Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
90
Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook (Analysis of Impression Management of Facebook Users) Elis Alfiyah, Raudlatul Jannah Program Studi Sosiologi, FISIP Universitas Jember Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 Email:
[email protected] Abstract The use of facebook as a social network site wins a lot of demands. Moreover, in Indonesia, facebook fever becomes a trend among young people. The phenomenon of facebook use in Indonesia has been widespread in many areas such as in Jember Town. The town is also supported by the existence of educational facilities such as state universities, one of which is the University of Jember. Facebook has become a means of making an impression management in facebook. This research was aimed to identify, describe and analyze the impression management of facebook users conducted by students of UNEJ in accordance with the impression management theory by Erving Goffman. The method used in this research was qualitative with purposive sampling technique. The research results showed that the impression that one wanted to show was in line with certain situation and condition depending on the audience. The impressions that one wanted to show up, among others, were impression of a university student, impression of people in pairs, impression of people who love traveling, impression of beautiful look, impression of confusion, impression of familiarity and impression of people who like sports. The impression management could not be separated from the appearance through clothing, makeup, and items such as purse or laptop, then the manner or style shown through expression described in photographs such smiling, staring eyes. It can be concluded that someone is considered more ideal when he is able to behave and act in accordance with common view as an individual who always interacts in community live, so facebook users always show and manage a good or positive impression in his friendship networks. Keywords: impression management, facebook users, expected roles
Pendahuluan
muda. Fenomena penggunaan facebook di
Penggunaan facebook sebagai situs jejaring sosial semakin banyak peminatnya.
Indonesia menyebar luas di berbagai wilayah seperti halnya di kota Jember.
Catatan dari Alexa.com juga mengungkapkan
Kota Jember memiliki letak yang
bahwa facebook tetap menjadi situs yang
cukup strategis, berbatasan dengan beberapa
paling
Indonesia
kota seperti Probolinggo dan Lumajang. Selain
(Julianita, 2012:3) maka tidak heran, demam
itu tersedianya sarana dan prasarana seperti
facebook menjadi kecenderungan di kalangan
fasilitas wifi juga banyak tersebar di beberapa
banyak
dikunjungi
di
e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
wilayah
di
daerah
Jember
91
khususnya
penggunaan facebook. Mahasiswa yang dalam
lingkungan kampus. Ditambah lagi dengan
aktivitas sehari-harinya tidak lepas dengan
akses jaringan internet yang cepat juga
internet sebagai penunjang perkuliahannya
memberikan pengaruh terhadap meluasnya
juga terpengaruh adanya fenomena jejaring
fenomena penggunaan jejaring sosial. Kota
sosial facebook. Mahasiswa menjadi salah satu
Jember memiliki beberapa perguruan tinggi
bagian
negeri, sehingga terdapat banyak mahasiswa
keunikan jejaring social facebook sehingga
yang sedang menjalankan studinya. Aktivitas
hampir sebagian besar mahasiswa memiliki
yang dijalani mahasiswa erat kaitannya dengan
facebook. Tak jarang dari mereka mengguna-
internet guna menunjang perkuliahan maupun
kan facebook di sela-sela aktivitasnya sehari-
pergaulannya sehari-hari.
hari, baik melalui fasilitas wifi dengan
Kecenderungan penggunaan facebook dari
fenomena
masyarakat
yang
menyukai
menggunakan laptop maupun ponsel.
sebagai jejaring sosial di kota Jember tidak lepas
dari
Mahasiswa yang merupakan kalangan
kecenderungan
muda, dengan hadirnya facebook menjadi
masyarakat yang selalu mengikuti apa yang
lebih leluasa dalam membuat update status,
menjadi
tahun
upload foto dan membuat catatan tentang diri
terakhir ini. Facebook memang menjadi sarana
yang menunjukkan aktivitasnya sehari-hari.
kebutuhan
dalam
Seperti aktivitas mahasiswa yang sedang
menunjang
aktivitas
pusat
perhatian
beberapa
berkomunikasi sehari-hari
yang
sehingga
menjalani
perkuliahan
yang
kemudian
memudahkan orang dalam menjalin relasi
ditampilkan dalam update status dan foto yang
dengan orang lain. Berbagai fasilitas yang ada
menyertakan pula lokasi kampus sehingga
memungkinkan pengguna untuk mengungkap-
dapat dilihat oleh teman dalam jaringannya.
kan aktivitasnya untuk menampilkan kesan
Manajemen
kesan
berdasarkan
atas dirinya, yang pada dasarnya mempunyai
pemikiran Erving Goffman (2012), selalu
suatu tujuan tertentu yang cenderung lebih
berkaitan dengan elemen-elemen pendukung
menonjolkan aspek-aspek individual tentang
yaitu appearance atau penampilan yang terdiri
dirinya yang mengarahkan pada kesan yang
atas pakaian, make up. Manner atau gaya
diinginkan.
berkaitan dengan cara berinteraksi dan setting
Artikel ilmiah ini menekankan pada
yang
menunjukkan
lokasi
atau
tempat
kajian manajemen kesan pengguna facebook di
berlangsungnya peran. Masing-masing elemen
Jember. Kota Jember sendiri merupakan kota
tersebut berperan penting dalam menciptakan
yang cukup strategis, ditambah lagi adanya
sebuah kesan dalam frontstage. Selain itu,
perguruan tinggi negeri seperti Universitas
terdapat ranah backstage yang terdapat hal-hal
Jember
yang disembunyikan oleh pengguna facebook
yang
mendukung
kecenderungan
e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
dalam kehidupannya sehari-hari dan menjadi bagian untuk mempersiapkan kesan yang
92
Tinjauan Pustaka Manajemen kesan
nantinya akan ditunjukkan dalam front. Untuk
Impression
management
atau
memberikan kesan yang baik, seseorang
manajemen kesan merupakan bagian dari teori
melakukan manajemen kesan melalui apa yang
dramaturgi yang juga dikembangkan oleh Erving
tampil dalam frontstage dan backstage. Oleh
Goffman pada tahun 1959 dan juga telah
karena itu, artikel ilmiah ini berfokus meneliti
dijelaskan dalam bukunya yang berjudul “The
tentang manajemen kesan pengguna facebook
Presentation
yang mendasarkan pada teori manajemen
(http://elib.unikom.ac.id). Menurut Goffman,
kesan Goffman.
impression management yang selalu berkaitan
Alasan
perlu
dilakukan
penelitian
of
self
in
Everyday
Life”
dengan sebuah pertunjukkan drama, yang
manajemen kesan, tidak lepas dengan interaksi
seorang
sosial yang menjadi bagian dalam kehidupan
lingkungan dan audien yang bertujuan untuk
manusia. Hal tersebut dapat didekati dan lebih
memberikan sebuah kesan yang lebih konsisten
dipahami dengan teori manajemen kesan
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh individu
Erving Goffman yang menjelaskan bahwa
itu (http://elib.unikom.ac.id). Untuk mencapai
gambaran kehidupan sosial yang dijalani oleh
tujuan tersebut, setiap individu pada kenyata
seorang individu dianalogikan sebagai sebuah
annya melakukan konstruksi atas diri mereka
pertunjukkan drama (http://elib.unikom.ac.id).
dengan cara menampilkan diri (http://ejournal.
Adanya
kecenderungan
penggunaan
aktor
pelakunya
dibentuk
oleh
stainpurwokerto.ac.id).
jejaring sosial facebook di kalangan muda
Basis konsep Goffman ada pada front,
khususnya mahasiswa di kota Jember menjadi
yang akan dilihat oleh orang lain. Goffman
suatu fenomena yang menarik untuk diteliti.
