BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1) Keadaan Geografis Desa Payu Pada tahun 1979 Desa Payu dulunya adalah Desa Diloniyohu Kecamatan Paguyaman, pada tahun 1986 Desa Diloniyohu di mekarkan menjadi Desa Helumo di pugar menjadi Desa Payu dan Desa Sukamaju, penduduk desa payu mayoritas petani, baik ladang maupun petani sawah. Masyarakat petani dulunya masih melakukan bercocok tanam dengan kebiasaan-kebiasaan tradisional namun dengan kehidupan sebelumnya. Adapun nama Desa Payu diambil dari sebuah sejarah dimana diwilayah Desa Payu ada sebuah sejarah gunung tempat persinggahan yang dinamakan gunung payung sehingga nama desa dinamakan Desa Payu. Secara administrasi Desa Payu yang terletak di Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo dengan keadaan geografi berupa daratan yang umumnya merupakan daerah persawahan, kebun dan pemukiman penduduk dengan batas – batas wilayah sebagai berikut : 1) Sebelah Utara perbatasan dengan Kabupaten Gorontao Utara 2) Sebelah selatan perbatasan dengan Desa Helumo 3) Sebelah barat perbatasan dengan Desa Pilomonu 4) Sebelah timur perbatasan dengan Desa Sukamaju
2) Keadaan Penduduk Desa Payu Penduduk Desa Payu Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo berjumlah 2230 jiwa yang terdiri atas laki-laki berjumlah 1056 Jiwa dan perempuan berjumlah 1174 Jiwa.Data tersebut akan disajikan dalam tabel berikut: Tabel 1. Keadaan Penduduk Desa Payu Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo No.
Jenis Kelamin
Jumlah
1.
Laki – Laki
1,056 Orang
2.
Perempuan
1,174 Orang
Jumlah
2.230 Orang
Sumber data : Data Profil / potensi Desa Payu Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo tahun 2012
3) Keadaan Mata Pencaharian Desa Payu Jenis mata pencaharian penduduk Desa Payu Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2. Mata pencaharian penduduk Desa Payu Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo
No
Mata Pencaharian
Jumlah ( jiwa )
1
Petani
339
2
Buruh Tani
435
3
Pedagang
37
4
Angkutan / sopir
15
5
PNS
5
7
Buruh Bangunan
43
Jumlah
412
Sumber data : Data Profil / potensi Desa Payu Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo tahun 2012 Dilihat dari tata guna yang dimanfaatkan oleh penduduk Desa payu yang sebagian besar adalah lahan pertanian, menunjukkan bahwa masyarakat mayoritas bekerja sebagai petani dan buruh tani. Perekonomian Desa Payu lebih didominasi oleh sektor pertanian dan perkebunan. 3) Keadaan Pendidikan Keadaan Penduduk Desa Payu Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo menurut tingkat pendidikan sebagian besar tamatan SD sebanyak jiwa, tamatan SLTP sebanyak jiwa, tamatan SLTA sebanyak jiwa. Sedangkan sarjana sejumlah orang. Keadaan pendidikan masyarakat Desa Payu dapat diuraikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 3. Tingkat pendidikan penduduk Desa Payu Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah Jiwa
1
Belum sekolah / tidak tamat SD
1364
2
Tamatan SD
790
3
Tamatan SLTP
43
4
Tamatan SLTA
23
5
Diploma
6
6
Sarjana
4
Jumlah
2230
Sumber data : Data Profil / potensi Desa Payu Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo tahun 2012
Kehidupan masyarakat masih tergolong pada masyarakat garis menengah kebawah khususnya masyarakat yang tergolong masyarakat miskin. Adapun penyebab dari kemiskinan dikarenakan pendidikan dan keterampilan pada umumnya masih sangat rendah. Pada umumnya mata pencaharian masih berkisar sebagai pekerja bangunan dan buruh tani. Keadaan ini akan mempengaruhi kondisi sosial keluarga, mental spiritual maupun mental dari anak sehingga kehidupanya agak terganggu dan tidak bisa berkembang secara layak dan hidup tidak secara wajar. 4.2 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini terdiri atas 5 indikator yakni bidang Keagamaan dan budi pekerti, bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang ekonomi / kewirausahaan dan bidang lingkungan. Hasil penelitian ke empat indikator tersebut dapat dilihat pada penjelasan berikut ini : 4.2.1 Bidang Keagaaman dan Budi Pekerti Bidang keagamaan dan budi pekerti merupakan salah satu bidang yang menjadi perhatian masyarakat terutama oleh ibu rumah tangga. Selama ini keadaan keagaamaan Desa Payu masih kurang nampak, dan hanya dilakukan oleh sebagian besar masyarakat saja. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap masyarakat
