BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Terkait dengan rumusan masalah yang dibuat oleh penulis maka yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah tentang kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian air minum dalam kemasan (AMDK) merek Aqua. Adapun
pertimbangan
yang
dilakukan
oleh
peneliti
dalam
penetapan objek penelitian : 1. objek yang diteliti dapat memberikan keterangan tentang maslah yang diteliti. 2. Data yang diperlukan penulis cukup memadai 3. Mudah dijangkau bagi segi waktu, biaya, maupun tempat dan tenaga. Dari objek yang telah ditetapkan, maka lamanya waktu yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah terhitung dari bulan Januari-Juni 2013.
3.2 Desain Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
prosedur-prosedur
yang
memungkinkan penulis dapat menguji hipotesis penelitian untuk mencapai kesimpulan yang valid mengenai hubungan atau saling mempengaruhi antara variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini, penulis
39
40
menggunakan metode penelitian deskriptif sehingga penulis memberikan gambaran tentang Pengaruh Kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian air minum dalam kemasan (AMDK) merek Aqua yang dapat digambarkan dalam bentuk sebagai berikut : Gambar 3.1 Kerangka Desain Penelitian
X1
Y
X2 Keterangan : X1 = Kualitas produk X2 = Harga Y = Keputusan pembelian Sumber: Data yang diolah peneliti, 2013
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Independen Variabel
independen
merupakan
variabel
bebas
yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2011). Pada penelitian ini variabel independen adalah Kualitas produk
dan Harga. dalam penelitian ini
41
merupakan penilaian konsumen terhadap kualitas Aqua dan harga untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Tabel 3.1 Tabel Variabel Independen Kualitas Produk dan Harga Variabel
Dimensi
Kualitas Produk (X1)
Konsep
Indikator
Tingkat Pengukuran
Skala
Nomor Kues.
Kualitas produk menurut Kotler dan Amstrong (2006:225) adalah kemampuan suatu produk untuk menjalankan fungsifungsinya yang meliputi, da ya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan diperbaiki dan, nilai yang bermanfaat dari atribut lain secara keseluruhan. 1) Kinerja (Perform ance) X1.1
merupakan 1. Operasional karakteristik operasi produk dan produk inti (core product) yang dibeli. Misalnya kecepatan, kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan. 2. Kebaikan produk
Tingkat sejauh mana produk Aqua tidak perlu diragukan lagi dalam proses kualitas opersional.
ordinal
1
Tingkat sejauh mana kesehatan produk Aqua sudah menjadi kepercayaan konsumen.
ordinal
2
3. Kemudahan
Tingkat sejauh mana Aqua memberikan Kemudahan pada konsumen dalam mendapatkan produk.
ordinal
3
4. Kenyamana n
Tingkat sejauh mana kenyamanan
ordinal
4
42
yang dirasakan dalam mengkonsumsi produk air minum aqua. 2) fitur (Features ) X1.2
yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.
1. Kemasan.
Tingkat sejauh mana dari segi kemasan produk Aqua kebersihan.
Ordinal
5
2. Rasa
Tingkat sejauh mana kualitas dari segi rasa bersifat original.
Ordinal
6
3. Aroma
Tingkat sejauh mana aqua tidak meninggalkan bau yang membuat konsumen jera untuk mengkonsumsinya.
Ordinal
7
3) Kesesuai an dengan spesifika si (Conform ance to Spesifica tion) X1.3
Yaitu 1. Desain sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya 2. Kesesuaian pengawasan produk kualitas dan desain, standar karakteristik operasional.
Tingkat sejauh mana Desain produk aqua dapat menarik perhatian konsumen yang bersifat natural atau alamiah.
Ordinal
8
Tingkat sejauh mana Produk aqua memiliki kesesuaian produk yang baik sesuai dengan standar yang berlaku.
Ordinal
9
4) Keandala n (Realibilit y) X1.4
yaitu kemungkinan 1. Pergantian kecil akan merek mengalami kerusakan atau gagal pakai. Misalnya 2. Pengawasa pengawasan n kualitas kualitas dan desain, standar karakteristik operasional.
Produk merek aqua kemungkinan akan diganti.
