1
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON ASSETS (ROA) PADA BANK SWASTA NASIONAL DI INDONESIA PERIODE 2006-2010
SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Dan Diajukan Oleh : DECHRISTA R.G SAKUL A 211 08 887
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012
ii
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menguji faktor – faktor yang mempengaruhi Return On Assets (ROA). Objek Penelitian ini adalah lima Bank Swasta Nasional di Indonesia,yaitu PT. Bank Central Asia,Tbk; PT. Bank CIMB Niaga,Tbk; PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk; PT. Bank Pan Indonesia Bank.Tbk dan PT. Bank Permata,Tbk dengan menggunakan Laporan Keuangan Publikasi periode 2006 – 2010 dan Laporan Pengawasan Perbankan Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.Selama periode pengamatan menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi tidak ditemukan variabel yang menyimpang dari asumsi klasik. Hal ini menunjukkan data yang tersedia telah memenuhi syarat menggunakan model persamaan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel LDR tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap ROA. Variabel NPL memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Variabel CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Kemampuan prediksi dari ketiga variabel tersebut terhadap ROA dalam penelitian ini sebesar 61,6%, sedangkan sisanya 38,4% dipengarui oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.
Kata Kunci : Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Assets (ROA)
iii
ABSTRACT
This study was conducted to examine factors - factors that influence Return On Assets (ROA). The study object is the five National Private Bank in Indonesia, namely PT. Bank Central Asia Tbk; PT. Bank CIMB Niaga, Tbk; PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk; PT. Bank Pan Indonesia Bank.Tbk and PT. Bank Permata,Tbk. Limited Financial Report using the period 2006 - 2010 and the Banking Supervision Report of Indonesia. Data analysis technique used is multiple linear regression with least squares equation and test hypotheses using t-statistic for testing the partial regression coefficients and F-statistics to test the effect keberartian together with a significance level of 5%. It also tested the classical assumptions that included tests of normality, multicollinearity test, test and test heteroscedasticity autokorelasi.Selama observation period of the study indicate that the data are normally distributed. Based on the test for normality, multicollinearity test, test heteroscedasticity and autocorrelation test found no variables that deviate from the classical assumptions. This shows the available data has been qualified using multiple linear regression equation model. These results indicate that the LDR variable showed no significant effect on ROA. NPL variables have significant negative impact on ROA. The variable CAR significant positive effect on ROA. Predictive ability of these three variables on ROA in the study by 61.6%, while the remaining 38.4% be affected by other factors not included in the model study
Keywords: Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loans (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR) and Return On Assets (ROA)
iv
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan atas segala anugerah yang diberikan, sehingga penyusunan skripsi ini dengan judul “ Faktor – faktor yang mempengaruhi Return On Assets (ROA) pada Bank Swasta Nasional di Indonesia Periode 2006 – 2010 ” dapat diselesaikan guna memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan hingga penyelesaian skripsi ini banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Orang tua penulis, Drs. Max Sakul dan Eveline M. Nender, atas doa yang tulus, segala dukungan, kasih sayang dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis. 2. Prof. Dr. H. Muhammad Ali SE.,M.Si selaku Dekan di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin. 3. Dr. H. Abd. Rakhman Laba, SE., MBA selaku pembimbing I, terima kasih atas bimbingannya dalam penyusunan skripsi. 4. Fauzi R. Rahim,SE., M.Si selaku pembimbing II, terima kasih atas bimbingannya dalam penyusunan skripsi. 5. Prof. Dr. H. Cepi Pahlevi,SE.,M.Si, Abd. Razak Munir,SE.,M.Si,M.Mktg, dan Nur Alamzah,SE., M.Si selaku dosen penguji, terima kasih atas segala saran dan masukannya.
v
6. Ibu Andi Ratna Sari Dewi, SE., M.Si selaku penasehat akademik, terima kasih atas segala bimbingan dan saran selama masa perkuliahan penulis. 7. Bapak Canisius Soriton (Regional Credit Manager PT.Bank Danamon Makassar), Bapak Samuel Sampe Upa (Branch Development Mortgage Manager PT.Bank Permata Makassar), Bapak Adi Prasetiyo (Bagian Keuangan dan Pembukuan PT.Bank BCA area Makassar) Ibu Asriyanti (Mortgage PT,CIMB Niaga Makassar), dan Ibu Rike Handrivany (Account Officer PT.Bank Panin Makassar), terima kasih atas waktu yang disediakan untuk menyampaikan informasi yang sangat membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. 8. Para Staff dan pegawai yang ada di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. 9. Saudara - saudaraku Ivanlend R. Sakul dan Danny R. Sakul atas doa , bantuan, dukungan serta kasih sayang kepada penulis. 10. Andre Mamesah yang selalu mendoakan, menemani, memberikan semangat, memberikan masukan ide dan saran serta selalu mendengarkan keluh kesah penulis. 11. Sahabat - sahabatku beserta pasangannya (Fitri Riski Amriani, Suwandi Ali, May Karlina Dewi, SE, Irene L.F. Tangko, Tenrilau, Imam Rahardjoe, Widya Wahyu Ningsih, SE, Nurani Eka Safitri, SE dan k’Adji) yang selama ini memberikan warna dalam masa perkuliahan dikala susah maupun senang serta memberikan saran dan nasehat. 12. Teman-teman angkatan 08 ( Kiky Nirmala, Assalies, Eny, Nisa, Ifha, Sukma, Tika, K’asryiah, Hardiyanti, Senny, Yulris, Ikhsan, Lulu, Cynthia, Devina,
vi
Rahmatullah, Ono, Allu, dan semua teman-teman yang tidak disebutkan namanya satu persatu). 13. Kakha’ (Ardha, Icha, Iccank, Esse, Ayu, Nonenk, k’arie, Dias, Ria, Odenk, k’aldi, Uli, Fitri, k’jabal, Rini, Edhu dan Akbar) atas doa, semangat dan dukungan kepada penulis. 14. Kepada seluruh anak-anak PMKO fakultas ekonomi, makasi buat kakakkakak, teman-teman, dan adek-adek untuk doa dan semangat yang kalian berikan kepada penulis. 15. Semua pihak yang telah membantu dalam segala hal terutama yang berkaitan dengan kelancaran penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tentunya memiliki keterbatasan dalam penyusunan, oleh karena itu sangat mengharapkan saran dan
masukan yang
membangun. Dan dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat.
Makassar,23 Mei 2012
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xi
ABSTRAK ......................................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...........................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................
10
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...............................................................
11
1.3.1 Tujuan Penelitian .............................................................................
11
1.3.2 Kegunaan Penelitian ........................................................................
11
1.4 Sistematika Penulisan ................................................................................
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ..........................................................................................
13
2.1.1 Pengertian Bank ...............................................................................
13
2.1.2 Jenis – jenis Bank...........................................................................
14
2.1.3 Fungsi Bank .....................................................................................
16
2.1.4 Analisis Laporan Keuangan ............................................................
17
2.1.5 Analisis Rasio .................................................................................
18
2.2 Pengaruh Antar Variabel ............................................................................
23
2.2.1 Pengaruh LDR terhadap ROA .........................................................
23
2.2.2 Pengaruh NPL terhadap ROA ..........................................................
23
2.2.3 Pengaruh CAR terhadap ROA ........................................................
24
2.3 Penelitian Terdahulu ..................................................................................
24
2.4 Kerangka Pikir ...........................................................................................
32
2.5 Hipotesis.....................................................................................................
33
iii
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian .........................................................................................
34
3.2 Jenis dan Sumber Data ...............................................................................
34
3.2.1 Jenis Data .........................................................................................
34
3.2.2 Sumber Data .....................................................................................
35
3.3 Metode Penelitian.......................................................................................
35
3.3.1 Populasi dan Jumlah Sampel.......................................................
35
3.3.1.1 Populasi ..................................................................................
35
3.3.1.2 Jumlah Sampel ........................................................................
36
3.3.2 Metode Pengumpulan Data .........................................................
37
3.4 Definisi Operasional Variabel ....................................................................
37
3.4.1 Variabel Dependen ......................................................................
37
3.4.2 Variabel Independen ...................................................................
38
3.4.3 Operasionalisasi Variabel ..........................................................
39
3.5 Metode Analisis Data ...............................................................................
41
3.5.1 Analisis Regresi berganda ........................................................
41
3.5.2 Uji Asumsi Klasik .....................................................................
42
3.5.2.1 Uji Multikolinieritas .......................................................
42
3.5.2.2 Uji Autokorelasi ..............................................................
43
3.5.2.3 Uji Heteroskedasitas .......................................................
44
3.5.2.4 Uji Normalitas.................................................................
45
3.5.3 Uji Hipotesis .............................................................................
45
3.5.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................................
45
3.5.3.2 Uji F (Secara Simultan) .................................................
46
3.5.3.3 Uji t (Secara Parsial) ......................................................
47
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 PT. Bank Central Asia,Tbk ......................................................................
49
4.2 PT. Bank CIMB Niaga,Tbk ....................................................................
51
4.3 PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk ..........................................................
53
4.4 PT. Pan Indonesia Bank,Tbk ...................................................................
56
4.5 PT. Bank Permata,Tbk ............................................................................
58
iv
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1
Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................
61
5.2 Deskriptif Statistik Sampel Penelitian ..................................................
66
5.3 Uji Asumsi Klasik ....................................................................................
67
5.3.1 Uji Multikolinearitas ...................................................................
69
5.3.2 Uji Autokorelasi ..........................................................................
70
5.3.3 Heteroskedastisitas ......................................................................
71
5.3.4 Uji Normalitas .............................................................................
73
5.4 Analisis Regresi Berganda .......................................................................
75
5.5 Pengujian Hipotesis ..................................................................................
76
5.5.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ..................................................
76
5.5.2 Uji F (Secara Simultan) .............................................................
77
5.5.3 Uji t (Secara Parsial) ..................................................................
78
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan .............................................................................................
84
6.2 Saran ........................................................................................................
85
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
86
LAMPIRAN ....................................................................................................
88
v
DAFTAR TABEL Total Keuntungan pada bank BUSN periode 2006 – 2010 (dalam ratusan juta rupiah)
4
Total Kredit pada bank BUSN periode 2006 – 2010 (dalam ratusan juta rupiah)
7
Total Aset pada bank BUSN periode 2006 – 2010 ( dalam ratusan juta rupiah)
9
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
29
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
40
Tabel 5.1
Data Rasio Keuangan LDR,NPL,CAR, dan ROA Bank Swasta Nasional Periode 2006 - 2010 (dalam persen)
62
Total Kredit pada Bank Swasta Nasional periode 2006 – 2010 (dalam ratusan juta rupiah)
63
Total Deposit pada Bank Swasta Nasional periode 2006 – 2010 (dalam ratusan juta rupiah)
63
Total Kredit Macet pada Bank Swasta Nasional periode 2006 – 2010 (dalam ratusan juta rupiah)
64
Total Jumlah Modal dan Aktiva Tertimbang rata-rata pada Bank Swasta Nasional periode 2006 – 2010 (dalam ratusan juta rupiah)
65
Total Keuntungan pada Bank Swasta Nasional periode 2006 – 2010 (dalam ratusan juta rupiah)
65
Tabel 5.7
Hasil Descriptive Statistics
66
Tabel 5.8
Hasil Uji Multikolinearitas
70
Tabel 5.9
Hasil Uji Autokeralasi
71
Tabel 5.10 Hasil Analisis Regresi
75
Tabel 5.11 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R²)
76
Tabel 5.12 Hasil Perhitungan Uji F (Secara Simultan)
77
Tabel 5.13 Hasil Perhitungan Uji t (Secara Parsial)
78
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Tabel 5.5
Tabel 5.6
vi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Kerangka Pikir
32
Gambar 5.1
Gambar Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)
72
Gambar 5.2
Grafik Histogram
74
Gambar 5.3
Grafik Normal P-Plot
74
