FACEBOOK USERS PERCEPTION OF SECURITY IN STUDENTS BINUS Erik Santoso Universitas Bina Nusantara,085697974301,
[email protected] Cornelia Istiani, M.Psi
ABSTRACT
The development of information technology is growing rapidly effect on the crime rate in Indonesia where several cases related to social media Facebook. The purpose of this study was to determine the perception of safety in the use of Facebook among students at Binus. Subjects of this study involves students who enrolled at Binus with quantitative methods and analytical study using descriptive analysis, with a random sampling technique as measured by questionnaire based on perception indicators in the dimension security with reference to theory. By processing the data using SPSS. Keyword : Perception of Safety, Facebook, Bina Nusantara University.
PERSEPSI RASA AMAN PENGGUNA FACEBOOK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Erik Santoso Universitas Bina Nusantara,085697974301,
[email protected] Cornelia Istiani, M.Psi
ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi yang berkembang pesat berpengaruh pada tingkat kejahatan di Indonesia dimana beberapa kasus terkait dengan media sosial Facebook. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi rasa aman dalam menggunakan Facebook pada kalangan mahasiswa Binus. Subjek penelitian ini melibatkan mahasiswa yang berkuliah di Binus dengan metode kuantitatif dan analisis penelitian menggunakan analisis deskriptif, dengan teknik random sampling yang diukur dengan kuesioner berdasarkan indikator –indikator persepsi rasa aman dalam dimensi dengan mengacu pada teori. Dengan pengolahan data menggunakan SPSS. Kata Kunci : Persepsi Rasa Aman, Facebook, Universitas Bina Nusantara.
PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi membawa dampak yang signifikan pada pertumbuhan pengguna internet di negara-negara berkembang. Salah satu negara berkembang yang menunjukkan pertumbuhan signifikan pengguna internet adalah Indonesia. Seperti yang dilansir surat kabar harian online kompas.com Indonesia memiliki jumlah pengguna internet aktif sebanyak 63 juta jiwa pada tahun 2012 (Kompas.com, 2013). Penelitian yang dilakukan MarkPlus Insight terhadap responden pengguna internet di Indonesia yang terdiri dari siswa SMA, mahasiswa dan karyawan baru yang berjumlah 1500 orang yang tersebar di 8 kota besar di Indonesia dengan rentang umur antara 15-64 tahun menyimpulkan bahwa 1 dari 3 anggota keluarga adalah pengguna internet, selanjutnya 8 dari 10 orang mengakses internet melalui komputer, handphone, dan smartphone (the-marketeers.com, 2010). Para pengguna biasa menggunakan internet untuk mencari informasi, email, media sosial, bermain game, menonton dan lain-lain. Dari hasil penelitian majalah online The Marketeers.com pada responden berdasarkan akun online yang dimiliki sebanyak 9 dari 10 pengguna internet memiliki akun Facebook dan 1 dari 5 pengguna internet memiliki akun Twitter dengan penggunaan rata-rata menghabiskan waktu antara 3-5 jam dalam sehari (the-marketeers.com, 2010). Media sosial Facebook diminati sebagian besar penduduk Indonesia terutama pada dewasa muda (tekno.kompas.com, 2012 & shnews.co, 2012). Kosekuensi dari perkembangan teknologi informasi sekarang ini menimbulkan beberapa keuntungan dan kerugian salah satunya meningkatnya tingkat kejahatan yang terkait dengan media sosial. Sebagai bentuk banyaknya tindak kejahatan terkait media sosial Facebook ini, kita dapat melihat beberapa laporan yang diungkapkan oleh media Inggris Daily Mail mengungkapkan setiap 40 menit terjadi kejahatan di jejaring sosial Facebook. Berdasarkan laporan kepolisian Inggris, kejahatan akibat Facebook mencapai 12.300 kasus. Adapun, kejahatan yang diakibatkan Facebook diantaranya pemerkosaan, pelecehan seksual, penculikan, intimidasi, penipuan, serta pengancaman (Indonesia Today, 2012). Jumlah tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun peningkatan tersebut dari 22 persen di tahun 2009 menjadi 117 persen sampai akhir 2012 lalu (Merdeka, 2013). Para kriminolog menyebutkan bahwa dengan menggunakan layanan