DIVERSITAS, DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN GLASS EEL DI MUARA SUNGAI PALU Deddy Wahyudi1, Fadly Y. Tantu dan Jusri Nilawati 2
[email protected]/Handphone: 085241012035 (Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu-Ilmu Pertanian Pascasarjana Universitas Tadulako) 2 (Dosen Program Studi Magister Ilmu-Ilmu Pertanian Pascasarjana Universitas Tadulako)
1
Abstract Eel (Anguilla sp.) Including one of the important fish rnelakukan displacement (migration) from the sea to freshwater environments (migration anadromous) for himself and further maturation kernbali to sea (migration katadromous), to perform spawning. The second migration is the whole life cycle of eels. Almost all of the estuary in Indonesia which can deep sea found Elver eels. This study aims to determine the diversity, distribution, abundance and size structure of glass eel in Palu River estuary. This research was conducted for six months ie in September 2014 to February 2015. The sampling locations estuary of Palu River. Sampling was done every month dark during the study, further samples are identified by Anodorsal vertebrae (ADV) and Caudal spot (CS) or Tail Spot (TS). The results showed that the diversity index of glass eel are migratory in the mouth of Palu River has a level of diversity of small and stability of the community is low, for an index of uniformity showed that the distribution of individuals among species uneven or there are certain types of dominant while the dominance index showed that there is one species dominate while doing migration of Palu River that is Anguilla marmorata. The distribution of glass eel on a monthly basis show a uniform pattern of spread. Eel abundance of glass eels are affected by the tides that occur in the mouth of Palu River. Glass eels are doing ruaya anadromous (migrating) to the mouth of Palu River month period September 2014 to February 2015 consists of three species, namely Anguilla marmorata, Anguilla sp. and Anguilla bicolor pacifica. Keywords: glass eel, diversity, distribution, abundance, Palu river Ikan sidat (Anguilla sp.) terrnasuk salah satu ikan penting yang rnelakukan perpindahan (rnigrasi) dari laut ke lingkungan tawar (rnigrasi anadromous) untuk pendewasaan dirinya dan selanjutnya kernbali ke laut (migrasi katadromous), untuk melakukan pemijahan (spawning). Kedua migrasi tersebut merupakan keseluruhan daur hidup ikan sidat. Hampir di sernua rnuara sungai di Indonesia yang rnenghadap laut dalarn dapat diternukan elver sidat.
dan Oseania. Jika dicermati, daerah distribusi sidat tersebut, berkaitan erat dengan aliran arus panas dari daerah tropis, di mana daerah-daerah yang dilalui arus dingin tidak didiami sidat (Fahmi dan Hirnawati, 2010). Dari 18 spesies di dunia, sebanyak 6 spesies hidup di Indonesia, yaitu A. borneensis, A. cebesensis, A. interioris, A. Obicura, A. bicolor, dan A. marmorata. A.borneensis merupakan spesies ikan sidat yang paling tua berdasarkan dendrogram filogeni (Aoyama, 2001). Itulah sebabnya perairan Indonesia disebut “the origin of the eels” (Tsukamoto 1999). Dari keenam spesies yang hidup di Indonesia, dua di antaranya sudah mulai dibudidayakan, yaitu A. bicolor yang terdapat di wilayah Pulau Jawa dan Sumatera, serta A. marmorata yang terdapat di wilayah Pulau Kalimantan dan
Penelitian tentang penyebaran atau distribusi ikan sidat dan telah banyak dilakukan, terutama di daerah subtropis. Seperti Anguilla anguilla dari Eropa, A. rostrata di Amerika dan A. japonica di Jepang. Sampai saat ini telah ditemukan 18 jenis sidat dengan distribusi geografi yang luas meliputi wilayah Indo-Pasifik, Atlantik,
1
2 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 2, April 2016 hlm 1-6
Sulawesi. Berangkat dari penjelasan diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang keragaman, penyebaran dan kelimpahan glass eel yang beruaya memasuki muara Sungai Palu. METODE Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan mulai bulan September 2014 sampai dengan bulan Februari 2015. Lokasi penelitian ini bertempat di muara Sungai Palu Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah tercancum pada Gambar 1. Kemudian dilanjutkan identifikasi glass eel bertempat di Laboratorium THP STPL Palu.
