PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN MODEL 4-D PADA MATERI GETARAN GELOMBANG DAN BUNYI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP NEGERI 6 PALU Ernawati
[email protected] (Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)
Abstract One of the reason for poor students understanding of physics concepts is less availability of particular books supporting the learning activities and the lack of development of learning tools expecially the material vibrations, waves and sound. This research is a development study with the limited test that aims to develop the instructional materials in natural science physics of the topic vibrations waves and sound, including teaching materials, students worksheet, and lesson plan. The subject of this research was students at VIIIA class of SMP Negeri 6 Palu with 40 students. There were four steps of the development of this model: (l) defining, including student analysis, concept analysis, task analysis, and specification indicator of learning outcomes; (2) designing, containing media selection, the selection of format, and the early design of instructional materials; (3) developing, dealing with expert validation, simulation, and revision; and (4) distributing. The strength of instructional materials compiled systematically could improve the students’ concept understanding and make the teaching-learning process in the classroom easier. The effectiveness of the instructional materials obtained by t-test which was tcounted (5.967) > ttable (1.664). Based on the result of data analysis and t test, also the test result of concept understanding, it can be concluded that the product of the instructional materials development of Natural Science Physics with the topic of vibration waves and sound by using 4-D development model at SMP Negeri 6 Palu, which was valid and effective as teaching material for students, student worksheet, and lesson plan have been produced. Keyword: Materials development, learning vibration, waves and sound, concept understanding, 4D Model. Tantangan dunia pendidikan masa depan adalah mewujudkan proses demokratisasi belajar. Pembelajaran yang mengakui hak anak untuk melakukan tindakan belajar sesuai karakteristiknya. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan, guru memegang peran penting dan strategis. Sebagai pengajar, pendidik, dan pelatih para siswa, guru juga merupakan agen perubahan sosial (agent of social change) yang mengubah pola pikir, sikap dan perilaku peserta didik menuju kehidupan yang lebih baik, lebih bermartabat, dan lebih mandiri (Surya, dkk. 2010). Haggarty dalam Muchayat (2011), menjelaskan bahwa dalam rangka memperbaiki pengajaran dan pembelajaran di kelas diperlukan usaha untuk memperbaiki pemahaman guru, siswa, serta bahan yang digunakan
untuk pembelajaran dan interaksi antara mereka. Agar tujuan pembelajaran mencapai sasaran dengan baik, disamping perlu adanya pemilihan metode dan strategi pembelajaran yang sesuai, juga diperlukan adanya pengembangan perangkat pembelajaran yang sesuai pula dengan metode dan strategi pembelajaran yang digunakan. Bertolak dari pandangan di atas, maka diperlukan pengembangan perangkat pembelajaran oleh tenaga pendidik yang diarahkan pada peningkatan pemahaman dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga proses belajar mengajar berlangsung secara optimal. Pengembangan perangkat pembelajaran diarahkan pada peningkatan pemahaman dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga proses belajar mengajar berlangsung
62
63 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 3 Nomor 1, Januari 2014 hlm 62-71
secara optimal. Depdiknas (2005), mengemukakan pada dasarnya kegiatan pembelajaran dipilah menjadi empat langkah, yaitu orientasi, bekerja kelompok, kuis, dan pemberian penghargaan. Dahar (2006), menjelaskan bahwa interaksi antara guru dan siswa yang optimal berimbas pada peningkatan penguasaan dan pemahaman konsep siswa yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pernyataan di atas belum sesuai dengan kenyataan yang ada di sekolah, berdasarkan fakta yang ada menurut peneliti, belum ada pengembangan perangkat pembelajaran sebelumnya di sekolah yang diarahkan pada pemahaman konsep siswa. Disamping itu guru hanya mengandalkan buku paket yang ada di perpustakaan dimana jumlah buku khususnya buku fisika yang tersedia sangat terbatas dan tidak sebanding dengan jumlah siswa, buku yang ada pun sebagian besar sudah rusak dan tidak layak untuk digunakan. Keadaan ini menyebabkan minat siswa untuk meminjam buku sangat rendah, akibatnya siswa malas untuk belajar, dengan kata lain siswa hanya menunggu informasi yang diberikan oleh guru, sedangkan kita ketahui bahwa sistem pembelajaran yang