PENGARUH FEE AUDIT, ROTASI KAP, UKURAN KAP DAN AUDIT TENURE TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh: DYAH RINI UTAMI B 200130337
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGARUH FEE AUDIT, ROTASI KAP, UKURAN KAP, DAN AUDIT TENURE TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2015)
PUBLIKASI ILMIAH
Yang ditulis oleh:
DYAH RINI UTAMI B 200130337
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
(Drs. Atwal Arifin, M.Si., Akt., CA)
i
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH FEE AUDIT, ROTASI KAP, UKURAN KAP DAN AUDIT TENURE TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2015)
Yang ditulis oleh :
DYAH RINI UTAMI B 200130337
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada Hari Jumat, 7 April 2017 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji :
1.
Drs. Atwal Arifin, M.Si., Akt., CA (Ketua Dewan Penguji)
(
)
2.
Drs. Eko Sugiyanto, M.Si (Anggota Dewan Penguji 1)
(
)
3.
Andy Dwi Bayu Bawono, S.E, M.Si, Ph. D (Anggota Dewan Penguji 2)
(
)
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
ii
(Dr. Triyono, S.E., M.Si) PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat pernah ditulis oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila terdapat bukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka saya akan pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 7 April 2017 Penulis
Dyah Rini Utami B 200130337
iii
PENGARUH FEE AUDIT, ROTASI KAP, UKURAN KAP, DAN AUDIT TENURE TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh fee audit, rotasi KAP, ukuran KAP dan audit tenure terhadap kualitas audit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang diperoleh sebanyak 48 perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, menunjukkan bahwa fee audit, rotasi KAP dan audit tenure tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan variabel audit tenure membuktikan bahwa terdapat pengaruh terhadap kualitas audit. Kata Kunci : Fee Audit, Rotasi KAP, Ukuran KAP, Audit Tenure, Kualitas Audit. Abstract The purpose of this study is to examine the influence of audit fee, rotation of KAP, size KAP, and audit tenure of audit quality. The analitical method applied in this research was the logistic regression. The population in this research is the banking companies listed in Indonesia Stock Exchange 2012-2015. Samples were selected by the purposive sampling. The obtained samples were 48 companies. The results showed that the audit fee, rotation of KAP, size KA, and audit tenure had no efeect toward audit quality. However the variabel audit tenure to proved that there is an effect toward audit quality. Keywords: Audit Fee, Rotation KAP, Size KAP, Audit Tenure, Audit Quality.
1.
PENDAHULUAN Kualitas audit didefinisikan sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi klien (De angelo, 1981 dalam Panjaitan, 2014). Kualitas audit bertujuan untuk meningkatkan hasil kinerja audit pada laporan keuangan klien dalam memeriksa adanya salah saji material didalam laporan keuangan tersebut. Selain itu, hasil kualitas audit digunakan untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan bagi pengguna informasi akuntansi sehingga dapat mengurangi resiko informasi yang tidak kredibilitas informasi laporan keuangan bagi pemakai laporan keuangan khususnya investor.
1
Dari sudut pandang auditor, audit dianggap berkualitas apabila auditor memperhatikan standar umum audit yang tercantum dalam Pernyataan Standar Audit meliputi mutu profesional (professional qualities) auditor independen, pertimbangan (judment) yang digunakan dalam pelaksanaan audit, dan penyusunan laporan audit. Dalam pelaksanaan audit, seorang auditor harus mempunyai kemampuan teknikal (kompetensi) dari auditor yang terpresentasi dalam pengalaman maupun profesi dan kualitas auditor dalam menjaga sikap mentalnya (independensi) supaya mampu menciptakan hasil audit yang berkualitas (Hartadi, 2012). Banyaknya perusahaan besar yang runtuh, seperti Enron dan WorldCom di Amerika Serikat, telah dikaitkan dengan kualitas audit yang buruk terkait dengan kurangnya independensi auditor. Kegagalan audit yang terjadi disebabkan auditor gagal dalam mendeteksi atau melaporkan kesalahan materi atau salah saji dalam laporan keuangan (Leonora, et al., 2012). Di Indonesia, kasus yang melibatkan PT. Kimia Farma Tbk dan auditor KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa juga disebabkan karena risiko audit yang ditentukan auditor tidak berhasil mendeteksi adanya penggelembungan laba (Paramita dan Latrini, 2015). Oleh karena itu, auditor independen diharapkan dapat memberikan keyakinan kepada para pengguna laporan keuangan bahwa laporan tersebut bebas dari salah saji material dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia agar menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Persaingan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk menciptakan kualitas dari hasil audit semakin ketat, kualitas audit tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal dari kualitas audit yang digunakan dalam penenlitian ini, yaitu fee audit, rotasi KAP, ukuran KAP, dan audit tenure. 2.
