BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memegang peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi penting, yaitu sebagai fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dapat dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dengan pihak yang memerlukan dana, dengan adanya pasar modal pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya dengan harapan memperoleh imbalan (return), sedangkan pihak yang membutuhkan dana (perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Sedemikian penting peranan pasar modal dalam suatu negara, maka diperlukan pengkajian melalui penelitian yang berfokus pada faktor-faktor yang mempengarui harga saham. Perubahan harga saham sangat dipengaruhi dua kondisi lingkungan yakni lingkungan ekonomi dan non-ekonomi. Lingkungan ekonomi berkaitan erat dengan perubahan harga saham adalah
1
2
adalah kinerja perusahaan, pembagian dividen, dan perubahan strategi perusahaan misal keputusan perusahaan untuk melakukan merger, akuisisi, dan divestasi. Umar et al. (200 I) menemukan bukti bahwa peristiwa akuisisi direaksi oleh pasar tetapi penelitian ini belum menemukan efisiensi pasar semi kuat berdasarkan informasi, Husnan et al. (2002) dengan menggunakan peristiwa pengumuman laporan keuangan menemukan bukti bahwa laporan keuangan dipergunakan investor dalam mengambil keputusan investasi di bursa, Doddy et al. (2004) mereka menemukan bahwa Pengumuman dividen di Indonesia selama krisis moneter mempunyai kandungan informasi yang berguna bagi investor dan menggunakan informasi tersebut untuk mengambil keputusan investasi. Disamping lingkungan ekonomi, lingkungan nonekonomi juga dapat mempengaruhi tluktuasi harga saham seperti tingkat pertumbuhan perekonomian, tingkat keamanan, serta kondisi sosial politik dari suatu negara. Beberapa riset telah mencoba menunjukkan bahwa peristiwa-peristiwa non-ekonomi juga dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham diantaranya, Arianto et a/. ( 1997) dengan menggunakan metodologi event study meneliti mengenai dampak kesehatan presiden soeharto terhadap tingkat keuntungan saham, Jeffrey et a/. (2003) meneliti respon harga saham dengan adanya regulasi pemerintah Amerika yakni Terrorism Risk Insurance Act (TRIA) dimana salah satu tujuan regulasi ini adalah memulihkan pasar asuransi yang hacur akibat adanya serangan teroris pada II september 200 I. Bradley et al. (2005)
meneliti
respon
harga
saham
perusahaan
asuransi
dengan
3
menggunakan, peristiwa bencana angin topan Floyd. Penelitian Dar et a/. (2005) tentang dampak .dari kejadian polititik terhadap kinerja pasar modal Taiwan. Dengan menggunakan sam pel 100 perusahaan yang terbagi dalam 50 perusahaan yang prosentase terbesar kepemilikan sahamnya dimiliki investor asing, sisanya saham dengan prosentase kepemilikan investor asing rendah. Dan Fumiko eta/. (2006) menguji reaksi harga saham perusahaan-perusahaan yang sering tampil dalam beberapa program televisi yang populer di Jepang. Investor yang bersifat rasional dalam melakukan investasi akan selalu mempertimbangkan kedua kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham. Karena kedua lingkungan ini sangat berkaitan erat dengan return dan risiko dari investasi yang akan diterima. Dua risiko yang mungkin akan ditanggung oleh investor untuk faktor lingkungan non-ekonomi adalah risiko politik (Political Risk) dan (Country risk). Dimana risiko politik adalah risiko yang berkaitan dengan kondisi politik. Sedangkan risiko negara adalah risiko yang terjadi karena perubahan kebijakan pemerintah, kondisi politik serta kondisi ekonomi secara makro pada suatu negara. Pada pasar yang kompetitif, harga equilibrium suatu aktiva ditentukan oleh penawaran yang tersedia dan permintaan agregat. Apabila sebuah informasi baru masuk ke bursa dan berhubungan dengan suatu aktiva, informasi ini yang akan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan investasi. Dan jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru kondisi pasar yang seperti ini yang disebut sebagai pasar effisien. Hipotesis pasar efisien menyatakan bahwa harga saham akan