baik adalah sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centre), bukan sistem pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centre). Selain hal tersebut di atas berdasarkan hasil pengamatan di SMP Negeri 6 Palu, dapat disimpulkan bahwa belum ada pengembangan perangkat pembelajaran khususnya IPA fisika yang diarahkan pada peningkatan pemahaman konsep siswa, sehingga selama pembelajaran berlangsung siswa hanya cenderung menghafal rumus saja tanpa memahami maknanya, hal ini yang menyebabkan minat siswa untuk belajar fisika kurang sehingga pemahaman konsep sangat rendah dan berdampak pada persentase ketuntasan hasil belajar yang masih rendah. Haggarty dalam Muchayat (2011), mengantisipasi permasalahan dalam mempe-
lajari fisika, maka perlu dikembangkan sebuah perangkat pembelajaran untuk mengoptimalkan pembelajaran dan mencari keselarasan antara materi yang ingin disampaikan dengan waktu yang tersedia. Prasetyo (2011), menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran perlu diinovasi dengan beberapa indikator yang perlu diganti, seperti dari menyimak menjadi kegiatan, dari praktikum verifikasi menjadi praktikum berbasis inkuiri. Sebagaimana yang dijelaskan dalam teori konstruktivis bahwa siswa harus secara individu menemukan dan menerapkan informasiinformasi kompleks ke dalam situasi lain apabila mereka harus menjadikan informasi itu miliknya sendiri (Leinhardt dalam Nur, 2001). Pandangan ini menganjurkan peranan yang lebih aktif bagi siswa dalam pembelajaran mereka sendiri dan semua ini dapat tercapai dengan mengaktifkan siswa melalui pengembangan pembelajaran serta pengaktian siswa dalam kegiatan pembelajaran yakni meliputi kerja secara kelompok untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Peserta didik perlu diberi kesempatan dalam meningkatkan penguasaan konsep suatu materi yakni dengan bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri yaitu dengan membuat perangkat pembelajaran yang menggunakan model pengembangan 4D. Mulyatiningsih (2008), mengemukakan bahwa penelitian dan pengembangan model 4-D juga sering digunakan dalam pengembangan bahan ajar seperti modul, LKS dan buku ajar. Tidak terbatas pada itu saja, peneliti dapat menggunakan model ini untuk mengembangkan produk lain, karena pada prinsipnya inti dari prosedur pengembangan produk sudah terwakili di sini. METODE Penelitian ini digolongkan dalam jenis penelitian pengembangan (research and development), yang berdasarkan model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan
Ernawati, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Model 4-D pada Materi Getaran
yaitu define, design, develop, dan disseminate (Thiagarajan, dkk. 1974) atau diadaptasikan menjadi model 4-P, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran (Rusdi, 2008). Perangkat yang dikembangkan berdasarkan model 4-D ini terdiri dari RPP, LKS, bahan ajar siswa dan tes pemahaman konsep. Hasil dari pengembangan perangkat pembelajaran dan pengamatan disampaikan secara deskriptif. Subjek penelitian yaitu kelas VIII A SMP Negeri 6 Palu. Ujicoba perorangan dilakukan pada tiga orang siswa yang terdiri dari masing-masing siswa yang prestasi belajarnya tinggi, sedang dan rendah. Ujicoba kelompok kecil berjumlah 9 orang dengan masingmasing tiga siswa dengan prestasi belajar tinggi, sedang, dan rendah. Selanjutnya uji coba lapangan dilakukan pada kelas VIII A SMP Negeri 6 Palu yang melibatkan seluruh siswa yang berjumlah 40 orang. Dengan tujuan untuk melihat tingkat keefektifan dan keefesienan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Data yang terkumpul adalah data hasil penilaian berupa tanggapan dan komentar para ahli pengembangan perangkat pembelajaran, guru mitra pada ujicoba lapangan,
..................... 64
ujicoba perorangan, uji coba kelompok kecil, uji coba lapangan serta hasil tes pemahaman konsep. Seluruh data yang diperoleh untuk mempermudah analisis dikelompokkan menurut sifatnya menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Teknik-teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah: 1) Angket validasi ahli pengembangan perangkat pembelajaran. 2) Penyebaran angket: penyebaran angket bertujuan untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap produk perangkat pembelajaran yang dikembangkan. 3) tes pemahaman konsep yang digunakan untuk mengevaluasi penguasaan konsep-konsep fisika. Tes berbentuk pilihan ganda dan essay yang diberikan kepada kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol. Nasoetion, dkk. (2007) menjelaskan bahwa analisis validitas dilakukan terhadap buku siswa, panduan guru dan panduan siswa dihitung dengan menggunakan rumus: Pemberian makna dan pengambilan keputusan menggunakan ketetapan seperti pada Tabel 1.