METODE PENELITIAN 2.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015 dengan jumlah 31 perusahaan. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria-kriteria pemilihan sampel yang dilakukan. Kriteria-kriteria pemilihan sampel sebagai berikut: (1) Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. (2) Perusahaan perbankan yang menyediakan informasi keuangan lengkap secara berturut-turut selama tahun 2012-2015. (3) Data-data mengenai variabel penelitian yang akan diteliti harus tersedia lengkap.
2
2.2 Definisi dan Operasional Variabel 2.2.1 Variabel Dependen 2.2.1.1 Kualitas Audit Kualitas audit diukur terkait dengan manajemen laba yang dilakukan perusahaan, apakah auditor mampu mengungkapkan dan melaporkan adanya manajemen laba tersebut atau tidak. Salah satu manajemen laba yang dapat dilakukan adalah menghindari pelaporan kerugian. Formula yang dapat dipakai untuk penghindaran pelaporan kerugian tersebut adalah earning/total asset. Oleh karena itu, earning/total assets atau yang lebih sering dikenal ROA (return on assets) dipilih menjadi tolak ukur penentu kualitas audit (Jati, 2014). Earning benchmark yang digunakan adalah antara µσ hingga µ+σ, dimana µ adalah rerata earning/total assets sedangkan σ adalah deviasinya. µ dan σ dihitung dari sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Kualitas audit diasumsikan buruk jika: (1) Laba melebihi earning benchmark yaitu nilai ROA > µ+σ, yang berarti bahwa auditor memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk melakukan praktik windows dressing (usaha manajemen dalam meningkatkan laba perusahaan agar manajemen dapat menikmati bonus dimasa kini). (2) Rugi melebihi earning benchmark yaitu ROA < µσ, yang berarti bahwa auditor memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk melakukan praktik taking a bath (usaha manajemen dalam meningkatkan rugi perusahaan, dimana manajemen mengharapkan bonus dimasa mendatang karena laba yang meningkat). Formulasi variabel kualitas audit sebagai berikut: a. MEET_BE = 1 jika memenuhi kriteria µσ < ROA <µ+σ, menunjukkan kualitas audit tinggi. b. MEET_BE = 0 jika ROA > µ+σ dimana manajemen melakukan praktik windows dressing atau ROA < µσ dimana manajemen melakukan praktik taking a bath, yang menunjukkan kualitas audit rendah. 2.2.2 Variabel Independen 2.2.2.1 Fee Audit Fee audit dalam penelitian ini diproksikan oleh akun professional fees yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang selanjutnya variabel fee audit ini diukur dengan menggunakan logaritma natural dari data atas akun professional fees (Kurniasih dan Rohman, 2014).
3
2.2.2.2 Rotasi KAP Rotasi KAP dalam penelitian ini diukur menggunakan variabel dummy, jika terjadi rotasi KAP maka bernilai 1, dan tidak terjadi rotasi KAP maka bernilai 0. 2.2.2.3 Ukuran KAP Ukuran (KAP) dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan dan Chariri (2014), yaitu ukuran KAP diukur dengan menggunakan variabel dummy, artinya ukuran KAP diberikan nilai 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four dan nilai 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP Non Big Four. Terdapat empat kategori yang termasuk dalam KAP Big Four di Indonesia sebagai berikut: KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja dan KAP KAP Purwantono, Suherman & Surja yang berafiliasi dengan Ernst & Young. KAP Osman Bing Satrio yang berafiliasi dengan Deloitte. KAP Siddharta, dan Widjaja yang berafiliasi dengan KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler). KAP Haryanto Sahari & Rekan dan KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan yang berafiliasi dengan Price Waterhouse Cooper (PwC). 2.2.2.4 Audit Tenure Audit tenure merupakan masa perikatan auditor yang memberikan jasa audit dengan jangka waktu yang telah disepakati dengan kliennya. Audit tenure diukur dengan cara menghitung jumlah tahun perikatan auditor dari KAP yang sama terhadap auditee, tahun pertama perikatan dimulai dengan angka 1 dan ditambah dengan satu untuk tahun-tahun berikutnya. Informasi ini dilihat di laporan auditor independen selama beberapa tahun untuk memastikan lamanya auditor KAP yang mengaudit perusahaan tersebut (Kurniasih dan Rohman, 2014). 2.3 Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik. Analisis regresi logistik ini digunakan karena variabel dependen, yaitu kualitas audit dihitung menggunakan variabel dummy (menerima atau tidak menerima kualitas audit) dan varibel independen, yaitu fee audit, rotasi KAP, ukuran KAP, dan audit tenure merupakan variabel campuran antara variabel metrik dan variabel non-metrik. Adapun model regresi logistik dalam penelitian ini sebagai berikut: Ln (MEET_BE = 1 atau 0) = α + β1Ln_FEE + β2Rotasi + β3UKAP + β4TENURE + e.
