DUNIA POLITIK ISLAM ABAD 19-20 A. Frangky Soleiman
Abstrak Abad 19 dan 20 telah membawa perubahan dengan pesat. Salah satu faktor yang menyebabkan adanya perubahan tersebut adalah ketika suatu masyarakat tradisional dihadapkan dengan perubahan dari dunia luar ataupun karena keputusan untuk modernisasi masyarakat dari dalam. Hal tersebut dibuktikan dengan telah lahirnya beragam karya dan pemikiran dibidang ini menunjukkan modernisasi telah mendapat tempat yang cukup proporsional dalam kajian global, bahkan ditambah lagi dengan didukungnya upaya-upaya pembaruan tersebut dilakukan secara serentak dan kompak baik dunia Islam sendiri maupun di luar dunianya merupakan suatu arus deras yang tidak dapat dihentikan demi menciptakan perbaikan dalam segala bidang kemanusiaanya. Kata kunci : Politik Islam
A. Pendahuluan Persoalan politik atau yang disebut imamah merupakan hal-hal yang menjadi perselisihan hari-hari pertama kematian nabi Muhammad saw.1 Tidaklah mengherankan jika perebutan kekuasaan politik mewarnai sejarah umat Islam, tidak hanya persaingan diantara dinasti-dinasti tetapi juga dalam lingkungan (intern) dinasti yang memerintah. Apalagi setelah peradaban Islam mencapai puncaknya disegala bidang kehidupan, mengakibatkan bangsa di luar Islam (Eropa dan Barat) ingin merebut dan menguasainya. Perkembangan baru terjadi dalam abad 19 sebagai akibat terjadinya kontak peradaban dengan dunia Barat. Kaum pembaharu dalam dunia Islam berusaha melakukan pembaharuan dengan menerapkan ide-ide Barat atau dengan 1
Lihat Abdul Muin Salim, Konsepsi kekuasaan Politik Islam Dalam Alquran, ed. Industri (Cet. I; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994), h.1
1
menggali dan mengkaji ulang ajaran-ajaran Islam atau pun dengan memadukan kedua unsur-unsur tersebut. Gerakan pembaruan ini berdampak dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah dalam kehidupan dunia politik. Persoalan di atas sebagai akibat dari peperangan yang tak kenal henti antara negara-negara Eropa melawan Khilafah Islamiyah yang dimulai pada abad delapan belas hingga akhir seperempat pertama abad dua puluh. Gereja berhasil mewujudkan ambisinya meruntuhkan khilafah Islamiyah di Turki untuk seterusnya tidur dengan pulas, tenang dan tanpa khawatir kehilangan kerajaan– kerajaannya di Timur dan di Barat.2 Hal-hal tersebut merupakan akibat dari rainassance sebagai sumber berbagai gerakan kemasyarakatan. Rainassance melahirkan humanisme, humanisme melahirkan individualisme, individualisme melahirkan liberalisme, liberalisme melahirkan
kapitalisme,
kapitalisme
melahirkan
sekularisme,
karena
Gourgeoisie kerap berlawanan kepentingan dengan gereja yang pada masa lampau kerap bersekutu dengan kaum feodal yang menjadi lawan Gougeoisie.3 Terjadilah kolonialisme yang merupakan kejahatan terbesar dalam sejarah kemanusiaan yang diprakarsai Barat atas bangsa-bangsa non Barat. Kejahatan ini berkaitan dengan kelahiran kapitalisme di Eropa pada akhir abad ke-15. Pada masa Jalaluddin al-Afghani (1839-1879) peradaban Barat telah mencapai puncaknya dan imperialisme serta kolonialisme telah demikian maju. Sebaliknya, peradaban Islam merosot ke bawah, dunia Islam telah menjadi mangsa imperialisme dan kolonialisme, seperti kawasan-kawasan lain di dunia Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Pada masa tersebut, peradaban Barat sedang berada di puncak. Sementara peradaban non Barat semakin lemah.4 Dengan demikian inilah yang melatarbelakangi penetrasi Barat terhadap dunia Islam. Namun sebaliknya penetrasi Barat pula yang menyebabkan kebangkitan Islam pada abad 19 dan 20.
