BAB III PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem bertujuan untuk mencari bentuk yang optimal dari aplikasi yang akan dibangun dengan mempertimbangkan berbagai faktor faktor permasalahan dan kebutuhan yang ada pada sistem. Upaya yang dilakukan adalah dengan berusaha mencari kombinasi penggunaan teknologi dan perangkat lunak (software) yang tepat sehingga diperoleh hasil yang optimal dan mudah untuk diimplementasikan. 3.1 KEBUTUHAN SISTEM DAN KONFIGURASI SISTEM Sistem yang digunakan pada Sistem Informasi Geografis merupakan sistem yang komplek, yang biasanya terintegrasi dengan lingkungan sistem-sistem komputer yang lain di tingkat fungsional maupun jaringan. Pada umumnya perangkat-perangkat yang mendukung analisis geografis tidak jauh berbeda dengan perangkat-perangkat yang digunakan untuk mendukung aplikasi-aplikasi bisnis dan sains baik dari sisi hardware maupun software. Perbedaanya, jika ada, terletak pada kecenderungan yang memerlukan perangkat ( tambahan ) yang dapat mendukung presentasi grafik dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi, dan mendukung operasi-operasi yang cepat dan volume data yang besar. Pada tugas akhir ini, kebutuhan minimum sistem yang digunakan dibagi dua, yaitu hardware dan software, yang dapat diuraikan sebagai berikut : 3.1.1 Perangkat Keras ( Hardware ) 1) CPU : Processor 32-bit Intel 2) Hardisk : Kapasitas 2 Gb 3) Memory : Minimal 32 Mb 4) Monitor : Resolusi 1280 x 1024 dengan 256 warna dan VRAM 4 Mb. 3.1.2 Perangkat Lunak ( Software ) 1) Sistem Operasi : Berbasiskan Windows 2) Aplikasi SIG : ArcView, Autodesk LandDeskop 2004, Visual Basic 6.0, MapObjects 2.2.
39
40
Bab III. Perancangan Sistem
3.2 PERANCANGAN METODE GIS 3.2.1 SURVEY DATA Pada tahap pertama, dilakukan survey terhadap konsumen Warung Bu Kris yang terletak di Jl. Kayun dan Jl. Tenggilis Surabaya. Kuesioner disebar kepada 125 orang pengunjung untuk didapatkan datadata yang dibutuhkan pada proses pembangunan sistem seperti data konsumen serta cabang rumah makan. Adapun format kuesioner yang disebarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Format Kuesioner 3.2.2 PRE – PROCESSING Pre-processing adalah proses awal mengelola data sebelum pengolahan data yang dilakukan pada sistem SIG. Proses ini bertujuan agar data yang ada (awal) dapat dipakai pada proses di dalam SIG, sehingga dapat di gambarkan seperti berikut :
Bab III. Perancangan Sistem
41
Gambar 3.2 Blok diagram proyek akhir • • • •
•
Data Terkumpul : data hasil survey dan data yang didapat dari dinas terkait seperti peta Surabaya, jalan, rumah makan, perumahan, dll. Digitasi : proses pre-processing terhadap data sehingga menjadi sebuah peta .shp yang sudah memiliki data spasial serta data atribut. Data input : berupa input dari data hasil digitasi serta inputan ranking dari user. Analisa : dilakukan analisa berupa perhitungan AHP yang mengeluarkan hasil rekomendasi cabang dan analisa tentang klasifikasi penyebaran konsumen di tiap kecamatan. Visualisasi : output ditampilkan dalam GUI.
42
Bab III. Perancangan Sistem
3.2.2 Kondisi Awal Data Data sekunder yang digunakan pada sistem informasi ini adalah peta Kota Surabaya yang berbentuk dwg. Data peta tersebut didapat dari dinas terkait. Peta yang ada meliputi batas kecamatan dan jaringan jalan. Akan tetapi peta yang didapat tersebut tidak dapat langsung dipakai dalam lingkungan MapObjects karena : 1. 2.
MapObjects tidak mendukung data dalam format dwg, melainkan data dalam format shp ( shape file ). Adanya kesalahan manusia ( human error ) pada saat peta yang didapat didigitasi. Sehingga adanya obyek yang sama dan obyekobyek yang semestinya tidak diperlukan. Misalnya adanya obyek garis ( line / polyline ) yang sama, adanya obyek polygon yang tidak tertutup sempurna dll.