Lokasi Penelitian
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Pengumpulan Data Sampling Sampling glass eel dengan cara penangkapan menggunakan alat tangkap
ISSN: 2089-8630
berupa seser (hand scoop net) ukuran mata jaring 1 mm. Kegiatan sampling dilakukan 3 kali dalam sebulan pada setiap bulan gelap (dark moon) atau tanggal 28 sampai dengan 2 perhitungan bulan di langit (Kalender Hijriah) mulai jam 18.00 sampai 06.00 WITA, sehingga secara keseluruhan 6 kali (selama 6 bulan). Sampel glass eel hasil tangkapan dimasukkan kedalam wadah (ember) yang berisi air sungai yang dilengkapi dengan aerator, selanjutnya dibawa ke laboratorium dalam keadaan hidup untuk diidentifikasi Identifikasi Identifikasi jenis/glass eel ikan sidat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu dengan penghitungan jumlah ADV tercantum pada (Gambar 2) yaitu jumlah ruas tulang punggung yang tepat diantara pangkal sirip dorsal dan pangkal sirip anal (anodorsal vertebrae). seperti yang diuraikan oleh Tabeta et. al. (1976), Tzeng dan Tabeta (1983) dan panjang anodorsal (Usui, 1991 dalam Mododahi, 2002). Pemisahan tersebut dilakukan berdasarkan jumlah ruas tulang punggung anodorsal seperti dapat dilihat pada Tabel 1. serta dengan pengamatan terhadap Caudal spot atau Tail spot (TS) tercantum pada (Gambar 3) yaitu bintikbintik berwarna hitam di sekitar ujung tulang punggung/bagian ekor (sel-sel melanofor) glass eel.
ADV
Gambar 2. Penentuan jumlah ADV
Deddy Wahyudi, dkk. Diversitas, Distribusi dan Kelimpahan Glass Eel di Muara Sungai Palu ……………………… 3
A
B
Gambar 3. Caudal spot pada (A) A. marmorata dan A. celebesensis dan (B) A. bicolor pacifica Tabel 1. Kisaran jumlah ruas tulang anadorsal beberapa spesies Anguilla sp. No 1 2
Spesies Anguilla marmorata Anguilla sp.
3 Anguilla bicolor pacifica Indeks Keanekaragaman Distribusi dan komposisi glass eel dapat diketahui dengan menghitung Indeks of General Diversity (H’) menggunakan metode Shannon-Wienner (Dhahiyat et. al., 2003) sebagai berikut :
Kisaran Jumlah Ruas Tulang Anodorsal 14 – 18 7 – 12 (-4) – 4 𝐄=
𝐇′ 𝐇 𝐦𝐚𝐤𝐬
Dimana : E = Indeks keseragaman H maks = ln S S = Jumlah spesies dalam komunitas
H ' pi ln pi
H’ = Indeks keanekaragaman Shannon Wienner
dimana : H′ = indeks keanekaragaman jenis pi = ni/N ni = jumlah individu spesies ke-i N = jumlah total ikan Kisaran total indeks keanekaragaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut : H′ < 2,3026 : keanekaragaman kecil dan kestabilan komunitas rendah 2,3026 < H′< 6,9078: keanekaragaman sedang dan kestabilan komunitas sedang H′ > 6,9078 : keanekaragaman tinggi dan kestabilan komunitas tinggi.
