terhadap maksud dari
perilaku dalam diri remaja, karena
aturan-aturan
itu tidak bisa diabaikan peran dan
Orang tua mendorong anak untuk
tanggung jawab orang tua yang
mematuhi aturan dengan kesadaran
kemudian mendapat pengaruh dari
sendiri.
lingkungan pendidikan (sekolah),
bersikap
media masa, maupun situasi sosial
kebutuhan dan pandangan anak.
politik negara. Urie Brofenbrenner
Orang tua menghargai kedirian anak
seorang psikolog yang mendirikan
dan
aliran
dimilikinya
ekologis
mengungkapkan
bahwa microsystem, mesosystem, exosystem,
macrosystem,
cronosystem, mempengaruhi perilaku moralitasnya.
pola
pikir
individu, Hal
ini
Disisi
lain,
tanggap
kualitas
orang
terhadap
kepribadian sebagai
tua
yang
keunikan
pribadi.
dan
memang
yang diberlakukan.
Lestari menyatakan
(2012: bahwa
50-51) terdapat
dan
pandangan yang berbeda mengenai
termasuk
interaksi antara orang tua dan anak.
memang
Sebagian memandang bahwa sikap
tergantung individu sejauh mana
orang
tua
yang
mempengaruhi
menyikapi semua sistem tersebut.
perilaku anak (parent effect model),
Makin terampil dalam menyerap
dalam interaksi ini karakteristik
nilai-nilai positif dan menjauhi nilai-
orang tua menentuan orang tua
nilai yang negatif, maka semakin
bagaimana
orang
tua 273
memperlakukan selanjutnya anak.
anak,
membentuk
Pendapat
yang
bahwa hubungan orang tua dan anak
karakter
bersifat
lain
perilaku
yang
interaksional, orang
artinya
tua
akan
menyatakan bahwa sikap orang tua
mempengaruhi perilaku anak dan
tergantung pada perilaku anak (child
sebaliknya
effect model), dalam interaksi ini
mempengaruhi
orang tua lebih dipandang adaptif
tuanya.
dan
perilakunya
kepada
anak
perilaku
anak
respons
Gunarsa
akan orang
(2011:
60-62)
merupakan reaksi terhadap perilaku
menyatakan
anak. Bila anak bersikap “manis”
lingkungan besar sekali pengaruhnya
maka orang tua akan dapat bersikap
terhadap perkembangan moral anak,
halus,
namun karena lingkungan pertama
akan
tetapi
bila
anak
bahwa
faktor
berperilaku “tidak manis” maka
yang
akan menjadi penyebab orang tua
kehidupannya adalah orang tuanya,
menjadi kurang baik. Anak-anak
maka peranan orang tualah yang
yang sangat bandel dan impulsif
dirasa paling besar pengaruhnya
akan mendorong orang tua untuk
terhadap perkembangan moral anak,
bersikap keras, membuat orang tua
disamping
merasa “kehabisan akal”, “kurang
lainnya
afektif”
masyarakat. Faktor individual dan
sehingga
memunculkan
dikenal
konfrontatif
atau
lingkungan
melakukan
pengabaian.
Dalam
kehidupan
anak-anak
yang
pengaruh seperti
tindakan
kenyataannya
anak
anak,
mempengaruhi
lingkungan
sekolah
lainnya si
dalam
dan
disekitar dapat
pula
perkembangan
tumbuh dalam asuhan orang tua
tingkah laku tesrebut, jadi dapat
yang sama, tidak memperlihatkan
dikatakan bahwa orang tua bukanlah
karakter yang seragam pada masa
satu-satunya faktor penentu bagi
dewasanya. Hal ini memperlihatkan
perkembangan moral anak, namun
bahwa proses kerja pengasuhan
orang
tidak berlangsung dalam satu arah.
perkembangan moral anak sejauh
Dari kajian-kajian yang kemudian
mungkin, dengan menyadari akan
dilakukan,
muncul
tua
dapat
mengarahkan
pandangan 274
peranannya
yang
besar
bagi
kehidupan anak.
yaitu 32,4%, dan sisanya 67,6% ditentukan oleh faktor-faktor lain.