3.2.2.1 Proses Terhadap Data Awal Pada bagian ini akan diterangkan langkah demi langkah proses yang dilakukan untuk menanggulangi kondisi data diatas. Yaitu: 3.2.2.1.1Proses Digitasi Pendigitasian dilakukan pada peta Kota Surabaya. Proses digitasi dilakukan secara manual dengan menggunakan perangkat lunak Autodesk LandDesktop 2004. Yang akan menghasilkan peta seperti pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Peta Surabaya hasil digitasi
Bab III. Perancangan Sistem
43
3.2.2.1.2 Konversi ke format Shapefile ArcView Setelah digitasi dan editing siap dan sempurna, maka proses selanjutnya adalah mengimport data peta hasil digitasi ke lingkungan ArcView. Untuk itu sebelumnya data dalam format dwg harus disimpan dalam format dxf. Format dxf diperlukan untuk dapat memperoleh data dalam bentuk Arc/Info yang kemudian dikonversi lagi dalam format shapefile dari ArcView. Format shapefile (*.shp) inilah yang akan dipersiapkan untuk digunakan pada lingkungan MapObjects. 3.2.2.1.3 Konversi data dari format dwg ke format dxf Konversi data dari format AutoCad dwg ke format AutoCad dxf dilakukan dengan perintah Export to AutoCad pada Autodesk LandDesktop 2004 dari menu File. Kemudian pilih 2004 DXF format. Gambar 3.4 mengkonversi dari dwg ke dxf.
Gambar 3.4 Konversi dari dwg ke dxf Lalu pilihlah direktori tempat kita ingin menyimpan hasil dari export dari dwg ke format dxf. Seperti dapat dilihat pada Gambar 3.5.
44
Bab III. Perancangan Sistem
Gambar 3.5 Export dari dwg ke dxf 3.2.2.1.4 Konversi data dari format Arc/Info menjadi format Shapefile a. Untuk mengkonversi file ke dalam format ArcView atau Shapefile yang untuk kemudian file inilah yang digunakan sebagai basisdata spatial sekaligus nonspatial di lingkungan MapObjects nantinya. Gambar 3.6 menunjukkan tampilan awal dari Arcview
Gambar 3.6 Tampilan Awal ArcView 3.3
Bab III. Perancangan Sistem
45
Setelah terbuka tampilan awal dari ArcView, maka langkah selanjutnya dalah menambah theme (add theme) dapat dilihat seperti pada gambar 3.7, pilih direktori tempat dari dxf , klik pada file tersebut maka akan melihat ada 4 sub bagian dari dxf yang telah kita import tersebut, jika ingin menggunakan tampilan secara polyline maka dapat memilih line dan jika ingin menampilkan secara polygon maka pilihlah sub polygon.
Gambar 3.7 Tampilan add theme Dan tampilan ArcView jika ditampilkan adalah polygon, dapat dilihat pada gambar 3.8.
46
Bab III. Perancangan Sistem
Gambar 3.8 Lingkungan ArcView Di lingkungan ArcView terdiri dari beberapa komponen yaitu: peta (view), tabel, grafik (chart), tataletak (layout), dan skrip (script), semua komponen ini tersimpan baik dalam file yang bernama proyek (project). Pada Arc View, project mengatur semua kerja yang akan mengorganisasi pekerjaan anda dengan melalui cara-cara yang paling baik dan mudah dipahami. a. View, yang berfungsi untuk menampilkan beberapa macam peta dan secara interaktif pengguna dapat mengatur posisi antar peta dengan mudah. b. Tables, berfungsi untuk memberikan bentuk informasi terhadap posisi geografik. c. Chart, berfungsi untuk menampilkan bentuk grafik dari informasi tabular. d. Layout, berfungsi untuk menampilkan semua komponen peta yang dibuat melalui ArcView atau dikenal dengan untuk pembuatan komposisi peta. e. Script, merupakan bahasa pemrogaman ArcView dengan istilah avenue. View adalah sebuah peta interaktif yang membuat anda bisa menampilkan , menelusuri (explore), menanyakan (query) dan menganalisis data geografis dan ArcView. Sebuah view menyatakan data geografi yang digunakan serta bagaimana
47
Bab III. Perancangan Sistem
menampilkannya, tetapi tidak berisi file data geografis itu sendiri. Selain itu, view menjadi acuan bagi sumber data tersebut . Jadi, view bersifat dinamis karena menyatakan status akhir suatu sumber data. Jika sumber data berubah , view yang menggunakan sumber data ini secara otomatis akan berubah. 3.2.2.1.5 Pembentukan data atribut ke dalam Basisdata Data atribut merupakan keterangan dari data spatial yang telah didigitasi sebelumnya. Data atribut ini disimpan dalam satu tabel dengan kolom-kolom sesuai dengan informasi yang akan disampaikan. Pembentukan data atribut ini dilakukan di ArcView dengan menggunakan database .dbf yang dimiliki ArcView. Sebelumnya dilakukan pengumpulan data yang nantinya akan dijadikan basisdata sehingga dapat memberi informasi atau keterangan yang diperlukan. Adapun data-data yang dikumpulkan rekomendasi kecamatan antara lain: • • • • • • •
