BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI
4.1
Trafo Step Up 150 kV PT. PLN Durikosambi Gardu Induk Durikosambi berjenis gardu induk Switchyard, yakni gardu
induk yang peralatan instalasinya berisolasikan udara bebas, karena sebagian peralatannya berada diluar gedung. Unit Gardu Induk Durikosambi memiliki Trafo Step Up dari 20kV ke 150kV untuk penyaluran energi listrik ke gardu distribusi di wilayah sekitar durikosambi.
Gambar 4.1 Wilayah Kerja Praktek unit Gardu Induk Durikosambi di PT.PLN APP P3B Durikosambi dan Trafo 150kV
4.2
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) FMEA merupakan suatu metode untuk menganalisa penyebab kegagalan
pada suatu peralatan. Pada buku pedoman pemeliharaan ini FMEA menjadi dasar
36 http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
untuk menentukan komponen-komponen yang akan diperiksa dan dipeliharaan. FMEA atau Failure Modes Effects Analysis dibuat dengan cara :
Mendifinisikan sistem (peralatan) dan fungsinya
Menentukan sub sistem dan fungsi tiap subsistem
Menentukan functional failure tiap subsistem
Menentukan failure mode tiap subsistem
4.2.1
Mendefinisikan Sistem (peralatan) dan Fungsinya Mendefinisikan kumpulan komponen yang secara bersama-sama bekerja
membentuk satu fungsi atau lebih. 4.2.2
Menentukan Sub Sistem dan Fungsi Tiap Subsistem Mendefinisikan
peralatan
dan/atau
komponen
yang
bersama-sama
membentuk satu fungsi. Dari fungsinya subsistem berupa unit yang berdiri sendiri dalam suatu system. 4.2.3
Menentukan Functional Failure Tiap Subsistem Functional Failure adalah ketidakmampuan suatu asset untuk dapat bekerja
sesuai fungsinya berdasarkan standar unjuk kerja yang dapat diterima pemakai. 4.2.4
Menentukan Failure Mode Tiap Subsistem Failure Mode adalah setiap kejadian yang mengakibatkan functional failure.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
4.3
FMEA Trafo Didalam FMEA trafo terdiri dari subsistem trafo, Functional Failure pada
trafo, Failure Mode pada trafo ( lampiran – 1 ). FMECA (Failure mode and effect critical analysis) merupakan metoda untuk mengetahui resiko kegagalan sebuah subsistem pada sebuah sistem peralatan. Dengan mengkombinasikan data gangguan dengan FMEA maka akan diketahui peluang-peluang kegagalan pada setiap sub sistem dalam FMEA. Hal ini dapat dijadikan acuan dalam menerapkan metoda pemeliharaan yang optimal dengan tingkat kegagalan yang bervariasi. 4.3.1
Pedoman Pemeliharaan
4.3.1.1
In Service Inspection
In Service inspection adalah kegiatan inspeksi yang dilakukan pada saat transformator dalam kondisi bertegangan / operasi. Tujuan dilakukannya in service inspection adalah untuk mendeteksi secara dini ketidaknormalan yang mungkin terjadi didalam trafo tanpa melakukan pemadaman. Subsistem trafo yang dilakukan in service inspection adalah sebagai berikut:
Bushing
Pendingin
Pernafasan
Sistem kontrol dan proteksi
OLTC
Struktur mekanik
Meter suhu / temperature
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
Sistem monitoring thermal
Belitan
NGR – Neutral grounding Resistor
Fire Protection
4.3.1.2
In Service Measurement
In Service Measurement adalah kegiatan pengukuran / pengujian yang dilakukan pada saat transformator sedang dalam keadaan bertegangan / operasi (in service). Tujuan dilakukannya in service measurement adalah untuk mengetahui kondisi trafo lebih dalam tanpa melakukan pemadaman. 4.3.1.2.1 Thermovisi / Thermal image Pada saat trafo dalam keadaan operasi, bagian trafo yang dialiri arus akan menghasilkan panas. Panas pada radiator trafo dan maintank yang berasal dari belitan trafo akan memiliki tipikal suhu bagian atas akan lebih panas dari bagian bawah secara gradasi. Sedangkan untuk bushing, suhu klem pada stud bushing akan lebih panas dari sekitarnya. Suhu yang tidak normal pada trafo dapat diartikan sebagai adanya ketidaknormalan pada bagian atau lokasi tersebut. Metoda pemantauan suhu trafo secara menyeluruh untuk melihat ada tidaknya ketidaknormalan pada trafo dilakukan dengan menggunakan thermovisi / thermal image camera.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Gambar 4.2 Kamera thermovisi / thermal image camera
Lokasi-lokasi pada trafo yang dipantau dengan thermovisi / thermal image camera adalah sebagai berikut :
4.3.1.3
1.