2
Muhammad Sayyid al-Wakil, Wajah Dunia Islam: Dari Dinasti Bani Umayyah hingga Imperialisme Modern, (Cet. I; Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1998), h. 317-318 3 S.I Poeradisastra, Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan Peradaban 4 Muhammad Sayyid al-Wakil, op.cit, h. 318-319
Dari uraian tersebut di atas, maka menarik untuk diurai mengenai gambaran dunia Islam pada abad 19 dan 20 serta beberapa faktor-faktor utama yang mendukung dalam kebangkitannya. B. PEMBAHASAN Gambaran Dunia Islam Abad 19-20 Persoalan yang pertama-tama timbul dalam Islam menurut sejarah bukanlah persoalan keyakinan malhan persolan politik.5 Pada abad 19 sampai dengan abad 20 merupakan lanjutan dari abad sebelumnya. Periode ini disebut zaman modern, yakni zaman kebangkitan Islam dari zaman kolonialisme. Periode modern dalam sejarah Islam bermula tahun 1800 M.6 dan berlangsung sampi sekarang. Diawal periode ini kondisi dunia Islam secara politis di bawah penetrasi kolonialisme, baru pada pertengahan abad 20 M dunia Islam bangkit memerdekakan negerinya dari penjajahan Barat. Kebangkitan dunia Islam dari penjajahan dunia Barat diakibatkan gerakangerakan Nasionalisme, ingin melepaskan diri dari imperilaisme Barat dan melahirkan gerakan-gerakan Tajdid. Dengan itu, ada dua faktor motivasi untuk melakukan pembaharuan: pertama, pembaharuan dalam pemurnian ajaran agama Islam dari unsur-unsur asing yang dipandang
sebagai penyebab
kemunduran Islam,. Seperti gerakan Wahhabiyah yang dipelopori oleh Muhammad Ibn Abd al-Wahab di Saudi Arabiyah. Syekh Waliyullah di India dan gerakan Sunusiyah di Afrika Utara yang dipimpin oleh Said Muhammad dari Aljasair. Kedua. Adanya pengiriman para pelajar muslim oleh penguasa Turki Usmani di Mesir dan negara-negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dilanjutkan dengan ajakan penerjemahan karya-karya Barat kedalam bahasa Islam. Sementara manifestasi dari kebangkitan dunia Islam tersebut menurut Lothrop Stoddart, berupaya tumbuhnya potensi yang luar biasa bagi
5
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspenyak¸h. 88 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam; Dirasah Islamiyah II ( Cet. XII; Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2001) h. 173 6
pembentukan dunia baru Islam.7 Demikian pula Badri Yatim dalam tulisannya mengatakan karena bangkitnya nasionalisme di dunia Islam dan tumbuhnya gerakan multi partai yang memperjuangkan negaranya.8 Latar belakang sehingga munculnya penetrasi dan semangat umat Islam untuk merdeka adalah disebabkan negara-negara Islam ketika takluk di bawah kekuasaan dan cengkaraman negara-negara Eropa. Mereka mengalami kemunduran dan kelemahan yang sangat maksimal. Terutama pada bidang politik, sosial, ekonomi, lebih-lebih pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Keadaan seperti ini mengakibatkan umat Islam menjadi kelompok marginal dan lepas dari gelanggang kehidupan yang ternyata sulit tampil untuk mengambil alih pimpinan bagi negara-negara lain terutama Eropa. Demikian
manuskrip
dan
langkah-langkah
negara-negara
Islam
memerdekakan diri dari penjajah.9 Sebab–sebab Utama kebangkitan Dunia Islam abad 19 dan 20 Seorang
pengkaji
masalah
keislaman
yang
berwawasan
tajam
telah
meninggalkan sederet ungkapan “ sejak penghujung abad XVIII (memasuki abad XIX ) masalah dominasi Barat baik dipandang sebagai kaum Kristen, Sekuler ataupun Ateis telah menyita perhatian utama pakar pemikir dan aktivitas muslim, bahkan seluruh umat Islam yang berupaya merumuskan relevansi pesan Alquran bagi generasi mereka”10 7