Tabel 1 Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 5 Tingkat Pencapaian 85% - 100% 75% - 84% 65% - 74% 55% - 64% 0% - 54%
Kualifikasi Baik Sekali Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
Keterangan Tidak perlu direvisi Tidak perlu direvisi Direvisi Direvisi Direvisi
(Sumber: Adaptasi Arikunto, 2003) HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu kriteria utama untuk menentukan apakah sebuah perangkat pembelajaran dapat dipakai atau tidak adalah hasil validasi ahli. Produk pengembangan berupa perangkat pembelajaran yang dinilai oleh ahli adalah RPP, bahan ajar siswa, LKS dan tes pemahaman konsep. Penilaian para ahli
umumnya berupa catatan-catatan kecil pada bagian yang perlu perbaikan. Data hasil penilaian ahli isi terhadap perangkat pembelajaran yang diperoleh melalui angket/validasi pertama berupa komentar dari ahli isi, yaitu: Materi dalam naskah ini sudah baik. Berdasarkan penilaian dan komentar dari ahli isi materi, peneliti melakukan revisi. Masukan/saran untuk perangkat yang dikembangkan secara umum tidak ada.
65 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 3 Nomor 1, Januari 2014 hlm 62-71
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus persentase perangkat pembelajaran, diperoleh persentase tingkat pencapaian untuk RPP sebesar 80%, persentase untuk bahan ajar sebesar 81%, dan persentase untuk LKS sebesar 81%. Setelah dikonversi dengan tabel skala penilaian kelayakan produk, maka berada pada kualifikasi baik. Komentar dan saran secara tertulis dari ahli isi mata pelajaran bahan ajar sudah diperiksa dan telah layak untuk digunakan. Data yang diperoleh dari ahli desain/ media pembelajaran berupa data kualitatif dalam bentuk komentar dan saran terhadap RPP, bahan ajar siswa, LKS. Hasil validasi oleh ahli desain/media pembelajaran dengan memberi skor pada setiap pernyataan serta memberi komentar dan saran secara tertulis maupun tidak tertulis terhadap perangkat pembelajaran. Hasil penilaian dari ahli desain/ media pembelajaran terhadap RPP adalah penggunaan tanda baca harus lebih teliti dan sistematika penulisan perlu diperhatikan. Hasil persentase RPP yang diperoleh sebesar 79%. Setelah dikonversi dengan tabel skala penilaian kelayakan produk, maka RPP yang dikembangkan berada pada kualifikasi baik. Hasil penilaian dari ahli desain/media pembelajaran terhadap bahan ajar berupa komentar dan saran secara keseluruhan terhadap bahan ajar ini adalah: a) penggunaan tanda baca yang tidak tepat (tanda koma yang seharusnya tidak ada), b) menyertakan daftar pustaka dalam bahan ajar ini karena berkaitan dengan hak cipta, c) gambar pada cover/ sampul pada bahan ajar disesuaikan dengan isi materi yang ada didalamnya, d) disesuaikan dengan model yang digunakan yaitu model 4-D. Hasil persentase bahan ajar siswa yang diperoleh sebesar 81%. Setelah dikonversi dengan tabel skala penilaian kelayakan produk, maka produk bahan ajar siswa yang dikembangkan berada pada kualifikasi baik. Data hasil penilaian dari ahli desain/media pembelajaran terhadap LKS berupa komentar dan saran yaitu halaman sampul sebaiknya
