ISBN 978-979-028-659-7
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI MAKANAN TRADISIONAL DAERAH TEGAL DI WARUNG TEGAL (WARTEG) BALEK MANING YOGYAKARTA Sri Wahyu Andayani PKK, JPTK, FKIP, UST, Yogyakarta
Abstrak. Tujuan penelitian untuk mengetahui minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional daerah Tegal.Minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional daerah Tegal dipengaruhi beberapa faktor yaitufaktor instrinsik (ketertarikan, kesadaran, kemauan, perhatian, perilaku) dan faktor ekstrinsik (lingkungan keluarga, tempat tinggal, budaya, dan teman pergaulan). Pertanyaan penelitian adalah bagaimana minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional daerah Tegal.Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan persentase. Populasi penelitian adalahkonsumen yang datang dan membeli/mengkonsumsi makanan tradisional di warung Tegal yang berjumlah 550 responden. Jumlah tersebut didapatkan melalui observasi insidental yang merupakan langkah awal. Teknik sampling menggunakan proportional random sampling. Sampel diambil 15% yaitu 83 responden. Pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Analisis data dengan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional daerah Tegaldalam katagori sedang dengan frekuensi relatif 73,50%. Artinya konsumen telah memiliki minat yang cukup dalam mengkonsumsi makanan tradisional daerah Tegal.Penjelasan tersebut didukung dengan indikator penelitian, yaitu faktor instrinsik dalam katagori sedang dengan frekuensi relatif 74,7%, dan faktor ekstrinsik dalam katagori sedang dengan frekuensi relatif 71,1%. Artinya, kedua indikator tersebut dapat dijadikan sebagai acuan bagi pemerhati makanan tradisional yang ada di Indonesia. Kata kunci: Minat konsumen, Makanan tradisional Abstract. The objective of this research is to describe the people interest in consuming traditional food from Tegal Region. They are influenced by some factors, that is, intrinsic (anxiety, consciousness, willing, interest, behavior) and extrinsic factors (family environment, living places, culture and friendship). The research question is : how is the people interest in consuming traditional food from Tegal Region?. This research is classified into descriptive quantitative by percentage. The population is people who come and buy or consume Tegal Traditional food. There are 550 respondents. The number are taken by incidental observation as the beginning step. The sampling technique used here is proportional random sampling. The number of sample is 15% that is, 83 respondents. The data are collected by questionnaire and documentation. To analyze the data, it applies descriptive quantitative analysis.The result shows that the people interest in consuming Tegal Traditional food is in fair category by relative frequency 73,50%. It means that they have interest in consuming Tegal Traditional food. The explanation is suggested by the indicator of this research, that is, intrinsic factor in fair category by relative frequency 74,7% and 65
ISBN 978-979-028-659-7
extrinsic factor is also in fair category by relative frequency 71,1%. It means that both indicators can be used as reference for traditional observer food in Indonesia Key words : Interest people, Traditional food.
Pendahuluan Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai budaya dan mempunyai penduduk yang beraneka ragam baik dari segi sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan sebagainya. Keragaman ini merupakan modal dan kekayaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia, terutama keragaman dalam pola makan, budaya makan serta jenis- jenis makanan yang dikonsumsi untuk tiap-tiap daerah/wilayah, yang mempunyai ciri khas berbeda dan sudah menjadi tradisi dari masing-masing daerah tersebut. Hal ini sering kita sebut dengan makanan tradisional, karena bahannya diambil dari bahan-bahan lokal yang ada disekitar wilayah tersebut. Makanan tradisional adalah makanan dan minuman termasuk makanan jajanan serta bahan campuran yang digunakan secara tradisional dan telah lama berkembang secara spesifik di daerah tertentu (Deptan, 2002). Sedangkan makanan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Konsumsi makanan tradisional diperkirakan akan terus meningkat, karena selain murah dan mudah diperoleh, juga cita rasa yang telah disesuaikan dengan keinginan konsumen. Semakin meningkatnya tuntutan konsumen akan makanan tradisional yang dikonsumsi khususnya makanan daerah Tegal yang dijual di WARTEG, maka perlu dilakukan berbagai upaya yang dapat mempengaruhi minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional tersebut. Dewasa ini makanan tradisonal di Indonesia merupakan makanan yang sudah banyak dimodifikasi dan mengalami pengembangan variasi, yaitu dari bahan bakunya, bahan pelengkap lain untuk menunjang rasa, tekstur, aroma, dan bentuk, sehingga menjadikan makanan tradisional tersebut sebagai makanan pilihan yang padat dengan gizi dan diminati konsumen. Makanan tradisional merupakan salah satu produk makanan olahan yang sering menjadi pilihan masyarakat. Keunggulanmakanan tersebut murah dan mempunyai cita rasa yang sesuai dengan selera konsumen, yang akhirnya menjadi pilihan masyarakat. Keberadaan makanan tradisional semakin diakui masyarakat sebagai mata pencaharian. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya pedagang makanan tradisional khususnya WARTEG diberbagai kota besar di Indonesia dan memilih lokasi yang srategis sebagai tempat untuk berjualan. Meskipun memiliki banyak keunggulan, makanan tradisonal juga mempunyai resiko terhadap kesehatan. Hal ini disebabkan oleh penanganan yang kurang memperhatikan sanitasi higiene, sehingga memberikan peluang terhadap berkembang biaknya mikroba pada makanan tersebut, karena pada umumnya makanan tradisional dihasilkan dari home industry dengan penangan secara tradisional. Sedangkan minat masyarakat dalam mengkonsumsi makanan tradisonal, dapat dipengaruhi oleh tingkat kemajuan diberbagai daerah khususnya kawasan industri perkotaan yang
66
ISBN 978-979-028-659-7
secara faktual telah mendorong tumbuhnya dinamika sosial ekonomi diluar industri tersebut, tak terkecuali berkembangnya warung-warung tegal (WARTEG) yang kesehariannya dinilai cukup memberikan pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan serta bervariasinya jenis makanan dengan harga yang murah, cepat saji, sehingga menimbulkan minat untuk mengkonsumsi makanan tersebut. Faktor lain yang dapat mempengaruhi minat antara lain; 1) faktor intrinsik yang meliputi (ketertarikan, kesadaran, kemauan, perhatian, dan perilaku), 2) faktor ekstrinsik (lingkungan keluarga, tempat tingal, budaya, dan teman pergaulan). Minat merupakan salah satu aspek psikologis yang harus mendapat perhatian dari para pemilik usaha/warung. Dalam suatu kegiatan termasuk kegiatan pelayanan di warung-warung tradisioanal, minat konsumen dalam membeli makanan merupakan hal yang penting karena minat dapat mempengaruhi seberapa besar perhatian seseorang terhadap kegiatan yang ia lakukan baik dalam pembelian makanan maupun dalam menikmati makanan tradisional tersebut. Minat juga memiliki peranan penting dalam kehidupan, aktivitas yang dilakukan oleh seorang konsumen sangat bergantung pada kuat tidaknya minat yang timbul dari dalam diri mereka. Namun pada kenyataannya setiap manusia memiliki tingkat minat yang berbeda-beda. Seorang konsumen yang memiliki minat yang tinggi terhadap makanan tradisional, maka ia akan berusaha keras untuk mencari dan membeli serta mengkonsumsi makanan tersebut. Dengan demikian bayak faktor yang mempengaruhi minat konsumen untuk mengkonsumsi makanan tradisional tersebut, baik faktor yang muncul dari dalam individu maupun faktor dari luar individu. Dengan dasar permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional daerah Tegal di warung Tegal (WARTEG) Balek Maning Yogyakarta”. Maka dapat
diidentifikasikan berbagai permasalahan yang ada adalah tingginya minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional dapat dipengaruhi oleh faktor yang muncul dari dalam individu (instrinsik) maupun faktor dari luar individu (ekstrinsik ). Minat tersebut nantinya akan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku seseorang. Dalam penelitian ini pembatasan masalah difokuskan pada “Faktor-faktor yang mempengaruhi minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional daerah Tegal di WARTEG Balek Maning Yogyakarta”. Sehingga dapat dirumuskan permasalahan yang akan
diteliti yaitu “Bagaimana gambaran minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional dari daerah Tegal di warung Tegal (WARTEG) Balik Maning Yogyakarta yang ditinjau dari faktor : 1. Instrinsik meliputi ketertarikan, kesadaran, kemauan, perhatian, perilaku. 2. Ekstrinsik meliputi lingkungan keluarga, tempat tingal, budaya, dan teman pergaulan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui : 1. Minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional daerah Tegal, ditinjau dari faktor instrinsik. 2. Minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional daerah Tegal, ditinjau dari faktor ekstrinsik. Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi produsen makanan tradisional, dapat digunakan untuk mempertahankan kualitas pelayanan, sehingga memberikan kepuasan pada konsumen. 2. Bagi konsumen, dapat digunakan sebagai masukan dalam mengkonsumsi makanan tradisional khususnya makanan daerah Tegal.