Lothrop Stoddart, Dunia Baru Islam, dialih bahasakan oleh Muliyadi Djojomartono, (Cet. III; Jakarta: Tinta Mas, 1986), h. 28 8 Lihat Badri Yatim, loc.cit 9 Gerakan pembaharuan dan nasionalisme melepaskan diri dari belenggu penjajah, seperti Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, Pakistan 15 Agustus 1947, Timur Tengah yaitu Mesir 1922 dari tekanan Inggris, Irak 1932, Libya 1951, Sudan dan Maroko 1956, Aljazair 1962 semuanya membebaskan diri dari Prancis. Adapun Asia Tenggara, Malaysia termasuk Singapura mendapat kemerdekaan dari Inggris 1957 dan Brunai Darussalam 1984. Bahkan ada pun diantaranya baru mendapat kemerdekaan pada tahun –tahun terakhir seperti negara Uzbekistan, Turkunenia, Khirgististan, Kazakhtan, Tajikistan dan Azerbaijan yang dulunya bergabung negara Unisoviet dan merdeka pada tahun 1992. Sedang Bosnia memerdekakan diri dari Yugoslavia pada tahun 1992. Lihat Badri Yatim, op.cit., h. 188-189 10 Malise Ruth Ven, Islam in The Word, (Harmondsorth; t.p: 1984), h. 289. Meskipun yang ramaii diperbincangkan dewasa ini sebagai kebangkitan Islam terutama sekali terlihat dikalangan kaum konservatif, namun seluruh kaum muslimin juga mesti merespon dengan berbagai cara pengaruh total Barat atas peradaban mereka. Beberapa juru dakwah muslim telah berupaya menjelaskan bahwa sebagian besar
a. Terjadinya Kontak dengan Dunia Barat Dari pembabakan sejarah Islam dapatlah diketahui bahwa kebangkitan dunia Islam lahir setelah terjadi kontak dengan negara-negara Eropa (dunia Barat) di antaranya: 1. Ketika Turki pada tahun 1683 M mengirimkan tentaranya ke Eropa dalam rangka mempertahankan daerah-daerah kekuasaannya yang telah menderita kekalahan dan diakhiri dengan perjanjian “Caarlowitz” yang memaksa Turki menyerahkan Armenia ke Austria, Pedolia kepada Polandia dan Azow ke Rusia.11 Kekalahan ini mendorong para pemimpin Turki untuk menyelidiki sebab-sebab kekalahan mereka itu dan selanjutnya mengadakan tindakan pembalasan. 2. Di India perhubungan Inggris dengan India mulanya hanyalah dalam bidang perniagaan yang terkenal dengan “The East India Company “ tetapi tatkala terjadi kekacauan dalam negeri India, orang-orang Eropa lalu menguasai pemerintah setempat untuk melindungi pabrik-pabrik mereka.12 Dengan peristiwa ini, menimbulkan kesadaran umat Islam, khusus para ulama Islam India untuk bangkit menetralisir keadaan yang sudah semakin meresahkan dan mengancam kehidupan rakyat India. 3. Sebelum Mesir diduduki Napoleon, Mesir diperintah oleh raja-raja Mamluk, raja-raja yang berasal dari daerah Kaukasus, maka rakyat Mesir kurang senang, apalagi ketika Napoleon menginjakkan kakinya di Alexandria 2 Juli 1798 dan dalam waktu 20 hari telah berhasil menguasai Mesir pada tanggal 21 Juli 1798.13 Napoleon menguasai Mesir dengan tujuan untuk menjadikan kota Kairo sebagi sentral strategi untuk menguasai raja-raja dunia dalam serangan terhadap Islam (sebagaimana pendapat mereka) merupakan hasil karya para orientalis dan missionaries, yang bertindak sebagai agen persekongkolan kolonialis yang rapi. W. Montgomery Watt, Islamic Fundamentalism and Modernity, diterjemahkan oleh Taufiq Adnan Amal dengan judul “Fundamentalisme Islam dan Modernitas” (Cet. I; Jakarta: Raaja Grafindo Persada, 1997), h. 91 11 Disadur dari Harun Nasution, Pembaharuan Islam ( Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h.13 12 Lothrop Stoddart, op.cit, h. 29 13 Lihat Harun Nasution, op.cit, h. 29
rangka mengikuti jejak Alexandria dengan didudukinya Mesir oleh Napoleon, mendorong dan membangkitkan semangat para pemikir Islam Mesir untuk mengusir Napoleon. Mereka mencari penyebab keberhasilan Napoleon dan tentaranya serta berbagai hal-hal yang baru yang belum pernah ada di Mesir. 4. Kedatangan Belanda ke Indonesia kira-kira pada abad XVI bersama-sama dengan orang-orang Portugis. Pada mulanya mereka berdagang tapi kemudian menguasai raja-raja Islam (yang ada di Wilayah Nusantara ) ketika itu. Perlawanan terhadap Belanda ketika itu antara lain dilakukan oleh Sultan Agung dari Mataram, Imam Bonjol, kaum Paderi, Pangeran Dipenegoro, Sultan Hasanuddin dan lain-lain. Dengan demikian, kontak dunia Islam dengan Barat menyadarkan umat Islam untuk bangkit mempertahankan negaranya, selanjutnya memulihkan bangsanya kearah keadaan yang aman dan sentosa. b. Kemunduran Umat Islam dalam Berbagai Bidang Kemunduran-kemunduran yang dialami umat Islam antara lain: 1. Islam yang dianut dan diamalkan umat Islam banyak diselewengkan ajaranajarannya. Ketika itu bercampur baurnya ajaran Islam dengan adat istiadat, paham animisme dan dinemisme, meraja lelanya bid’ah dan khurafat. 