untuk
alternatif
Nama Kecamatan Jumlah Konsumen per Kecamatan Jumlah Perkantoran per Kecamatan Jumlah Perumahan per Kecamatan Jumlah Rumah Makan Kompetitor per Kecamatan Jumlah Cabang Warung Bu Kris per Kecamatan Jumlah Perguruan Tinggi per Kecamatan
Untuk data-data yang digunakan pada alternatif rekomendasi perumahan, data-datanya antara lain : • • • • • • •
Nama Perumahan Kecamatan Jumlah Konsumen per Perumahan Jumlah Perkantoran per Kecamatan Jumlah Perguruan Tinggi per Kecamatan Jumlah Rumah Makan Kompetitor per Kecamatan Jarak Perumahan dengan cabang Warung Bu Kris terdekat
48
Bab III. Perancangan Sistem Dari rekomendasi kecamatan nantinya akan dimasukkan dalam file bataskecamatan.dbf, yaitu file database dari peta bataskecamatan.shp. Sedangkan untuk data rekomendasi perumahan akan dimasukkan pada perum.dbf yaitu database dari peta perum.shp. Data-data atribut (field) beserta tipe datanya dalam tabel dapat dijabarkan pada struktur tabel dibawah ini : • Tabel bataskecamatan.dbf Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai semua kecamatan yang ada di Surabaya dengan data-data lain yang sudah disebutkan sebelumnya. Tabel ini merupakan data yang digunakan untuk rekomendasi cabang dengan alternatif seluruh kecamatan di Surabaya. Deskripsi dari tabel ini dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Struktur tabel bataskecamatan.dbf Nama Kolom
Tipe Data
Fungsi
Cek
Integer
ID dari tiap kecamatan
Namakecama
String (30)
Nama kecamatan di Surabaya
Jml_kons
Integer
Jumlah konsumen warung bu kris di tiap kecamatan
Jml_kantor
Integer
Jumlah kantor dan industri di tiap kecamatan
Jml_perum
Integer
Jumlah perumahan di tiap kecamatan
Jml_kompet
Integer
Jumlah rumah makan kompetitor di tiap kecamatan
Ada_cabang
Integer
Keterangan ada/tidaknya cabang warung bu kris. Jika 1=ada, jika 9=tidak ada
Jml_univ
Integer
Jumlah perguruan tinggi di tiap kecamatan
49
Bab III. Perancangan Sistem
• Tabel perum.dbf Tabel perum berisi data untuk rekomendasi cabang dengan alternatif perumahan di Surabaya. Deskripsi dari tabel ini dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Struktur tabel perum.dbf Nama Kolom
Tipe Data
Fungsi
ID
Integer
ID dari tiap perumahan
NamaPerum
String (40)
Nama perumahan di Surabaya
Kec
String (40)
Letak kecamatan dari perumahan tersebut
jml_kons
Integer
Jumlah konsumen warung bu kris di tiap perumahan
jml_kantor
Integer
Jumlah kantor dan industri di tiap kecamatan dari perum
jml_univ
Integer
Jumlah perguruan tinggi di tiap kecamatan dari perum
jml_kompet
Integer
Jumlah rumah makan kompetitor di tiap kecamatan dari perum
jrk_cbg
Integer
Jarak perumahan dengan cabang Warung Bu Kris terdekat (Km)
Perancangan basisdata merupakan bagian dari pembuatan SIG, meliputi perencanaan tabel dan perencanaan relasi basisdata. Perancangan Basisdata pada sistem ini dibuat pertama kali pada ArcView yang nantinya bisa digunakan pada VB 6 melalui komponen MapObjects. Pada ArcView pembuatan data atribut pada basisdata dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pada ArcView tampilkan peta dengan format shapefile yang akan diberi data atributnya. Tampilkan peta pada view yang
50
Bab III. Perancangan Sistem aktif dengan menekan tombol Add Theme pada toolbar dan pilih peta dengan format shapefile (.shp) pada direktori. 2. Setelah itu tampilkan tabel yang berisi atribut awal dari peta yang aktif. Dengan mengklik menu Theme Tabel. Hal ini akan menampilkan tabel dengan atribut bawaan dari obyek peta yang ditampilkan. Sehingga masih tidak sesuai dengan data atribut yang kita punya. 3. Untuk mengedit atau memasukan data atribut yang kita punya ke tabel yang ada kita dapat melakukannya dengan mengklik menu Table Start Editing, dapat dilihat pada gambar 3.9. Dengan langkah ini maka tabel siap untuk diupdate atau diedit. Kita dapat menambah dan menghapus field / kolom yang tidak perlu, dan kita sudah dapat memasukkan data atribut yang kita perlukan untuk peta yang kita buat sesuai dengan informasi yang akan disampaikan.