yang diberikan Facebook atau Twitter, para pelaku merasa percaya diri dan berani karena sang korban tidak mengetahui motif sekaligus kepribadiannya pelaku sesungguhnya (Susanto, 2013). Professor Andy Phippen dari Plymouth University mengatakan berdasarkan data statistik bahwa hampir 40 persen korban adalah pelajar dan mereka semua menjadi korban karena tertipu oleh sang pelaku yang menggunakan layanan Facebook (Susanto, 2013). Dari beberapa laporan diatas tentunya membuat sebagian orang merasa gusar ketika dirinya atau kerabat terutama pada dewasa muda yang rawan mengalami tindak kriminal. Kerentanan pada dewasa muda yang dikarenakan pada umur tersebut sedang gencar-gencarnya pencarian jati diri seperti yang dikemukakan oleh Erikson dalam Feist dan Feist (2010) mengatakan pada usia 19 30 tahun dimana pada masa tersebut mengalami konflik antara keintiman dan keterasingan. Ketertarikan dewasa muda pada Facebook dikarenakan mereka bisa tetap exist yang meliputi saling berbagi berita, foto, berkomentar, update status, game dan masih banyak lagi sementara di media sosial lain berbeda pemanfaatannya dan kelengkapannya sehingga para pengguna sulit berpindah ke-media sosial lain.
Sementara sebuah berita dari surat kabar yang dilansir The Financial Times, Sabtu 15 Mei 2010, mengungkapkan jumlah pengguna Facebook yang memilih menutup akun mereka makin bertambah. Fenomena ini terjadi setelah munculnya kontroversi atas lalainya pengelola Facebook dalam melindungi ruang pribadi (privasi) pemilik akun sehingga kegiatan yang dilakukan di akunnya dapat diintip orang lain. Salah satu pendiri halaman website gadget terkemuka gdgt.com yang diliput oleh stasiun televisi ABC News mengaku sudah tidak mau lagi berurusan dengan Facebook dikarenakan sudah tidak tahan menghabiskan banyak waktu hanya untuk mengatur akunnya agar tidak diintip atau disalin oleh sesama pengguna Facebook yang tidak dikenal. Dengan terus-menerus memantau pengaturan tampilan pribadi yang sangat rumit dan tidak pernah bisa yakin dapat mengendalikan semuanya (The Financial Times, 2010). Kasus lainnya yang menimpa Andrew Brown dalam blog yang di tampilkan The Guardian mengutarakan kekecewaannya kepada Facebook dengan mengatakan “Bila anda peduli dengan privasi anda maupun teman-teman, jangan lagi pakai Facebook karena, kita dianggap sebagai produk bukan konsumennya.” Kejadian ini membuat Facebook memeriksa kembali tingkat privasi jejaringnya dan menemukan bahwa suatu bug yang membuat seorang pengguna dapat mengintip isi percakapan teman-temannya dengan orang lain secara pribadi. Dengan kejadian tersebut banyak pengguna menghapus akunnya dengan jumlah pasti tidak diketahui dikarenakan pengelola Facebook menolak mengungkapkan berapa banyak pengguna yang menghapus akun mereka. Facebook justru hanya mengungkapkan bahwa pengguna aktif Facebook meningkat 10 juta menjadi lebih dari 400 juta orang (The Guardian, 2010). Keberanian Facebook menyatakan terjadi peningkatan pengguna Facebook Salah satu alasan dikarenakan kalangan dewasa muda dikarenakan anak muda jaman sekarang lekat dengan kemajuan teknologi dimana seseorang pasti memiliki gadget yang membuatnya selalu terhubung dengan dunia maya (Wallbridge, 2009). Rumusan Masalah Fenomena – fenomena dimana angka kejahatan yang melibatkan pengguna Facebook meningkat akan tetapi berbanding terbalik dengan pengguna baru yang terus bertambah terutama pada dewasa muda maka rumusan masalah penelitian peneliti ingin melihat gambaran persepsi rasa aman dalam menggunakan media sosial Facebook pada mahasiswa Binus. Maka pertanyaan penelitiannya adalah apakah mahasiswa pengguna Facebook di Universitas Bina nusantara merasa aman saat menggunakan Facebook? Tujuan Penelitian Untuk mengetahui sejauh mana persepsi rasa aman pengguna media sosial Facebook pada mahasiswa di Universitas Bina Nusantara. Manfaat Penelitian Diharapkan dalam penelitian ini dapat menghasilkan sebuah hasil penelitian yang menggambarkan persepsi rasa aman pengguna media sosial Facebook sehingga menjadi acuan dan berguna bagi peneliti, akademisi, pemerintah, dan masyarakat.