(dalam Ritzer, 2009:400) berbicara mengenai
Apalagi di kota Jember fenomena penggunaan
panggung depan (front stage).
facebook
juga
kalangan
Front adalah bagian pertunjukan yang
mahasiswa yang biasanya tidak lepas dengan
umumnya berfungsi secara pasti dan umum
internet
aktivitasnya.
untuk mendefinisikan situasi bagi orang yang
Facebook tidak hanya dijadikan sarana interaksi
menyaksikan pertunjukan. Dalam front stage,
sosial, namun menjadi sarana untuk melakukan
Goffman membedakan antara setting dan front
manajemen kesan. Oleh karena itu, artikel ilmiah
personal. Setting mengacu pada pemandangan
ini bermaksud mengungkap manajemen kesan
fisik yang biasanya harus ada di situ jika aktor
pengguna
memainkan perannya. Tanpa itu biasanya
dalam
mempengaruhi menunjang
facebook
berdasarkan
manajemen kesan Erving Goffman.
teori
aktor tidak dapat memainkan perannya. Front terdiri
e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
atas
berbagai
macam
barang
Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
perlengkapan
yang
bersifat
93
menyatakan
individu bisa menyampaikan jumlah informasi
perasaan yang memperkenalkan penonton
yang mengejutkan yang terlihat dalam suatu
dengan aktor dan perlengkapan itu diharapkan
ekspresi
oleh penonton dipunyai oleh aktor”.
terangkat, dan menyipitkan mata yang mampu
seperti
senyum,
cemberut,
alis
Manajemen kesan tidak lepas dengan
menyampaikan sebuah pesan yang jelas
kondisi dalam front yang terdapat audience
berbeda (http://sparknotes.com). Selain itu,
yang melihat seorang individu berusaha
Goffman juga membahas panggung belakang
memainkan peran dengan baik agar orang
(back stage) dengan fakta disembunyikan,
yang melihat memahami tujuan dari individu
dalam kondisi tidak ada penonton. Individu
tersebut. Goffman kemudian membagi front
mempersiapkan
personal yang terdiri atas appearance dan
kondisi yang akan dihadapinya. Berkaitan
manner.
dengan penggunaan facebook sampai pada
Keduanya
menunjukkan
berfungsi
status
sosial
untuk seseorang
batasan
mana
frontstage
sesuai
dengan
atau
backstage
menampilkan
kesannya
berdasarkan tampilan dirinya. Selain itu
seseorang
appearance dan manner digunakan untuk
melalui update status dan foto. Melalui apa
memaksimalkan peran yang dimainkan dalam
yang ditampilkan dalam facebook merupakan
situasi
fronstage atau backstage seorang pengguna
tertentu
manajemen
menjadi
kesan
bagian
dari
(http://sparknotes.com).
yang
perannya
facebook.
Appearance atau penampilan meliputi berbagai
Hal inilah yang memicu seseorang
jenis barang yang mengenalkan pada status
untuk secara terus-menerus memanajemen
sosial seseorang. Penampilan juga dapat
kesannya dalam facebook melalui cara-cara
membentuk
memberikan
yang tentunya berbeda dengan yang lain untuk
petunjuk bagaimana orang akan berpikir
meninggalkan kesan yang baik pada lawan
mengenai diri kita. Dalam penampilan untuk
interaksi dan memuluskan jalan mencapai
mendukung pertunjukannya meliputi pakaian,
tujuan. Lebih jauh lagi, dengan mengelola
make up. Manner atau gaya mengenalkan
informasi yang kita berikan kepada orang lain,
kepada penonton, peran apa yang diharapkan
kita akan mengendalikan pemaknaan orang
aktor untuk dimainkan pada situasi tertentu.
lain terhadap diri kita. Hal itu digunakan untuk
Melalui
memberi tahu kepada orang lain mengenai
karakter
gaya
yang
dan
menunjukkan
cara
seseorang berinteraksi terdapat suatu upaya
siapa kita (Mulyana, 2001: 112).
untuk membuat orang lain membentuk kesan
Untuk memerankan sebuah karakter
tertentu. Manner terdiri atas gerak tubuh,
dengan sukses, seorang individu memerlukan
ekspresi wajah, dan bahasa tubuh. Ekspresi
atribut-atribut yang dibutuhkan dalam manajemen
wajah bisa menyampaikan informasi. Seorang
kesan
e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
(http://media.pfeiffer.edu.html).
Hal
Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
tersebut
melibatkan
beberapa
cara
94
yang
individu atau tempatnya yang di dalamnya ada
digunakan oleh aktor untuk memelihara kesan
hubungan dengan orang lain, termasuk apa
tertentu di hadapan audience. Dalam memilih
yang diperkenalkannya pada orang lain.
audience yang sesuai merupakan salah satu
Konsep
identitas
berawal
dan
cara yang oleh Goffman disebut dengan
dipengaruhi oleh konsep lain yaitu status dan
mistifikasi. Seringkali individu cenderung
peran
memistifikasi
Status diartikan sebagai tempat atau posisi
pertunjukannya
dengan
(http://ejournal.stainpurwokerto.ac.id).
membatasi hubungan dengan audien (Ritzer,
seseorang
2009:401). Oleh karena itu, individu memilih
berkaitan dengan hak dan kewajiban, sedang
audience yang baik, karena berpengaruh besar
kan peran merupakan aspek dinamis dari status
terhadap manajemen kesan yang dilakukan
(Soekanto, 2007: 212). Apabila seseorang
oleh individu tersebut. Namun, pada dasarnya
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
individu bisa menjadi audien bagi dirinya
dengan status sosialnya, ia menjalankan suatu
sendiri.
peran.
Individu
membayangkan
dirinya
dalam
kelompok
sosial
yang
dilihat oleh orang lain, sehingga ia bisa menentukan bagaimana pertunjukannya akan
Internet sebagai Sarana Media Komunikasi
berlangsung. Tindakan yang dilakukan oleh
(Interaksi Sosial)
individu tersebut merupakan bagian dari
Kemajuan teknologi merupakan hal
manajemen kesan untuk menjaga citra diri dan
pendukung yang membuat interaksi jauh lebih
berusaha sebisa mungkin untuk menghindari
mudah. Internet merupakan jaringan komputer
menjadikan
yang dapat menghubungkan suatu komputer
citra
tersebut
tidak
ideal
(Mulyana, 2001:107).
dengan jaringan komputer lain sehingga dapat berkomunikasi sebagai media yang tercepat
Tinjauan tentang Identitas
mengalami inovasi dan dapat menyesuaikan
Identitas berkaitan dengan deskripsi
dengan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan
mengenai individu. Syam (2009) mengatakan
masyarakat dapat terkoneksikan ke dalam
bahwa diri seseorang adalah objek sosial
jaringan
dengan siapa ia berkomunikasi yang menjadi
Kemajuan
objek sosial yang biasa disebut identity,
memungkinkan masyarakat untuk memper
sesuatu yang dapat diklasifikasikan atau dibagi
mudah komunikasi kapanpun dan di manapun.
dalam objek-objek sosial sehingga identitas
Pada dasarnya seseorang yang mengakses
kita adalah nama, sebutan bagi diri kita.
internet sebagai sarana untuk mencapai sebuah
Sementara itu, Stone (dalam Syam, 2009:73)
tujuan, baik untuk mempermudah komunikasi
menjabarkan identitas sebagai lokasi sosial
maupun
e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
internet
(Bungin,
teknologi
sebagai
2009:
melalui
sarana
135). internet
mendapatkan
Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
95
informasi. Internet sebagai sarana interaksi
yang dimiliki dengan menuangkan semua yang
sosial memang menjadi sangat diminati oleh
dipikirkan atau ungkapan perasaan seseorang
berbagai kalangan, namun pada realitasnya
melalui kata-kata yang dituliskan dalam update
dalam proses interaksinya internet sebagai
status yang mengarahkan pada kesan-kesan yang
sarana untuk mencapai tujuan yang yang
diinginkan. Pengguna dapat meng-upload foto
diinginkan dengan melakukan pengelolaan
yang kemudian dimasukkan dalam sebuah
kesan.