Ordinal
10
Tingkat sejauh mana Dari segi pengawasan kualitas yang dirasakan sangat baik.
Ordinal
11
3. Standar karakteristik
Tingkat sejauh mana Produk aqua
Ordinal
12
43
5) Daya tahan (Durabilit y) X1.5
6) Estetika (Esthetic a) X1.6
operasional
jika dilihat dari standar karakteristik operasional telah memenuhi standar yang diberlakukan.
berkaitan dengan 1. Daya tahan berapa lama produk umur tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis.
Tingkat sejauh mana Daya tahan dari segi umur aqua cukup lama bertahan dan bersaing dengan produk lain.
Ordinal
13
2. Ketahanan produk
Tingkat sejauh mana Ketahanan produk aqua semakin andal.
Ordinal
14
Tingkat sejauh mana Produk aqua memiliki keunikan tersendiri sehinggan mudah menarik perhatian konsumen.
Ordinal
15
Tingkat sejauh mana Komsinasi desain produk aqua sangat memberi pengaruh perhatian terhadap konsumen.
Ordinal
16
Tingkat sejauh mana Aqua sudah memiliki keunggulan produk yang tertanam dalam benak konsumen.
Ordinal
17
Tingkat sejauh mana Produk aqua telah menjalankan strategi pemasaran sehingga konsumen mengetahui tentang kualitas produk.
Ordinal
18
yaitu daya tarik 1. Keunikan produk terhadap model panca indera. Misal produk keindahan desain produk, keunikan model produk, dan kombinasi.
2. Kombinasi
7) Kualitas yang dipersep sikan (Perceive d Quality) X1.7
merupakan persepsi 1. Keunggulan konsumen terhadap produk. keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut 2. Pengetahua atau ciri-ciri produk n produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merek, iklan, reputasi
44
perusahaan, maupun negara pembuatnya. 8) Dimensi kemudah an perbaika n (Servicea bility) X1.8
meliputi kecepatan, kemudahan, penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan hingga purna jual yang mencakup pelayanan reparasi dan ketersediaan komponen yang dibutuhkan.
1.Kecepatan
Tingkat sejauh mana produk aqua Memiliki kecepatan dalam memasarkan produk
Ordinal
19
2.Kompentens i
Memiliki kompentensi untuk bersaing dengan produk lain.
Ordinal
20
Harga yang diberikan produk sesuai daya beli konsumen dengan kualitas produk yang terjamin.
Ordinal
21
Konsumen tidak akan berpikir lama untuk membeli produk Aqua dengan harga yang diatas dari merek
Ordinal
22
Menurut Kotler dan amstrong (2008:345) dalam arti sempit, harga adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atas jasa. Lebih luas, harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.
2. harga (X2)
1.Perana n alokasi dari harga (X2.1)
fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk 1. Harga yang memutuskan cara terjangkau. memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan 2. Daya saing adanya harga dapat harga membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan
45
2. Peranan informasi dari harga X2.2
daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
produk sejenis, karena kualitas dari aqua masih menjadi kepercayaan konsumen.
yaitu fungsi harga 1. Tingkat dalam “mendidik” keamana konsumen dalam mengenai faktorproses faktor produk, produksi. seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara 2. Persepsi objektif. Persepsi harga dari yang sering berlaku kualitas adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi
Tingkat sejauh mana Produk aqua memiliki tingkat keamanan dan dalam proses produksi menggunakan teknologi tinggi sehingga mempengaruhi pada harga penjualan.
Ordinal
23
Tingkat sejauh mana Aqua tetap menjadi pilahan prduk amdk. Yang dikarenakan konsumen percaya pada produk aqua terhadap jaminan kesehatan, walupun harga aqua diatas dari amdk merek lain.
Ordinal
24
3.3.2 Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi
akibat,
karena
adanya
variabel
independen.Dalam
penelitian ini yang dijadikan variabel dependen adalah keputusan pembelian. Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk, konsumen mempertimbangkan keputusan pembelian antara lain
46
mengenai kualitas produk, dan harga sehingga dapat membentuk loyalitas terhadap produk.
