Di Pantai Pasir Putih Menjelang musim panas di pantai, ombak tiada lelah mengempas pesisir. Langit biru menghiasi cakrawala. Burung-burung camar berterbangan di atas air. Sedang angin laut yang berembus membawa kedamaian. Terlihat di atas papan berdiri seorang laki-laki tampan, tinggi, putih dan bertubuh hampir atletis yang membalikkan badannya dan melompat melewati ombak. Seorang gadis terlihat sedang duduk sendirian di pantai pasir putih sambil memperhatikan laki-laki itu. “Hey Yosua jangan lama-lama dong main selancarnya! Gue sendirian nih, udah kaya kambing congek.” Teriak gadis itu. “Iya tunggu sebentar, ombaknya lagi bagus nih!” seru Yosua. Gadis itu terlihat bosan menunggu di pantai pasir putih sendirian, berdiri dan menuju sebuah pohon kelapa yang ada di belakangnya. Dia duduk dan bersandar di pohon itu dan memakai kaca mata hitamnya sambil menikmati keindahan laut dan pantai dengan pasir putihnya. Gadis itu bernama Claudi, seorang gadis cantik
berambut panjang sedikit bergelombang, dengan mata kucingnya yang begitu menawan. Claudi sedang menikmati keindahan pantai pasir putih bersama sahabat dekatnya Yosua. Pantai yang memiliki banyak kenangan bagi mereka berdua. Tapi sayangnya, Yosua terlalu sibuk dengan papan selancarnya. Dulu ketika mereka masih kecil, mereka sering bermain bersama di pantai ini, membuat istana pasir, mengumpulkan kerang sampai suatu saat pernah mereka menyaksikan kembang api bersama saat malam pergantian tahun. Dan sekarang ketika mereka telah beranjak dewasa, secara diam-diam Claudi menyukai Yosua, tapi sulit bagi Claudi untuk mengungkapkannya. Mungkin itu yang disebut sahabat jadi cinta. Sebenarnya bukan Claudi malas bermain air di laut dan hanya duduk menunggu Yosua di tepi pantai, tapi Claudi trauma oleh laut. Sebab dulu saat masih kecil, ia hampir tenggelam saat sedang asik bermain dengan ombak. *** Claudi semakin bosan dengan suasana yang sedang ia rasakan kini, padahal sudah lama dia dan Yosua tidak ke pantai itu. Claudi mencoba mencari-cari perhatian 2
Yosua. Claudi mengambil sebatang ranting yang ada di sampingnya. Dia berdiri dan berjalan menuju pasir putih yang ada di bibir pantai. Dengan ranting di tangan kanannya, di atas pasir pantai itu Claudi membuat gambar seorang putri duyung. “Yosua, coba deh liat ini!” Teriak Claudi. Suara itu pun tak tersampaikan. Hanya mentari yang meilhat gambar itu dengan sorot sinarnya. Yosua tetap asik berakrobatik di atas ombak dengan papan seluncurnya. Dengan wajah penuh kecewa, Claudi kembali duduk di bawah pohon kelapa itu. Dia memiliki cara lain untuk menarik perhatian Yosua. Claudi berlari menuju pasir putih yang ada di bibir pantai. Dia ambil pasir pantai yang ada di sekelilingnya dan perlahan membuat sebuah istana pasir kecil. Dengan senyuman dan semangat, Claudi membangun istana pasirnya. Tidak sulit baginya membuat sebuah istana pasir, karena dulu saat masih kecil dia sering membuat istana pasir seperti itu. Tak berapa lama, istana pasir kecil yang dia buat berdiri dengan kokohnya. “Hey Yosua, ayo dong coba sekarang liat apa yang gue buat nih!” Teriak Claudi lagi. 3
Perasaaan tidak enak, Yosua tak mengindahkan keberadaan Claudi. Dan suara itu pun tidak tersampikan lagi. Claudi bingung apa yang harus dia lakukan lagi untuk menarik perhatian Yosua agar mau bermain dengannya di pantai. Claudi berjalan menuju tas pikiniknya. Dia mengambil selembaran kain dan menghamparkannya di bawah payung pantai yang ditancapkan di atas pasir pantai. Lalu dia membaringkan dirinya di atas kain itu. Dia pakai kacamata hitam lalu dipandanginya langit biru yang membentang di atas kepalanya. “Hhhhhh! padahal udah lama nggak ketemu Yosua dan dia ga pernah berubah! dia tetep cuek kalo lagi mainin apa yang dia suka. Tapi kenapa gue jadi suka sama dia ya? Ah… mungkin ini yang dinamakan cinta. Cinta emang buta. Kalau pun melihat, cinta hanya bisa melihat dengan hati hahaha,” gumam Claudi pada dirinya sendiri. Angin laut yang berembus dengan lembut dan suasana tenang yang melingkupi pantai pasir putih itu, membuat Claudi tanpa sadar menutup matanya dan tertidur. Burung-burung camar silih berganti berterbangan. Daun-daun melambai-lambai tertiup angin.
4
Ombak datang bergulung-gulung mengikis pasir pantai yang putih. Sungguh nyaman sekali suasana pantai kala itu.
5