Indeks Dominansi Untuk melihat dominansi suatu jenis ikan digunakan indeks dominansi ShannonWienner (Dhahiyat et. al., 2003) sebagai berikut :
s
i 1
Indeks Keseragaman Indeks keseragaman adalah indeks yang menunjukkan pada sebaran biota yaitu merata atau tidak. Jika nilai indeks keseragaman relatif tinggi maka keberadaan setiap jenis biota di perairan dalam kondisi merata (Fachrul, 2007). Untuk menghitung indeks keseragaman glass eel dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
s
C i 1
pi 2
Menurut Odum (1971) nilai indeks dominasi berkisar antara 0-1. Apabila nilai indeks indeks dominasi mendekati 0 berarti hampir tidak ada individu yang mendominasi dan biasanya diikuti dengan nilai indeks keseragaman yang besar. Indeks Penyebaran Morisita Pola penyebaran ikan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan indeks Morisita (Id). Indeks ini tidak dipengaruhi oleh luas stasiun pengambilan sampel dan sangat baik untuk membandingkan pola distribusi populasi (Khouw dalam Khairul, Wahyuningsih dan Jumilawati, 2014). Rumus
4 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 2, April 2016 hlm 1-6
yang digunakan adalah : ∑X 2 − ∑X Id = n[ ] (∑X)2 − ∑X dimana : Id = Indeks Penyebaran Morisita N = Jumlah unit pengambilan sampel
X = Jumlah individu pada setiap plot Hasil indeks Morisita yang diperoleh di kelompokkan sebagai berikut : Id < 1, maka Pola sebaran individu bersifat mengelompok
Id = 1, maka Pola sebaran individu bersifat acak Id > 1, maka Pola sebaran individu bersifat seragam Kelimpahan Kelimpahan ikan dapat dihitung dengan rumus memodifikasi dari Odum (1971) sebagai berikut :
X
Xi n
dimana : X = kelimpahan ikan Xi = jumlah ikan pada stasiun pengamatan kei n = volume air tersaring (n = l x t x v) l = luas bukaan mulut saringan t = lama waktu penarikan saringan (menit) v = kecepatan tarikan (m/menit) HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Kelurahan Lere, dimana secara administratif Kelurahan Lere berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Kota Palu. Aktivitas yang terdapat di sekitar lokasi penelitian diantaranya tempat berlabuh perahu-perahu nelayan setempat, tempat penjemuran lamale serta merupakan tempat bersantai bagi masyarakat pada umumnya.
ISSN: 2089-8630
Identifikasi Sidat Hasil pengamatan terhadap glass eel yang beruaya anadromous di Sungai Palu selama penelitian terdiri dari tiga spesies yakni ikan sidat sirip panjang (Anguilla marmorata), ikan sidat sirip pendek (Anguilla bicolor pacifica) dan Anguilla sp. Setelah dilakukan pemisahan glass eel spesies Anguilla marmorata dari dua spesies lainnya, selanjutnya dilakukan analisa indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, indeks dominansi, distribusi dan kelimpahan. Indeks Keanekaragaman Berdasrkan hasil perhitungan diperoleh indeks keanekaragaman sebesar 1,32096. Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman kecil dan kestabilan komunitas rendah untuk glass eel ikan sidat yang masuk kemuara Sungai Palu. Hasil perhitungan indeks keanekaragaman diatas selarah dengan pernyataan Dhahiyat et. al (2003) bahwa kisaran total indeks keanekaragaman H’<2,3026 menunjukkan bahwa keanekaragaman kecil dan kestabilan komunitas rendah. Indeks Keseragaman Indeks keseragaman adalah 0,01083. Hal ini menunjukkan sebaran individu antar jenis tidak merata atau ada jenis tertentu yang dominan. Sebagaimana pernyataan Hartati dan Wahyuni dalam Gundo (2010) bahwa keseragaman mendekati nol, berarti dalam ekosistem tersebut ada kencenderungan terjadi dominasi spesies yang disebabkan oleh adanya ketidakstabilan faktor-faktor lingkungan dan populasi. Bila indeks keseragaman mendekati 1, maka ekosistem tersebut dalam kondisi yang relatif mantap, yaitu jumlah individu tiap spesies relatif sama. Indeks Dominansi Perhitungan hasil indeks dominansi untuk 3 spesies glass eel ikan sidat yang tertangkap ketika beruaya di Sungai Palu
Deddy Wahyudi, dkk. Diversitas, Distribusi dan Kelimpahan Glass Eel di Muara Sungai Palu ……………………… 5
yakni Anguilla marmorata sebesar C=5,37136, Anguilla sp. sebesar C=0,01658, Anguilla bicolor pacifica sebesar C=0,00168. Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa untuk jenis Anguilla marmorata yang lebih mendominasi ketika melakukan ruaya di Sungai Palu. Hal ini selaras dengan pernyataan Odum (1971) bahwa indeks dominansi mendekati 0 tidak ada jenis yang mendominansi dan indeks dominansi mendekati 1 terdapat jenis yang mendominansi. Distribusi Nilai Indek Morisita pada setiap bulan pengamatan menunjukan nilai Id<1, artinya
distribusi glass eel pada setiap bulan menunjukan pola penyebaran seragam, diduga karena persaingan makanan. Menurut Pemberton and Frey; Tarumingkeng dalam Khairul, Wahyuningsih dan Jumilawati, 2014 pola penyebaran yang seragam disebabkan oleh interaksi negatif antara individuindividu, misalnya kompetisi terhadap makanan. Selain itu menurut Suin (2002) faktor fisika, kimia, dan biologi yang hampir merata pada suatu perairan serta ketersediaan makanan turut mempengaruhi organisme hidup pada habitatnya dan menentukan organisme tersebut hidup berkelompok, acak maupun seragam.