Gambar 3.9 Editing Tabel pada ArcView 4. Menambah field / kolom pada tabel untuk data atribut. Langkah ini dapat dilakukan dengan mengklik menu Edit Add Field… Kemudian akan muncul jendela Field Definition untuk memasukkan nama kolom, type variabelnya dan panjang karakter atau nilai variabel. Gambar 3.10 menampilkan penambahan kolom pada tabel.
Bab III. Perancangan Sistem
51
Gambar 3.10 Penambahan Kolom Pada Tabel 5. Setelah selesai membuat field pada tabel kita dapat memasukan data atribut pada tabel, kita dapat mengakhiri pengeditan tabel dengan mengklik menu Table Stop Editing. Kemudian muncul jendela yang menanyakan apakah hasil editan kita ingin disimpan apa tidak klik Save untuk menyimpan, dapat dilihat seperti pada Gambar 3.11. Tabel yang kita secara otomatis disimpan dengan format .dbf dengan nama sesuai dengan nama shapefile kita.
Gambar 3.11 Tampilan Tabel pada ArcView
52
Bab III. Perancangan Sistem
3.3 PERANCANGAN METODE AHP Garis besar perancangan metode AHP dapat dilihat pada gambar 3.12
Gambar 3.12 Blok Diagram Perancangan Sistem Dari Blok diagram diatas dapat dijabarkan proses-proses yang terjadi di dalam perancangan sistem adalah sebagai berikut : 3.3.1 MENENTUKAN PERMASALAHAN Dalam usaha rumah makan diperlukan strategi yang tepat untuk mengembangkan usahanya. Misalkan dalam membuka cabang baru, jika lokasi tidak tepat dan sesuai dengan keadaan pasar dan konsumen saat itu, maka usaha tersebut tidak akan berkembang dan menghasilkan keuntungan yang besar. Oleh karena itu, permasalahan yang akan dibuat adalah untuk menentukan lokasi cabang selanjutnya dari Warung Bu Kris agar cabang baru tersebut tepat sasaran dan sesuai dengan kondisi konsumen di sekitarnya. Terdapat 2 macam alternatif untuk rekomendasi lokasi cabang baru, yaitu : a. b.
Alternatif kecamatan di Surabaya Alternatif perumahan di Surabaya
3.3.2 MENENTUKAN KRITERIA Langkah selanjutnya adalah menentukan kriteria. Kriteria yang dibuat merupakan rincian dari permasalahan penentuan lokasi cabang yang akan dibuka berdasarkan faktor-faktor tertentu. Untuk rekomendasi cabang dengan alternatif kecamatan di Surabaya, kriterianya antara lain :
Bab III. Perancangan Sistem 1. 2. 3. 4. 5. 6.
53
Jumlah Konsumen per Kecamatan Jumlah Perkantoran per Kecamatan Jumlah Perumahan per Kecamatan Jumlah Rumah Makan Kompetitor per Kecamatan Jumlah Cabang Warung Bu Kris per Kecamatan Jumlah Perguruan Tinggi per Kecamatan
Untuk rekomendasi cabang dengan alternatif perumahan di Surabaya, kriterianya antara lain : 1. 2. 3. 4. 5.