Berdasarkan
hasil
data
Kelemahan dalam penelitian
penelitian yang diperoleh, variabel
ini antara lain yaitu:
moralitas mempunyai mean empirik
1. Mengenai waktu pelaksanaan
sebesar 43,63, mean hipotetik sebesar
pengambilan
60, dan standar deviasi hipotetik
sebagian besar subjek penelitian
sebesar 12. Apabila dibandingkan
dapat ditemui pada malam hari
dengan mean hipotetik maka mean
dan sebelumnya membuat janji
empirik
terlebih dahulu.
variabel
moralitas
-2SD
hingga +1SD dari Mean Hipotetiknya. Hal
ini
mengindikasikan
bahwa
data
penelitian,
2. Rentang usia subjek penelitian yang
terlalu
jauh,
berjarak
moralitas berada pada area rendah,
hingga 10 tahun, semakin usia
yang
subjek
berarti
moralitas
remaja
lebih
tua
maka
dikategorikan rendah. Pada variabel
perkembangan moralnya akan
pola asuh demokratis orang tua
semakin berada pada tingkat
diperoleh mean empirik sebesar 58,35,
yang selanjutnya, misalkan dari
mean hipotetik sebesar 47,5 dan
tingkat konvensional ke pasca
standar deviasi hipotetik sebesar 9,5.
konvensional.
Apabila dibandingkan dengan mean
3. Saat
pengisian
skala
yang
hipotetik maka mean empirik variabel
dilakukan oleh subjek, banyak
pola asuh demokratis orang tua lebih
subjek yang mengisi dengan
besar -1SD hingga +1SD dari mean
bersama-sama,
hipotetik. Hal ini mengindikasikan
kemungkinan
bahwa pola asuh demokratis orang tua
bertanya dan bertukar jawaban.
sehingga subjek
saling
berada pada area tinggi, yang berarti bahwa pola asuh demokratis orang tua
Simpulan
dikatakan tinggi. Sumbangan efektif
Berdasarkan hasil penelitian
variabel pola asuh demokratis orang
yang telah dilakukan, maka dapat
tua terhadap moralitas pada remaja
ditarik
kesimpulan
bahwa
ada
hubungan negatif antara pola asuh 275
demokratis moralitas
orang remaja,
tua
terhadap
yaitu
semakin
Brooks, Jane. 2011. The Process Of Parenting. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
negatif pola asuh demokratis orang tua maka semakin rendah moralitas remaja,
dan
sebaliknya
apabila
semakin positif pola asuh demokratis orang tua maka semakin positif juga moralitas remaja. Variabel moralitas berada pada area rendah, yang berarti moralitas remaja dikategorikan rendah. Pada
Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor. Ghalia Indonesia. Gunarsa, Singgih. Gunarsa, Singgih Yulia. 2011. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta. Libri. Hasan, Aliah B. Purwa Kania. 2008. Psikologi Perkembangan Islami. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
variabel pola asuh demokratis orang tua mengindikasikan bahwa pola asuh demokratis orang tua berada pada area tinggi, yang berarti bahwa pola asuh demokratis orang tua dikatakan tinggi. Sumbangan efektif variabel pola asuh demokratis
orang
tua
terhadap
moralitas pada remaja yaitu 32,4%, dan sisanya 67,6% ditentukan oleh
Jahja,
Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta. Prenada Media Group.
Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga penanaman nilai dan penanaman konflik dalam keluarga. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Ormrod, Jeanne Ellis. 2008. Psikologi PendidikanI. Jakarta. Erlangga.
faktor-faktor lain.
DAFTAR PUSTAKA Budiningsih, Asri. 2008. Pembelajaran Moral berpijak pada karakteristik siswa dan budayanya. Yogyakarta. Rineka Cipta.
Seminar Kontroversi penggunaan prinsip-prinsip statistik Fakultas Psikologi UGM Bagian Psikologi Umum dan Eksperimen. 2010. Yogyakarta. Sjarkawi. 2011. Pembentukan Kepribadian Anak peran moral, intelektual, emosional, dan sosial sebagai wujud integritas membangun jati diri. Jakarta. Bumi Aksara.
276
Sunarto. Hartono, Agung. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. Rineka Cipta. Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
277