4
Keterangan: Ln (MEET_BE = 1 atau 0) = probabilitas perusahaan yang diaudit oleh KAP memenuhi earning benchmark. α = konstanta. Ln_FEE = logaritma natural dari fee audit. Rotasi = Rotasi KAP UKAP = Ukuran KAP. TENURE = Audit tenure. е = Residual error. 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Uji Fit Model (Uji -2 log likelihood (-2LL)) Nilai -2LL dari block pertama sebesar 63,510 lebih besar dari pada nilai -2LL pada block kedua sebesar 55,878. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model kedua setelah memasukan variabel independen lebih baik dari pada model sebelum memasukan variabel independen, hal ini artinya model penelitian dikatakan fit dengan data. 3.2 Koefisien Determinasi (Nagelkerke’s R Square) Nilai dari Nagelkerke’s R square sebesar 0,200. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh variasi variable fee audit, rotasi KAP, ukuran KAP dan audit tenure sebesar 20%. Sedangkan sisanya sebesar 80% dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian. 3.3 Uji Kelayakan Model Nilai pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sebesar 0,224. Dari hasil tersebut dapat dikatakan model mampu memprediksi nilai observasinya atau model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya, karena nilai signifikasi yang diperoleh lebih besar daripada 0,05. 3.4 Hasil Uji Regresi Logistik Model regresi logistik yang diperoleh adalah sebagai berikut: Ln (MEET_BE) = 0,649 - 0,190LN_FEE + 2,104Rotasi + 0,501UKAP + 0,717TENURE Penjelasan hasil regresi logistik sebagai berikut: Nilai konstanta sebesar 0,649 dengan nilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa jika fee audit, rotasi KAP, ukuran KAP dan audit tenure dianggap konstan, maka besarnya kualitas audit akan naik sebesar 0,649. Variabel fee audit mempunyai koefisien regresi (β1) sebesar -0,190. Hal ini berarti jika fee audit meningkat, maka peluang atau kemungkinan kualitas audit perusahaan akan menurun. Sebaliknya jika fee audit menurun, maka peluang atau kemungkinan kualitas audit perusahaan akan meningkat sebesar. Variabel rotasi KAP
5
mempunyai koefisien regresi (β2) sebesar 2,104. Hal ini berarti jika rotasi KAP meningkat, maka peluang atau kemungkinan kualitas audit perusahaan akan meningkat. Sebaliknya jika rotasi KAP menurun, maka peluang atau kemungkinan kualitas audit perusahaan akan menurun. Variabel ukuran KAP mempunyai koefisien regresi (β3) sebesar 0,501. Hal ini berarti jika ukuran KAP meningkat, maka peluang atau kemungkinan kualitas audit perusahaan akan meningkat. Sebaliknya jika ukuran KAP menurun, maka peluang atau kemungkinan kualitas audit perusahaan akan menurun. Variabel audit tenure mempunyai koefisien regresi (β4) sebesar 0,717. Hal ini berarti jika audit tenure meningkat, maka peluang atau kemungkinan kualitas audit perusahaan akan meningkat. Sebaliknya jika audit tenure turun, maka peluang atau kemungkinan kualitas audit perusahaan akan menurun. 3.5 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis 3.1.1 Pengaruh Fee Audit Terhadap Kualitas Audit Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukan hasil bahwa nilai signifikansi sebesar 0,412 > 0,05. Nilai signifikansi yang berada di atas (α) 0,05 menunjukkan bahwa variabel fee audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil ini dapat dijelaskan bahwa besarnya fee yang diterima auditor tidak mempengaruhi kualitas audit, karena auditor bekerja sesuai dengan profesionalitas serta standar yang telah ditentukan. Masing-masing KAP sudah memiliki standar fee yang harus diterima auditor pada saat melaksanakan tugasnya, serta adanya kode etik yang mengikat auditor dalam menjalankan tugasnya. 3.1.2 Pengaruh Rotasi KAP Terhadap Kualitas Audit Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan hasil bahwa nilai signifikansi sebesar 0,064 > 0,05. Nilai signifikansi yang berada di bawah (α) 0,05 menunjukkan bahwa variabel rotasi KAP tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Dengan dilakukannya rotasi KAP belum tentu dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan, karena auditor telah mengetahui betul kondisi perusahaan, dan untuk mendapatkan opini yang lebih baik dari sebelumnya, perusahaan melakukan pergantian KAP. Selain itu, adanya kebijakan mengenai rotasi KAP yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 tidak mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan auditor. Kesimpulannya, independensi auditor tidak terganggu dengan lamanya perikatan yang terjadi diantara auditor dan klien. 3.1.3 Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Kualitas Audit Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukan hasil bahwa nilai signifikansi sebesar 0,546 > 0,05. Nilai signifikansi yang berada di atas (α) 0,05 menunjukkan bahwa variabel ukuran KAP tidak berpengaruh