Jumlah Konsumen per Perumahan Jumlah Perkantoran per Kecamatan Jumlah Perguruan Tinggi per Kecamatan Jumlah Rumah Makan Kompetitor per Kecamatan Jarak perumahan dengan cabang Warung Bu Kris terdekat
Kriteria ini didapatkan berdasarkan data yang di dapat dari berbagai Dinas yang terkait serta berdasarkan hasil survey yang dilakukan. 3.3.3 MENENTUKAN LOKASI ALTERNATIF Langkah berikutnya adalah menentukan lokasi alternatif. Terdapat 2 macam lokasi alternatif, yang pertama adalah alternatif kecamatan di Surabaya, yang kedua adalah alternatif perumahan di Surabaya. Untuk alternatif kecamatan, didapatkan dari data seluruh kecamatan yang ada di Kota Surabaya. Kecamatan alternatifnya adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
PAKAL BENOWO TANDES LAKARSANTRI SAMBIKEREP ASEM ROWO SUKO MANUNGGAL KENJERAN BULAK
54
Bab III. Perancangan Sistem 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
KREMBANGAN PABEAN CANTIKAN SEMAMPIR GUBENG TAMBAK SARI MULYOREJO SUKOLILO TENGGILIS MEJOYO RUNGKUT GUNUNG ANYAR SAWAHAN DUKUH PAKIS WONOKROMO WONOCOLO GAYUNGAN JAMBANGAN WIYUNG KARANG PILANG BUBUTAN GENTENG SIMO KERTO TEGALSARI
Untuk alternatif perumahan, didapatkan dari data perumahan yang ada di Kota Surabaya. Perumahan alternatifnya adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Citraland Surya Graha Citra Benowo Indah Perum Tengger Perum Sambi Kerep CItraland Surya II Pakuwon Indah Citraland Surya III Pien Trees Garden Pinus Asri Lidah Kulon Lembah Harapan Babatan Mukti
Bab III. Perancangan Sistem 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49.
Aspol Bangkingan Gunung sari Indah Kebraon Utama Griya Kebraon Graha Family Darmo Sentosa Dian Istana Babatan Indah Pondok Rosan Babatan Permai Babatan Pratama Taman Pondok Indah Babatan Pratama II Menggala Kebraon Manis Manukan Puncak Permai Utara Puncak Permai Darmo Satelit Simo Mulyo Prada Permai Darmo Permai Bukit Darmo Golf Villa Bukit Mas Darmo Hill Chris Kencana Bendul Merisi Margorejo Indah Jemur Andayani Sidosermo Indah Delta Permai Taman Panjang Jiwo Prapen Indah Kutisari Indah Griyo Mapan Sentosa Rungkut Barata
55
56
Bab III. Perancangan Sistem 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84.
Rungkut Menanggal Tulus Harapan Puri Mas Wisma Gunung Anyar Tenggilis Mejoyo Pondok Nirwana Nirwana Eksekutif Rungkut Jaya YKP-Wonorejo Kedung asem Adi Puri Wonorejo Permai Rungkut Harapan YKP Rungkut Kidul Bintang Diponggo Pantai Mentari Kalijudan Indah Babatan Indah Sutorejo Prima Indah Mulyosari Kertajaya Indah Wisma Permai Puri Asri Laguna Indah Sinar Galaxy Tompotika Manyar Indah Semolowaru Taman Intan Nginden Galaxy Bumi Permai Suko Semolo Galaxy Bumi Permai II Suko Semolo Tengah Medokan Semampir Bumi Marina Mas
Bab III. Perancangan Sistem
57
3.3.4 MERANCANG HIERARKI Setelah permasalahan sudah didapatkan, kemudian kriteria, dan terakhir adalah pilihan, maka barulah dapat dibentuk suatu hierarki. Hierarki pada penentuan lokasi cabang Warung Bu Kris dengan alternatif kecamatan dapat dilihat pada gambar :
Gambar 3.13 Blok Diagram HierarkiAlternatif Kecamatan Hierarki untuk penentuan lokasi cabang Warung Bu Kris dengan alternatif perumahan dapat dilihat pada gambar :
58
Bab III. Perancangan Sistem
Gambar 3.14 Blok Diagram HierarkiAlternatif Perumahan 3.3.5
PERANCANGAN PROSES
Dari flowchart penghitungan AHP, dapat dilihat pada gambar 3.15, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Proses menerima masukan dari user / input. Proses input pada perangkat lunak ini berupa nilai riil, nilai yang ada hanya bernilai 1, 2, 3 , 4, 5, dan 6. Sehingga semua input yang ada harus diisi oleh user, supaya input dari user dapat dibuat penghitungan berdasarkan metode AHP. Inputan angka ini menunjukkan tingkatan kepentingan mulai dari yang terpenting 1 hingga yang kurang penting yaitu 6.
