BUKU AJAR
Minggu 1 (pertama)
Pokok Bahasan: Pengantar Ilmu Nutrisi dan Pakan Ruminansia yang meliputi: 1. Ruminansia 2. Nutrient secara umum dan manfaatnya 3. Nutrisi Pra Ruminansia 4. Reflex saluran Oesophageal pada pra ruminansia dan kepentingannya dari segi nutrisi Tujuan Pembelajaran: Menjelaskan hubungan antara nutrien didalam pakan ruminansia; menjelaskan secara singkat Nutrisi pra ruminansia dan bahan-bahan air susu yang dapat diganti dari derivat non susu dalam pembuatan pakan pengganti susu (milk Replacer); menjelaskan mengenai reflex saluran oesophagus dan kepentingannya pada nutrisi pra ruminansia.
Materi Pembelajaran
Pedet pra ruminansia, mempunyai fungsi rumen yang rendah dimana nutrisi proteinnya paralel dengan non ruminansia. Kebutuhan asam amino dipenuhi dari : susu dan susu pengganti (Roy dan Stobo., 1975). Pada beberapa ternak, pemberian pakan dari botol susu atau ember dan di stop untuk beberapa minggu dan diberikn lagi, maka ternak akan dapat mengenal kambali botol/ember dan akan minum dengan bernagsu (terburu-buru) dan akan terjai penutupan saluran secara efisien. Untuk beberapa ternak, penyetopan pemberian dari botol hanya beberapa hari cukup untk menghambat reflex. Dengan pemaksaan yang reguler, reflex menutup saluran dapat dijaga selama hidup untuk hampir semua ruminansia. Penggunaan asam amino dapat menguntungkan dan penggunaan urea sangat terbatas. Setelah rumen berfungsi (6-8 minggu) tergantung dari pakannya, kebutuhan CP harus dipenuhi untuk; Kebutuhan N untuk fermentasi MO didalam retikulo rumen dan kebutuhan asam amino post ruminal untuk jaringan dan untuk ternak inangnya.
Universitas Gadjah Mada
Nutrisi pra rum inansia. Susu induk yang dengan kuantitas yang cukup, merupakan sumber utama nutrisi untuk ruminansia muda. Pada ruminansia sapi/kambing/domba apabila di ternakkan untuk memproduksi susu, dijual (cair) atau untuk produk2 industri mentega atau keju, maka anak harus disapoh lebih awal dengan maksud untuk membuat susu lebih banyak dijual. Untuk pedet diberi susu pengganti. Susu pengganti: Susu penggnati bahan adasarnya adalah susu dan juga bahan-bahan bukan berasal dari susu. Pengganti lemak susu. Penggantian lemak susu dengan sumber lemak yang lain seperti cocconut oil ; lard (lemak babi) problem utamanya adalah teknik untuk menggantikan lemak susu menjadi butiran (globulus) kecil <5 urn dan stabil. Penggantian Laktosa susu. Dari sumber karbohidrat non susu. Karbohidrat susu yaitu laktosa dapat diganti dengan Glukosa, produk-produk pati dapat digunakan sebagai pengganti laktosa. Susus pengganti (milk replacer) mengandung > 40-50% pati, sangat bagus digunakan. Hal ini timbul karena temak beradaptasi dengan sekresi yang cukup akan: Amylase pancreatic ; Maltase intestinal untuk mencerna pati. Tidak ada aktivitas sukrase pada ruminansia, artinya jangan ditembahkan sukrosa dalam milk replacer. Juga harus diperhatikan apabila karbohidrat pakan terlalu tinggi, maka kecemaan karbohidrat menjadi tidak efisien dalam usus halus dan hal ini akan menimbulkan diare, ekskresi N dalam fese menjadi tinggi. Penggantian protein susu. Lebih sulit penggantian protein susu dibandingkan nutrien yang lain yaitu karbohidrat maupun lemak. Karena: Kasein yang ada dlaam susu mempunyai kemampuan yang unik dalam penutupan abomasum (reflex saluran oesophagus) dengan adanya: enzym renin. Ternak muda akan mendapat suplai protein yang kontonyu karena adanya penutupan ; Protein susu berghubungan dengan besarnya protease yang diproduksi didalam abomasum dimana unik untuk kecemaan protein susu. Dengan adanya kesulitan tersebut kemajuan dalam penggantian protein susu dengan sumber protein yang lain sangat Iambat. Soliman et al (1979) menggunakan protein tanaman (Bungkil Kedelai). Problemnya adalah protein tanaman mengadnung Alkoloids yang tidak dibutuhkan sebagai Inhibitor Trypsim ; Kemampuan untuk menimbulkan reaksi Alergi Lambung-Intestinum. Contohnya: Protein kedelai dan Protein yest.
