BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan Penelitian ini mengkaji beberapa permasalahan tentang pelaksanaan Lesson Study Berbasis Sekolah (LSBS) di SMP Negeri 1 Klari, kompetensikompetensi yang diapat dikembangakan dalam pelaksanaan LSBS, permasalahan dan alternatif pemecahan masalah dalam pelaksanaan LSBS. Berdasarkan penelitaian yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan: a.
Pelaksanaan LSBS di SMP Negeri 1 Klari dibentuk kepanitian yang anggotanya terdiri dari kepala sekolah, guru, dan tata usaha.
LSBS
dilaksanakan selama tiga putaran (semester) yaitu putaran pertama (14 February-30 April 2010), putaran kedua (12 September-7 Oktober 2010), dan putaran ketiga (9 Januari-17 April 2010). Peserta kegiatan LSBS adalah semua guru SMP Negeri 1 Klari. Selama kegiatan LSBS kehadiran perseta cukup tinggi (lebih dari 80 %). Kegiatan LSBS dibagi tiga tahapan yaitu sosialisasi LSBS, pembuatan RPP, dan open lesson. Kegiatan open lesson dilakukan oleh seluruh pelajaran meliputi pelaksanaan pembelajaran dan refleksi. b.
Kegiatan LSBS yang sudah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Klari meningkatakan kompetensi guru baik itu kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi,
kompetensi
sosial
dan
kompetensi
perofeisonal.
Beberapa
kompetensi yang dapat dikembangkan yaitu: rencana pembelajaran semakin 122
berkualitas, peningkatan kualitas mengobservasi aktifitas belajar siswa, peningkatan inovasi dan kreativitas guru dalam mengajar, peningkatan pengetahuan tentang materi ajar, lebih tebuka menerima pendapat, kolegalitas antar sesama guru meningkat, peningkatan pemanfaatan ICT dalam pembelajaran, dan selalu berusaha meningkatakan kualitas pembelajaran. c.
Permasalahan yang muncul dalam kegiatan LSBS yaitu kejenuhan, keterbatasan narasumber, pembiayaan, dan penyampaian pendapat dalam refleksi.
d.
Kejenuhan dapat diatasi dengan cara pengaturan waktu pelaksanaan kegiatan LSBS tidak terlalu sering. Frekuensi kegiatan LSBS dapat dilakukan setiap dua minggu atau sebulan sekali disesuaikan dengan situsi dan kondisi sekolah. Narasumber dalam pelaksanaan LSBS di SMP Negeri 1 Klari adalah dosendosen dari FPMIPA UPI sehingga dalam penyampaian materi contoh-contoh yang disampaikan terbatas untuk materi matematika dan IPA. Setelah pelaksanaan LSBS akan lebih banyak guru-guru di luar non MIPA yang dapat menguasai materi-materi Lesson Study. Keterbatasan waktu dapat diatasi dengan mempergunakan teknologi untuk berkomunikasi sehingga konsultasi dengan narasumber dapat dilakukan dengan cara E-mail. Pembiayaan dapat disiasati dengan cara menganggarkan kegiatan LSBS dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS) pada awal tahun ajaran. Frekuensi pelaksanaan LSBS juga disesuaikan dengan kondisi keuangan sekolah.
123
Dalam kegiatan refleksi cara penyampian pendapat sangat penting agar pendapat dari para observer tidak menyinggung secara pribadi guru model. Materi diskusi dalam refleski juga diarahkan pada tiga permasalahan yaitu apakah siswa belajar dan bagaimana prosesnya, adakah siswa yang tidak belajar, dan bagaimanakah upaya guru untuk mengatasi siswa yang tidak belajar.
B. Implikasi Menindaklanjuti kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, perlu dilakukan tindakan-tindakan nyata untuk dapat menyempurnakan pelaksanaan LSBS di suatu sekolah. LSBS merupakan sebuah program yang sangat efektif dalam meningkatkan kompetensi guru di suatu sekolah. Peningkatan kompetensi guru dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Untuk dapat melaksanakan LSBS di suatu sekolah dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut: 1.
Adanya keinginan yang kuat dari kepala sekolah dan guru untuk selalu meningkatkan kualitas pembelajaran Kepala sekolah sebagai penanggung jawab semua kegiatan yang ada di sekolah terlebih dulu harus memiliki komitmen yang kuat untuk selalu membina guru-guru agar dapat selalu mengembangkan kompetensinya agar kualitas pembelajran dapat ditingkatkan. Begitu juga guru harus memiliki motivasi yang kuat untuk selalu berubah ke arah yang lebih baik. Keinginan yang kuat untuk selalu berubah merupakan modal yang sangat besar. 124
2.
Memasukan kegiatan LSBS sebagai program sekolah dalam peningkatkan profesionalisme guru. Kegiatan LSBS memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap peningkatan kompetensi guru. Oleh karena itu dalam penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS), kegiatan LSBS dimasukan sebagai program pembinaan profesionalisme guru yang berkelanjutan. Untuk mendukung kegiatan tersebut dirancang anggaran biaya yang diperlukan untuk membiayainya selama satu tahun pelajaran.
3.
Menyusun kepanitiaan LSBS Kepanitiaan sangat dibutuhkan untuk melaksanakan program LSBS, karena kegiatan ini berlangsung selama satu tahun pelajaran. Untuk itu diperlukan pengaturan jadwal open lesson dan pengadministrasian file-file LSBS. Kepanitiaan juga menunjukan keseriusan sekolah untuk melaksanakan LSBS. Dalam pengelolaan kegiatan LSBS panitia mengatur agar kegiatan open lesson waktunya jangan terlalu sering karena dapat menimbulkan kejenuhan dan juga jangan terlalu lama karena tidak akan semua bidang studi mendapat giliran open lesson. Sebulan dapat dilakukan satu kali atau dua kali sesuai kondisi keuagan sekolah.
2. Melaksanakan evaluasi kegiatan LSBS secara berkala Evaluasi bertujuan untuk mendapatkan umpan balik dari kegiatan LSBS yang sudah dilaksanakan. Hal itu sangat perlu dilakukan untuk mengambil langkahlangkah perbaikan dan agar kesalahan yang sudah terjadi tidak terulang kembali.
125
3. Mengaplikasikan hasil LSBS dalam pembelajaran di kelas Dalam LSBS setiap guru belajar dari pembelajaran baik ketika menjadi guru model maupun pengamat (observer). Hasil-hasil yang diperoleh dari LSBS tidak ada artinya jika tidak diterapkan dalam pembelajaran yang sebenarnya. Olehn karena itu, pengetahuan baru yang diperoleh dari LSBS hendaknya diaplikasikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
C. Rekomendasi Kegiatan LSBS di SMP Negeri 1 Klari sangat efektif meningkatkan kompetensi guru. Keberhasilan SMP Negeri 1 Klari dalam menyelenggarakan LSBS perlu ditularkan ke sekolah-sekolah lainnya. Dinas pendidikan di tingkat kabupaten diharapkan dapat memfasilitasi agar kegiatan LSBS dapat dijadikan program peningkatan profesionalisme guru yang berlaku dalam satu kabupaten. Untuk melakukan pengawasan kegiatan LSBS dapat dilakukan oleh pengawas mata pelajaran yang sebelumnya telah dibekali materi tentang LSBS. Kepala sekolah diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan LSBS di sekolah yang pelaksanaannya dipantau oleh pengawas mata pelajaran.
126