2.
Proses Penghitungan AHP. Dalam proses ini akan dilakukan penghitungan untuk mendapatkan nilai prioritas lokal, kemudian setelah semua kriteria sudah terisi, maka akan dilakukan penghitungan prioritas global, sehingga pada akhir proses ini akan didapatkan hasil pilihan yang tepat, yang sesuai dengan data yang ada, yang dapat dilihat dari persentase yang terbesar pada prioritas global.
Bab III. Perancangan Sistem 3.
59
Proses menampilkan hasil pilihan / output. Proses ini adalah proses yang terakhir, dimana akan ditampilkan hasil yang berupa saran pilihan kecamatan alternatif atau perumahan alternatif untuk pendirian cabang baru dengan tampilan berupa nilai rekomendasi berdasarkan perhitungan yang terbesar pada alternatif-alternatif tersebut, serta terdapat pula visualisasi peta untuk alternatif yang terpilih.
Gambar 3.15 Flowchart Proses 3.4 PERANCANGAN USER INTERFACE Tampilan dari perangkat lunak ini dapat dibagi dalam 3 bagian, diantaranya adalah: 1. 2. 3.
Tampilan awal Data per Kecamatan dan Perumahan Perhitungan per Kecamatan dan Perumahan
60
Bab III. Perancangan Sistem
3.4.1 Tampilan Awal
Gambar 3.16 Tampilan awal Ini adalah tampilan awal dari program penentuan lokasi cabang Warung Bu Kris, terdapat 5 tombol yaitu : 1.
Data Kecamatan Untuk melihat data-data pada alternatif kecamatan pada database.
2.
Rekomendasi Kecamatan Mencari dan menghitung kecamatan mana yang layak dijadikan lokasi pembukaan cabang baru berdasarkan metode AHP.
3.
Data Perumahan Untuk melihat data-data pada alternatif perumahan pada database.
Bab III. Perancangan Sistem
61
4.
Rekomendasi Perumahan Mencari dan menghitung perumahan mana yang layak dijadikan lokasi pembukaan cabang baru berdasarkan metode AHP.
5.
Exit Keluar dari aplikasi.
3.4.2 Data per Kecamatan dan Perumahan Untuk data pada alternatif kecamatan, yang ditampilkan adalah atribut-atribut dari tiap kecamatan berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.
Gambar 3.17 Tampilan Data Kecamatan Terdapat keterangan atau data dari tiap kecamatan dimana data-data tersebut digunakan untuk perhitungan dengan metode AHP. Data-data tersebut sesuai dengan kriteria yang telah disebutkan sebelumnya yaitu :
62
Bab III. Perancangan Sistem 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jumlah Konsumen per Kecamatan Jumlah Perkantoran per Kecamatan Jumlah Perumahan per Kecamatan Jumlah Rumah Makan Kompetitor per Kecamatan Jumlah Cabang Warung Bu Kris per Kecamatan Jumlah Perguruan Tinggi per Kecamatan
Untuk data pada alternatif perumahan, ditampilkan nila-nilai atribut dari tiap perumahan yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Jumlah Konsumen per Perumahan Jumlah Perkantoran per Kecamatan Jumlah Perguruan Tinggi per Kecamatan Jumlah Rumah Makan Kompetitor per Kecamatan Jarak perumahan dengan cabang Warung Bu Kris terdekat
Gambar 3.18 Tampilan Data Perumahan
Bab III. Perancangan Sistem
63
3.4.3 Perhitungan per Kecamatan dan Perumahan 3.4.3.1 Tampilan Form Perhitungan Alternatif Kecamatan Tampilan pada form perhitungan ini terdiri dari inputan ranking kriteria dimana user harus memasukkan nilai 1-6 untuk menentukan kriteria dari yang terpenting hingga kurang penting, lalu terdapat gambar peta Surabaya dengan batas kecamatan, jalan, cabang Warung Bu Kris yang sudah ada, serta klasifikasi penyebaran konsumen, perumahan, perkantoran, perguruan tinggi, kemudian terdapat legenda untuk menampilkan layer-layer di dalam peta tersebut dan skala perbandingan dari peta tersebut serta koordinat posisi dimana kursor digerakkan pada peta, lalu terdapat listbox yang menampung hasil perhitungan dengan metode AHP dan akan ditampilkan kecamatan yang terpilih serta urutan hasil perhitungan dari yang terbesar hingga yang terkecil.
