Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia, 2(2), November 2016, 120-124 Available online at Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/valensi
Hasil In Silico Senyawa Z12501572, Z00321025, SCB5631028 dan SCB13970547 dibandingkan Turunan Zerumbon terhadap Human Liver Glycogen Phosphorylase (1l5Q) sebagai Antidiabetes Fitri Kusvilia Azis, Cantika Nukitasari, Fauziyah Ardli Oktavianingrum, Lita Windy Ariyati, Broto Santoso Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia Email:
[email protected] Received: November 2016; Revised: November 2016; Accepted: November 2016; Available Online: December 2016
Abstrak Human Liver Glycogen Phosphorylase (HLGP), suatu katalis glikogen yang mengontrol pelepasan glukosa-1fosfat glikogen dari hati. Enzim ini mempunyai peran sentral dalam luaran glukosa hati sehingga menjadi target obat antidiabetik. Kajian docking dilakukan pada komputer dengan prosesor Intel Pentium, RAM 1 GB dan Windows 7. Ligan yang digunakan adalah senyawa obat (Z12501572, Z00321025, SCB5631028 dan SCB13970547), dataset pembanding aktif glycogen phosphorylase outer dimer site (PYGL-out) dan decoysdari www.dekois.com dan turunan zerumbon. Protein dipisahkan dari ligan nativ dan semua ligan beserta protein dikonversi menggunakan PyRx. Visualisasi interaksi ligan-protein dihasilkan dengan program Protein-Ligand Interaction Profiler (PLIP) dan PyMOL. Senyawa ZER11 memiliki binding energy terbaik, yaitu -7.11 kkal/mol (untuk metode LGA dan GA) dan -4.08 kkal/mol untuk metode SA. Nilai binding energy tersebut lebih rendah dari pada nilai untuk ligan native dan satu dari keempat senyawa obat, terlebih jika dibandingkan dengan bindingaffinity dari dataset dan decoys. Interaksi ligan-protein pada ketiga metode tersebut ditemukan sangat bervariasi. Hal berbeda terjadi untuk metode Vina, bindingenergy ZER11 (-9.9 kkal/mol) lebih baik dibandingkan dengan ligan native dan keempat senyawa obat. Senyawa ZER11 memiliki residu interaksi yang sama dengan ligan native pada TRP67 dan LYS191 untuk metode Vina. Kata kunci: PDBID-1L5Q, AutoDock, docking molekuler, vina, antidiabetes
Abstract Human Liver Glycogen Phosphorylase (HLGP) can catalyze glycogen and control the release of glucose-1phosphate of glycogen from the liver. This enzyme has a central role in output rule of liver glucose as it can be used as an antidiabetic drug targets. Docking studies were carried out on PC with Intel Pentium, 1 GB RAM, in environment of Windows 7. Ligands used are drug compounds (Z12501572, Z00321025, SCB5631028 and SCB13970547), the active dataset comparator wasglycogenphosphorylase outer dimer site (PYGL-out) and decoys from www.dekois.com andzerumbonederivates. Protein was separated from its native ligand and all ligands including the protein were converted to pdbqt using PyRx. The interaction of protein-ligand was visualized using software of PLIP and PyMOL. Compound of ZER11 had the best binding energy were -7.11 kcal/mol (LGA and GA) and -4.08 kcal/mol (SA). The binding energy value was lower than the ligand native and one of the four drug compounds, especially compared with the binding affinity of dataset and decoys. Vice versa, for Vina method, the value of ligand binding protein for ZER11 (-9.9 kcal/mol) was better than the ligand native and all of the fourth drugcompounds. Vina result showed that ZER11 had the same residual interaction as the ligand native, which are TRP67 and LYS191. Keyword: PDBID-1L5Q, AutoDock, molecular docking, vina, antidiabetic DOI:http://dx.doi.org/10.15408/jkv.v0i0.4170
Copyright © 2016, Published by Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia, P-ISSN: 2460-6065, E-ISSN: 2548-3013
Jurnal Kimia VALENSI, Vol 2, No. 2, November 2016 [120-124]