album pengguna. Pengguna facebook seringkali menampilkan foto yang mengarahkan kesan apa
Facebook sebagai Ruang Sosial
yang
Secara sederhana Facebook memberikan
diinginkan.
disediakan
oleh
Berbagai jejaring
fasilitas sosial
yang
facebook
kemudahan kepada pengguna mengenai aplikasi
memungkinkan seorang pengguna untuk menata
yang tersedia di dalamnya. Kemudahan dan
tampilannya. Ketika seorang pengguna facebook
ketersediaan fitur memungkinkan pengguna
akan
facebook dalam mengelola kesan sesuai dengan
mengunggah foto dan mengungkapkan aktivitas
apa yang diinginkan. Hal ini seperti diungkapkan
yang dilakukan, pada dasarnya pengguna
oleh Hiyadin (http://isjd.pdii.lipi.go.id) beberapa
facebook ingin mengungkapkan sesuatu kepada
fitur yang terdapat di facebook, yaitu profil berisi
teman
informasi pribadi secara lengkap mengenai
mengarahkan pada kesan yang sebenarnya ingin
nama, alamat, hobi, status hubungan dan lain-
disampaikan.
melakukan
dalam
pembaharuan
jaringannya,
status,
sehingga
lain. Halaman profil merupakan fitur yang biasanya dilihat oleh pengguna facebook untuk
Metode Penelitian
mengetahui gambaran seseorang yang akan
Proses pengumpulan informasi terhadap
menjadi temannya dalam jaringan sosialnya.
informan menggunakan purposive sampling.
Wall merupakan fitur yang paling banyak
Pengumpulan data melalui observasi, wawan
digunakan yakni ruang di halaman profil
cara mendalam, dokumentasi, dan studi pustaka.
pengguna
untuk
Dalam menganalisis data, yang dilakukan adalah
mengekspresikan pikiran dan tulisan berisi
penyajian data, interpretasi data, konfirmasi teori
pesan, pandangan, serta perasaan, kesan, foto,
yang digunakan dalam penelitian, kemudian
tautan bagi sesama pengguna facebook yang
dituangkan dalam suatu kesimpulan.
yang
dapat
digunakan
pesan tersebut tercantum dengan jelas waktu pengirimannya. Update status merupakan fasilitas di
Hasil dan Pembahasan 1. Alasan Penggunaan Facebook
mana seseorang bisa berkomunikasi dengan
Keunikan jaringan sosial facebook
semua teman yang ada dalam jaringan facebook
menjadi daya tarik bagi pengguna facebook.
e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
96
Terlebih lagi, dengan jangkauan yang luas dan
setelah mengikuti SNMPTN. Apalagi pada
cepat sehingga menjadi lebih kompleks.
masa awal kuliah, ia mulai menjalin relasi
Keberadaan facebook menjadi kecenderungan
dengan teman-teman yang baru dikenalnya.
komunikasi baru yang membuat ratusan orang
Dengan adanya perkembangan jejaring sosial,
telah mengintegrasikan penggunaan jejaring
ia beralih menggunakan facebook. Selain itu,
sosial ke dalam kehidupan sehari-hari (Flower
pembuatan facebook didorong oleh orang-
dan Christakis, 2010: 322). Pada dasarnya
orang terdekat seperti teman-teman atau
facebook
keluarga
memberikan
kemudahan
bagi
agar
tetap
berhubungan
baik
seseorang untuk mencapai apa yang diingin
(http://.uab.edu//humancommunication). Hal tersebut
kan, misalnya untuk menjalin relasi dengan
ternyata tidak hanya teman yang mendorong
orang-orang yang menarik bagi individu yang
seseorang membuat facebook, namun ajakan
kemudian mengarahkan pada pengelolaan
dari pasangan menjadi daya tarik pembuatan
kesan. Secara rinci alasan pengguna facebook
facebook agar komunikasi berjalan dengan
dapat dijelaskan berikut.
lancar di antara keduanya.
2 Ketertarikan Penggunaan Facebook
1.3 Facebook sebagai Sarana Interaksi
Facebook menjadi media komunikasi
Sosial
yang sangat digemari oleh kalangan muda.
Facebook menjadi sarana interaksi
Memang sebelumnya terdapat jejaring sosial
sosial yang sangat digemari oleh sebagian besar
pertemanan yang biasa disebut Friendster,
orang khususnya kalangan remaja. Selain itu,
namun
terdapat
facebook dipakai untuk menunjang aktivitas
jejaring sosial yang terbaru yakni facebook.
yang dilakukan oleh pengguna facebook yang
Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi
ditampilkan dalam update status dan foto.
yang seringkali dilakukan oleh kalangan muda
Adanya jejaring sosial facebook, memberikan
melalui
televisi
kesempatan bagi invidivu untuk semakin
situs
memperluas dan mempererat jalinan interaksi
jejaring sosial facebook yang lebih baik dan
dengan orang lain. Kalangan remaja yang tidak
lebih
lepas
pada
perkembangannya
internet
memberikan
ataupun
informasi
bagus
media
bahwa
daripada
ada
friendster
dengan
lingkungan
pergaulannya
(http://repository.upnyk.ac.id). Pada akhirnya,
sehingga mereka mulai menjalin relasi dengan
sebagian besar pengguna jejaring sosial mulai
orang lain yang cenderung dipilihnya. Setiap
beralih menggunakan facebook. Seperti yang
orang bebas untuk memilih dengan siapa
diungkapkan
informan
menjalin pertemanan. Kalangan remaja seperti
bernama Firman bahwa ia sudah memiliki
masa tersebut lebih menonjolkan identitas
facebook semenjak awal kuliah, tepatnya
dirinya melalui penampilan update status dan
oleh
salah
satu
e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
97
foto. Penggunaan facebook tidak hanya sekedar
pengguna facebook baik teman lama maupun
pengekspresian diri melalui status ataupun foto
memperluas jaringan pertemanannya. Seperti
agar dilihat oleh teman dalam jejaring sosial,
yang diungkapkan oleh Lili dan Sani
namun
terkait
pula
dengan
bagaimana
menjalani pergaulan di dunia facebook yang memiliki keunikan sendiri sebagai jejaring sosial. Berdasarkan uraian tersebut, muncul alasan
yang
menggunakan ditemukan
mendorong
informan
facebook.
