BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian melalui observasi dan wawancara di organisasi non profit Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP), peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 5.1 Strategi Kampanye GIDKP Strategi kampanye yang dilakukan oleh GIDKP diakui oleh ketiga narasumber belum terancang secara sistematis dan terstruktur. Hal ini menjadikan kegiatan dan aktifitas yang dilakukan belum terfokus dan terarah secara maksimal. Banyak dari kegiatan yang dilakukan berdasarkan ajakan dan tawaran kerjasama dari organisasi lain walaupun tetap mengusung pesan sosial utama gerakan ini yaitu penggunaan kantong plastik secara bijak. Jika dikaji berdasarkan tahapan perencanaan strategi kampanye humas, berikut yang dapat peneliti simpulkan : A. Identifikasi masalah Meskipun strategi kampanye GIDKP belum terancang dengan sempurna dari sudut pandang humas, tetapi GIDKP telah dengan cermat memetakan khalayak dan membaginya sesuai dengan skala prioritas dan urgensinya kepada isu yang diangkat, dengan begitu kegiatan yang dilakukan sedikit banyak terfokus pada hal yang paling penting.
111
http://digilib.mercubuana.ac.id/
112
Dalam hal mengurangi penggunaan kantong plastik, GIDKP melihat bahwa yang paling utama adalah peraturan daerah yang harus dibuat dan ditegakan secara serempak agar masyarakat dapat lebih mengerti dan menerima isi pesan kampanye ini. Dengan demikian angka penggunaan kantong plastik dapat ditekan sebagaimana tujuan akhir yang ingin dicapai oleh gerakan ini.
B. Perencanaan Dalam tahap perencanaan, setelah melakukan pemetaan khalayak GIDKP kemudian berusaha membuat sebuah program yang sebelumnya ditentukan melalui Group Discussion dengan para anggotanya atau yang biasa disebut dengan Working Group. Masingmasing perwakilan Working Group dapat memberikan idenya tentang kegiatan yang akan diadakan. Keterbatasan dana sebagai sebuah organisasi nirlaba sedikit banyak turut mempengaruhi kegiatan kampanye yang dipilih. Sementara dari sisi media yang digunakan dalam berkampanye, ketiga narasumber sepakat bahwa penggunaan media digital seperti website dan sosial media perlu lebih ditingkatkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
113
C. Pelaksanaan Memahami bahwa pesan sosial yang diusungnya membutuhkan pendekatan
yang
intens
kepaa
pemerintah,
maka
GIDKP
mengeluarkan banyak energi dan usahanya pada upaya advokasi untuk mendesak pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai kantong
plastik.
Salah
satunya
yang
dilakukan
dengan
penandatanganan petisi #PayForPLastic. Kerja keras tim GIDKP berbuah manis, setidaknya di kota Bandung, pada Februari 2016 plastik berbayar akan coba diimplementasikan di gerai-gerai Circle K. Sementara di Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup telah memberikan
akses
langsung
kepada
GIDKP
dengan
dirjen
pengelolaan sampah sebagai respon positif atas gerakan ini. Seiiring dengan itu community relations dengan berbagai organisasi nirlaba, komunitas lingkungan lainnya serta relawan juga dibina dengan baik. Kemitraan dengan pihak swasta seperti BodyShop dan Circle-K juga turut memainkan peranan penting dalam kegiatan kampanye GIDKP.