Maintank
2.
Tangki OLTC
3.
Radiator
4.
Bushing
5.
Klem-klem pada setiap bagian yang ada
6.
Tangki konservator
7.
NGR
Treatment
Treatment merupakan tindakan korektif yang dilakukan berdasrkan hasil in service inspection, in service measurement, shutdown measurement dan shutdown function check. 4.3.1.4.1 Purification / Filter Proses purification / filter ini dilakukan apabila berdasarkan hasil kualitas minyak diketahui bahwa pengujian kadar air dan tegangan tembus berada pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
kondisi buruk. 4.3.1.4.2 Reklamasi Hampir sama dengan proses purification / filter, proses reklamasi dilengkapi dengan melewatkan minyak pada fuller earth yang berfungsi untuk menyerap asam dan produk-produk oksidasi pada minyak. Reklamasi dilakukan apabila berdasarkan hasil kualitas minyak diketahui bahwa pengujian kadar asam berada pada kondisi buruk. 4.3.1.4.3 Ganti minyak Penggantian minyak dilakukan berdasarkan rekomendasi hasil pengujian kualitas minyak dan diperhitungkan secara ekonomis. 4.3.1.4.4 Cleaning Merupakan pekerjaan untuk membersihkan bagian peralatan / komponen yang kotor. Kotornya permukaan peralatan listrik khususnya pada instalasi tegangan tinggi dapat mengakibatkan terjadinya flash over pada saat operasi atau mengganggu konektivitas pada saat pengukuran. Adapun alat kerja yang dipakai adalah majun, lap, aceton, deterjen, sekapen hijau, vacuum cleaner, minyak isolasi trafo.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
Gambar 4.3 Proses pembersihan (Cleaning) NGR
4.3.1.4.5 Tightening Vibrasi yang muncul pada transformator dapat mengakibatkan kendornya baut-baut pengikat. Pemeriksaan secara periodik perlu dilakukan terhadap bautbaut pengikat. Peralatan kerja yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan ini adalah kunci-kunci. Pelaksanaan tightening atau pengencangan harus dilakukan dengan menggunakan kunci momen dengan nilai yang sesuai dengan spesifikasi peralatan 4.3.1.4.6 Replacing parts Merupakan tindakan korektif yang dilakukan untuk mengganti komponen transformer akibat kegagalan fungsi ataupun berdasarkan rekomendasi pabrikan. 4.3.1.4.7 Greasing Akibat proses gesekan dan suhu, grease-grease yang berada pada peralatan dapat kehilangan fungsinya. Untuk mengembalikan fungsinya dilakukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
penggantian grease / greasing. Penggantian grease harus sesuai dengan spesifikasi grease yang direkomendasikan pabrikan. Adapaun jenis jenis grease berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut :
Ceramic / glass cleaner grease grease yang digunakan untuk membersihkan isolator yang berbahan dasar keramik atau kaca.
Roller bearing grease (Spray type) grease yang digunakan pada kipas trafo dan sambungan tuas penggerak OLTC
Electrical jointing compound / contact grease grease yang digunakan pada terminal grounding dan bushing
Minyak pelumas SAE 40 pelumas yang digunakan pada gardan penggerak OLTC
4.4
Hasil Pemeriksaan dan Perawatan
4.4.1
Hasil Treatment pada Trafo Berikut ini hasil perawatan dan pemeliharaan trafo 150kV di unit Gardu
Induk Durikosambi.
