108
BAB VI PERUBAHAN YANG TERJADI PASCA PENDAMPINGAN
A. Kondisi Kemandirian Masyarakat Karang Rejo Gang 6 Masyarakat Karang Rejo Gang 6 sebagai masyarakat yang tinggal di tengah sempitnya keadaan lahan yang semakin menyempit, masyarakat harus memiliki ide kreatif dalam menangani keadaan wilayah seperti itu, meskipun kondisi di daerah perkotaan jauh berbeda denga daerah di pedesaan yang luas tanah persawahan lebih banyak dari pada luas permukiman, sehingga penanaman hidroponik adalah sebuah alat untuk memberdayaan masyarakat kota di bidang pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan di tengah populasi masyarakat kota seperti Surabaya. Disisi
lain
Semakin
bertambahnya
zaman
yang
mempengaruhi
berkembangnya kebutuhan pada masyarakat, hal menuntut masyarakat Karang Rejo Gang 6 memperhatikan perubahan yang terjadi sebagai dampak berubahnya pola pikir manusia yang terus berkembang pula, karena manusia akan mengalami perubahan disetiap waktunya baik itu berkembang maupun memburuk. Aset yang telah ditemukan dan diorganisir oleh asyarakat Karang Rejo Gang 6 secara mandiri ini telah berdampak positif bagi masyarakat sendiri karena dengan pengorganisir aset kemampuan mereka ini muncullah rasa kemandirian pada diri mereka dengan melalui proses peberdayaan yang telah dilakukan.
108
109
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Aset tidak selalu identik dengan uang atau materi. Banyak hal yang dimiliki oleh komunitas tapi tidak disadari merupakan bagian dari aset. Diantara aset yang sering dijumpai dalam komunitas diantaranya adalah: cerita hidup, pengetahuan, pengalaman, inovasi, kemampuan individu, aset fisik, sumber daya alam, sumber finansial, budaya (termasuk tradisi lokal), perkumpulan dan kelompok kerja (PKK, kelompok tani), Institusi lokal (RT, RW, lurah, camat).1
B. Pemberdayaan Sebagai Upaya Memunculkan Kemandirian Pemberdayaan menjadi proses serta tujuan. Tahapan yang dilakukan oleh masyarakat Karang Rejo Gang 6 dengan fasilitator untuk membantu mereka menjadi proses membentuk kemandirian pada masyarakat untuk Memenuhi kebutuhan dasarnya dalam hal ini kebutuhan pakan yang secara tidak langsung membantu ekonomi masyarakat dengan meringankan pengeluaran belanja rumah tangga, sehingga mereka
memiliki kebebasan, yakni
kebebasan
dalam
memproduksi kebutuhan dasar pakan, kebebasan inilah yang menjadi tujuan dari kemandirian. Proses pemberdayaan di Karang Rejo Gang 6 dilakukan untuk kepentingan bersama dalam memunculkan kemandirian, baik kemandirian mental dalam mengorganisir diri sendiri, dan masyarakat keseluruhan, salah satunya dalam bidang ekonomi, kemandirian ekonomi sangat diperlukan bagi setiap tingkat masyarakat sosial, apalagi untuk masyarakat dengan tingkat ekonomi
1
Nadhir Salahudin, Panduan KKN ABCD UIN Sunan Ampel (Surabaya, Kampus UIN Sunan Ampel Surabaya, 2005), Hal 15.
110
menengah kebawah. karena dalam teori pemberdayaan, Keberdayaan masyarakat dapat diwujudkan melalui partisipasi aktif masyarakat yang difasilitasi dengan adanya pelaku pemberdayaan.2
Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini menjadi langkah awal mereka dalam memunculkan rasa daya pada mereka, dengan adanya daya pada mindset masyarakat, mereka akan bergerak sesuai dengan kebutuhan mereka sebagai makhluk sosial. dengan adanya “daya” pada masyarakat, maka akan ada beberapa rasa yang muncul ketika masyarakat telah “berdaya” yakni mandiri dan berkembang. Proses Awal pemberdayaan dilakukan dengan cara menemui ketua RT7 sebagai izin dan sebagai inkulturasi untuk menciptakan trush building pada pemimping sebuah wilayah, selanjutnya inkulturasi dilakukan pada setiap elemen masyarakat untuk meneukan meeting of mind atau terjadinya kesefahaman dan kesepakatan antara pendamping dan masyarakat. Hasil akhir dari inkulturasi, pendamping mampu mengajak masyarakat dalam melakukan pemberdayaan, karena penelitian pendampingan ini dilakukan bersama antara pendamping dengan mmasyarakat. Karena itu dalam proses kedua, pendamping melakukan tahap mengatur skenario bersama masyarakat untuk menyatukan pikiran dan pendapat tentang apa yang akan dilakukan pada pemberdayaan ini. Namun pendamping menjelaskan terlebih dahulu tentang “apa” dan “bagaimana” 2
Sumudiningrat G., Visi dan Misi Pembangunan Pertanian Berbasis Pemberdayaan, (Yogyakarta : IDEA, 2000), Hal. 82
111
sebuah peberdayaan masyarakat itu dilakukan. Fahamnya masyarakat tentang sebuah pemberdayaan akan mempermudah pendaping dalam melakukan setiap tahap yang akan dilakukan. Langkah ini bertujuan karena komunitas ingin tahu mengapa kita hadir ditengah mereka dan fokus program kita bisa menjelaskan ini. Harapan menjadi jalan utama dalam mengembangkan diri bagi masyarakat, tanpa harapan sulit untuk berkembang. Proses dream dilakukan untuk mengetahui keinginan masyarakat secara keseluruhan, meskipun terdapat tingkatan harapan yang dijadikan satu akan berbeda – beda pada setiap masyarakat yang berbeda pula. Namun adanya aset yang mendukung pada masyarakat dapat membantu mereka menggapai setiap harapan yang mereka miliki, karena itu pendapingan mampu menciptakan iklim yang memungkinkan potensi masyarakat dapat berkembang. Pada
beberapa
proses
selanjutnya
menjadi
tahap
inti
dari
pendampingan dengan pendekatan asset based community development (ABCD) yang mengali aset pada masyarakat untuk selanjutnya dimanfaatkan dan dikembangkan oleh masyarakat sendiri sehingga masyarakat mampu memanfaatkan aset yang ada disekitar mereka dengan mandiri dan dapat menikmati manfaat dari aset mereka sendiri. Beberapa tahap selanjutnya adalah discovery, dream, community map, perencanaan aksi dan monitoring avaluasi.