1. PENDAHULUAN Glikogen di dalam lipid memiliki regulasi sintesis glikogen oleh glikogen sintase (GS) dan pemecahan glikogen oleh glikogen fosforilase (GP) (Nagy et al., 2013). Inhibisi dari Hepatic Glycogen Phosphorylase atau Human Liver Glycogen Phosphorylase (HLGP) merupakan model pengobatan yang potensial untuk diabetes mellitus. Reseptor iniadalah suatu katalis perombakan dari glikogen menjadi glukosa-1-fosfat di hati (Barker et al., 2005). Freeman et al., (2006) menyatakan bahwa pemberian inhibitor gycogen phosphorylase pada tikus kadar glikogen dalam otot lebih besar 1.5 kali lipat daripada yang ada di dalam hati. Fosforilasi hati mengkatalisis dan memainkan peranan penting dalam produksi glukosa. Rathetal. (2000) mendapatkan bahwa pada penderita diabetes, glukogenolisis tetap berperan pada luaran glukosa di hati ketika kadar gula dalam darah tinggi. Hal tersebut semakin membuktikan bahwa penghambatan fosforilasi mempunyai peran yang penting dalam terapi diabetes. Sisi aktif dalam HLGP sebagai agen antidiabetes yang menjanjikan telah diidentifikasi secara kristalografi. Struktur kristal menunjukkan bahwa detail ikatan inhibitor tersebut mengiring jalannya rancangan kelas senyawa yang baru. Pengembangan senyawa tersebut harus dipercepat untuk dapat digunakan sebagai antidiabetes. Molecular docking merupakan kunci dalam biologi molekular dan metode desain obat yang menggunakan bantuan komputer. Docking dapat digunakan untuk melakukan skrining virtual pada database senyawa yang besar, peringkat hasil dan mengusulkan hipotesis struktural bagaimana ligan menghambat target, yang sangat penting dalam optimasi utama (Morris and Lim-Wilby, 2008) Perangkat lunak PyRx mengandung empat metode docking yang sampai sekarang masih digunakan. PyRx dapat mengelola pekerjaan secara mandiri, menggunakan work station tunggal atau kluster. PyRx dapat dijalankan pada Windows, Mac OS X, atau komputer Unix/Linux. PyRx dapat digunakan secara gratis, mudah dan terbuka untuk umum, yang didistribusikan di bawah lisensi Simplified BSD (Jacob et al., 2012). Senyawa Z12501572, Z00321025,
P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013
SCB5631028 dan SCB13970547 merupakan senyawa yang telah dibuktikan aktif sebagai inhibitor HLGP (Dropinski et al., 2010; Rath et al., 2000). Dalam penelitian sebelumnya yang belum dipublikasikan, beberapa turunan senyawa zerumbon berhasil disintesis. Hal ini didasari bahwa zerumbon sebagai senyawa induk yang merupakan senyawa terbanyak dari lempuyang emprit telah terbukti memiliki antidiabetes yang menjanjikan (Santoso et al., 2015; Sakika et al., 2014). Senyawa uji dapat dilakukandocking secara molekular namun memerlukan senyawa pembanding. Senyawa dataset dan decoys diperlukan untuk melihat korelasi hasil docking dengan in vitro termasuk senyawasenyawa yang telah dipasarkan. dapat meningkatkan dan mengembangkan skoring dari molecular docking yaitu dengan membuat lebih cepatnya pengujian secara eksperimental dan mendapatkan hasil yang baik (Graves et al., 2005). Senyawa dataset yang merupakan senyawa aktif yang sudah diteliti memiliki aktivitas dan digunakan sebagai kontrol positif. Senyawa decoys merupakan senyawa yang tidak memiliki efek antidiabetik dan digunakan sebagai kontrol negatif. Keempat senyawa obat merupakan senyawa yang harus digunakan sebagai senyawa aktif pembanding yang diyakini memiliki aktivitas antidiabetes. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan data kajian in silico untuk melihat hasil interaksi yang dinyatakan dalam kkal/mol dan ikatan protein-ligan. Molekul terbaik sebagai antidiabetes didapatkan dengan melihat nilai energi binding hasil docking. Binding energy terbaik adalah yang paling kecil, artinya energi yang dibutuhkan untuk berikatan dengan protein target 1L5Q lebih kecil sehingga lebih efektif sebagai antidiabetik. Berdasarkan hal tersebut, dapatkah turunan senyawa zerumbon ini memiliki hasil in silico yang lebih baik dibandingkan 4 senyawa obat terpilih. Harapannyaakan diperoleh senyawa turunan zerumbon yang berpotensi sebagai obat andiabetes yang dapat dikembangkan menjadi obat diabetes dimasa yang akan datang. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan secara komputasi menggunakan Toshiba Satellite C640 (Intel Pentium, 1GB RAM, Windows 7 121
Hasil In Silico Senyawa Z12501572, Z00321025, SCB5631028 dan SCB13970547
32bit). Docking ini telah dilakukan menggunakan program Vina dan AutoDock dengan bantuan PyRx 0.9.4, Chimera 1.10, PyMOL 1.7, OpenBabel, PLIP (Protein Lig and Interaction Profiller) versi 1.3. Beberapa tahapan yang dilalui adalah koleksi ligan dan protein, preparasi keduanya, docking, analisis hasil dan interaksi. Keseluruhan ligan berjumlah 104 senyawa yang terdiri dari ligan native 1l5Q yang diperoleh dari www.pdb.org. memiliki nilai resolusi X-ray pengukuran sebesar 2.25 Ǻ, turunan zerumbon (Santoso et al., 2015) dan decoys. Senyawa uji yang digunakan berjumlah 4 senyawa, yaitu Z12501572, Z321025, SCB5631028 dan SCB13970547. Kesemua senyawa telah dipreparasi menggunakan Chimera.