Berdasarkan
beberapa
alasan
untuk data
mahasiswa
menggunakan facebook. a. Facebook
sebagai
Sarana
Menjalin
Relasi Pertemanan Facebook sebagai media komunikasi yang memungkinkan orang untuk menjalin relasi dengan
teman
yang
sudah
lama
tidak
ditemuinya. Melalui facebook, seseorang bisa mempertahankan relasi yang sudah dibangunnya
“Bisa ketemu sama temen-temen lawas itu lho, kan yang tak konfirm itu cuma temen-temen yang aku kenal, Jadi temenku mulai TK sampe sekarang terus kalau ada pengumumanpengumuman pisan kayak misale, hm, infoku kuliah iku mesti masuknya di facebook”. (Lili) “Buat komunikasi sama temen lama, soalnya emang kan sama temen SMA udah jarang ketemu, dan aku bikin facebook itu ya karena sesuai dengan tujuan awalnya pengen komunikasi aja sama temen yang lama, soalnya pada punya facebook semua, kayak gitu mbk, itu tujuan komunikasinya tapi lambat laun setelah ternyata facebook itu fungsinya bukan buat komunikasi juga tapi sekarang menurutku bisa buat unjuk gigi, bisa nulis opini juga, bisa buat sharing juga” (Sani).
sehingga memudahkan dalam menjaga jalinan pertemanan tersebut. Memang pada dasarnya masa remaja beranjak dewasa lebih banyak ditandai dengan upaya mencari keseimbangan antara kebutuhan otonomi dan kebutuhan keterjalinan (Santrock, 2007:193). Facebook menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan keterjalinan seorang individu dengan orang lain dengan membentuk sebuah relasi. Selain itu, kemudahan yang disediakan untuk pengguna facebook agar tetap bisa berhubungan dengan teman dan keluarga serta mengelola komunikasi antara satu dengan yang lainnya dengan baik (http://www.uab.edu/communication). Facebook menjadi sarana untuk tetap menjalin relasi
Facebook
memang
dibuat
guna
mempererat sebuah pertemanan yang kental dengan fitur dan kemampuan seperti membuat pertemanan
dan
terus
bisa
berhubungan
dengan teman-teman melalui “wall” (Juju dan Sulianta, 2010:15). Facebook menjadi sarana dalam menjalin relasi dengan orang lain khususnya pertemanan yang erat seperti teman lama atau sahabat. Sebagian besar informan menjalin pertemanan dengan orang-orang yang cenderung dipilih, karena mayoritas ingin tetap menjalin relasi dengan orang-orang yang sudah dikenal dalam kehidupan sehari-hari. b. Facebook sebagai Sarana Menunjukkan Identitas Diri
dengan teman-teman yang ada dalam kehidupan e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
98
Jejaring sosial facebook memberikan
update status yang biasanya dilakukan oleh
pengaruh pada pola komunikasi masyarakat.
pengguna facebook. Tidak jarang melalui foto
Gambaran mengenai identitas seseorang dapat
yang menampilkan bentuk ungkapan yang
dikomunikasikan melalui facebook. Identitas
menunjukkan
seseorang tersebut tersebut dapat terlihat dari
pengguna facebook. Biasanya hal tersebut
profil pengguna yang berisikan deskripsi
lebih mengekspresikan emosinya. Emosi dapat
informasi yang mampu memberikan gambaran
bersifat lebih spesifik dan terwujud dalam
identitas sosial yang dimilikinya. Inilah yang
bentuk
menjadi
akan
bergantung pada situasi (Santrock, 2007:200).
mengenal atau ingin mengetahui bagaimana
Pengguna facebook yang mayoritas kalangan
karakter yang tercermin dari seseorang yang
muda seringkali mengekspesikan emosi dalam
ingin dikenalnya.
sebuah update status dan foto yang mewakili
c. Facebook sebagai Ekspresi Diri
perasaannya.
acuan
seseorang
ketika
Facebook yang menjadi salah satu
apa
gembira,
yang
sedang
marah,
dan
dialami
seterusnya
d. Facebook sebagai Sarana Tampil Eksis
produk internet ini menjadi tempat yang paling
Dengan adanya jejaring social, facebook
disukai oleh kebanyakan orang. Sebagian
menjadi sarana bagi kalangan muda yang selalu
besar orang rela mengakses internet demi
ingin tampil eksis di sela aktivitas sehari-hari
facebook, padahal dulunya internet bukan
(http://pujamandela.wordpress.com). Pengguna
teknologi yang mudah bagi kebanyakan orang,
facebook
dari berbagai latar belakang pendidikan, usia
caranya sendiri. Pengguna seringkali memper
dan status, mulai menggunakan internet demi
barui update status dalam jejaring sosialnya agar
mengekspresikan
facebook,
terlihat lebih eksis. Mereka seringkali juga
utamanya bagi kalangan muda (Juju dan
menginginkan update status yang ia tampilkan
Sulianta,
2010:25).
Pada
tersebut
mendapat penilaian yang baik atau jumlah orang
seseorang
akan
lebih
menunjukkan
yang menyukainya semakin banyak. Pengguna
kemampuannya untuk mengkomunikasikan
facebook yang rajin dalam meng-update status,
sudut pandangnya melalui pola komunikasi
mengunggah foto yang menampilkan dirinya
sebagai sarana ekspresi diri.
agar dikenal oleh teman dalam jaringannya.
dirinya
pada masa
berupaya
menjadi
eksis
dengan
Selain itu, melalui facebook kalangan
Pada dasarnya mereka ingin diakui tentang
muda berekspresi sesuai dengan apa yang
keberadaan dirinya dengan membagikan update
diinginkan, misalnya dengan foto atau gambar
status terbaru yang menarik perhatian teman
yang mereka bagikan dalam jaringannya
dalam jejaring sosialnya sehingga pengguna
menjadi
facebook terlihat eksis.
suatu
sarana
baginya
untuk
menunjukkan ekspresinya. Begitu juga dengan e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
e. Facebook sebagai Sarana Kebutuhan Komunikasi
jaringannya tidak terlepas dengan kesan yang ssebenarnya ingin ditampilkan.
Facebook menjadi sarana seseorang dalam menjalin komunikasi dengan teman
2.1 Konfirmasi Pertemanan sebagai Cara Memilih Audience
dalam jaringannya. Facebook menjadi bagian yang
tak
99
terpisahkan
kehidupannya.
baik melalui foto maupun update status
Facebook dijadikan sarana untuk mengkomuni-
disesuaikan dengan situasi lingkungannya
kasikan aktivitas yang dilakukan seseorang.
yaitu audience. Pengguna facebook biasanya
Kebutuhan adanya penyesuaian diri seseorang
mempunyai pertimbangan dalam mengkonfir-
dalam kelompok pertemanannya muncul sebagai
masi pertemanan, sehingga bisa diketahui
akibat adanya keinginan bergaul dengan mereka
siapa yang melihat dan terlibat dalam mana
(Mappiare, 1982: 145). Hal tersebut menjadikan
jemen kesan. Pengguna facebook biasanya
facebook sebagai sarana bagi seseorang agar
memilih teman yang tergabung dalam jaringan
selalu terhubung dengan orang-orang yang ada
pertemanannya.
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya teman
tersebut menjadi bagian untuk manajemen
dalam pergaulannya sehingga untuk memenuhi
kesan karena telah dipilih sesuai dengan kesan
kebutuhan
yang
akan
dari
Manajemen kesan berupa penampilan
komunikasinya,
pengguna
akan
Aktivitas
ditampilkan
memilih
oleh
teman
pengguna
facebook selalu menjalin relasi dengan orang-
facebook. Berkaitan dengan manajemen kesan,
orang terdekat seperti teman pergaulannya
cara yang dilakukan oleh pengguna facebook
sehingga mereka berusaha agar selalu terkoneksi
dalam memilih konfirmasi teman tersebut
dengan facebook.
dipahami
sebagai
Goffman,
seringkali
2. Kesan
yang
Ingin
Ditampilkan
Pengguna Facebook Setiap individu mempunyai langkah-
mistifikasi. individu
Menurut cenderung
memistifikasi penampilannya dengan cara membatasi
kontak
diri
mereka
dengan
langkah khusus bagi dirinya untuk selalu
audience (Ritzer, 2004:401). Oleh karena itu
menampilkan dirinya secara baik kepada orang
seringkali individu memilih audience yang
lain dalam lingkup jaringan pertemanannya
baik agar memperlancar dalam memanajemen
(http://repository.petra.ac.id). Langkah-langkah
kesannya. Seperti yang diungkapkan oleh Sani
khusus ini tentunya akan bervariasi antara
dan Rani yang memiliki pertimbangan dalam
individu yang satu dengan yang lainnya
memilih teman yang akan menjadi audiennya.