METODE PENELITIAN . Definisi Operasional Dan Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu persepsi rasa aman. Dalam penelitian ini peneliti menjelaskan persepsi rasa aman sebagai rasa aman yang dipersepsikan oleh individu yaitu seorang mahasiswa Binus dan aktif menggunakan Facebook. Persepsi rasa aman pengguna Facebook pada mahasiswa Bina Nusantara University diukur dengan menggunakan skala Likert pada kuesioner yang dibagikan dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju dari jawaban kuesioner yang diperoleh dari responden akan menghasilkan sejumlah skor rata-rata yang didapatkan dari masing-masing indikator berdasarkan dimensi-dimensi dalam faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan persepsi seseorang yaitu seperti indikator pengetahuan, pengalaman, dan sikap yang akan menentukan penilaian persepsi rasa aman mahasiswa ketika aktif di media sosial Facebook yang mewakili komponen rasa aman baik fisik maupun psikis. Karakteristik Subyek Penelitian Populasi adalah obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Responden penelitian ini adalah pihakpihak yang dijadikan sebagai responden dalam sebuah penelitian yang mewakili keseluruhan populasi yaitu mahasiswa-mahasiswi dalam satu angkatan yang berkuliah di Universitas Bina Nusantara angkatan 2017, berusia 17-25 tahun dan aktif menggunakan Facebook. Teknik Sampling Sampel adalah sebagian dari keseluruhan data yang di analisis. Sedangkan cara pengambilan sampel disebut teknik sampling. Dalam penelitian ini sampel yang diperoleh menggunakan teknik random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dimana setiap individu memiliki kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Dalam penentuan jumlah sampel dilakukan dengan rumus Slovin. Jumlah sampel yang di analisis dalam penelitian ini sebanyak 100 orang yang merupakan 10 persen dari populasi (Umar, 2004). Dengan total populasi yang berjumlah 7500 orang dari angkatan 2017 (kampus.okezone.com, 2013). Penulis mengambil sampel dengan menggunakan kuesioner dengan 19 pernyataan dalam proses pembentukan kata maupun struktur frase dengan pertimbangan bahwa jumlah tersebut sudah cukup mewakili seluruh dimensi yang ada.
Gambar 1 Rumus Slovin
Dengan cara penghitungan sebagai berikut:
Desain Penelitian Penelitian dibuat dengan metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena yang menghasilkan angka dan diolah secara statistik. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif (John, 2003). Penelitian ini juga dibuat berdasarkan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan sebuah penelitian non-eksperimental. Penelitian deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang, yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menggambarkan atau jawaban pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan (Suswono, 2013). Alat Ukur Penelitian Instrument penelitian ini di ukur dengan menggunakan metode survey dengan membagikan kuesioner. Kuesioner adalah Sejumlah pertanyaan tertulis berisi tentang item-item karakteristik penelitian yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang dapat berupa laporan tentang pribadi dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian (Arikunto, 2006). Penelitian menggunakan skala Likert yang terdiri dari 4 pilihan jawaban yaitu yaitu STS (Sangat tidak setuju), TS (Tidak setuju), S (Setuju), SS (Sangat setuju). Skor yang diberikan untuk item adalah SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1.
Tabel 1 Blueprint Alat Ukur Variabel
Dimensi
Persepsi rasa aman (Schneier, 2008)
Rasa takut psikologis
Definisi Konstruk
Item Favorabel Unfavorabel Kondisi dimana pengguna 1. Saya pernah 18. Saya tidak mengalami mengalami hal bisa hidup ketidaknyamanan,gelisah,dan yang dengan damai tidak tenang. mengecewakan disebabkan ketika Facebook berinteraksi di facebook 3. Saya pernah difitnah di Facebook
Kontrol
Mempunyai kendali penuh pada akun Facebooknya
2. Saya dapat mengatur apapun di akun facebook saya 6. Kadang foto saya muncul tiba-tiba di wall tanpa sepengetahuan saya 7. Saya dapat menyortir mana yang dapat dilihat dan tidak di timeline
Privasi
Keamanan dalam beraktifitas di Facebook tampa diketahui orang asing.
