Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian Deskripsi sesi: Setelah memilih teori yang akan diacu untuk memecahkan masalah penelitian serta mengembangkan kerangka konsep penelitian berdasarkan teori tersebut, maka selanjutnya peneliti menjabarkan hipotesis dan/atau pertanyaan penelitian berdasarkan kerangka konsep tersebut. Hipotesis dan/atau pertanyaan penelitian inilah yang akan dijawab pada akhir penelitian. Tujuan sesi: Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa mampu: 1. Memahami pentingnya hipotesis dan/atau pertanyaan penelitian 2. Merumuskan hipotesis dan/atau pertanyaan penelitian Materi pembelajaran: 1. Hand-out hipotesis dan pertanyaan penelitian 2. Artikel untuk critical appraisal: Chou AF, Yano EM, McCoy KD, Willis DR, Doebbeling BN. Structural and process factors affecting the implementation of antimicrobial resistance prevention and control strategies in US hospitals. Health Care Manage Rev 2008; 33(4): 308-322. 3. Bahan bacaan: a. Ho DCK, Duffy VG, Shih HM. An empirical analysis of effective TQM implementation in the Hong Kong electronics manufacturing industry. Human Factors and Ergonomics in Manufacturing 1999; 9(1): 1-25. b. Cooper DR dan Emory CW. Metode penelitian bisnis. Edisi terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga; halaman 42-52.
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
1
MERUMUSKAN HIPOTESIS DAN PERTANYAAN PENELITIAN I.
PENDAHULUAN
Setelah menemukan permasalahan yang akan diteliti, mengidentifikasi teori yang sesuai dan menyusun kerangka konsep penelitian, maka tahap penelitian selanjutnya adalah merumuskan hipotesis dan/atau pertanyaan penelitian. II. DEFINISI DAN FUNGSI HIPOTESIS Hipotesis berasal dari kata hipo yang berarti tarafnya rendah dan tesa yang berarti kebenaran. Dari kedua kata tersebut berkembang beberapa pengertian hipotesis sebagai berikut: "Kesimpulan sementara atau proposisi tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih (Kerlinger, 1973) "Dugaan-dugaan yang diuji dengan mengumpulkan fakta-fakta yang mengarah pada penerimaan atau penolakan" (Abramson, 1991) "Rumusan sementara yang menyatakan harapan adanya hubungan tertentu antara dua fakta atau lebih" (Koentjaraningrat, 1986) Dari definisi di atas, dapat diketahui beberapa sifat hipotesis, yaitu: (a)
merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang diteliti, oleh karenanya masih memerlukan pengujian secara empirik;
(b)
memerlukan pengujian empirik lebih lanjut, yang hasilnya (yaitu tesis) dapat berupa penerimaan atau penolakan hipotesis; dan
(c)
dapat menunjukkan hubungan antara 2 fakta atau lebih, apabila permasalahan yang diteliti juga bersifat relasional atau kausal.