memberikan gambaran tentang isi LKS. Hasil persentase LKS yang diperoleh sebesar 79%. Setelah dikonversi dengan tabel skala penilaian kelayakan produk, maka LKS yang dikembangkan berada pada kualifikasi baik. Tetapi masih perlu banyak revisi. Uji coba perorangan dilakukan pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Palu. Tahap ini dilaksanakan pada 27 Februari 2013. Subjek uji coba pada tahap ini berjumlah tiga (3) orang siswa. Bahan ajar yang diserahkan kepada ketiga orang siswa tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan tanggapan tentang kesalahan-kesalahan produk pengembangan. Berdasarkan hasil uji coba perorangan terhadap bahan ajar diperoleh data berupa kesalahan pengetikan dan penggunaan tanda baca. Dari hasil analisis, siswa menemukan 13 kesalahan penggunaan tanda baca, serta menemukan 2 kesalahan pengetikan huruf. Siswa juga menemukan 3 huruf yang seharusnya huruf kapital pada keterangan gambar. Dalam LKS siswa menemukan 3 kesalahan huruf dalam pengetikan. Selain itu siswa juga belum mengerti arti kata yang ada dalam LKS, yakni kata “hipotesis” tapi setelah dijelaskan mereka akhirnya paham maksud dari hipotesis. Berpedoman dari hasil analisis penilaian perorangan, maka pengembang melakukan revisi terhadap bahan ajar. Revisi bahan ajar berkaitan dengan kesalahan dalam pengetikan, penggunaan tanda baca dan penulisan yang seharusnya huruf kapital pada keterangan gambar dan revisi terhadap LKS berkaitan dengan kesalahan dalam pengetikan huruf sudah diperbaiki sesuai dengan saran yang diberikan dari uji perorangan Subjek uji coba dalam tahap kelompok kecil dilakukan pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Palu. Uji coba pada tahap ini dilaksanakan pada hari selasa 5 Maret 2013 dengan siswa berjumlah 9 orang. Pada tahap ini subjek uji coba mengikut sertakan subjek pada uji coba perorangan. Produk pengembangan yang diujikan pada kelompok kecil adalah bahan ajar siswa dan lembar kegiatan siswa. Data yang telah diperoleh dari hasil uji
Ernawati, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Model 4-D pada Materi Getaran
coba kelompok kecil kemudian dianalisis. Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa tingkat pencapaian bahan ajar siswa dan LKS dari hasil uji coba kelompok kecil yakni sebesar 87% jika dicocokkan dengan tabel kelayakan dapat dikatakan bahwa bahan ajar siswa dinyatakan dalam kualifikasi sangat baik. Hasil analisis data yang diperoleh dari angket uji coba kelompok kecil menunjukkan bahwa bahan ajar siswa dan lembar kegiatan siswa berada pada kualifikasi sangat baik. Adanya gambar-gambar menarik didalam
..................... 66
bahan ajar dan LKS menyebabkan siswa mudah memahami isi dari materi yang didalam bahan ajar tersebut. Meskipun demikian masih ada beberapa tanggapan dan komentar dari siswa dan hal ini tetap menjadi perhatian bagi pengembang sebagai bahan untuk kesempurnaan perangkat yang dikembangkan. Data hasil uji coba kelompok kecil terhadap bahan ajar siswa dari 9 orang responden, masing-masing memberikan tanggapan/komentar yang patut diapresiasi selengkapnya pada Tabel 2.