Tabel 4.1 Treatment pada Trafo 150 kV Durikosambi No
Bagian peralatan yang
Cara pemeliharaan
Standar hasil
diperiksa 1
Bushing
Membersihkan permukaan body
Bersih
dan bushing Memeriksa fisik Body yang berkarat/gompal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mulus
44
Memeriksa kekencangan mur Baud
Kencang
Klem terminal utama 2
Sistem Pendingin
Memeriksa gasket
Tidak bocor
Memeriksa dan membersihkan
Bersih
sirip – sirip radiator 3 4
Pernafasan Sistem
Panel
kontrol
kontrol
Memeriksa kebocoran minyak
Tidak bocor
Level konservator main tank
Normal
Level konservator tap charger
Normal
Memeriksa kekencangan mur baut
Kencang
terminal kontrol
proteksi
Memeriksa elemen pemanas
Normal
(Heater) Membersihkan kontaktor
Bersih
Membersihkan limit switch
Bersih
Memeriksa sumber tegangan AC /
Normal
DC Bucholz
Membersihkan terminal
Bersih
Mengganti seal
Normal
Membersihkan terminal
Bersih
Mengganti seal
Normal
Sudden
Membersihkan terminal
Bersih
perasure
Mengganti seal
Normal
Memeriksa indikator posisi tap
Sesuai
Melumasi gigi penggerak
Normal
Membersihkan kontaktor
Bersih
Membersihkan limit switch
Bersih
Memeriksa sumber tegangan AC /
Sesuai
Jansen
5
OLTC
DC Menguji posisi lokal
Normal
Mengganti minyak diverter switch
Normal
OLTC
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
6
Struktur
Grounding Memeriksa kawat pertanahan
mekanik
Memeriksa kekencangan mur baut
Normal Kencang
terminal pertanahan Maintank
Membersihkan permukaan body
Bersih
dan bushing Memeriksa fisik body yang
Mulus
berkarat 7
Fire protection
Memeriksa gasket
Normal
Memeriksa tekanan gas N2
Sesuai
Memeriksa alarm kebakaran
Normal
Memeriksa dan membersihkan
Normal
sensor detektor
4.4.2
Hasil In Service Measurement (Thermovisi) Pada setiap pengukuran menggunakan thermovisi / thermal image camera,
secara umum dilakukan pengukuran suhu pada tiga titik (atas, tengah, dan bawah). Pada display / tampilan alat, objek yang di monitor akan terlihat tertutupi sebuah lapisan gradasi warna atau gradasi hitam putih. Warna–warna yang muncul akan mewakili besaran suhu yang terbaca pada objek. Disamping kanan tampilan / display dilengkapi dengan batang korelasi antara warna dengan suhu sebagai referensi warna-warna yang muncul pada tampilan. Pengukuran thermovisi pada maintank dan OLTC trafo dilakukan pada tiga posisi yaitu bawah, tengah dan atas untuk mengetahui gradasi panas pada trafo yang mewakili normal tidaknya proses operasi dari trafo. Sama halnya seperti pengukuran thermovisi pada maintank trafo, pengukuran thermovisi pada sirip pendingin dilakukan pada tiga titik untuk mengetahui efisiensi dari proses pendinginan sirip trafo tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
Pengukuran pada bushing trafo adalah dengan melihat titik yang paling panas dalam sebuah bushing dan membandingkan karakteristik suhu terhadap fasa lainnya. Untuk pengukuran konservator dan NGR dilihat tiga titik secara vertikal untuk mengetahui karakteristik suhu peralatan
FL I R S y s te m s
46.0 °C
A r1 40
A r2
30
A r3
A r4
25.1
Gambar 4.4 Hasil pengukuran thermovisi pada maintank dan radiator
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
FL I R S y s te m s
55.0 °C
A r1 50
A r2
40
30
A r3 23.4
Gambar 4.5 Hasil pengukuran thermovisi pada OLTC
FL I R S y s te m s
59.6 °C
A r1 A r2
A r4 A r5
50
A r7 40
A r8
A r3 A r6
30
A r9
23.5
Gambar 4.6 Hasil pengukuran thermovisi pada bushing
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
FL I R S y s te m s
64.0 °C
A r1 A r2
60
A r5
A r3 40
A r6 A r4
20 17.2
Gambar 4.7 Hasil pengukuran thermovisi pada konservator
FL I R S y s te m s
50.9 °C 50
A r1 40
A r2 30
A r3
24.2
Gambar 4.8 Hasil pengukuran thermovisi pada NGR
http://digilib.mercubuana.ac.id/