Tabel 3.2 Tabel Variabel Dependen Keputusan Pembelian Variabel
Dimensi
Keputusa n Pembelian .(Y)
Konsep
Indikator
Tingkat Pengukuran
Skala
Nomor Kues.
Kotler dan Amstrong (2001:222) menyatakan bahwa keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak membeli terhadap produk. 1.Pengenal an kebutuhan (Y1)
2.Pencaria n informasi (Y2)
Proses pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan (need recognition),Pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dengan keadaan yang diinginkan.Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal seseorang seperti rasa lapar, haus, seks, muncul pada tingkat yang cukup tinggi untuk menjadi dorongan.
1. Nilai kebutuhan
Tingkat sejauh mana produk Aqua sudah menjadi kebutuhan masyarakat.
Ordinal
1
2.Manfaat yang baik
Tingkat sejauh mana Produk ini memberikan manfaat yang sangat baik bagi konsumen yang menggunakanny a.
Ordinal
2
Tingkat sejauh mana Konsumen tertarik akan produk aqua karena jaminan kualitas dari kesehatan
Ordinal
3
Seorang konsumen 1. ketertarikan yang telah tertarik pada mungkin mencari lebih produk. banyak informasi. Jika dorongan konsumen begitu kuatnya dan produk yang memuaskan berada
47
dalam jangkaun, konsumen kemungkinan besar akan membelinya. Jika tidak, konsumen mungkin menyimpan kebutuhannya dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi (information search)yang berkaitan dengan kebutuhan. Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber manapun yang meliputi, 1) sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan), 2) sumber komersial (iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan), 3) sumber public, (media massa, organisasi penilai pelanggan), 4) sumber pengalaman, (menangani, memeriksa, menggunakan produk).
3.Evaluasi berbagai alternative (Y3)
Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen : 1. Kita berasumsi bahwa setiap konsumen melihat suatu produk sebagai paket atribut produk. 2. Konsumen akan memberikan tingkat kepentingan yang beda pada atributatribut yang berbeda menurut kebutuhan dan keinginannya yang unik.
memenuhi kebutuhan konsumen. 2.Kemudaha n informasi
Tingkat sejauh mana Konsumen telah mengetahui seluk beluk produk Aqua,
Ordinal
4
3.Iklan yang mengajak
Tingkat sejauh mana konsumen tertarik pada produk ini sehingga melakukan keputusan pembelian.
Ordinal
5
1.atribut produk
Tingkat sejauh mana Produk aqua sudah merupakan kebutuhan konsumen untuk air mineral yang baik untuk kesehatan.
Ordinal
6
2.keyakinan pada merek
Tingkat sejauh mana produk aqua diyakini sampai saat ini oleh konsumen terhadap kualitasnya.
Ordinal
7
3.kebutuhan yang terpenuhi
Tingkat sejauh mana Setelah menkonsumsi produk amdk aqua konsumen merasakan kepuasan terhadap produk tersebut.
Ordinal
8
4.sikap konsumen
Tingkat sejauh mana Aqua telah menjalankan misi yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk
Ordinal
9
48
3. Konsumen kemungkinan akan mengembangkan satu susunan keyakinan merek mengenai posisi setiap merek pada setiap atribut. 4. Harapan kepuasan konsumen produk total konsumen akan bervariasi terhadap tingkat-tingkat atribut yang berbeda. 5. Konsumen mencapai suatu sikap terhadap merek yang berbeda lewat prosedur evaluasi. Konsumen didapati menggunakan satu atau lebih dari beberapa prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembeliannya. 4.Keputusa n pembelia n (Y4)
Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat atas merek dan membentuk niat untuk membeli.Biasanya keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Jika seseorang yang mempunyai arti penting bagi anda berpikir bahwa seharusnya anda membeli mobil yang paling murah, maka peluang Anda membeli mobil yang mahal lebih
aqua.
1.Citra merek
Tingkat sejauh mana Produk aqua merupakan produk amdk yang sudah terkenal sejak dulu, dan banyak disukai masyarakat karena manfaat dari produk.
Ordinal
10
2.Factor sikap
Tingkat sejauh mana Konsumen mengkonsumsi produk aqua dikarenakan dorongan dari orang lain.