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur Perbankan Indonesia (API) merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan. Arah kebijakan pengembangan industri perbankan di masa mendatang yang dirumuskan dalam API dilandasi oleh visi mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pada dasarnya implementasi API di Indonesia seiring dengan implementasi arsitektur keuangan global yang diprakarsai oleh Bank for Internasional Settlemenst (BIS). Bank merupakan suatu perusahaan yang menjalankan fungsi intermediasi atas dana yang diterima dari nasabah. Jika sebuah bank mengalami kegagalan, dampak yang ditimbulkan akan meluas mempengaruhi nasabah dan lembagalembaga yang menyimpan dananya atau menginvestasikan modalnya di bank. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian besar melibatkan jasa dari sektor perbankan. Hal tersebut dikarenakan sektor perbankan mengemban fungsi utama sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana, dengan unit-unit ekonomi yang kekurangan dana. Melalui sebuah bank dapat dihimpun dana dari masyarakat dalam berbagai bentuk simpanan selanjutnya dari dana
2
yang telah terhimpun tersebut, oleh bank disalurkan kembali dalam bentuk pemberian kredit kepada sektor bisnis atau pihak lain yang membutuhkan. Perbankan juga memberikan pelayanan dalam lalu lintas sistem pembayaran sehingga kegiatan ekonomi masyarakat dapat berjalan dengan lancar. Dengan sistem pembayaran yang efisien, aman dan lancar maka perekonomian dapat berjalan dengan baik. Selain itu, bank juga berfungsi sebagai media dalam mentransmisikan kebijakan moneter yang dilakukan bank sentral karena kebijakan moneter yang dilakukan bank sentral karena kebijakan moneter sendiri bertujuan untuk menjaga stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi. Karena manfaatnya yang begitu penting bagi perekonomian, maka setiap Negara berupaya agar perbankan selalu berada dalam kondisi yang sehat, aman dan stabil. Kinerja Perbankan diperlihatkan dengan melihat indikator keuangan yang sangat menentukan kinerja bank tersebut. Kinerja keuangan perbankan dapat tergambar dari laporan keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Kinerja keuangan perbankan dapat dilihat dari beberapa indikator keuangan seperti Kecukupan modal, kualitas aktiva produktif, manajemen risiko,rentabilitas, dan likuiditas. Efisiensi kinerja suatu bank juga dilihat dari kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi dengan biaya yang efisien sehingga keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar. Menurut Pandu (2008), kinerja perbankan dapat diukur dengan menggunakan rata-rata tingkat bunga pinjaman, rata-rata tingkat bunga simpanan, dan profitabilitas perbankan. Lebih lanjut lagi dalam penelitiannya menyatakan bahwa tingkat bunga simpanan merupakan ukuran kinerja yang lemah dan
3
menimbulkan masalah, sehingga dalam penelitiannya diisimpulkan bahwa profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Rate Of Return Equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return On Asset (ROA) pada industri perbankan. Return on Asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan, sedangkan Return on Equity (ROE) hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut. Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan. ROA merupakan indikator penting dari laporan keuangan yang memiliki berbagai kegunaan. Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keutungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aktiva. Dilihat dari struktur aset bank, kredit atau pinjaman merupakan aktiva produktif terbesar sehingga pendapatan bunga yang diperoleh bank dari penyaluran kredit ini merupakan pendapatan terbesar yang diperoleh bank. Tapi karena sumber dana utama yang digunakan untuk membiayai penyaluran kredit tersebut berasal dari dana pihak ketiga maka besarnya pendapatan bunga tersebut akan diikuti pula dengan besarnya beban bunga yang harus dibayar kepada nasabah. Oleh karena itu, pihak bank harus dapat menentukan besarnya tingkat bunga yang paling efektif sehingga kredit yang disalurkan dapat menghasilkan laba yang sebesar – besarnya. Dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (2004), kriteria yang dikeluarkan Bank Indonesia untuk
4
sebuah bank bisa menjadi bank jangkar (anchor bank) memiliki rasio Return On Asset (ROA) minimal 1,5%. Alasan dipilihnya ROA sebagai variabel terikat karena ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total assets. ROA yang semakin besar, menunjukkan kinerja perusahaan/bank semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) semakin besar. Oleh karena itu ROA merupakan rasio yang tepat digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan/bank dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa perolehan total keuntungan Bank Swasta Nasional di Indonesia menunjukkan nilai yang berfluktuasi. Dapat dilihat bahwa besarnya total keuntungan pada PT. Bank Central Asia,Tbk; PT. Bank CIMB Niaga,Tbk; PT.Bank Danamon Indonesia,Tbk; PT.Pan Indoneisa Bank,Tbk dan PT.Bank Permata,Tbk mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai 2008, akan tetapi di tahun 2008 hanya PT.Bank Central Asia,Tbk yang total keuntungannya terus meningkat sedangkan PT.Bank CIMB Niaga,Tbk; PT.Bank Danamon Indonesia,Tbk; PT.Bank Pan Indonesia,Tbk; dan PT.Bank Permata,Tbk mengalami penurunan total keuntungan. Pada tahun 2009 sampai 2010 total keuntungan tiap bank meningkat lagi. Tabel 1.1 Total Keuntungan pada Bank Swasta Nasional periode 2006 – 2010 (dalam ratusan juta rupiah) No
2009
2010
1
PT. Bank Central Asia,Tbk
Nama bank
4.243.000
4.489.000 5.776.000
6.807.000
8.479.000
2
PT. Bank CIMB Niaga,Tbk
1.154.587
1.508.386
678.189
1.568.130
2.548.153
3
PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk
1.325.000
2.117.000 1.530.000
1.532.000
2.883.000
4
PT. Pan Indonesia Bank,Tbk
730.000
955.000
798.000
1.035.000
1.414.000
5
PT. Bank Permata,Tbk
311.469
499.025
452.409
480.155
996.649
Sumber : Annual Report Bank
2006
2007
2008
5
Prediksi terhadap Return On Asset (ROA) dapat dilakukan dengan melihat rasio keuangan perusahaan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR) karena rasio-rasio keuangan tersebut merupakan rasio yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk mengukur tingkat kesehatan bank yang ditinjau dari fungsi bank sebagai fungsi intermediasi. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank yang bersangkutan. Besarnya LDR akan berpengaruh terhadap laba melalui penciptaan kredit. LDR juga mempunyai peranan yang sangat penting sebagai indikator yang menunjukkan tingkat ekspansi kredit yang dilakukan bank sehingga LDR dapat juga digunakan untuk mengukur berjalan tidaknya suatu fungsi intermediasi bank. LDR yang tinggi menindikasikan adanya penanaman dana dari pihak ketiga yang besar ke dalam bentuk kredit. Menurut,Asriyanti (Mortgage PT.CIMB Niaga Makassar) bahwa, LDR sangat berpengaruh terhadap ROA, dikarenakan apabila LDR terus meningkat maka ROA akan bertambah tetapi LDR harus pada kondisi yang stabil sesuai dengan ketentuan BI. Adapun kebijakan dari pihak bank apabila LDR sudah mulai meningkat tidak sesuai ketentuan standar, maka pihak bank mengambil solusi untuk menarik dana murah dari nasabah, seperti tabungan dan giro. Demikian juga menurut,Rike Handrivany (Account Officer PT. Bank Panin Makassar) bahwa pihak bank mengambil kebijakan untuk menaikkan bunga kredit dan menaikkan bunga tabungan, sehingga nasabah lebih memilih untuk menabung dikarenakan
6
bunga yang diberikan meningkat. Hal tersebut untuk menekan nilai LDR jika meningkat tidak sesuai tingkat ketentuan dari BI. Tingkat LDR suatu bank haruslah dijaga agar tidak menjadi terlalu rendah ataupun terlalu tinggi. Untuk itu, diperlukan suatu standar mengenai tingkat LDR. Bank Indonesia selaku otoritas moneter menetapkan batas LDR berada pada tingkat 85%-100% dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993. Namun, per tanggal 1 Maret 2011, BI akan memperlakukan Peraturan Bank Indonesia No.12/19/PBI/2010 yang berisi ketentuan standar LDR pada tingkat 78%-100%. Canisius Soriton (Regional Credit Manager PT.Bank Danamon Makassar) menjelaskan apabila standar tingkat LDR meningkat maka kredit yang disalurkan dibatasi sedangkan pihak funding lebih banyak lagi mencari nasabah agar LDR bisa stabil dan ROA akan meningkat, hal tersebut sama dengan yang disampaikan oleh Samuel Sampe Upa (Branch Development Mortgage Manager PT.Bank Permata Makassar). Sanksi bagi bank di Indonesia yang tingkat LDR berada di luar kisaran 78100%, maka BI akan mengenakan denda sebesar 0,1% dari jumlah simpanan nasabah di bank bersangkutan untuk tiap 1% kekurangan LDR yang dialami bank. Sementara bank yang memiliki tingkat LDR diatas 100% akan diminta oleh BI untuk menambah setoran Giro Wajib Minimum (GWM) primer sebesar 0,2% dari jumlah simpanan nasabah di bank bersangkutan untuk tiap 1% nilai kelebihan LDR yang dialami bank, dimana penambahan dana GWM primer tidak diberikan bunga. Kecuali bagi bank yang memiliki CAR diatas 14% tidak terkena penalty walau LDR diatas 100%.
7
Pada Tabel 1.2 dapat dilihat total kredit pada Bank Swasta Nasional di Indonesia yang mengalami fluktuasi. Total kredit PT. Bank Central Asia,Tbk; PT. Bank CIMB Niaga,Tbk; PT.Bank Danamon Indonesia,Tbk; PT.Pan Indoneisa Bank,Tbk dan PT.Bank Permata,Tbk dari tahun 2006 – 2010 terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Yang pada posisi pertama tetap diduduki oleh PT. Bank Central Asia,Tbk . Tabel 1.2 Total Kredit pada Bank Swasta Nasional periode 2006 – 2010 ( dalam ratusan juta rupiah) No
2008
2009
2010
1 PT. Bank Central Asia,Tbk
Nama Bank
61.422.000 82.389.000
2006
2007
112.784.000
123.901.000
153.923.000
2 PT. Bank CIMB Niaga,Tbk
44.253.049 58.997.934
72.790.651
80.114.845
100.350.214
3 PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk
42.986.000 53.330.000
66.898.000
63.278.000
82.658.000
4 PT. Pan Indonesia Bank,Tbk
17.838.000 28.291.000
35.282.000
39.967.000
55.683.000
5 PT. Bank Permata,Tbk
22.783.695 25.289.060
33.660.871
39.809.779
51.253.361
Sumber : Annual Report Bank
Non Performing Loan (NPL) adalah salah satu cara untuk menilai kinerja fungsi bank dalam mengelola bisnisnya. NPL yang tinggi menyebabkan timbulnya masalah likuiditas (ketidakmampuan membayar pihak ketiga), rentabilitas (utang tidak bisa di tagih) , ataupun solvabilitas (modal berkurang). Kredit bermasalah dapat diukur dari kolektibilitasnya, merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan dan macet) terhadap total kredit yang dikeluarkan oleh Bank. Canisius Soriton (Regional Credit Manager PT.Bank Danamon Makassar) pun menjelaskan bahwa bank harus lebih ketat dalam maintainance nasabah apabila kredit dalam jangka waktu yang telah ditentukan untuk bisa membayar. Apabila nasabah tetap tidak membayar maka pihak bank akan mengirimkan kolektor untuk penyelesaian NPL.
8
Kredit bermasalah yang tinggi dapat menimbulkan keengganan bank untuk menyalurkan kredit karena harus membentuk cadangan penghapusan yang besar, sehingga mengurangi jumlah kredit yang diberikan oleh suatu bank dimana nantinya akan mempengaruhi rasio LDR itu sendiri. Pihak bank memiliki cara dalam penyelamatan NPL. Salah satu cara penyelamatan bank dalam mengatasi NPL yaitu dengan cara menjual aset dan melakukan lelang terhadap jaminan, hal tersebut disampaikan oleh Asriyanti (Mortgage PT.CIMB Niaga Makassar) dan Rike Handrivany (Account Officer PT. Bank Panin Makassar). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, tingkat NPL maksium suatu bank adalah sebesar 5%. Apabila bank melebihi batas yang telah ditetapkan oleh BI, maka bank tersebut dikatakan tidak sehat. Untuk itu tiap bank harus memperhatikan tingkat NPL. Menurut, Samuel Sampe Upa (Branch Development Mortgage Manager PT.Bank Permata Makassar) bahwa cara yang tepat dalam penyelesaian NPL yaitu, analisis kredit lebih diperketat dan perbanyak pencairan. Dalam PT.Bank Permata Makassar analisis kredit lebih diperketat dikarenakan apabila analisis bisa dilakukan lebih selektif maka terjadinya NPL akan berkurang karena sudah adanya penanganan dari pihak bank dari awal pemberian kredit. Perbanyak pencairan juga merupakan cara kedua pihak bank untuk mengatasi NPL, karena dengan adanya pencairan yang lebih besar ke nasabah maka bisa menutupi terjadinya NPL. Namun cara terakhir untuk penyelamatan NPL apabila tidak bisa dilakukan dengan dua cara tersebut maka dengan terpaksa jaminan yang diberikan oleh nasabah akan di lelang. Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
9
menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%) berarti bahwa bank tersebut mampu membiayai operasi bank, dan keadaan yang menguntungkan tersebut dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas bank (ROA) yang bersangkutan. Tabel 1.3 Total Aset pada Bank Swasta Nasional periode 2006 – 2010 ( dalam ratusan juta rupiah) No
Nama bank
2006
2007
2008
218.005.000 247.750.000
2009
2010
1
PT. Bank Central Asia,Tbk
176.799.000
282.392.000 324.419.000
2
PT. Bank CIMB Niaga,Tbk
79.891.925
93.979.189
103.197.574 107.104.274 143.652.852
3
PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk
82.073.000
89.410.000
107.268.000
98.598.000 118.207.000
4
PT. Pan Indonesia Bank,Tbk
40.515.000
53.470.000
64.392.000
77.857.000 108.948.000
5
PT. Bank Permata,Tbk
37.841.524
39.298.423
54.059.522
56.009.953
73.813.440
Sumber : Annual Report Bank
Tabel 1.3 menjelaskan total aset pada Bank Swasta Nasional di Indonesia periode 2006 – 2010, dimana PT.Bank Central Asia,Tbk; PT. Bank CIMB Niaga,Tbk; PT.Bank Danamon Indonesia,Tbk; PT.Pan Indonesia Bank,Tbk dan PT.Bank Permata,Tbk yang tiap tahunnya mengalami fluktuasi. Akan tetapi pada PT.Bank Danamon Indonesia,Tbk di tahun 2009 mengalami penurunan dan di tahun 2010 bisa kembali meningkatkan jumlah asetnya. Penulis pun tertarik untuk meneliti bank swasta nasional untuk melihat perbandingan antara bank-bank swasta yang baik dalam kinerja keuangannya. Terdapat lima Bank Swasta Nasional yang dipilih oleh penulis, yaitu PT. Bank Central Asia,Tbk; PT. CIMB Niaga,Tbk; PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk; PT. Pan Indonesia Bank,Tbk dan PT. Bank Permata ,Tbk dikarenakan bank swasta
10
nasional yang dipilih merupakan bank swasta nasional yang termasuk dalam jajaran bank yang menduduki peringkat sepuluh besar berdasarkan jumlah aset menurut Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 9, No. 7, Juni 2011, Bank Indonesia. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis bermaksud mengambil judul “Faktor – faktor yang mempengaruhi Return On Assets (ROA) pada Bank Swasta Nasional Di Indonesia (periode 2006 – 2010)”. 1.2 Rumusan Masalah 1) Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh secara simultan terhadap Return On Assets (ROA) pada Bank Swasta Nasional di Indonesia ? 2) Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA) pada Bank Swasta Nasional di Indonesia ? 3) Apakah Non Performing Loan (NPL) berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA) pada Bank Swasta Nasional di Indonesia ? 4) Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA) pada Bank Swasta Nasional di Indonesia ? 5) Variabel apa yang paling dominan mempengaruhi Return On Assets (ROA) pada Bank Swasta Nasional di Indonesia ?