Universitas Gadjah Mada
Tabel 1: Efek penggantian penyusun susu dengan derivat non milk. Sumber lemak
Mentega
Mentega Protamyl* Kasein
Lard m.kelapa Protamyl* Kasein
Lard m.kelapa Protamyl* Prot. ikan
Sumber KH Sumber PK
Laktosa Kasein
Gain (g/hari) FCR (feed conver Sion ratio)
177 1.02
183 1.06
154 1.08
170 1
Kec. BK (%)
98.8
96.4
96.4
95.4
Kec. PK (%)
96.4
94.9
94.4
93.6
Kec.Lemak (%)
98.9
98.3
98.2
97.7
Kec Pati (%)
-
99.8
99.8
99.9
Protamyl adalah pati jagung yang dihidrolisa.
Dapat dilihat mungkin untuk mengganti semua protein susu dengan ikan yang dihidrolisa tanpa penurunan performance. Performance Domba muds (cempe) dapat dicapai dengan pakan dasar: Pati yang dihidrolisa, Lard, Hidrolisis ikan , Laktosa, butter fat, kasein. Kecernaan semu akan kasein, protein ikan, yeast-Protein cempe diestimasikan di terminal ileum 86,5, 93,2 dan 59,8% koleksi feses 94,6, 94,2 dan 79,2%. Proporsi protein yang didegradasi dalam usus besar berbeda untuk protein yang berbeda. Protein yang didegradasi di dalam usus besar mempunyai nilai yang rendah sebagai sumber protein untuk ternak ruminansia. Jadi, penggantian penyusun susu termasuk protein untuk pra ruminansia yang baru lahir adalah mungkin untuk dilakukn dengan catatan; Pra ruminansia telah mendapat colostrum yang cukup segera setelah lahir.
Fungsi Oesophageal Reflex dan mekanismenya. Fungsi oesophageal reflex penting karena berpengaruh secara langsung metabolisme protein didaam rumen. Sal. Oesophagus merupakan oto/saluran yang turun dari cardia omasum ke dinding reticulum. Pada saat dinding membuka ( menutup (
)
)salruran akan terbentuk. Cairan (pakan) dapat secara langsung lewat
dari oesophagus ke sulcus omasal ke abomasum.
Universitas Gadjah Mada
Gambar: Saluran Oesophageal.
Pada awalnya hat ini dikira berpengaruh terhadap pembentukan bolus pada saat ruminasi, akan tetapi kemudian diketahui bahwa aktivitas ini memfasilitasi kecernaan cairan didalam abomasum. Begitu ternak dewasa, maka saluran oesophagus dapat berhenti berfungsi. Akan tetapi penelitian dari Hofman (1989) menyebutkan apabila saluran ini dijaga sepenuhnya, pada ternak dewasa akan berlanjut fungsinya. Menurut peneliti lewatnya kedalam abomasum cairan yang diisap pedet tidak dipengaruhi: temperatur, komposisi cairan, posture temak, aktivitas menghisap. Masuknya cairan kedalam abomasum karena stimulasi mekanik pada daerah mulut dan pharinx. D. Benzie (1969) menunjukkan apabila cempe menghisap secara bebas, ada gerakan ekor, saluran oesophagus menutup secara efisien, tanpa melihat komposisi kimia dari cairan yang dikonsumsi, meskipun air dapat menyebabkan penutupan.
Perkembangan fungsi rumen.
Efek umur terhadap konsumsi pakan solid ; efek konsumsi pakan cair terhadap konsumsi pakan solid ; efek laju kecernaan pakan solid terhadap konsumsi. Kenaikan ukuran retikulorumen sangat cepat, dimana besamya perubahan dapat dipengaruhi oleh nutrisinya. Besarnya ukuran papilae rumen meningkat secara umum, berhubungan dnegan produksi VFA (produk akhir fermentasi an aerobic karbo hidrat. VFA mempunyai efek yang besar dalam perkembangan rumen dibandingkan adanya
Universitas Gadjah Mada
komponen struktur serat. Dengan demikian perkembangan rumen menjadi tergantung dengan konsumsi pakan yang mudah terfermentasi. Rangkuman 1. Nutrisi pra ruminansia yang utama adalah susu induk, meskipun dalam kondisi tertentu, nutrien susu dapat diganti dengan nutrien yang berasal dari non susu, baik lemak, laktosa mauoun proteinnya. 2. Reflex saluran Oesophageal merupakan kondisi spesifik yang terdapat pada pra ruminansia, keadaan ini dapat dijaga sampai ternak dewasa dengan cara pemeliharan yang spesifik. Uji Pemahaman. 1. Sebutkan bahan apa saja yang dapat digunakan untuk mengganti lemak susu, laktosa dan protein susu, dalam penyusunan milk replacer. 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan reflex saluran oesophagus dan kepentingannya dengan nutrisi pra ruminansia.
Universitas Gadjah Mada