Ordinal
11
3.Factor situasi
Tingkat sejauh mana Keadaan nilai harga jual dari produk sejenis dapat mempengaruhi
Ordinal
12
49
berkurang. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan.Konsumen mungkin membentuk niat pembelian berdasarkan faktorfaktor seeperti pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.Namun kejadian tak terduga bisa mengubah niat pembelian. 5.Perilaku Setelah Membeli (Y5)
3.4
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau tidak ada kepuasan. Ada kemungkinan bahwa pembeli memiliki ketidakpuasan setelah melakukan pembelian.Untuk mencapai keharmonisan dan meminimumkan kepuasan pembeli harus mengeluarkan waktu lebih banyak lagi untuk melakukan evaluasi sebelum membeli.
keputusan pembelian pada produk amdk. 4.tindakan
Tingkat sejauh mana Keyakinan dan rasa suka pada produk mendorong konsumen melakukan tindakan sebagai wujud dari keyakinan pada produk aqua.
Ordinal
13
1.tingkat kepuasan
Tingkat sejauh mana Setelah menkonsumsi produk aqua konsumen meraskan manfaat yang baik dari produk tersebut.
Ordinal
14
2.kepercayaa n pada produk
Tingkat sejauh mana Setelah menkonsumsi aqua konsumen percaya dan tidak akan ragu lagi untuk melakukan keputusan pembelian pada produk aqua.
Ordinal
15
Skala Pengukuran Variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala
likert.Skala likert merupakan jenis s kala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian seperti sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (sugiyono, 2011:93). Skala likert dalam penelitian ini adalah skala likert 1-5 dengan keterangan sebagai berikut :
50
1) Skor 5 untuk jawaban sangat setuju (SS) 2) Skor 4 untuk jawaban setuju (S) 3) Skor 3 untuk jawaban biasa saja (BS) 4) Skor 2 untuk tidak setuju (TS) 5) Skor 1 untuk sangat tidak setuju (STS)
3.5
Populasi dan Sampel
3.5.1 Ukuran Populasi Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (sugiyono, 2011:80).Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengkonsumsi Aqua.Yang diasumsikan tidak diketahui karena konsumen yang menkonsumsi Aqua sudah tersebar luas diberbagai daerah yang jumlah pembelinya tidak dapat diketahui. 3.5.2Ukuran Sampel Menurut Sugiyono (2011:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karaketeristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari sebagian populasi. Sehingga untuk menentukan sampel konsumen digunakan rumus sebagai berikut (sugiyono,1999:67). 𝑛=
𝑧𝑎/2² 𝐸
51
Dimana: n
: jumlah sampel
𝑧𝑎/2² : nilai yang didapat dari tabel normal atas tingkat keyakinan (a) 95 % e
: kesalahan penarikan sampel 20% Berdasarkan rumus diatas diperoleh jumlah sampel sebagai
berikut : 𝑛=
1,96² 0,20
=96
berdasarkan
rumus
diatas
didapatkan
96
orang
sampel.
Pengambilan sampel dilakukan dengan memilih responden agar dapat mewakili penelitian ini dengan menggunakan accidental sampling dan Convenience Sampling. accidental sampling yaitu mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data (sugiyono, 2011:85). Langkah-langkah yang dilakukan dalam teknik pengambilan sampel adalah sebagai berikut : 1. Konsumen/pelanggan yang menggunakan, baru membeli dan sudah membeli Produk Air Minum dalam Kemasan (AMDK) merek Aqua. 2. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara mendatangi orang yang menggunakan, baru membeli dan sudah membeli produk Produk Air
52
Minum dalam Kemasan (AMDK) merek Aqua. Hal ini dilakukan karena diharapkan hasil yang didapatkan dari kuesioner dalam pengujian instrumen bersifat valid atau sah dan bisa digunakan dalam pengujian regresi. Convenience sampling merupakan teknik pengambilan sampel dari elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh penelitian. Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek sampel adalah tidak terbatas sehingga penelitian memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat (Indriantoro dan Supomo, 2002:130). Dalam penelitian ini mengenai kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian AMDK merek Aquayang penelitiannya berupa survey kepada konsumen yang telah membeli AMDK merek Aqua.