mengenai keadaan keagaamaan dan budi pekerti di Desa Payu selama ini dapat dilihat sebagai berikut : “Keadaan keagaamaan selama ini masih belum nampak kegiatan yang dilaksanakan. Orang tua merasa khawatir akan keadaan pergaulan anakanak mereka yang kurang dibekali oleh ilmu agama (WW.S, Jumat 20 Januari 2012).” Pendapat yang lain disampaikan oleh seorang masyarakat yang berprofesi sebagai petani tentang keadaan pendidikan anak-anak Desa Payu sebagai berikut : “Selama ini telah ada kegiatan pembinaan akhlak yang diselenggarakan oleh seorang guru mengaji, namun tetap saja kegiatan tersebut belum menarik perhatian generasi muda untuk ikut terlibat dalam kegiatan pembinaan akhlak tersebut. Malah yang banyak mengikuti hanyalah anakanak usia dini (WW.AM, Minggu 22 Januari 2012).” Dari hasil wawancara tersebut terlihat bahwa keadaan di bidang keagaamaan dan budi pekerti di Desa Payu belum sepenuhnya nampak adanya kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat khususnya generasi muda (remaja). Sejak tahun 2010 Posdaya mulai diselenggarakan di Desa Payu. Wawancara dilakukan peneliti untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat setelah adanya program Posdaya di Desa Payu dalam hal kegiatan keagmaan yang dilakukan. Hasil wawancara tersebut dapat dilihat berikut ini : “Kegiatan bidang keagamaan yang diselenggarakan Posdaya cukup banyak, diantaranya kegiatan Majelis ta’lim bagi ibu rumah tangga, kegiatan pengajian setiap hari kamis malam oleh kaum bapak, kegiatan pengajian anak-anak juga diselenggarakan sore hari di Masjid-Masjid setempat (WW.RS, Selasa 24 Januari 2012).” Pendapat yang lain dikemukakan oleh Pendidik PAUD sebagai berikut : “Meskipun awalnya sulit untuk melakukan sosialisasi terhadap masyarakat mengenai pentingnya budi pekerti dan landasan keagaamaan terutama bagi
anak-anak dan remaja, namun akhirnya program tersebut dapat dilaksanakan dengan rutin hingga saat ini. Ternyata persepsi yang diberikan masyarakat cukup bagus dan positif terhadap bidang ini (WW.SZA, Jumat 27 Januari 2012).”
Adanya Posdaya yang menyelenggarakan kegiatan bidang keagaaman dan budi ternyata disambut baik oleh masyarakat. Persepsi yang diberikan cukup positif sehingga sikap yang ditunjukkan masyarakat juga mendukung kegiatan tersebut. Wawancara peneliti terhadap masyarakat mengenai pendapat mereka terhadap program Posdaya dibidang keagamaan dan budi pekerti sebagai berikut : “Kami berharap agar program Posdaya ke depannya dapat lebih ditingkatkan lagi agar nilai-nilai keagamaan dapat ditanamkan pada anak sejak dini dan sejak anak-anak masih remaja (WW.AM, Kamis, 26 Januari 2012).” Fenomena perilaku remaja saat ini memang semakin mencemaskan dan meresahkan, bahkan kadang-kadang mereka suka mengganggu ketertiban umum dan membuat kehidupan tidak aman serta nyaman. Kalau hal ini tidak segera diantisipasi secara serius dan terencana dengan melakukan pemberdayaan pada bidang keagamaan dan budi pekerti maka kedepannya generasi muda di Desa Payu akan mengalami krisis moral. Untuk itulah pemberdayaan dalam bidang keagamaan dan budi pekerti yang telah 2 tahun diselenggarakan kader Posdaya nampaknya menjadi pilihan masyarakat untuk menambah benteng keagamaan anak-anak mereka. Selain itu persepsi yang dinampakkan oleh masyarakat sangat positif dan sangat mendukung kegiatan dibidang ini. 4.2.2 Bidang Pendidikan
Keadaan pendidikan di Desa Payu selama ini telah berjalan dengan cukup baik. Pendidikan yang saat ini menjadi perhatian masyarakat adalah pendidikan untuk anak usia dini. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap masyarakat mengenai keadaan pendidikan di Desa Payu selama ini dapat dilihat sebagai berikut : “Keadaan pendidikan anak-anak di Desa Payu masih kurang baik, hal ini ditandai oleh jumlah anak didik yang sedikit pada setiap lembaga pendidikan ditambah lagi dengan sarana dan prasarana yang kurang memadai (WW.S, Jumat 20 Januari 2012).” Pendapat yang lain disampaikan oleh seorang masyarakat yang berprofesi sebagai petani tentang keadaan pendidikan anak-anak Desa Payu sebagai berikut : “Setiap tahunnya ada saja anak-anak yang berhenti sekolah hanya karena orang tua belum paham pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Sedangkan anak usia remaja mengalami putus sekolah karena masalah biaya pendidikan yang dirasa mahal. Bahkan anak usia dini tidak diberi akses memperoleh pendidikan karena orang tua menganggap pendidikan anak usia dini tidak penting / kurang bermanfaat bagi anak (WW.AM, Minggu 22 Januari 2012).”
Dari hasil wawancara tersebut terlihat bahwa pendidikan di Desa Payu khususnya pendidikan bagi anak usia dini selama ini kurang mendapat perhatian serius dari orang tua. Sejak tahun 2010 Posdaya mulai diselenggarakan di Desa Payu. Wawancara dilakukan peneliti untuk mengetahui adakah perubahan dalam bidang pendidikan setelah adanya program Posdaya di Desa Payu. Hasil wawancara tersebut dapat dilihat berikut ini : “Keadaan pendidikan anak-anak di Desa Payu setelah adanya program Posdaya ini kami rasa mengalami peningkatan terutama karena terselenggara program PAUD yang sesuai dengan keadaan masyarakat. Petugas Posdaya bidang pendidikan selalu melakukan sosialisasi terhadap masyarakat mengenai pentingnya pendidikan khususnya bagi anak usia dini (WW.RS, Selasa 24 Januari 2012).”