sehingga mengarah pada aktivitas pengelolaan
Berikut penuturannya.
kesan berdasarkan apa yang akan ditampilkan dalam facebook. Seorang pengguna facebook yang berinteraksi dengan sesama teman dalam
“kalau kenal yaa, hm mayoritas semuanya aku kenal mereka semua. Emang prioritas pada saat aku mengkonfirmasi orang itu bener-bener yang aku kenal, tapi ada beberapa itu
e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
aku tau, oh.. iya aku pernah tau anak ini cuma sekedar kenal biasa ajah, meskipun ga tau kehidupannya. Kalau temen yang sama sekali ga aku kenal, terus dia ngeadd aku, mungkin tak liat dari temen yang sama, itu mungkin bisa dihitung paling ya cuma 20 orang lah dari mayoritas itu (Sani). “Kalau konfirmasi teman selama ini nggak semua yang pengen jadi temenku aku konfirmasi langsung aku setujui jadi temanku, itu aku lakuin untuk menghindari apa gitu soalnya aku lihat-lihat dulu teman yang tak invite itu adalah teman yang aku kenal, kayak teman lama kayak temen sekolahku dulu pas SMA atau SMP,ya pokoknya mereka yang aku kenal baru tak terima jadi temanku” (Rani). Selain
itu,
seseorang
cenderung
membina relasi sosial dengan orang yang memiliki
latar
belakang
sama
(http://www.msu.edu/manuscript.pdf). Hal tersebut bisa dilihat mayoritas pengguna facebook menjalin relasi dengan orang-orang yang berasal dari sekolah, almamater, hobi dan minat yang sama. Utamanya mereka menjalin pertemanan dengan orang-orang yang mampu
bentuk front seorang pengguna facebook. Untuk memanajemen kesannya, mereka selalu menampilkan diri sesuai dengan situasi dan keadaan yang sedang dialami oleh pengguna facebook. Pengguna facebook yang notabene adalah kalangan muda seringkali menampilkan kesan yang berbeda- beda bergantung situasi dan lingkungannya. Facebook sebagai sarana interaksi sosial menjadikan seseorang untuk selalu memanajemen
cara
yang
tidak lepas dengan hal-hal yang mendukung agar berjalan dengan baik melalui appearance, manner dan setting. Berdasarkan ketiga hal pendukung tersebut mampu memberikan dan membentuk kesan yang ingin ditampilkan seorang
pengguna
facebook
yang
dapat
berbeda-beda dari situasi ke situasi yang lainnya, tergantung pada tujuannya. Terdapat berbagai macam kesan yang ingin ditampilkan oleh pengguna facebook antara lain; a. Kesan Sebagai Mahasiswa Seringkali
pengguna
facebook
menampilkan update status dan foto yang Begitu pula dengan status pendidikan dalam
2.2 Kesan-kesan yang Tampil Pengguna facebook pada dasarnya selalu menampilkan dirinya melalui fitur-fitur yang ada seperti update status dan foto. Setiap kesan yang ditampilkan dalam wall atau dinding yang akan dilihat oleh sesama teman jaringannya,
ditampilkan
dengan
mengarah pada kesan sebagai mahasiswa.
diinginkan.
dalam
kesan
diinginkan. Untuk memanajemen kesannya
mendukung kesan yang ia kelola sehingga membantu dalam memanajemen kesan yang
100
dalam
sehingga
apa
yang
facebook
merupakan
deskripsi diri yang memberikan gambaran identitas sosial seorang mahasiswa. Status sosial sebagai mahasiswa digambarkan melalui apa yang ditampilkan dalam facebook. Kesan sebagai
mahasiswa
diidentikkan
sebagai
seorang yang memiliki wawasan yang luas sehingga pengguna facebook seringakali ingin
e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
dianggap sebagai mahasiswa yang baik,
secara
mahasiswa
melalui
ditampilkan dalam foto telah dikelola dan
penampilannya dalam facebook. Hal tersebut
dibuat secara sengaja sesuai dengan situasi dan
dapat dilihat berbagai atribut yang digunakan
kondisi yang diinginkan, karena gaya yang
untuk mendukung kesan seperti appearance
tampak dalam foto semakin memperkuat kesan
atau penampilan seorang pengguna facebook
yang ingin dibangun sehingga orang yang
berdasarkan pakaian yang biasanya digunakan
melihat foto tersebut menerima kesan bahwa ia
dalam foto. Seperti pengguna facebook yang
seorang mahasiswa.
yang
rajin
kuliah
langsung,
101
namun
gaya
yang
sedang memakai jas almamater atau ketika
Selain itu, setting menggambarkan
melakukan studi lapang ataupun jas alamater
situasi di mana kesan seorang pengguna
yang digunakan mahasiswa untuk beraktivitas,
facebook dikelola. Total institusi menjadi
dan pakaian yang dipakai ketika dalam masa
semacam organisasi yang mengontrol semua
PPLyaitu pakaian hitam putih. Semua jenis
perilaku individu (Steve and Jordan, 2002:80).
pakaian yang dikenakan oleh mahasiswa yang
Kampus dan perpustakaan menjadi setting
tergambar melalui foto tersebut memberikan
bagi seorang individu yang ingin dikesankan
informasi kepada orang yang melihatnya
sebagai mahasiswa. Setting menjadi hal yang
sehingga
mampu menjelaskan kesan yang dikelola oleh
mengarah
pada
kesan
sebagai
mahasiswa.
pengguna facebook yang menjadi bagian dari
Selain pakaian, terdapat laptop sebagai
front. Backstage menjadi bagian yang tidak
sarana untuk membantu dalam perkuliahan
satupun audien yang dapat mengganggu
merupakan barang-barang yang digunakan
(Syam, 2009:143). Pengguna facebook tidak
oleh pengguna facebook untuk mendukung
menampilkan hal-hal yang negatif seperti
penampilannya. Manner yang mengarah pada
kebiasaan buruk yang mempengaruhi citra
gaya yang tergambar dalam sebuah foto
dirinya, sehingga yang lebih nampak dalam
pengguna facebook yang meyakinkan sebagai
jejaring sosial facebook adalah bagian front di
mahasiswa sedang sibuk dengan aktivitas
mana terdapat audience yaitu teman dalam
perkuliahannya, seperti tatapan mata yang
jaringan dan individu yang menjadi bagian
seolah-olah serius mengerjakan tugas dengan
dalam permainan peran. Berdasarkan ketiga
menatap laptop, ataupun tatapan mata yang
atribut
sedang serius membaca buku. Gaya atau sikap
menciptakan kesan sebagai mahasiswa dapat
yang ditunjukkan dalam aktivitas perkuliahan
ditampilkan dengan baik dihadapan orang lain.
merupakan
upaya
b. Kesan sebagai Orang yang Berpasangan
pengguna
facebook
yang
dilakukan
menciptakan
oleh
tersebut
saling
membantu
dalam
kesan.
Pengguna facebook yang notebene
Memang dalam facebook tidak dapat diketahui
kalangan muda, pada masa tersebut individu
e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
mulai mengembangkan relasi yang bermakna
pasangan
dengan orang lain (Santrock, 2007:199).
memberikan
Relasi tersebut ditunjukkan melalui foto yang
sehingga
menggambarkan dirinya dengan pasangannya,
memberikan penilaian terhadap apa yang
dan update status yang mengindikasikan
dikenakan oleh orang yang berpasangan
sebuah hubungan sehingga terlihat berbeda
(http://sparknotes.com).
dengan orang lain bahwa ia mempunyai
terdapat gambar sebuah cincin yang biasanya
pasangan.
erat
Kesan
berpasangan
lebih
menunjukkan bahwa ia tidak sendiri. Seperti
yang
102
serasi.
informasi orang
dengan
Pakaian
dapat
mengenai
diri,
melihat
akan
yang
Selain
sepasang
pakaian,
kekasih
yang
menandakan sebuah ikatan.
yang diungkapkan oleh Dwi dan Nisa.
