BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini, siswa dibedakan atas dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kedua kelas ini diberi perlakuan yang berbeda. Pada kelas kontrol digunakan pembelajaran konvensional, sedangkan kelas eksperimen digunakan model Blended Learning. Pembelajaran konvensional yang dimaksud di sini adalah pembelajaran yang biasa digunakan di SMA Cakra Buana, dimana pembelajaran dalam Mata Pelajaran Fisika belum menggunakan media pembelajaran yang mutakhir, dalam hal ini belum menggunakan pembelajaran berbasis web. Pembelajaran konvensional dalam penelitian ini bukan model pembelajaran dimana siswa melakukan kegiatan pembelajaran bersifat individual, komunikasi satu arah, kegiatan dominan mencatat, menghafal, menerima instruksi guru, akan tetapi di SMA Cakra Buana pembelajaran fisika sudah menggunakan media komputer. Akan tetapi komputer tersebut umumnya hanya digunakan sebagai media untuk menampilkan bahan presentasi dalam format power point. Sementara itu model Blended Learning akan diterapkan pembelajaran dengan menggunakan web, baik berbentuk local host maupun online. Web yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu dari Learning Managment System 77
78
(LMS), yakni Moodle. Moodle ini sudah dianjurkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) kepada semua sekolah yang sudah berstatus Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI), termasuk SMA Cakra Buana, pada acara Pelatihan Manajemen Pembelajaran Berbasis TIK Tahun 2010 (MPB TIK 2010) di Bogor tahun 2010.
B. Desain Penelitian Disain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan metode penelitian pretestpostest control group design, hanya pada desain ini kelompok ekperimen maupun kontrol tidak dipilih secara acak atau random. Artinya responden yang dilibatkan dalam penelitian berdasarkan kelompok yang sudah ada, yakni dari tiga kelas yang ada hanya dua kelas yang dijadikan responden. Dari dua kelas tersebut ada yang dijadikan kelas kontrol, dan yang satunya dijadikan kelas eksperimen. Untuk lebih jelas tentang desain penelitiannya dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Desain Eksperimen Group
Pretest
Perlakuan
Posttest
Eksperimen
O1
X
O2
Kontrol
O3
-
O4
Sumber : Sarwono (2006 : 88)
Keterangan: O1 : Pretes pada kelas eksperimen
79
O2 : Posttest pada kelas eksperimen O3 : Pretest pada kelas kontrol O4 : Posttest pada kontrol X : Perlakuan dengan penggunaan model Blended Learning
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah: 1. Menentukan sampel baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dari seluruh kelas X yang menjadi populasi penelitian. 2. Mengadakan pretest yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa baik untuk kelas kontrol maupun kelas eksperimen. 3. Memberikan perlakuan terhadap kelas kontrol (pembelajaran konvensional) dan perlakuan kepada kelas eksperimen (Blended Learning). 4. Memberikan posttest yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa baik untuk kelas kontrol maupun kelas eksperimen.
C. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian yang bersifat kuantittaif ditujukan untuk meperoleh kesimpulan yang digeneralisakan pada kelompok yang besar dalam ruang lingkup yang luas, tetapi hanya dengan meneliti kelompok yang kecil dalam lingkup yang sempit. Kelompok besar dan wilayah yang yang menjadi ruang lingkup penelitian disebut populasi (Sukmadinata, 2009:250). Sejalan dengan pendapat Sukmadinata, Arikunto (2008:130) menyatakan bahwa,”populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.”
80
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas X SMA Cakra Buana Kota Depok. Seluruh siswa berjumlah 65 siswa yang dibagi ke dalam tiga (3) lokal, X1 sebanyak 20 siswa, X2 sebanyak 22 siswa dan X3 sebanyak 22 siswa artinya masing-masing lokal tidak lebih dari 24 siswa. Selanjutnya, sampel dalam sebuah penelitian harus mewakili populasi baik dalam karakteristik ataupun jumlahnya, karena berdasarkan sampellah kita menarik kesimpulan
(Sukmadinata, 2009:250). Berdasarkan hal tersebut dan berdasarkan
jenis penelitian (kuasi eksperimen), maka sampel diambil dari kelompok/kelas yang sudah ada tetapi cara penentuan kelas dilakukan dengan undian. Pengundian ini dimaksudkan bahwa dari tiga kelas yang ada, kelas manapun bisa berkesempatan menjadi kelas kontrol atau kelas eksperimen. Dari hasil undian yang dilakukan di dapat sampel untuk kelas eksperimen jatuh pada kelas X3 dan sampel untuk kelas kontrol jatuh pada kelas X1.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Penilaian Pengumpulan data diperoleh hanya dengan tes penguasaan materi (pretest dan postest) untuk penilaian hasil belajar dalam ranah kognitif baik level mengingat, memahami, menerapkan dan menganalisis. Tes ini kadang-kadang disebut juga tes prestasi belajar, yakni mengukur hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu (Sukmadinata, 2009:223). Dalam hal ini pretest akan diberikan hanya sekali sebelum materi disampaikan, begitu juga untuk posttest akan diberikan pada akhir
81
materi pelajaran selesai disampaikan. Materi fisika yang akan disampaikan adalah tentang Suhu dan Kalor dengan sub-bab Suhu dan Pemuaian; Kalor dan Perubahan Wujud; dan yang terakhir Perpindahan Kalor. Soal-soal tersebut akan diberikan kepada responden untuk kelompok eksperimen melalui LMS Moodle (untuk kelas eksperimen), sedangkan pada responden dalam kelas kontrol akan diberikan secara konvensional, yakni dengan selembar kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan. Soalsoal tersebut berbentuk pilihan ganda dan bertujuan pemberian soal ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penguasaan kognitf siswa sebelum dan setelah materi diajarkan, dan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh siswa tersebut.
