Development of Education and Parenting Children In Rawang Muhammadiyah orphanage Ketaping Kuranji District of Padang, Thesis, Department of Geography Education STKIP PGRI West Sumatera, Padang, 2015 By : Abdul Halimil Hakim* Slamet Rianto M.Pd ** Rika Despica, S.Pd, M.Pd Geography Education Students STKIP PGRI West Sumatera * Lecturer Of Geography Education STKIP PGRI West Sumatera ** ABSTRACT Development of education and upbringing is the way parents in educating children so that children can develop the existing abilities. This study aims to obtain in-depth information and data about the development of education and parenting in Rawang Muhammadiyah orphanage Ketaping Kuranji District of Padang. This study categorized qualitative research. Informants were taken by snowball sampling (related) ie sampling study that initially a small amount, this sample kemuduan tell choose his friends to be sampled, which is considered to be an association with the development of education and parenting foster children in orphanages. The informants are foster parents once the board orphanages and foster care Muhammadiyah orphanage. Based on the research of the following: 1) The process of coaching education conducted in the orphanage there are two, the first is the foster children are given formal education and the second is given a foster child religious education of existing knowledge within the orphanage. 2) Parenting applied to foster children in orphanages wear authoritarian parenting and democratic parenting. Foster children must comply with applicable regulations in the orphanage, while for foster children's education would be given the freedom to choose which school children in foster want. Keywords : Parenting Education Guidance And Children
PENDAHULUAN Panti asuhan merupakan suatu lembaga yang sangat populer untuk membantu perkembangan anak-anak yang tidak memiliki keluarga ataupun yang tinggal bersama dengan keluarga. Anak-anak panti asuhan diasuh oleh pengasuh yang menggantikan peran orang tua dalam mengasuh, menjaga dan memberikan bimbingan kepada anak agar anak menjadi manusia dewasa yang berguna dan bertanggungjawab atas dirinya dan terhadap masyarakat dikemudian hari (Santoso, 2005). Pembinaan dan pelayanan tingkah laku bagi anak asuh untuk dapat menciptakan manusia kreatif dan bertanggungjawab, serta memiliki mental yang sehat dan jasmani maupun rohani yang diikat dengan jiwa keagamaan dan adat istiadat. Perlu dilakukan sebuah kerjasama yang utuh dan terprogram dengan pembuktian-pembuktian dan perbedaan yang nyata, sehingga dapat membawa sebuah norma kehidupan yang hakiki. Panti Asuhan Muhammadiyah Rawang Ketaping Kecamatan Kuranji Padang adalah salah satu panti asuhan yang ada di kota Padang yang menjalankan program pembinaan dan pelayanan yang salah satunya pembinaan anak asuh serta dalam bentuk program nyata melalui pendidikan yang diberikan kepada anak asuh di lingkungan panti asuhan. Pembinaan yang ada di panti asuhan sudah dilakukan salah satunya adalah melalui proses pendidikan yang diberikan kepada anak asuh. Pembinaan ini dilakukan oleh orang tua asuh yang ada di panti asuhan, orang tua asuh ini nantinya akan membina anak asuh dengan visi dan misi yang ada di panti asuhan. Orang tua asuh ini juga akan memakai
pola asuh yang seperti apa guna untuk mengarahkan anak asuh menjadi lebih baik dan mengarahkan tingkah laku anak asuh agar di masyarakat anak asuh bisa beradaptasi dengan lingkungannya (Thoha, 1989 : 10) Berdasarkan observasi penulis pada tanggal 10 Januari 2015 ditemukan bahwa jumlah anak asuh di panti asuhan tersebut 30 anak asuh. Terdiri dari bersekolah SD 9 orang, SMP 13 orang, dan SMA 8 orang, anak asuh ini datang dari daerah dan latar belakang yang berbeda-beda seperti dari keluarga tidak mampu, yatim, piatu dan yatim piatu. Dengan latar belakang seperti itu anak asuh di panti tersebut mempunyai sifat dan tingkah laku yang berbeda-beda seperti kurang disiplin dalam mengerjakan shalat berjemaah, tidak patuh terhadap peraturan yang telah di buat oleh panti asuhan seperti keluar pada batas waktu yang di tentukan, kurang menghargai orang tua asuh seperti mengacuhkan perkataan orang tua asuh. Pembinaan yang dilakukan oleh panti asuhan mengalami hambatan dan pola asuh yang dijalankan oleh orang tua asuh tidak berjalan dengan baik. Hal serupa juga diungkapkan oleh salah satu pengurus panti asuhan bernama Basyar (2015) bahwa pihak panti asuhan telah berupaya dalam menjalankan visi dan misi panti asuhan salah satunya adalah meningkatkan harkat dan martabat serta kualitas hidup anak asuh melalui pendidikan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada anak asuh seperti kurang disipilin, tidak patuh pada peraturan, kurang menghargai orang tua asuh, mendidik perilaku dan sifat anak asuh di lingkungan panti asuhan maupun di lingkungan masyarakat sekitar Dari pengamatan peneliti tersebut menemukan peranan panti asuhan dalam