6
terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa ukuran KAP bukanlah patokan penentu kualitas audit yang dihasilkan seorang auditor, karena dalam penggunaan jasa auditor juga menyesuaikan dengan kondisi perusahaan. Baik KAP besar maupun KAP kecil memiliki kode etik yang sama dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, sehingga kualitas audit yang dihasilkan baik KAP besar maupun kecil adalah sama. 3.1.4 Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukan hasil bahwa nilai signifikansi sebesar 0,021 < 0,05. Nilai signifikansi yang berada di bawah (α) 0,05 menunjukkan bahwa variabel audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa ikatan audit yang dibuat antara auditor dengan klien mempengaruhi kualitas audit, karena apabila terlalu lama audit tenure, akan mendorong terciptanya pengetahuan bisnis dan pengalaman bagi auditor. Pengetahuan dan pengalaman tersebut dapat digunakan untuk merancang program audit yang efektif dan menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas tinggi. Selain itu, dengan adanya audit tenure akan menimbulkan hubungan istimewa antara klien dengan auditor, yang secara tidak langsung akan mengurangi independensi dan profesionalitas seorang auditor dalam menjalankan tugasnya, sehingga kemungkinan besar dapat menghasilkan laporan audit yang sesuai dengan kehendak klien. 4
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh fee audit, rotasi KAP, ukuran KAP dan audit tenure terhadap kualitas audit pada perusahaan perbankan tahun (2012–2015), maka peneliti dapat menarik kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: variabel fee audit, rotasi KAP, dan ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan variabel audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian ini mempunyai keterbatasan, sehingga perlu diperhatikan bagi peneliti-peneliti selanjutnya. Adapun keterbatasan penelitian yang ada adalah sebagai berikut: sampel yang digunakan hanya sebatas perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga hasil penelitian belum bisa mewakili perusahaan yang masuk kategori lain. Penelitian ini hanya menggunakan 4 (empat) variabel yang telah digunakan peneliti terdahulu, yaitu fee audit, rotasi KAP, ukuran KAP dan audit tenure, sehingga belum menemukan bahwa ada variabel lain yang mempengaruhi kualitas audit. Penelitian ini hanya menggunakan periode waktu selama 4 (empat) tahun yaitu tahun 2012-2015.
7
Berdasarkan simpulan dan keterbatasan tersebut, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan semua sektor perusahaan yang terdaftar di BEI, sehingga hasil penelitian bisa menjelaskan perusahaan lain yang tidak masuk kategori perbankan memiliki kualitas audit yang baik. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel lain di luar penelitian ini yang diduga mempengaruhi kualitas audit perusahaan. Penelitian selanjutnya dapat menambah periode waktu penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Arens, Alvin A., Elder, dan Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi Jilid 1. Edisi 12. Jakarta. Erlangga. Arestantya, Ida Ayu Radha dan Wirajaya, I Gde Ari. 2016. Ukuran Kantor Akuntan Publik sebagai Pemoderasi Pengaruh Auditor Switching Pada Kualitas Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.15, No.2. ISSN: 2302-8556. Astrini, Novia Retno. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switching Secara Voluntary. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang. Dewana, Garit Arum. 2015. Pengaruh Independensi, Kompetensi, dan Fee Audit Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Auditor Kantor Akuntan Publik di Wilayah Surakarta dan Yogyakarta). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi. Febriana, Varadita. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik di Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang. Febriyanti, Ni Made Dwi dan Mertha, I Made. 2014. Pengaruh Masa Perikatan Audit, Rotasi KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Ukuran KAP pada Kualitas Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2: 503-518. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19 Edisi Kelima. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Giri, Ferdinan Efraim. 2010. Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto. Halim, Abdul. 2015. Auditing: Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan. Yogyakarta. Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN. Hamid, Abdul. 2013. Pengaruh Tenur KAP dan Ukuran KAP Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI). Skripsi. Universitas Negeri Padang.