D. Evaluasi dan pencapaian Selain perencanaan yang belum maksimal, GIDKP juga mengakui belum adanya sistem evaluasi yang tepat untuk dapat digunakan megukur secara cermat keberhasilan dari kegiatan-kegiatan yang dijalankan. Sejauh ini acuan keeberhasilan yang dapat digunakan adalah banyaknya pemberitaan di media yang menggunakan kata
http://digilib.mercubuana.ac.id/
114
kunci “Diet Kantong Plastik” dan prestasi lainnya yang berhasil diraih selama 2015. Dari keseluruhan proses wawancara dan observasi yang telah dilakukan peniliti dapat menyimpulkan bahwa secara garis besar meskipun GIDKP belum memiliki sebuah strategi kampanye humas yang matang namun kegiatan-kegiatan yang dilakukannya cukup banyak. Saat ini GIDKP menitikberatkan kegiatannya pada advokasi ke pemerintah. Hal ini dikarenakan masyarakat akan lebih mudah menerima isu kantong plastik ini jika peraturan-peraturan dan ketentuannya telah dibakukan secara resmi oleh pemerintah. 5.2 Hambatan Hambatan dan kendala yang ditemui oleh GIDKP berasal tidak hanya dari sisi eksternal organisasi namun beberapa juga dari sisi internal organisai. Setidaknya berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menyebutkan enam hambatan yang ditemui GIDKP dalam kegiatan kampanyenya yaitu : a) Belum adanya perencanaan strategi yang terstruktur dengan baik b) Panjangnya birokrasi pemerintah dan dukungan dari kepala daerah c) Masyarakat di Jakarta yang multi kultur dan demografi yang amat luas d) Komitmen relawan e) Persaingan dengan segala jenis pesan sosial lainnya f) Penolakan maupun perbedaan persepsi dalam berbagai bentuk dari berbagai kalangan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
115
Hambatan-hambatan yang ditemui diatas dapat menjadi salah satu bahan evaluasi GIDKP dan selayaknya sebuah perencanan program secara sistematis dapat segera dibuat. Tentunya perencanaan yang baik pun harus dieksekusi dengan pelaksanaan yang lebih fokus berdasarkan kebutuhan dan demografi yang sesuai dengan khalayak yang telah ditentukan sebelumnya. Hal tersebut demi membuat setiap kegiatan yang dilakukan lebih tepat guna dan kendala-kendala diatas dapat diminimalisir atau bahkan di hilangkan sama sekali.
5.2 Saran Dengan mencermati kesimpulan penelitian diatas, peneliti dapat memberikan beberapa saran. Saran akademis sebagai hasil pengamatan peniliti dari sisi akademisi dengan substansi Public Relations dan saran praktis yangs sekiranya dapat berguna bagi GIDKP. 5.2.1 Saran Akademis Dalam membuat sebuah rangkaian program kampanye sosial, memiliki pengetahuan mengenai perancangan sebuah strategi kampanye humas menjadi wajib hukumnya. Hal ini demi membuat sebuah program yang terarah, fokus dan efisien. Pengetahuan strategi komunikasi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman juga perlu dikuasai untuk membuat isi pesan yang lebih dapat diterima oleh khalayak sebagai target programnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
116
5.2.2 Saran Praktis Menurut hemat peneliti beberapa langkah praktis dapat diterapkan oleh GIDKP untuk mengoptimalkan strategi kampanye yang dimilikinya, sebagai berikut : a) Isu kantong plastik yang diangkat oleh GIDKP memiliki segmentasi khalayak yang amat luas karena penyelesaiannya memang memerlukan keterlibatan berbagai pihak. Untuk itu peneliti menyarankan agar GIDKP membuat sebuah perencanaan strategi kampanye humas berdasarkan metode pemecahan keseluruhan program public relations dalam sub bagian yang mudah untuk dikelola sebagaimana dijelaskan oleh Anne Gregory yang telah peneliti jelaskan sebelumnya di pada bab kajian pustaka. Dengan memecah program menjadi bagian yang lebih kecil maka rancangan kegiatan akan lebih terfokus. b) Berdasarkan pengamatan peneliti, Working Group GIDKP juga selayaknya dapat membuat sebuah perencanaan yang matang baik secara target maupun isi pesan. Jika diperlukan bisa saja GIDKP merekrut relawan untuk membahas dan menentukan strategi kampanye maupun strategi komunikasi yang tepat untuk diimplementasikan sesuai sasaran strategis yang telah ditetapkan sebelumnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/