EVALUASI KINERJA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL DENGAN METODE MKJI 1997 (Studi Kasus Simpang Tiga Jalan Ketileng Raya-Semarang Selatan) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Sipil
diajukan oleh: Langgeng Triyoko NIM : D100 000 119 NIRM : 00.6.106.030105 0119
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2007
LEMBAR PENGESAHAN EVALUASI KINERJA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL DENGAN METODE MKJI 1997 (Studi Kasus Simpang Tiga Jalan Ketileng Raya-Semarang Selatan) Tugas Akhir Diajukan dan dipertahankan pada ujian Pendadaran Tugas Akhir di hadapan Dewan Penguji Pada tanggal 29 Desember 2006. Diajukan oleh: Langgeng Triyoko NIM : D100 000 119 NIRM : 00.6.106.0301050 119 Susunan Dewan Penguji: Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Ir. H. Nyamadi P. MT. NIP : 131 287 426
Nurul Hidayati, ST. MT. NIK : 694 Anggota
Drs. Gotot SM. MT. NIK : 475 Tugas Akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai derajat sarjana S1 Teknik Sipil. Surakarta: ………………. Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Sipil
Ir. H. Sri Widodo, MT. NIK. 542
M. Ujianto, ST. MT. NIK.728
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAKSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Batasan Masalah F. Keaslian Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jalan 1. Pengertian jalan 2. Klasifikasi jalan B. Simpang 1. Pengertian simpang 2. Jenis simpang C. Arus Lalu lintas D. Kapasitas E. Satuan Mobil Penumpang F. Derajat Kejenuhan G. Tundaan (delay) H. Peluang Antrian (QP%)
BAB III LANDASAN TEORI A. Kondisi Geometrik B. Kondisi Lalu Lintas C. Kondisi Lingkungan D. Kapasitas Simpang E. Derajat Kejenuhan F. Tundaan (delay) G. Peluang Antrian BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian B. Metode Pengumpulan Data C. Alat Penelitian D. Tahap Penelitian BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Data Survai 1. Waktu survai 2.
Data geometrik
3.
Kondisi lingkungan
4.
Jumlah penduduk kota semarang
5.
Data arus lalu lintas
B. Analisa Kapasitas Simpang C. Usulan Perbaikan D. Kinerja Simpang Setelah Perbaikan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL Tabel II.1
Klasifikasi Jalan Berdasarkan Kelas
Tabel II.2
Klasifikasi Menurut Tekanan Gandar
Tabel III.1
Jumlah Lajur dan Lebar Pendekat
Tabel III.2
Kode Tipe Simpang
Tabel III.3
Faktor Ekivalensi Mobil Penumpang
Tabel III.4
Kelas Ukuran Kota
Tabel III.5
Tipe Lingkungan Jalan
Tabel III.6
Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan Hambatan Samping dan Kendaraan Tak Bermotor
Tabel III. 8
Ringkasan Variabel-variabel Masukan Model Kapasitas
Tabel III.9
Nilai Kapasitas Dasar
Tabel III.10
Faktor Penyesuaian Median Jalan
Tabel III.11
Faktor Penyesuaian Ukuran Kota
Tabel III.12
Faktor Penyesuaian Hambatan Samping
Tabel III.13
Faktor Penyesuaian Arus Jalan Minor
Tabel V.1
Rekapitulasi Arus Lalu Lintas Jam Puncak
Tabel V.2
Rekapitulasi Faktor Koreksi
Tabel V.3
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kinerja Simpang Kondisi Eksisting
Tabel V.4
Rekapitulasi Faktor Koreksi
Tabel V.5
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kinerja Simpang pada Alternatif 1
Tabel V.6
Rekapitulasi Faktor Koreksi
Tabel V.7
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kinerja Simpang pada Alternatif 2
Tabel V.8
Rekapitulasi Perhitungan Nilai DS Kondisi Eksisting dan Alternatif
DAFTAR GAMBAR Gambar II.1
Tipe Umum Persimpangan Sebidang
Gambar III.1
Lebar Pendekat Rata-rata
Gambar III.2
Lebar Pendekat Rata-rata
Gambar III.3
Faktor Penyesuaian Lebar Pendekat (Fw)
Gambar III.4
Faktor Penyesuaian Belok Kiri (FLT)
Gambar III.5
Faktor Penyesuaian Belok Kanan (FRT)
Gambar III.6
Faktor Penyesuaian Rasio Arus Jalan Minor (FMI)
Gambar III.7
Tundaan Lalu lintas Simpang (DTI)
Gambar III.8
Tundaan Lalu lintas Jalan Utama (DTMA)
Gambar III.9
Batas Nilai Peluang Antrian (PQ %)
Gambar IV.1
Peta Geometrik Simpang
Gambar IV.2
Bagan Alur Penelitian
Gambar V.I
Denah Geometrik Simpang
Gambar V.2
Denah Geometrik Simpang Pada Alternatif 1
Gambar V.3
Denah Geometrik Simpang Pada Alternatif 2
DAFTAR NOTASI, ISTILAH DAN DIFINISI
KONDISI GEOMETRIK Notasi
Istilah
Definisi
LENGAN
Bagian persimpangan jalan dengan pendekat masuk atau keluar
A,B,C,D
PENDEKAT
Tempat masuknya kendaraan dalam suatu lengan persimpangan jalan Pendekat jalan utama disebut B dan D, jalan minor A dan C dalam arah jarum jam.