pembinaan anak asuh untuk pendidikan dan pola asuh yang diberikan sangat dibutuhkan oleh anak asuh. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk membuat proposal yang berjudul : “Pembinaan Pendidikan Dan Pola Asuh Anak Di Panti Asuhan Muhammadiyah Rawang Ketaping Kecamatan Kuranji Padang“
Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa secara mendalam tentang: 1. Proses pembinaan pendidikan anak asuh di Panti Asuhan Muhammadiyah Rawang Ketaping Kecamatan Kuranji Padang. 2. Pola asuh yang diterapkan di Panti Asuhan Muhammadiyah Rawang Ketaping Kecamatan Kuranji Padang. METEDOLOGI PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, menurut Maleong (2010 : 4) menyebutkan bahwa metode penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan menggunakan angka-angka, penelitian ini merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk pembinaan pendidikan dan pola asuh di Panti Asuhan Muhammadiyah Rawang Ketaping Padang. Metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, ucapan atau tulisan dan perilaku yang diamati dari orang-orang (subjek penelitian). Pendekatan ini langsung menunjukkan setting dan individu-individu tidak dipersempit menjadi variabel yang dipisahkan , melainkan dipandang sebagai
bagian dari keseluruhan, Maleong (2010 : 8). Informan penelitian diambil secara snowball sampling yang terdiri dari pengurus panti asuhan/orang tua asuh, anak asuh, dan informan kuncinya adalah Ketua Panti Asuhan Muhammadiyah. Pengambilan informan berhenti setelah peneliti merasa bahwa data yang diinginkan sudah dapat menjawab tujuan peneliti. Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka data yang hendak dikumpulkan adalah berupa data primer dan data sekunder menurut Maleong (2010 : 162) : 1. Data Sekunder adalah diperoleh melalui penglihatan dan temuan diberbagai kegiatan pendidikan dan pola asuh yang digunakan terhadap anak asuh. 2. Data Primer adalah diperoleh langsung melalui observasi atau pengamatan langsung, wawancara, serta dokumentasi objek penelitian yang berguna untuk memperkuat penjelasan fakta di lapangan. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, penelitian menggunakan teknik pengumpulan data menurut Maleong (2010 : 160) sebagai berikut : 1. Observasi Penelitian merupakan instrumen utama dalam melakukan observasi dilapangan dalam mencari data tentang Pembinaan Pendidikan dan Pola Asuh Anak di Panti Asuhan Muhammadiyah Rawang Ketaping Padang. 2. Wawancara Wawancara kepada informasi kunci dimaksudkan untuk mengetahui tentang pembinaan pendidikan dan pola asuh anak di Panti Asuhan Muhammadiyah Rawang Ketaping Padang.
Wawancara dilakukan dengan informasi melalui dua cara yaitu : a. Wawancara terstruktur, bertujuan memperoleh keterangan khusus yang berkaitan dengan masalah penelitian yang disusun dalam bentuk pedoman wawancara. b. Wawancara bebas, bertujuan memperoleh keterangan yang sifatnya tidak formal yang terwujud dalam pembicaraan ringan namun keterangan yang diberikan diarahkan pada data yang diinginkan. 3. Dokumentasi Dokumentasi bertujuan untuk memperkuat dan mendukung data yang diperoleh. Hasil dokumentasi : berupa foto-foto yang dilampiorkan sesuai data dan persoalan penelitian. Sesuai dengan jenis penelitian yakni penelitian kualitatif. Semua data yang terkumpul di lapangan dianalisa secara teliti dan intensif. Berikut ini tahap-tahap dalam analisis data (Maleong, 2010 : 288) : 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan tranfortasi data “kasar” yang muncul dari catatan yang tertulis dilapangan. Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajam, menggolongkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sehingga kesimpulan-kesimpulan akhir dapat ditarik. 2. Penyajian Data Penyajian merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam penyajian data ini peneliti melakukan pengelompokan, penyusunan data berdasarkan kategori dan urutannya sehingga strukturnya dapat dipahami dan