67
ISBN 978-979-028-659-7
Metode Penelitian ini dilaksanakan di Warung Tegal (WARTEG) Balik Maning (Jl. Glagahsari Yogyakarta), antara bulan September 2013 sampai Februari 2014 (± selama 6 bulan). Dan merupakan penelitian ex-post facto, karena data penelitian sudah ada sehingga tinggal mengungkap atau menggalinya. Sesuai dengan bidang ilmu, penelitian ini termasuk dalam penelitian pendidikan (pendidikan konsumen). Dalam penelitian ini mempunyai satu variabel, yaitu minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional daerah Tegal di Warung Tegal (WARTEG). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang datang dan membeli/mengkonsumsi makanan tradisional yang disajikan di warung Tegal (WARTEG) Balek Maning Jl. Glagahsari Yogyakarta, yang berjumlah 550 responden. Jumlah tersebut didapatkan melalui observasi insidental yang merupakan langkah awal untuk mengetahui gambaran populasi yang diambil selama 7 hari.
Penelitian ini merupakan penelitian sampling. Pengambilan sampel secara acak, sehingga setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Menurut Sugiyono (2009:67) , sampel insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel jika dipandang cocok sebagai sumber data. Sedangkan untuk sampel ditentukan 15% dari jumlah populasi, yaitu 83 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner, angket dalam bentuk skala sikap dari Likert, digunakan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional daerah Tegal di warung Tegal (WARTEG) Balek Maning Yogyakarta yang sudah dimodifikasi. Sedangkan angket penelitian ini berupa angket tertutup untuk mengungkap data tentang minat mengkonsumsi makanan dilihat dari faktor instrinsik (ketertarikan, kesadaran, kemauan, perhatian, perilaku) dan faktor ekstrinsik (lingkungan keluarga, tempat tingal, budaya, dan teman pergaulan),dengan empat alternatif jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Skor untuk jawaban dari pertanyaan/pernyataan positif adalah SS=4, S=3, TS=2, dan STS=1. Angket diuji cobakan pada 30 subyek, dengan uji coba terpakai. Data uji coba dicari kesahihan dan keterandalannya. Hasil analisis korelasi product moment dari 15 butir untuk faktor instrinsik tidak ada yang gugur (0) dan dari 12 butir untuk faktor ekstrinsik terdapat 3 butir gugur (yaitu nomer 20,24,26), artinya dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data penelitian untuk indikator faktor internal dan faktor eksternal. Butir-butir instrumen yang gugur tidak diganti karena semua masih terwakili. Berikut ini kisi-kisi instrumen penelitian yang telah disusun:
68
ISBN 978-979-028-659-7
Tabel 1. Instrumen Penelitian Konsep Variabel Indikator Pengukuran Minat Konsumen Mengukur tinggi a. Faktor dalam rendahnya minat Instrinsik mengkonsumsi konsumen dalam makanan mengkonsumsi tradisional daerah makanan Tegal tradisional b. Faktor ekstrinsik
Sub Indikator 1) Ketertarikan 2) Kesadaran 3) Kemauan 4) Perhatian 5) Perilaku 1) Lingkungan keluarga 2) Tempat tinggal 3) Budaya 4) Teman pergaulan
Jumlah
Nomor Item 1,2,3 4,5,6 7,8,9 10,11,12 13,14,15
∑ Item 3 3 3 3 3
16,17,18
3
19,20,21
3
22,23,24 25,26,27
3 3 27
Uji keterandalan instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach (Sugiyono, 2010:171). Alasannya karena instrumen tersebut menggunakan model skala Likert, maka koefisien keterandalannya dapat dihitung dengan koefisien Alpha Cronbach. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh indek keterandalan 0,919. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase yang digunakan untuk mencari gambaran mengenaifaktor-faktor yang mempengaruhi minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional daerah Tegal di warung Tegal (WARTEG) yang dilakukan dengan cara menghitung Mean, Median, Modus dan Standar Devisiasi (Sugiyono, 2010:47-54).