11
1.3
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian : 1) Untuk menganalisis pengaruh Loan to Deposit Ratio
(LDR), Non
Performing Loan (NPL) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) secara simultan terhadap Return On Assets (ROA) pada Bank Swasta Nasional di Indonesia. 2) Untuk menganalisis pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Assets (ROA) pada Bank Swasta Nasional di Indonesia. 3) Untuk menganalisis pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Assets (ROA) pada Bank Swasta Nasional di Indonesia. 4) Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Assets (ROA) pada Bank Swasta Nasional di Indonesia. 5) Untuk mengetahui variabel apa yang lebih dominan mempengaruhi Return On Assets (ROA) pada Bank Swasta Nasional di Indonesia. 1.3.2. Kegunaan Penelitian : 1. Memberikan dasar bagi penyusunan rencana dan strategi yang baik dan terarah untuk digunakan sebagai referensi bagi peneliti lain yang berhubungan dengan masalah Return On Assets (ROA) dimana yang akan datang secara lebih efektif dan efisien. 2. Bagi penulis merupakan tambahan khasanah pengetahuan dan wawasan yang
sangat
berharga
yang
disinkronkan dengan
pengetahuan teoritis yang diperoleh dari bangku kuliah, serta sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
12
1.4. Sistematika Penulisan Untuk kejelasan ketepatan arah pembahasan dalam proposal ini maka disusun sistematika sebagai berikut : Bab I
Pendahuluan. Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II
Tinjauan Pustaka. Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran teoritis. Bab III
Metode Penelitian. Bab ini menguraikan tentang desain penelitian,
objek penelitan , tempat penelitian, sumber data penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis. Bab IV Gambaran Umum Perusahaan. Bab ini diuraikan tentang gambaran umum perusahaan yang diteliti. Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini menjelaskan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data dan interpretasi hasil. Bab VI Penutup. Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Landasan Teori
2.1.1
Pengertian Bank Menurut Undang – Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 Novemeber 1998 tentang Perbankan adalah : ― Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.‖ Menurut Kasmir (2008: 11), ―Bank secara sederhana dapat diarikan sebagai Lembaga Keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya‖. Menurut Hasibuan (2004:2) bahwa ―Bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial. Jadi bukan hanya mencari keuntungan saja‖. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya, 2001: 14). Dari beberapa pendapat ahli yang telah dikemukakan diatas maka ditarik kesimpulan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak
14
dalam bidang keuangan yang menghimpun dan menyalurkan dana ke masyarakat. 2.1.2
Jenis – Jenis Bank Adapun jenis perbankan yang dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain (Kasmir 2008 : 20) :
1. Dilihat dari Segi Fungsinya : a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Bank Perkreditan Rakyat, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya : a. Bank milik pemerintah, yaitu bank yang akta pendirian maupun modalnya
dimiliki
oleh
pemerintah,
sehingga
seluruh
keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. b. Bank milik swasta nasional, yaitu bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula.
15
c. Bank milik asing, yaitu bank yang merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, bank milikswasta asing maupun pemerintah asing suatu Negara. d. Bank milik campuran, yaitu bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Dimana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia. 3. Dilihat dari Segi Status : a. Bank devisa, yaitu bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. b. Bank non devisa, yaitu bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. 4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga : a. Bank yang Berdasarkan Prinsip Konvensional, yaitu bank yang menggunakan system bunga sebagai sumber pendapatan dan biaya bank. Penabung pasti memperoleh bunga meskipun bank menderita rugi. Peminjam wajib membayar bunga pinjaman meskipun usahanya rugi. b. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah, yaitu bank yang menggunakan system bagi hasil antara penabung (kreditur), peminjam (debitur) dan bank dalam perhitungan biaya dan
16
pendapatan. Keuntungan maupun kerugian suatu usaha secara adil sesuai kontribusi dan kesepakatan bersama. 2.1.3
Fungsi bank Menurut Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso (2006:9) secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai Financial Intermediary. Secara spesifik fungsi utama bank adalah :
1. Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsure kepercayaan. 2. Agent of Development Kegiatan perekonomian masyarakat di sector moneter dan sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua factor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. 3. Agent of Service Disamping melakukan kegiatan penghompunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa ini antara lain berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.
17
2.1.4
Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan (financial Statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu (Martono,D.Agus Harjito. 2008 : 51). Laporan keuangan secara garis besar dibedakan menjadi 4 macam , yaitu laporan neraca, laporan laba – rugi, laporan perubahan modal dan laporan aliran kas. Dari keempat macam laporan tersebut dapat diringkas lagi menjadi 2 macam, yaitu laporan neraca dan laporan laba-rugi saja. Hal ini karena laporan perubahan modal dan laporan aliran kas pada akhirnya akan diikhtisarkan dalam laporan neraca dan atau laporan laba – rugi. Menurut Martono,D.Agus Harjito. (2008: 51) Analisis laporan keuangan
merupakan
analisis
mengenai
kondisi
keuangan
suatu
perusahaan yang melibatkan neraca dan laba – rugi. Pertama, Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang) dan modl dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Neraca biasanya disusun pada akhir tahun (31 Desember). Kedua , laporan laba-rugi (income statement) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Sebagaimana halnya neraca, laporan laba-rugi biasanya juga disusun setiap akhit tahum (31 Desember). Dalam laporan ini disusun pengahasilan dan biaya yang terjadi selama satu tahun, yaitu mulai tanggal 1 Januari – 31 Desember tahun yang bersangkutan. Dari laporan laba – rugi akan diperoleh laba atau rugi perusahaan.
18
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan analisis dari kondisi keuangan yang dapat dilihat dari neraca dan laporan laba rugi suatu perusahaan. 2.1.5
Analisis Rasio Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank perlu digunakan analsis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan digunakan sebagai dasar perencanaan pengambilan keputusan untuk memperoleh gambaran perkembangan keuangan dan posisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang, dan juga digunakan untuk pihak manajemen perusahaan dalam menentukan kebijakan pemberian kredit dan penanaman modal suatu perusahaan. Dengan menggunakan analisa rasio, kita dapat menentukan tingkat kinerja keuangan suatu bank. Oleh karena itu rasio keuangan bermanfaat dalam menilai suatu kondisi bank. 1. Loan Deposit Ratio (LDR) LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan
bank dengan
dana
yang
diterima
oleh
bank
(Dendawijaya.2009:116). Semakin besar penyaluran dana dalam bentuk kredit relative dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besar risiko bersangkutan.
yang ditanggung oleh bank yang
Apabila kredit
yang disalurkan mengalami
kegagalan atau bermasalah, maka bank akan mengalami kesulitan untuk mengembalikan dana yang dititipkan oleh masyarakat. Rasio ini juga merupakan teknik yang sangat umum
19
digunakan untuk mengukur posisi atau kemampuan likuiditas bank. Rasio ini merupakan indikator kerawanan maupun kemampuan
suatu
bank.
Sebagian
praktisi perbankan
menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi berkisar antara 85% dan
100% (Lukman Dendawijaya, 2009:116). Namun, per
tanggal 1 Maret 2011, BI akan memperlakukan Peraturan Bank Indonesia No.12/19/PBI/2010 yang berisi ketentuan standar LDR pada tingkat 78%-100%. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, LDR merupakan rasio yang membandingkan antara penyaluran kredit dengan dana yang masuk ke bank,dimana LDR harus diperhatikan agar bank tidak melewati nilai standar yang telah ditetapkan. Dengan adanya standar LDR pada tingkat 78% 100% membuat acuan bagi bank untuk menjaga tingkat LDR agar tidak melebihi ataupun kurang dari standar LDR yang telah ditentukan. 2. Non Performing Loan (NPL) Rasio keuangan yang digunakan sebagai proksi terhadap nilai suatu risiko kredit adalah Non Performing Loan (NPL). Rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001 Lampiran 14, NPL diukur dari rasio perbandingan antara
20
kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan. NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank (Kasmir, 2004). Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, besarnya NPL yang baik adalah di bawah 5%. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, adanya kredit membuat adanya risiko terhadap kredit yang disebut dengan NPL. Dimana semakin besarnya NPL bisa membuat bank bangkrut oleh karena itu besarnya NPL yang baik adalah dibawah 5%. Tingkat tersebut membuat agar tiap bank harus menjaga agar NPL tidak meningkat. 3. Capital Adequacy Ratio (CAR) Rasio CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank
21
tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/ 23./DPNP tanggal 31 Mei 2004 Lampiran 1a, rasio CAR dapat dirumuskan sebagai perbandingan antara modal bank terhadap aktiva tertimbang menurut resiko Modal bank adalah total modal yang berasal dari bank yang terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Modal inti yaitu modal milik sendiri yang diperoleh dari modal disetor oleh pemegang saham. Modal inti terdiri dari modal disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan, laba tahun lalu, laba tahun berjalan, dan bagian kekayaan anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan. Modal
pelengkap terdiri
dari cadangan
revaluasi aktiva tetap, cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, modal kuasa, dan pinjaman subordinasi. Sedangkan ATMR merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca dengan ATMR administratif. Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, besarnya CAR yang harus dicapai oleh suatu bank minimal 8%. Angka tersebut merupakan penyesuaian dari ketentuan yang berlaku secara internasional berdasarkan Standar Bank for International Settlement (BIS). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, CAR merupakan cara untuk mengukur kecukupan modal bank untuk dapat mengatasi resiko yang mungkin saja terjadi dalam aktiva
22
produktif yang beresiko. Berdasarkan aturan BI, maka CAR setiap bank minimal 8%. 4. Return On Assets (ROA) ROA merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat diperoleh dari seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. (Lukman Dendawijaya, 2009:118) menjelaskan bahwa, ―rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan aset‖. Dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (2004), kriteria yang dikeluarkan Bank Indonesia untuk sebuah bank bisa menjadi bank jangkar (anchor bank) memiliki rasio Return On Asset (ROA) minimal 1,5%. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa, ROA merupakan
salah
satu
cara
perusahaan
mengukur
profitabilitasnya, semakin meningkat ROA maka perusahaan memiliki laba yang tinggi. Bank Indonesia menyatakan bahwa bank harus memiliki rasio ROA minimal 1,5%
jika bank
memiliki ROA dibawah 1,5 maka bank dalam bermasalah.
23
2.2 Pengaruh Antar Variabel 2.2.1 Pengaruh Loan Dposit Ratio (LDR) terhadap Return On Assets (ROA) LDR merupakan ukuran likuiditas yang mengukur besarnya dana yang ditempatkan dalam bentuk kredit yang berasal dari dana yang dikumpulkan oleh bank ( terutama dana masyarakat ). Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin tinggi kondisi likuiditas bank, sebaliknnya semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. Semakin tinggi LDR maka semakin tinggi dana yang disalurkan ke dana pihak ketiga. Dengan penyaluran dana pihak ketiga yang besar maka pendapatan bank (ROA) akan semakin meningkat , maka LDR berpengaruh positif terhadap ROA. 2.2.2 Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Assets (ROA) NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengukur risiko kegagalan pengambilan kredit pengembalian kredit oleh debitur. NPL mencerminkan
risiko kredit ,
semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya. Setelah kredit diberikan bank wajib melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya. Bank melakukan peninjauan , penilaian dan pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil risiko kredit. Non Performing Loan (NPL) merupakan salah satu pengukuran dari rasio risiko usaha bank yang
24
menunjukkan besarnya risiko kredit bermasalah yang ada pada suatu bank. Semakin rendahnya NPL maka ROA akan meningkat, sebaliknya jika NPL meningkat maka ROA akan menurun. Oleh karena itu NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. 2.2.3 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA) Capital Adequacy Ratio (CAR) juga biasa disebut sebagai rasio kecukupan modal, yang berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva yang mengandung risiko serta membiayai seluruh benda tetap dan inventaris bank. Seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR. Semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. CAR menunjukkan sejauhmana penurunan asset bank yang masih dapat ditutup oleh equity bank yang tersedia, semakin tinggi CAR maka semakin baik kondisi bank 2.3
Penelitian Terdahulu Analisis pengujian pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti, yaitu :
25
1. Pandu Mahardian (2008) Melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), BOPO, Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA). Pengujian penelitian dilakukan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, NIM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, dan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Sedangkan NPL tidak memiliki pengaruh terhadap ROA. 2. Diana Puspita Sari ( 2009 ) Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Posisi Devisa Netto (PDN), Net Interest Margin (NIM), BOPO (Biaya Operasional/Pendapatan Operasional BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Suku Bunga SBI terhadap Return On Asset (ROA). Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel PDN dan Suku Bunga SBI tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap ROA. Variabel CAR, NIM, dan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, sedangkan variabel NPL dan BOPO berpengaruh negatif signifkan terhadap ROA.
26
3. Moh Husni Mubarok ( 2010 ) Melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio,Loan To Deposit Ratio terhadap Profitabilitas Di sektor perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Dimana sampel yang diperoleh 20 bank yang go public. Untuk menguji hipotesis digunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil pengujian diperoleh bahwa terdapat kecocokan model pengaruh Non Performing Loan (NPL) , Capital Adequacy Ratio (CAR) , Loan To Deposit Ratio (LDR) , terhadap tingkat profitabilitas. Terlihat dari angka F 10,407 dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05. Sedangkan, secara parsial Non Performing Loan tidak berpengaruh negatif, Capital Adequacy Ratio
mempunyai
pengaruh
yang signifikan
terhadap
profitabilitas dan Loan to Deposit Ratio tidak berpengaruh positif terhadap profitabilitas. 4. Anggrainy Putri Ayuningrum ( 2011 ) Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) , Non Performing Loan (NPL) , BOPO, Net Interest Margin (NIM) , Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Asstes (ROA). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis regresi berganda yang sebelumnya telah dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Berdasarkan hasil penelitian menghasilkan persamaan regresi. Capital Adequacy Ratio (CAR) , Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) , BOPO berpengaruh signifikan
27
terhadap Return On Asstes (ROA). Sedangkan Net Interest Margin (NIM) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Return On Asstes (ROA). 5. Anisa Nursatyani ( 2011 ) Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh efisiensi operasi (BOPO), risiko kredit (Non Performing Loan/NPL), risiko pasar (Net Interest Margin/NIM), dan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) terhadap kinerja keuangan (Return on Asset/ROA) dengan studi perbandingan pada bank domestik dan bank asing di Indonesia periode 2004-2008. Metode analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil uji t menunjukkan efisiensi operasi (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank domestik dan bank asing. Risiko kredit (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank domestik dan bank asing. Risiko pasar (NIM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank domestik dan bank asing. Modal (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank domestik dan bank asing. 6. Restiyana ( 2011 ) Melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR, dan NIM terhadap ROA pada bank umum di Indonesia periode 2006-2010. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda.
28
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CAR, LDR, dan NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan. Sedangkan NPL dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA perbankan. Hasil penelitian ini diharapkan bahwa variabel CAR, NPL, BOPO, LDR, dan NIM dapat dijadikan pedoman bagi pihak manajemen bank dalam pengelolaan suatu bank agar menjadi bank yang sehat. 7. Ferdi Rindhatmono (2005) Melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis factor – faktor yang mempengaruhi Profitabilitas Bank Pasca Merger di Indonesia. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BOPO, NPL, NIM, CAR dan market share mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank pasca merger di Indonesia, sedangkan LDR tidak signifikan 8. Sarah Viota ( 2007 ) Melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel internal dan eksternal terhadap kinerja Bank Go Public di Indonesia. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR ,NPL, OCR, LDR, Size, GDP, Inflasi, SMC dan Concentracion terhadap ROA menunjukkan bahwa dari sembilan variabel indepeden yang diteliti, yang terbukti
29
berpengaruh signifikan adalah variabel CAR,NPL,Size dan GDP sedangkan yang lain tidak berpengaruh secara signifikan. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
1
Tesis :
ANALISIS
Variabel
Hasil penelitiannya
.
