Buku-Baca-Perpustakaan (Monday, 07 February 2011) - Contributed by Administrator - Last Updated ()
Memilih buku untuk perpustakaan umum
Pada setiap perpustakaan umum mayoritas koleksi adalah buku dan bahan pustaka tercetak lainnya. Dalam menyediakan buku untuk perpustakaan pertama-tama yang perlu diingat adalah apa jenis perpustakaannya. Ada 4 jenis perpustakaan (di luar Perpustakaan Nasional RI) yaitu perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, dan perpustakaan khusus. Kemudian misi dan visi dari institusi yang mengadakan perpustakaan tersebut harus perlu dipertimbangkan untuk memperhitungkan berapa eksemplar yang harus diadakan untuk setiap judulnya. Yang terakhir bila itu perpustakaan umum adalah lingkungan yang mengelilingi keberadaan perpustakaan umum tersebut, bagaimana tingkat ekonomi, pendidikan, dan mata pencarian utama masyarakatnya. Di bawah ini ada contoh jenis-jenis bacaan yang diperlukan di perpustakaan umum.... Memilih buku untuk perpustakaan umum Pada setiap perpustakaan umum mayoritas koleksi adalah buku dan bahan pustaka tercetak lainnya. Dalam menyediakan buku untuk perpustakaan pertama-tama yang perlu diingat adalah apa jenis perpustakaannya. Ada 4 jenis perpustakaan (di luar Perpustakaan Nasional RI) yaitu perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, dan perpustakaan khusus. Kemudian misi dan visi dari institusi yang mengadakan perpustakaan tersebut harus perlu dipertimbangkan untuk memperhitungkan berapa eksemplar yang harus diadakan untuk setiap judulnya. Yang terakhir bila itu perpustakaan umum adalah lingkungan yang mengelilingi keberadaan perpustakaan umum tersebut, bagaimana tingkat ekonomi, pendidikan, dan mata pencarian utama masyarakatnya. Di bawah ini ada contoh jenis-jenis bacaan yang diperlukan di perpustakaan umum. Pada dasarnya semua buku yang masuk 10 kelas utama ilmu pengetahuan menurut klasifikasi Melvil Dewey perlu ada di Perpustakaan Umum dengan bobot dan kedalaman yang berbeda sesuai dengan tingkat kemampuan pemustakanya dalam memahami bacaan yang tersedia tersebut. Buku pada dasarnya dibagi menjadi buku fiksi, buku non fiksi dan buku fiksi ilmiah. Jenis bacaan fiksi, fiksi ilmiah dan pengetahuan, yang perlu disediakan di perpustakaan umum : 1. Buku cerita/dongeng dan Cerita Rakyat (folklore).    Cerita Rakyat ada yang versi anak - remaja dan dewasa.    Misal : Bawang Merah - Bawang Putih; Putri Salju; Cinderella; Terjadinya Gunung Tangkuban Perahu; Candi Roro Jonggrang; Lutung Kasarung; dsb. 2. Cerita-cerita tentang perang dan mata-mata perang/spionase    Misal  : Pertempuran Penghabisan; Namaku Matahari; Cleopatra dan Mark Anthony; War and Peace; For Whom the Bell Tolls; Cerita spionase modern James Bond. 3. Cerita-cerita petualangan dan detektif    Misal  :  Tom Sawyer (cerita anak-anak); Kontiki; 80 Hari Keliling Dunia; Perjalanan ke Kutub Utara dan Antartika; Harry Potter, Buku-buku detektif Agatha Christy; Sherlock Holmes. 4. Cerita-cerita roman/novel percintaan sehat. Novel-novel remaja dari Barbara Cartland; Buku-buku roman/sastra Pujangga baru; Buku-buku dari penulis NH Dini, Ayu Utami, dan Pramudya Ananta Toer. 5. Buku-buku teenlit, yaitu buku yang ditulis oleh remaja yang biasanya berupa buku harian tentang pengalaman-pengalamannya di sekolah, di rumah, dengan teman-teman sebayanya, dll. 6. Kumpulan puisi, kumpulan cerpen, kumpulan karangan lainnya. 