Kesadaran
Menunjukan pengguna sadar apa yang telah diperbuat ketika beraktifitas difacebook
4. Apapun yang saya lakukan di facebook atas kendali saya 14. Berbicara dengan orang asing merupakan sesuatu yang menyenangkan
Kepercayaan
Pengguna percaya dengan keamanan Facebook
5. Saya yakin dengan kredibilitas
10. Konsentrasi saya terpecah ketika beraktifitas di facebook.
19. Saya biasa online facebook tanpa sign out 8. Pengaturan keamanan facebook sungguh membingungkan 12. Saya merasa kesepian ketika tidak menggunakan facebook
11. Kadang saya merasa akun saya tidak
facebook 9. Fitur privasi pada facebook sangat membantu saya Pengalaman atau pengetahuan
Menunjukan pengguna Pernah mengalami tindak kejahatan atau pernah mendengar, membaca berita mengenai kejahatan berkaitan dengan Facebook
13. Saya sering membaca berita kejahatan terkait Facebook 15. Saya sering mendengar berita kejahatan terkait dengan Facebook 16. Akhir-akhir ini sering terjadi tindak kejahatan yang berkaitan dengan Facebook
benar-benar terlindungi
17. Saya khawatir dengan tindak kejahatan di facebook
Validitas Alat Ukur Pendefinisian validitas tes dapat diawali dengan melihat secara etimologi, validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah (Azwar, 2000). Pada penelitian ini, Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 21 selain itu untuk uji validitas konstruk, validitas konten dan Face validity atas persetujuan expert judgment ibu Istiani yang merupakan pembimbing saya. Analisis dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total.
Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas mengarah kepada keakuratan dan ketepatan dari suatu alat ukur dalam suatu prosedur pengukuran. Suryabrata (2000) menyatakan bahwa dalam arti
yang paling luas, reliabilitas alat ukur menunjuk kepada sejauh mana perbedaanperbedaan skor perolehan mencerminkan perbedaan atribut yang sebenarnya. Reliabilitas alat ukur yang juga menunjukkan derajat kekeliruan pengukuran tidak dapat ditentukan dengan pasti melainkan hanya dapat diestimasi. Dalam penelitian ini saya menggunakan metode konsistensi internal dilakukan dengan cara memberikan satu bentuk tes yang hanya diberikan sekali kepada sekelompok subjek (single trial administration). Untuk estimasi reliabilitas, dapat dilihat melalui konsistensi antar item. Dengan menggunakan metode Alpha Cronbach sebuah item yang dikatakan valid jika nilai validitas dan reliabilitasnya sebesar 0,70 ( Uyanto, 2009). Pada percobaan pada 30 responden diketahui Alpha Cronbach sebesar 0,778 yang artinya alat tes pada penelitian ini menggambarkan persepsi rasa aman (Budi, 2006). Pada survey akhir terhadap 100 responden pada penelitian ini didapati Alpha cronbachnya sebesar 0,612 yang cukup menggambarkan persepsi rasa aman. Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha ,612 19
Tabel 2 Reliabilitas Persiapan Penelitian Langkah pertama penelitian ini dengan menentukan judul, kemudian mencari informasi mengenai permasalahan dalam penelitian beserta fenomena-fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, dilanjutkan mencari subjek yang akan di teliti, dan mencari sumber tinjauan pustaka dalam proses ini peneliti menentukan variabel yang digunakan untuk membuat sebuah alat tes beserta itemnya yang diadaptasikan dari teori yang sesuai dengan yang akan diukur. Setelah alat tes selesai dibuat kemudian dilanjutkan pengujian dengan cara menanyakan pada expert judgment yaitu dosen yang ahli dalam pembuatan alat tes. Setelah itu dilakukan uji coba kepada 30 dan 50 responden untuk melihat reliabilitas, dan validitasnya dihasilkan reliabilitas sebesar 0,778 hasil ini diperoleh lewat seleksi tiap item dimana item yang berada diatas 0,250 merupakan item yang baik yang berasal dari 30 item. Sebelumnya Kemudian tahap akhir pembagian kuesioner sudah dapat dilakukan. Berikut ini tabel item yang dihilangkan : Tabel 3 Seleksi Item No Item 2 4 5 9 10 12 13 15 17 23 29