Pandu Mahardian
PENGARUH RASIO
dependen :ROA
menyatakan bahwa
(2008)
CAR, BOPO,NPL,
Variabel
CAR berpengaruh
NIM DAN LDR
independen :
positif signifikan
TERHADAP
CAR, BOPO,
terhadap ROA, BOPO
KINERJA
NPL, NIM, dan
berpengaruh negatif
KEUANGAN
LDR.
signifikan terhadap
No.
Hasil Penelitian
PERBANKAN
ROA, NIM berpengaruh
(STUDI KASUS
positif signifikan
PERUSAHAAN
terhadap ROA, dan
PERBANKAN
LDR berpengaruh
YANG
positif signifikan
TERCATAT DI BEJ
terhadap ROA.
PERIODE JUNI 2002
Sedangkan NPL tidak
– JUNI 2007
memiliki pengaruh terhadap ROA
Hasil penelitian ini 2 .
Tesis :
ANALISIS
Variabel
menunjukkan bahwa
Diana Puspita Sari
PENGARUH CAR,
Dependen :
variabel PDN dan Suku
( 2009 )
NPL, PDN, NIM,
ROA
Bunga SBI tidak
BOPO, LDR, DAN
Variabel
menunjukkan pengaruh
SUKU BUNGA SBI
Independen :
signifikan terhadap
TERHADAP ROA
CAR, NPL,
ROA. Variabel CAR,
(Studi Pada Bank
PDN, NIM,
NIM,dan LDR
Devisa di Indonesia
BOPO,LDR,Suk
berpengaruh positif
Perioda 2003-2007)
u Bunga SBI
signifikan terhadap ROA, sedangkan variabel NPL dan BOPO berpengaruh negatif signifkan terhadap ROA.
30
3
Skripsi :
PENGARUH NON
Variabel
Hasil pengujian
.
Moh Husni Mubarok
PERFORMING
Dependen :
diperoleh bahwa
( 2010 )
LOAN, CAPITAL
ROA
terdapat kecocokan
ADEQUACY RATIO,
Variabel
model pengaruh Non
LOAN TO DEPOSIT
Independen :
Performing Loan
RATIO, TERHADAP
NPL, CAR, dan
(NPL) , Capital
PROFITABILITAS
LDR
Adequacy Ratio
DI
(CAR) , Loan To
SEKTOR
Deposit Ratio (LDR) ,
PERBANKAN YANG
terhadap tingkat
GO PUBLIC DI
profitabilitas. Terlihat
BURSA EFEK
dari angka F 10,407
INDONESIA
dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05. Sedangkan, secara parsial Non Performing Loan tidak berpengaruh negatif, Capital Adequacy Ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas dan Loan to Deposit Ratio tidak berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
4
Skripsi :
ANALISIS
Variabel
Capital Adequacy Ratio
.
Anggrainy Putri
PENGARUH CAR,
Dependen :
(CAR) , Loan to Deposit
Ayuningrum ( 2011 )
NPL, BOPO, NIM
ROA
Ratio (LDR), Non
DAN LDR
Variabel
Performing Loan (NPL) ,
TERHADAP ROA
Independen :
BOPO berpengaruh
(Studi pada Bank
CAR, NPL,
Umum Go Public
BOPO, NIM,
yang Listed pada
dan LDR
Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009) SEMARANG 2011
signifikan terhadap Return On Asstes (ROA). Sedangkan Net Interest Margin (NIM) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Return On Asstes (ROA).
31
5
Skripsi :
ANALISIS
Variabel
Hasil uji t menunjukkan
.
Anisa Nursatyani
PENGARUH
Dependen :
efisiensi operasi (BOPO)
( 2011 )
EFISIENSI
ROA
berpengaruh negatif dan
OPERASI,
Variabel
signifikan terhadap
RISIKO KREDIT,
Independen :
kinerja keuangan (ROA)
RISIKO PASAR,
BOPO, NPL,
bank domestik dan bank
DAN MODAL
NIM, CAR
asing. Risiko kredit
TERHADAP
(NPL) berpengaruh
KINERJA
negatif dan signifikan
KEUANGAN
terhadap kinerja
PERBANKAN
keuangan (ROA) bank
(Studi Perbandingan
domestik dan bank asing.
pada Bank Domestik
Risiko pasar (NIM)
dan Bank Asing di
berpengaruh positif dan
Indonesia
signifikan terhadap
Periode 2004-2008)
kinerja keuangan (ROA) bank domestik dan bank asing. Modal (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank domestik dan bank asing.
6.
Skripsi :
Analisis Pengaruh
Variabel
Hasil penelitian ini
Restiyana
CAR,NPL,BOPO,LD
dependen :ROA
menunjukkan bahwa
( 2011 )
R DAN NIM terhadap
Variabel
CAR, LDR, dan NIM
Profitabilitas
independen :
berpengaruh positif dan
Perbankan
CAR, NPL,
signifikan terhadap
( Studi Pada bank
BOPO, LDR,
ROA pada perusahaan
umum di Indonesia
NIM
perbankan. Sedangkan
periode 2006 – 2010 )
NPL dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA perbankan. Hasil penelitian ini diharapkan bahwa variabel CAR, NPL, BOPO, LDR, dan NIM dapat dijadikan pedoman bagi pihak manajemen bank dalam
32
pengelolaan suatu bank agar menjadi bank yang sehat.
7.
8.
Tesis : Ferdi Rindhatmono (2005)
Jurnal : Sarah Viota ( 2007)
ANALISIS FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS BANK PASCA MERGER DI INDONESIA
Variabel
Variabel independen : BOPO,NPL,NIM, CAR,TA dan LDR
Hasil penelitian menunjukkan bahwa BOPO, NPL, NIM, CAR dan market share mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank pasca merger di Indonesia, sedangkan LDR tidak signifikan.
Analisis pengaruh variabel internal dan eksternal terhadap kinerja Bank Go Public di Indonesia
Variabel dependen :ROA Variabel independen : CAR,NPL,OCR, LDR,Size,GDP, Tingkat Inflasi, SMC, Concentracion,
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa yang terbukti berpengaruh signifikan adalah variabel CAR,NPL,Size dan GDP sedangkan yang lain tidak berpengaruh secara signifikan.
dependen :ROA
2.4 Kerangka Pikir Loan to Deposit Ratio (LDR)
Non Performing Loan (NPL)
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Return On Assets (ROA)
33
2.5 Hipotesis Dari kerangka pemikiran teoritis diatas, maka dapat diambil beberapa hipotesis sebagai berikut : 1) Diduga Loan Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh secara simultan terhadap Return On Assets (ROA). 2) Diduga Loan Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA). 3) Diduga Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA). 4) Diduga Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Assets (ROA). 5) Diduga bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi Return On Assets pada Bank Swasta Nasional adalah Non Performing Loan (NPL).
34
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1.
Objek Penelitian Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis untuk melihat pengaruh
LDR, NPL dan CAR terhadap ROA pada Bank Swasta Nasional yang terdiri dari PT. Bank Central Asia,Tbk; PT. CIMB Niaga,Tbk; PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk; PT. Pan Indonesia Bank,Tbk dan PT. Bank Permata ,Tbk dan selama periode tahun 2006 - 2010. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel
independen/bebas
dan
variabel
dependen/terikat.
Variabel
independen/bebas sebagai variabel (X), dalam penelitian ini terdiri dari tiga sub variabel, meliputi : Loan to Deposit Ratio (X1), Non Performing Loan (X2) dan Capital Adequacy Ratio (X3). Adapun variabel dependen/terikat dalam penelitian ini adalah Return On Assets (Y). 3.2.
Jenis dan Sumber Data
3.2.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini,yaitu : a) Data Kuantitatif Yaitu jenis data yang teratur atau mudah diukur, yang biasa dinyatakan dalam satuan – satuan berupa angka, yang merupakan gabungan antara data time series (data tahunan) dengan periode penelitian yang dimulai dari tahun 2006 hingga tahun 2010. Model dalam penelitian ini menggunakan e m p a t variabel yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR) , Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Assets (ROA).
35
b)
Data kualitatif Adalah data non-numerik yang dikumpulkan selama proses penelitian berupa keterangan, penjelasan dari hasil wawancara
3.2.2 Sumber Data a)
Data Primer Yaitu data yang diperoleh penulis secara langsung dari lokasi penelitian yaitu berupa hasil wawancara yang merupakan data riil tentang keadaan perusahaan.
b)
Data Sekunder Yaitu data yang mendukung data primer yang diperoleh melalui dokumen- dokumen perusahaan yang berhubungan dengan kinerja keuangan perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, yaitu laporan keuangan yang berisi rasio – rasio keuangan Bank Swasta Nasional yang diambil dari website bank yang dijadikan objek dalam penelitian (www.danamon.co.id, www.permatabank.com,
www.klikbca.com,
www.bii.co.id,
www.panin.co.id) serta penerbitan laporan data Bank Indonesia seperti Laporan Pengawasan Perbankan ( LPP ) 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Populasi dan Jumlah Sampel 3.3.1.1 Populasi Populasi adalah jumlah objek atau merupakan keseluruhan unsur – unsur yang memiliki ciri dan karakteristik yang sama. Penentuan spesifikasi
36
populasi dalam suatu penelitian mutlak dilakukan agar penelitian dapat dilakukan dengan terarah dan sistematis. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Swasta Nasional di Indonesia yang terdiri dari 57 bank swasta nasional. 3.3.1.2 Jumlah Sampel Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode purposife sampling yaitu sampel yang diambil berdasarkan kriteria – kriteria yang digunakan oleh peneliti. Sampel yang diambil yaitu sebanyak lima Bank Swasta Nasional di Indonesia tahun 2006 – 2010 dengan kriteria yang diambil yaitu : a. BUSN terdaftar di Bank Indonesia sebelum tahun 2006 dan tetap terdaftar sampai akhir 2010. b. Mempublikasikan laporan keuangan tahun 2006 – 2010 c. Bank tersebut menduduki peringkat sepuluh besar berdasarkan jumlah aset terbesar menurut Bank Indonesia selama periode pengamatan 2006 – 2010.
No 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Bank PT. Bank Central Asia,Tbk PT. CIMB Niaga,Tbk PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk PT. Pan Indonesia Bank,Tbk PT. Bank Permata ,Tbk
Pemilihan bank swasta nasional yang dipilih berdasarkan jumlah aset terbesar Nasional. Dimana dipilih 5 bank yang akan menjadi sampel
37
dalam penelitian ini menduduki peringkat sepuluh besar berdasarkan jumlah aset terbesar menurut Bank Indonesia. 3.3.2 Metode pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu : 1.
Penelitian Lapangan Penelitian lapangan dilakukan dengan cara wawancara (interview) yaitu peneliti melakukan wawancara langsung dengan manajer dan staf perusahaan untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
2.
Studi Pustaka Penelitian ini dengan mengumpulkan data dan teori yang relevan terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi pustaka terhadap literatur dan bahan pustaka lainnya seperti artikel, jurnal, buku dan penelitian terdahulu.
3.
Studi Dokumenter Pengumpulan data sekunder yang berupa laporan keuangan yang diperoleh dari website masing-masing Bank Swasta Nasional serta dari Bank Indonesia.
3.4 Defenisi Operasional Variabel 3.4.1 Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA). ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari total aset (total aktiva) bank yang bersangkutan. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/ 23./DPNP tanggal 31 Mei 2004 Lampiran 1d,, ROA
38
diukur dari perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap total aset (total aktiva). 𝑅𝑂𝐴
3.4.2
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
100 %.................................................(1)
Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Loan to Deposit Ratio (LDR) : LDR digunakan untuk mengukur kemampuan bank tersebut mampu membayar hutang-hutangnya dan membayar kembali kepada deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan. Atau dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah, kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, LDR diukur dari perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan terhadap jumlah dana pihak ketiga.
LDR
Jumlah Kredit Yang Diberikan 100%..............................(2) DPK KLBI Modal Inti
2. Net Performing Loan (NPL). NPL adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Risiko kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari
39
tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur. Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, NPL diukur dari perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit.
NPL
Kredit Bermasalah 100%.................................................(3) Kredit disalurkan
3. Capital Adequacy Ratio (CAR) : CAR adalah rasio kinerja bank yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/ 23./DPNP tanggal 31 Mei 2004 Lampiran 1a,, CAR diukur dari rasio antara modal bank terhadap aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).
CAR
Modal int i Modal Pelengkap 100%.................................(4) ATMRNeraca ATMRRe keningAdm
3.4.3 Operasionalisasi Variabel Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian. Secara lebih rinci, operasionalisasi variabel penelitian adalah sebagai berikut
40
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian NO
1.
Variabel
Konsep
Return On
Untuk mengukur
Assets (ROA)
kemampuan manajemen bank dalam
Indikator
ROA
memperoleh
LabaSebelu mPajak 100% TotalAset
Skala
Rasio
keuntungan secara keseluruhan
2.
Loan Deposit
Adalah rasio antara
to Ratio
seluruh jumlah kredit
(LDR)
yang diberikan bank
LDR
Jumlah Kredit Yang Diberikan 100% DPK KLBI Modal Inti
dengan dana pihak yang diterima oleh bank.
Rasio
Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank. Adalah untuk melihat 3.
Net
seberapa besar tingkat
Performing
kredit bermasalah yang
Loan
telah disalurkan oleh
( NPL )
bank. Bank Indonesia
Rasio NPL
memberikan aturan baku
Kredit Bermasalah 100% Kredit disalurkan
maximal 5% untuk nilai NPL.
4.
Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR adalah rasio kinerja bank yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko
CAR
Modal int i Modal Pelengkap 100% ATMRNeraca ATMRRe keningAdm Rasio
41
3.5 Metode Analisis Data Untuk mengetahui pengaruh LDR, NPL dan CAR terhadap ROA maka langkah-langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut : 3.5.1 Analisis Regresi berganda Penelitian ini menggunakan model analisis regresi berganda untuk menganalisis pengaruh LDR, NPL dan CAR terhadap ROA, dengan model dasar sebagai berikut : Y = a + b1 X1 + b2 X 2 + b3 X 3 + e … … … … … … . ( 5 )
Dimana : Y
=
ROA
a
=
konstanta
X1
=
LDR
X2
=
NPL
X3
=
CAR
b1—b3 =
Koefisien Regresi
e
standar error
=
Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasar analisis, Hal ini berarti jika koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah antara variabel independen dengan variabel dependen, setiap kenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan kenaikan variabel dependen. Demikian pula sebaliknya, bila koefisien nilai b bernilai negatif (-), hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan penurunan nilai variabel dependen.