4
berubah apa bila terdapat informasi baru yang tidak terduga sebelumnya. Artinya harga saham t.idak akan berubah jika tidak ada informasi yang diumumkan atau kondisi suatu pasar modal sesuai dengan yang diperkirakan oleh para pelaku pasar. Perkembangan harga saham dan volume perdagangan di pasar saham merupakan suatu indikator penting untuk mempelajari tingkah laku para pelaku pasar dalam menentukan apakah investor dalam melakukan transaksi di pasar saham, mendasarkan keputusanya pada berbagai informasi yang dimiliki, termasuk informasi mengenai kondisi lingkungan non-ekonomi yang dapat mempengaruhi pasar modal misal berbagai isu mengenai bencana alam, penegakan hak azasi manusia, dan peristiwa - peristiwa politik yang cukup mempengaruhi fluktuasi harga saham. Sebab sebuah informasi dianggap informatif apabila informasi tersebut mampu merubah keyakinan para pengambil keputusan. Dengan adanya informasi baru akan dapat membentuk suatu keyakinan baru bagi investor. Keyakinan ini yang akan dapat merubah keseimbangan (equilibrium) harga membentuk keseimbangan harga baru di dalam pasar modal. Bagaimanapun peristiwa politik sangat berkaitan erat dengan stabilitas perekonomian suatu negara. Hal ini disebabkan rendahnya risiko kerugian yang diakibatkan oleh faktor non-ekonomi sehingga dengan adanya peristiwa politik yang mengancam seperti pemilihan umum, pergantian kepala negara, atau berbagai kerusuhan politik cenderung mendapat respon negatif dari pelaku pasar (Suryawijaya et al, 1998). Peristiwa politik dapat berdampak
5
positif maupun negatif bagi kestabilan iklim kondusif yang diinginkan oleh para investor untuk berinvestasi terhadap suatu negara, ekspektasi investor terhadap setiap peristiwa politik yang terjadi akan tercermin pada gejolak atau dinamika di pasar modal (Rustamadji, 2001). Makin pentingnya peranan bursa saham dalam kegiatan ekonomi, membuat bursa makin sensitif terhadap berbagai peristiwa di sekitamya, baik berkaitan maupun tidak berkaitan secara langsung dengan isu ekonomi (Jimmy, 2007). Berdasarkan hal tersebut untuk melihat keterkaitan antara peristiwa politik dengan pergerakan harga saham serta volume perdagangan maka metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah event study dengan mengambil peristiwa wafatnya mantan presiden Indonesia Muhammad Soeharto. Sepengetahuan peneliti, penelitian event study dengan menggunakan peristiwa wafatnya mantan presiden Soeharto belum pemah dilakukan. Dan Alasan peneliti memilih peristiwa ini adalah pertama pasca wafatnya mantan presiden soeharto banyak kasus hukum dan pelanggaran hak azasi manusia (HAM) yang belum terselesaikan, hal ini menyebabkan penilaian investor dibidang penegakan hukum lemah dan pada akhimya akan berdampak pada stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Ghufron (2008) menyatakan hila kasus Soeharto dilanjutkan di meja hijau, hal itu dapat mempertebal keyakinan masyarakat dan investor terkait penegakan hukum di negeri ini. Kedua peristiwa wafatnya mantan presiden Soeharto merupakan peristiwa politik berskala nasional hal ini terbukti bahwasanya mulai tanggal 28 Januari sampai 3 Februari 2008 pemerintah Indonesia menetapkan sebagai hari berkabung
6
nasional. Suryawijaya et a/, ( 1998) kriteria utama sebuah peristiwa dianggap sebagai peristiwa berskala nasional adalah peristiwa tersebut mendapat sorotan luas dari media masa. Ketiga pasca wafatnya mantan presiden Soeharto Perdagangan pertama di Bursa Efek Indonesia (BEl) tampil kurang meyakinkan. Ghufron (2008) menyatakan indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 38,444 poin atau 1,47 persen menjadi 2.582,049. lndeks LQ45 turun 9,244 poin atau 1.64 persen ke 553,585 dan Jakarta Islamic Indeks {JII) juga turun 5,157 poin atau 1,09 persen ke 467,747, koreksi indeks di BEl tersebut salah satunya berkorelasi dengan meningalnya mantan Presiden Soeharto pada 27 Januari 2008. Sementara Fauzi dalam Ghufron et a/ (2008) menyatakan dampak yang terjadi di bursa hanya sebatas emosional karena bagaimana pun Soeharto adalah tokoh penting.