Menurut seorang informan tentang pendidikan yang diselenggarakan oleh Posdaya selain program PAUD adalah sebagai berikut : “Selain PAUD, Posdaya juga menyelenggarakan pendidikan kesetaraan Paket A dan Paket B serta keaksaraan fungsional (KF). Persepsi yang ditunjukkan oleh masyarakat kurang positif, karena tidak terlalu terlihat pelaksanaan pembelajaran pada Paket A dan Paket B. Bahkan saat ini warga belajar pada program kesetaraan tersebut tidak aktif lagi. Sedangkan pada program KF persepsi yg ditunjukkan masyarakat cukup baik, mungkin karena pada program KF warga belajar diajarkan keterampilan tertentu untuk berwirausaha (WW. AM, Selasa 24 Januari 2012).” Menurut penjelasan yang dikemukakan oleh Pendidik PAUD sebagai berikut : “Meskipun awalnya sulit untuk melakukan sosialisasi terhadap masyarakat mengenai manfaat pendidikan anak usia dini, namun seiring berjalannya waktu masyarakat semakin mengerti dan memahami bahwa pendidikan sangat penting untuk bekal anak ketika mereka dewasa kelak. Tidak hanya sosialisasi yang dilakukan oleh kader Posdaya namun keterlibatan secara langsung dalam bidang pendidikan dilakukan oleh kader Posdaya seperti membantu pembelajaran di PAUD, memberi bantuan Alat Permainan yang sederhana, perawatan sarana dan prasarana belajar dan bantuan secara moriil. Sedangkan untuk pendidikan kesetaraan yang telah ada namun kurang berjalan aktif, membutuhkan bantuan dari berbagai pihak agar kelak dapat dilaksanakan kembali (WW.SZA, Selasa 24 Januari 2012).” Adanya Posdaya ternyata memberi beberapa perubahan terhadap pemahaman masyarakat tentang pendidikan khususnya anak usia dini. Wawancara peneliti terhadap masyarakat mengenai pendapat mereka terhadap program Posdaya dibidang pendidikan sebagai berikut : “Kami berharap agar program Posdaya ke depannya dapat lebih ditingkatkan lagi agar pendidikan di Desa Payu semakin baik pelaksanaannya sehingga mengurangi jumlah anak yang mengalami putus sekolah atau semakin banyak anak-anak yang mengenyam pendidikan yang lebih layak lagi (WW.A.P.M, Kamis, 26 Januari 2012).”
Saat ini kebutuhan masyarakat yang sadar perlunya pendidikan sejak usia dini sudah mulai nampak, sehingga masyarakat mulai antusias dengan berdirinya PAUD di Posdaya mereka. Dengan segala sumberdaya yang sederhana dan seadanya sebuah lembaga PAUD telah terselenggara berkat Posdaya. Sedangkan untuk program Paket A dan B yang saat ini kurang aktif, perlu adanya sosialisasi secara kontinyu yang harus dilakukan agar persepsi masyarakat terhadap pendidikan kesetaraan menjadi positif. 4.2.3 Bidang Kesehatan Program kesehatan yang muncul pada Posdaya dapat dikategorikan pada penyegaran program lama. Program lama adalah program yang sudah ada di di Desa Payu sebelum hadirnya Posdaya. Perlakuan terhadap program jenis ini adalah menggairahkan kembali kegiatan yang sudah ada tersebut, meningkatkan kualitasnya dan keragaman layanan yang dapat diakses masyarakat melalui kegiatan tersebut. Contoh program lama di Desa Payu yang membutuhkan penyegaran adalah Posyandu. Hasil wawancara peneliti tentang indikator bidang kesehatan di Desa Payu saat sebelum adanya Posdaya dapat dilihat berikut ini : “Keadaan kesehatan masyarakat sebelum adanya Posdaya masih kurang memperhatikan Pola hidup yang bersih dan sehat. Masih banyak masyarakat yang ketika sakit enggan berobat ke Puskesmas atau Dokter dan lebih cenderung berobat ke dukun-dukun. Bahkan anak balita mereka pun enggan dibawa ke Posyandu untuk ditimbang dan diimunisasi. Mereka menganggap itu adalah pekerjaan yang memakan waktu dan kurang memberi manfaat bagi anak (WW.SN, Jumat 27 Januari 2012).”