42
3.5.2
Uji Asumsi Klasik Model regresi yang digunakan dalam menguji hipotesis haruslah
menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Asumsi klasik regresi
menurut Ghozali
(2009:25) meliputi
uji
Multikoliniearitas, uji
Autokorelasi, uji Heteroksiditas dan uji Normalitas. 3.5.2.1 Uji Multikolinearitas Masalah-masalah yang mungkin akan timbul pada penggunaan persamaan regresi berganda adalah multikolinearitas, yaitu suatu keadaan yang variabel bebasnya berkorelasi dengan variabel bebas lainnya atau suatu variabel bebas merupakan fungsi linier dari variabel bebas lainnya. Adanya Multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation factor (VIF). Batas dari tolerance value dibawah 0,10 atau nilai VIF diatas 10, maka terjadi problem multikolinearitas. Jika terjadi multikolinearitas akan menimbulkan akibat sebagai berikut : a. Standar error koefisien regresi yang diperoleh menjadi besar. Semakin besarnya standar error maka semakin erat kolinearitas antara variabel bebas. b. Standar error yang besar mengakibatkan confident interval untuk penduga parameter semakin melebar, dengan demikian terbuka kemungkinan terjadinya kekeliruan, yakni menerima hipotesis yang salah. Tindakan perbaikan model adalah mengeluarkan satu atau lebih variabel independen yang memiliki korelasi yang tinggi dari model regresi.
43
3.5.2.2
Uji Autokorelasi Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian observasi yang berderetan waktu (apabila datanya time series) atau korelasi antara tempat berdekatan (apabila cross sectional). Adapun
uji
yang
dapat
digunakan
untuk
mendeteksi
adanya
pennyimpangan asumsi klasik ini adalah uji Durbin Watson (D-W stat) dengan rumus sebagai berikut: n
d
i 2
i
i 1
2
n
i 1
2 i
…………………………………………………… ( 6 )
Dimana : d = nilai D-W stat = nilai residual dari persamaan regresi pada periode i
i 1 = nilai residual dari persamaan regresi pada periode i-1 Kemudian dhitung dibandingkan nilai dtabel pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi, didasarkan atas hal berikut ini (Ghazali 2000:61). a. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper boud (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak terjadi gejala autokorelasi. b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower boud (dI), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti terjadi autokorelasi positif. c. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dI), maka koefisien autokorelasi lebih kecildaripada nol, berarti terjadi autokorelasi negative. d. Bila DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dI) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dI), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
44
Apabila terjadi pelanggaran pada asumsi ini maka tindakan perbaikan model adalah dengan melakukan transformasi dengan cara mensubtitusi nilai p, dimana nilai p dihitung berdasarkan nilai d pada model asli. Nilai p=1-(d/2), dimana nilai d = nilai Durbin Watson. 3.5.2.3 Uji Heteroskedasitas Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedasitas. Metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heterokedasitas antara lain: metode grafik, park glejser, rank spearman dan barlett. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala heteroskedasitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi varabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan SPRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang terletak di Studentized. a. Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.
45
3.5.2.4 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Metode yang dapat dipakai untuk normalitas antara lain: analisis grafik dan analisis statistik. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 3.5.3
Uji Hipotesis
3.5.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) berfungsi untuk melihat sejauhmana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Apabila angka koefisien determinasi semakin mendekati 1, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah semakin kuat, yang berarti variabel-variabel independen memberikan
46
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sedangkan nilai Koefisien determinasi (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen adalah terbatas (Ghozali, 2009). Perhitungan nilai koefisien deteminasi ini diformulasikan sebagai berikut: R2 =
ESS ............................(7) TSS
Keterangan : R2
= Koefisien Determinasi
ESS
= Explained Sum of Squared
TSS
= Total Sum of Squared
3.5.3.2 Uji F (Secara Simultan) Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009: 16). Tahapan uji F sebagai berikut: 1). Merumuskan hipotesis H1 diterima : berarti terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. 2). Membandingkan hasil Fhitung dengan Ftabel dengan kriteria sebagai berikut: Penentuan besarnya Fhitung menggunakan rumus :
R2
Fhitung
(k 1) .................................(8) (1 R ) (n k ) 2
47
Keterangan : R2
= Koefisien Determinasi
N
= Jumlah Observasi
k
= Jumlah Variabel bebas a. Bila F hitung < F tabel, variabel independen secara bersama-sama
tidak
berpengaruh
terhadap
variabel
dependen. b.
Bila F hitung > F tabel, variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.) Selain dengan melihat nilai F hitungnya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha di tolak. 4.) Menentukan nilai koefisien detrminasi, dimana koefisien ini menunjukkan seberapa besar variabel independen pada model yang digunakan mampu menjelaskan variabel dependennya. 3.5.3.3 Uji t (Secara Parsial) Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen yang digunakan secara parsial. Adapun langkahlangkah yang harus dilakukan dalam uji ini adalah sebagai berikut: 1). Merumuskan hipotesis (Ha) Ha diterima : berarti terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. 2). Membandingkan thitung dengan ttabel,. Menentukan t hitung dengan rumus: 𝑡 − ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 … … … … … … … … (9) 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
48
a.
Ha ditolak apabila thitung < ttabel. Artinya variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
b.
Ha diterima apabila thitung
> ttabel. Artinya variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
49
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 PT. Bank Central Asia,Tbk PT Bank Central Asia Tbk (―Bank BCA‖ atau ―Bank‖) didirikan di negara Republik Indonesia dengan Akta Notaris Raden Mas Soeprapto tanggal 10 Agustus 1955 No. 38 dengan nama ―N.V. Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting Factory‖. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. J.A.5/89/19 tanggal 10 Oktober 1955 dan diumumkan dalam Tambahan No. 595 pada Berita Negara No. 62 tanggal 3 Agustus 1956. Nama Bank telah diubah beberapa kali, terakhir berdasarkan Akta Wargio Suhardjo, S.H., pengganti Notaris Ridwan Suselo, tanggal 21 Mei 1974 No. 144, nama Bank diubah menjadi PT Bank Central Asia. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, termasuk perubahan yang dilakukan sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana saham Bank pada bulan Mei 2000, yang antara lain, mengubah status Bank menjadi perusahaan terbuka dan nama Bank menjadi PT Bank Central Asia Tbk. Perubahan ini dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 29 Desember 1999 No. 62, yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. C21020 HT.01.04.TH.99 tanggal 31 Desember 1999 dan diumumkan dalam Tambahan No. 1871 pada Berita Negara No. 30 tanggal 14 April 2000. Perubahan yang menyatakan pernyataan kembali seluruh pasal dalam Anggaran Dasar telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. C-21311
50
HT.01.04.TH.2006 tanggal 20 Juli 2006 dan diumumkan dalam tambahan No. 897 pada Berita Negara No. 68 tanggal 25 Agustus 2006. Perubahan terakhir sehubungan dengan penerbitan saham baru dalam rangka Program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham, dimana eksekusi opsi telah dilakukan hingga 31 Desember 2006, dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 9 Januari 2007 No. 1. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. W7-HT.01.04 797 tanggal 18 Januari 2007 dan diumumkan dalam tambahan No. 185 pada Berita Negara No. 15 tanggal 20 Februari 2007. Bank mulai beroperasi di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956. Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasarnya, Bank beroperasi sebagai bank umum. Bank bergerak di bidang perbankan dan jasa keuangan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Bank memperoleh izin untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 42855/U.M.II tanggal 14 Maret 1957. Bank memperoleh izin untuk melakukan kegiatan usaha devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 9/110/Kep/Dir/UD tanggal 28 Maret 1977. Bank berkedudukan di Jakarta dengan kantor pusat di Jalan M.H. Thamrin No. 1. Visi : Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia. Misi : 1. Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan.
51
2. Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan finansial yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah. 3. Meningkatkan nilai francais dan nilai stakeholder BCA.
4.2 PT. Bank CIMB Niaga,Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk (―Bank CIMB Niaga‖) didirikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia, berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan No. 90 yang dibuat di hadapan Raden Meester Soewandi, Notaris di Jakarta tanggal 26 September 1955 dan diubah dengan akta dari notaris yang sama No. 9 tanggal 4 Nopember 1955. Akta-akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) dengan surat keputusan No. J.A.5/110/15 tanggal 1 Desember 1955 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 71 tanggal 4 September 1956, Tambahan Berita Negara No. 729/1956. Pada tanggal 28 Mei 2008, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank menyetujui perubahan nama dari sebelumnya PT Bank Niaga Tbk menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk. Perubahan nama tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU32968.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 13 Juni 2008 dan surat keputusan Gubernur Bank Indonesia (‖BI‖) No. 10/56/KEP.GBI/2008 tanggal 22 Juli 2008. Anggaran dasar Bank CIMB Niaga telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 36 tanggal 22 Desember 2010 yang dibuat dihadapan Dr. Amrul Partomuan Pohan, S.H., LLM, Notaris di Jakarta, khususnya perubahan Pasal 4 ayat 1, berkenaan dengan perubahan komposisi modal dasar dimana seluruh saham biasa kelas C berubah menjadi saham biasa kelas B, serta
52
Pasal 5 ayat 5.1 dan Pasal 23 ayat 23.2 untuk menghapus pengaturan saham biasa kelas C dalam kedua pasal tersebut. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-00552 tertanggal 6 Januari 2011. Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Bank CIMB Niaga, ruang lingkup kegiatan Bank CIMB Niaga adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, dan melakukan kegiatan perbankan lainnya berdasarkan prinsip Syariah. Bank CIMB Niaga mulai melakukan kegiatan perbankan berdasarkan prinsip Syariah pada tanggal 27 September 2004. Bank CIMB Niaga memperoleh izin usaha sebagai bank umum, bank devisa dan bank yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah masingmasing berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 249544/U.M.II tanggal 11 Nopember 1955, surat keputusan Direksi BI No. 7/116/Kep/Dir/UD tanggal 22 Nopember 1974 dan surat keputusan Gubernur BI No. 6/71/KEP.GBI/2004 tanggal 16 September 2004. Kantor Pusat Bank CIMB Niaga berlokasi di Jl. Jend. Sudirman Kav. 58, Jakarta. Visi : ―Menjadi Bank terpercaya di Indonesia, bagian dari jaringan universal banking terkemuka di Asia Tenggara, yang memahami kebutuhan nasabah, menyediakan solusi keuangan yang tepat dan komprehensif serta menjalin hubungan yang berkelanjutan.‖
53
Nilai : 1. Integrity is Everything: 1) Berbicara dan bertindak secara jujur dan tulus. 2) Dapat
diandalkan
dalam
membuat
keputusan
berlandaskan
profesionalisme. 2. Always Put Customers First: 1) Membantu dan melayani guna memenuhi dan mengantisipasi kebutuhan stakeholder. 2) Menciptakan nilai tambah dan solusi yang melampaui harapan nasabah. 3) Memberdayakan sumber daya manusia dan mendukung mereka mengeluarkan potensi unggul. 3. Passion for Excellence 1)
Memberikan kualitas terbaik dari setiap produk, layanan, dan proses kerja.
2)
Menerapkan kepemimpinan terbuka, mendelegasikan wewenang dan bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat.
3)
Menekankan arti penting kerjasama untuk meraih sukses, membangun rasa percaya dan saling menghormati serta berusaha keras dalam lingkungan kompetisi yang sehat.