Manner atau gaya yang ditunjukkan
“Itu mbk yang sedang menjalin hubungan mbk, kan orang bisa ngelihat dari status hubungan sama statusstatusku ya terkait dengan itu, dan kenapa aku pengen dikesankan sebagai orang yang sedang menjalin hubungan soalnya biar nggak ada yang menggaggu mbk”. (Dwi)
dalam
“Ingin dikesankan sebagai orang yang mempunyai pasangan, yang terkesan ga jaim dan ga macem-macem, intinya untuk menghindari kecurigaan juga, ntar orang liat takutnya mengira aku lagi sendiri, jadinya menghindari dari masalah-masalah yang akan muncul” (Nisa).
kesan seorang pasangan karena mengarahkan
Berdasarkan foto tersebut, mereka berusaha
memberikan
kesan
foto
orang
yang
berpasangan
menggambarkan ekspresi senyum yang seolaholah mereka adalah pasangan yang serasi ataupun berkaitan dengan suasana hati yang bahagia seperti tergambar dalam sebuah foto. Setting menjadi penting dalam memanjemen pada
sebuah
peran.
Bagi
orang
yang
berpasangan biasanya mereka menampilkan tempat yang menggambarkan situasi tentang kesannya. Tempat tersebut cenderung dipilih sebagai pendukung individu menampilkan aktivitas
bersama
dengan
pasangannya.
berpasangan
Ditambah lagi tempat yang biasanya identik
dapat diterima oleh orang lain. Upaya tersebut
dengan sepasang kekasih menggambarkan
dilakukan oleh pengguna facebook dengan
suasana romantis yang mampu mengelola
melakukan
kesan
manajemen
kesan
melalui
sebagai
orang
sehingga
tampak dalam barang-barang yang digunakan
dikelola tersebut dapat menciptakan kesan
seperti pakaian yang dikenakan oleh orang
yang ingin ditampilkan yaitu kesan sebagai
yang
orang yang berpasangan dapat diterima dengan
warna
baju
yang
biasanya senada.
mengenakan Hal
tersebut
c.
untuk
Travelling
kesan
bahwa
mereka
yang
telah
baik.
seringkali dipakai oleh kebanyakan pasangan mengelola
atribut
berpasangan
appearance, atau penampilan dalam foto
berpasangan
berdasarkan
yang
Kesan
e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
sebagai
Orang
yang
Suka
Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
Pengguna
menampilkan
mencapai kesan yang diinginkan melalui
keberadaan dirinya bersama dengan teman
penampilan, manner dan setting yang menjadi
ataupun keluarga. Pada dasarnya foto yang
bagian dari frontstage. Appearance atau
ditampilkan dalam facebook dijadikan bukti
penampilan yang digunakan untuk mendukung
bahwa seseorang tersebut memang benar-
kesan yang dibangun melalui penggunaan
benar melakukan aktivitas travelling. Bagi
jenis barang yang melekat pada individu.
kalangan muda rekreasi umumnya disengaja
Misalnya, pakaian yang digunakan seseorang
untuk kepentingan pergaulan dengan teman
yang sedang melakukan aktivitas liburan
sebaya (Mappiare, 1982:87). Melalui aktivitas
memiliki perbedaan dengan seseorang yang
travelling biasanya seseorang tersebut lebih
melakukan aktivitas perkuliahan. Pakaian yang
menunjukkan
digunakan
jiwa
facebook
103
petualang
yang
suka
biasanya
terlihat
lebih
santai
menjelajah suatu tempat tertentu bersama
disesuaikan dengan situasi dan kondisi di
teman kelompoknya yang tidak semua orang
tempat mana ia berada. Selain pakaian, tas
bisa melakukan hal yang sama dengan dirinya.
yang digunakan oleh pengguna facebook yang
Seperti yang diungkapkan oleh Sani dan Lili
terlihat dalam gambar juga memberikan
berikut ini.
informasi mengenai kesan tentang dirinya. Tas
“Oh, ya biar orang liat, gini. Hm kan aku orangnya suka travelling gitu ya, atau pas liburan jadi aku pake foto yang emang lagi liburan, ini fotoku pas lagi liburan, jadi nunjukin kalau aku lagi liburan itu, seringnya gitu. Terus tapi pas kadang foto yang apa itu, hm.. pernah juga bukan foto diri ya, misalkan tentang tulisan gitu ya. Itu aku lagi pengen ini nih kayaknya bagus, unik ajah pasang foto seperti itu,”(Sani)
yang
dipakai
oleh
orang
yang
sedang
melakukan aktivitas liburan terlihat berbeda dan lebih mengarahkan pada kesan yang ingin dikelola. Kemudian dari asesoris yang biasanya dipakai
seperti
gelang
tangan
juga
memberikan gambaran kesan sebagai orang yang sedang travelling. Manner atau gaya yang ditunjukkan oleh pengguna facebook
“...mumpung tempatnya bagus ya foto juga disana, kadang juga kalau habis ke mana gitu, ayo buruan di tagg fotonya, biar lega udah di upload fotonya, jadinya kayak orang –orang biar tau kalau aku habis ke suatu tempat gitu ya kkl itu, nanti kan pasti ada yang komentar, waduh dari mana rek, gitu. Seneng gitu dikomentari sama tementemen,” (Lili) Oleh karena itu pengguna facebook berusaha
untuk
mengelola
kesan
agar
memperlihatkan
cara
mereka
untuk
meyakinkan teman dalam jaringan bahwa mereka sedang melakukan aktivitas liburan, mengunjungi suatu tempat tertentu. terlihat pada
gambar
bagaimana
gaya
yang
ditunjukkan, seperti cara mereka tersenyum mengekspresikan suasana liburan, tatapan mata atau memicingkan mata agar terlihat menarik, dan gaya yang ditunjukkan melalui
e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
sikap, seperti tangan yang diletakkan dalam saku, atau tangan yang diletakkan di pinggang menjadi
bentuk
gaya
seorang
pengguna
facebook yang mengarahkan pada kesan liburan. Setting menjadi gambaran tempat yang
mendukung
pengguna
facebook
mengelola kesannya seperti tempat wisata. sehingga berdasarkan atribut yang saling mendukung satu sama lain kesan yang ingin
104
gitu, jadi sekiranya orang pertama kali lihat, wah anak ini kayak gini rek, gitu kira-kira, ya biasa biasa ajah lah, biar orang ngeliatnya ga aneh-aneh juga” (Manda). “Iya suka ganti foto profil, ya kadang sebulan bisa satu kali, ya mulai semester kemarin-kemarin itu aku mulai intens facebook jadinya sering online, karena yang paling aku suka ya foto itu, soale bagus terus biar keliatan cantik, ya gitu wes” (Lili)
dibangun yaitu kesan sebagai orang yang menyukai
aktivitas
travelling
dapat
ditampilkan dan diterima dengan baik di hadapan orang lain. d. Kesan agar Terlihat Cantik Foto
profil
yang
digunakan
oleh
“Foto yang kelihatan cantik mbk, dilihat mukanya pas gitu mbk, kelihatan cantik,ya biar banyak yang nge add mbk, terus aku juga sering ganti foto profil mbk, pokoknya kalau habis foto terus hasilnya bagus ya aku ganti foto profilnya mbk,”(Dwi)
sebagian besar pengguna facebook biasanya
Pengguna
facebook
khususnya
menggambarkan dirinya, karena yang pertama
perempuan jauh lebih sadar akan foto profil
kali dilihat biasanya dari foto profil. Pengguna
yang
facebook cenderung memilih foto berdasarkan
memperhatikan tampilan tentang diri dalam
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Mereka
sebuah
sangat peduli dan perhatian dengan image
(http://cyberpsychology.eu/view). Hal tersebut
yang nantinya akan ditampilkan terhadap
memang menjadi unsur yang diperhatikan
orang lain yaitu teman dalam jaringan
pengguna facebook dalam memilih foto,
facebooknya menampilkan foto terbaik untuk
khususnya foto profil. Foto yang biasanya
menampilkan kesan yang baik, inilah yang
ditampilkan oleh sebagian besar informan
menjadi
menginginkan
cenderung menunjukkan gaya masing-masing
penilaian dari orang lain. Kebanyakan dari
sesuai dengan apa yang diharapkan, bahkan
informan ingin terlihat cantik karena kesan
hampir sebagian foto selalu menampilkan sisi-
cantik lebih difavoritkan sehingga mendapat
sisi yang positif tentang dirinya. Jarang sekali
penilaian dari orang lain. Seperti yang
foto yang menggambarkan pengguna facebook
diungkapkan oleh Manda, Lili dan Dwi.
