FUNGSI MOSA MERE LAKI LEWA SEBAGAI KOMUNIKATOR PADA TAHAP PINANGAN DALAM UPACARA PERKAWINAN ADAT NGADA
SKRIPSI Diajukan kepada panitia ujian skripsi Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Untuk memenuhi salah satu syarat Guna memperoleh gelar sarjana ilmu sosial Oleh NAMA : THEODORA ELFIRA DOE FOJU NOMOR REGISTRASI : 431 04 051 JURUSAN : ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG 2009
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan di Depan Tim penguji Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, pada :
Hari/ Tanggal : Rabu, 02 September 2009 Jam : 09.00 WITA Tempat : Ruang Ujian Fisip
DISETUJUI OLEH Pembimbing I
Pembimbing II
( Drs.Darus Antonius, M.Si)
( Yoseph Andreas Gual, S.Sos)
Mengesahkan
Dekan Fisip Unwira
( Drs. Frans Nyong, M.Si )
i
Skripsi ini saya persembahkan buat: Yang tercinta kedua orang tuaku, Bapak Yance Foju dan Mama Ursula Wona untuk segala cinta dan kasih sayang yang tidak pernah berakhir. Yang Kukasihi Kakak Santi dan Adik Alfred untuk dukungan dan doanya. Universitas Katolik Widya Mandira Kupang untuk kesempatan menjadi bagian dari civitas selama 5 tahun………
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Penulisan tugas akhir ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ilmu sosial. Terselesaikannya tugas akhir ini tidak terlepas dari peran serta beberapa pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam penulisan tugas akhir ini, baik dalam memberikan bimbingan, petunjuk, kerjasama, kritikan maupun saran, antara lain: 1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Yance Foju dan Mama Ursula Wona yang senantiasa mendukung penulis untuk mengejar cita-cita di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang. 2. Rektor Universitas Katolik Widya Mandira Kupang. 3. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Katolik Widya Mandira Kupang. 4. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Katolik Widya Mandira Kupang. 5. Dosen Pembimbing akademik tahun 2004, Bapak Drs. Darus Antonius, M.Si. yang dengan sabar telah membantu dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.
iii
6. Bapak Drs. Darus Antonius. M.Si selaku dosen pembimbing I dan Bapak Yoseph Andreas Gual, S.Sos selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak membantu terutama dalam memberikan bimbingan, dukungan, masukan dan waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. 7. Bapak Drs. Rodriques Servatius, M.Si selaku dosen penguji I dan ibu Lucy Max, S.Sos selaku dosen penguji II, yang telah memberikan saran dan kritikan atas laporan tugas akhir ini. 8. Seluruh staf dosen FISIP UNWIRA, yang selama ini telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada penulis. 9. Seluruh staf tata usaha dan perpustakaan FISIP UNWIRA yang selama ini telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. 10. Pater Zakarias Abdulli OCD, yang selalu memberikan semangat dan doa untuk penulis dalam menyelesaikan tugas akhir. 11. Kakak Santi dan adikku Alfred tercinta yang selalu setia memberikan dukungan dan semangat. 12. Teman-teman angkatan 2004 yang telah banyak menghabiskan waktu bersama penulis dalam suka maupun duka. 13. Seluruh pihak yang telah ikut ambil bagian dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari segala keterbatasan dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan permohonan maaf apabila
iv
terdapat kesalahan dan kekurangan.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak yang membutuhkan laporan tugas akhir ini. Semoga laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.