7. Buku-buku Humor, Horor, dan Drama Teater. Buku Non Fiksi 1. Buku-buku Biografi, Memoar, Autobiografi dan riwayat kelompok orang (Who’s Who, Guiness Book of Record, dll). 2. Buku-buku pengetahuan sejarah tentang apa dan siapa saja    Misal  : Sejarah Perang Dunia I dan II; Sejarah kotaJakarta; Siapa yang mendirikan Candi Borobudur; Jalan Sutra; perjalanan Marcopolo ke Timur. 3. Buku-buku tentang penemuan baru dan lama.    Misal   :  Bagaimana Bom Atom diciptakan; Tujuh Keajaiban Dunia (baru); Bill Gates dan Microsoft. 4. Buku pengetahuan tentang berbagai bahasa di dunia (bukan buku teks). 5. Buku pengetahuan umum lainnya. http://www.kpi.or.id - Klub Perpustakaan Indonesia
Powered by Mambo
Generated: 4 February, 2017, 00:38
Seperti buku pengetahuan agama, kesehatan, kerajinan tangan, kesenian, olah raga, filsafat, psikologi praktis, masalahmasalah sosial (Humaniora), pertanian, peternakan, perkebunan, alam semesta, ekologi, keuangan dan perbankan (secara populer). Pokoknya semua buku tentang pengetahuan praktis, ilmiah populer, dsb. 6. Berbagai buku rujukan/referens. Encyclopedia/Ensiklopedi umum/khusus (anak dan dewasa). Berbagai kamus umum dan khusus (lengkap & ringkas); Bibliografi Nasional Indonesia; Katalog Penerbit; Books in Print; dsb. Berbagai buku Pedoman; Sumber Bibliografi; Berbagai Buku Petunjuk (Direktori). 7. Berbagai terbitan Pemerintah.    - Himpunan Lembaran Negara RI    - Himpunan Berita Negara RI    - Buku Tahunan (Year Book) Dalam memilih buku persyaratan utama adalah untuk siapa buku itu diadakan! Siapa ini bisa bermacam-macam orang berdasarkan pendidikan, usia, agama, lingkungan, pekerjaan, hobi/minat, kelamin, suku, dan lain sebagainya. Dapat juga atas permintaan banyak orang karena diperlukan dan diminati oleh banyak pemustaka. Walaupun kini tidak ada sensor buku, perlu juga diingat jangan sampai ada buku-buku yang melanggar undang-undang pornografi dan bermuatan SARA. Bila ada harus ditempatkan di tempat-tempat khusus dan tertutup dan untuk membacanya harus dibuatkan ketentuan tersendiri. Yang jelas harus dibaca di tempat dan tidak boleh dibawa keluar perpustakaan. Membuat Resensi Buku Kami sering mendapat pertanyaan dari pembaca apa bedanya resensi, sinopsis, timbangan buku, kritik buku, dan bedah buku. Bahkan juga ada yang bertanya apa bedanya preview, review, abstrak dan sari karangan. Sebenarnya istilahistilah tersebut pengertiannya hampir sama yaitu semua mengenai hal membicarakan buku, menilai dan mengevaluasi. Resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku atau ulasan buku secara tertulis yang mengemukakan pendapat seseorang tentang baik buruknya buku ditinjau dari berbagai sudut. Resensi dapat dilakukan oleh siapa saja. Sedangkan sinopsis adalah ikhtisar/ringkasan/rangkuman sebuah kara-ngan/buku tanpa disertai pendapat/penilaian seseorang tentang buku tersebut. Sinopsis biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang menjadi dasar sinopsis itu, biasanya terdapat pada halaman belakang buku. Timbangan buku sama dengan kritik buku yaitu pertimbangan/pendapat tentang baik buruk sebuah karya yang dapat disampaikan secara tertulis maupun lisan oleh siapa saja. Bedah buku adalah pembicaraan mengenai buku dengan melibatkan beberapa orang atau forum untuk berdiskusi, ada tokoh atau bahkan pengarangnya sendiri ikut terlibat. Pendapat/penilaian tentang buku yang dibedah dapat disimpulkan lebih obyektif karena berdasarkan pendapat umum. Preview adalah istilah bahasa asing yang