Skor Di Bawah 0,250 0,184 -0,142 0,221 0,243 0,189 0,208 0,040 0,119 0,033 0,207 -0,200
30
-0,093
Dari seleksi item pada Tabel 3.2 diperoleh item yang merupakan item yang baik diatas 0,250 yang dijelaskan sebagai berikut pada Tabel 3.3: Tabel 4 Hasil Seleksi Item Dimensi Rasa takut psikologis Kontrol Privasi Kesadaran Kepercayaan Pengalaman atau Pengetahuan
No Item 1,3,18 2,6,10 7,8,19 4,12,14 5,9,11 13,15,16,17
Pelaksanaan Penelitian Pertama-tama peneliti menentukan sekaligus mencari subjek yang sesuai dengan kriteria dan karakteristik yang akan di beri kuesioner secara acak pada mahasiswa Binus yang masih aktif pada angkatan 2017. Selanjutnya kuesioner disebar kemudian peneliti memberi penjelasan bagaimana cara mengerjakannya dimulai dengan mengisi data pribadi responden dilanjutkan penjelasan tujuan penelitian yang sedang dilakukan, dan cara mengisi kuesioner. Teknik Pengolahan Data Peneliti menggunakan teknik pengolahan statistik dengan menggunakan analisis deskriptif. Teknik ini digunakan untuk melihat nilai range norma skor untuk persepsi rasa aman yang hasilnya dapat menggambarkan bagaimana persepsi rasa aman pada mahasiswa di Universitas Bina Nusantara. Teknik statistik deskriptif, mengacu pada transformasi data mentah ke dalam suatu bentuk yang akan membuat pembaca lebih mudah memahami dan menafsirkan maksud dari data atau angka yang ditampilkan dengan menggunakan SPSS 21 dan Microsoft Excel. Kegunaan utama statistik deskriptif ialah untuk menggambarkan jawaban-jawaban observasi (Sarwono, 2006). HASIL DAN BAHASAN Deskripsi Profil Responden Dari hasil penelitian yang di peroleh dari sampel sebanyak 100 responden yang terdiri dari laki - laki dan perempuan dewasa muda berumur antara 17-25 tahun yang berkuliah di Universitas Bina Nusantara, aktif menggunakan Facebook minimal seminggu sekali, dan memiliki media sosial lain dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 5 Intensitas Penggunaan Facebook No 1 2
Intensitas Penggunaan < 1 jam 1-2 jam
Frekuensi 15 orang 40 orang
3 4 5 6 7
2-3 jam 3-4 jam 4-5 jam 5-6 jam > 8 jam
28 orang 8 orang 6 orang 8 orang 2 orang
Dari hasil penelitian yang dikemukakan pada artikel dalam website telkomsolution yang berjudul perjalanan 10 tahun Facebook yang dimuat pada tanggal 6 Februari tahun 2014 yang mengatakan rata-rata waktu yang dihabiskan pengguna Facebook perbulan sebanyak 8,3 jam atau perhari 27 menit. Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah waktu para pengguna Facebook terbanyak pada rentang waktu 1-2 jam diikuti 2-3 jam. Dapat disimpulkan mahasiswa binus memiliki intensitas lebih lama dari pada umumnya. Tabel 6 Data Penggunaan Media sosial lain No 1 2 3 4
Media Sosial Lain Path Instagram Twitter Line
Jumlah Pengguna 42 orang 32 orang 63 orang 9 orang
Dari tabel diatas dapat diketahui selain Facebook pengguna juga aktif di media sosial lain diantaranya Path,Instagram,Twitter, dan Line sesuai dengan penelitian yang dilakukan majalah online The Marketeers.com tahun 2010 yang mengatakan 1 dari 5 pengguna internet memiliki akun Twitter. Maka dapat simpulkan bahwa para pengguna juga aktif menggunakan media sosial lain terutama Twitter. Tabel 7 Data Usia Pengguna Usia 17 tahun 18 tahun 19 tahun 20 tahun 21 tahun 22 tahun 23 tahun 24 tahun 25 tahun
Responden 4 orang 27 orang 34 orang 19 orang 9 orang 5 orang 2 orang Total 100 orang
Dari tabel diatas diketahui usia pengguna Facebook terbanyak berada di usia 19 tahun dan 18 tahun ini membuktikan bahwa pada usia 19 tahun hingga 30 tahun dimana pada masa tersebut mengalami konflik antara keintiman dan keterasingan sesuai apa yang dikemukakan oleh Erikson (dalam Feist & Feist, 2010). Maka dapat disimpulkan para pengguna menggunakan akun Facebook pada mahasiswa Binus selama 1-2 jam dan juga aktif menggunakan media sosial lain terutama Twitter dengan rentang usia 19 tahun.