IT
TIPE SIMPANG
Kode untuk jumlah lengan simpang dan jumlah lajur pada jalan minor dan jalan utama simpang tersebut
JALAN UTAMA / JALAN MAYOR
Jalan Utama adalah jalan yang paling penting pada persimpangan jalan, misalnya dalam klasifikasi jalan. Pada simpang –3 jalan yang menerus selalu ditentukan sebagai jalan utama.
TIPE MEDIAN JALAN UTAMA
Klasifikasi tipe median jalan utama, tergantung pada kemungkinan menggunakan median tersebut untuk menyeberangi jalan utama dalam dua tahap.
WX
LEBAR PENDEKAT x(m)
Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, diukur dibagian tersempit, yang digunakan oleh lalu-lintas yang bergerak. X adalah nama pendekat. Apabila pendekat tersebut sering digunakan untuk parkir, lebar yang ada harus dikurangi 2 m.
WI
LEBAR RATA-RATA SEMUA PENDEKAT x(m)
Lebar efektif rata-rata untuk semua pendekat pada persimpangan jalan.
W AC ( BD )
LEBAR RATA-RATA SEMUA PENDEKAT MINOR DAN MAYOR(m)
Lebar rata –rata pendekat pada jalan minor (A-C) atau jalan utama (B-D).
LENGAN
Bagian persimpangan jalan dengan pendekat masuk dan keluar.
JUMLAH LAJUR
Jumlah lajur ditentukan dari lebar rata-rata pendekat minor/utama.
KONDISI LINGKUNGAN DAN LALU LINTAS Notasi
Istilah
Definisi
D
TUNDAAN
Waktu tempuh tambahan untuk melewati simpang bila dibandingkan situasi tanpa simpang.
DT
TUNDAAN LALU LINTAS
Waktu menunggu akibat interaksi lalu-lintas dengan lalu-lintas yang berkonflik.
DG
TUNDAAN GEOMETRIK
Akibat perlambatan dan percepatan lalu lintas yang terganggu dan tidak terganggu. Faktor konversi arus kendaraan bermotor
F smp
FAKTOR SMP
dari kend./jam menjadi smp/jam. Fsmp = (LV%+HV%xempHV+MC%xempMC)/100
HV%
% KENDARAAN BERAT
% kendaraan berat dari seluruh kendaraan bermotor yang masuk ke persimpangan jalan, berdasarkan kend/jam.
K
FAKTOR LHRT
Faktor konversi dari LHRT menjadi arus lalu-lintas jam puncak. Qkend= k x LHRT (kend/jam)
LT LV%
BELOK KIRI % KENDARAAN RINGAN
Indeks untuk lalu-lintas belok kiri. % kendaraan ringan dari seluruh kendaraan bermotor yang masuk ke persimpangan jalan,berdasarkan kend/jam.
MC%
% SEPEDA MOTOR
% sepeda motor dari seluruh kendaraan yang masuk ke persimpangan jalan,berdasakan kend/jam.
P LT
RASIO BELOK KIRI
Rasio kendaraan belok kiri P=Q LT /Q TOT
P MI
RASIO ARUS JALAN MINOR
Rasio arus jalan minor terhadap arus persimpangan total.