4.3 PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk (―Bank‖), berkedudukan di Jakarta, didirikan pada tanggal 16 Juli 1956 berdasarkan akta notaris Meester Raden Soedja, S.H. No. 134. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik ndonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/40/8 tanggal 24 April 1957
54
dan telah diumumkan dalam Tambahan No. 664, pada Berita Negara Republik Indonesia No. 46 tanggal 7 Juni 1957. Bank memperoleh izin usaha sebagai bank umum, bank devisa dan bank yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah masing-masing berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 161259/U.M.II tanggal 30 September 1958, surat keputusan Direksi Bank Indonesia (―BI‖) No. 21/10/Dir/UPPS tanggal 5 Nopember 1988 dan Surat Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan No. 3/744/DPIP/Prz tanggal 31Desember 2001. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dilakukan sehubungan dengan (i) penyesuaian Anggaran Dasar Perseroan dengan Peraturan Bapepam-LK No.IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan penawaran umum efek bersifat ekuitas dan Perusahaan Publik melalui akta notaris No. 87 tanggal 31 Maret 2009, dibuat di hadapan P. Sutrisno A. Tampubolon, SH, Notaris di Jakarta yang telah diterima serta dicatat dalam Database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10- 04281 tanggal 22 April 2009 dan pemberitahuan perubahan telah diterima oleh Kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta Selatan pada tanggal 2 Juli 2009, serta telah diumumkan di Berita Negara Republik Indonesia No. 52 Tambahan No. 506 tanggal 30 Juni 2009, dan (ii) penambahan modal ditempatkan dan disetor Bank dalam rangka Program Kompensasi Karyawan/ Manajemen Berbasis Saham (―E/MSOP‖) tanggal 31 Desember 2010 melalui Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 2 tanggal 11 Januari 2011 dibuat di hadapan Charlon Situmeang, SH.,
55
pengganti dari P. Sutrisno A. Tampubolon, SH., Notaris di Jakarta yang telah diterima dan dicatat dalam Database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-AH.01.10- 01914 tanggal 19 Januari 2011, adapun pendaftaran di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta Selatan pada saat ini masih dalam proses. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undangundang dan peraturan yang berlaku, dan melakukan kegiatan perbankan lainnya berdasarkan prinsip Syariah. Bank mulai melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah tersebut sejak tahun 2002. Sejak Maret 2004, Bank mulai melakukan kegiatan usaha mikro dengan nama Danamon Simpan Pinjam. Kantor pusat Bank berlokasi di gedung Menara Bank Danamon, Jalan Prof. Dr. Satrio Kav. E4 No.6 Mega Kuningan, Jakarta. Visi : “Kita peduli dan membantu jutaan orang untuk mencapai kesejahteraan” Danamon berkomitmen untuk peka terhadap keinginan dan kebutuhan jutaan orang, baik itu nasabah maupun seluruh karyawan Danamon, serta berusaha membantu mewujudkan keinginan dan kebutuhan tersebut, hingga akhirnya mereka dapat mencapai kesejahteraan. Misi : • Danamon bertekad untuk menjadi ―Lembaga Keuangan Terkemuka di Indonesia‖ yang keberadaannya diperhitungkan. • Suatu organisasi yang berpusat pada nasabah, yang melayani semua segmen
56
dengan menawarkan nilai yang unik untuk masing-masing segmen, berdasarkan keunggulan penjualan dan pelayanan, serta didukung oleh teknologi kelas dunia. • Aspirasi kami adalah menjadi perusahaan pilihan untuk berkarya dan yang dihormati oleh nasabah, karyawan, pemegang saham, regulator dan komunitas di mana kami berada. Nilai : Keberhasilan kami sekarang dan di masa datang berlandaskan akan layanan dan produk kami yang berkualitas tinggi dan yang dapat dipercaya nasabah kami. Untuk bisa menjaga kualitas ini kami meyakini nilai-nilai “Peduli, Jujur, Mengupayakan yang terbaik, Kerjasama dan Professionalisme yang disiplin”.Nilai-nilai yang tertanam ini memungkinkan kami untuk beradaptasi dan berkreasi untuk memberi lebih banyak pada para nasabah dan untuk menghadapi kompetisi. 4.4 PT. Pan Indonesia Bank,Tbk P.T. Bank Pan Indonesia Tbk (selanjutnya disebut "Bank") didirikan dengan akta No. 85 tanggal 17 Agustus 1971 dari notaris Juliaan Nimrod Siregar gelar Mangaradja, S.H. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. J.A.5/81/24 tanggal 19 April 1972 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 45 tanggal 6 Juni 1972 Tambahan No. 210. Anggaran dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta No. 9 tanggal 9 Juli 2010 dari Benny Kristianto, S.H., notaris di Jakarta, dalam rangka peningkatan modal dasar Bank dari Rp 5.900 miliar menjadi Rp 9.600 miliar, terbagi menjadi 96.000 juta saham. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
57
Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No.AHU 46590.AH.01.02. Tahun 2010 tanggal 1 Oktober 2010. Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 18 Agustus 1971, sesuai dengan izin usaha yang diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. KEP-205/DDK/II/8/1971 tanggal 18 Agustus 1971. Sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 5/2-Kep.Dir. tanggal 21 April 1972, Bank telah mendapat persetujuan menjadi bank devisa. Bank berkedudukan di Jakarta dengan 48 kantor cabang di Indonesia, 1 cabang di Cayman Islands dan 1 kantor perwakilan di Singapura. Kantor pusat Bank beralamat di Gedung Panin Centre Jl. Jend. Sudirman, Jakarta. Misi : Untuk mengubah Bank Panin ke salah satu bank terkemuka di Indonesia konsumen dan bisnis. Strategi : 1. Pelanggan Jadilah fokus pelanggan, memahami kebutuhan mereka dan memberikan layanan value chain. 2. Produk Mengembangkan dan mendistribusikan produk terdepan untuk mendukung tujuan bisnis pelanggan kami. 3. Distribusi Membangun kemampuan distribusi multi-channel untuk mencapai pelanggan nasional dan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi regional
58
4. Efisiensi Rekayasa ulang proses layanan kami untuk mempercepat transaksi nasabah dan memberikan pada harga yang efisien dan kompetitif melalui perkembangan teknologi. 5. Staf Merangkul dan meningkatkan budaya perusahaan untuk sepenuhnya mengakui prestasi individu dan terus memotivasi staf kami terhadap pelayanan pelanggan yang lebih baik dan produktivitas yang lebih tinggi. 6. Pemegang Saham Memanfaatkan kekuatan bisnis inti kami dan nilai-nilai franchise untuk mencapai kinerja yang unggul yang akan membawa manfaat bagi stakeholder. 4.5 PT. Bank Permata,Tbk PT. Bank Permata,Tbk (dahulu PT. Bank Bali,Tbk) (―Bank‖) didirikan di Indonesia dengan Akta Pendirian No. 228 tanggal 17 Desember 1954 yang dibuat di hadapan Eliza Pondaang,S.H., selaku pengganti dari Raden Maas Soerojo,S.H., notaries di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) berdasarkan Surat Keputusan No. J.A.5/2/2 tanggal 4 Januari 1955, didaftarkan di kantor Pengadilan Negeri Jakarta di bawah No.123 tanggal 15 Januari 1955 dan diumumkan dalam Tambahan No. 292 pada Berita Negara Republik Indonesia No. 22 tanggal 18 Maret 1955. Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 januari 1955. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, Bank beroperasi sebagai bank umum. Bank memperoleh izin usaha sebagai bank umum berdasarkan Surat keputusan
59
Menteri Keuangan No. 1937/U.M.II tanggal 19 Februari 1957. Bank juga memperoleh izin untuk menjalankan aktivitas sebagai bank devisa dan bank yang melakukan kegitan berdasarkan prinsip syariah masing-masing berdasarkan Surat Keputusan Dewan Moneter Bank Indonesia No. Sekr/D.M/97 tanggal 8 Mei 1956 dan Surat Direktorat Perbankan Syariah No. 6/1082/DPbS tanggal 5 Oktober 2004. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dilakukan dengan Akta No. 12 tanggal 9 Mei 2008, yang dibuat dihadapan A. Partomuan Pohan S.H.,LL.M, notaries di Jakarta. Perubahan Anggaran Dasar terakhir ini adalah mengenai perubahan ketentuan Anggaran Dasar dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan Anggaran Dasar telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU- 26973.AH.01.02 tanggal 21 Mei 2008 dan telah diberitahukan kepada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT.Bank Permata,Tbk dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia AHU-AH.01.10-13427 tanggal 29 Mei 2008. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan umum perbankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, termasuk menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah. Bank mulai melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah di bulan Nopember 2004. Kantor Pusat Bank Permata,Tbk berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman Kavling 27,Jakarta.
60
Visi : Pelopor dalam memberikan solusi finansial yang inovatif Brand Promise : ―Menjadikan hidup lebih bernilai‖ Mewujudkan brand promise di kehidupan sehari-hari dengan menjalankan nilainilai perusahaan dalam bekerja, bersikap, serta berperilaku terhadap customer, rekan kerja, komunitas, investor, dan regulator.
61
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan dalam model regresi berganda untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Assets (ROA) Pada Bank Swasta Nasional. 5.1
Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian digunakan adalah Bank Swasta Nasional yang terdiri dar
PT. Bank Central Asia,Tbk; PT. CIMB Niaga,Tbk; PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk; PT. Pan Indonesia Bank,Tbk dan
PT. Bank Permata ,Tbk
Penelitian ini melihat pengaruh LDR, NPL, dan CAR terhadap ROA
Pada
Periode tahun pengamatan 2006 hingga tahun 2010. Data rasio keuangan Bank Swasta Nasional sesuai periode pengamatan diperoleh dari Laporan Pengawasan Perbankan Indonesia yang diperoleh dari website www.bi.go.id. Adapun data tentang dinamika pergerakan rasio- rasio keuangan Bank Swasta Nasional yang tercatat Laporan Pengawasan Perbankan Indonesia dari periode 2006 hingga 2010, secara umum dapat ditampilkan seperti pada Tabel 5.1 berikut:
62
Tabel 5.1
Data Rasio Keuangan LDR, NPL, CAR dan ROA Bank Swasta Nasional Periode 2006 sampai dengan 2010 (dalam persen) Tahun 2010
2009
2008
2007
2006
Nama Bank PT. Bank Central Asia,Tbk PT. Bank CIMB Niaga,Tbk PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk PT. Pan Indonesia Bank,Tbk PT. Bank Permata,Tbk PT. Bank Central Asia,Tbk PT. Bank CIMB Niaga,Tbk PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk PT. Pan Indonesia Bank,Tbk PT. Bank Permata,Tbk PT. Bank Central Asia,Tbk PT. Bank CIMB Niaga,Tbk PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk PT. Pan Indonesia Bank,Tbk PT. Bank Permata,Tbk PT. Bank Central Asia,Tbk PT. Bank CIMB Niaga,Tbk PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk PT. Pan Indonesia Bank,Tbk PT. Bank Permata,Tbk PT. Bank Central Asia,Tbk PT. Bank CIMB Niaga,Tbk PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk PT. Pan Indonesia Bank,Tbk PT. Bank Permata,Tbk
LDR
NPL
52.57 88.57 103.71 73.44 84.36 47.79 90.26 86.09 70.78 87.4 54.65 93.8 90.73 83.77 90.4 40.71 95 85 96.43 84.1 38.31 88.81 77.8 77.93 76.7
0.76 2.68 3.24 3.04 3.19 1.27 2.8 4.13 4.78 5.1 0.6 2.99 2.08 3.42 3.2 1.13 4.74 2.77 4.7 5.6 1.57 3.64 3.5 7.79 6.5
CAR 14.12 12.55 13.63 18.64 12.97 16.27 15.17 18.29 23.73 12.7 15.79 14.69 15.42 20.83 11.5 20.42 17.6 20.85 25.27 14.7 23.99 17.63 22.86 34.74 12.8
ROA 3.5 2.69 3.55 2.29 2.28 3.39 2.11 1.81 1.67 1.7 3.43 1.97 3.26 2.25 1.8 3.43 2.3 3.55 3.23 1.9 3.84 2.34 2.27 2.55 1.2
Sumber : Laporan Pengawasan Perbankan Indonesia
Setiap bank swasta nasional memiliki total kredit yang berbeda tiap tahunnya. Pada tabel 5.2 ditampilkan total kredit pada PT. Bank Central Asia,Tbk; PT. Bank CIMB Niaga,Tbk; PT,Bank Danamon Indonesia,Tbk; PT. Pan Indonesia,Tbk dan PT. Bank Permata,Tbk dari tahun 2006 – 2010. Dimana nilai total kredit meningkat tiap tahunnya. Dan PT. Bank Central Asia,Tbk mempunyai posisi yang pertama dalam total kredit diantara bank swasta.
63
Tabel 5.2 Total Kredit pada Bank Swasta Nasional periode 2006 – 2010 (dalam ratusan juta rupiah) No
Nama Bank
2006
2007
2008
2009
2010
1
PT. Bank Central Asia,Tbk
61.422.000
82.389.000
112.784.000
123.901.000
153.923.000
2
PT. Bank CIMB Niaga,Tbk
44.253.049
58.997.934
72.790.651
80.114.845
100.350.214
3
PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk
42.986.000
53.330.000
66.898.000
63.278.000
82.658.000
4
PT. Pan Indonesia Bank,Tbk
17.838.000
28.291.000
35.282.000
39.967.000
55.683.000
5
PT. Bank Permata,Tbk
22.783.695
25.289.060
33.660.871
39.809.779
51.253.361
Sumber : Annual Report Bank
Adanya deposit yang dimiliki bank sangat penting untuk kemajuan kinerja keuangan bank. Oleh karena itu setiap bank harus memperhatikan deposit yang ada. PT. Bank Central Asia,Tbk; PT. Bank CIMB Niaga,Tbk; PT,Bank Danamon Indonesia,Tbk; PT. Pan Indonesia,Tbk dan PT. Bank Permata,Tbk pada tahun 2006- 2010 memiliki nilai deposit yang berfluktuasi tiap tahunnya, akan tetapi pada PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk di tahun 2009 menurun dari tahun 2008. Akan tetapi di tahun 2010 kembali meningkat kembali, dapat ditampilkan seperti pada tabel 5.3 berikut : Tabel 5.3 Total Deposit pada Bank Swasta Nasional periode 2006 – 2010 (dalam ratusan juta rupiah) No
Nama Bank
2006
2007
2008
2009
2010
1
PT. Bank Central Asia,Tbk
48.526.045
191.237.133
213.577.063
247.628.653
280.523.720
2
PT. Bank CIMB Niaga,Tbk
39.316.364
77.983.803
85.328.614
88.074.198
119.033.212
3
PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk
56.930.000
59.528.000
75.373.000
68.419.000
80.986.000
4
PT. Pan Indonesia Bank,Tbk
23.737.000
31.321.000
46.044.000
56.234.000
75.280.000
5
PT. Bank Permata,Tbk
28,603,091
30,071,547
42,768,849
45,720,638
59,385,311
Sumber : Annual Report Bank
Dalam pemberian kredit terdapat risiko,yaitu kredit macet. Pada tabel 5.4 ditampilkan total kredit macet yang memiliki nilai yang berfluktuasi. Pada PT. Bank Central Asia,Tbk nilai total kredit macet pada tahun 2006 – 2007 menurun akan tetapi pada tahun 2008 - 2010 meningkat. Pada PT. Bank CIMB
64
Niaga,Tbk di tahun ke 2007 meningkat dari tahun 2006 sedangkan di tahun 2008 sampai 2009 menurun kembali, akan tetapi di tahun 2010 kembali meningkat. Dalam PT. Bank Danamon,Tbk di tahun 2007 menurun akan tetapi tahun 2008 – 2009 meningkat dan di tahun 2010 menurun kembali. PT. Pan Indonesia Bank,Tbk dan PT. Bank Permata,Tbk memiliki nilai yang berfluktuasi yang tiap tahunnya memiliki nilai kredit macet yang tidak stabil. Tabel 5.4 Total Kredit Macet pada Bank Swasta Nasional periode 2006 – 2010 (dalam ratusan juta rupiah) No
Nama Bank
2006
2007
2008
2009
2010
1
PT. Bank Central Asia,Tbk
799.000
669.697
674.769
895.491
989.039
2
PT. Bank CIMB Niaga,Tbk
602.151
622,095
572,164
130,105
630,391
3
PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk
866.352
605.618
710.668
973.171
931.134
4
PT. Pan Indonesia Bank,Tbk
1.520.874
886.383
1.585.150
1.298.531
2.428.869
5
PT. Bank Permata,Tbk
1.523.560
1.206.863
1.231.524
1.644.440
1.549.100
Sumber : Annual Report Bank
Suatu kecukupan modal tiap bank berasal dari modal inti dan modal pelengkap dan di tambah aktiva tertimbang rata-rata suatu bank. Pada tabel 5.5 dijelaskan berapa total jumlah modal dan aktiva tertimbang rata-rata pada PT. Bank Central Asia,Tbk; PT. Bank CIMB Niaga,Tbk; PT,Bank Danamon Indonesia,Tbk; PT. Pan Indonesia,Tbk dan PT. Bank Permata,Tbk periode 2006 – 2010, dimana nilainya tiap tahunnya terus meningkat.