artinya peninjauan, sedang review artinya tinjauan atau timbangan buku, jadi kedua kata tersebut memiliki pengertian yang hampir sama dengan timbangan buku, hanya saja bedanya pada pelakunya. Kalau preview biasanya dibuat oleh penerbitnya sebelum sebuah buku diluncurkan dan penerbit mengundang pengarang/penulis buku untuk menyampaikan penjelasan tentang buku yang ditulisnya di hadapan para calon konsumen yang biasanya adalah pustakawan, guru dan dosen atau para tokoh kutu buku yang sekiranya mempunyai minat dengan buku yang diluncurkan tersebut. Sedangkan review dilakukan oleh orang lain maksudnya bukan pengarang atau disebut kritikus buku. Review sama pengetiannya dengan kritik buku, dilakukan oleh soerang kritikus, dapat secara lisan atau tertulis. Dengan demikian antara preview, review, resensi, bedah buku dan timbangan buku hampir mirip. Kalau di dalam timbangan buku bisa dilakukan oleh siapa saja (sama dengan resensi) tetapi kalau bedah buku bisa dilakukan oleh tokoh yang menguasai atau bahkan pengarangnya sendiri di hadapan para calon pembaca. Sinopsis, abstrak dan sari karangan semua merupakan ringkasan dari sebuah isi buku. Sinopsis ringkasannya cukup panjang dan biasanya digunakan untuk buku-buku fiksi sedangkan abstrak sama dengan sari karangan, yaitu ringkasan singkat dari isi buku itu (sari pati buku itu). Baik abstrak maupun sari karangan semua dilakukan secara tertulis. Di bawah ini ada beberapa tip bagaimana meresensi buku. Dalam membuat resensi buku Anda perlu terlebih dahulu membuat sinopsisnya, kemudian menimbang kelebihan dan kekurangannya, kekuatan dan kelemahan serta ditutup dengan pernyataan Anda tentang buku tersebut. Jadi setelah buku dibaca dan dapat dipahami isinya, Anda segera membuat ringkasannya terlebih dahulu lalu membuat catatan tentang buku tersebut sebagai berikut : 1.    Coba ditilik sebenarnya buku tersebut tentang apa, apa yang diceritakan dalam buku tersebut (untuk fiksi) dan apa yang diuraikan atau dijelaskan (untuk buku non fiksi). 2.   Baca kembali sinopsis yang Anda buat kemudian catat temanya (untuk buku fiksi) atau pokok pikiran isi buku http://www.kpi.or.id - Klub Perpustakaan Indonesia
Powered by Mambo
Generated: 4 February, 2017, 00:38
tersebut (untuk buku non fiksi) misalnya untuk buku fiksi temanya adalah kejahatan akan kalah oleh kebaikan. Untuk buku non fiksi pokok pikirannya adalah pemanasan dunia harus menjadi tanggung jawab seluruh umat manusia yang hidup di planet bumi (sekedar contoh). 3.   Pilih beberapa hal yang menarik atau yang perlu/penting untuk Anda uraikan secara detil. Gunanya adalah memberi kepada pembaca gagasan tentang isi buku tersebut namun jangan terlalu berlebihan dan hindari menguraikan secara detil saat-saat yang dramatis tentang ceritanya (untuk buku fiksi), misalnya buku tentang detektif jangan ditulis siapa sesungguhnya yang melakukan pembunuhan berhubung uraian di dalam buku tersebut menyiratkan banyak pihak yang sesungguhnya bisa melakukan pembunuhan. 4.   Anda juga harus membuat catatan tentang apa yang Anda sukai dan tidak disukai mengenai isi buku tersebut dan alasannya mengapa. Misalnya tentang tokoh-tokoh utamanya tentang tindakan atau tingkah lakunya atau suasana yang menimbulkan ketegangan bahkan tentang akhir cerita. Pokoknya apa saja yang membuat Anda suka atau tidak suka mengenai buku tersebut. 5.   Anda juga bisa mengambil kesimpulan mengenai pesan dan harapan yang sekiranya ingin disampaikan penulis melalui buku yang ditulisnya. 