Gambaran Persepsi Rasa Aman Pengguna Facebook Dari pengukuran pada seluruh responden dan seluruh item maka diperoleh skor beserta frekuensinya sabagai berikut: Tabel 8 Skor Tiap-Tiap Reponden Dan Frekuensinya Skor 35 36 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 61 69
Frekuensi 1 1 1 5 6 5 9 10 5 10 8 8 6 7 3 2 1 1 1 3 1
Dari skor responden diperoleh rata-rata 49,98 dengan nilai minimum 35, maksimum 69 dan rentang skor 34. Tabel 9 Kriteria dan Rentang Skor Kriteria Skor Rendah Tinggi
Rentang Skor 35-50,5 50,5-69
Jumlah Per-Kriteria 48 orang 46 orang
Dari tabel 4.5 dan 4.6 maka dihasilkan jumlah kriteria rendah dengan rentang skor 35-50,5 sebanyak 48 orang dan tinggi dengan rentang skor 50,5-69 sebanyak 46 orang dengan demikian kriteria rendah lebih banyak dari pada kriteria tinggi. Maka dapat diketahui mahasiswa Binus rata-rata pengguna berusia 19 tahun dengan intensitas penggunaan 1-2 jam yang masuk kriteria rendah dengan kata lain persepsi rasa aman pengguna Facebook pada mahasiswa Binus berada di kriteria rendah yang artinya mahasiswa merasa tidak aman yang dapat dilihat dari skor terbanyak di level rendah dengan rentang skor 35-50,5 sebanyak 48 orang.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari variabel yang digunakan pada bab 2 yang dikemukakan oleh Bruce Schneier mengenai resiko yang mempengaruhi persepsi rasa aman pada pengguna Facebook yang memunculkan beberapa karakteristik yaitu keadaan dimana seseorang mengalami perasaan tidak aman dikarenakan rasa takut yang diakibatkan beberapa peristiwa yang akhir-akhir ini terjadi, kontrol diri, risiko karena keteledoran sendiri, kurang menyadari bahaya apa yang kita perbuat, kepercayaan pada keamanan media sosial tersebut, dan ingatan yang pernah terjadi atau alami sehingga seseorang menjadi lebih protektif atau sebaliknya trauma. Pada penelitian ini dihasilkan bahwa pengguna Facebook mahasiswa Universitas Bina Nusantara merasa tidak aman ketika menggunakan Facebook. Saran Pemenuhan rasa aman sendiri dapat dipenuhi ketika seseorang dengan mudah menggunakan fitur-fitur keamanan di Facebook tampa perlu upaya ekstra, sadar apa yang telah dilakukan dan apa dampak pada dirinya, dapat mengontrol diri agar tidak terlanjur berlebihan sehingga malah membahayakan diri sendiri, tidak mudah percaya pada orang asing yang belum dikenal dan seleksi pribadi pada pertemanan yang menurut dirinya mengenal baik pada orang yang bersakutan sehingga menimbulkan rasa aman. Dalam pengembangan penelitian berikutnya atau penelitian dimasa yang akan datang diharapkan peneliti meningkatkan jumlah responden yang dapat mewakili populasi sehingga data kuesioner yang tidak valid dapat tergantikan oleh responden lain yang mengisi dengan lengkap dan sesuai persepsinya. Adapun masukan lain dari peneliti; Penelitian berikutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada populasi lain yang dapat menyimpulkan keadaan sebuah populasi secara lebih luas sehingga dapat berguna dan menjadi acuan di masa yang akan datang. REFERENSI Sarwono, W. (2009). Pengantar psikologi umum. Red & White Publishing. Sobur., Alex. (2003). Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia. Chaplin, J. P. (2008). Kamus psikologi lengkap. Jakarta: PT Raja Grafindo. Sulipan, H. (2009). Penelitian deskriptif. Retrieved from http://sulipan.wordpress.com/2009/09/28/penelitian-deskriptif-berorientasipeningkatan-mutu-pembelajaran/ Musianto, S. L. (2002). Perbedaan pendekatan kuantitatif dengan pendekatan kualitatif dalam metode penelitian. Journal Manajemen dan Kewirausahaan, 1-13. Schneier, B. (2008). The psychology of security. Retrieved from http://www.schneier.com/essay-155.html Feist, j., & Feist, j.G. (2010). Teori kepribadian (7 ed.). Jakarta, Penerbit: Salemba Humanika.