Menurut salah seorang masyarakat yang berprofesi sebagai Mahasiswa mengenai keadaan kesehatan masyarakat di Desa Payu selama ini adalah sebagai berikut : “Menurut saya tingkat kesehatan masyarakat di Desa Payu sebelum adanya Posdaya ini masih cenderung kurang baik karena di rumah-rumah penduduk banyak yang belum tersedia jamban dan kesulitan untuk mengakses air bersih sehingga pola hidup mereka menjadi kurang bersih dan kurang sehat. Pola hidup yang seperti ini menimbulkan berbagai penyakit seperti diare, muntaber, malaria bahkan demam berdarah (WW.APM, Jumat 27 Januari 2012).” Kebanyakan masyarakat kurang mengetahui pentingnya PHBS bagi kesehatan mereka. Ketika Posdaya mulai dilaksanakan di Desa Payu, bidang kesehatan menjadi salah satu bidang yang mendapat perhatian. Berikut hasil wawancara peneliti terhadap masyarakat Desa Payu mengenai keadaan kesehatan masyarakat setelah adanya program Posdaya. “ Setelah adanya program Posdaya ternyata memberi beberapa perubahan dalam pola hidup menjadi lebih baik dari sebelumnya. Masyarakat yang memperoleh penyuluhan tentang PHBS awalnya mengalami cukup kesulitan dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Namun karena kader Posdaya yang tidak bosan-bosannya mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat maka saat ini masyarakat mulai menyadari bahwa kesehatan itu menjadi sangat penting. Selain itu anak balita pun sudah rajin di bawa ke posyandu untuk imunisasi (WW.AM, Kamis 26 Januari 2012)”. Pelaksanaan Posdaya salah satunya memberi dampak terhadap pelaksanaan posyandu menjadi semangat kembali, jadwal posyandu kembali rutin, balita yang hadir meningkat jumlahnya, demikian pula kehadiran pihak Puskesmas dan bidan desa juga lebih rutin, bahkan pemberian makanan tambahan (PMT) lebih sering dilakukan.
“Beberapa kader Posdaya mengajari kami bagaimana membuat jamban yang sehat karena dengan ketersediaan jamban dirumah akan mengurangi resiko terkena berbagai penyakit seperti muntaber, diare tipes dan sakit lainnya. Pemberdayaan di bidang kesehatan yang lain adalah penyuluhan kepada remaja-remaja putri tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR). Dengan berjalannya program ini, masyarakat dapat lebih hidup sehat dan bersih (WW.SN, Selasa 24 Januari 2012)”. Melihat hasil wawancara tersebut maka dapat disimpulkan bahwa adanya program Posdaya memberi cukup perubahan pada kebiasaan hidup masyarakat selama ini. Harapan masyarakat terhadap pengembangan program Posdaya dapat dilihat pada hasil wawancara sebagai berikut : “Kami berharap agar program Posdaya kedepannya semakin dikembangkan karena banyak manfaat yang kami rasakan dengan adanya program Posdaya ini. Perlu adanya peningkatan layanan kesehatan guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Desa Payu. Selain itu kami juga berharap agar pelaku Posdaya lebih terfokus pada pada masyarakat yang masih awa terhadap keehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat. (WW,AM, Jumat 27 Januari 2012).” Adanya Posdaya nyatanya mampu merubah pola hidup masyarakat Desa Payu kearah hidup yang lebih sehat. Beberapa aktifitas layanan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat setelah hadirnya Posdaya memberi manfaat terhadap peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Kegiatan yang diselenggarakan seperti peningkatan layanan kesehatan di Posyandu yang diselingi dengan pemberian makanan tambahan bagi anak usia balita. Hal yang menunjang lahirnya program baru di bidang kesehatan adalah dukungan serta peran serta kader-kader kesehatan, dukungan tokoh masyarakat, dukungan donatur, dan dukungan Puskesmas dan bidan serta kesediaan para remaja, lansia, ibu-ibu balita dan ibu hamil untuk menerima
layanan kesehatan di Posdaya. Tidak terlepas pula tentunya dorongan pihak kelurahan/desa. 4.2.4 Bidang Ekonomi / Kewirausahaan Banyak kreatifitas masyarakat yang tumbuh untuk mencari peluang usaha dengan menggali potensi diri dan potensi sumberdaya yang ada di wilayah masingmasing posdaya. Hal ini dapat dimengerti dengan mudah bahwasanya manusia pada umumnya berkeinginan meningkatkan kesejahteraan diri melalui peningkatan kemampuan ekonomi. Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana keadaan ekonomi masyarakat sebelum adanya pogram Posdaya di Desa Payu. Hasil wawancara dapat dilihat berikut ini : “Sebagian besar pekerjaan masyarakat Desa Payu adalah sebagai petani, dan lebih banyak sebagai buruh tani yang tidak memiliki lahan pertanian sendiri. Masyarakat yang berprofesi sebagai wirausaha tidak banyak, sebab untuk berwirausaha membutuhkan modal yang cukup banyak. Oleh sebab itu kebanyakan masyarakat mempertahankan pekerjaan mereka sebagai buruh tani. (WW.SN, Jumat 27 Januari 2012)”. Menurut salah seorang tokoh masyarakat Desa Payu bahwa selama ini ekonomi masyarakat lebih tertuju pada sector pertanian. Hal ini dapat dilihat pada hasil wawancara sebagai berikut : “Selama ini sebagian besar masyarakat Desa Payu bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang pas-pasan. Selain buruh tani, ada beberapa masyarakat yang berprofesi sebagai peternak, tukang kayu, guru, maupun pedagang. Namun karena sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai buruh tani dengan penghasilan yang kurang memadai sehingga mempengaruhi pendapatan Desa Payu masih rendah (WW.SZA, Jumat 27 Januari 2012)”.