8
Hartadi, Bambang. 2012. Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Keuangan,Vol.16, No.1. Jati, Reygen Pramana. 2014. Kualitas Audit dan Audit Tenure. Universitas Kristen Duta Wacana. JRAK. Vol. 10, No.1. Jensen, Michael C. Dan Meckling William H. 1976. “Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics, Vol. 3, h. 305-360. Karnisa, Ditia Ayu. 2015. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit dengan Motivasi dan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Jakarta). Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang. Kurniasih, Margi dan Rohman, Abdul. 2014. Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit. Diponegoro Journal of Accounting, Vol.3, No.3: 1-10. Leonora Sylvia, Tan Yuliawati, Sutanto Aurelia Crina. 2012. Analisis Hubungan Masa Perikatan Audit Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol.1, No.1. Ma’rifatumbillah, Raharjo Kharis, dan Andini Rita. 2016. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Fee Audit, Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang). Journal Of Accounting, Vol.2, No.2. Menteri Keuangan. 2008. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/ PMK.01/ 2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Jakarta. Mgbame, Eragbhe, dan Osazuma. 2012. Audit Partner Tenure and Audit Quality: An Empirical Analiysis. 2012. European Journal of Business and Management. ISSN 2222-1905 (Paper) dan ISSN 2222-2839 (Online). Vol. 4, No.7. Nadia, Nurul Fitri. 2015. Pengaruh Tenur KAP, Reputasi KAP, dan Rotasi KAP terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol XIII. Nagy, A.L. 2005. Mandatory Audit Firm Turnover, Financial Reporting Quality, and Client Bargaining Power. Accounting Horizons, Vol. 19, No. 2, June 2005, 51-68. Nugrahanti, Yavina dan Darsono. 2014. Pengaruh Audit Tenure, Spesialisasi Industri KAP, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas Audit. Diponegoro Journal of Accounting, Vol.03, No.03. Nindita, Chairunnisa dan Siregar, Sylvia Veronica. 2012. Analisis Pengaruh Ukuran KAP terhadap Kualitas Audit di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.14, No.2.
9
Pamungkas, Yohanes Chrisostomus Catur. 2014. Pengaruh Fee Audit, Rotasi Audit, Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2012). Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi, Vol.2, No.2. Panjaitan, Clinton Marshal dan Chariri, Anis. 2014. Pengaruh Tenure, Ukuran KAP, dan Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Diponegoro Journal Of Accounting, Vol.3, No.3: 1-12. Paramita, Ni Ketut Ayu dan Latrini, I Made Yenni. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Publikasi, Masa Perikatan Audit, Pergantian Manajemen pada Kualitas Audit. E-Jurnal Universitas Udayana 13.1: 142-156. Permana, Klaudia Xary. 2012. Pengaruh Masa Perikatan Audit dan Ukuran KAP Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI Tahun 2010 Kecuali Perusahaan Jasa dan Keuangan). Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang. Pertiwi, Hasan, dan Hardi. 2016. Pengaruh Masa Perikatan Audit, Spesialis Industri KAP, Reputasi KAP, dan Komite Audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2014). Jurnal Akuntansi, Vol.4, No.2, Hal. 147-160. Prasetia, Irsyad Fauzan dan Rozali Rozmita Dewi Yuniarti. 2016. Pengaruh Tenur Audit, Rotasi Audit dan Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014). Jurnal Akuntansi Riset, Vol 5, No 2, pp: 36-47. Putri, Tifani Malinda dan Cahyonowati, Nur. 2014. Pengaruh Auditor Tenure, Ukuran Kantor Akuntan Publik, dan Ukuran Perusahaan Klien Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2010-2012). Diponegoro Journal of Accounting. Vol.3, No.2, ISSN (Online): 2337-3806. Siregar, Sylvia V, Fitriyany Amarullah, Arie Wibowo dan Viska Anggraita. 2011. Rotasidan Kualitas Audit: Evaluasi Atas Kebijakan Menteri Keuangan KMK No.423/KMK.6/2002 Tentang Jasa Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia: Volume 8, No. 1. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Pernyataan Standar Auditing No.4, Per 31 Maret 2011. Salemba Empat, Jakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Tobi, Osasrere, dan Emmanuel. 2016. Auditor’s Independence and Audit Quality: A Study of Selected Deposit Money Banks in Nigeria. International Journal of Finance and Accounting, 5(1): 13-21.
10