Aktivitas Docking Keempat metode docking memiliki besaran gridbox yang sama yaitu X= 50, Y= 50, Z= 50. Semua ligan diuji secara dockingmelalui langkah yang dipandu (wizard). Hasilnya adalah energi ikatan terendah dengan protein target dan konformasi ligan yang berhasil dilakukan docking menggunakan metode VINA, Lamarckian Genetic Algorithm (LGA), Genetic Algorithm (GA) dan Simulated Annealing (SA). Data setelah dilakukan PLIP diperoleh jenis interaksi, residu yang terlibat, dan jarak interaksi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Molecular docking yang dilakukan berguna untuk memprediksi mekanisme molekuler yang terjadi antara ligan dengan 1L5Q sehingga dapat berperan sebagai agen antidiabetes. Kekuatan ikatan antara ligan dan
Azis, et. al.
protein 1L5Q diprediksi melalui binding energy yang diperoleh dari hasil docking. Binding energy adalah kekuatan interaksi antara dua molekul atau lebih. Semakin besar nilai binding energy, maka afinitas antara reseptor dengan ligan akan semakin rendah. Namun sebaliknya, semakin rendah nilai binding energy maka afinitas antara reseptor dengan ligan akan semakin tinggi (Kastritis dan Bonvin, 2012). Tabel 1 menunjukkan bahwa besaran nilai binding energy yang diperoleh dari docking untuk beberapa senyawa terpilih. Secara keseluruhan, metode docking yang memiliki kemampuan lebih cepat dan lebih akurat adalah metode Vina. Binding energy ligan native terendah didapat melalui docking metode Vina, sebesar -8.8 kkal/mol. Algoritma Vina yang digunakan untuk mayoritas ligan yang diujikan, memiliki binding energy yang lebih rendah dibandingkan ligan native. Ketiga senyawa yang diujikan memiliki binding energy yang lebih tinggi dibanding ligan native kecuali senyawa SCB13970547 (-9.2 kkal/mol) dan senyawa Z00321025 (-8.5 kkal/mol). Hasil dari metode LGA untuk ligan native diperoleh nilaibinding energy sebesar 7.64 kkal/mol hanya ada satu senyawa uji yang memiliki nilai lebih rendah yaitu Z00321025 7.69 kkal/mol dan dua ligan dataset yang bernilai lebih rendah. Hasil dari metode GA ditemukan bahwa tidak ada satupun senyawa uji maupun ligan uji yang memiliki nilai binding energy lebih rendah dibanding ligan native sebesar -7.85 kkal/mol. Metode terakhir yaitu metode SA, memiliki binding energy yang terendah sebesar -1.6 kkal/mol sehingga semua senyawa uji dan ligan otomatis memiliki nilai binding energy yang lebih rendah dibanding ligan native.