112
Pada tahap perencanaan aksi terdapat sosialisasi tentang penanaman hidroponik pada masyarakat Karang Rejo Gang 6, bertujuan untuk mengembangkan potensi mereka, mengorganisir setiap element masyarakat, dari perangkat RT, pemuda, hingga masyarakat yang kurang bersosial. Terbentuknya perkupulan pemuda yang dibentuk pada tanggal 17 juni tersebut, menjadi salah satu langkah bagi pemuda Karang Rejo Gang 6 untuk menunjukan potensi mereka, karena disamping untuk mengajak masyarakat yang lain juga untuk membangkitkan diri mereka sendiri dari menipisnya loyalitas pemuda pada wilayah mereka sendri. Keputusan ini juga dari hasil inkulturasi yang dilakukan sebelunya, karena inkulturasi menjadi bahan utama untuk membuat sebuah keputusan, kesepakatan dan kesefahaman. Sebagai analisis, penelitian pendampingan ini menggunakan analisis leaky bucket merupakan salah cara yang digunakan untuk membantu warga komunitas dalam memahmi berbagai dinamika ekonomi lokal mereka miliki, dengan melihat aktivitas dasar-dasar ekonomi.
113
Ilustrasi Leaky Bucket C. Kemandirian Menurut Islam Didalam Islam pun mengajarkan tentang kemandirian yang terdapat pada ayat Al-Quran. Seperti ayat tentang kemandirian berikut, yang mengatakan :
ْ َس بِ َما َك َسب ت َر ِهينَة ٍ ُكلُّ نَ ْف Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya (QS. Al- Mudasir[74] : 38)
Dalam ayat ini berbicara tentang tanggung jawab setiap manusia yang akan melakukan setiap apa yang mereka lakukan akan memiliki balasan atau timbal balik yang kembali pada setiap manusia yang melakukannya. balasan atau timbal balik disini menjadi dasar bahwa setiap aset yang manusia miliki dan dimanfaatkan atau tidaknya akan membawa hasil atau dampak yang dirasakan oleh manusia dalam hal ini masyarakat sebagai pemilik aset
akan
114
Sehingga ayat ini menegaskan bahwa setiap tindakan manusia yang diperbuat akan mendapat hasil, dampak, respon, timbal balik kepada manusia yang melakukannya sedangkan kata tindakan ini secara umum akan mengarah pada tindakan baik maupun buruk. Sedangkan peberdayaan merupakan proses memunculkan enpowering pada diri masyarakat agar masyarakat mampu mencari apa yang dibutuhkan bagi mereka sendiri. Allah swt bersabda:
ض َذلُ ا ىًل فَا ْم ُشىا فِي َمنَا ِكبِهَا َو ُكلُىا ِم ْن ِر ْزقِ ِه ۖ َوإِلَ ْي ِه النُّ ُشى َ ْهُ َى الَّ ِذي َج َع َل لَ ُك ُم ْاْلَر Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepadaNya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (QS.Al-Mulk [67] : 15)
Kata “berjalanlah” menjadi kata perintah dari-Nya yang memeliki hukum wajib dan tak bisa ditinggalkan. melihat teks pada kata tersebut berjalanlah di segala penjurunya (bumi) menjelaskan tempat yang harus manusia jalani, teks kata tersebut mengarah pada luasnya bumi, sedangkan konteks dari kata tersebut mengartikan pada “dimana pun” sehingga manusia diberi kebebasan dalam berjalan, melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Melihat konteks masyarakat dari ayat tersebut, kata “makanlah sebagian dari rizki-Nya” adalah sebuah kewajiban para penduduk bumi atau masyarakat untuk “berjalan”
dan “makan” 2 kata ini adalah kata kerja. Maka perintah
tersebut adalah sebuah perkerjaan untuk manusia sendiri dengan apa yang di sekitar mereka (bumi).