Santoso, S. (2009). Panduan lengkap menguasai statistik dengan SPSS 17. Jakarta, Penerbit: PT Elex Media Computindo. Uyanto, S.S. (2009). Pedoman analisis data dengan SPSS (3 ed.). Yogyakarta, Penerbit: Graha Ilmu. Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bandung, Penerbit: Graha Ilmu. Goble. & Frank, G. (1987). Mazhab ketiga:psikologi humanistik abraham maslow.Penerbit: Kanisius. Tarwoto, Wartonah. (2006). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Jakarta, Penerbit: Salemba Medika. Hidayat, A.A.A. & Musifatul, U. (2004). Buku saku praktikum kebutuhan dasar manusia. Jakarta, Penerbit: EGC. Degelman, D. (2011). APA style essentials. Retrieved from http://psychology.vanguard.edu/wpcontent/uploads/2011/07/apastyleessential s.pdf Maulana, A. (2013). Kuartal dua 2013 pengguna facebook capai 1,15 Miliar akun. Retrieved from http://tekno.liputan6.com/read/648844/kuartal-dua-2013pengguna-facebook-capai-115-miliar-akun Facebook. (2013). Retrieved from http://id.wikipedia.org/wiki/Facebook Valentino. (2013). Retrieved from http://teknologi.kompasiana.com/internet/2013/08/14/user-indonesia-mulaimeninggalkan-facebook-580982.html Deliusno. (2013). Retrieved from http://tekno.kompas.com/read/2013/09/20/1629066/Tiap.Hari.33.Juta.Orang.I ndonesia.Buka.Facebook Metode Penelitian. (n.d.) Retrieved from http://lib.uinmalang.ac.id/thesis/chapter_iii/05920020-zamroni.ps Annie, y.s., Lau, Elia, G. Dkk. (2012). Social media health-what are the safety concerns for health consumers. Journal of Health Information Management, vol 41. Zimmerman.John., (2011). VIC: Judge point to perils of social media. Sydney: Australian Associated Press Pty Limited. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/911082183?accountid=31532 Rapacki,Sean. (2007). Social networking sites: Why teens need place like myspace. Chicago: United States. American Library Association. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/217686659?accountid=31532 Nurullah,A., Arifin,S,A. (2012). Transformasi sosial kelas menengah. Jakarta: Jurnal nasional. Retrieved from http://www.jurnas.com/halaman/10/201204-09/205019 Girl, Scouts of USA. (2010). House education and labor subcommittee on healthy families and communities hearing: Ensuring Student Cyber Safety. Lanham: United States. Federal Information and News Dispatch, Inc. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/859338336?accountid=31532 Kolb & Nancy.(2012). Law enforcement goes social to prevent and prepare. Alexandria: United States. National Sheriff’s Association. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/1315171508?accountid=31532 Rantiastuti, S.M., Purwasito, A. (2013). Motif penggunaan social media di kalangan remaja jalanan. Surakarta:Universitas Sebelas Maret. Emzir. (2010). Metode penelitian pendidikan kuantitatif dan kualitatif. Jakarta. Penerbit: Rajagrafindo Persada
