EVALUASI DAN ANALISIS KEHILANGAN HASIL AKIBAT SERANGAN PENGGEREK BUAH KAKAO, Conopomorpha cramerella (SNELLEN) DI SUBAK ABIAN TUNAS MEKAR
Made Sukarata,SP (POPT Ahli Madya) Dinas Perkebunan Provinsi Bali ABSTRAK Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan Provinsi Bali dari sub sektor perkebunan. Belakangan ini produktivitas kakao di Bali tergolong rendah, salah satu penyebabnya adalah serangan penggerek buah kakao (PBK). Untuk mengetahui efek dari PBK terhadap kerusakan biji kakao akibat seranganya. serta besarnya kehilangan hasil dilakukan Evaluasi dan analisis kehilangan hasil kakao di Subak Abian Tunas Mekar, Dusun Cepaka, Desa Gadung Sari, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, atau pada kegiatan Gerakan Serentak Pengendalian PBK, mulai bulan Mei sampai dengan Nopember 2014. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan mengambil sampel buah secara purposive random sampling sebanyak 100 buah masak, kemudian dibelah untuk dihitung jumlah bijinya (biji rusak dan bagus) dan hitung Intensitas serangan PBK, baru dianalisis kehilangan hasilnya dengan menggunakan metode regresi linier dengan menghubungkan jumlah hama dengan hasil Rms. : Y = a + bx Y = KH (kehilangan hasil) a = konstanta (intersep Y) b= kehilangan hasil per serangga hama x = intensitas serangan
Kata Kunci : Evaluasi,Analisis Kehilangan Hasil, dan PBK
I Pendahuluan
1.1 Dasar teori Dalam PHT setiap keputusan petani mengenai tindakan pengendalian OPT harus didasarkan pada pertimbangan manfaat dan biaya ekonomi dari kegiatan tersebut. Selisih antara manfaat dan biaya adalah keuntungan. Secara ekologi salah satu ukuran yang paling baik untuk menentukan tindakan pengendalian adalah populasi OPT. Karena itu keputusan tentang kapan tindakan pengendalian yang dilakukan harus didasarkan pada aras populasi hama di lapangan pada saat keputusan diambil. Dalam PHT tindakan pengendalian OPT harus didasarkan pada data populasi OPT di lapangan yang terkumpul dari kegiatan pemantauan OPT. Evaluasi dan Analisis Kehilangan Hasil karena Penggerek Buah Kakao (PBK) Hubungan antara besarnya luka, kerusakan dan hasil merupakan fungsi utama dalam penghitungan aras luka ekonomi (ALE). Luka tanaman merupakan penyimpangan fisiologis dan morfologis yang terjadi pada tanaman karena adanya populasi hama yang menyerang tanaman tersebut. Bentuk dan besarnya luka sangat dipengaruhi oleh biologi dan perilaku serangan hama dan sifat tanaman. Nilai kehilangan hasil potensial (dalam rupiah) sama dengan besarnya berat penurunan hasil akibat serangan hama (dalam satuan berat) dikalikan dengan harga produksi (dalam rupiah/satuan berat). Berat kehilangan hasil potensial (kg/ha) yang terjadi pada titik impas dinamakan ambang pendapatan. Ambang Pendapatan =
BiayaPenge lolaan ( Rp / ha) H arg a Pr oduk ( Rp / ton )
Dan atau untuk menghitung besarnya penurunan hasil dapat digunakan metode regresi linier dengan menghubungkan jumlah hama dengan hasil Rms. : Y = a + bx Y = hasil per ha a = konstanta (intersep Y) b= kehilangan hasil per serangga hama x = intensitas serangan
II. PELAKSANAAN EVALUASI DAN ANALISIS KEHILANGAN HASIL 2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Tempat Subak Abian Tunas Mekar, Desa Gadung Sari, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Waktu Pelaksanaan bulan Maret sampai dengan Nopember 2014 Hasil Pengamatan Tanggal 8 Mei 2014 (Sebelum Perlakuan) No 1
Luas Kakao (ha)
Subak Abian Tunas Mekar
Taksasi Produksi 2014 (kg)
65.00
35.750
Intensitas serangan PBK (%) 48,00
Keterangan Berat
2.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan pemantauan ke lapangan, buah masak diambil pada pohon sampel yang diplih sebanyak 20 pohon dan tiap pohon diambil/dipetik 5 buah yang telah masak, sehingga ada 100 buah yang diamati, kemudian Hitung Intensitas serangan PBK dengan rumus : Rumus Is =
jumlah (nxv) x 100 % Zx N
Is = Intensitas serangan
n = buah sempel
v = Skor tertentu
Z = Nilai Skor tertinggi
N = Jml buah Sempel
Penentuan Intensitas Serangan PBK No Intensitas Serangan 1 2 3 4
Buah Sehat Buah terserang ringan Buah terserang sedang Buah terserang berat
Kriteria
Buah tidak terserang PBK Presentase biji rusak < 10 % Presentase biji rusak 10-50 % Presentase biji rusak > 50 %
Persentase (%) biji rusak =
jumlah biji rusak x 100% Jumlah biji yang diamati
Skor 0 1 2 3
Hasil Pemantauan Tanggal 11 Nopember 2014 No 1
Subak Abian Tunas Mekar
Luas Kakao (ha)
Taksasi Produksi 2014 (kg)
65.00
35.750
Intensitas serangan PBK (%) 43,33
Keterangan Berat
2.3 Analisis Data Data-data yang telah terkumpul dianalisis untuk mendapatkan kehilangan hasil akibat serangan PBK, dengan menggunakan metode regresi linier dengan menghubungkan jumlah hama dengan hasil (Rms. : Y = a + bx ) Y = a + bx Y = - 0,0210 + (0,1005) 43,33 Y = 4,329 % Jadi kehilangan hasil akibat serangan hama PBK pada adalah 4.329 % x 35.750 kg = 1.547,618 kg atau 1.547,618 kg x Rp.31.100 = Rp. 48.130.904 ,-
Subak Abian Sarwa Nadi Y = a + bx Y = - 0,0210 + (0,1005) 89,33 Y = 8,96 % Jadi kehilangan hasil akibat serangan hama PBK pada adalah 8,96 % x 33.000 kg = 2.956,8 kg atau 2.956,8 kg x Rp.31.000 = Rp. 91.660.800 ,Hasil Potensial : 33.000 x 31.000 = Rp.1.023.000.000,-