P RT
RASIO BELOK KANAN
Rasio kendaraan belok kanan P RT =Q RT /Q TOT
P UM
RASIO KENDARAAN TAK BERMOTOR
Rasio antara kendaraan tak bermotor dan kendaraan bermotor pada persimpangan.
Q DH
ARUS JAM RENCANA
Arus lalu lintas jam puncak untuk perencanaan.
Q MA
ARUS TOTAL JALAN UTAMA
Jumlah arus total yang masuk dari jalan utama (kend/jam atau smp/jam).
Q MI
ARUS TOTAL JALAN MINOR
Jumlah arus total yang masuk dari jalan minor (kend/jam atau smp/jam).
Q TOT
ARUS TOTAL
Arus kendaraan bermotor total pada persimpangan dinyatakan dalam kend/jam, smp/jam, atau LHRT.
Q UM
ARUS KENDARAAN TAK BERMOTOR
Arus kendaraan tak bermotor pada persimpangan.
RT
BELOK KANAN
Indeks untuk lalu-lintas belok kanan.
ST
LURUS
Indeks untuk lalu-lintas lurus.
T
BELOK
Indeks untuk lalu-lintas belok.
ABSTRAKSI Penelitian pada simpang tiga tak bersinyal Jl. Ketileng Raya – Semarang Selatan dilatarbelakangi oleh kinerja simpang tersebut, yang memiliki arus lalu lintas cukup padat dengan berbagai jenis kendaraan bermotor maupun tak bermotor. Kurangnya sistem pengaturan lalu lintas yang ada menyebabkan terjadinya kemacetan, antrian kendaraan serta dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas pada simpang tersebut. Tujuan penelitian ini untuk menghitung besarnya kapasitas simpang serta nilai parameter kinerja simpang yang meliputi derajat kejenuhan, tundaan (delay) dan peluang antrian, serta memberikan alternatif pemecahan masalah yang diperlukan untuk mengatasi kondisi arus lalu lintas simpang tersebut. Data yang digunakan terdiri dari data primer (kondisi geometrik, kondisi lingkungan, kondisi lalu lintas) dan data sekunder (peta Kota Semarang, data jumlah penduduk Kota Semarang). Evaluasi simpang tak bersinyal menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, dengan tingkat kinerja meliputi kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan, dan peluang antrian. Pengambilan data arus lalu lintas dilakukan pada hari Minggu (30 April 2006), Senin (1 Mei 2006) dan Selasa (2 Mei 2006) dengan periode waktu Pagi pukul (06.00-08.00 WIB), Siang (12.00-14.00 WIB) dan Sore (15.00-17.00 WIB). Berdasarkan hasil analisis diketahui kinerja eksisting simpang tiga tak bersinyal Jl. Ketileng Raya-Semarang Selatan sudah tidak layak digunakan lagi. Hal ini dapat dilihat dari nilai kapasitas (C) yang berpengaruh terhadap nilai derajat kejenuhan (DS), tundaan (D), dan peluang antrian (QP) untuk jam puncak terjelek terjadi pada Senin pagi dengan (C) sebesar 3049,20 smp/jam, (DS) 1,02, (D) 19,980 detik/smp dan (QP) 41,84%-82,91%. Nilai DS tersebut tidak memenuhi kriteria yang disyaratkan, alternatif perbaikan yang dilakukan adalah penurunan nilai hambatan samping tinggi menjadi rendah. Pada perbaikan alternatif 1 tersebut jam puncak terjelek terjadi pada hari Senin pagi dengan (C) sebesar 3115,15 smp/jam, (DS) 1,00, (D) 18,939 detik/smp dan (QP) 40,05%79,25%. Nilai DS pada alternatif ini belum memenuhi kriteria perencanaan. Diperoleh alternatif 2 yaitu larangan belok kanan bagi kendaraan yang masuk simpang dari jalan minor (pendekat A) mendapatkan hasil yang baik. Pada perbaikan tersebut, jam puncak terbesar terjadi pada Senin pagi, dengan hasil (C) 3485,82 smp/jam, (DS) 0,83, (D) 13,779 detik/smp dan (QP) 27,62%-54,70%. Kata kunci : kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan, peluang antrian