6.   Sebaiknya sebelum menulis resensi bisa didiskusikan terlebih dahulu dengan teman, rekan atau siapa saja yang pernah membaca buku tersebut. Dari diskusi tersebut Anda membuat catatan, Anda pertimbangkan kemudian Anda membuat resensinya. Tips untuk Guru Pustakawan : menggerakkan kebiasaan membaca di sekolah Kini sudah saatnya setiap guru yang ditunjuk menjadi penanggung jawab penuh perpustakaan oleh Kepala Sekolah (disebut guru pustakawan) mampu me-nunjukkan tanggung jawabnya. Selain melakukan kegiatan rutin kepustakawanan mereka juga dituntut untuk membangkitkan dan menggerakkan kebiasaan membaca masyarakat sekolahnya secara serius yaitu siswa - guru - tenaga kependidikan lainnya. Sekarang bukan waktunya lagi guru pustakawan merasa dimarjinkan dengan diberi tugas di perpustakaan sekolah. Justru ini merupakan kesempatan yang baik untuk menunjukkan kemampuannya mengelola perpustakaan sekolah. Salah satu keluhan yang sering kami dengar dari mereka adalah sulitnya mengajarkan siswa untuk senang membaca. Di bawah ini ada beberapa tips menggerakkan kebiasaan membaca siswa : 1.   Buatlah perpustakaan sekolah Anda menjadi tempat yang menyenangkan dan nyaman dikunjungi oleh siswa, guru dan rekan tenaga kependidikan lainnya. Sebagai guru pustakawan perhatian utama tujukan kepada siswa agar mereka senang membaca. Tentu saja kerja sama yang baik dengan guru lainnya adalah keharusan untuk sukses. Oleh karena itu setiap akhir tahun Anda sudah harus siap dengan program perpustakaan untuk tahun berikutnya yang Anda ajukan ke Kepala Sekolah. 2.   Selalu bekerjasamalah dengan beberapa orang guru bahasa (Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Jerman/lainnya) untuk membentuk klub baca. Dari anggota klub baca buat kelompok siswa terdiri dari 5 sampai 10 orang. Pada waktu-waktu tertentu masing-masing kelompok memilih buku yang mereka sukai untuk didiskusikan bersama kelompoknya. Tentu saja Anda sebagai guru pustakawan juga ikut membaca dan mendengarkan diskusi mereka. Selain Anda bertambah pengetahuan juga dapat mengetahui mana siswa yang cerdas, berbakat, dan kritis untuk dibina lebih jauh. 3.   Salah satu program yang jangan sampai Anda lewatkan dalam usulan program tahunan ke Kepala Sekolah adalah mengadakan program baca rutin. Misalnya dengan menyelenggarakan berbagai lomba antar siswa seperti lomba sinopsis, story telling, membuat resensi, bedah buku atau diskusi. Dapat juga untuk siswa SD diadakan lomba membaca buku dimana penilaian ditekankan pada irama membaca, intonasi yang tepat, artikulasi yang jelas dan suara yang menarik. 4.   Pada peringatan hari buku atau hari perpustakaan gerakan siswa untuk mencari donasi buku dan majalah layak baca - layak fisik untuk tambahan koleksi perpustakaan sekolah Anda. Ajak mereka memilih buku-buku hasil donasi, ajari mereka bagaimana memroses buku tersebut sehingga siap pakai untuk dilayankan di perpustakaan. 5.   