3.6 Metode Pengumpulan Data Pada penelitian ini metode pengumpulan data dilakukan dengan cara : a. Kuisioner Pengajuan
kuisioner
dilakukan
dengan
mengajukan
daftar
pertanyaan tertulis dalam suatu daftar pertanyaan kepada responden. b. Wawancara Metode
pengumpulan
data
yang
dilakukan
dengan
mengajukan serangakaian pertanyaan langsung kepada responden. c. Studi dokumentasi
cara
53
Dengan mengumpulkan data dan mempelajari data-data yang relevan yang
mendukung penelitian, dan hasil laporan yang ada
referensinya.
3.7 Jenis dan Sumber Data 3.7.1 Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari responden.Data primer yang digunakan oleh peneliti berisi tentang kualitas produk, harga dan keputusan konsumen. 3.7.2 Data sekunder Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) yang telah dipublikasikan.
3.8 Pengujian Instrumen 3.8.1 Uji Validitas Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat
digunakan
untuk
mengukur
apa
yang
seharusnya
diukur
(sugiyono,2011:121). Dalam uji validitas dapat digunakan SPSS (Statistik Produk and Service Solutions) dan dapat pula digunakan rumus teknik korelasi product moment (Husein Umar, 2003 : 84) :
54
1. Rumus korelasi Product moment
r=
n( X)−( X (n
X2− (
X)2 )(n
Y)
Y2− (
X)2 )
Dimana : r =koefisien korelasi n = jumlah observasi/responden X = skor pertanyaan Y= skor total 2. Menentukan taraf nyata Batas toleransi minimal taraf kepercayaan dalam penelitian ini adalah 95% dan ketidakpercayaan, α = 5% atau 0.05 3. Kriteria pengujian PValue < α atau rhitung >rtabel : mempunyai hubungan signifikan dab bersifat
valid
PValue > α atau rhitung
= tingkat signifikan
α
= batas kelonggaran/error 5% atau 0,05
rhitung
= nilai hitung (corerlation pearson/product momen)
rtabel
= nilai tabel (buku statistik)
55
4. Cara Pengujian Pengujian validitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masing-masing item dalam kuesioner dan total skor yang ingin diukur yaitu menggunakan Coefficient Corelation Pearson dalam SPSS. Apabila tingkat PValue lebih besar dari α maka tidak mempunyai hubungan yang signifikan. Sebaliknya jika tingkat PValue
lebih kecil dari α
maka
mempunyai hubungan yang signifikan. Perhitungan lain membandingkan rhitung dan rtabel , apabila nilai rhitung kurang dari nilai rtabel maka tidak mempunyai hubungan yang signifikan sebaliknya jika nilai rhitung lebih kecil dari rtabel maka mempunyai hubungan yang signifikan. Sebelum pengambilan kuesioner ditindak lanjuti maka terlebih dahulu sebagian item pertanyaan harus diuji dengan pengujian instrumen validitas. Pada penelitian ini diuji validitas pada 39 butir pertanyaan terhadap 20 responden. Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas No 1
Indikator
Persepsi
rhitung
rta bel
Keteran gan
Kesadaran Merek Operasional produk
Item 1
0.646
Valid
Kebaikan produk
Item 2
0.583
Valid
Kemudahan
Item 3
0.543
Kenyamanan
Item 4
0.561
Valid
Kemasan
Item 5
0.602
Valid
Rasa
Item 6
0.580
Valid
0,3
Valid
56
Aroma
Item 7
0.487
Valid
Desain
Item 8
0.557
Valid
Kesesuaian produk
Item 9
0.516
Valid
Pergantian merek
Item 10
0.365
Valid
Pengawasan kualitas
Item 11
0.709
Valid
Standar karakteristik
Item 12
0.449
Valid
Daya tahan umur
Item 13
0.638
Valid
Ketahanan produk
Item 14
0.593
Valid
Keunikan produk
Item 15
0.490
Valid
Keunggulan produk
Item 16
0.391
Valid
Pengetahuan produk
Item 17
0.412
Valid
Kombinasi