Sukardi. (2008). Metodologi penelitian pendidikan kompetensi dan praktiknya. Jakarta. Penerbit: Bumi Aksara. Wallbridge, R. (2009). How safe is your facebook profile?privacy issues of online social networks. ANU Undergraduate Research Journal,vol.1. Pengertian kecemasan dan faktor penyebabnya. (2012). Retrieved from http://www.duniapsikologi.com/kecemasan-pengertian-dan-faktorpenyebabnya/ Virianita, R. (2011). Penggunaan internet sebagai media komunikasi dalam menciptakan hubungan akrab. Bogor. Devi, E., Fakhriyana, I.,Sauliyusta, M., Dkk. (2011). Konsep caring. Depok. Purwasito, A.,& Safitri, M. (n.d.). Motif penggunaan social media di kalangan remaja jalanan.Surakarta. Ariyanti, S., Abdul., Elly. (n.d.). Hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap rumah sakit. Bau-bau: Sultra. Fitriani, A. (2013). Gambaran disonansi kognitif pada mahasiswa pelaku prokrastinasi akademik di Universitas Bina Nusantara. Jakarta. Fauzie, L. (2013). Hubungan Antara self-disclosure online dengan penggunaan internet bermasalah pada remaja pengguna situs jejaring sosial Facebook. Jakarta. Wulandari, A. (2013). Gambaran motivasi berprestasi siswa kelas 5 dan 6 di Sekolah Alam Cikeas. Jakarta. Saputra, R. (2012). Pemenuhan aspek kebutuhan rasa nyaman dan aman pasien. Retrieved from http://robbysaputrasiakper.blogspot.com/2012/04/pemenuhanaskepkebutuhan-rasa-nyaman.html Goble, & Frank, G. (1987). Mazhab ketiga: Psikologi humanistik abraham maslow. Penerbit: Kanisius. Maslow, A. (1984). Motivasi dan kepribadian. Penerbit: Pustaka Binaman Pressindo. Mannopo, I. (2013). Menentukan ukuran sampel menggunakan rumus slovin dan tabel kresjcie-morgan. Retrieved from http://ianmanoppo.blogspot.com/2013/05/menentukan-ukuran-sampelmenggunakan.html Siawan, D. (2013). Persepsi mahasiswa binus jurusan marketing communication terhadap tayangan reportase investigasi di trans tv. Jakarta. Lasiter, S. (2013). Older adults perception of feeling safe in an intensive care unit. Retrieved from http://udini.proquest.com/view/older-adults-perception-offeeling-goid:903290625/ Risk perception. (n.d.). Retrieved from http://www.bvsde.paho.orgtutorial6ipdftopic_04.pdf Jumlah facebooker semakin berkurang. (n.d.). Retrieved from http://www.infospesial.net/old/other/jumlah-facebook-er-semakinberkurang.html Siahaan, J. (2011). Hati-hati ber-facebook. Retrieved from https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=332298130120942&id =246168725404983 Valentino. (2013). Mengapa masyarakat indonesia menyukai facebook. Retrieved from
http://teknologi.kompasiana.com/internet/2013/01/08/mengapamasyarakatindonesia-menyukai-facebook-517443.html Faisal, R. (2013). Lulusan IT punya masa depan cerah. Retrieved from http://kampus.okezone.com/read/2013/06/14/373/821971/lulusan-it-punyamasa-depan-cerah Widodo, B. (2006). Reliabilitas dan validitas konstruk skala konsep diri untuk mahasiswa indonesia. Jurnal Psikologi Universitas Dipenogoro Vol.3 no.1. Rachman, J. (2012). Pengaruh implementasi crime prevention through environmental design (CPTED) terhadap persepsi rasa aman penghuni perumahan grand puri laras. Depok. Rizky, T. (2013). Gambaran persepsi rasa aman wanita dewasa muda jakarta terhadap angkutan umum taksi. Jakarta. Yunikasari, D. (2013). Perbedaan persepsi rasa aman pada wanita dewasa muda jakarta terhadap mikrolet dan commuter line. Jakarta. Desi, K. dan Fuad, H. (n.d). Hubungan antara kebutuhan rasa aman dengan partisipasi politik pada kader partai keadilan sejahtera di kecamatan ngemplak. Yogyakarta. RIWAYAT PENULIS Erik Santoso lahir dikota Bandung pada tanggal 6 September 1988. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Psikologi pada tahun 2014.