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti mengenai pemberdayaan yang dilaksanakan melalui program Posdaya pada indikator bidang ekonomi dapat dilihat berikut ini : “Pemberdayaan Posdaya pada bidang ekonomi yang telah dilakukan selama ini telah dilaksanakan terutama dalam bidang pertanian. Melihat pola pertanian yang dijalankan oleh masyarakat selama ini yang masih tradisional dalam pemanfaatan alat-alat pertanian terutama bajak, maka kader Posdaya menyarankan petani yang masih memanfaatkan peralatan pertanian tradisional tersebut untuk membuat kelompok-kelompok tani. Pada kelompok tani yang telah terbentuk ini akan diberikan bantuan berupa pengadaan bibit padi dari Posdaya sehingga dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh petani. Kemudian Posdaya memberikan pinjaman kepada kelompok tani untuk membeli peralatan tani yang lebih modern. Dengan demikian petani dapat mengolah lahan pertanian mereka dengan lebih produktif lagi sehingga penghasilan mereka dapat mengalami peningkatan (WW.AM, Kamis 26 Januari 2012)”. Hasil wawancara bersama warga masyarakat yang berprofesi sebagai buruh tani dapat dilihat berikut ini : “Kelompok tani ini dibentuk pada tahun 2010 atas prakarsa kader Posdaya karena prihatin melihat cara bertani masyarakat Desa Payu pada umumnya yang masih menggunakan bajak dalam mengolah lahan pertanian. Para buruh tani tidak memiliki cukup biaya untuk membeli sebuah traktor. Dengan membentuk kelompok tani maka para petani dapat berkongsi untuk membeli alat bajak modern/traktor bersama-sama dan dalam penggunaannya dilakukan secara bergantian. Kemudian tim dari Posdaya membantu kelompok tani kami dalam pengadaan bibit padi, memberi bantuan pupuk serta pinjaman guna memenuhi keperluan pertanian. Dengan adanya Posdaya dapat member motivasi bagi kami agar bisa lebih produktif dalam mengolah pertanian (WW.YT, Selasa 24 Januari 2012)”. Masih terkait dengan pemberdayaan dalam bidang ekonomi oleh Posdaya, berikut hasil wawancara peneliti bersama seorang warga masyarakat Desa Payu : “Selain dalam bidang pertanian, Posdaya juga membentuk kelompok wirausaha pembuatan anyaman tikar serta kerajinan tangan kain kerawang.
Adapun modal yang digunakan untuk membuka usaha tersebut berasal dari pinjaman dan Posdaya dan suatu saat akan dikembalikan secara bertahap apabila kerajinan yang dihasilkan telah laku terjual (WW.AK, Kamis 26 Januari 2012)”. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa dampak adanya Posdaya dalam bidang ekonomi yang terjadi di Desa Payu dapat dilihat pada bidang pertanian dimana para petani serta buruh tani dianjurkan untuk membuat kelompok tani sehingga memudahkan proses pemberdayaan yang dimaksud. Posdaya memberikan pinjaman bagi kelompok tani untuk membeli peralatan pertanian yang lebih modern, memberi bantuan bibit padi serta member bantuan pupuk. Sedangkan pemberdayaan di bidang kewirausahaan dapat dilihat pada kelompok kerajinan anyaman tikar serta kerajinan kerawang dimana modal awalnya berasal dari bantuan pinjaman Posdaya. 4.2.5 Bidang Lingkungan Pemberdayaan oleh Posdaya di bidang lingkungan di Desa Payu lebih mengarahkan kegiatannya pada upaya pengelolaan lahan pekarangan kosong yang selama ini tidak produktif. Guna mengetahui kegiatan yang selama ini dilakukan masyarakat dalam bidang lingkungan dapat dilihat pada hasil wawancara berikut ini : “Sebelum adanya program Posdaya di Desa Payu, masyarakat kurang memperhatikan lingkungan mereka. Lingkungan yang dimaksud disini adalah halaman pekarangan rumah. Selama ini masyarakat tidak memanfaatkan halam rumah mereka agar menjadi halaman yang produktif. Beberapa diantara masyarakat ada yang sempat menanami pekarangan mereka dengan tanaman-tanaman obat-obatan, namun tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh (WW.S, Jumat 20 Januari 2012)”. Namun keadaan tersebut berubah setelah adanya program Posdaya. Hasil wawancara bersama seorang warga masyarakat adalah sebagai berikut :
“Salah satu manfaat nyata yang kami rasakan setelah adanya program Posdaya adalah pemanfaatan lahan pekarangan yang dulu tidak pernah diperhatikan. Kader Posdaya bidang lingkungan pada setiap dusun melakukan penyuluhan dan mengajak masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah untuk ditanami tanaman obat-obatan sayuran serta tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai bumbu masakan yang biasa di sebut “Toga”. Selain untuk kebutuhan pemakaian keluarga sendiri, tanaman yang berlebih dapat dijadikan bernilai ekonomis bila dijual ke pasar (WW, YT Minggu 22 Januari 2012)”. Selain penggalakkan usaha Toga, kegiatan yang telah diselenggarakan oleh Posdaya dalam bidang lingkunan dapat dilihat pada hasil wawancara berikut ini : “Program lingkungan lainnya yang mulai dilakukan posdaya bersama masyarakat adalah program penanaman pepohonan. Kegiatan ini diawali dengan menyediakan beberapa bibit tanaman yang akan ditanam disepanjang jalan Desa Payu. Program ini merasa perlu dilakukan karena untuk mendukung upaya penghijauan yang digalakkan oleh pemerintah (WW. RS, Selasa 24 Januari 2012).