Item 18
Kecepatan
Item 19
opersaional
Valid
0.543
Valid 0.635
Kemudahan 2
Item 20
0.482
Valid
Harga yang Terjangkau
Item 1
0.448
Valid
Daya saing
Item 2
0.490
Valid
Tingkat keamanan Dalam
Item 3
0.674
Harga
0,3
Valid
Proses Produksi Persepsi Harga Dari Kualitas 3
Item 4
Valid 0.733
Keputusan Pembelian Nilai Kebutuhan
Item 1
0.582
Valid
Manfaat yang Baik
Item 2
0.667
Valid
Ketertarikan Pada Produk
Item 3
0.673
Valid
Kemudahan Informasi
Item 4
0.534
Valid 0,3
Iklan yang Mengajak
Item 5
0.516
Valid
Atribut Produk
Item 6
0.556
Valid
Keyakinan Pada Merek
Item 7
0.568
Valid
Kebutuhan yang Terpenuhi
Item 8
0.625
Valid
57
Sikap Konsumen
Item 9
0.763
Valid
Citra Merek
Item 10
0.583
Valid
Faktor Sikap
Item 11
0.465
Valid
Faktor situasi
Item 12
0.465
Valid
Tindakan
Item 13
0.466
Valid
Tingkat Kepuasan
Item 14
0.625
Valid
Kepercayaan Pada Produk
Item 15
0.763
0.3
Valid
Sumber : Data Primer diolah dalam Satistik SPSS 16, 2013
Pada Tabel 3.3 menunjukan Hasil pengujian validitas untuk itemitem pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel Kualitas Produk, Harga dan Keputusan Pembelian menunjukkan dari seluruh item atau pertanyaan yang digunakan, semuanya telah mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari nilai r-kritis yang ditentukan yakni 0.3 atau rhitung > rtabel. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan tersebut telah menunjukkan tingkat ketepatan yang cukup baik dan dapat digunakan untuk mengukur ketiga variabel tersebut. Selanjutnya penyebaran indikator variabel pada kuesioner bisa diteruskan sampai pada 96 responden dan di analisis dalam model regresi linear berganda. 3.8.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel.Peneliti menyimpulkan dari pendapat para ahli, bahwa kuesioner yang handal atau reliabel jika jawaban yang diberikan atas pertanyaan-pertanyaan yanh di ajukan peneliti bersifet konsisten atau tidak berubah dari waktu kewaktu.
58
Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha (α) dari cronbach (Umar, 2003 : 96) : σ 2b
k
r11 = (k−1) (1-
𝜎b2
) dan 𝜎 =
X
2
( X )2 n
n
Dimana: r11
= reliabilitas instrument
k
= banyak butir pertanyaan
Ʃ 𝑏2
= jumlah varian butir
𝑏2
= varian total
n
=jumlah responden
X
= nilai skor yang dipilih
1. Kriteria Pengujian Tingkat
reliabilitas dengan
metode
Alpha
Cronbach
diukur
berdasarkan skala 0 sampai dengan 1. Skala tersebut dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan range yang sama Budi (2000:248). Hal ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.4 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha No 1
Alpha 0,00 S.d. 0,20
Tingkat Reliabilitas Kurang reliabel
2
> 0,20 S.d. 0,40
Agak reliabel
3
> 0,40 S.d. 0,60
Cukup Reliabel
4
> 0,60 S.d. 0,80
Reliabel
59
5
> 0,80 S.d. 1,00
Sangat Reliabel
Sumber : Budi, (2006:248)
2. Cara Pengujian Dalam penelitian ini misalnya variabel keyakinan pelanggan diukur dalam tiga pertanyaan berupa satu pertanyaan tiap indicator. Untuk mengukur variabel keyakinan pelanggan satu jawaban responden dikatakan reliable jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten. Karena masing-masing pertanyaan hendak mengukur hal yang sama yaitu keyakinan pelanggan suatu produk bagi konsumen. Tingkat reliabilitas suatu konstruk dapat dilihat dari hasil uji statistic Cronbach alpha. Tabel 3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas No.