Tabel 2. Distribusi (Indeks Nilai Morisita) Pada Setiap Bulan Pengamatan. Bulan Morisita Kategori Sepetember 2014 0,05263 seragam Oktober 2014 0,04419 seragam November 2014 0,03018 seragam Desember 2014 0,01937 seragam Januari 2015 0,00940 seragam Februari 2015 0,02100 seragam Kelimpahan Hasil yang diperoleh dari perhitungan kelimpahan glass eel yang beruaya di Sungai Palu adalah Anguilla marmorata sebesar X= 16,43333, Anguilla sp. sebesar X= 0,66667, Anguilla bicolor pacifica sebesar X= 0,26667. Kelimpahan glass eel ikan sidat ini berhubungan dengan pasang surut yang terjadi di muara Sungai Palu, dimana apabila terjadi pasang tertinggi maka disitulah banyak terdapat glass eel yang masuk ke Sungai Palu. KESIMPULAN 1. Glass eel yang melakukan ruaya anadromous (bermigrasi) ke muara Sungai Palu periode Bulan September 2014 sampai Februari 2015 terdiri dari tiga spesies, yakni Anguilla marmorata, Anguilla sp. dan Anguilla bicolor pacifica.
2. Indeks keanekaragaman glass eel yang beruaya di muara Sungai Palu menunjukkan bahwa keanekaragaman kecil dan kestabilan komunitas rendah, untuk indeks keseragaman menunjukkan bahwa sebaran individu antar jenis tidak merata atau ada jenis tertentu yang dominan sedangkan indeks dominansi menunjukkan bahwa ada salah satu spesies yang lebih mendominasi saat melakukan ruaya di Sungai Palu yakni Anguilla marmorata. 3. Distibusi glass eel pada setiap bulannya menunjukkan pola penyebaran seragam. Kelimpahan glass eel ikan sidat dipengaruhi oleh pasang surut yang terjadi di muara Sungai Palu.
6 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 2, April 2016 hlm 1-6
DAFTAR RUJUKAN Dhahiyat Y., Sinuhaji D., Hamdani H., 2003. Struktur Komunitas Ikan Karang di Daerah Transplantasi Karang Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Jurnal Ikhtiologi Indonesia III (2). Fachrul, M.J. 2007. Metode Sampling Bioekologi. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Fahmi M. R. dan Hirnawati R. 2010. Keragaman Ikan Sidat Tropis (Anguilla sp.) Di Perairan Sungai Cimandiri, Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Khairul, Wahyuningsih, H. dan Jumilawati, E. 2014. Distribusi Dan Pola Pertumbuhan Ikan Bulan-Bulan (Megalops cyprinoides Broussonet, 1782) Di Sungai Belawan. Jurnal Perikanan dan Kelautan 19 (2).
ISSN: 2089-8630
Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. W. B. Sounders Company, Phiadelphia. Suin, M.N 2002. Metode Ekologi. Universitas Andalas, Padang. Tabeta, O. Tanimoto, Takai, T. Matsui, I. dan Imamura, T., (1976). Seasonal Occuirence of Anguillid Elvers in Cagaya River, Luzon Island, the Philippines. Bulletin of the Japanese Society of Scientific Fisheries. 42 (4) Tsukamoto, K., 1999. The Eel : Mistery of the Great Migration. Keynote Speech in the International Ocean Symposium (IOS), July 29 1999, p. 164-182 Tzeng, W.N. dan Tabeta, O., 1983. First Record of the Short-finned Anguilla bicolor pasifica from Taiwan. Bul. Jap. Soc. Sc. Fish. 49 (1).