Hasil dan Pembahasan Deskripsi data digunakan untuk mencari data tentang hasil penelitian. Dari hasil
penyebaran angket yang diberikan pada sampel berjumlah 83 responden ternyata semua dapat dianalisis. Oleh karena itu yang dianalisis sebanyak 83 responden. Gambaran hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Faktor–faktor yang mempengaruhi minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional daerah Tegal terdiri dari 24 item. Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh skor terendah observasi = 31 dan skor tertinggi observasi = 84. Nilai rata-rata observasi = 72,49; median = 64,00; Mode = 64; dan standar deviasi = 7,971. Sedangkan skor terendah ideal = 24 dan skor tertinggi ideal = 96. Nilai rata-rata ideal= 60 dan standar deviasi ideal = 20. b. Faktor instrinsik terdiri dari 15 item. Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh skor terendah observasi = 22 dan skor tertinggi observasi = 58. Nilai rata-rata observasi = 41,30; median = 41; Mode = 40; dan standar deviasi = 5,90. Sedangkan skor terendah
69
ISBN 978-979-028-659-7
ideal = 15 dan skor tertinggi ideal = 60. Nilai rata-rata ideal = 37,5 dan standar deviasi ideal = 12,5. c. Faktor ekstrinsik terdiri dari 9 item. Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh skor terendah observasi = 9 dan skor tertinggi observasi = 32. Nilai rata-rata observasi = 23,33; median = 23,00; Mode = 24; dan standar deviasi = 3,186. Sedangkan skor terendah ideal = 9 dan skor tertinggi ideal = 36. Nilai rata-rata ideal= 22,5 dan standar deviasi ideal = 10. Hasil angket kemudian dijelaskan melalui skor observasi dan skor ideal seperti ada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Deskripsi Data Penelitian Skor Observasi Skor Mean Min
Variabel
Indikator
Skor Max
Minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional daerah Tegal
-
84
31
58 32
Faktor instrinsik Faktor ekstrinsik
Skor Ideal Skor Mean Min
Med
Mo
20
64,00
64
37,5
12,5
41,00
40
22,5
10
23,00
24
SD
Skor Max
64,63
7,971
96
24
60
22
41,30
5,909
60
15
9
23,33
3,186
36
9
SD
Simpulan Berdasarkan hasil temuan di atas, maka penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil deskriptif menunjukkan bahwa minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional daerah Tegal cenderung cukup tinggi, karena berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata observasi lebih tinggi dari pada skor rata-rata ideal, yaitu skor rata-rata observasi 64,63, sedangkan skor rata-rata ideal 60. Apabila dilihat dari kategori minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional daerah Tegal sebagian besar dalam kategori sedang dengan frekuensi relatif 73,50%, sedangkan sisanya 16,86%dalam kategori tinggi dan 9,64% dalam kategori rendah. 2. Hasil perhitungan dilihat dari masing-masing indicatorsebagai berikut. a. Faktor instrinsik, dari hasil temuan menunjukkan bahwa rata-rata observasi lebih tinggi dari pada rata-rata ideal yaitu skor rata-rata observasi 41,30 sedangkan ratarata ideal 41. Dilihat dari faktor instrinsik dalam minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional daerah Tegal menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen termasuk dalam kategori sedang dengan frekuensi relatif 74,7%, sedangkan sisanya menduduki kategori tinggi dengan frekuensi relatif 14,5% dan kategori rendah dengan frekuensi 10,8%. b. Faktor ekstrinsik, dari hasil temuan menunjukkan bahwa skor rata-rata observasi lebih tinggi dari pada skor rata-rata ideal yaitu skor rata-rata observasi 41,30,
70
ISBN 978-979-028-659-7
sedangkan rata-rata ideal 41. Dilihat dari faktor ekstrinsik dalam minat konsumen dalam mengkonsumsi makanan tradisional daerah Tegal menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen termasuk dalam kategori sedang dengan frekuensi relatif 71,1%, sedangkan sisanya menduduki kategori tinggi dengan frekuensi relatif 15,7% dan kategori rendah dengan frekuensi 13,2%. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan implikasi di atas dapat disarankan sebagai berikut.
1. Bagi masyarakat agar lebih meminati makanan tradisional dalam rangka pelestarian aset budaya nasional, dan khususnya keluarga untuk lebih membudayakan makanan tradisional yang diwujudkan dalam hidangan keluarga sehari-hari atau pada pola makan keluarga. 2. Bagi produsen yang bergerak dibidang pengolahan makanan tradisional khususnya Daerah Tegal untuk meningkatkan mutu dan kualitas makanan tersebut, sehingga banyak diminati oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. 3. Bagi pemerintah untuk lebih memotivasi dan memfasilitasi pengembangan makanan tradisional dari daerah-daerah lain, agar dapat meningkatkan daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Daftar Pustaka Aditya. 2010. Minat. http//:www.adityaromantika.blogspot.com/2010/12/minat.html. (diakses pada tanggal 5 September 2013 pukul 14.30 WIB). Daryanto. 2011. Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Bandung: Satu Nusa. Fandy Ciptono. 2005. Pemasaran Jasa. Malang: Bayu media. Fandy Tjiptono. 2005. Prinsip-prinsip Total Quality Management. Yogyakarta: Andi. Husein Umar. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta: Ghalia Indonesia. Marwanti. 2000. Pengetahuan Masakan Indonesia. Yogyakarta: Adicita Karya. Muhibbin Syah. 2003. Pengukuran dan Hasil Evaluasi Belajar. Bandung: Sinar Baru. Nasution , M N. 2005. Manajemen Mutu Terpadu Pemasaran. Bogor: Ghalia. Robert W. 2004. Fool Proof Marketing. Jakarta : Erlangga. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Siti Fatonah. 2005. Proceding Seminar Nasional Membangun Cipta Makanan Tradisional. Semarang: Graha Cendika. Sugiyono. 2009. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suharsini Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Suryadi Suryabrata. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : CV. Rajawali. Winkel WS. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
71