dalam situasi yang mengganggu kesannya.
alasan
seseorang
“Yang sekiranya kalau boleh jujur nih, yang kelihatan cantik. Pokoknya yang kelihatan cantik, yang ga aneh-aneh, terus fotonya yang ga norak-norakgitu, intinya fotonya itu ga macem-macem
dipilihnya, foto
mereka agar
terlihat
cenderung bagus
Pengguna facebook melakukan manajemen kesan terhadap kesan yang ingin ditampilkan melalui penggunaan atribut-atribut seperti
e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
appearance
berupa
dari teman dalam jejaring sosialnya. Menurut
dan
Nolen (dalam Santrock, 2007:201) angka
penggunaan riasan make up untuk menutupi
suasana hati atau kondisi sedih menjadi lebih
kekurangan
sehingga
dominan untuk remaja perempuan. Pengguna
memberikan gambaran kesan yang diinginkan.
facebook melakukan manajemen kesan agar
Selain itu manner atau gaya yang ditunjukkan
terlihat galau melalui salah satu atribut yaitu
lebih menggambarkan ekspresi yang sengaja
manner atau gaya yang ditunjukkan mampu
dikelola
gaya
memberikan makna yang tergambar dalam
memicingkan mata untuk semakin meyakinkan
sebuah update status dan foto. Memang pada
kesan
dasarnya
pakaian
atau
yang
penampilannya
105
cenderung
yang
seperti cantik.
dipilih
dimiliki,
senyum
Setting
yang
dan
memberikan
kondisi
tersebut
seringkali
gambaran tempat di mana kesan tersebut
diungkapkan oleh pengguna facebook yang
dikelola,
facebook
menggunakan kata “galau” dalam update
memilih tempat atau lokasi tertentu yang
statusnya yang memberikan kesan tentang
dianggapnya
kondisi yang dialami tergambarkan melalui
umumnya baik
pengguna sehingga
mendukung
kesannya. Dengan demikian, atribut yang telah
foto
yang
menjadi
wakil
dari
dirinya
dikelola tersebut menciptakan kesan terlihat
memberikan ekspresi perasaan telah sengaja
cantik sehingga dapat diterima dengan baik di
dibuat yang kemudian dituangkan dalam foto,
hadapan orang lain.
sehingga memberikan petunjuk lebih jelas
e. Kesan Galau untuk Mendapat Perhatian
mengenai pengalaman seseorang. Hal tersebut
Kesan sedang galau, menjadi dominan
menjadikan kesan galau semakin menguat dan
di kalangan muda karena mereka berada pada
memberikan keyakinan bagi orang yang
masa transisi menuju dewasa sehingga mudah
melihatnya.
berubah, bergantung pada situasi dan kondisi
f. Kesan Terlihat Gaul
yang dialaminya. Pada masa tersebut, fluktuasi
Pengguna
facebook
menggunakan
emosi (naik turun) berlangsung lebih sering.
bahasa Inggris ketika meng-update status,
Mereka dapat merasa sebagai orang yang
menurut sebagian pengguna bahasa tersebut
paling bahagia suatu saat dan kemudian
cenderung dipilih karena terkesan lebih “gaul”.
merasa sebagai orang yang paling malang di
Selain itu, bahasa Inggris menjadi bahasa
saat yang lain (Santrock, 2007:201). Memang
internasional yang seringkali dipakai oleh
kata-kata galau dominan digunakan oleh
sebagian masyarakat untuk berkomunikasi
kalangan muda sehingga tidak jarang hal
dengan orang lain (http://wijayalabs.com).
tersebut semakin mengarahkan pada kesan
Penggunaan bahasa Inggris sebagai pendukung
“galau” yang kemudian mengarahkan suatu
dalam penampilan seseorang dalam update
tujuan yaitu mendapat perhatian dan simpati
status mengindikasikan bahwa lebih percaya
e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
106
diri. Terlebih lagi kemampuan berbahasa
Aktivitas olahraga tersebut bagi kalangan
Inggris yang kemudian ditampilkan dalam
muda umumnya juga menitikberatkan pada
update
kemampuan
suatu tujuan (Mappiare, 1982: 87). Dengan
berbahasa yang dimilikinya. Ditambah lagi,
menampilkan aktivitas tersebut pada dasarnya
pada dasarnya ia merupakan mahasiswa
mereka ingin mengelola kesan tentang dirinya
bahasa Inggris yang tentunya berbeda dengan
berdasarkan
mahasiswa kebanyakan. Biasanya seseorang
Aktivitas olahraga yang ditampilkan akan
yang seringkali menggunakan bahasa Inggris
mengarahkan kesan tertentu tentang diri yang
di setiap kesempatan tertentu cenderung
ingin dianggap lebih sporty, ataupun dengan
memberikan dan membentuk kesan dirinya
berolahraga ia ingin terlihat lebih sehat yang
agar terlihat fasih dan baik dalam berbahasa
merupakan salah satu upaya merawat diri agar
Inggris (http://lontar.ui.ac.id).
terlihat bugar. Ditambah lagi aktivitas yang
status
juga
terlihat
penampilannya
di
facebook.
Kesan terlihat gaul lebih menonjol
biasanya rutin dijalani oleh kalangan muda
pada penggunaan manner atau gaya yang
lebih menciptakan kesan bahwa mereka
dilakukan oleh pengguna facebook melalui isi
mempunyai gaya hidup yang sehat (http://
pesan beserta gaya bahasa yang tampil dalam
lontar.ui.ac.id).
update status mengarahkan pada kesan yang
menjadikan kalangan muda lebih mudah
akan dibentuk yaitu sebagai seseorang yang
dalam
lebih gaul karena menggunakan bahasa Inggris
inginkan melalui update status dan foto.
dalam penampilannya di facebook. Selain itu,
Seperti yang dungkapkan oleh Muis dan
gaya yang ditunjukkan cenderung memberikan
Yayan berikut.
gaya yang meyakinkan kepada orang yang melakukan manajemen kesan terhadap kesan yang ingin ditampilkan lebih menonjol pada manner
atau
gaya
bahasa
Inggris
kesan
facebook
yang
mereka
yang “Misalkan terkait dengan kegiatanku, olahraga kayak renang, latihan band atau futsal sama temen-temen, terus dari situ temen-temen pada komentar di statusku, jadinya dari situ kan tau.” (Yayan).
ditunjukkan oleh pengguna facebook dalam menggunakan
mendukung
sosial
“Ingin dikesankan sebagai seorang yang positif, terus suka jalanjalan,sebagai orang yang suka olahraga juga, melalui foto dan status kan orang bisa lihat, aku juga suka ngumpul gitu sama anak-anak” (Muis).
melihatnya. Jadi pengguna facebook dalam
pengelolaan
Jejaring
sehingga
memberikan keyakinan dan memperkuat kesan terlihat galau dapat dilihat oleh orang lain. g. Kesan sebagai Orang yang Menyukai Aktivitas Olahraga Aktivitas yang juga menjadi dominan di kalangan muda yaitu aktivitas olahraga.