Tabel 2 Tanggapan Uji Coba Kelompok Kecil terhadap Bahan Ajar Siswa No
Aspek yang ditanya
1
Istilah yang dipahami mudah dimengerti?
2
Apakah isi materi sudah terstruktur/terurut logis? Mudah tidak memahami soal?
3
4 5
Mudah tidak memahami rangkuman? Apakah bahan ajar ini menarik untuk dipelajari
Tanggapan/komentar
Revisi
Ya, karena bahan ajar ini sudah dilengkapi dengan penjelasan yang baik sehingga sdh mudah dimengerti Ya, sepertinya sudah terstruktur karena sudah lengkap Mudah, karena sudah dilengkapi dengan contoh soal yang sangat jelas lengkap dengan penyelesaian masalahnya! Ya, mudah karena rangkumannya sudah singkat dan jelas Bahan ajarnya sanagt menarik karena dilengkapi dengan gambargambar. Kalau bisa ibu semua materi fisika dibuatkan buku seperti ini supaya kita belajarnya mudah
Telah direvisi
Uji coba lapangan dilakukan kepada siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Palu yang berjumlah 40 orang siswa yang terdaftar pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Produk pengembangan yang diuji cobakan pada siswa adalah bahan ajar siswa dan LKS. Data-data yang diperoleh dari hasil uji coba lapangan, baik data yang diperoleh dari siswa maupun dari guru untuk bahan ajar dan LKS maupun dari guru kemudian dianalisis. Sajian data penilaian tersebut berupa tang-
Telah direvisi Telah direvisi
Telah direvisi Telah direvisi dan saran dipertimbangkan
gapan/komentar siswa dari hasil uji coba lapangan terhadap bahan ajar siswa menunjukkan bahwa rata-rata persentase sebesar 90%. Jika dikonversikan dengan tabel kelayakan nilai tersebut berada pada kualifikasi sangat baik. Meskipun bahan ajar sudah berada pada kualifikasi sangat baik, saran dari beberapa siswa tetap mendapat perhatian pengembang untuk penyempurnaan bahan ajar. Selengkapnya pada Tabel 3.
67 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 3 Nomor 1, Januari 2014 hlm 62-71
Tabel 3 Komentar/Saran Uji Coba Lapangan terhadap Bahan Ajar Siswa No Aspek yang dinilai Komentar/saran Uraian materi yang ada dalam bahan Ya, mudah apalagi ada gambar-gambarnya yang 1 ajar mudah dipelajari/dipahami
2
Kesesuaian kegiatan dengan isi materi
3
Kesesuaian soal dengan isi materi
4
Kesesuaian antara gambar dengan tulisan (teks) yang ada dalam bahan ajar Apakah gambar yang ada dalam materi sesuai dengan materi yang ada dalam bahan ajar Gambar-gambar yang ada dalam bahan ajar menarik
5 6 7
Kesesuaian rangkuman dengan materi
8
Isi rangkuman mudah dipahami
9
Bahan ajar ini dapat membantu kalian memahami materi dalam pembelajaran
10
Bahan ajar ini secara keseluruhan menarik
menarik Materinya mudah dipelajari dan mudah dipahami. Ya, sangat sesuai karena langkah-langkah kegiatan sudah dipahami dan sesuai dengan isi materi. Kegiatan sesuai dengan isi materi yang dilakukan Ya, soal sudah sesuai dengan contoh soal pada materi Soalnya sesuai materi yang ada dalam bahan ajar Sudah sesuai dengan teksnya Sangat sesuai dengan teks yang pada bahan ajar Ya, gambarnya menarik dan sesuai dengan materi
Ya, gambarnya sangat menarik Gambar yang ada pada materi menarik dan mudah dipahami Ya, sesuai karena di rangkuman terdapat materimateri yang penting Sesuai, pada rangkuman terdapat materi inti yang cukup singkat dan jelas Ya, karena rangkuman membantu kita memahami inti materi secara keseluruhan Ya, dapat membantu karena kami tidak memiliki buku Dapat membantu kita memahami materi pelajaran fisika Ya, sangat menarik karena dilengkapi dengan gambar-gambar Menarik dan memudahkan siswa dalam belajar dan sebaiknya bisa di bawa pulang kerumah untuk dipelajari
Data hasil angket uji coba lapangan terhadap LKS diperoleh persentase sebesar 89%, hal ini menunjukkan bahwa LKS berada pada kualifikasi sangat baik. Meskipun
demikian masih ada beberapa komentar dan saran siswa yang menjadi pertimbangan bagi pengembang. Komentar tersebut terdapat Tabel 4.