2. Pemikiran dikalangan umat Islam telah berkurang, mereka menganggap bahwa pintu ijtihad telah tertutup, sehingga timbul sikap taklid kepada pendapat lama, akibatnya umat Islam menjadi statis. 3. Tarekat sufi sesudah jatuhnya Baghdad tersiar dikalangan umat Islam. Seluruh dunia tentang ajaran “zuhud” yang berakibat ditinggalkannya hal-hal yang bersifat duniawi dan memprioritaskan ukhrawi. 4. Sistem pemerintahan yang dianut oleh negara-negara Islam adalah sistem pemerintahan absolut, di mana raja dapat berbuat kehendak hati tanpa memperhatikan kemajuan umat., bahkan ditemukan antara kerajaan Islam saling bermusuhan dan sangat ambisi menguasai kerajaan lainnya. 5. Pendidikan Islam ketika itu, pada umumnya hanya mementingkan pengetahuan
agama
saja,
tidak
memberikan
pengajaran
ilmu-ilmu
pengetahuan umum kecuali hanya sedikit, termasuk perguruan tinggi AlAzhar Kairo ketika itu belum berani mengajarkan ilmu-ilmu yang berasal dari Barat. Demikian pula pendidikan di Turki, India, termasuk Indonesia. Hal ini menyebabkan umat Islam dapat dikatakan oleh bangsa-bangsa Barat yang telah memilki ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat maju. Itulah beberapa gambaran yang dianggap sebagai penyebab kemunduran dan keterbelakangan umat dunia Islam. Benar tidaknya hal tersebut kembali kepada masing-masing pribadi, khususnya pembelajar sejarah. Penetrasi dan Perlawanan Terhadap Kolonialisme Eropa menguasai negara-negara Islam, baik langsung maupun tidak langsung, telah menciptakan ketergantungan dunia Islam atas Eropa hampir di semua bidang.14 Eropa sebagai negara penjajah tentu saja menimbulkan reaksi yang amat kuat dari umat Islam untuk mempertahankan martabat dan harga dirinya. Dengan demikian, timbullah berbagai reaksi umat Islam hingga mereka memperoleh kemerdekaan. Misalnya di India, mereka mengusir Inggris (1657), pemberontakan Urabi Pasya di Mesir (1882), Revolusi Persi (1891) di Iran, perang padri dan perang diponegoro di Indonesia (1821-1837).15 Itulah beberapa reaksi yang dilakukan oleh umat Islam dalam membebaskan negaranya dari tangan penjajah. Reaksi yang ditimbulkan oleh umat Islam ini, bagi negeri imperial, jauh sebelumnya telah menyiapkan dirinya menghadapi gelombang perlawanan umat Islam yang dijajahnya.16 Tetapi seiring dengan perlawanan-perlawanan balasan yang dilakukan Eropa menimbulkan semangat kesadaran pan-Islamisme. Citacita Pan-Islamisme abad 19 dan 20 adalah menegakkan persatuan seluruh dunia di bawah kekuasan pemerintah Islam yang dikepalai seorang khalifah dan
14 lihat Mashab G. s, The Venture Atlas of Islam (Chicago: The University of Chicago press. 1974), h. 223. 15 Lihat Carl Broe Kelemen, Histori of The Islamic Peoples (London: Ruct Ledge, 1947), h. 12. bandingkan dengan uraian yang dikemukakan oleh Muhamad Sayyid Al-Wakil,loc.cit. 16 Lihat Muhamad Sayid al-wakil. op. cit, h. 305
berkuasa sepenuhnya.17 Cita-cita Pan-Islamisme ini berhasil (walaupun tidak maksimal). Mereka menggerakkan gerakan kebangsaan melawan kekuasaan Barat diseluruh dunia Islam ketika itu, seperti: 1. Pecahnya pemberontakan al-Kabil Al-Jasair melawan Perancis tahun 1871, 2. Gerakan di Mesir muda yang bermuara pda pemberontakan Uraby Pasya terhadap Inggris di Mesir 1882. pergolakan di Afganistan melawan Inggris, tahun 1991. 3. Pemberontakan umat Islam Tiongkok di daerah Yunani tahun 1907. 