Selalu lah berusaha dapat melaksanakan 5 fungsi perpustakaan sekolah walaupun secara sederhana dengan sebaik-baiknya, yaitu fungsi pendidikan (sumber belajar mengajar), fungsi informasi, fungsi rekreasi, fungsi kultural budaya dan fungsi penelitian. Menjalankan semua fungsi tersebut disesuaikan dengan jenjang sekolah, visi dan misi sekolah Anda. Anak dan Remaja dalam Membaca Sebuah artikel di Reader’s Digest yang kebetulan pernah saya baca lama berselang mengatakan “jangan pernah mengubah kebiasaan, sifat dan kelakuan seseorang setelah mereka berusia 35 tahun―. Itulah barangkali yang menyebabkan para pakar perpustakaan menyatakan bahwa untuk menanamkan minat baca anak harus dimulai dari usia dini, karena bila kita menganjurkan orang berumur agar gemar membaca tidak akan berhasil. Sampai kini kita belum dapat mengetahui seberapa jauh tingginya minat baca anak-anak dan remaja kita di Indonesia karena penelitian atau studi komprehensif mengenai hal tersebut belum ada. Dari pengamatan KPI bertahun-tahun melalui fenomena yang terjadi di sekitar kita mengisyaratkan bahwa minat baca, sekali lagi minat bukan gemar membaca anak-anak kita terus meningkat dan membaik. Walaupun berbagai tontonan lewat TV, PS, Video Game, atau internet begitu gencar merasuki jiwa anak-anak kita ternyata tidak juga mampu menghapuskan minat membaca dan http://www.kpi.or.id - Klub Perpustakaan Indonesia
Powered by Mambo
Generated: 4 February, 2017, 00:38
belajar sebagian besar dari mereka. Untuk anak-anak kurang mampu yang berada di pedesaan atau daerah-daerah jauh terpencil adanya keterbatasan justru kegiatan membaca menjadi hiburan. Oleh karena itu bila ketersediaan buku bacaan merata ke seluruh Tanah Air dimana perpustakaan sekolah dan desa dipenuhi dengan koleksi untuk anak dan remaja minat baca tidak perlu dipersoalkan dan dicemaskan lagi. Nestle’ perusahaan susu yang mendunia, pada tahun 2009 mengadakan penelitian tentang minat baca yang dilakukan oleh Nestle’ Familly Monitor di Amerika Serikat dimana hasilnya bisa juga kita pakai sebagai perkiraan atau acuan untuk anak dan remaja di Indonesia tentang berapa jauh minat anak-anak kita untuk membaca. Menurut penelitian Nestle’ demikian : 1.   83% remaja di Amerika Serikat membaca pada waktu senggang. Akan tetapi 70% dari remaja tersebut akan memilih menonton TV atau DVD daripada membaca buku. 2.   Mereka yang suka membaca di luar jam sekolah kebanyakan berasal dari keluarga yang Bapak atau Ibunya tinggal di rumah (tidak bekerja). Ternyata untuk senang membaca anak memerlukan kehadiran orang lain, justru karena kesepian mereka enggan membaca. 3.   Antara laki-laki dan perempuan, anak laki-laki lebih sedikit membaca dibanding anak perempuan (7%:16%). Dari 7% yang tidak pernah membaca di waktu luang justru anak laki-laki tersebut menulis e-mail. Dengan demikian anak lakilaki lebih senang menulis e-mail dibanding anak perempuan. 4.   26% anak perempuan menyatakan membaca menjemukan bahkan anak laki-laki mengatakan bahwa sebenarnya mereka tidak senang membaca buku fiksi tetapi anak perempuan secara keseluruhan lebih semangat membaca buku fiksi. 5.   43% remaja Amerika mau membaca kalau ada seseorang yang disegani atau tokoh yang diidolakan menganjurkan dia membaca. Kalau guru yang menganjurkan hanya 10% yang mau mengikuti. 6.   25% siswa menyukai membaca buku yang telah dibuat film seperti Harry Potter. 23% remaja terutama yang laki-laki menyukai buku biografi dan buku tentang hobi (buku-buku yang memberi inspirasi). Kesimpulan : Menurunnya minat baca anak akibat mereka terpaku pada acara TV, Video, dan Komputer tidak sepenuhnya benar. Untuk anak sekolah dasar membaca memang perlu dipaksa secara halus. Untuk remaja pemaksaan itu melalui kurikulum. Untuk anak dan remaja, buku-buku yang bersifat inspiratif, motivatif dan tentang penemuan-penemuan baru sangat menarik untuk dibaca. Misalnya buku-buku Biografi, buku tentang kesuksesan