Tabel 4 Data Komentar/Saran Siswa Terhadap LKS pada Uji Coba Lapangan No
Aspek yang dinilai
1
LKS dapat membantu memudahkan siswa dalam melaksanakan praktikum Bahasa yang digunakan dalam LKS mudah dipahami Kemenarikan tampilan fisik LKS
2 3
Hasil uji coba lapangan terhadap bahan ajar dari penilaian rekan guru diperoleh rata-
Komentar/Saran Ya, dapat membantu karena LKS memudahkan kita melakukan praktikum Mudah dipahami karena bahasa yang digunakan tidak terlalu sulit Menarik karena isi didalamnya menarik Ya, cukup menarik tetapi sebaiknya setiap praktek diberikan LKS
rata persentase 89%. Jika dikonversikan dengan tabel kelayakan, nilai tersebut berada
Ernawati, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Model 4-D pada Materi Getaran
pada kualifikasi sangat baik. Sedangkan hasil uji coba lapangan terhadap lembar kegiatan siswa dari penilaian rekan guru diperoleh ratarata persentase 88%. Jika dikonversikan dengan tabel kelayakan, nilai tersebut berada pada kualifikasi sangat baik. Dari hasil penilaian terhadap bahan ajar siswa dan LKS tidak ada komentar dan saran dari guru. Hasil belajar pada uji coba lapangan diukur dengan menggunakan tes hasil belajar dalam hal ini tes yang diberikan berupa tes pemahaman konsep. Tes hasil belajar yang digunakan terlebih dahulu divalidasi oleh ahli isi. Tes hasil belajar pada uji coba lapangan
..................... 68
diberikan saat akhir uji coba lapangan. Tes hasil belajar ini diberikan kepada kelas VIII A sebagai kelas eksperimen, dan tes juga diberikan kepada kelas VIII C sebagai kelas kontrol atau kelas pembanding. Pemberian tes hasil belajar yang berupa tes pemahaman konsep dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keefektifan penggunaan produk pengembangan dalam pengembangan perangkat. Efektif tidaknya suatu perangkat pembelajaran yang dikembangkan maka dilakukan uji t, yaitu sebagai berikut:
(Sugiono, 2010)
Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan, dilakukan tes berupa pilihan ganda dan essay untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap konsep materi getaran, gelombang dan bunyi. Berdasarkan hasil analisis data tes pemahaman konsep (pilihan ganda) dengan menggunakan microsoft office exel diperoleh nilai thitung (5,967)> ttabel (0,05:78) (1,664). Maka dapat dikatakan perangkat
pembelajaran yang digunakan efektif. Karena t hitungnya lebih besar daripada t tabel maka dapat dikatakan bahwa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Berikut soal essay yang dibuat sebanyak 10 nomor yang dianggap mewakili seluruh indikator pembelajaran. Selengkapnya terdapat pada Tabel 5.