Variabel
Alpha
Keterangan
1
Kualitas Produk
0,893
Reliabel
2
Harga
0,773
Reliabel
3
Keputusan Pembelian
0,892
Reliabel
Sumber : Data primer diolah dalam Satistik SPSS 16, 2013
Dari Tabel 3.4 Menunjukan bahwa semua variabel mempunyai Koefesien Alpha yang cukup besar yaitu diantara 0,8 sampai dengan 0,1 sehingga dapat disimpulkan semua item pertanyaan variabel pada kuesioner penelitian adalah sangat reliabel artinya kuesioner yang digunakan dalam penelitian merupakan kuesioner yang baik. Selanjutnya
60
penyebaran indikator variabel pada kuesioner bisa diteruskan sampai pada 96 responden dan diuji dalam model regresi linear berganda. 3.8.3 Method of Succesive Interval Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner berupa data yang berskala ukur ordinal. Sedangkan syarat untuk dapat digunakannya analisis statistic parametric adalah data harus berskala ukur minimal interval. Untuk itu sebelum dilakukan analisis lebih lanjut maka terlebih dahulu data penelitian yang diperoleh ditranformasikan menjadi data yang berskala ukur interval. Teknik mengkonversi data dari ordinal ke interval menggunakan metode MSI (Methode of Successive Interval). Tahapan MSI secara garis besar adalah sebagai berikut : a. Menentukan frekuensi responden yang memberikan respon terhadap setiap item kuesioner. b. Membuat proporsi untuk setiap bilangan frekuensi. c. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon, sehingga diperoleh nilai proporsi kumulatif. d. Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku. e. Menetukan nilai density untuk setiap nilai z. f. Menghitung SV (scale value) dengan rumus : density at lower limit −density at upper limit
SV=
area under offer limit −under lower limit
g. SV (scale value) yang nilainya terkecil (yang memiliki harga negating terbesar), diubah menjadi sama dengan satu (=1).
61
h. Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus : Y = SV + |svminimum | Dalam penelitian ini menggunakan teknik transformasikan data ordinal menjadi data interval menggunakan software MSI (Method of Successive Interval) berupa aanalisis tambahan pada Microsoft exel.
3.9 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi lasik dilakukan sebelum melakukan uji regresi.Uji asumsi klasik meliputi uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas. 3.9.1 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable indenpenden dan tidak orthogonal atau nilai korelasi antarsesama variael indenpenden sama dengan nol. Dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan Inflation Factor (VIF), nilai tolerance yang besarnya di atas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 menunjukan
bahwa
tidak
ada
multikolinearitas
pada
variabel
indenpendennya (Imam Ghozali, 2001) 3.9.2 Uji Heteroskedastisitas Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Kita dapat melihatnya dari garfik plot antara nilai
62
prediksi variable dependen dengan residualnya. Dasar membentuk pola atau
teratur
maka
mengidentifikasi
telah
terjadi
heterokedastisitas.sebaliknya apabila titik-titik yang ada menyebar di atas dan dibawah angka 0 sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Imam Ghozali,2001). 3.9.3 Uji Normalitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable dependen dan variable independen mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Kita dapat melihatnya dari normal probability plot yang membentuk suatu garis lurus diagonal,dan ploting data yang akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Jika data menyebar
disekitar
garis
diagonalnya
dan
mengikuti
arah
garis
diagonalnya / grafik histogram maka menunjukan pola distribusi normal.Apabila data jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonalnya / grafik histogram maka menunjukan pola distribusi tidak normal (Imam Ghoazali, 2001).
