Hilangkan Keluh & Kesah
% #& ' (()) !"#$ % #& '() (() *& " + , "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, " (Al Ma'arij : 19-21) Syeikh 'Abdurrahman As Sa'di ketika menafsirkan ayat diatas berkata; "Manusia bersifat keluh kesah ketika ditimpa kemiskinan, penyakit, atau hilangnya sesuatu yang dicintai seperti harta, istri, keluarga dan anak. Tidak bersabar menerima taqdir Allah. Adapun manusia bersifat kikir yaitu tidak bersegera menginfaqkan sebagian pemberian Allah dan tidak mensyukuri nikmat Allah " (Tafsir Karimur Rahman 5/301) Keluh kesah merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya. Penyakit ini timbul disebabkan pengaruh kehidupan dunia yang penuh dengan cobaan dan ujian. Mereka tidak mengerti arti dan tujuan hidup. Mereka mengira bahwa apa yang menjadi keinginannya pasti terpenuhi. Penyakit ini akan mendobrak hati untuk berbuat dzalim, permusuhan, kerusakan, kebodohan, bahkan pembunuhan. Kebingungan pun menyelimuti hati mereka dalam mencari solusinya. Pergi ke dokter tak kunjung sembuh. Pergi ke paranormal atau dukun, bukannya menyelesaikan masalah, tetapi malah menjerumuskan diri kedalam kesyirikan dan duit pun melayang. Pergi ke tempat hiburan dan maksiat, tidak juga mengurangi penyakit, malah akan menambah parah, bahkan ada yang nekat bunuh diri. Lantas bagaimanakah solusinya???. Sungguh Islam merupakan ajaran yang lengkap dan paripurna. Al Qur'an telah memberikan solusi dan obat penawar bagi penyakit strees dan keluh kesah, diantaranya adalah: SENANTIASA MENDIRIKAN SHALAT Ini merupakan solusi pertama sebagai terapi penyakit keluh kesah. Hal ini di jelaskan Allah dalam lanjutan ayat diatas:
((;) 012 3 4 56 7 3 8 9:((() ./ 0 "Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya," (Al Ma'arij 22-23) Al hafidz Ibnu Katsir berkata; " Maksudnya harus memelihara waktu dan kewajiban-kewajibannya sebagaimana dikatakan oleh shahabat Ibnu Mas'ud dan para tabi'in seperti Masruq dan Ibrahim An Nakha'i. Ada 1 | P a ge
yang berpendapat yaitu hendaknya tuma'ninah dan khusyu' ketika ruku', sujud, dan gerakan shalat lainnya. Gerakan shalatnya tidak terlalu cepat seperti burung gagak yang melobangi pohon. Oleh karena itu, Allah mensifati hamba-Nya orang mukmin yang berbahagia (tidak berkeluh kesah) dengan kekhusyu'an shalatnya. Allah berfirman:
(() BC 3 4 56 D> 3 8 9:() *& < 0 = > ? @ A "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orangorang yang khusyu` dalam shalatnya" (Al Mu'minun 1-2)(Tafsir Ibnu Katsir 4/542) Shalat yang dapat menghilangkan keluh dan kesah adalah orang-orang yang senantiasa shalat, memenuhi persyaratan dan rukunnya, menjalankan diawal waktu, khusyu' dan tenang, dan ikhlas karena Allah . Barangsiapa yang menjaga shalatnya seperti hal diatas, maka bukan hanya menghilangkan penyakit jiwa, akan tetapi juga mendapatkan balasan sorga. Allah berfirman:
I H #*
D> J K?(;G) E> F9 3 4 56 7 3 8 9: (;M) &" L &
"Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya Mereka itu (kekal ) di syurga lagi dimuliakan." (Al Ma'arij:34-35) MEMBELANJAKAN HARTA DI JALAN ALLAH Hal ini ditegaskan Allah lalam lanjutan ayat diatas:
((M)O "F 0 R 1#((G)ON B & P Q 3 4 & ? D> 8 9: "Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)," (Al Ma'arij 24-25) Al Hafidz Ibnu Katsir berkata menukil perkataan Ibnu Jarir; "Mereka menyisihkan sebagian hartanya untuk keperluan orang yang membutuhkan seperti pengemis atau orang yang datang meminta dan yang tidak punya harta dengan alasan apa saja, baik karena tidak mampu bekerja atau karena alas an lainnya" (Tafsir Ibnu Katsir 4/543) Cara lain untuk menghindari sifat keluh kesah dan kikir adalah beribadah kepada Allah dengan membelanjakan sebagian hartanya untuk memenuhi kebutuhan orang yang membutuhkan seperti fakir miskin. Sedangkan maksud harta yang dikeluarkan bisa berupa zakat maupun shadaqah. YAKIN DENGAN HARI PEMBALASAN 2 | P a ge
Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Allah dalam lanjutan ayat diatas:
3 4 STV W : 8 & 3 8 9:((U)8 9S@ O +T AS@/ 9 8 9: ((])H &[ & " + \ 3 4 STV W : ((Z) XY $ & "Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya)" (Al Ma'arij : 26-28) Al Hafidz Ibnu Katsir berkata; "Mereka yakin dengan hari kiamat, hari perhitungan amal dan balasannya, mereka beramal karena berharap pahala dan takut siksa (dari Allah )" (Tafsir Ibnu katsir 4/543) Syeikh Abdurrahman As Sa'di berkata; "Mereka beriman dengan pemberitahuan Allah dalam kitab-Nya dan Rasul-Nya tentang balasan amal dan hari kebangkitan, mereka selalu berupaya untuk meningkatkan amalan untuk kebahagiaan di akhiratnya" (Tafsir Karimur Rahman 5/302) Beriman kepada hari pembalasan dan takut adzab Allah adalah obat hati untuk menghilangkan keluh kesah, kikir, dzalim dan sifat jelek lainnya. Karena mereka akan bersabar menghadapi cobaan dan bersyukur bila mendapatkan kenikmatan, berhati-hati dalam berbuat. Karena mereka menyadari bahwa semua amalan yang baik atau yang buruk pasti ada balasannya. SELALU MENJAGA SYAHWATNYA Hal ini sebagaimana Firman Allah dalam lanjutan ayat diatas:
^ L & & ? 3 4 _ ? 7 (() E> Q 3 4 "Y 3 8 9: 3 J K[> J ' a` V 7bcT 8 0 > (;)) & & " + \ 3 4 #> 3 4 09? 2B "Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang dibalik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas." (Al Ma'arij : 29-31) Al Hafidz Ibnu katsir berkata: 'mereka menjaga farjinya dari hal yang haram, tidak melampiaskannya kepada yang haram seperti zina dan liwath, bahkan Imam Syafi'I dan ulama lainnya mengatakan bahwa onani 3 | P a ge
termasuk haram pula karena ayat diatas hanya membatasi dua hal, yaitu kepada Istri atau budaknya: (Tafsir Ibnu Katsir 4/543) Mungkin ada syubyat di dalam benak kita, Bagaimana menjaga farji bisa menghilangkan keluh kesah dan kebakhilan? Jawabnya,perbuatan maksiat dengan mengumbar syahwat tidak bisa diingkari akan mendatangkan penyakit keluh kesah. Tetapi dengan perkawinan akan timbul ketenangan hati dan mendapatkan rahmat sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat Al Qur'an, dan menghilangkan sifat kikir karena akan menginfaqkan sebagian besar hartanya untuk keluargannya. Jika ada yang membantah; Bukankah ada orang yang telah berkeluarga ada yang mengeluh? Maka jawabnya adalah; memang benar, akan tetapi keluh kesah orang yang belum berkeluarga lebih parah. Bukti kongkritnya adalah manusia lebih banyak yang menikah dari pada yang membujang. Akan tetapi ini hanyalah salah satu cara yang harus dibarengi dengan cara-cara lain yang telah disebutkan Al Qur'an dan Sunnah. MENJAGA AMANAT DAN JANJI Dalam lanjutan ayat diatas disebutkan:
(;() V 3 @ 4 3 4 5&[ 3 8 9: "Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya." (Al Ma'arij :32) Imam Ibnu Katsir berkata; "Apabila mereka diberi amanat mereka tidak berkhianat, dan bila berjanji mereka tidak menyelisihi, inilah sifat orang mukmin. Lain halnya dengan sifat orang munafiq. Dari Abu Hurairah dari Nabi beliau bersabda: "Tanda orang munafiq ada tiga; bila bicara ia dusta, bila berjanji ia menyelisihi, bila dipertcaya ia khianat" (Riwayat Bukhari) (Tafsir Ibnu katsir4/543) Syeikh Abdurrahman As Sa'di berkata; Amanat ini mencakup semua amanat, amanat antara hamba dengan Rabbnya seperti mewujudkan ibadah atau amanat hamba dengan hamba seperti urusan harta benda atau rahasia tertentu. Demikian pula janji, mencakup semua janji seperti janji janji Allah kepada manusia, janji manusia kepada Allah. Janji akan ditanyakan besok pada hari kiamat; apakah ditunaikan atau diingkari" (Tafsir karimur Rahman 5/303) Orang yang melaksanakan janji dan amanat hatinya akan tenang, hilang rasa keluh kesahnya, demikian pula hilang rasa kebakhilan, dan hilang pula sifat dzalim dari dirinya, karena mereka yakin janji bila ditunaikan dengan baik akan mengantarkan kebahagiaan besok pada hari kiamat. 4 | P a ge
MENJADI SAKSI YANG BENAR: Kemudian Allah melanjutkan Firman-Nya:
(;; ) 01A 3 4 524$ T 3 8 9: "Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya." (Al Ma'arij:33) Imam Ibnu katsir berkata: Mereka memelihara persaksiannya, tidak menambah dan tidak pula mengurangi dan tidak menyembunyikannya, karena barangsiapa yang menyimpannya akan mendapatkan siksaan berdasar firman Allah :
3N + 0 B 5 0T % % d A 3N e`a % #> 40 c L 9 8 & "Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Baqarah : 283)(Tafsir Ibnu katsir 4/543) Juga Firman-Nya :
7 % a` @4 C f X T & #A g *& `a 8 9: 4!9?9 T" A [ 8 9@ ? 3 L h Y ?
"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benarbenar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu" (An Nisa'135) Menjadi saksi yang jujur akan menghilangkan rasa keluh kesah, menghilangkan sifat dzalim, dan sifat tercela lainnya PENUTUP Akhirnya agar hidup kita terasa indah, penuh dengan hati yang lapang, bersih dari sifat yang buruk dan menanti syurga Allah mari kita simak pesan dari syeikh Abdurrahman As Sa'di; "Kesimpulannya, Allah mensifati orang yang bahagia lagi baik adalah yang memiliki sifat yang sempurna, akhlaq yang mulia, baik berupa ibadah badan seperti shalat yang dilakukan secara terus menerus, dan ibadah hati seperti takut kepada Allah yang mendorong pelakunya untuk berbuat baik, serta ibadah harta berupa menginfaqkan sebagian harta, mengikat perjanjian yang bermanfaat, berakhlaq mulia, bermuamalah kepada Allah dan manusia dengan sebaik-baik muamalah, berbuat adil dan menjaga hak- hak dan amanat, menjaga kehormatan dirinya dengan menjaga hawa nafsunya dari hal yang dibenci oleh Allah" (Tafsir Karimur rahman 5/303) 5 | P a ge
Akhirnya semoga Allah memberi petunjuk kepada kita semua dan mampu untuk mengamalkannya. Wallahu A'lamu Bish Shawwab Kontribusi: Mas Heru Yulias Wibowo – Redaktur Buletin Da’wah An Nashihah Cikarang Baru, - Bekasi. Untuk berlangganan bulletin An Nashihah hubungi bag. Sirkulasi: Mas Arifin 08156094080
6 | P a ge