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
2
Fungsi utama hipotesis adalah memberikan “kejelasan operasional” terhadap masalah yang akan diteliti. Selain itu, hipotesis juga akan mengarahkan rancangan penelitian yang akan digunakan serta memberikan informasi yang jelas mengenai data yang akan (dan tidak akan) dikumpulkan sesuai dengan fokus penelitian. III. PERUMUSAN HIPOTESIS Pertama, hipotesis sebaiknya dirumuskan secara sederhana menggunakan bentuk kalimat pernyataan. Contoh format generik dalam perumusan hipotesis adalah: Jika ...... , maka ....... Tidak ada perbedaan antara ..... dan ..... dalam hal ..... Ada pengaruh ... terhadap ... Ada pengaruh positif (atau negatif) ... terhadap ... Berikut adalah beberapa contoh perumusan hipotesis yang tidak memenuhi persyaratan di atas: (a) Dalam tinjauan pustaka di atas, memang hanya memuat sebagian hal yang berkaitan dengan critical pathway dan outcome klinis. Dalam hal ini penulis akan memberikan kesimpulan sementara bahwa critical pathway merupakan intervensi yang efektif untuk meningkatkan mutu outcome klinis. Komentar: Meskipun telah menggunakan kalimat pernyataan, perumusan hipotesis di atas sulit dipahami. Secara sederhana, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: Ada pengaruh positif penerapan critical pathway terhadap outcome klinis. Outcome klinis dapat dibuat lebih spesifik dan operasional dengan menyebutkan penyakit dan spesifikasi diagnosis tertentu, misalnya untuk penyakit tertentu (kasus baru TB dewasa BTA positif). Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
3
(b) Kepuasan pasien merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi kepercayaan pasien terhadap pelayanan gizi rumah sakit. Variabel lainnya adalah reposisi dan citra. Komentar: Kepuasan pasien, reposisi dan citra berpengaruh positif terhadap kepercayaan pasien. Kedua, di samping penulisannya sederhana dan mudah dipahami, hipotesis juga harus dirumuskan secara jelas dan operasional. Operasional dalam hal ini berarti dapat diukur dan dapat diamati, serta memberikan gambaran mengenai variabel yang akan diteliti. Contoh hipotesis yang tidak operasional: (a) Tidak ada hubungan antara dosen yang baik dengan pencapaian nilai mahasiswa dalam blok 6 di MMR. Komentar: Kata "dosen yang baik" bukan merupakan rumusan yang operasional. Perlu diperjelas apa yang dimaksud dengan dosen yang baik. Misalnya kehadiran dosen, kesiapan dosen mengajar, kemampuan dosen berkomunikasi dengan mahasiswa, dan sebagainya. Hindari penggunaan kata-kata yang tidak bersifat eksplisit, misalnya baik, buruk, bernilai, mampu, sehat, dll. (b) Sistem insentif yang tepat meningkatkan kinerja tenaga kesehatan Komentar: kata sistem dalam sistem insentif mencakup beberapa komponen, misalnya besarannya, cara pemberiannya, ketepatan pemberiannya dan sebagainya. Selain itu kata tepat juga memerlukan kejelasan lebih lanjut. Tenaga kesehatan dapat disebutkan secara lebih spesifik tenaga kesehatan yang mana (dokter, dokter spesialis, perawat, bidan, analis dan sebagainya).
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
4
Ketiga, perumusan hipotesis yang spesifik dapat memberikan petunjuk awal mengenai metode penelitian yang digunakan. Sebagai contoh: (a) Kejadian perawatan ulang pasien dengan diagnosis yang sama lebih tinggi pada pasien pulang atas permintaan sendiri dibanding dengan pulang atas saran dokter. Komentar: hipotesis tersebut sudah lebih memberikan petunjuk awal mengenai strategi penelitian yang digunakan. Penelitian tersebut membandingkan antara kelompok pasien pulang atas permintaan sendiri dan pasien pulang sesuai saran dokter, dan selanjutnya diamati selama beberapa waktu apakah terjadi perawatan ulang dengan diagnosis yang sama di rumah sakit tersebut maupun di rumah sakit lain. IV. MACAM HIPOTESIS Berdasarkan luas cakupannya hipotesis dapat dibedakan menjadi hipotesis mayor dan minor. Contoh hipotesis mayor: Kepatuhan terhadap standar penatalaksanaan pasien TB di ruang rawat inap dengan adanya peran manajer kasus lebih baik daripada penatalaksanaan di ruang rawat inap tanpa adanya peran manajer kasus (Kasim, 2007). Hipotesis minor pada dasarnya merupakan penjabaran dari hipotesis mayor. Pada contoh di atas, hipotesis minornya adalah sebagai berikut: (a) Penggunaan pemeriksaan sputum dalam mendiagnosis TB lebih tinggi pada pasien TB di ruang rawat inap yang memiliki manajer kasus dibanding dengan yang tanpa memiliki manajer kasus (b) Penggunaan pemeriksaan sputum dalam memantau penanganan pasien TB lebih tinggi pada pasien TB di ruang rawat inap yang memiliki manajer kasus dibanding dengan yang tanpa memiliki manajer kasus