3.10
Uji Hipotesis Untuk mengetahui signifikan dari hipotesa dalam penelitian ini
maka perlu dilakukan beberapa uji sebagai berikut : 3.10.1 Uji t Uji t yaitu suatu uji untukmengetahui signifikan dari pengaruh variable indenpenden terhadap variabel dependen secara individual dan
63
menganggap dependen yang lain konstan. Signifikan pengaruh tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan antara nilai tabel dengan nilai t hitung.Apabila nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel maka variabel indenpenden secara individual mempengaruhi variabel dependen, sebaliknya jika nilai t hitung lebih kecil daripada t tabel maka variabel indenpenden
secara
individual
tidak
mempengaruhinya
variabel
dependen. Tahap-tahap digunakan : 1. Merumuskan Hipotesa -Ho : b1 = 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel indenpenden kualitas produk terhadap variabel dependen keputusan pembelian -Ho : b1 ≠ 0, yaitu terdapat ada pengaruh yang signifikan pada variabel indenpenden kualitas produk terhadap variabel dependen keputusan pembelian -Ho : b2 = yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel indenpenden harga terhadap variabel dependen keputusan pembelian -Ho : b2 ≠ yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel indenpenden harga terhadap variabel dependen keputusan pembelian 2. Menentukan taraf nyata : ὰ = 5 %atau 0.05 df = n – 1 – k dimana : n = Jumlah sampel responden
64
k = Jumlah variabel penelitian 3.Mencari t hitung b i−( β )
t hitung = Se ( b i ) i
Dimana : bi
= koefisien variabel ke-i
𝛽i
= parameter ke-I yang dihipotesiskan
Se(bi ) = kesalahan standar bi 4. Kriteria pengujian tt> t tabel berarti Ho ditolak dan menerima H1 tt< ttabe berarti Ho diterima dan menolak H1 3.10.2 Pengujian F Pengujian F ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen (sulaiman, 2002:154). Pengujian F digunakan denagn software SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Adapun tahap-tahap yang digunakan dalam pengujian simultan : 1. Merumuskan hipotesis simultan - Ho : 𝛽1 = 𝛽2 = 0, yaitu variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh positif terhadap variabel dependen. - Ho : 𝛽1 = 𝛽2 ≠ 0, yaitu variabel independen secara bersama-sama berpengaruh dependen. 2. Menentukan probabilitas
positif
terhadap
variabel
65
Batas toleransi minimal taraf kepercayaan dalam penelitian ini adalah 95% dan tingkat probability 5% atau 0,05 df = Regression dan Residual
Kolom regression yaitu jumlah kuadrat dari varians yang dihasilkan oleh model persamaan regresi.
Kolom residual yaitu jumlah kuadrat varians yang tidak dihasilkan dari model persamaan regresi.
3. Mencari F hitung F hitung =
(Y−Y)2 / k (Y−Y)2 / (N−k−1)
MS regresi
= MS residual
Dimana : Y = nilai pengetahuan Y = nilai Y yang ditaksir dengan menggunakan model regresi Y = nilai rata-rata pengamatan N = jumlah pengamatan/sampel K = jumlah variabel independen 4. Kriteria pengujian PValue < α atau Fhitung > Ftabel , maka Ho ditolak dan H1 diterima PValue > α atau Fhitung < Ftabel , maka Ho diterima dan H1 ditolak 5. Cara pengujian Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung
dan
nilai Ftabel . Apakah nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel maka variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan
66
terhadap variabel dependen, sebaliknya jika nilai Fhitung lebih kecil nilai Ftabel maka variabel independen secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, pengujian lain juga membandingkan PValue dan α dengan melihat kriteria pengujian.
3.11 Analisis Regresi Berganda Analisis Regresi berganda adalah suatu metode statistik umum yang digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Dari data yang diperoleh
melalui penyebaran
kuesioner kepada
responden yang
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Dimana Y adalah varabel terikat (Dependent variable) dan X1,X2 adalah variabel bebas (Independent variable). Bentuk persamaan regresi linear berganda dapat digunakan dengan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Adapun rumus sebagai berikut : Pengukuran regresi linear berganda sebagai berikut : Y= a + β1 X𝟏 + β𝟐 X𝟐 + e Ket : Y : Keputusan Pembelian (variable dependen) X1 : Variabel Kualitas Produk (variable independen) X2 : Variabel harga (variable independen) a : Konstanta β1 : Koefisien regresi variable lokasi strategis
67
β2 : Koefisien regresi variable kualitas produk e : error 3.12
Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
ketepatan yang paling baik dalam analisa regresi,hal ini ditunjukan oleh besarnya koefisien determinasi (R2) antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu). Jika koefisien determinasi nol berarti variabel indenpenden sama sekali tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila koefisien determinasi semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel indenpenden berpengaruh terhadap variabel dependen.