Bila melihat hasil wawancara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan bidang lingkungan yang telah berhasil diterapkan di Desa Payu selama ini adalah program penghijauan Desa Payu serta pemanfaatan pekarangan rumah untuk di buat Toga. Adanya program ini diharapkan akan berkontribusi dalam melengkapi kebutuhan masyarakat akan sayuran dan pemenuhan gizi keluarga. Program ini sangat mendukung upaya perbaikan kesehatan masyarakat melalui pemenuhan sebagian unsur gizi keluarga.
4.3 Pembahasan Posdaya adalah forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan
fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Dalam hal-hal tertentu bisa juga menjadi wadah pelayanan keluarga terpadu, yaitu pelayanan pengembangan keluarga secara berkelanjutan, dalam berbagai bidang, utamanya agama, pendidikan, kesehatan, wirausaha dan lingkungan hidup, sehingga keluarga secara harmonis bisa tumbuh mandiri di Kelurahannya. Dampak keberadaan posdaya sebagai gerakan pemberdayaan masyarakat terhadap kehidupan keagamaan, sosial, ekonomi, kesehatan dan pendidikan masyarakat Desa Payu telah terlihat secara nyata. Secara umum kinerja posdaya Desa Payu ternasuk kategori baik, karena Posdaya telah menghasilkan beberapa perubahan dalam kehidupan masyarakat sebagai berikut. 4.3.1 Hasil Pembahasan Pada Indikator Bidang Keagamaan dan Budi Pekerti Pada bidang keagamaan dan budi pekerti selama ini Posdaya telah melakukan beberapa kegiatan yang cukup membantu masyarakat dalam membina pendidikan keagamaan baik bagi anak-anak, remaja hingga orang tua. Sasaran utama Posdaya dalam bidang ini keluarga muda yang memiliki anak balita dan remaja dimana pendidikan keagamaan sangat penting untuk membentengi anak dalam pergaulan kehidupan mereka sehari-hari. Ajakan kepada keluarga dengan anggota anak-anak remaja oleh kader Posdaya dengan tujuan agar kedua orang tua mengajak anak-anaknya melaksanakan ajaran agama secara konkrit melalui partisipasi mereka dalam kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh Posdaya. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan nampak bahwa persepsi masyarakat terhadap kegiatan pada bidang keagamaan dan
budi pekerti yang diselenggarakan oleh Posdaya sudah baik. Indikasi dari persepsi yang positif, nampak pada keterlibatan masyarakat yang aktif dalam mengikuti kegiatan pengajian bapak-bapak pada setiap hari kamis, majelis taklim untuk ibu rumah tangga, serta kegiatan pembinaan akhlak bagi generasi muda. Diharapkan kegiatan pembinaan akhlak bagi generasi muda serta anak-anak semakin ditingkatkan mengingat pentingnya akhlak dan nilai moral agama dalam pergaulan hidup seharihari. 4.3.2 Hasil Pembahasan Pada Indikator Bidang Pendidikan Pada bidang pendidikan selama ini Posdaya telah ikut memfasilitasi pendirian salah satu lembaga pendidikan anak usia dini yang sasarannya bagi keluarga kurang mampu yang selama ini enggan membawa anak mereka untuk memperoleh pendidikan usia prasekolah. Salah satu lembaga PAUD yang didirikan di Desa Payu merupakan prakarsa dari Posdaya itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa keberadaan Posdaya selama ini telah memberikan dampak yang cukup baik dalam bidang pemberdayaan masyarakat dibidang pendidikan. Khususnya Pendidikan Anak Usia Dini. Hal ini nampak dari keikutsertaan kader Posdaya dalam ikut melaksanakan pendidikan Anak Usia Dini, terutama dalam memberikan kontribusi terhadap penyelenggaraan pendidikan PAUD tersebut.