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
5
(c) Kepatuhan menggunakan regimen pengobatan sesuai dengan strategi DOTS lebih tinggi pada pasien TB di ruang rawat inap yang memiliki manajer kasus dibanding dengan yang tanpa memiliki manajer kasus Berdasarkan sifat permasalahan yang akan diteliti, hipotesis dapat dibedakan menjadi hipotesis relasional (atau hipotesis yang bersifat menghubungkan 2 fakta atau lebih) dan hipotesis deskriptif (yaitu menggambarkan karakteristik suatu sampel menurut variabel tertentu). Contoh hipotesis relasional dalam penelitian mengenai implementasi perbaikan mutu dan kinerja rumah sakit dalam keselamatan pasien (Weiner et al., 2006): (a) Rumah sakit yang melaporkan keterlibatan unit-unit di rumah sakit yang lebih intensif dalam perbaikan mutu mempunyai indikator keselamatan pasien di tingkat rumah sakit yang lebih baik (Hospitals that report more extensive involvement of hospital units in QI efforts will exhibit better values on hospitallevel PSIs). (b) Rumah sakit yang melaporkan partisipasi staf rumah sakit yang lebih tinggi dalam perbaikan mutu mempunyai indikator keselamatan pasien di tingkat rumah sakit yang lebih baik (Hospitals that report higher participation of hospital staff in QI teams will exhibit better values on hospital-level PSIs) Sedangkan contoh hipotesis deskriptif misalnya kejadian keluhan pasien lebih banyak terdapat pada pasien yang dirawat di klas I dibanding dengan klas lainnya di rumah sakit. Hipotesis kerja adalah hipotesis yang bersumber dari kesimpulan teoritik, sebagai pedoman untuk melakukan penelitian. Seluruh contoh di atas merupakan hipotesis kerja. Hipotesis statistik adalah formulasi hipotesis yang dipergunakan pada tahap analisis data, yang dikenal dengan istilah hipotesis nihil dan hipotesis alternatif. Disebut hipotesis nihil oleh karena formulasi hipotesisnya berupa: tidak ada perbedaan antara X dan Y dalam hal Z, atau tidak ada pengaruh antara X dan Y; dengan kata lain selisihnya
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
6
nol. Sedangkan hipotesis alternatif formulasinya berlawanan dengan hipotesis nihil (yaitu ada pengaruh atau ada perbedaan... ). Beberapa contoh hipotesis pada artikel empirik: Weiner et al. (2006) dalam penelitian mengenai implementasi perbaikan mutu dan kinerja rumah sakit dalam indikator keselamatan pasien: (a) Hospitals that report more extensive involvement of hospital units in QI efforts will exhibit better values on hospital-level PSIs. (b) Hospitals that report higher participation of hospital staff in QI teams will exhibit better values on hospital-level PSIs (c) Hospitals that report higher participation of senior managers in QI teams will exhibit values on hospital-level PSIs. (d) Hospitals that report higher participation of active staff physicians in QI teams will exhibit better values on hospital-level PSIs Wong et al. (2000) meneliti dampak penerapan clinical pathway untuk terapi oksigen. Hipotesisnya adalah sesi pembelajaran, audit dan umpan balik individual terhadap order dan monitoring oksiden akan mengubah perilaku pemberi pelayanan dan meningkatkan biaya rumah sakit. Contoh lain adalah penelitian mengenai turn-over perawat di Thailand (Kunnviktikul et al., 2000). Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan antara konflik, manajemen konflik, kepuasan kerja, niat untuk tetap bekerja di tempat tersebut (intention to stay) dan turnover pada perawat profesional di Thailand. Hipotesis dalam penelitian dapat terbukti diterima ataupun tidak diterima. Hipotesis yang tidak diterima mungkin sekali terjadi oleh karena rancangan penelitian yang kurang tepat, prosedur sampling yang keliru, metode pengumpulan datanya tidak sesuai, pemilihan uji analisis yang tidak sesuai atau masalah pada penarikan kesimpulannya.