69 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 3 Nomor 1, Januari 2014 hlm 62-71
Tabel 5 Persentase Pemahaman Konsep Siswa No Soal 1 2
Kelas Kontrol Option A
B
C
D
A
B
C
D
12,5 % 75 %
-
80 % -
-
5 % 87,5 %
-
95 %
3
-
4
25 %
6
Keterangan
`7,5 % 12,5 % 77,5 %
5
Kelas eksperimen Option
12,5 %
10 %
2,5 % 10 % siswa kelas kontrol tidak memilih jawaban
-
12,5 %
90 %
-
-
10 %
-
70 %
-
15 %
85 %
-
-
25 %
65 %
7,5 %
2,5 %
15 %
85 %
-
-
20 %
65 %
-
-
20 %
80 %
-
-
15% siswa kelas kontrol tidak memilih jawaban
7,5 %
2,5 % siswa kelas kontrol tidak memilih jawaban
7
-
-
72,5 %
8
5%
75 %
9
17,5 % 75 %
-
10
10 %
80 %
22,5 % 5%
25 %
-
-
92,5 %
2,5 % 2,5 % 5%
5%
5%
90 %
-
95 %
-
5%
-
2,5 %
92,5 %
2,5 %
2,5 %
Berdasarkan tabel 5 terlihat perbandingan hasil jawaban tes pemahaman konsep antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, secara umum dapat disimpulkan bahwa nilai yang diperoleh kelas eksperimen pada semua indikator lebih tinggi persentasenya disbandingkan dengan kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan produk perangkat pembelajaran yang didasarkan pada model pengembangan 4-D dapat meningkatkan pemahaman konesp siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk perangkat pembelajaran IPA Fisika materi getaran, gelombang dan bunyi berdasarkan model 4-D pada SMP Negeri 6 Palu kelas VIIIA yang valid, efektif dan efisien. Pengembangan perangkat pembelajaran yakni berupa RPP, bahan ajar serta LKS terlebih dahulu divalidasi oleh para ahli
5 % siswa kelas kontrol tidak memilih jawaban
meliputi ahli isi mata pelajaran dan ahli media/desain pembelajaran. Validasi ini dilakukan guna untuk mengetahui valid tidaknya produk pengembangan yang dihasilkan. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Borg & Gall dalam Prasetyo (2011), bahwa pendekatan penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam penelitian. Setelah diuji cobakan pada siswa dan guru secara umum menghasilkan hal yang positif, berdasarkan hasil analisis pemahaman konsep siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen diketahui semua indikator persentase pencapaian pemahaman konsep siswa untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini didasar-
Ernawati, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Model 4-D pada Materi Getaran
kan dari alasan-alasan dalam memberi jawaban setiap indikator soal. Untuk jawaban yang benar baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen rata-rata hampir memberikan alasan yang sama. Sedangkan untuk jawaban yang salah sebagian siswa memberi alasan seadanya saja dan ada juga beberapa siswa pada kelas eksperimen yang tidak memilih jawaban serta tidak memberikan alasan. Untuk kelas kontrol siswa yang memberikan jawaban yang salah maupun yang tidak memberikan jawaban hal ini kemungkinan besar diakibatkan pada saat pembelajaran berlangsung mereka khususnya yang duduk paling belakang hanya bermain, tidak memperhatikan penjelasan guru dan tidak ada motivasi untuk bertanya apabila mereka mengalami kesulitan sehingga pemahaman mereka terhadap materi sangat kurang. Berbeda halnya dengan kelas eksperimen yang sebagian besar diantara mereka dari awal pembelajaran hingga kegiatan belajar mengajar berlangsung cenderung lebih aktif. Adapun tanggapan beberapa guru mengenai produk yang dikembangkan secara umum mengatakan sudah bagus, menarik dan sangat layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran khususnya materi getaran, gelombang dan bunyi. Suatu produk perangkat pembelajaran dikatakan valid apabila apabila telah merefleksikan jiwa pengetahuan (state of the art knowledge), yang biasa juga disebut validitas isi. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Seals dan Richey dalam Ekawati (2011) bahwa penelitian pengembangan sebagai suatu pengkajian sistematik terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, keefesienan dan efektifitas. Produk perangkat pembelajaran dikatakan efisien apabila orang yang menggunakan produk tersebut menganggap bahwa produk tersebut dapat digunakan. Hasil uji coba yang dilakukan menunjukkan bahwa tingkat keefisienan aspek yang dinilai adalah aspek keterlaksanaan pembelajaran yang