Gambar 3.19 Tampilan Perhitungan Alternatif Kecamatan 3.4.3.2 Tampilan Form Perhitungan Alternatif Perumahan Sama dengan tampilan pada form rekomendasi cabang dengan alternatif kecamatan, rekomendasi cabang dengan alternatif perumahan juga menyediakan fitur-fitur yang sama seperti legenda dan listbox yang
64
Bab III. Perancangan Sistem
menampilkan hasil perhitungan AHP yang sudah diurutkan. Namun pada rekomendasi perumahan ini memiliki 5 kriteria yang berbeda. Sehingga user hanya menginputkan angka 1-5 dari prioritas yang terpenting hingga yang kurang penting.
Gambar 3.20 Tampilan Perhitungan Alternatif Perumahan 3.4.3.3 Koneksi MapObjects 2.2 dan Visual Basic 6.0 Mapobjects merupakan suatu komponen pada aplikasi Visual Basic 6.0 yang dapat menampilkan dan melakukan operasi pada file peta .shp. Setelah menginstal MapObjects 2.2 maka centang componentnya di aplikasi Visual Basic 6.0. Untuk melakukan koneksi dari MapObjects ke Visual Basic serta untuk menambah layer peta pada tampilan, gunakan perintah script di bawah ini : Dim dc As New MapObjects2.DataConnection dc.Database = App.Path & "\DATA" If dc.Connect Then Dim l1 As MapObjects2.MapLayer Set l1 = New MapObjects2.MapLayer l1.GeoDataset = dc.FindGeoDataset("bataskecamatan") l1.Name = "Penyebaran Universitas"
Bab III. Perancangan Sistem
65
cb(4).Field = "Jml_univ" cb(4).BreakCount = 3 For i = 0 To cb(4).BreakCount - 1 cb(4).Break(i) = i * 4 Next i cb(4).RampColors RGB(185, 253, 111), RGB(62, 116, 1) Set l1.Renderer = cb(4) Map1.Layers.Add l1
3.4.3.4 Toolbar pada peta Pada aplikasi ini, terdapat 5 toolbar untuk digunakan pada peta, antara lain : 1.
Zoom In Pada toolbar ini user bisa membesarkan gambar peta sesuai dengan tempat yang diinginkan dengan cara menarik dari titik awal hingga titik akhir dengan garis berbentuk kotak maka secara otomatis pea akan dibesarkan sesuai dengan lokasi yang di blok tadi.
Gambar 3.21 Toolbar Zoom In
66
Bab III. Perancangan Sistem Program yang digunakan untuk zoom in ini adalah : Case "zoomin" Dim rect As MapObjects2.Rectangle Set rect = Map1.TrackRectangle Map1.Extent = rect
2.
Zoom Out Zoom out digunakan untuk mengecilkan gambar yang sebelumnya diperbesar dengan toolbar Zoom in. Caranya dengan mengklik kursor pada gambar peta hingga sesuai dengan yang diinginkan. Programnya sebagai berikut : Case "zoomout" Dim rect2 As MapObjects2.Rectangle Set rect2 = Map1.Extent rect2.ScaleRectangle 1.5 Map1.Extent = rect2
3.
Pan Pan digunakan untuk menggese peta ke arah yang diinginkan jika sebelumnya pada peta dilakukan pembesaran dengan Zoom In. Dengan cara menggeser (drag) kursor ke tempat yang diinginkan. Scriptnya sebagai berikut : Case "pan" Map1.Pan
4.
Identify Identify digunakan untuk menampilkan informasi yang ingin dicari dengan cara mengklik layer yang diinginkan pada legenda misalkan layer Cabang Bu Kris, kemudian pada peta di klik gambar segitiga/ cabang Warung Bu Kris yang ingin dicari informasinya.