4. Pemberontakan al-Mahdi di Sudan melawan Inggris sampai akhir abad XIX dan permulaan XX. 5. Pemberontakan Iran terhadap Inggris pada tahun 1920.18 6. Di negara Asia Tenggara, misalnya di Malaysia 1879.19 Demikian pula perang Aceh di Indonesia tahun 1873-1912.20 dilain pihak Adji Thohir mengatakan bahwa pemberontakan dia Aceh ini meletus bulan September 1953. faktor utamanya adalah pertentangan antara kelompok adat sebagai kepala wilayah elit tradisional sebagi kaki tangan Belanda yang disebut Ulubalang yang bergelar Teuku dengan kelompok agama yang menemakan dirinya PUSA (Persatuan Ulama seluruh Aceh) yang berdiri sejak tahun 1939 dalm melawan Belanda yang bergelar Teungku.21 Memasuki awal abad 20 kerajaan-kerajaan Islam yang sangat menikmati kemerdekaan dalah Turki, Persia, Maroko, dan Afganistan.22 Sedang yang lainnya masih merasakan campur tangan Barat misalnya India, mesir, dan Al-Jazair juga kerajaan-kerajaan di Indonesia, tetapi lama kelamaan semuanya berakhir dengan kemerdekaannya. 17
Lihat, L. Stoddart, op. cit, h. 63. Lihat Ibid. h. 64. 19 Lihat Fred. W. Von Der Mehden, kebangkitan Islam di Malaysia “dalam” John. L. Esposito (ed), Islam and Development, ditrjrmahkan oleh A. Rahman Zainuddin dengan judul Identitas Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), h. 259. 20 Lihat Stoddart, loc. cit. 21 Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam., (Cet. I; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 311. 22 Lihat Stoddord, op. cit, h. 122. 18
Gerakan-gerakan
tersebut
di
atas
nampaknya
cukup
mewarnai
perkembangan dunia Islam pada abad 20. dalam hal ini umat Islam membersihkan dirinya dari segala bentuk penyimpangan dan kembali kepada ajaran agama, yakni suatu bentuk pemikiran dan intropeksi dalam restrospeksi. Gerakan ini pada intinya bertujuan untuk melepaskan diri dari belenggu dunia Barat (Eropa). C. KESIMPULAN 1. Pada abad 19 M, dunia Islam mengalami kemunduran dalam berbagai bidang, mereka meninggalkan agama dan ilmu pengetahuan. Menjelang pertengahan abad 19-20 M, umat Islam bangkit mengembalikan dunia Islam kepada kejayaannya. Salah satu usahanya adalah melakukan pengkajian ulang terhadap Islam dengan mencoba untuk memurnikan ajaran Islam dari pengaruh Barat, karena hal itulah yang menyebabkan kemunduran Islam. 2. Salah satu yang menyebabkan dunia Islam bangkit kembali, yakni adanya kontak langsung dengan dunia Barat. Yang mana sebagian besar negara Islam telah dikuasai oleh Barat. Sehingga muncullah inisiatif dari bangsabangsa Islam untuk memerdekakan diri dari tekanan orang-orang Barat. Sebagi contoh kedatangan orang-orang Belanda bersama orang Portugis ke Indonesia yang mulanya hanya berdagang kemudian menguasai beberapa raja-raja Islam. Sehingga muncullah perlawanan dari beberapa kerajaaan kesultanan.
DAFTAR PUSTAKA al-Wakil Sayyid Muhammad, Wajah Dunia Islam: Dari Dinasti Bani Umayyah hingga Imperialisme Modern, Cet. I; Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1998. Fred. W. Von Der Mehden, kebangkitan Islam di Malaysia “ dalam “ John. L. Esposito (ed), Islam and Development, diterjemahkan oleh A. Rahman Zainuddin dengan judul Identitas Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1986. Kelemen Broe Carl History of The Islamic Peoples, London: Ruct Ledge, 1947. Mashab G. s, The Venture Atlas Of Islam Chicago: The University of Chicago press. 1974. Nasution Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek¸Cet. I.; Jakarta: UI Press. 1985 Poeradisastra S.I, Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan Peradaban Salim Muin Abdul, Konsepsi kekuasaan Politik Islam Dalam Alquran, ed. I Cet. I; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994. Stoddart Lothrop, Dunia Baru Islam, dialih bahasakan oleh Muliyadi Djojomartono, Cet. III; Jakarta: Tinta Mas, 1986 Thohir Ajid, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam., Cet. I; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004 Ven Ruth Malise, Islam in The Word, Harmondsorth; t.p: 1984. Disadur dari Harun Nasution, Pembaharuan Islam Jakarta: Bulan Bintang, 1975. Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam ; Dirasah Islamiyah II Cet. XII; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001.