4.3.3Hasil Pembahasan Pada Indikator Bidang Kesehatan
Pada indikator bidang kesehatan ini sasaran utamanya adalah keluarga muda, yaitu keluarga yang baru menikah serta keluarga yang memiliki anak balita. Program yang dijalankan oleh Posdaya pada bidang ini adalah penyegaran kembali terhadap kegiatan posyandu yang kurang aktif pelaksanaannya serta kurang beragam kegiatan yang dilaksanakannya. Posdaya berusaha untuk dapat mendukung dan mensponsori penyegaran atau revitalisasi posyandu yang telah ada. Hasilnya pun telah nampak bahwa kini kegiatan di posyandu Desa Payu kembali aktif dan kegiatan yang diselenggarakan juga lebih bervariatif, seperti pemberian makanan tambahan bagi balita / anak usia dini, imunisasi, penimbangan balita, pemberian vitamin A, pemeriksaan ibu hamil serta penyuluhan tentang kesehatan. Selain kegiatan posyandu, kegiatan yang lain adalah pelaksanaan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Gerakkan ini benar-benar digalakkan oleh Posdaya sebagai bentuk usaha pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan. PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS di Rumah Tangga yaitu : 1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2) Memberi ASI ekslusif pada balita usia 0-6 bulan 3) Menimbang bayi dan balita
4) Menggunakan air bersih 5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6) Menggunakan jamban sehat 7) Memberantas jentik di rumah 8) Makan buah dan sayur setiap hari 9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari 10) Tidak merokok di dalam rumah PHBS di Rumah Tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat yang dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa selama ini gerakan pemberdayaan yang dilakukan oleh Posdaya dibidang kesehatan telah cukup baik dan memperoleh tanggapan yang cukup reaktif dari masyarakat. Implementasi PHBS oleh masyarakat sudah cukup baik dan akan terus ditingkatkan agar kesehatan masyarakat Desa Payu semakin berkualitas. 4.3.4 Hasil Pembahasan Pada Indikator Bidang Ekonomi / Kewirausahaan Pada indikator ini Posdaya mendorong keluarga-keluarga muda yang belum berusaha dan tidak bekerja agar dapat mulai bekerja dan berusaha serta dapat membuka kelompok usaha bersama masyarakat lain disekitar tempat tinggal mereka. Beberapa hal yang dilakukan Posdaya terkait indikator bidang ekonomi di Desa Payu adalah memfasilitasi kelompok usaha kerajinan pembuatan tikar serta usaha kerajinan
kerawang. Selain melakukan pendampingan, Posdaya Desa Payu juga memberikan bantuan pinjaman modal usaha meskipun dalam jumlah yang tidak terlalu besar kepada kelompok usaha tersebut agar usaha yang ada menjadi lebih produktif. Selain memfasilitasi usaha kerajinan tersebut, kegiatan yang dilakukan Posdaya dalam bidang ekonomi adalah membat beberapa kelompok tani dan melakukan pendampingan pada kelompok tani tersebut. Sama halnya dengan usaha kerajinan sebelumnya, pada kelompok tani inipun Posdaya memberikan pinjaman dana untuk mengadakan peralatan pertanian yang telah modern. Hal ini disadari karena dengan menggunakan alat pertanian yang masih tradisional maka pekerjaan akan menjadi lama dan kurang produktif. Selain member bantuan modal usaha, Posadaya juga memberi bantuan bibit padi dan pupuk kepada petani yang tergabung dalam kelompok tani tersebut. Berdsarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa program pemberdayaan masyarakat melalui gerakan Posdaya khususnya pada indikator ekonomi dan kewirausahaan kini telah mulai menampakkan hasilnya. Meskipun hasil yang dicapai belum maksimal karena terdapat kekurangan dalam implementasinya, namun secara keseluruhan telah cukup baik. 4.3.5 Hasil Pembahasan Pada Indikator Bidang Lingkungan Hidup Sasaran
pemberdayaan
lingkungan
hidup
ini
adalah
pemeliharaan,
penyegaran, pengembangan dan pemanfaatan lingkungan sekitar rumah atau lingkungan alam lainnya termasuk pemanfaatan lahan tidur disekitar rumah atau lingkungan desa. Tujuan pemberdayaan bidang lingkungan ini agar setiap keluarga
dapat memelhara, mengembangkan dan memanfaatkan pekarangan atau lahan kosong dengan menanam tanaman yang berguna untuk memelihara kelestarian alam, meraeat lingkungan dan memperbesar manfaat untuk peningkatan gizi atau pendapatan keluarga. Berdasarkan hasil wawancara / penelitian yang telah diuraikan sebelumnya bahwa pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Posdaya pada bidang lingkungan hidup dengan memanfaatkan pekarangan rumah yang selama ini hanya dibiarkan begitu saja. Pemanfaatan halaman pekarangan rumah dalam bentuk kegiatan menanam tanaman tertentu yang bisa menjadi obat maupun pelengkap masakan. Kegiatan ini disebut pula sebagai “TOGA” yaitu tanaman obat keluarga yang bisa dimanfaatkan begitu saja tanpa harus mengeluarakan biaya lagi. Bahkan Toga dapat mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi apabila tanaman Toga terlalu banyak dan berlebihan, maka dapat dijual untuk menambah penghasilan keluarga. Selain melaksanakan tanaman Toga, masyarakat pun diajak oleh Posdaya untuk mengikuti kegiatan penanaman pohon di sepanjang tepian jalan Desa Payu. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar Desa Payu tetap berada dalam penghijauan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan telah dilaksanakan cukup baik dimana hal ini dapat dilihat dari 1) pekarangan rumah-rumah masyarakat yang semakin produktif dengan tanaman Toga 2) program penghijauan Desa Payu dengan menanam pohon disepanjang tepi jalan Desa Payu. Dengan demikian program Posdaya benar-benar memberi dampak yang positif bgai masyarakat Desa Payu pada umunya.