Bab III. Perancangan Sistem
67
Gambar 3.22 Toolbar Identify Scriptnya sebagai berikut : Public Sub Id(X As Single, Y As Single) Dim f2 As Form2 Dim pt As MapObjects2.Point Dim pkec As MapObjects2.Polygon Dim pcbg As MapObjects2.Point Dim recs As MapObjects2.Recordset Dim sTol As Double Dim n, i, act, crecsi As Integer act = legend1.getActiveLayer If act = -1 Then MsgBox "Klik layer pada legenda!" Else sTol = 100 sTol = sTol * Map1.Extent.Width Map1.FullExtent.Width Set pt = Map1.ToMapPoint(X, Y)
/
68
Bab III. Perancangan Sistem Set recs = Map1.Layers(act).SearchByDistance(pt, sTol, "") If (recs.Count > 0) Then recs.MoveFirst n = 0 For i = 0 To crecsi - 1 n = n + 1 recs.MoveNext Next i If act = 0 Then Set pcbg recs.Fields("Shape").Value Map1.FlashShape pcbg, 3 Set f2 = New Form2 f2.Label9.Caption = "ID" f2.Label10.Caption = "Alamat" f2.Label11.Caption = "Kecamatan" f2.Label12.Caption = "No. Telp" f2.Label1.Caption recs.Fields("ID").Value f2.Label2.Caption recs.Fields("Alamat").ValueAsString f2.Label3.Caption recs.Fields("Kecamatan").ValueAsString f2.Label4.Caption recs.Fields("Telp").ValueAsString f2.Label5.Visible = False f2.Label6.Visible = False f2.Label7.Visible = False f2.Label8.Visible = False f2.Label13.Visible = False f2.Label14.Visible = False f2.Label15.Visible = False f2.Label16.Visible = False f2.Show
5.
=
= = = =
Full Extent Digunakan untuk mengembalikan tampilan peta sesuai dengan lebar framenya hingga keseluruhan peta dapat dilihat.
Bab III. Perancangan Sistem
69
Gambar 3.23 Toolbar Full Extent Programnya sebagai berikut : Map1.Extent = Map1.FullExtent
3.5 Klasifikasi Penyebaran Tiap kecamatan memiliki klasifikasi berdasarkan data atribut yang dimilikinya, antara lain data jumlah konsumen per kecamatan, jumlah perkantoran per kecamatan, jumlah perumahan per kecamatan, jumlah rumah makan kompetitor per kecamatan, jumlah perguruan tinggi per kecamatan. 3.5.1 Klasifikasi Penyebaran Konsumen Berdasarkan jumlah konsumen hasil survei, maka total terbanyak adalah 33 orang, range penyebaran dibagi 3. Antara 1-11 (sedikit, ditandai dengan warna yang paling muda), antara 12-22 (sedang, ditandai dengan lebih tua), antara 23-33 (banyak, ditandai dengan warna paling tua). Berikut programnya menggunakan ClassBreaksRenderer dari MapObjects. Untuk jumlah klasifikasinya yaitu sdikit, sedang, banyak (3 strata) menggunakan perintah BreakCount.
70
Bab III. Perancangan Sistem
Dim cb(5) As New ClassBreaksRenderer Set l1 = New MapObjects2.MapLayer l1.GeoDataset = dc.FindGeoDataset("bataskecamatan") l1.Name = "Penyebaran Konsumen" cb(0).Field = "Jml_kons" cb(0).BreakCount = 3 For i = 0 To cb(0).BreakCount - 1 cb(0).Break(i) = i * 11 Next i cb(0).RampColors RGB(185, 253, 111), RGB(62, 116, 1) Set l1.Renderer = cb(0) Map1.Layers.Add l1
Gambar 3.24 Klasifikasi Penyebaran Konsumen Keterangan nilai penyebaran : : Sedikit : Sedang : Banyak
Bab III. Perancangan Sistem
71
Begitu pula yang dilakukan terhadap klasifikasi jumlah perkantoran per kecamatan, jumlah perumahan per kecamatan, jumlah rumah makan kompetitor per kecamatan, jumlah perguruan tinggi per kecamatan. Dari nilai maksimal tiap-tiap data pada penyebaran di atas, kemudian dibagi 3 untuk dijadikan nilai kenaikan loopingnya.
72
Bab III. Perancangan Sistem
*** halaman ini sengaja dikosongkan ***