Oleh karena itu, kesan yang diharap kan
dapat
manajemen dibutuhkan
e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
diterima kesan. oleh
dengan
melakukan
Atribut-atribut
seorang
pelakon
yang untuk
Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
mementaskan
sebuah
appearance,
peran
manner
terdiri
dan
(http://media.pfeiffer.edu.html).
107
atas
individu sebagai tanda identitas sosial yang
setting
dimilikinya sehingga memberikan informasi
Appearance
dan
mempunyai
kemampuan
untuk
atau penampilan berkaitan dengan barang-
menjelaskan kesan kepada orang lain. Manner
barang yang digunakan dalam memainkan
atau gaya dilakukan oleh individu melalui
sebuah peran. Kesan sebagai orang yang
cara-cara berinteraksi dengan orang lain. Gaya
olahraga tentunya tidak lepas dengan pakaian
yang ditampilkan oleh seseorang menunjukkan
yang biasa dikenakan. Hal ini bergantung pada
ekspresi perasaan yang mampu memberikan
jenis
dan
olahraga
yang
ditampilkan
dalam
memperkuat
keyakinan
akan
kesan
facebook. Seorang yang sedang berolahraga
tertentu kepada orang lain agar kesan yang
renang pasti lekat dengan kacamata yang
ingin ditampilkan dapat diterima dengan baik.
digunakan ketika renang. Kemudian manner
Setting menjadi penting bagi individu yang
atau gaya yang ditunjukan lebih meyakinkan
mengelola
kesan sporty yang ditampilkan melalui setting
gambaran lokasi yang mampu mendefinisikan
yang mendukung kesan di tempat olahraga
situasi yang dijalani oleh seorang individu
seperti kolam renang, dan tempat olahraga
yang tergambar melalui foto. Tempat-tempat
lainnya. Atribut yang dikelola tersebut mampu
yang nampak tersebut mengarahkan pada
menciptakan
yang
peran seorang individu sehingga membentuk
menyukai aktivitas olahraga dapat ditampilkan
kesan pada diri seseorang. Berdasarkan atribut
dan diterima dengan baik oleh orang lain.
pendukung tersebut baik berupa appearance
kesan
sebagai
orang
kesan
karena
memberikan
atau penampilan pengguna facebook yang Kesimpulan
biasanya cenderung mereka persiapkan dan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan
bahwa
facebook
dibangun. Atribut yang mereka gunakan,
melakukan manajemen kesan terhadap kesan-
selain untuk membentuk dan mendukung
kesan yang ingin ditampilkan melalui atribut
kesan yang sedang ia kelola, terkadang juga
yang diperlukan untuk memaksimalkan suatu
mereka manfaatkan untuk menyembunyikan
pertunjukkan
kekurangan yang dimilikinya.
seperti
pengguna
dipilih sesuai dengan kesan yang ingin
Apperance
atau
penampilan mengarahkan pada atribut melalui
Selain penampilan, pengguna facebook
jenis-jenis barang yang dipakai seseorang
juga mempersiapkan manner atau gaya yang
sehingga memberikan petunjuk bagi orang lain
mereka kelola dengan menggunakan ekspresi-
yang melihatnya meliputi pakaian, asesoris
ekspresi yang telah sengaja dibentuk agar
serta make up. Berbagai jenis pakaian tentu
meyakinkan
mempunyai makna penting bagi seorang
hadapan orang lain. Sementara itu setting
e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
dan
memperkuat
kesan
di
Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
menjadi
lokasi
menjalani
atau
peran-peran
tempat
seseorang
tertentu,
sehingga
dalam melakukan pengelolaan kesan seorang individu menyesuaikan dengan lokasi
inte
raksi tersebut berlangsung. Berbagai macam atribut yang digunakan tersebut ditampilkan dalam sebuah fronstage yang dilihat oleh orang lain. Namun, melalui salah satu atribut yang
digunakan
oleh
individu
mampu
membentuk kesan yang diinginkan sedangkan dalam sebuah backstage seorang individu
108
Mulyana, Deddy. 2001.Pengatar Sosiologi Komunikasi: Prenada Media Group Ritzer,George. 2009. Teori Sosiologi. Yogyakarta:Kreasi Wacana. Santrock, John. 2007. Remaja Edisi II Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Steve, Pile dan Tim Jordan. 2002. Sociology and Society. Massachusetts USA:Blackwell. Syam, N, W. 2009. Sosiologi Komunikasi. Bandung: Humani
dapat mempersiapkan dan berlatih lagi untuk tampil kembali dalam fronstage. Dalam
Sumber Internet
melakukan manajemen kesan, seseorang dapat
Erving Goffman. The Art of Impression Management.[serial online] (http://media.pfeiffer.edu.html) [19 September 2012]
memasuki ranah backstage dan untuk
mempersiapkan
kesan
fronstage yang
ingin
ditampilkan. Individu berusaha melakukan manajemen kesan agar telihat baik, sehingga kesan-kesan yang ditampilkan selalu bersifat positif. Oleh karena itu, seorang pengguna facebook selalu memunculkan kesan sebagai sosok yang ideal yang erat kaitannya dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, karena setiap individu pada dasarnya tetap menginginkan ekspetasi dari orang lain agar terlihat baik. Daftar Pustaka Buku: Burhan, Bungin. 2009. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group. Julianita, Winda. 2010. Be a Smart & Good Facebookers. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya:Usaha Nasional.
Hiyadin. 2010. Kajian terhadap Situs Facebook untuk kepentingan pelajar Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol 16 (3): 328-338. [serial online]. isjd.pdii.lipi.go.id/pdf. [23 Mei 2012] Helmi, Riza. Impression Management Penyiar Pria di StasiunRadioBandung.http://elib.uniko m.ac.id/download.php?id=139014.[2 April 2013] Jandy E. Luik. 2011. Media Sosial dan Presentasi Diri.[serial online] http://repository.petra.ac.id/.../ [19 September 2012] Lampe, C., Ellison, N., dan Steinfeld, C., 2007,A Familiar Face(book): Profile Elements as Signals in an Online Social Network, Proceedings of Conference on Human Factors in Computing Systems (CHI 2007) (pp. 435-444), New York: ACM Press. San Jose, CA. http://www.msu.edu/%7Esteinfie/CHI_ manuscript.pdf.
e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook
Nasrullah, Rulli. 2011. Konstruksi Identitas Muslim di Media Baru. Vol 5 (2):221234. [serial online]ejournal.stainpurwokerto.ac.id/i ndex.php/.../319[ 11 Juli 2012] Widiarini, Maya. 2012. Trust pada Individu yang Menjalin hubungan Interpersonal melalui Jejaring Sosial. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia. [serial online]. lontar.ui.ac.id/file?file=pdf/metadata202808557 [24 Mei 2012] Urista, Mark A, Qingwen Dong, Kenneth D. Day. 2004. Explaining Why Young Adult Use Facebook and mySpace Trough Uses and Gratification Theory.Human Communication. A Publication of the Pasific and Asian CommunicationAssociation.www.uab. edu/communications/humancommu nication/07 Urist [12 Oktober 2012] (http://cyberpsychology.eu/view). www.sparknotes.com/sociology/identity (http://wijayalabs.com).
e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 90-109]
109