4.3.6 Aspek Lain Dalam Penelitian Aspek lain yang timbul dalam kajian ini adalah permasalahan dalam pelaksanaan Posdaya. Secara garis besar, permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni kendala yang bersifat fisik dan kendala nonfisik. Kendala fisik cenderung lebih kecil terungkap dibanding masalah non fisik. Tercakup pada kendala fisik adalah keberadaan sekretariat Posdaya yang belum mempunyai tempat khusus, tempat kegiatan usaha produktif dan yang belum tersedia. Sekretariat Posdaya Desa Payu masih menumpang pada bangunan lain yang biasa digunakan oleh masyarakat atau lembaga lainnya di masyarakat. Jika posdaya mempunyai sekretariat khusus maka kegiatan posdaya akan lebih semarak dan lebih dapat diurus dengan lebih tertib. Kegiatan majelis Ta’lim dilakukan di Masjid-Masjid setiap dusun, Pengajian Bapak-bapak dilaksanakan bergiliran di rumah warga, atau sedangkan kegiatan kewirausahaan dilakukan dirumah pengurus Posdaya. Bagi sebagian masyarakat Desa Payu, Posdaya dianggap sebagai program pemerintah yang akan membagi-bagi program pemerintah yang akan membagibagikan materi tertentu atau membawa proyek tertentu dan masyarakat menjadi sasaran proyek tersebut sebagai tenaga kerja pelaksanaan proyek. Meskipun pemahaman seperti ini tidak banyak muncul, namun hal ini dapat berpengaruh pada pelemahan semangat pengurus posdaya. Sebagai pengurus posdaya banyak yang tersibukkan dengan aktivitas rutin harian yang menyebabkan sulitnya mereka mencurahkan sedikit waktu bagi kegiatan Posdaya. Beberapa pengurus Posdaya Desa Payu bahkan merasa jenuh mengelola
Posdaya dengan aktivitas yang monoton, misalnya pengelola usaha keuangan mikro yang menganggap perkembangan usaha yang tidak membawa dampak ekonomi apapun kepada pengelola. Pengelola keuangan tidak mendapat keuntungan ekonomi juga tidak mendapat honor sedangkan mereka melakukan pembukuan dan juga pelayanan dalam pengumpulan dan penditribusian simpan pinjam. Kejenuhan juga terjadi pada posdaya yang terlalu sering menjadi objek kunjungan pihak luar. Hal ini disebabkan pola kunjungan yang sudah dipahami oleh posdaya dan program-program persiapan kunjungan yang menyita perhatian dan waktu bagi posdaya. Ketersediaan jumlah kader menjadi kendala pada Posdaya Desa Payu. Pemberdayaan dengan filosofi keswadayaan memang memerlukan SDM sukarela dan berjiwa sosial yang tinggi. Posdaya adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat. Oleh karena itu, tidak ada pihak tertentu yang akan menanggung honor pengelola, sementara itu pengurus/kader perlu menyediakan waktu dan tenaga untuk mengelola pemberdayaan masyarakat melalui posdaya, dan sebagian pengurus/kader menaruh harapan adanya honor dari posdaya. Kendala kualitas SDM juga dirasakan oleh sebagian Posdaya dengan kurangnya ide-ide pengembangan kegiatan yang muncul dari pengurus, dan kurangnya inisiatif untuk melakukan konsultasi dan komunikasi dengan pihak luar posdaya untuk menjaring ide-ide dan dukungan pengembangan posdaya. Selain itu, dukungan pihak luar juga merupakan salah satu penentu keberhasilan posdaya. Pada sebagian posdaya pihak luar belum memberikan dukungan sebagaimana yang diharapkan. Sebagai contoh, sebagian ketua RT belum menunjukan perhatian untuk
mendorong dan membantu perkembangan posdaya, bahkan sebagian mereka belum memahami program posdaya. Bagi aparat desa/kelurahan yang sudah memahami posdaya dari jauh, hanya memperhatikan apa yang dilakukan posdaya dan belum mendukung dalam bentuk kehadiran dalam kegiatan posdaya untuk menyemangati. Secara umum terdapat empat jenis peran yang dilakukan oleh posdaya termasuk Posdaya yang ada di Desa Payu. Pertama, jika pada suatu wilayah tertentu belum terdapat suatu programpemberdayaan apapun atau suatu bentuk kerjasama masyarakat untuk pemberdayaan masyarakat, maka di tempat itu Posdaya dapat berperan membangun kegiatan-kegiatan baru yang bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan dimaksud meliputi bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan. Kedua, jika pada wilayah tersebut pernah ada suatu kegiatan pemberdayaan tetapi sudah ditinggalkan oleh masyarakat, maka posdaya dapat menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan tersebut. Ketiga, jika pada suatu wilayah sudah terdapat kegiatankegiatan pemberdayaan, maka kehadiran posdaya dapat berperan untuk meningkatkan kualitas program yang sudah ada, baik kuantitas maupun kualitasnya. Dan keempat, posdaya juga berperan “menjahit” semua kegiatan/kelembagaan masyarakat yang ada di wilayah tersebut sehingga dapat berpayung bersama secara keseluruhan dalam gerakan posdaya.