Tabel 1. Binding affinity hasil docking kelompok senyawa (terbaik) terhadap protein target SCB139705 47
-5.5
Z00321025
Z12501572
-8.8
SCB563102 8
NATIVE
Algoritma AutoDock (AD)
Binding Energy (kkal/mol)
Dataset1
1 2 -10.3 -10.3 50256392 50256169 -9.17 -9.13 AD-LGA -7.6 -5.0 -6.3 -7.7 -5.8 50256329 50256329 -7.45 -6.94 AD-GA -7.8 -4.6 -4.6 -7.1 -5.6 5013565 50243677 -4.2 -3.28 AD-SA * -1.6 -1.6 -5.9 -3.3 50243445 50256329 1 kode ID senyawa BDB, 2kode ID senyawa ZINC, *pengukuran tidak berhasil diselesaika Vina
122
-7.5
-8.5
-9.2
Konformasi Terbaik Novel Decoys2 1 2 1 2 -9.9 -9.8 -11.0 -10.8 ZER11 ZER123a 17207117 03200467 -7.11 -7.08 -7.23 -7.20 ZER11 ZER17 2269616 02348652 -7.11 -5.93 -7.23 -6.81 ZER11 ZER11 22696163) 26503135 -4.08 -4.01 -2.93 -2.87 ZER ZER 15823015 28854870
Jurnal Kimia VALENSI, Vol 2, No. 2, November 2016 [120-124]
P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013
1l5Q
konformasinative
A Gambar 1.
1l5Q
konformasi ZER11
B Visualisasi interaksi ligan yang terdapat dalam binding site pocket protein dengan menggunakan PyMOL (atas) dan PLIP (bawah), (A) ligand native dan (B) ZER11. Residu yang diikat sama pada keduanya yaitu LYS191 dan TRP67.
Visualisasi hasil menggunakan PLIP untuk seluruh ligan uji dan ligan pembanding memperlihatkan kesamaan residu yang mampu diikat oleh ligan (uji dan pembanding). Hasil yang diperoleh untuk metode Vina menunjukkan bahwa senyawa Z12501572 tidak ada residu yang menyamai ligan native baik pada Hidrophobic Interaction (HI) dan Hidrogen Bond (HB), namun pada metode LGA memiliki tingkat kesamaan sebesar 50% pada HI dan juga HB. Pada metode GA, tingkat kesamaan 40% pada HI namun tidak ditemukan adanya kesamaan pada HB. Selanjutnya, senyawa SCB5631028 tidak memiliki kesamaan residu sama sekali pada metode Vina, namun ada kesamaan sebesar 50% pada HI dan HB di metode LGA, 80 HI dan 100% HB di metode GA, dan 100% pada masing-masing HI maupun HB di SA. Senyawa Z321025 hanya memiliki 33.33% kesamaan HI pada metode VINA, 100 % HI dan 75% HB di LGA, masing-masing 100% pada GA dan 100% pada HI di metode SA. Senyawa SCB13970547 memiliki 33.33% kesamaan residu HI namun tidak ada kesamaan HB dalam metode VINA, 50%
kesamaan HI dan 25% kesamaan HB pada LGA, juga 60% kesamaan HI dan 50% kesamaan HB pada GA. Tidak ditemukan kesamaan sama sekali pada metode SA. Untuk ligan dataset, 33.33% kesamaan ditemukan pada HI dan tidak ada kesamaan pada HB di VINA, tidak ada kesamaan HI namun ada kesamaan 75% HB dalam metode LGA, kesamaan 60% pada HI dan 100% pada HB dalam GA, dan juga 100% kesamaan yang ditemukan hanya pada HB dalam SA. Adanya kesamaan residu ligan novel hanya ditemukan pada metode VINA sebesar 66.66% HI dan 25% HB dalam LGA. Selanjutnya ligan decoys, hanya memiliki tingkat kesamaan residu sebesar 50% untuk masing-masing HI dan HB pada LGA juga 40% HI dan 50% HB pada GA. Setelah dibandingkan dengan ligan native dapat terlihat bahwa mayoritas ligan tidak selalu berinteraksi dengan residu yang sama. Pengembangan senyawa derivatif baru dibutuhkan untuk memperoleh senyawa dengan aktivitas yang lebih baik sehingga dapat mengikat residu yang lebih banyak. Selain senyawa SCB13970547 dan Z00321025
123
Hasil In Silico Senyawa Z12501572, Z00321025, SCB5631028 dan SCB13970547
yang memiliki bindingenergy lebih rendah daripada ligan native pada metode Vina, terdapat pula ZER11 dengan binding energy 9.9 kkal/mol. Bahkan ZER11 memiliki energi yang lebih rendah dibanding ligan native(-8.8 kkal/mol). Pada gambar 1 terdapat persamaan residu yang terlibat pada ZER11 dan ligan native yaitu TRP67 dan LYS191 pada HI. Ketika suatu senyawa atau ligan memiliki aktivitas interaksi residu yang sama dengan ligan native maka akan memiliki nilai binding energy yang semakin rendah pula sehingga semakin terikat kuat dengan protein target, dalam hal ini yaitu 1l5Q.