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. 3. Menarik Kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan dan verifikasi dilaksanakan selama 1 penelitian. Kesimpulan awal yang bersifat longgar dan akhirnya rinci dan mengakar dengan kokoh. Apabila terjadi kesalahan data yang mengakibatkan kesimpulan tidak sesuai, maka dapat dilakukan proses ulang dengan melalui tahapan yang sama. Teknik menguji keabsahan data yang diperoleh dilakukan dengan beberapa cara antara lain (Maleong, 2010 : 330) : 1. Perpanjangan Keikutsertaan Dalam penelitian ini, peneliti berfungsi sebagai instrumen artinya keikutsertaan peneliti pada objek yang di teliti sangat berarti pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan supaya data yang diperoleh betul-betul dapat dipercaya karena sudah berulang kali di nanti. Dengan perpanjangan pengamatan maka distorsi yang mungkin akan mengotori data dapat di hindari sekecil mungkin. 2. Ketekunan Pengamatan Ketekunan pengamatan bertujuan menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sedang dicari dan kemudiann memusat dari pada masalah peneliti yaitu Pembinaan Pendidikan dan Pola Asuh Anak di Panti Asuhan Muhammadiyah Rawang Ketaping Kecamatan Kuranji Padang. 3. Triangulasi Teknik triangulasi adalah untuk memeriksa keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data itu untuk keperluan pengecekkaan atau sebagai perbandingan terhadap data yang diperoleh. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian
Kecamatan kuranji merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kota Padang. Secara astronomis kecamatan kuranji terletak pada posisi 0° 58' 4"LS dan 100° 21' 11" BT dengan luas daerah kecamatan kuranji 57,41 Km². Kecamatan Kuranji berada dalam jarak 5 km dari pusat kota Padang, wilayah daratan kecamatan kuranji ketinggiannya sangat bervariasi, yaitu antara 8 M sampai 1.000 M dari permukaan laut. Kecamatan Kuranji memiliki batasbatas sebagai berikut : 1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Koto Tangah 2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Timur 3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Nanggalo 4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pauh B. Pembahasan Berdasarkan hasil temuan dilapangan sesuai dengan tujuan penelitian maka di dapatkan hasil dari wawancara denga n beberapa informan baik itu dari orang tua asuh maupun dari anak asuh panti asuhan, dapat diambil kesimpulan tentang proses pembinaan pendidikan dan pola asuh anak di panti asuhan Muhammadiyah Rawang Ketaping Kecamatan Kuranji Padang. Pertama : Di dalam pembinaan pendidikan yang dilaksanakan terhadap anak asuh di Panti Asuhan Muhammadiyah Rawang Ketaping Kecamatan Kuranji Padang adalah memalui pendidikan formal seperti Sekolah Dasar (SD) , Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pendidikan yang diberikan kepada anak asuh dibiayai sepenuhnya oleh panti asuhan Muhammadiyah Rawang Ketaping. Untuk pendidikan sekolah anak asuh panti asuhan yang mau melanjutkan
ke tingkat SMP, SMA, SMK diberi kebebasan dalam memilih sekolah yang anak asuh mau, kecuali anak asuh yang masih SD dimasukkan ke sekolah Muhammadiyah. Hal ini dilakukan untuk memberikan dasar Muhammadiyah kepada anak asuh yang masih kecil karena panti asuhan berlandasan kepada Muhammadiyah. Pendidikan yang diberikan kepada anak asuh sudah sesuai dengan visi panti asuhan sendiri, dimana anak a suh mendapatkan pendidikan formal dan sama dengan anak-anak yang lainnya. Pendidikan formal adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi (Undang Undang No 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (11) dan Ayat (13). Selain itu di panti asuhan Muhammadiyah juga memberikan pembinaan pendidikan agama Islam yang dilakukan oleh panti asuhan untuk anak asuh adalah dengan cara mengajarkan anak asuh membaca Al-Quran setiap harinya sesudah magrib sampai isya, di samping membaca Al-Quran anak asuh juga diajarkan tentang cara berceramah yang baik dan benar, mengahafal asmaul husna dan menhafal ayat-ayat pendek AlQuran. Sesudah shalat isya anak asuh belajar di kamar masing-masing untuk mengulang pelajaran di sekolah, anak asuh yang masih bersekolah dasar di dampingi oleh anak anak asuh yang telah bersekolah menengah atas atau disebut dengan kakak asuh. Selain mengajarkan tentang pendidikan agama islam, anak asuh juga dibekali keterampilan dalam menulis kaligrafi Al-Quran dan keterampilan beladiri tapak suci yang ada di sekolah Muhammadiyah.