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
7
Stigma yang berkaitan dengan hipotesis (a)
Penelitian yang baik adalah penelitian yang hasilnya menyatakan bahwa Hipotesis nihil dapat ditolak. Komentar: apabila proses penelitian telah dilakukan secara seksama, maka penolakan hipotesis nihil sama pentingnya dengan penerimaan hipotesis nihil. Sikap ini harus dimiliki oleh peneliti untuk menghindari pelaksanaan penelitian yang bias, yaitu mengumpulkan dan menganalisis fakta-fakta untuk mendukung hipotesis yang diajukan. Dari segi proses belajar, penerimaan hipotesis nihil dapat memacu penelitian untuk memperdalam atau membahas mengapa hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
(b)
Penelitian yang baik adalah penelitian yang mempunyai hipotesis. Komentar: ada tidak hipotesis tergantung dari sifat permasalahan yang diteliti dan pendekatan penelitian yang dipilih. Pada penelitian yang bersifat eksploratif, hipotesis dapat diganti dengan pertanyaan penelitian. V. PERTANYAAN PENELITIAN
Tidak seluruh penelitian menggunakan hipotesis. Hal ini berkaitan dengan jenis penelitian yang dilakukan. Pada penelitian eksploratif, belum banyak pemahaman mengenai topik yang diteliti. Konsekuensinya, penelitian tidak bertujuan utnuk menguji hipotesis, melainkan justru bertujuan untuk menghasilkan hipotesis untuk diuji lebih lanjut. Baik pertanyaan penelitian ataupun hipotesis merupakan pernyataan yang lebih spesifik untuk mencapai tujuan penelitian. Berlandaskan teori yang dipilih, dikembangkan kerangka konsep dan pertanyaan penelitian atau hipotesis. Pertanyaan penelitian umumnya digunakan pada penelitian kualitatif, sedangkan hipotesis terdapat pada penelitian kuantitatif, baik deskriptif, analitik ataupun eksperimental. Contoh pertanyaan penelitian:
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
8
(a) Bagaimana harapan pasien-pasien yang mengalami kejadian yang tidak diinginkan dalam komunikasi pasien-dokter di rumah sakit? (b) Mengapa wanita lebih sedikit yang berhasil menduduki jabatan sebagai direktur rumah sakit daerah? (c) Strategi-strategi apa saja yang digunakan oleh rumah sakit untuk dokter dalam upaya perbaikan mutu rumah sakit? Contoh pertanyaan kualitatif dalam artikel empirik Kaplan dan Maxwell
dalam penelitian kualitatif untuk evaluasi sistem informasi
komputerisasi: •
Bagaimana persepsi dan penilaian pengguna terhadap komputerisasi sistem informasi dan bagaimana sistem tersebut dapat membantu pekerjaan mereka?
•
Bagaimana pengaruh konteks sosial dan organisasi terhadap pemakaian sistem tersebut?
•
Bagaimana cara meningkatkan pemanfaatan hasil evaluasi komputerisasi sistem informasi?
Daftar Pustaka Abramson JH. Metode Survei dalam Kedokteran Komunitas: pengantar studi epidemiologi dan evaluatif. Ed 3. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press; 1991 Arikunto S. Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta, PT. Bina Aksara;1983 Amirin TM. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta, CV Rajawali; 1986. Creswell JW. Research Design. Qualitative and Quantitative Approaches. 1st ed. California, SAGE Publications Inc.;1994
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
9
Fakultas Pasca Sarjana. Petunjuk Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis. Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada; 1985 Kerlinger FN. Foundations of Behavioral Research. 2nd ed. New York, Holt, Rinehart, and Winston Inc.; 1973. Koentjaraningrat. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta, PT Gramedia;1986. Kumar R, Research Methodology A step by Step Guide for Beginner, London; SAGE Publication, 1999
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
10