Kupang, September 2009
Penulis
v
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul………………………………………………………………... Halaman Pengesahan ...................................................................................... i Motto................................................................................................................ ii Persembahan .................................................................................................... ii Kata Pengantar ................................................................................................. iii Daftar isi........................................................................................................... vi Abstrak ............................................................................................................. vii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang............................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah....................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 5 1.4 Kegunaan Penelitian...................................................................... 5 1.5 Kerangka Pikiran, Asumsi dan Hipotesis Penelitian..................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi .................................................................................... 9 2.2 Komunikator................................................................................... 10 2.3 Hakekat Proses Komunikasi Budaya.............................................. 12 2.4 Unsur – Unsur Komunikasi Budaya............................................... 13 2.5 Fungsi – Fungsi Komunikasi Budaya ............................................ 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian........................................................................... 21 3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................ 21 3.3 Sampling, Sampel Informendan Satuan Kajian Penelitian ............ 21 3.4 Konstruk, Defenisi Operasional, Indikator..................................... 22 3.5 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data..................................... 23 3.6 Rancangan Analisis dan Interpretasi Data...................................... 24 3.7 Teknik Pemeriksaan dan Keabsahan Data ..................................... 25 BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................... 27 4.2 Perkawinan Adat dan Peranan Mosa Mere Laki Lewa................... 28 4.3 Pentingnya Keterlibatan Mosa Mere Laki Lewa ............................ 40 4.4 Fungsi Mosa Mere Laki Lewa ........................................................ 43 BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA 5.1 Analisis Data .................................................................................. 52 5.2 Interpretasi Data ............................................................................. 57 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan..................................................................................... 62 6.2 Saran ............................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA ABSTRAK
vi
Judul : FUNGSI MOSA MERE LAKI LEWA SEBAGAI KOMUNIKATOR PADA TAHAP PINANGAN DALAM UPACARA PERKAWINAN ADAT NGADA (Studi kasus pada Masyarakat Kampung Wolowio Desa Wawowae Kabupaten Ngada) Komunikator merupakan salah satu bagian dari komunikasi dan merupakan salah satu faktor penting penentu keberhasilan suatu komunikasi. Sebagai seorang komunikator kita di tuntut untuk bisa berbicara dengan lawan bicara kita dengan berbagai cara agar apa yang kita bicarakan bisa diterima dan dipahami oleh lawan bicara kita. Oleh karena itu ada 2(dua) komponen penting yang menentukan keberhasilan komunikator yaitu kredibilitas dan daya tarik seorang komunikator. Kampung Wolowio merupakan salah satu kampung yang terletak di Desa Wawowae Kecamatan Bajawa merupakan salah satu kampung yang masih mempertahankan nilai-nilai budaya dan adat istiadat. Tahap pinangan merupakan salah satu tahap pendekatan resmi keluarga laki-laki kepada keluarga perempuan . Dalam upacara pinangan, masyarakat Kabupaten Ngada khususnya masyarakat kampung Wolowio, jika melangsungkan upacara pinangan, masing-masing pihak baik dari pihak perempuan maupun pihak laki-laki harus menyiapkan seorang komunikator / juru bicara yang disebut Mosa Mere Laki Lewa. Permasalahan pokok yang dikaji dalam penelitian ini adalah fungsi Mosa Mere Laki Lewa sebagai komunikator pada tahap pinangan dalam upacara perkawinana adat Ngada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan melibatkan Mosa Mere Laki Lewa pada tahap pinangan dan menggambarkan fungsi Mosa Mere Laki Lewa dalam tahap pinangan di kampung Wolowio Desa Wawowae Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada. Kegunaan penelitian ini bagi akademik sangat diharapkan agar hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan pengetahuan bagi mahasiswa FISIP UNWIRA tentang fungsi Mosa Mere Laki Lewa sebagai komunikator pada tahap pinangan dalam upacara perkawinan adat di Kampung Wolowio dalam kaitannya dengan komunikasi antar budaya, sedangkan kegunaan praktis dalam penelitian ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan bagi pihak-pihak yang membutuhkannya terutama bagi temanteman mahasiswa yang ingin mengetahui dan melanjutkan penelitian tentang fungsi Mosa Mere Laki Lewa pada tahap pinangan dalam upacara perkawinan adat di Kampung Wolowio Desa Wawowae Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada. Yang menjadi informen dalam penelitian ini adalah para tua-tua adat yang pernah menjadi komunikator / juru bicara yang berjumlah 6(enam)orang . Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi. Setelah data diperoleh selanjutnya data dianalisa menggunakan analisa deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data dapat disimpulkan bahwa fungsi Mosa Mere Laki Lewa sebagai komunikator pada tahap pinangan dalam upacara perkawinan adat Ngada khususnya pada masyarakat di kampung Wolowio adalah sebagai negosiator, penengah dan penghubung. Sebagai negosiator, seorang mosa mere laki lewa harus bisa bernegosiasi dengan pihak perempuan jika belis yang diminta terlalu banyak. Sebagai penengah, Mosa Mere Laki Lewa harus bertindak sebagai hakim perdamaian dan tidak memihak salah satu pihak melainkan Mosa Mere Laki Lewa harus bisa mencari solusi atau jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut. Sedangkan sebagai penghubung, Mosa Mere Laki Lewa berfungsi untuk menyampaikan maksud, keinginan, serta tujuan dari pihak yang diwakilinya kepada pihak kedua seperti menghubungi keluarga untuk melakukan pinangan atau pun menghubungi keluarga jika ada hal yang belum diselesaikan setelah upacara pinangan. Dari pembahasan tersebut, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut faktor keberhasilan upacara perkawinan tidak terlepas dari kredibilitas seorang Mosa Mere Laki Lewa, untuk itu sangat diharapkan agar Mosa Mere Laki Lewa lebih memahami dan mendalami serta menghayati nilai-nilai kebudayaan atau adat istiadat masyarakat setempat sebab peranannya sebagai Mosa Mere Laki Lewa sangat penting demi kelestarian adat perkawinan setempat.
vii