Pendidikan yang diberikan kepada anak asuh nantinya sangat berguna untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar maupun nanti anak asuh sudah keluar dari panti asuhan, karena pengasuhan yang dilakukan panti asuhan hanya sampai anak asuh tersebut menamatkan sekolah formalnya atau sampai sekolah menengah atas saja dan setelah itu anak asuh dikembalikan lagi kepada keluarga orang tuanya maupun keluarga yang nantinya mampu untuk mengadopsi anak asuh. Kedua : Pola Asuh yang diterapkan kepada anak asuh, berdasarkan kondisi di lapangan yang penulis dapatkan, di dalam pola asuh yang diterapkan kepada anak asuh yang dilaksanakan terhadap anak asuh di Panti Asuhan Muhammadiyah Rawang Ketaping Kecamatan Kuranji Padang adalah pola asuh otoriter dan pola asuh demokratis. Penulis memukan dilapangan bahwa anak asuh yang berada di lingkungan panti asuhan Muhammadiyah Rawang Ketaping Kecamatan Kuranji Padang harus mengikuti segala aturan-aturan yang ada dan yang berlaku di panti asuhan. Bagaimana pengertian dari pola asuh otoriter yaitu pola asuh yang cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman dan cenderung memaksa, memerintah dan menghukum (Pretanto, 2005) Selanjutnya dalam masalah pendidikan sekolahnya, orang tua asuh di panti asuhan memberikan kebebasan kepada anak asuh dalam memilih sekolah yang terbaik untuk dirinya sendiri dan panti asuhan pun akan mendukung anak asuh tersebut untuk dapat bersekolah di tempat yang diinginkannya, karena itu suatu kebanggan untuk panti asuhan yang berhasil mengasuh anak asuh sehingga bisa besekolah di sekolah favorit yang ada. Pengasuhan ini merupakan pola asuh
demokratis yang berarti bahwa anak diberi kebebasan tetapi masih dalam pengawasan orang tua, mendengarkan pendapat anak serta membimbing anak agar jelas tujuan yang anak mau (Elisabeth B. Hurlock, 2005) Berdasarkan temuan yang penulis dapatkan dilapangan bahwa panti asuhan Muhammadiyah Rawang Ketaping Kecamatan Kuranji Padang memiliki proses pembinaan pendidikan untuk anak asuh dengan melalui pendidikan umum yaitu anak asuh di sekolahkan seperti anak-anak biasanya, dan melalui pendidikan agama yang ada dilingkungan panti asuhan yang dilakukan oleh orang tua asuh. Serta dalam pengasuhan anak asuh orang tua asuh yang ada di panti asuhan memberlakukan aturan-aturan yang ada dan yang berlaku di panti asuhan , tetapi dalam memilih sekolah anak asuh diberi kebebasaan untuk memilih sekolah yang anak asuh inginkan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pembinaan pendidikan dan pola asuh anak di panti asuhan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pembinaan pendidikan yang dilaksanakan terhadap anak asuh adalah melalui pendidikan formal. Pendidikan yang diberikan kepada anak asuh dibiayai sepenuhnya oleh panti asuhan Muhammadiyah Rawang Ketaping. Panti asuhan Muhammadiyah memberikan penmbinaan pendidikan agama islam dengan cara mengajarkan anak asuh membaca Al-Quran setiap hari juga diajarkan tentang cara berceramah yang baik dan benar, mengahafal asmaul husna dan menhafal ayat-ayat pendek Al-Quran.
2. Pola asuh yang diterapkan orang tua asuh kepada anak asuh memakai pola asuh otoriter dan pola asuh demokratis. Anak asuh harus mematuhi peraturan yang berlaku, sedangkan untuk pendidikan anak asuh diberi kebebasan untuk memilih mau di sekolah mana yang anak asuh inginkan. Saran Maka penulis ingin menyampaikan beberapa saran kepada pihak panti asuhan Muhammadiyah Rawang Ketaping Kecamatan Kuranji Padang tentang pembinaan pendidikan dan pola asuh anak panti asuhan Muhammadiyah Rawang Ketaping Kecamatan Kuranji Padang, sebagai berikut : 1. Diharapkan orang tua asuh lebih memperhatikan kebutuhan anak asuh panti asuhan, mendidik dan membina anak asuh dengan kasih sayang agar anak asuh memiliki sifat-sifat yang nantinya bisa bermanfaat untuk dirinya sendiri. 2. Diharapkan kepada orang tua asuh memberikan ilmu pendidikan agama islam secara mendalam agar
anak asuh bisa memanfaatkannya dan bisa menjadi pedoman dalam hidupnya. Serta keterampilan yang juga bisa nanti dimanfaatkan oleh anak asuh setelah keluar dari panti asuhan. DAFTAR PUSTAKA Hurlock, Elisabeth. 2006. Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga Santoso, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatf dan Kualitatif, jakarta: Prestasi Pustaka. Thoha, Miftah. Pembinaan Organisasi, Proses Diagnosa dan Intervensi. PT. Raja Grafindo Persada, 1989, Jakarta. Lexy. J. Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Petranto, Ira. (2006). Rasa Percaya Diri Anak Adalah Pantulan Pola Asuh Orang Tuanya. Diakses pada 27 Februari 2015 www:http://dwpptrijenewa.isuisse.c om