4. SIMPULAN Hasil skrining metode LGA, GA dan SA mayoritas senyawa memiliki binding energy yang lebih tinggi dibanding ligan native. Namun pada metode Vina, senyawa ZER11 dengan binding energy sebesar -9.9 kkal/mol hasilnya di atas nilai dari ligan native (-8.8 kkal/mol) dan keempat senyawa obat yang dipilih (Z12501572, Z00321025, SCB5631028 dan SCB13970547). Interaksi tersebut juga melibatkan dua residu yang sama yaitu TRP67 dan LYS191, sehingga dapat disimpulkan bahwa ZER11 diprediksi memiliki aktivitas sebagai antidiabetes melalui jalur fosforilase glikogen. DAFTARPUSTAKA Baker DJ, Timmons JA, Greenhaff PL. 2005. Glycogen phosphorylase inhibition in type 2 diabetes therapy a systematic evaluation of metabolic and functional effect in rat skeletal muscle. American Diabetes Association. 54(8): 2453-2450. Dropinski JF, Meinke PT, Shi GQ, Zhang Y. 2010. Antidiabetic Oxazolidinediones and Thiazolidine-diones, United States Patent, No. US 7,807,692 B2. Oct. 5, 2010. Ekstrom JL, Thomas AP, Maynard DC, Walter CS, Jeff C, Dennis ED, Dennis JH, Judith LT, Michael G, Robert JF, Yasmina SND, David GM, Virginia LR. 2002. Structureactivity analysis of the purine binding site of human liver glycogen phosphorylase. Chemistry & Biology. 9(8): 915–924.
124
Azis, et. al.
Freeman S, Bartlett JB, Convey S, Hardern I, Teague JL, Loxham SJ, Allen JM, Poucher SM, Charles AD. 2006. Sensitivity of glycogen phosphorylase isoforms to indole site inhibitors is markedly dependent on the activation state of the enzyme, british J. Pharmacology. 149(6): 775-785. Graves AP, Brenk Ruth, Shoichet BK. 2005. Decoys for Docking. J. Medicinal Chemistry. 48(11): 3714-3728. Jacob RB, Tim A, Owen MM. 2012. Accessible high-throughput virtual screening molecular docking software for students and educators. PLoS Computational Biology. 8(1): 1-5. Kastritis PL, Bonvin AMJJ. 2012. On the binding affinity of macromolecular interactions: daring to ask why proteins interact. Journal of the Royal Society. 10(20120835): 1-27. Morris GM, Lim-Wilby M. 2008. Molecular docking. Methods MolBiol. 443: 365-382. Norgan AP, Coffman PK, Kocher Jean-Pierre A, Katzmann DJ, Sosa CP. 2011. Multilevel parallelization of autodock 4.2. J. Cheminformatics. 3(12). Rath VL, Ammirati M, Danley DE, Ekstrom JL, Gibbs EM, Hynes TR, Mathiowetz AM, McPherson RK, Olson TV, Treadway JL, Hoover DJ. 2000. Human liver glycogen phosphorylase inhibitors bind at a new allosteric site. Chemistry & Biology. 7(9): 677-682. Sakika KA, Hanwar D, Suhendi A, Ika Trisharyanti IDK, Santoso B. 2014. Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Rimpang Lempuyang Emprit (Zingiber Amaricans Bl) pada Tikus Putih yang Diinduksi Aloksan. Prosiding Seminar Nasional "Perkembangan Terbaru Pemanfaatan Herbal Sebagai Agen Preventif Pada Terapi Kanker". Universitas Wahid Hasyim, Semarang, ISBN: 978-60219556-1-1. Santoso B, Hanwar D, Suhendi A. 2015. Prediksi 3D-Molekular Aktivitas Turunan Senyawa Polihidroksi Zerumbon terhadap Glikogen Sintase Kinase-3 Beta (GSK-3) Menggunakan DOCK6, Prosiding Seminar Nasional URECOL 2 Semarang.