..................... 70
berada pada kategori terlaksana dan reliabel. Berdasarkan hal tersebut maka perangkat yang dikembangkan dinyatakan efisien. Suatu produk dikatakan efektif apabila produk tersebut memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan pengembang. Berdasarkan hasil analisis keefektifan perangkat pembelajaran melalui uji t diperoleh nilai thitung (5,967)> ttabel (0,05:78)(1,664). Maka dapat dikatakan perangkat pembelajaran yang digunakan efektif. Berdasarkan tahapan pengembangan yang dilakukan dengan menggunakan model 4-D, dari dari hasil analisis data yang diperoleh melalui uji validasi, uji perorangan, uji kelompok kecil maupun uji lapangan dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan merupakan perangkat pembelajaran yang valid, efisien dan efektif serta dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. SIMPULAN Telah dihasilkan perangkat pembelajaran IPA Fisika materi getaran gelombang dan bunyi yang valid, efektif dan efisien dengan model pengembangan 4-D pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Palu. Hal ini diperoleh berdasarkan hasil uji ahli isi, persentase perangkat pembelajaran untuk bahan ajar sebesar 80%, LKS dan RPP diperoleh sebesar 81% atau kualifikasi baik, uji ahli media/ desain pembelajaran diperoleh persentase bahan ajar dan RPP sebesar 81%, LKS sebesar 79 atau perangkat dalam kualifikasi baik. Hasil uji coba kelompok kecil, diperoleh persentase penilaian siswa terhadap bahan ajar siswa dan LKS sama-sama bernilai 87%, dan bahan ajar siswa sebesar 90%, serta persentase LKS yakni sebesar 89% atau berada pada kualifikasi sangat baik. Sedangkan persentase bahan ajar siswa hasil penilaian guru sebesar 89% dan LKS sebesar 88% atau berada pada kualifikasi sangat baik. Dari hasil analisis keefektifan perangkat pembelajaran melalui uji t diperoleh nilai thitung (5,967)>
71 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 3 Nomor 1, Januari 2014 hlm 62-71
ttabel (0,05:78)(1,664). Maka dapat dikatakan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan merupakan perangkat pembelajaran yang valid, efisien dan efektif serta dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Dahar, R. W. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga. Depdiknas. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2005. Ilmu Pengetahuan Alam. (Materi Pelatihan Terintegrasi. Buku 3). Jakarta: Depdiknas. Ekawati. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Fisika Materi Energi dan Usaha Berorientasi Model Penemuan Terbimbing pada SMP Negeri 5 Marawola. Tesis Magister tidak diterbitkan. Palu: UNTAD Palu. Muchayat. 2011. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Strategi Ideal Problem Solving Bermuatan Pendidikan Karakter”. Jurnal Penelitian Pengembangan. Volume 1, no. 2, Desember 2011. Mulyatiningsih, E. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran. Cetakan kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasoetion, N., Suryanto, A. dan Supriyati, Y. 2007. Evaluasi Pembelajaran Fisika. Jakarta: Universitas Terbuka. Nur, M. 2001. Perkembangan Selama Anakanak dan Remaja. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Prasetyo, Z. K. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains Terpadu Untuk Meningkatkan Kognitif, Keterampilan Proses, Kreativitas Serta Menerapkan Konsep Ilmiah Peserta Didik SMP. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Rusdi, A. 2008. “Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran”. Melalui Unrusmath.wordprees.com. Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Surya, M., Hasim, A. dan Suwarno, R. B. 2010. Landasan Pendidikan: Menjadi Guru yang Baik. Bogor: Ghalia Indonesia. Thiagarajan, S., Semmel, D. S. & Semmel, M. I. 1974. Instructional Development for Training Teachers of Expectional Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership Training Institute/Secial Education, University of Minnesota.