65
Tabel 5.5 Total Jumlah Modal dan Aktiva Tertimbang rata-rata pada Bank Swasta Nasional periode 2006 – 2010 (dalam ratusan juta rupiah) No
Nama bank
2006
2007
2008
2009
2010
1
PT. Bank Central Asia,Tbk
90.256.519
115.296.192
153.152.963
171.800.565
233.071.645
2
PT. Bank CIMB Niaga,Tbk
38.695.944
76.035.784
91.918.941
97.272.198
132.174.501
3
PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk
64.801.822
76.116.859
80.474.929
77.710.906
99.198.677
4
PT. Pan Indonesia Bank,Tbk
31.401.720
44.990.945
51.118.075
60.089.017
81.013.826
5
PT. Bank Permata,Tbk
31.671.033
34.017.294
44.547.706
49.740.418
66.683.090
Sumber : Annual Report Bank
Berdasarkan Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa perolehan total keuntungan Bank Swasta Nasional di Indonesia menunjukkan nilai yang berfluktuasi. Dapat dilihat bahwa besarnya total keuntungan pada PT. Bank Central Asia,Tbk; PT. Bank CIMB Niaga,Tbk; PT.Bank Danamon Indonesia,Tbk; PT.Pan Indoneisa Bank,Tbk dan PT.Bank Permata,Tbk mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai 2008, akan tetapi di tahun 2008 hanya PT.Bank Central Asia,Tbk yang total keuntungannya terus meningkat sedangkan PT.Bank CIMB Niaga,Tbk; PT.Bank Danamon Indonesia,Tbk; PT.Bank Pan Indonesia,Tbk; dan PT.Bank Permata,Tbk mengalami penurunan total keuntungan. Pada tahun 2009 sampai 2010 total keuntungan tiap bank meningkat lagi. Tabel 5.6 Total Keuntungan pada Bank Swasta Nasional periode 2006 – 2010 (dalam ratusan juta rupiah) No
Nama bank
2006
2007
2008
2009
2010
1
PT. Bank Central Asia,Tbk
4.243.000
4.489.000
5.776.000
6.807.000
8.479.000
2
PT. Bank CIMB Niaga,Tbk
1.154.587
1.508.386
678.189
1.568.130
2.548.153
3
PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk
1.325.000
2.117.000
1.532.000
2.883.000
4
PT. Pan Indonesia Bank,Tbk
730.000
955.000
798.000
1.035.000
1.414.000
5
PT. Bank Permata,Tbk
311.469
499.025
452.409
480.155
996.649
Sumber : Annual Report Bank
1.530.000
66
5.2
Deskriptif Statistik Sampel Penelitian Pada bagian ini akan digambarkan atau dideskripsikan dari data masing-
masing variabel yang telah diolah menggunakan SPSS versi 19, adapun hasil olahan data SPSS dalam bentuk deskriptif statistik akan menampilkan karakteristik sampel yang digunakan didalam penelitian antara lain meliputi: jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), minimum dan maksimum serta standar deviasi (σ) untuk masing-masing variabel, yang disajikan dalam Tabel 5.7 berikut. Tabel 5.7 Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
LDR
25
38.31
103.71
78.3644
17.89960
NPL
25
.60
7.79
3.4088
1.75445
CAR
25
11.50
34.74
17.8864
5.31818
ROA
25
1.20
3.84
2.5724
.75255
Valid N (listwise)
25
Sumber : Output SPSS 19 ( Laporan Pengawasan Perbankan Indonesia , diolah)
Berdasarkan tabel 5.7 diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 25 sampel data yang diambil dari laporan pengawasan perbankan indonesia Bank Swasta Nasional periode 2006 – 2010. Berdasarkan pada tabel diatas bahwa variabel LDR terendah (minimum) sebesar 38.31% dan tertinggi (maksimum) sebesar 103.71% sementara standar deviasinya (σ) sebesar 17.89% lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 78.36%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa simpangan data pada variabel LDR baik. Variabel NPL diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 3.40% dengan nilai terendah (minimum) sebesar 0.60% dan tertinggi (maksimum) sebesar 7.79%.
67
Sementara standar deviasi sebesar 1.75% lebih kecil daripada nilai rata-rata (mean) sehingga mencerminkan bahwa data pada variabel NPL baik. Pada Variabel CAR nilai terndah (minimum) sebesar 11.50% dan nilai tertinggi (maksimum) sebesar 34.74% sementara nilai rata-rata (mean) sebesar 17.88% lebih besar dibandingkan standar deviasi sebesar 5.31% sehingga menunjukkan bahwa simpangan data pada variabel CAR baik. Variabel ROA menunjukkan bahwa nilai tertinggi (maksimum) sebesar 3.84% dan nilai terendah (minimum) sebesar 1.20% sementara standar deviasinya sebesar 0.75% lebih kecil dibandingkan standar mean sebesar 2.57% sehingga menunjukkan bahwa simpangan data pada variabel ROA baik. Semakin besar nilai standar deviasi maka semakin besar kemungkinan nilai riil menyimpang dari yang diharapkan. Dalam kasus seperti ini, dimana nilai mean masing-masing variabel lebih kecil dari pada standar deviasinya, biasanya didalam data terdapat outlier (data yang terlalu ekstrim). Outlier adalah data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasiobservasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim (Ghozali, 2009). Datadata outlier tersebut biasanya akan mengakibatkan tidak normalnya distribusi data. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif terhadap variabel penelitian diperoleh standar deviasi yang jauh lebih kecil dari nilai rata rata variabel, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat data yang outliner. 5.3
Uji Asumsi Klasik Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model estimasi telah
memenuhi kriteria ekonometrika dalam arti tidak terjadi penyimpangan yang
68
cukup serius dari asumsi – asumsi yang harus dipenuhi dalam metode Ordinary Least Square (OLS). Formula atau rumus regresi diturunkan dari suatu asumsi data tertentu. Dengan demikian tidak semua data dapat diterapkan regresi. Jika data tidak memenuhi asumsi regresi, maka penerapan regresi akan menghasilkan estimasi yang bias. Jika data memenuhi asumsi regresi maka estimasi ( ) diperoleh akan bersifat BLUE yang merupakn singkatan dari: Best, Linear, Unbiased, Estimator. Best artinya yang terbaik, dalam arti garis regresi merupakan estimasi atau ramalan yang baik dari suatu sebaran data. Garis regresi merupakan cara memahami pola hubungan antara dua seri data atau lebih. Garis regresi adalah best jika garis itu menghasilkan error yang terkecil. Error itu sendiri adalah perbedaan antara nilai observasi dan nilai yang diramalkan oleh garis regresi. Jika best disertai sifat unbiased maka estimator regresi disebut efisien. Linear. Estimator β disebut linear jika estimator itu merupakan fungsi linear dari sampel. Rata-rata X
1 1 X x1 x2 ............. xn n n
adalah estimator yang linear, karena merupakan fungsi linear dari nilai-nilai X. Nilai2 OLS juga merupakan klas estimator yang linear. Unbiased. Suatu estimator dikatakan unbiased jika nilai harapan dari estimator β sama dengan nilai yang benar dari β. Rata-rata β = β Bias = Rata-rata β – β
69
Metode OLS (Ordinary Least Square) yang dirumuskan di atas merupakan kilas penaksir yang memiliki sifat BLUE. Sebelum dilakukan pengujian regresi linier berganda terhadap hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik. Hasil pengujian hipotesis yang baik adalah pengujian yang tidak melanggar asumsiasumsi klasik yang mendasari model regresi linier berganda. Asumsi-asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas. 5.3.1 Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independent. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/ tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Berdasarkan aturan variance inflation factor (VIF) dan tolerance, maka apabila VIF melebihi angka 10 atau tolerance kurang dari 0,10 maka dinyatakan terjadi gejala multikolinearitas. Sebaliknya apabila nilai VIF kurang dari 10 atau tolerance lebih dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.
70
Tabel 5.8 Uji Multikolinearitas Coefficients
a
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
LDR
.597
1.676
NPL
.556
1.798
CAR
.708
1.413
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS 19 ( Laporan Pengawasan Perbankan Indonesia , diolah)
Berdasarkan tabel 5.8 di atas, maka dapat diketahui nilai VIF untuk masing-masing variabel penelitian sebagai berikut : a. Nilai VIF untuk variabel LDR sebesar 1,676 < 10 dan nilai toleransi sebesar 0,597 > 0,10 sehingga variabel LDR dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas. b. Nilai VIF untuk variabel
NPL sebesar 1,798 < 10 dan nilai toleransi
sebesar 0,556 > 0,10 sehingga variabel NPL dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas. c. Nilai VIF untuk variabel CAR sebesar 1,413 < 10 dan nilai toleransi sebesar 0,708 > 0,10 sehingga variabel CAR dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas. 5.3.2 Uji Autokorelasi Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi diantara anggota-anggota dari serangkaian observasi yang berderetan waktu. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu
71
pengamatan dengan pemgamatan lain pada model regersi. Pengujian ini menggunakan Durbin Watson (DW-test). Dan hasil uji autokorelasi untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel uji Durbin-Watson berikut: Tabel 5.9 Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model 1
R
R Square
.785a
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
the Estimate
Watson
.616
.561
.49844
1.727
a. Predictors: (Constant), CAR, LDR, NPL b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS 19 ( Laporan Pengawasan Perbankan Indonesia , diolah)
Pada tabel 5.9 diatas dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson untuk penelitian ini adalah sebesar 1.727. Karena nilai tersebut terletak antara 1,65 dan 2,35; maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari masalah autokorelasi. 5.3.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heterokedasitas dalam penelitian ini adalah metode grafik.
72
Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas antar variabel independen dapat dilihat dari grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat diketahui dengan dua hal, antara lain : 1. Jika pencaran data yang berupa titik-titik membentuk pola tertentu dan beraturan, maka terjadi masalah heteroskedastisitas. 2. Jika pencaran data yang berupa titik-titik tidak membentuk pola tertentu dan menyebar diatas dan dibawah sumbu Y, maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Adapun grafik hasil pengujian heterokesdastisitas menggunakan SPSS versi 19 dapat dilihat di bawah ini: Gambar 5.1 Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Output SPSS 19 ( Laporan Pengawasan Perbankan Indonesia , diolah)
73
Berdasarkan Gambar 5.1 dapat diketahui bahwa data (titik-titik) menyebar secara merata di atas dan di bawah garis nol, tidak berkumpul di satu tempat, serta tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa pada uji regresi ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. 5.3.4 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu metode untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode analaisis grafik, baik dengan melihat grafik secara histogram ataupun dengan melihat secara Normal Probability Plot. Normalitas data dapat dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik Normal P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Uji normalitas dengan grafik Normal P-Plot akan membentuk satu garis lurus diagonal, kemudian plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas yang pertama dengan melihat grafik secara histogram dan grafik Normal P-Plot sebagaimana terlihat dalam gambar 5.2 dan 5.3 di bawah ini:
74
Gambar 5.2 Grafik Histogram
Sumber : Output SPSS 19 ( Laporan Pengawasan Perbankan Indonesia , diolah)
Gambar 5.3 Grafik Normal P-Plot
Sumber : Output SPSS 19 ( Laporan Pengawasan Perbankan Indonesia , diolah)
75
Dari gambar 5.2 terlihat bahwa pola distribusi mendekati normal, karena data mengikuti arah garis garifk histogramnya. Dari gambar 5.3 Normal Probability Plot di atas menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, dan menunjukkan pola distribusi normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas telah terpenuhi. 5.4 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients berdasarkan output SPSS versi 19 terhadap keempat variabel independen yaitu LDR, NPL, CAR terhadap ROA ditunjukkan pada tabel 5.10 berikut : Tabel 5.10 Hasil Analisis Regresi Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 2.231
.703
LDR
.004
.007
NPL
-.370
CAR
.071
Coefficients Beta
t
Sig.
3.176
.005
.098
.562
.580
.078
-.862
-4.755
.000
.023
.505
3.142
.005
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS 19 ( Laporan Pengawasan Perbankan Indonesia , diolah)
Berdasarkan pada tabel 5.10 diatas, terlihat bahwa nilai konstanta α sebesar 2.231 dan koefisien regresi b1 0.004; b2 -0.370; b3 0.071. Nilai konstanta dan koefisien regresi (α, b1, b2, b3) ini dimasukkan dalam persamaan regresi linear berganda berikut ini : Y’ = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
76
Sehingga, persamaan regresinya menjadi sebagai berikut : ROA = 2.231 + 0.004LDR – 0.370NPL + 0.071CAR + e Dari persamaan regresi linear berganda diatas, dapat dilihat nilai konstanta sebesar 2.231 berarti jika LDR (X1), NPL (X2) dan CAR (X3) nilainya 0 atau konstan maka ROA (Y’) nilainya 2.231. Apabila koefisien regresi X1 (LDR) meningkat 1% dengan asumsi variabel independen lainnya tetap maka Y’ (ROA) meningkat sebesar 0.004 begitu juga seterusnya dengan variabel independen lainnya (X2 dan X3). 5.5 Pengujian Hipotesis Selanjutnya dari persamaan regresi berganda dilakukan uji statistik dengan prosedur pengujiannya sebagai berikut : 5.5.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai Koefisien determinasi (R2) yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variable dependen (Ghozali, 2009). Hasil perhitungan Koefisien Determinasi penelitian ini dapat terlihat pada tabel 5.11. berikut: Tabel 5.11 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2) Model Summary
Model 1
R .785
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.616
a. Predictors: (Constant), CAR, LDR, NPL
.561
.49844
77
Berdasarkan output SPSS tampak bahwa dari hasil perhitungan diperoleh Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,616. Dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa besar presentase variasi ROA yang bisa dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel bebas yaitu LDR,NPL dan CAR, sebesar 61.6%, sedangkan sisanya sebesar 38.4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar variabel penelitian. 5.5.2 Uji F (Secara Simultan) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependennya. Hasil perhitungan Uji F ini dapat dilihat pada Tabel 5.12 berikut : Tabel 5.12 Hasil Perhitungan Uji F (Secara Simultan) b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
8.375
3
2.792
Residual
5.217
21
.248
13.592
24
Total
F 11.236
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), CAR, LDR, NPL b. Dependent Variable: ROA
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 11.236 dengan nilai signifikansi (sig) sebesar 0,00. Karena nilai signifikansi (sig) jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi ROA atau dapat dikatakan bahwa LDR,NPL dan CAR secara bersama-sama
78
berpengaruh terhadap ROA. Sehingga hipotesis yang menyatakan LDR,NPL dan CAR secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROA dapat diterima. 5.5.3 Uji t (Secara Parsial) Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing atau secara parsial variabel independen (LDR, NPL dan CAR) terhadap variabel dependen (ROA). sementara itu secara parsial pengaruh dari keempat variabel independen tersebut terhadap LDR ditunjukkan pada tabel 5.13 berikut : Tabel 5.13 Hasil Perhitungan Uji t Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 2.231
.703
LDR
.004
.007
NPL
-.370
CAR
.071
Coefficients Beta
t
Sig.