2. Persyaratan Instrumen Penelitian a. Uji Validitas Instrumen Suatu alat pengukur dikatakan valid, jika alat itu mampu mengukur apa yang harus diukur (Nasution, 2008 :74), validitas ada beberapa macam, yaitu validitas isi, konstruk dan kriteria. Senada dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (1998:160) bahwa, “sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang diinginkan dan mengungkapkan data yang hendak diteliti secara tepat. Apabila keduanya dinyatakan sudah betul, maka peniliti boleh berharap telah memperoleh instrumen yang memiliki validitas logis.” Mengacu pada pendapat Juliandi (2007), perhitungan validitas bisa dilakukan dengan menggunakan program excel dan atau program SPSS (Statistical Package for Social Sciences).
82
Pada penelitian ini dibuat butir soal sebagai alat ukur untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Soal-soal tersebut berbentuk pilihan ganda dan jawaban peserta didik yang salah diberi nilai 0 (nol), sedangkan nilai yang benar diberik nilai 1 (satu). Misalkan jumlah responden ada 35 siswa, maka nilai korelasi tabel (rtabel) pada taraf signifikansi 5% adalah 0,334. Supaya butir soalnya valid, maka nilai korelasi hitung (rhitung) harus lebih besar dari nilai korelasi tabel (rhitung > rtabel). b. Uji Reliabilitas Instrumen Instrumen dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama (Nasution, 2008, 77). Untuk menentukan reliabilitas tes digunakan program excel dan atau program SPSS mengacu pada pendapat Juliandi (2007). Setelah proses uji reliabilitas, maka akan di dapat nilai reliabilitas. Menurut Iman Ghozali dalam Juliandi (2007) “instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien alfa lebih besar dari 0,600.” Interpretasi untuk besarnya koefesien korelasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.2. Kategori Reliabilitas Butir Soal Batasan 0,80< rxy ≤ 1,00
Kategori Sangat tinggi (sangat baik)
0,60< rxy ≤ 0,80
tinggi (baik)
0,40< rxy ≤ 0,60
cukup(sedang)
0,20< rxy ≤ 0,40
rendah (kurang)
0,00< rxy ≤ 0,20
sangat rendah (sangat kurang)
83
E. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan statistik menggunakan program SPSS versi 13.00. Hal tersebut dilakukan karena menurut Hasan, Iqbal (2009:30-31), “penggunaan statistik dalam analisa data memiliki beberapa kelebihan, yaitu (1) memungkinkan
mendeskripsikan
tentang
sesuatu
secara
eksak,
(2)
memungkinkan seseorang untuk bekerja secara eksak dalam proses dan cara berpikir, (3) peneliti dapat memberikan rangkuman hasil penelitian dalam bentuk yang lebih berarti dan lebih ringkas, karena memberikan aturan-aturan tertentu, (5) dapat menarik keseimpulan umum (membentuk konsep-konsep dan generalisasi), dan (5) memungkinkan untuk mengadakan ramalan.
Data primer dianalisa dengan cara membandingkan nilai hasil pretest dan posttest responden pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah itu dianalisa tentang perbedaan antara hasil pretest dan posttest tersebut. Uji statisitk yang dipakai dalam penelitian ini adalah Independent-Sampel T Test (Uji T) karena ingin melihat perbedaan antara model pembelajaran konvensional dan model Blended Learning. Uji T dengan program SPSS versi 13.00 dipakai untuk membandingkan antara dua keadaan, yaitu keadaan nilai rata-rata pretest dan posttest (hasil belajar) dari responden baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.