seseorang memimpin perusahaan, buku-buku tentang teori baru terjadinya alam semesta, dsb. Tentang Membaca dan Belajar Membaca Indonesia masih cukup banyak mempunyai rakyat yang buta huruf dalam arti tidak bisa membaca aksara Latin dan bilangan Arab, aksara yang diakui secara internasional. Buta bahasa persatuan pun yaitu bahasa Indonesia masih banyak terjadi khususnya orang-orang separuh baya. Angka buta aksara di Indonesia lebih tinggi dari Thailand, Filipina, Malaysia dan... Vietnam. Menurut sensus tahun 2002 masih ada 12% orang Indonesia yang buta aksara dimana dari 12% tersebut wanita menduduki angka tertinggi. Pemerintah sudah mencanangkan tahun 2010 angka melek huruf naik menjadi 95%. Sayangnya sampai kini belum ada berita tentang pencapaian target tersebut. Seandainya target yang tercapai 90% berarti masih ada 24.000.000 yang buta aksara suatu jumlah yang sangat besar di jaman TIK yang begitu agresif. Melek huruf (literasi) sesungguhnya adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, mengeja, mendengarkan, dan berbicara. Hubungan antara kemampuan mendengarkan dan berbicara dengan kemampuan membaca cukup erat. Yang dimaksud kemampuan membaca bukan asal bisa baca. Orang disebut mampu membaca selain baca - tulis mengeja juga bisa menuliskan apa yang didengar dan bisa bicara tentang apa yang dibaca - begitu maksudnya. Kemampuan ini bisa dilatih melalui sekolah - pendidikan baik formal, non formal dan informal. UNESCO bahkan menambahkan kemampuan membaca lebih luas lagi yaitu kemampuan untuk mengenali, mengerti, menafsirkan, mencipta, menghubungkan, memper-hitungkan, dan menggunakan bahan-bahan yang dibaca baik tercetak, tertulis, terekam, dikaitkan dengan konteksnya. Dengan demikian definisi kemampuan membaca oleh UNESCO yang begitu luas membuat rakyat Indonesia makin banyak yang belum mampu membaca. Dengan singkat dapat dinyatakan bahwa mereka yang mampu membaca adalah mereka yang dapat membaca secara kritis lalu dapat mengekspresikan apa yang dibacanya bahkan dapat menyinergikan beberapa bacaan menjadi pemikiran baru, inspirasi dan aspirasi bagi orang lain. Oleh karena itu, bisa baca, asal baca dan mampu baca memiliki perbedaan yang sangat besar. Untuk mampu membaca bisa dimulai dengan bisa membaca yaitu dapat merangkai huruf menjadi kata, merangkai kata menjadi kalimat, lalu merangkai kalimat menjadi pesan yang dapat dimengerti orang lain kalau dia sudah bisa. Seseorang yang bisa membaca kemudian menjadi asal baca, maksudnya jenis bacaan yang dibacanya adalah asal saja tidak ada maksud dan tujuan tertentu di dalam membaca itu. Dari asal baca itu sesudah terlatih dia akan mampu membaca. Menanamkan kebiasaan dan kegemaran membaca dimulai dari minat dulu, selanjutnya minat dibikin sebuah niat, niat yang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh menjadi suatu kegemaran dan kegemaran yang terus menerus dilakukan menjadi kebiasaan, dari kebiasaan menjadi kebutuhan, dan kebutuhan itu akhirnya disebut gaya hidup dan kalau itu dilakukan oleh orang banyak namanya budaya baca. Untuk menjadikan bangsa Indonesia berbudaya baca harus dimulai dari minat, niat, gemar, http://www.kpi.or.id - Klub Perpustakaan Indonesia
Powered by Mambo
Generated: 4 February, 2017, 00:38
kebiasaan, kebutuhan, dan gaya hidup. Sekarang kita sedang dimana? silakan ukur sendiri! *** AS
http://www.kpi.or.id - Klub Perpustakaan Indonesia
Powered by Mambo
Generated: 4 February, 2017, 00:38