3.176
.005
.098
.562
.580
.078
-.862
-4.755
.000
.023
.505
3.142
.005
a. Dependent Variable: ROA
Pengaruh dari masing-masing variabel LDR, NPL dan CAR terhadap ROA dapat dilihat dari arah tanda dan tingkat signifikansi (probabilitas). Variabel LDR dan CAR mempunyai arah yang positif, sedangkan variabel NPL menunjukkan arah negatif. Variabel NPL dan CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA karena nilai signifikan < 0.05, sedangkan variabel LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA karena nilai signifikan > 0.05. Hasil pengujian hipotesis masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependennya dapat dianalisis sebagai berikut :
79
1. Uji Hipotesis Pengaruh LDR terhadap ROA Hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel LDR dengan variabel ROA menunjukkan nilai t hitung sebesar 0.562, koefisien regresi sebesar 0.004, dan nilai probabilitas sebesar 0.580 yang lebih besar dari 0,05 hal ini berarti bahwa LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA Bank Swasta Nasional Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa rasio LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA tidak dapat diterima. Hasil persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel LDR terhadap ROA adalah positif karena semakin tinggi dana yang disalurkan maka ROA akan meningkat. Namun dalam penelitian ini LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, hal ini terjadi karena nilai LDR yang rendah tertutupi oleh nilai CAR yang tinggi pada Bank Swasta Nasional. Management tetap harus menjaga keseimbangan antara kredit yang disalurkan oleh pihak bank sehingga dapat terjadi fungsi intermediasi yang baik. Disisi lain, bank bisa saja mengalami akumulasi dana (overlikuid) dan disisi lain bank juga mengalami kesulitan dalam menyalurkan dana sehingga hal ini tidak meningkatkan ROA. Management tetap harus menjaga
keseimbangan antara sisi aktiva dan pasiva agar tidak terjadi short pada salah satu sisi. Dampak dari short pada salah satu sisi akan berpengaruh terhadap bank, seperti sisi pasiva (pendanaan) bank dapat menjadi kelebihan likuiditas maupun kekurangan likuiditas. Sedangkan dari sisi aktiva bank mempunyai portofolio aktiva produktif yang rendah atau
80
tinggi dan tentunya hal tersebut mempunyai implikasi kepada profitabilitas bank yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan bank tersebut. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Ferdi
Rindhatmono (2005) dan Sarah Viota (2007) menunjukkan bahwa pengaruh LDR secara parsial tidak berpengaruh signifikan (tidak nyata) terhadap ROA.
2. Uji Hipotesis Pengaruh NPL terhadap ROA Hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel NPL dengan variabel ROA menunjukkan nilai t hitung sebesar -4.755, koefisien regresi sebesar -0.370, dan nilai probabilitas sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 hal ini berarti bahwa NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA Bank Swasta Nasional Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa rasio NPL berpengaruh signifikan terhadap ROA dapat diterima. Berdasarkan hasil penelitian menunujukkan bahwa semakin banyaknya kredit bermasalah membuat bank tidak berani meningkatkan penyaluran kreditnya apalagi bila dana pihak ketiga tidak dapat dicapai secara optimal maka dapat mengganggu likuiditas suatu bank. Oleh karena itu, semakin besar kredit bermasalah yang dicerminkan dengan nilai NPL, semakin kecil kredit yang dapat disalurkan bank pada masyarakat mengingat risiko kredit yang timbul. Menurut Dendawijaya (2009), NPL merupakan hilangnya kesempatan memperoleh kesempatan pendapatan (income) dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi laba dan mengurangi kemampuan untuk memberikan kredit. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian dari Diana Puspita Sari
(2009),
81
Sarah Viota (2007), Anisa Nursatyani (2011) dan Restiyana (2011) yang menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap LDR. 3. Uji Hipotesis Pengaruh CAR terhadap ROA Hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel CAR dengan variabel ROA menunjukkan nilai t hitung sebesar 3.142, koefisien regresi sebesar 0.071, dan nilai probabilitas sebesar 0.005 yang lebih kecil dari 0,05 hal ini berarti bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada Bank Swasta Nasional Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa rasio CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA dapat diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar CAR maka ROA yang diperoleh bank akan semakin besar karena semakin besar CAR maka semakin tinggi, hal ini berarti kemampuan permodalan bank dalam menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian kegiatan usahanya berpengaruh terhadap tingkat pendapatan atau “earning” yang dihasilkan oleh bank tersebut, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan bank tersebut. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Sarah Viota(2007), Pandu Mahardian (2008), Diana Puspita Sari (2009), Moh Husni Mubarok (2010), Anggrainy Putri Ayuningrum (2011), Anisa Nursatyani (2011), Restiyana (2011) menunjukkan bahwa pengaruh CAR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA.
82
Dari Hasil uji parsial (uji-t) diatas sebenarnya telah didapatkan variabel bebas mana yang memiliki dominasi yang kuat. Hal tersebut didasarkan atas perubahan pada variabel terikat yang disebabkan oleh variabel-variabel bebas. Dan dari hasil uji parsial pada penelitian ini diketahui bahwa variabel NPL dan CAR secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA sedangkan variabel LDR secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROA. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien regresi NPL sebesar -0,370 dengan nilai signifikan 0,000. Dibandingkan dengan kedua variabel lain, yaitu LDR sebesar 0,004 dengan nilai signifikan 0,580 dan CAR sebesar 0.071 dengan nilai signifikan 0,005, variabel NPL memiliki pengaruh paling dominan terhadap ROA. Ini dilihat dari nilai B dan signifikansi, maka diperoleh hasil bahwa secara parsial NPL berpengaruh dominan terhadap ROA. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa rasio NPL dominan terhadap ROA dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kredit bermasalah yang tercermin dari nilai NPL dapat menimbulkan keengganan bank untuk menyalurkan kredit karena harus membentuk cadangan penghapusan yang besar, sehingga mengurangi jumlah kredit yang diberikan oleh suatu bank dimana nantinya akan mempengaruhi rasio ROA itu sendiri. Menurut Dendawijaya (2009), NPL merupakan hilangnya kesempatan memperoleh kesempatan pendapatan (income) dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi laba dan mengurangi kemampuan untuk memberikan kredit. Oleh karena itu, semakin besar kredit bermasalah yang dicerminkan
83
dengan nilai NPL, semakin kecil kredit yang dapat disalurkan bank pada masyarakat mengingat risiko kredit yang timbul.
84
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1
Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil penelitian menunjukkan variabel LDR, NPL dan CAR secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA. Artinya, setiap perubahan yang terjadi pada variabel independen yaitu LDR, NPL dan CAR secara simultan atau bersama-sama akan berpengaruh pada ROA pada Bank Swasta Nasional di Indonesia. 2. Variabel Loan to Deposit Rario (LDR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return On Assets (ROA) pada Bank Swasta Nasional di Indonesia 3. Variabel Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA) pada Bank Swasta Nasional di Indonesia. 4. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA) pada Bank Swasta Nasional di Indonesia. 5. Variabel yang paling dominan secara parsial terhadap Return On Assets (ROA) yaitu variabel Non Performing Loan (NPL). Variabel NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA).
85
6.2
Saran Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan pada
penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu: 1. Bagi Pihak Perbankan : 1) Pihak manajemen bank harus lebih memantau dari waktu ke waktu serta mengambil tindakan yang diperlukan guna mengantisipasi keadaan likuiditas dan menjaga keseimbangan keuangan pada bank. 2) Pihak manajemen bank harus lebih memperketat analisa kredit dan maintainance nasabah dalam pembayaran kreditnya, agar tidak terjadi NPL pada bank. 3) Pihak manajemen bank harus meninjau kembali nilai CAR yang tinggi agar dapat menutupi risiko kerugian yang terjadi. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya : Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan variabelvariabel lain diluar variabel ini agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif yang dapat menggambarkan hal-hal apa saja yang dapat berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA)
86
DAFTAR PUSTAKA
Anisa Nursatyani.2011. Analisis Pengaruh Efisiensi Operasi, Risiko Kredit, Risiko Pasar, dan Modal terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Perbandingan pada Bank Domestik dan Bank Asing di Indonesia Periode 2004-2008). UNDIP D. Agus Harjito Martono. 2008. Manajemen Keuangan. Ekonisia : Yogyakarta Diana Puspitasari.2009. Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM,BOPO, LDR, Dan Suku Bunga Sbi Terhadap ROA (Studi Pada Bank Devisa Di Indonesia Perioda 2003-2007), TESIS Program pascasarjana Magister Manajemen UNDIP Direktorat Hukum Bank Indonesia. 2009. ― Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998‖, Bank Indonesia Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan, Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 9, No. 7, Juni 2011, Bank Indonesia Ferdi Rindhatmono.2005. Analisis Faktor – Faktor yang mempengaruhi Profitabilitas Bank pasca Merger Di Indonesia. UNDIP Imam Gozali. 2009. Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang Kasmir. 2007. Manajemen Perbankan. PT. RajaGrafindo Persada. Edisi 1: Jakarta Lukman Dendawijaya. 2009. Manajemen Perbankan Edisi Kedua. Ghalia Indonesia: Jakarta Malayu Hasibuan. 2007. Dasar-Dasar Perbankan. PT. Bumi Aksara : Jakarta Muh.Husni Mubarok.2010. Pengaruh Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio terhadap Profitabilitas Di Sektor Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Pembangunan Nasional ―Veteran‖ Jawa Timur.
87
Pandu Mahardian.2008. Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM Dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan Yang Tercatat Di Bej Periode Juni 2002 – Juni 2007) TESIS Program pascasarjana Magister Manajemen UNDIP Putri
Ayuningrum Anggrainy .2011. Analisis Pengaruh CAR,NPL,BOPO,NIM,dan LDR terhadap (Studi pada Bank Umum Go Public yang Listed pada Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009). UNDIP
Restiyana.2011.Analisis Pengaruh CAR,NPL,BOPO,LDR,dan NIM terhadap Profitabilitas (Studi pada bank umum di Indonesia periode 2006-2010). UNDIP Surat Edaran Bank Indonesia No.6/ 23./DPNP tanggal 31 Mei 2004 Perihal Pedoman Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELS Rating), Bank Indonesia, Jakarta Sarah Viota. 2007. Analisis pengaruh variabel internal dan eksternal terhadap kinerja Bank Go Public di Indonesia. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat. Edisi 2 : Jakarta
www.bi.go.id www.klikbca.com www.cimbniaga.com www.danamon.co.id
www.panin.co.id www.permatabank.com
88
LAMPIRAN
89
Data Rasio Keuangan LDR, NPL, CAR dan ROA Bank Swasta Nasional Periode 2006 sampai dengan 2010 (dalam persen) Tahun 2010
2009
2008
2007
2006
Nama Bank PT. Bank Central Asia,Tbk PT. Bank CIMB Niaga,Tbk PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk PT. Pan Indonesia Bank,Tbk PT. Bank Permata,Tbk PT. Bank Central Asia,Tbk PT. Bank CIMB Niaga,Tbk PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk PT. Pan Indonesia Bank,Tbk PT. Bank Permata,Tbk PT. Bank Central Asia,Tbk PT. Bank CIMB Niaga,Tbk PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk PT. Pan Indonesia Bank,Tbk PT. Bank Permata,Tbk PT. Bank Central Asia,Tbk PT. Bank CIMB Niaga,Tbk PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk PT. Pan Indonesia Bank,Tbk PT. Bank Permata,Tbk PT. Bank Central Asia,Tbk PT. Bank CIMB Niaga,Tbk PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk PT. Pan Indonesia Bank,Tbk PT. Bank Permata,Tbk
Sumber : Laporan Pengawasan Perbankan Indonesia
LDR 52.57 88.57 103.71 73.44 84.36 47.79 90.26 86.09 70.78 87.4 54.65 93.8 90.73 83.77 90.4 40.71 95 85 96.43 84.1 38.31 88.81 77.8 77.93 76.7
NPL 0.76 2.68 3.24 3.04 3.19 1.27 2.8 4.13 4.78 5.1 0.6 2.99 2.08 3.42 3.2 1.13 4.74 2.77 4.7 5.6 1.57 3.64 3.5 7.79 6.5
CAR 14.12 12.55 13.63 18.64 12.97 16.27 15.17 18.29 23.73 12.7 15.79 14.69 15.42 20.83 11.5 20.42 17.6 20.85 25.27 14.7 23.99 17.63 22.86 34.74 12.8
ROA 3.5 2.69 3.55 2.29 2.28 3.39 2.11 1.81 1.67 1.7 3.43 1.97 3.26 2.25 1.8 3.43 2.3 3.55 3.23 1.9 3.84 2.34 2.27 2.55 1.2
90
Hasil Olahan Data SPSS
Descriptives Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
LDR
25
38.31
103.71
78.3644
17.89960
NPL
25
.60
7.79
3.4088
1.75445
CAR
25
11.50
34.74
17.8864
5.31818
ROA
25
1.20
3.84
2.5724
.75255
Valid N (listwise)
25
Regression Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
CAR, LDR, NPL
b
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: ROA
b
Model Summary
Change Statistics
Model 1
R .785
a
R
Adjusted R
Std. Error of
R Square
F
Square
Square
the Estimate
Change
Change
.616
.561
a. Predictors: (Constant), CAR, LDR, NPL b. Dependent Variable: ROA
.49844
.616
11.236
df1
df2 3
21
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
.000
1.727
91
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
8.375
3
2.792
Residual
5.217
21
.248
13.592
24
Total
F 11.236
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), CAR, LDR, NPL b. Dependent Variable: ROA
Coefficients
a
Standardi zed Unstandardized Coefficien Coefficients
Collinearity
ts
Correlations
Std. Model 1
(Constant)
B
Error
2.231
.703
LDR
.004
.007
NPL
-.370
.078
CAR
.071
.023
a. Dependent Variable: ROA
Statistics
ZeroBeta
t
Sig.
order
Partial
Part
Tolerance
VIF
3.176
.005
.562
.580
-.436
.122
.076
.597 1.676
-.862 -4.755
.000
-.647
-.720
-.643
.556 1.798
.005
.201
.565
.425
.708 1.413
.098
.505
3.142
92
93