B. Rumusan
Mas~tlah.
Berdasarkan uraian Jatar belakang diatas bahwa harga saham tidak hanya bereaksi dengan peristiwa-peristiwa yang bersifat keuangan tetapi juga bereaksi dengan peristiwa-peristiwa non-keuangan, oleh karena itu rumusan masalah dalam penelitian ini akan dituliskan dalam 4 (empat) pertanyaan penelitian, sebagai berikut: 1. Apakah peristiwa wafatnya mantan presiden Soeharto
direaksi oleh
investor yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang signifikan diseputar tanggal peristiwa ? .
7
2. Apakah peristiwa wafatnya mantan presiden Soeharto direaksi oleh investor yang ditunjukkan dengan adanya trading volume activity yang signifikan diseputar tanggal peristiwa ?. 3. Apakah terdapat perbedaan average abnormal return sebelum dan setelah peristiwa wafatnya mantan presiden Soeharto ?. 4. Apakah terdapat perbedaan average trading volume activity sebelum dan setelah peristiwa wafatnya mantan presiden Soeharto ?.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian. I. Tujuan Penelitian. Berdasarkan Jatar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk menganalisis dan menguji secara empiris muatan informasi (information content) dari sebuah peristiwa politik terhadap aktivitas
perdagangan di bursa efek indonesia. b. Untuk menganalisis dan menguji secara empiris efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi dalam bursa efek indonesia. c. Untuk menganalisis dan menguji secara empiris perbedaan reaksi pasar sebelum Soeharto.
dan
setelah
peristiwa
wafatnya
mantan
presiden
8
2. Manfaat Penelitian. a. Bagi Pengembangan llmu Pengetahuan. 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris dan memperkuat penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan muatan informasi dari sebuah peristiwa politik. 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan pada bidang pasar modal dan manajemen portofolio. b. Bagi Obyek Penelitian. 1) Bagi investor dan eaton investor dalam maupun luara negeri, hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan
pertimbangan dalam melakukan investasi di pasar modal. 2) Bagi para analis sekuritas, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan analisa investasi di pasar modal. c. Bagi Peneliti Lanjutan. 1) Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dalam melakukan penelitian dengan topik sejenis. 2) Hasil penelitian ini diharapkan memberikan tambahan wawasan bagi peneliti lanjutan untuk melakukan pengembangan penelitian dengan mengambil topik penelitian yang sama.
9
D. Ruang Lingkup. Ruang lingkup penelitian ini adalah apakah pasar bereaksi ketika media mengumumkan peristiwa meningalnya mantan presiden soeharto, dan apakah terdapat perbedaan reaksi pasar sebelum dan setelah teijadinya peritiwa meningalnya mantan presiden soeharto. Observasi dilakukan dari tanggal 14 Agustus 2007 sampai dengan tanggal 04 Februari 2008, daimana tanggal 14 agustus 2007 sampai dengan 18 Januari 2008 merupakan periode estimasi, sedangkan tanggal 21 Januari 2008 sampai dengan 04 Februari 2008 merupakan periode kejadian. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham harian, indeks harga saham gabungan (IHSG), dan volume perdagangan saham. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah event study dengan menggunakan event wafatnya mantan presiden
republik
Indonesia
Soeharto.
Dimana
penelitian
dengan
menggunakan metode event study hanya mengukur reaksi pasar diseputar tanggal teijadinya peristiwa. Dan untuk mengetahui teijadinya reaksi pasar diseputar tanggal teijadinya peristiwa digunakan uji statistik (Uji t). Dalarn penelitian ini peneliti menggangap peristiwa-peristiwa lain yang diserap pasar modal indonesia pada kurun waktu penelitian diasumsikan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dinamika pasar modal.